Abstrak
Agaricus bisporus jamur kancing putih yang populer dipergunakan untuk konsumsi bagi
bangsa Barat dan Asia. Telah diketemukan oleh para ahli jamur bahwa jamur kancing
(Agaricus bisporus) mengandung bahan aktif (mycochemical) yang dapat melindungi
dan melawan penyakit kanker. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk
memaparkan hasil-hasil penelitian dari berbagai sumber dalam kaitannya dengan
konsumsi jamur kancing (Agaricus bisporus) dan dampaknya terhadap penyakit kanker
dengan menggunakan metode studi pustaka dari berbagai sumber jurnal maupun buku.
Hasil penenltian mengggunakan hewan uji, terbukti bahwa dengan memakan jamur
kancing dengan dosis ekstrak jamur kancing 400 mg/kg bb per hari pada tikus diabetes
yang diinduksi streptozotocin dapat menurunkan tingkat diabet. Pengobatan penyakit
dicapai dengan konsumsi formulasi khusus dari bahan kimia aktif jamur. Perlu adanya
penelitian yang mendalam lagi untuk uji klinis pada manusia untuk meyakinkan bahwa
jamur kancing memang bermanfaat untuk kesehatan manusia.
A. PENDAHULUAN
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit dengan sel-sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (Daly, M. C., &
Paquette, I. M, 2019). Kanker diketahui merupakan penyakit yang mematikan. WHO
memperkirakan pada tahun 2005-2025 terdapat 84 juta orang meninggal dunia akibat
kanker (Pratiwi, T. F, 2012). Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus meningkat
sekitar 6,25 juta orang setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia sendiri, prevalensi
penderita kanker pada semua usia di tahun 2019 adalah 347.792 orang atau sekitar
1,4% dari jumlah penduduk Indonesia.
Di Indonesia, penyakit kanker banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan,
hal ini kemungkinan dikarenakan gaya hidup masyarakat perkotaan yang
mengkonsumsi makanan serba instant (makanan cepat saji) yang minim nutrisi. Salah
satu cara mencegah munculnya penyakit degeratif, yakni pola makan dan pola hidup
yang sehat serta mengkonsumsi makan-makanan yang sehat pula. Menurut Stamet
(2015) dari 140.000 spesies jamur-jamur yang ada, baru 10 % nya tersentuh oleh para
ilmuan. Ada Sekitar 100 dari spesies jamur sedang dilakukan penelitian lebih lanjut
agar dapat bermanfat bagi kesehatan manusia. Dari seratus spesies yang diteliti, sekitar
setengah lusin yang benar-benar menonjol mempunyai kemampuan untuk memberikan
dorongan luar biasa bagi sistem kekebalan tubuh manusia dalam pencegahan penyakit
kanker.
Jamur kancing (Agaricus bisporus) atau yang dikenal sebagai champignon
merupakan jenis jamur tertua dan yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Jamur
kancing lebih banyak diminati masyarakat karena memiliki kandungan nutrisi yang
kompleks, yaitu karbohidrat, protein, serat, dan berbagai macam vitamin serta mineral.
Jamur ini juga dilaporkan memiliki senyawa yang mampu melawan penyakit kanker
dan penyakit metabolik lainya (Tjokrokusumo, 2015).
Masyarakat bangsa Barat, jamur kancing ini merupakan paling populer dan jamur
kancing tersebut secara rutin dikonsumsi dengan cara menambahkan jamur tersebut
kedalam menu makanan mereka. Selain rasanya yang unik, mengkonsumsi jamur
memberikan manfaat kesehatan dan digunakan sebagai bagian makanan rutin dari diet.
Dengan demikian, mengkonsumsi jamur kancing sebagai bagian dari diet sehari-hari
diharapkan akan mengundurkan atau mencegah munculnya penyakit penyakit kanker.
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan hasil-hasil penelitian dari
berbagai sumber dalam kaitannya dengan konsumsi jamur kancing (Agaricus bisporus)
dan dampaknya terhadap penyakit kanker.
B. METODE
Metode yang digunakan dalam pembuatan artikel menggunakan metode atau
pendekatan kepustakaan (library research), Studi pustaka atau kepustakaan sebagai
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian ( Zed, 2017:3).
Dalam penelitian yang dilakukan penulis pertama,menganalisis data pemanfaatan
jamur kancing, melakukan pencairan data di google scholar mengenai suatu
pemanfaatan jamur kancing yang di gunakan obat, peneliti menganalisis jurnal- jurnal
yang relavan dalam pemanfaatan jamur kancing, penulis mereview isi beberapa jurnal
dan menganalisis isi jurnal.
Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka pengumpulan data dalam
penelitian dilakukan dengan menelaah dan/atau mengekplorasi beberapa Jurnal, buku,
dan dokumen-dokumen (baik yang berbentuk cetak maupun elektronik) serta sumber-
sumber data dan atau informasi lainnya yang dianggap relevan dengan penelitian atau
kajian penelitian.
Tabel 1. Data artikel-artikel yang digunakan dalam kajian literatur.
Diperkirakan 14,1 juta orang menderita kanker pada 2022 , dan ada sebanyak 1,7
juta perempuan yang terkena kanker payudara. Forman and Moller (2014)
menambahkan, jumlah kematian akibat kanker payudara juga merupakan penyebab
utama kematian di negara berkembang dikarenakan oleh adanya pergeseran gaya
hidup. Menurut Liu et al. (2013) dan Wang et al. (2013) bahwa polisakarida peptide
pada pada jamur mempunyai aktivitas immunomodulator dan antitumor yang
merupakan mekanisme yang paling penting dalam kemampuannya mencegah dan
melawan kanker.
Menurut Chen et al. (2012) bahwa jamur kancing putih memiliki potensi sebagai
pencegahan dalam strategi kemoterapi untuk kanker payudara, dimana jamur kancing
putih ini dapat menekan aktivitas aromatase dan biosintesis estrogen. Penelitian lanjut
disebutkan bahwa beberapa kelompok phytokimia yang dinamakan procyanidin beta-
dimer merupakan bagian dari keluarga polyfenol mempunyai potensi dalam mencegah
terbentuknya aromatse pembentukan kanker payudara.
Zat kimia yang terkandung dalam jamur potensial yang larut dalam etil asetat.
Senyawa aktif utama yang ditemukan kandungan jamur kancing dalam fraksi etil asetat
yang merupakan asam lemak tidak jenuh, seperti asam linoleic, asam linolenic, dan
konjugasi asam linoleic. Interaksi dari asam linoleic dan konjugasi asam linoleic dengan
mutasi beberapa aromatase terekspresikan dalam sel telur hamster China yang
menunjukkan bahwa asam lemak menghambat aromtase dengan potensi yang hampir
menyerupai sama sehingga dapat mengakibatkan mutasi pada sisi aktif dengan kedua
asam lemak tersebut. Hasilnya dapat mengindikasikan bahwa dua senyawa yang
mengikat sisi aktif dari aromatase membentuk kanker payudara.
Di karenakan hanya zat asam linoleic konjugasi dalam menghambat proliferation
sel testosteronedependent dari MCF-7aro, secara beberapa fisiologi relevansinya dapat
menjadi penghambat aromatase pada jamur yang umumnya merupakan konjugasi asam
linoleic dan beberapa turunannya. Secara in vivo aktivitas zat aktif jamur dengan
digunakannya hewan uji coba yang telah disuntikan dengan sel MCF-7aro. Penelitian ini
menunjukan bahwa ekstrak jamur dapat menurunkan baik proliferasi sel tumor
maupun berat tumor tanpa memberikan suatu efek pada kecepatan apoptosis. Dalam
penelitian Zhang, et al. (2019) disimpulkan bahwa asupan makanan tinggi jamur
menurunkan resiko kanker payudara pada wanita Cina pre- dan pascamenopause dan
telah diamati adanya tambahan penurunan resiko payuda dari efek gabungan dari
jamur dan teh hijau.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk meneliti efek dari jamur kancing
dan mekanisme efek bersama phytochemical kandungan zat aktif A.bisporus pada
kanker payudara. Martin dan Brophy (2012) menyatakan bahwa ekstrak air panas
jamur kancing dapat mengakibatkan apoptosis sel payudara.
Data dari beberapa kandungan jamur kancing menyebutkan bahwa makan jamur
kancing memungkinkan penundaan perkembangan secara biokimia kambuhnya kanker
prostat pada beberapa pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk klarifikasi dalam mekanismenya. Sementara
itu, hasil penelitian Adams et al. (2018), menunjukkan bahwa 20% methanol-fraksi air
dari jamur kancing putih telah menghambat pertumbuhan sel kanker prostat.
Pemanfaatan Jamur kancing juga dapat menyembuhkan penyakit kolesterol dan
darah tinggi sehingga bagus untuk di konsumsi secara rutin, hal ini sesuai peneliatn
Jeong et al. (2016), bahwa Agaricus bisporus (jamur kancing putih atau JKP)
mengandung kadar serat makanan tinggi dan antioksidan termasuk vitamin C , D , dan
B12 , folat , dan polifenol dapat memberikan beberapa efek manfaat pada pasien
penyakit jantung dan diabetes. Hasil dari beberapa pengamatan penelitian menyatakan
bahwa penurunan total kolesterol, LDL (low-density lipoprotein), dan konsentrasi total
trigliserida dan peningkatan yang signifikan konsentrasi HDL (high-density lipoprotein
plasma) juga telah diamati. Disimpulkan bahwa jamur A bisporus (jamur kancing)
memiliki aktivitas baik hipoglikemik maupun hipolipidemik sehingga dapat
menurunkan kadar gula dan kolesterol.
D. PENUTUP
REFERENSI