Adati Andarika - 2018 - Wanprestasi Dalam Perjanjian Yang Dapat Di Pidana Menurut Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Adati Andarika - 2018 - Wanprestasi Dalam Perjanjian Yang Dapat Di Pidana Menurut Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
4/Jun/2018
5
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain dilahirkan dari suatu perjanjian ataupun
atau lebih.” perikatan yang timbul karena undang-undang.6
Menurut Subekti, suatu perjanjian adalah Menurut H. Mariam Daruz Badrulzaman,
suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada bahwa yang dimaksud dengan wanprestasi
seorang lain atau dimana dua orang itu saling apabila debitur “karena kesalahannya” tidak
berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari melaksanakan apa yang diperjanjikan maka
peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara debitur itu wanprestasi atau cidera janji.7
dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Menurut M. Yahya Harahap, wanprestasi
Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan dapat dimaksudkan juga sebagai pelaksanaan
antara dua orang yang membuatnya. Dalam kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau
bentuknya, perjanjian itu berupa suatu dilaksanakan tidak selayaknya. 8
rangkaian perkataan yang mengandung janji- Sedangkan menurut Subekti,
janji atau kesanggupan yang diucapkan atau mengemukakan bahwa wanprestasi itu adalah
ditulis.3 Dengan demikian, hubungan antara kelalaian atau kealpaan yang dapat berupa 4
perikatan dan perjanjian adalah bahwa macam9 yaitu:
perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian 1. Tidak melakukan apa yang telah
adalah sumber perikatan, disampingnya disanggupi atau dilakukannya.
sumber-sumber lain. Suatu perjanjian juga 2. Melaksanakan apa yang telah
dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu diperjanjikannya, tetapi tidak
setuju untuk melaksanakan sesuatu. Dapat sebagaimana yang diperjanjikan.
dikatakan bahwa dua perkataan (perjanjian dan 3. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi
persetujuan) itu adalah sama artinya. Perkataan terlambat.
kontrak, lebih sempit karena ditujukan kepada 4. Melakukan suatu perbuatan yang
perjanjian atau persetujuan yang tertulis.4 menurut perjanjian tidak dapat
Bila merumuskan pengertian perjanjian dilakukan.
menurut pasal 1313 Buku III KUHPerdata, suatu Berdasarkan pemaparan di atas, maka
persetujuan adalah suatu perbuatan dimana pengertian wanprestasi itu sendiri bisa
satu orang atau lebih mengikatkan diri didefinisikan sebagai tidak melakukan prestasi,
terhadap satu orang lain atau lebih. Lebih lanjut melakukan prestasi tapi tidak sesuai,
dijelaskan dalam pasal 1314 Buku III KUH melakukan prestasi tapi terlambat, dan
Perdata, suatu persetujuan diadakan dengan melakukan sesuatu perbuatan yang tidak dapat
cuma-cuma atau dengan memberatkan. Suatu dilakukan menurut perjanjian yang telah
persetujuan cuma-cuma adalah suatu ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu dalam
persetujuan, bahwa pihak yang satu akan suatu perikatan, baik perikatan yang lahir dari
memberikan suatu keuntungan kepada pihak perjanjian maupun perikatan yang timbul
yang lain tanpa menerima imbalan. Suatu karena undang-undang.
persetujuan memberatkan adalah suatu Di dalam KUHPerdata diatur mengenai
persetujuan yang mewajibkan tiap pihak untuk wanprestasi pada Pasal 1238, 1243, 1244,
memberikan sesuatu, melakukan sesuatu atau 1245, 1246, 1247, 1248, 1249, 1250, dan 1251
tidak melakukan sesuatu.5 KUHPerdata.
Jika suatu perjanjian tidak dapat terpenuhi Dalam Pasal 1238 KUHPerdata yang berisi
atau tidak dipenuhinya suatu prestasi, maka “Debitur dinyatakan lalai dengan surat
akan berakibat terjadinya wanprestasi. Adapun perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau
yang dimaksud wanprestasi adalah tidak berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri,
dipenuhinya prestasi atau kewajiban yang telah yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur
ditetapkan terhadap pihak-pihak tertentu di harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu
dalam suatu perikatan, baik perikatan yang
6
Abdulkadir Muhammad, Op Cit, hlm 20.
7
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Pembimbing Masa,
Jakarta, 1979, Cet ke-IV, hlm 59.
3 8
Subekti, Op Cit, hlm 1. M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni,
4
Ibid, hlm 1. Bandung, 1982, hlm 60.
5 9
Pasal 1313-1314 Buku III KUH Perdata. R. Subekti, Op Cit, Cet ke-II, hlm 50.
6
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
yang ditentukan”. Dari ketentuan pasal ini sesuatu atau melakukan sesuatu tetapi sudah
dapat dikatakan bahwa debitur dinyatakan melampaui waktu yang telah ditentukan di
wanprestasi apabila sudah ada surat perintah dalam perjanjian maka debitur harus
atau akta sejenis itu. Surat perintah atau akta membayar ganti rugi.
sejenis surat perintah tersebut biasanya disebut Dalam Pasal 1244KUH Perdata, debitur
dengan somasi (in gebreke stelling). Adapun harus membayar ganti rugi yang terdiri dari
yang dimaksud dengan somasi adalah biaya, rugi, dan bunga. Pasal 1244 yang
pemberitahuan pernyataan dari kreditur selengkapnya berbunyi: “Debitur harus
kepada debitur yang berisi ketentuan bahwa dihukum untuk mengganti biaya, kerugian, dan
kreditur menghendaki pemenuhan prestasi bunga, bila ia tak dapat membuktikan bahwa
seketika atau dalam jangkwa waktu seperti tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak
yang ditentukan dalam pemberitahuan itu. tepatnya waktu melaksanakan perikatan itu
Somasi dilakukan melalui Pengadilan Negeri disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga,
yang berwenang. Kemudian Pengadilan Negeri yang tak dapat dipertanggungkan kepadanya,
dengan perantara Juru Sita menyampaikan walaupun tidak ada itikad buruk kepadanya”.
surat peringatan tersebut kepada debitur, yang Penggantian biaya, kerugian, dan bunga
disertai berita acara penyampaiannya.10 ini wajib dibayarkan debitur kepada kreditur
Adapun bentuk-bentuk somasi menurut apabila debitur tidak dapat membuktikan
Pasal 1238 KUHPerdata adalah sebagai bahwa tidak terlaksananya kewajiban atau
berikut:11 prestasi tersebut akibat dari suatu hal yang
1) Surat perintah tidak terduga (overmacht) atau keadaan
Surat perintah tersebut berasal dari memaksa.
hakim yang biasanya berbentuk Pasal 1245 KUHPerdata menyatakan
penetapan. Dengan surat penetapan ini bahwa “Tidak ada penggantian biaya, kerugian,
juru sita memberitahukan secara lisan dan bunga bila karena keadaan memaksa atau
kepada debitur kapan selambat- karena hal yang terjadi secara kebetulan,
lambatnya dia harus berprestasi. Hal ini debitur terhalang untuk memberikan atau
biasa disebut “exploit juru sita”. berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau
2) Akta sejenis melakukan suatu perbuatan yang terlarang
Akta ini dapat berupa akta di bawah baginya.” Tidak ada penggantian biaya,
tangan maupun akta notaris. kerugian, dan bunga apabila debitur dapat
3) Tersimpul dalam perikatan itu sendiri membuktikan bahwa tidak terlaksananya
Maksudnya sejak pembuatan perjanjian, kewajiban atau prestasi tersebut akibat dari
kreditur sudah menentukan saat adanya suatu hal yang tidak terduga (overmacht) atau
wanprestasi. keadaan memaksa.
Menurut Subekti, untuk dapat dikatakan
Pasal 1243 KUHPerdata menyatakan suatu “keadaan memaksa” (overmacht), selain
bahwa “Penggantian biaya, kerugian dan bunga keadaan itu “diluar kekuasaannya” si debitur
karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai dan “memaksa”, keadaan yang telah timbul itu
diwajibkan, bila debitur, walaupun telah juga harus berupa keadaan yang tidak dapat
dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi diketahui pada waktu perjanjian itu dibuat,
perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus setidak-tidaknya tidak dipikul risikonya oleh si
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang debitur.12
melampaui waktu yang telah ditentukan”. Apabila debitur dapat membuktikan
Didalam pasal ini dijelaskan bahwa debitur bahwa tidak terlaksananya kewajiban atau
diwajibkan membayar ganti rugi, setelah prestasi tersebut akibat dari suatu hal yang
dinyatakan lalai ia tetap tidak memenuhi tidak terduga (overmacht) atau keadaan
prestasi itu. Apabila debitur memberikan memaksa, maka overmacht atau keadaan
memaksa tersebut dapat menghentikan
10
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia,
12
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm 204. Rahmat S.S Soemadipradja, Penjelasan Hukum tentang
11
Nindyo Pramono, Hukum Komersil, Pusat Penerbitan Keadaan Memkasa, Nasional Legal Reform Program,
UT, Jakarta, 2003, Cet ke-1, hlm 222. Jakarta, 2010, hlm 7.
7
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
8
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
ataupun kurang dari jumlah itu.” Menurut Dr. Dari bunyi Pasal 1250 KUHPerdata diatas,
Herlien Budiono SH Pasal 1249 KUHPerdata dapat disimpulkan bahwa debitur yang lalai
berisi tentang beding denda, yakni setiap janji membayar sejumlah uang kepada kreditur
yang telah ditentukan bahwa dalam hal debitur diwajibkan membayar penggantian kerugian
kurang sempurna di dalam memenuhi berupa bunga yaitu bunga moratoir. Bunga
perikatannya berjanji untuk memberikan moratoir ini hanya terdiri atas bunga yang
sejumlah uang atau memberikan prestasi ditentukan undang-undang, terhitung mulai
lainnya tanpa memperhitungkan apakah hal gugatan diajukan di muka pengadilan.
tersebut bertujuan sebagai penggantian atas Sedangkan bunga yang ditentukan menurut
kerugian yang di derita (kreditur) atau semata- undang-undang ini yakni sebesar 6% (enam)
mata sebagai pendorong agar (debitur) persen berdasarkan Lembaran Negara No.22
memenuhi kewajibannya. Dengan lain kata, Tahun 1848.
beding tersebut harus diarahkan pada Pasal 1251 KUHPerdata menyatakan
kelalaian dan kewajiban untuk memenuhi bahwa “Bunga uang pokok yang dapat ditagih
prestasi segera kelalaian tersebut menjadi dapat pula menghasilkan bunga, baik karena
fakta. suatu permohonan di muka pengadilan,
Dalam Pasal 1250 KUHPerdata yang berisi maupun karena suatu persetujuan yang khusus,
“Dalam perikatan yang hanya berhubungan asal saja permintaan atau persetujuan tersebut
dengan pembayaran sejumlah uang, adalah mengenai bunga yang harus dibayar
penggantian biaya, kerugian, dan bunga yang untuk satu tahun.”
timbul karena keterlambatan pelaksanaannya, Ketentuan Pasal 1251 KUHPerdata
hanya tediri atas bunga yang ditentukan oleh tersebut, mengatur tentang bunga berbunga.
undang-undang tanpa mengurangi berlakunya Tujuan dari diaturnya ketentuan bunga
peraturan undang-undang khusus. Penggantian berbunga dalam perundang-undangan adalah
biaya, kerugian dan bunga itu wajib dibayar untuk mencegah dibuatnya suatu janji yang
tanpa perlu dibuktikan adanya suatu kerugian merugikan debitur, yaitu suatu janji yang
oleh kreditur. Penggantian kerugian, biaya, dan menggabungkan bunga yang belum dibayar
bunga itu baru wajib dibayar sejak diminta di oleh debitur ke dalam utang pokok yang
muka pengadilan, kecuali bila undang-undang selanjutnya dikenakan pula bunga. Ketentuan
menetapkan bahwa hal itu berlaku demi ini bersifat memaksa dan hanya dalam dua hal
hukum.” diadakan pengecualian, yaitu:
Pasal 1250 KUHPerdata ini mengatur 1) Bahwa bunga atas utang pokok dapat
khusus tentang bunga moratoir yakni ganti rugi pula dikenakan bunga karena
dalam wujud sejumlah uang, sebagai akibat dari permintann di muka hakim/pengadilan.
tidak atau terlambat dipenuhinya perikatan 2) Karena persetujuan khusus, asal saja
yang berisi kewajiban pembayaran sejumlah menyangkut bunga yang harus dibayar
uang oleh debitur. Pada prinsipnya, bunga untuk satu tahun.
moratoir ini tidak perlu dibuktikan adanya
suatu kerugian oleh kreditur, untuk pengenaan B. Unsur-unsur yang harus dipenuhi sehingga
bunga moratoir hanya harus dibayar terhitung Wanprestasi dapat menjadi Tindak Pidana
mulai dari diminta di muka pengadilan, kecuali Penipuan
dalam hal mana undang-undang menetapkan Dalam perjanjian sering dijumpai pihak-
bahwa ia berlaku demi hukum. pihak yang ingkar janji. Para pihak tersebut
Bunga yang ditentukan berdasarkan tidak melaksanakan hak dan kewajiban yang
undang-undang adalah bunga sebesar 6% telah disepakati dalam perjanjian tersebut.
(enam) persen setahun berdasarkan Lembaran Sehingga menimbulkan tidak terlaksananya
Negara Tahun 1848 No. 22, jadi bunga yang prestasi dari salah satu pihak. Karena tidak
dituntut oleh kreditur tersebut tidak boleh terlaksananya prestasi tersebut maka akan
melebihi batas maksimal bunga sebesar 6%.17 muncul permasalahan hukum. Permasalahan
hukum seperti ini bisa diselesaikan secara
kekeluargaan, tetapi kebanyakan
penyelesaiannya tidak mudah malah semakin
17
Subekti, Op Cit, Cetakan ke-VI, 1979, hlm 49.
9
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
berlarut-larut. Sehingga akhirnya akan berujung kesalahan dalam arti sempit yang
pada pengadilan dan putusan hakim. menyangkut kelalaian saja.20
Dalam praktik penegakkan hukum 2. Kelalaian
berkaitan dengan perjanjian, seseorang yang Kelalaian merupakan sebuah
merasa dirugikan langsung melaporkan kepada perbuatan dimana seorang pelaku
pihak kepolisian, jika dilaporkan kepada mengetahui akan kemungkinan
kepolisian maka hal ini menjadi perkara pidana terjadinya akibat yang merugikan
bukan perkara perdata. Hal ini disebabkan orang lain. Untuk menentukan unsur
karena lemahnya pemahaman masyarakat kelalaian tidaklah mudah, perlu
mengenai hukum ditambah dengan tingkat dilakukan pembuktian karena
kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat seringkali tidak dijanjikan dengan
Indonesia yang masih rendah. tepat kapan suatu pihak diwajibkan
Ingkar janji atau wanprestasi berasal dari melakukan prestasi yang dijanjikan.
istilah aslinya dalam Bahasa Belanda 3. Kesengajaan
“wanprestatie” yang artinya tidak dipenuhinya Kesengajaan merupakan perbuatan
prestasi atau kewajiban yang telah ditetapkan yang dilakukan dengan diketahui dan
terhadap pihak-pihak tertentu di dalam suatu dikehendaki. Oleh karena itu, saat
perikatan, baik perikatan yang dilahirkan dari terjadinya kesengajaan tidak
suatu perjanjian ataupun perikatan yang timbul diperlukan adanya maksud untuk
karena undang-undang.18 Hak dan kewajiban menimbulkan kerugian kepada orang
timbul karena adanya perikatan dalam lain, cukup diketahui dan si pelaku
perjanjian yang sah menurut pasal 1320 tetap melakukan perbuatan tersebut.
KUHPerdata. Pada kenyataannya penyelesaian Yang paling mudah menetapkan
perkara ini diselesaikan melalui jalur hukum seseorang melakukan wanprestasi ialah
pidana, yakni Tindak Pidana Penipuan (Pasal dalam perjanjian yang bertujuan untuk
378). tidak melakukan suatu perbuatan.
1. Unsur-unsur Wanprestasi Apabila orang itu melakukannya berarti
Unsur-unsur wanprestasi adalah : ia melanggar perjanjian, ia dapat
1. Kesalahan dikatakan melakukan wanprestasi.21
Yang dimaksud adanya “kesalahan”, Menurut Prof. R. Subekti SH,
harus dipenuhi syarat-syarat19, yaitu mengemukakan bahwa wanprestasi itu
sebagai berikut : adalah kelalaian atau kealpaan yang
a. Perbuatan yang di lakuakan harus dapat berupa 4 macam22 yaitu:
dapat dihindarkan. 1. Tidak melakukan apa yang telah
b. Perbuatan tersebut dapat disanggupi atau dilakukannya.
dipersalahkan kepada si pembuat, 2. Melaksanakan apa yang telah
yaitu bahwa ia dapat menduga diperjanjikannya, tetapi tidak
tentang akibatnya. sebagaimana yang diperjanjikan.
Suatu akibat itu dapat diduga atau 3. Melakukan apa yang diperjanjikan
tidak, untuk mengukur atau tetapi terlambat.
mengetahui dugaan akibat itu dilihat 4. Melakukan suatu perbuatan yang
dari unsur “objektif dan subjektif”. menurut perjanjian tidak dapat
Objektif yaitu apabila kondisi normal dilakukan.
akibat tersebut sudah dapat diduga,
sedangkan unsur subjektif yaitu 2. Unsur-unsur Tindak Pidana Penipuan
akibat yang diduga menurut penilaian Menurut Van Hamel (dalam bukunya
seorang ahli. Kesalahan mempunyai Wirjono Prodjodikoro), strafbaarfeit adalah
dua pengertian, yaitu kesalahan kelakuan orang yang dirumuskan dalam
dalam arti luas yang meliputi unsur undang-undang, bersifat melawan hukum yang
kesengajaan dan kelalaiaan dan
20
Ibid, hlm 60.
18 21
Abdulkadir Muhammad, Op Cit, hlm 20. Subekti, Op Cit, 2005, hlm 46.
19 22
M. Yahya Harahap, Op Cit, 1986, hlm 60. R. Subekti, Op Cit, Cet ke-II, hlm 50.
10
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
11
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
12
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
13
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
Selain unsur-unsur yang tersebut diatas, Hamzah, Andi, Bunga Rampai Hukum Pidana
wanprestasi dapat berubah menjadi tindak dan Acara Pidana, Ghalia Indonesia,
pidana penipuan apabila niat awal salah satu Jakarta, 2001
pihak dalam melakukan perjanjian yaitu untuk ------------------, KUHP dan KUHAP, Rineka Cipta,
mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri Jakarta, 2006
maupun untuk orang lain dengan cara melawan Harahap, M. Yahya, Segi-Segi Hukum
hukum. Perjanjian, Alumni, Bandung, 1982
Kansil, C.S.T., Pokok-Pokok Hukum Pidana,
PENUTUP Pradnya Paramitha, Jakarta, 2004
A. Kesimpulan Khairandy, Ridwan, Itikad Baik dalam
1. Dalam pasal 1238 kitab undang-undang Kebebasan Berkontrak, Pascasarjana UI,
hukum dikatakan bahwa seseorang Jakarta, 2004
dinyatakan wanprestasi apabila sudah ada Komariah, Hukum Perdata, Universitas
surat perintah atau akta sejenis itu. Muhammadiyah Malang, Malang, 2002
2. Unsur-unsur yang harus dipenuhi sehingga Kusumohamidjojo, Budiono, Filsafat Hukum,
wanprestasi menjadi tindak pidana Mandar Maju, Bandung, 2011
penipuan adalah apabila sebelum ----------------------------------, Teori Hukum Dilema
membuat perjanjian salah satu pihak antara Hukum dan Kekuasaan, Yrama
sudah tidak beritikad baik dengan Widya, Bandung, 2016
memakai nama palsu, memakai martabat Lamintang, P.A.F., Dasar-Dasar Hukum Pidana
atau keadaan palsu, menggunakan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
rangkaian kata-kata bohong, dan 1997
menggunakan tipu muslihat. ------------------------, Dasar-Dasar Hukum Pidana
Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1990
B. Saran Makarau, Taufik, Pokok-Pokok Hukum Acara
1. Sebaiknya dalam isi perjanjian dibuat Perdata, Rineka Cipta, Jakarta, 2013
poin tambahan mengenai wanprestasi Miru, Ahmadi, Hukum Kontrak dan
sehingga kedua belah pihak dapat Perancangan Kontrak, RajaGrafindo
merasa tenang dan aman dalam Persada, Jakarta, 2007
membuat perjanjian. Miru, Ahmadi dan Sakka Pati, Hukum Perikatan
2. Wanprestasi dan tindak pidana penipuan dan Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai
ini harus lebih secara intensif dilakukan 1456 BW, RajaGrafindo Persada, Jakarta,
sosialisasi kepada masyarakat sehingga 2008
masyarakat dapat membedakan dengan Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Rineka
jelas mengenai kasus perdata dan pidana Cipta, Jakarta, 1993
ini. Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perdata
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
DAFTAR PUSTAKA 2000
Anwar, Moch., Hukum Pidana Bagian Khusus ---------------------------------, Hukum Perikatan,
(KUHP Buku II), Citra Aditya Bakti, Sumur, Bandung, 2006
Bandung, 1989 Muladi, Lembaga Pidana Bersyarat, Alumni,
Badrulzaman, Mariam Darus, Asas-Asas Hukum Bandung, 1985
Perikatan, Fakultas Hukum Universitas Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori
Sumatera Utara, Medan, 1970 dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung,
---------------------------------------, Kompilasi Hukum 2005
Perikatan, Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2001 Patrik, Purwahid, Dasar-Dasar Hukum
Budiono, Herlien, Ajaran Umum Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung, 1994
Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Prakoso, Djoko dan Agus Imunarso, Hak Asasi
Kenotariatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, Tersangka dan Peranan Psikologi dalam
2010 Konteks KUHAP, Bina Aksara, Jakarta, 1987
Pramono, Nindyo, Hukum Komersil, Pusat
Penerbitan UT, Jakarta, 2003
14
Lex Privatum Vol. VI/No. 4/Jun/2018
15