Anda di halaman 1dari 2

H.

Sakib Machmud dalam bukunya berjudul "Mutiara Juz 'Amma" menyebutkan, bahwa orang
yang membaca ayat sajdah ini disunahkan untuk melakukan sujud baik di dalam atau di luar
shalat.

Selain yang membaca, orang yang mendengar ayat sajdah pun disunahkan sujud, seperti
sujud di waktu shalat sesudah i'tidal. Sujud karena bacaan ayat sajdah ini disebut dengan
sujud tilawah.

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam
membaca ayat sajdah kemudian dia sujud, maka setan akan menjauh sambil menangis dan
berkata, "Oh celaka!" Dalam riwayat Abu Kuraib: "Oh, Celakanya aku. Anak Adam
diperintahkan untuk sujud dan dia bersujud, maka dia mendapatkan surga. Sedangkan aku
diperintahkan untuk sujud tetapi aku menolak, maka aku mendapatkan neraka."

Menurut riwayat al-Bukhari, surah an-Najm adalah permulaan surat yang di dalamnya
terdapat ayat sajdah. Sementara menurut riwayat Ibnu Ishaq, surat an-Najm adalah
permulaan surat yang dibacakan Nabi Muhammad SAW dengan terang-terangan dan
dinyaringkan bacaannya di hadapan orang ramai.

Berdasarkan riwayat, ketika surah an-Najm telah diturunkan kepada Nabi SAW, suatu hari
Nabi SAW membacakan seluruh surat itu di Masjid al-Haram, yang kebetulan didengarkan
kaum Muslimin dan musyrikin.

Kemudian, saat bacaan Nabi sampai di ayat yang terakhir, beliau bersujud. Ayat tersebut
berbunyi:

‫َفاسْ ُج ُدوا هَّلِل ِ َواعْ ُب ُدوا‬


"Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." (An-Najm:62)

Kaum Muslimin dan musyrikin yang ada di sana lantas bersujud mengikuti Nabi SAW. Kecuali,
hanya seorang musyrik yang tidak ikut bersujud.

Namun, dia mengambil segenggam tanah di tapak tangannya, lalu bersujudlah ia di atas tapak
tangan itu. Menurut riwayat, nama seorang Musyrik itu adalah Umayyah bin Khalaf, seorang
dari golongan pemuka musyrikin yang sangat memusuhi dakwah Nabi saw.

Dalam buku berjudul "Kelengkapan Tarik Nabi Muhammad Edisi Istimewa Jilid 6" disebutkan,
bahwa kaum musyrik bersujud lantaran mereka tertarik akan ketajaman tata bahasa dan
keindahan susunan kata yang baru dibaca Nabi SAW, dan bukanlah karena hendak mengikuti
sujud Nabi. Sebab, kala itu, mereka belum mau beriman kepada ayat-ayat Allah.

Mengutip Jannah Firdaus Mediapro dalam bukunya berjudul "Risalah Tuntunan Fiqh Lengkap
Kaum Wanita Muslimah Edisi Bahasa Indonesia" menyebutkan, bahwa ayat-ayat sajdah di
dalam Alquran terdapat pada 15 tempat. Empat imam madzhab sepakat bahwa ayat sajdah
ada 10 ayat di antaranya:
1. (QS al-Araaf: 206)
2. (QS ar-Ra'du: 15)
3. (QS an-Nahl: 29)
4. (QS al-Isra’: 107)
5. (QS Maryam: 58)
6. (QS al-Hajj: 18)
7. (QS al-Furqan: 60)
8. (QS an-Naml: 25)
9. (QS as-Sajdah: 15)
10. (QS Fushilat 37)

Sementara itu Ibn Ishaaq bin Rahawaih berpendapat, jumlah ayat sajdah adalah 15, yakni 10
di atas ditambah lima ayat lain. Empat ayat yang termasuk ayat sajadah namun
diperselisihkan, tetapi ada dalil shahih yang menjelaskannya. Ayat tersebut di antaranya:
 (QS an-Najm 62)
 (QS al-Insyiqaq: 21)
 (QS al-Alaq: 19)
 (QS Shad: 24)

Sementara 1 ayat yang masih diperselisihan dan tidak ada hadits marfu' (hadis yang sampai
pada Nabi SAW) yang menjelaskannya. Akan tetapi, banyak sahabat yang menganggap ayat
ini sebagai ayat sajdah, yaitu:
 (QS al-Hajj: 77)

Wallahu a’lam bis showab

Anda mungkin juga menyukai