Anda di halaman 1dari 75

Sesuai PP No 50 Th 2012 dan Permenaker No 26 Th 2014


Proses yg sistematik, independen
ialah pemeriksaan secara sistematis dan terdokumentasi untuk
dan independen terhadap memperoleh bukti audit dan
pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur suatu Mengevaluasinya secara objektif
hasil kegiatan yang telah untuk menentukan sampai sejauh
mana kriteria audit dipenuhi.
direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 di
perusahaan Memastikan pelaksanaan K3 sesuai
dengan peraturan perundangan

BAB I
Pasal 1 No. 2
Permenaker 26 Tahun 2014
ialah audit SMK3 yang dilakukan oleh
perusahaan sendiri dalam rangka
pembuktian penerapan SMK3 dan
persiapan audit eksternal SMK3
dan/atau pemenuhan standar
nasional atau internasional atau
tujuan-tujuan lainnya.
ialah audit SMK3 yang
diselenggarakan oleh
Lembaga Audit dalam rangka
penilaian penerapan SMK3 di
perusahaan.

BAB I
Pasal 1 Nomor 5
PERMENAKER No. 26/2014
o Untuk pembuktian penerapan
SMK3 dapat dilakukan dengan
audit melalui Badan Audit yang
ditunjuk

o Audit meliputi elemen-elemen


SMK3

o Direktur berwenang menetapkan


persh yang dinilai wajib untuk
diaudit berdasarkan pertimbangan
tingkat risiko bahaya
Didasarkan pada pertimbangan:
1. Prioritas manajemen;
2. Tujuan komersial;
3. Persyaratan sistem manajemen;
4. Persyaratan peraturan per-uu;
5. Persyaratan kontrak;
6. Persyaratan pelanggan;
MENGETAHUI KELEMAHAN UNSUR
SISTEM OPERASI SEBELUM TIMBUL
GANGGUAN.

MEMPEROLEH GAMBARAN YANG JELAS


DAN LENGKAP TENTANG STATUS MUTU
PELAKSANAAN K3.

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN


KESADARAN THD K3.

MENINGKATKAN CITRA PENGURUS


PERUSAHAAN.
1. Permulaan audit
GAMBARAN 2. Pelaksanaan tinjauan dokumen
UMUM 3. Persiapan untuk kegiatan audit
KEGIATAN lapangan
AUDIT 4. Pelaksanaan kegiatan audit lapangan
5. Penyiapan pengesahan dan
penyampaian laporan audit
6. Penyelesaian audit
7. Pelaksanaan tindak lanjut
BUKTI AUDIT
oRekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain
yang terkait dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi;

oDapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.


PEDOMAN
PRINSIP PENERAPAN
DASAR ELEMEN
Perencanaa: AUDIT
Penetapan 1. Rencana K3
Kebijakan K3:
1. Pembangunan dan
1. Penetapan Pemeliharaan Komitmen
Kebijakan K3 1. Penyusunan
Kebijakan K3: 2. Strategi Pendokumentasian
2. Perencanaan 3. Peninjauan Ulang Desain dan
Penerapan K3 2. Penetapan Pelaksnaan Rencana Kontrak
3. Penerapan K3 Kebijakan: K3: 4. Pengendalian Dokumen
4. Pengukuran, 1. Penyediaan SDM 5. Pembelian
3. Pelaksanaan No.2
Pemantauan, dan diatas harus: 2. Penyediaan sarana & 6. Keamanan Bekerja Berdasarkan
Evaluasi Kinerja K3 prasarana SMK3
5. Peninjauan secara 4. Peninjauan ulang 3.Prosedur & Instruksi Kerja Pemantauan 7. Standar Pemantauan
teratur untuk 4.Penyerahan Sbgn Pel. Pek dan Evaliasi 8. Pelaporan dan Perbaikan
5. Komitmen 9. Pengelolaan material dan
meningkatkan tingkatan pimpinan
5.Peembelian/Pengadaan Kinerja:
kinerja K3 secara Barang dan Jasa perpindahannya
1. Pemeriksaan, 10. Pengumpulan dan penggunaan
berkesinam- bungan 6. Peran serta pekerja 6.Produk Akhir Pengujian dan data
& orang lain di 7.Keadaan Darurat Kec. Dan Pengukuran
tempat Bencana Industri
11. Audit SMK3
2. Audit Internal 12. Pengembangan Ketrampilan dan
8.Rencana & Pemulihan
SMK3 Kemampuan
Keadaan Darurat

Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3


1. Tinjauan ulang secara berkala, meliputi:
2. Dapat mengatasi implikasi K3
TAHAPAN AUDIT
I. PERENCANAAN AUDIT

Perusahaan perlu merencanakan kegiatan auditnya agar dapat


berjalan lancar dan memenuhi sasaran dari kegiatan audit
tersebut. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelumnya yaitu :
1. Tujuan dan ruang lingkup audit;
2. Personil pelaksana audit;
3. Tugas dan tanggung jawab yang jelas;
4. Jadwal audit;
5. Dokumentasi kegiatan audit (prosedur, form, dll).
II. PERSIAPAN AUDIT
Pengumpulan informasi
Peninjauan dokumen (manual,SOP.dll)
Mempersiapkan alat tulis dan checklist
Pembuatan Jadwal (time table) Audit
Briefing tim auditor
Mempersiapkan alat pelidung diri (jika diperlukan)
III. PELAKSANAAN AUDIT
1. PERTEMUAN PEMBUKA
2. KEGIATAN AUDIT
3. PERTEMUAN AUDITOR
4. PERTEMUAN PENUTUP
1. PERTEMUAN PEMBUKA

1. Perkenalan dari tim audit


2. Menjelaskan tujuan dan ruang lingkup audit
3. Penjelasan jadwal audit
4. Menjelaskan proses audit
5. Menyediakan daftar hadir pertemuan pembuka
2. KEGIATAN AUDIT
1. Menggunakan Daftar Periksa/Checklist
2. Melihat Bukti Obyektif dengan:
• Pemeriksaan dokumen
• Verifikasi
• Observasi
• Wawancara
3. Mencatat secara mendetail bukti obyektif
WAWANCARA

1. Bersikap kooperatif
2. Sopan, terbuka dan jangan berprasangka buruk
3. Ciptakan atmosfir yang nyaman bagi auditee
4. Berikan waktu yang cukup untuk auditee
5. Perhatikan bahasa tubuh/body language
6. Gunakan bahasa yang jelas
7. Gunakan 5W, 1H
3. PERTEMUAN AUDITOR
1. Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan Audit
2. Mencatat hasil temuan Audit kedalam Daftar Periksa Audit
3. Mempersiapkan laporan temuan ketidaksesuaian untuk
pertemuan penutup
4. PERTEMUAN PENUTUP
1. Ucapan terimakasih
2. Tim Audit menjelaskan seluruh hasil temuan Audit ke Auditee
3. Auditee melakukan verifikasi terhadap hasil temuan Tim Audit &
persetujuan atas hasil temuan
4. Meminta auditee menentukan tindakan perbaikan
5. Menyediakan Daftar Hadir Pertemuan Penutup
IV. PEMBUATAN LAPORAN

Laporan audit yang dibuat merupakan dokumentasi dari


keseluruhan kegiatan audit dan hasil temuan audit, sehingga
dapat menjadi bahan dalam Rapat Tinjauan Ulang Manajemen.
Isi dari laporan audit internal SMK3 ;
1. Detail kegiatan audit (lokasi, tgl, dll)
2. Kesimpulan umum
3. Ruang lingkup audit
4. Temuan audit dan rekomendasi perbaikan
V. TINDAK LANJUT AUDIT
• Melakukan pemantauan tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian
yang ditemukan,
• Sebagai bahan masukan kepada pihak manajemen,
• Sebagai pertimbangan untuk frekuensi audit internal berikutnya,
BUKTI AUDIT

1. Rekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain yang


terkait dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi;
2. Dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.
KOMITMEN TERHADAP AUDIT

1. Audit : essential element dalam SMK3, tidak dapat diganti


2. Senior manajemen bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Audit
(fully committed), agar :
• Efektif dalam pelaksanaan audit
• Tidak menolak temuan dan rekomendasi tanpa alasan yang tepat
• Menindak lanjuti rekomendasi audit
3. Apabila pelaksanaan audit sudah disetujui :
• Menyediakan dokumen, data, informasi dan bahan yang diperlukan
• Tidak ada upaya untuk mempengaruhi atau memaksa auditor
• Tidak ikut campur tangan dalam pengambilan keputusan hasil audit
KERJASAMA DENGAN AUDITOR

1. Sering staf disemua tingkat manajemen, melihat audit sebagai


ANCAMAN
2. Semua staf harus memahami dan menyadari tujuan dan manfaat
pelaksanaan audit
3. Mereka diwajibkan untuk :
◦ Terbuka dan bekerjasama penuh dengan Auditor
◦ Menjawab pertanyaan dengan jujur
◦ Memandang audit sebagai : “continual improvement process
and not just a means of identifying problems”
PRINSIP AUDIT

1. Ethika
2. Objektif/ Fair
3. Profesional
4. Independen
5. Terpercaya
6. Konsisten
PERBEDAAN AUDIT DAN INSPEKSI
AUDIT SMK3 INSPEKSI K3
• Upaya menemukan • Upaya menemukan
ketidaksesuaian dlm ketidaksesuaian dlm obyek
penerapan sistem manajemen

• Mengukur kesesuaian • Mengukur kesesuaian


pelaksaanaan sistem obyek terhadap standar
manajemen terhadap
standar
• Berfokus pada sistem • Berfokus pada obyek
manajemen
Lanjutan...

AUDIT SMK3 INSPEKSI K3


• Metode: • Metode:
pemeriksaan dokumen, pemeriksaan secara
verifikasi, wawancara dan teknis dan atau
observasi mendetail

• Pelaksanaan dengan • Pelaksanaan dengan


jangka panjang jangka pendek
Pasal 2 Permenaker No 26/2014

1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi


dengan sistem di perusahaan.

2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi


perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus)
orang; atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
Pasal 3 Permenaker No 26/2014

Perusahaan yang telah melaksanakan penerapan SMK3 dilakukan


penilaian penerapan SMK3 melalui Audit Eksternal SMK3 oleh
Lembaga Audit SMK3 yang ditunjuk oleh Menteri.

Penilaian penerapan SMK3 dilakukan terhadap:


a. Perusahaan yang secara sukarela minta Audit SMK3;
b. Perusahaan yang bergerak di bidang dengan potensi bahaya tinggi :
bidang pertambangan, minyak dan gas bumi;
c. Perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi berdasarkan
penetapan Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi.
Peningkatan
Diaudit oleh berkelanjutan Penetapan
kebijakan K3
Auditor Peninjauan
Peninjauan dan
Internal Ulang&
peningkatan
sesuai lamp. II Peningkatan
kinerja SMK3
PP 50/2012 oleh manajemen
√ Perencanaan
K3
Bagian ke V Pemantauan dan
Pasal 14 (2) evaluasi kinerja K3
Pelaksanaan
 Audit Internal rencana K3

(sesuai PP 50/2012)

PENILAIAN PENERAPAN
SMK3

Pasal 16 Diaudit oleh Auditor Eksternal


dari Lembaga Audit Independen
 Audit Eksternal Sesuai lamp. II
Diaudit oleh
Bagian ke V Auditor Internal
Pasal 14 (2) 12 unsur/elemen audit
 Audit Internal  166 Kriteria

Perubahan atau penambahan sesuai


perkembangan oleh Menteri
Teknis audit SMK3
sesuai lamp. II
Diaudit oleh Lembaga
Audit Independen
Pasal 16
 Audit Eksternal 12 unsur/elemen audit
 166 Kriteria

Perubahan atau penambahan sesuai


perkembangan oleh Menteri
Teknis audit SMK3
sesuai lamp. II
Kategori pelaksanaan penilaian penerapan
SMK3:(ps 30 Permenaker 26/2014)

Tingkat awal dengan pemenuhan terhadap 64


kriteria Audit SMK3;

Tingkat transisi dengan pemenuhan terhadap 122


kriteria Audit SMK3;dan

Tingkat lanjutan dengan pemenuhan terhadap 166


kriteria Audit SMK3.
1. KATEGORI KRITIKAL
Temuan yg mengakibatkan fatality/ kematian
2. KATEGORI MAJOR
a) Tidak memenuhi ketentuan peraturan per-uu-
an
b) Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMk3;
dan
c) Terdapat beberapa temuan minor untuk 1
(satu) kriteria audit di beberapa lokasi
HASIL
3. KATEGORI MINOR
TEMUAN AUDIT Ketidak konsistenan dlm pemenuhan
persyaratan per. per-uu-an, standar, pedoman,
PENILAIAN HASIL AUDIT dan acuan lainnya.
SMK3 BERDASARKAN
KRITERIA MENURUT
SIFATNYA TERDIRI DARI 3
Dalam hal penilaian termasuk kategori kritikal atau
KATEGORI
mayor, dinilai belum berhasil menerapkan SMK3 dan
PS 25-28 PERMENAKER 26/2014 panilaian tidak mengacu tabel 2 (Lamp II PP 50/2012)
PENILAIAN KRITERIA

• Kategori Kritikal
Temuan yang mengakibatkan fatality/kematian.

• Ditetapkan terhadap temuan pada peralatan/ mesin/ pesawat/


instalasi/bahan, cara kerja, sifat kerja, lingkungan kerja dan proses
kerja yang dapat menimbulkan korban jiwa.

• Penilaian terhadap kriteria Audit SMK3 dengan kategori kritikal


harus ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi paling lambat dalam
jangka waktu 1 x 24 jam.
PENILAIAN KRITERIA

• Kategori Mayor
1. Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3: dibuktikan
apabila terdapat salah satu kriteria yang berkesinambungan
yang tidak dilaksanakan.
2. Temuan minor : dibuktikan apabila terdapat 3 (tiga) temuan
lokasi dengan kriteria minor.
3. Penilaian dengan kategori mayor : harus ditindaklanjuti
dengan tindakan koreksi paling lambat dalam jangka waktu
1 (satu) bulan.
PENILAIAN KRITERIA

• Kategori Minor
Ditetapkan terhadap ketidakkonsistenan dalam pemenuhan
persyaratan peraturan perundang-undangan, standar, pedoman,
dan acuan lainnya.
Prosedur audit berisikan hal-hal sbb:
oPerencanaan dan jadwal audit
oPemastian kompetensi auditor dan Ketua Tim
Auditor/senior
oPemilihan tim audit dan pembagian tugas
dan tanggung jawab
oPelaksanaan audit
oPelaksanaan tindak lanjut audit, jika perlu
oPemeliharaan rekaman audit
oPemantauan kinerja dan efektivitas audit
oPelaporan kepada ‘top management’ dan
Menaker cq. Dirjen BINWASNAKER
TAHAPAN PELAKSANAN AUDIT EKSTERNAL
1. Pemeriksaan dokumen
2. Wawancara untuk klarifikasi
3. Pengamatan aktivitas perusahaan
4. Pengamatan kondisi dan ling. kerja
TAHAP PERSIAPAN 5. Penilaian kriteria berdasarkan temuan

PERTEMUAN PEMBUKA

PROSES AUDIT SMK3

TINGKAT PENILAIAN PERTEMUAN TIM AUDITOR SMK3


1. Tidak berlaku
2. Terpenuhi PERTEMUAN PENUTUP
3. Tidak terpenuhi minor
PEMBUATAN LAPORAN
4. Tidak terpenuhi mayor
TINDAK LANJUT
SEPAKAT UNTUK TIDAK SEPAKAT

Dalam hal terdapat perbedaan interpretasi penilaian


kriteria Audit SMK3 antara perusahaan dengan Lembaga
Audit SMK3 maka para pihak yang tidak menerima hasil
Audit SMK3 dapat mengajukan keberatan kepada
Direktur Jenderal Binwasnaker.
 Sesuai Lampiran II
PP No.50 Tahun
2012 tentang
Pedoman Penilaian
Penerapan SMK3
Laporan audit yang dibuat merupakan
dokumentasi dari kegiatan audit dan hasil
temuan audit

Bentuknya sesuai Lampiran III PP No.50


Tahun 2012

AUDITOR
SMK3

Adalah tenaga teknis yang


berkeahlian khusus dan
independen untuk melaksanakan
audit SMK3 yang ditunjuk oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk

Pasal 1 Per. Menaker No.26/2014


KUALIFIKASI
AUDITOR
SMK3
▩ Auditor Internal SMK3

▩ Auditor Eksternal Junior


SMK3

▩ Auditor Eksternal Senior


SMK3
PERSYARATAN AUDITOR INTERNAL
1. Pendidikan D3 dg pengalaman 2 th
2. Sertifikat Ahli K3 Umum
3. Lulus pendidikan auditor SMK3
Auditor SMK3
Auditor Eksternal Junior :

a. daftar riwayat hidup;


b. surat keterangan sehat dari dokter;
c. fotokopi sertifikat pembinaan Auditor SMK3;
d. fotokopi ijasah pendidikan terakhir serendah-rendahnya D3 dengan
pengalaman kerja minimum 4 (empat) tahun di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja dan/atau S1 dengan pengalaman kerja minimum 2 (dua)
tahun di bidang keselamatan dan kesehatan kerja;
e. fotokopi keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja
yang masih berlaku;

Ps 11 Permenaker No. 26/Men/2014


Auditor SMK3
Auditor Eksternal Junior :

f. surat keterangan telah melaksanakan Audit Eksternal SMK3 sebagai


peninjau sekurang-kurangnya 5 (lima) kali audit yang ditandatangani oleh
auditor eksternal senior SMK3;
g. surat keterangan telah melaksanakan Audit Eksternal SMK3 sebagai auditor
magang sekurang-kurangnya 5 (lima) kali;
h. surat rekomendasi dari auditor eksternal senior SMK3;
i. pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; dan
j. surat pernyataan tidak sedang ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan
kesehatan kerja spesialis.

Permohonan SKP
Tertulis SKP (berlaku 3 th)
DirJEN
Ps 11 Permenaker No. 26/Men/2014
Auditor SMK3
Auditor Eksternal Senior :
a. daftar riwayat hidup;
b. surat keterangan pengalaman kerja sesuai persyaratan tingkatan
auditor;
c. surat keterangan telah melaksanakan sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) kali Audit Eksternal SMK3 secara penuh;
d. fotokopi keputusan penunjukan sebagai auditor eksternal junior
SMK3 yang masih berlaku;

Ps 13 Permenaker No. 26/Men/2014


Auditor Eksternal Senior :
e. tanda bukti telah mengikuti pengembangan kemampuan di
bidang keselamatan dan kesehatan kerja sekurang-kurangnya
120 (seratus dua puluh) jam; dan
f. pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua)
lembar.

Permohonan SKP
Tertulis SKP (berlaku 3 th)

DirJEN
Ps 13 Permenaker No. 26/Men/2014
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DI
KEGIATAN BIDANG
MAKSIMUM K3
JAM YG BOLEH
DITENTUKAN PER KEGIATAN
Mengikuti pendidikan dan pelatihan, workshop, seminar Sesuai dengan jumlah jam
atau lokakarya di bidang K3 kegiatan
Kunjungan kelapangan yang terorganisasi dalam bidang K3 2

Kepesertaan dlm organisasi dan grup kerja yg berkaitan di 10


bidang K3
Menulis makalah di bidang K3 yg diseminarkan 10

Menulis artikel di bidang K3 yg dipublikasikan 5

Mengajar kursus/pendidikan untuk setiap materi yg 20


berbeda dan pertama kali di bidang K3
Menyusun materi yg dipergunakan dlm pendidikan dan 20
pelatihan di bidang K3

Kep. Dirjen BINWASNAKER No. KEP.24/DJPPK/V/2006


Dalam hal keputusan penunjukan auditor eksternal
junior SMK3 dan auditor eksternal senior SMK3 telah
diterbitkan, maka yang bersangkutan tidak berhak
merangkap sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja
spesialis dan tidak berhak melaksanakan pemeriksaan
dan pengujian sesuai dengan penunjukan spesialisnya.
Keputusan penunjukan auditor eksternal SMK3
dicabut apabila:

1. Pindah tugas dari Lembaga Audit SMK3;


2. Mengundurkan diri;
3. Meninggal dunia;
4. Dikenakan sanksi pidana yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
5. Melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga
menimbulkan keadaan berbahaya;
Lanjutan…Keputusan penunjukan auditor eksternal SMK3 dicabut apabila:

6. Dengan sengaja dan/atau karena kekhilafannya


menyebabkan terbukanya rahasia suatu perusahaan
dan/atau instansi;
7. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian dalam
bidang keselamatan dan kesehatan kerja;
8. Melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang SMK3;
dan/atau
9. Adanya permohonan pencabutan dari pimpinan Lembaga
Audit SMK3.

Sesuai Ps 16 Permenaker 26/2014


Kewajiban auditor:

Melaksanakan Audit SMK3 sesuai dengan ketentuan


peraturan perundangundangan;
Merahasiakan hasil Audit SMK3 kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan; dan
Mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan.

Sesuai Ps 18 Permenaker 26/2014


Wewenang Auditor:

memasuki semua tempat kerja yang terkait dengan Audit SMK3;


memberikan penilaian hasil Audit SMK3;
meminta perusahaan memberikan keterangan, menunjukkan dokumen dan
menyediakan petugas pendamping dalam pelaksanaan Audit SMK3; dan
menghentikan pelaksanaan Audit SMK3 apabila belum ada sistem yang
dibangun dan/atau keadaan yang membahayakan Auditor SMK3.

Sesuai Ps 19 Permenaker 26/2014


PENYELENGGARA
AUDIT SMK3
Berdasarkan Pasal 16
PP No.50 Tahun 2012 Badan hukum yang
disebut sebagai
Lembaga Audit ditunjuk oleh
Independen
Menteri untuk
melakukan audit
eksternal SMK3
Lembaga Auditor SMK3
1. PT. Sucofindo (Persero)
2. PT. Jatim Asspek Nusantara (JAN)
3. PT. Surveyor Indonesia
4. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
5. PT. Alkon Indo Scaffolding
6. PT. PLN (Persero) Jasa Sertifikasi
7. PT. SAI Global Indonesia
8. PT. Multi Sertifikasi Indonesia
9. PT. TUV Rheindland
10. PT. Mutu Agung Lestari
11. PT. Solusindo Hutama Sejahtera (SHS)
PENYELENGGARA / Lembaga Audit SMK3
Penyelenggara Audit :

a. fotokopi akte pendirian dan/atau akte perubahan Perseroan Terbatas dan


tanda bukti pengesahan dari instansi yang berwenang;
b. fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
c. fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
d. fotokopi Surat Keterangan Domisili Hukum;
e. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f. fotokopi bukti kepemilikan kantor cabang paling sedikit di 3 (tiga) wilayah
pada Indonesia bagian barat, bagian tengah dan bagian timur;
g. fotokopi Wajib Lapor Ketenagakerjaan di tingkat pusat dan cabang;

Ps 4 Permenaker No. 26/2014


PENYELENGGARA / Lembaga Audit SMK3
Penyelenggara Audit :

h. fotokopi keputusan penunjukkan auditor eksternal SMK3 yang masih berlaku paling
sedikit 4 (empat) orang auditor eksternal senior SMK3 dan 8 (delapan) orang
auditor eksternal yunior SMK3;
i. fotokopi sertifikat kepesertaan jaminan sosial;
j. dokumen yang membuktikan telah berpengalaman melakukan sertifikasi sistem
manajemen;
k. struktur organisasi penyelenggara Audit SMK3 kantor pusat dan cabang;
l. pas photo berwarna pimpinan perusahaan ukuran 3x4 cm sebanyak 4 (empat)
lembar; dan
m. dokumen panduan audit sistem manajemen yang digunakan olehblembaga audit
sesuai dengan standar yang berlaku.

Permohonan SKP
Tertulis SKP (berlaku 3 th)
Menteri
Ps 4 dan 5 Permenaker No. 26/2014
KEWAJIBAN PENYELENGGARA AUDIT
Penyelenggara audit SMK3 wajib :
 Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melaksanakan Audit SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
 menjaga kerahasiaan perusahaan yang diaudit; dan
 Melaporkan hasil Audit SMK3 kepada Menteri,
perusahaan yang diaudit, dan Dinas Provinsi.

Ps 7 Permenaker No. 26/2014


LARANGAN BAGI PENYELENGGARA AUDIT
Lembaga Audit SMK3 dilarang:

 Melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang SMK3;


 Melakukan jasa pabrikasi, pemeliharaan, reparasi, dan
instalasi teknik K3;
 Melakukan pemeriksaan dan pengujian K3;
 dan d. melakukan jasa pembinaan K3.

Ps 8 Permenaker No. 26/2014


PENCABUTAN PENUNJUKAN

Menteri dapat mencabut keputusan penunjukan


penyelenggara audit SMK3 dalam hal tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan kewajiban dan larangan di atas
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas
ketenagakerjaan

Ps 9 Permenaker No. 26/2014


Tabel 1
Kriteria Penetapan Hari Audit SMK3
DURASI AUDIT DURASI AUDIT
JUMLAH DI LOKASI JUMLAH DI LOKASI
TENAGA (Hari Orang) TENAGA (Hari Orang)
KERJA Risiko Risiko Risiko KERJA Risiko Risiko Risiko
Tinggi Menengah Rendah Tinggi Menengah Rendah

1-5 2 1 1 626-875 10 8 6
6-10 4 2 2 876-1175 10 8 6
11-15 6 4 2 1176-1550 10 8 6
16-25 6 4 4 1551-2025 10 8 6
26-45 6 6 4 2026-2675 12 10 8
46-65 6 6 4 2676-3450 12 10 8
66-85 6 6 4 3451-4350 12 10 8
86-125 6 6 4 4351-5450 15 12 10
126-175 8 6 4 5451-6800 15 12 10
176-275 8 6 4 6801-8500 20 15 12
276-425 8 6 4 8501-10700 20 15 12
426-625 10 8 6 >10700 25 20 15
Catatan: durasi waktu Audit SMK3 tidak termasuk waktu perjalanan ke lokasi Audit SMK3
(pergi-pulang) dan kegiatan induksi K3.
Tabel 3
Jumlah pengambilan contoh (sample) Audit SMK3

JUMLAH LOKASI JUMLAH CONTOH


PROYEK/KEGIATAN (SAMPLE) AUDIT
<4 2
4-7 2–3
8-11 3–4
12-19 4–5
20-29 5–6
30-39 6–7
40-99 7 - 10
100-199 10 - 15
200-399 15 - 20
400-699 20 - 27
700-999 27 - 32
>1000 Lebih dari 32
KETENTUAN KHUSUS PENILAIAN AUDIT SMK3 SEKTOR
KONSTRUKSI/JASA

Untuk kegiatan sektor konstruksi/jasa yang belum memiliki proyek


dapat dilakukan audit sistem dokumentasi SMK3 tanpa dilakukan
penilaian kegiatan/proyek, selanjutnya harus dilakukan kegiatan Audit
SMK3 kembali oleh Lembaga Audit SMK3 terhadap kegiatan/proyek
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diterbitkan surat keterangan
Audit SMK3 oleh Kementerian.

Apabila dalam kurun waktu 1 (satu) tahun tidak dapat dilakukan


penilaian kegiatan/proyek, maka surat keterangan Audit SMK3
dinyatakan tidak berlaku.
Tingkat Penilaian Penerapan SMK3
1. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59%
termasuk tingkat penilaian penerapan kurang.
2. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84%
termasuk tingkat penilaian penerapan baik.
3. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100%
termasuk tingkat penilaian penerapan
memuaskan
Kalau tingkat penilaian penerapannya kurang,
maka Dirjen dapat melakukan:

Tindakan hukum pada perusahaan yang wajib Audit


Eksternal SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan; dan/atau
Tindakan pembinaan pada perusahaan yang secara
sukarela minta untuk dilakukan Audit Eksternal
SMK3.
Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat
penilaian penerapan baik maka Menteri dapat
memberikan penghargaan berupa:
 Sertifikat perak bagi perusahaan tingkat kategori
awal, transisi dan lanjutan; dan
 Bendera perak bagi perusahaan tingkat kategori
lanjutan.
Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat
penilaian penerapan memuaskan maka
Menteri dapat memberikan penghargaan
berupa:
◦ Sertifikat emas bagi perusahaan tingkat kategori
awal, transisi dan lanjutan; dan
◦ Bendera emas bagi perusahaan tingkat kategori
lanjutan.
 Ditanda tangani
Menteri
 Berlaku 3 th

Anda mungkin juga menyukai