Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

FORMULASI SEDIAAN EMULSI TIPE O/W DARI EKSTRAK


SPONS CALLYSPONGIA sp. SEBAGAI ANTIOKSIDAN UNTUK
ALTERNATIF TERAPI KANKER

BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN (PKM-P)

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD FADLI
10613097

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan :
Formulasi Sediaan Emulsi Tipe O/W Dari Ekstrak Spons Callyspongia Sp.
Sebagai Antioksidan Untuk Alternatif Terapi Kanker.

2. Bidang Kegiatan :
(v) PKMP ( ) PKMK
( ) PKMT ( ) PKMM

3. Bidang Ilmu :
(v) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan

4. Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Muhammad Fadli
b. NIM : 10613097
c. Jurusan : Farmasi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia
e. Alamat Rumah : Jl. P. M. Noor Perum RBI Samarinda, Kal-Tim
f. No. Telp/HP : 081392624212
g. Email : fadlimhmmd@gmail.com

5. Dosen Pendamping :
a. Nama Lengkap : Yandi Syukri M.Si., Apt.
b. NIK :

6. Estimasi Biaya : Rp. 9.100.000


7. Estimasi Waktu : 6 Bulan
Yogyakarta, 3 Juli 2013
Menyetujui,

Ketua Program Studi, Pelaksana,

(M.Hatta Prabowo, M.Si., Apt.) (Muhammad Fadli)

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pembimbing,

(Ir. Bachnas) (Yandi Syukri M.Sc., Apt.)


1. JUDUL
Formulasi Sediaan Emulsi Tipe O/W Dari Ekstrak Spons Callyspongia Sp.
Sebagai Antioksidan Untuk Alternatif Terapi Kanker.

2. LATAR BELAKANG MASALAH


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society
menyebutkan bahwa kanker merupakan pembunuh terbesar pada wanita,
dengan penyebab utama yaitu kanker serviks lalu diikuti oleh kanker
payudara. Penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi penderita kanker di
indonesia termasuk dalam kategori menengah, yaitu sekitar 40 dalam
100.000 populasi. Di Indonesia sendiri, penanganan kanker belum menjadi
prioritas utama negara sehingga masih menjadi permasalahan yang besar
yang perlu diperhatikan.
Belum menjadinya prioritas utama penanganan kanker ini disebabkan
oleh permasalahan kompleks yang menyertainya, salah satunya jika ditinjau
dari efektifitas terapi dan keterjangkauan biaya pengobatan. Pada dasarnya,
obat-obat antikanker telah banyak digunakan, akan tetapi banyak
diantaranya yang belum terjangkau secara farmakoekonomi. Hal ini
disebabkan oleh tingginya harga obat-obat sintetis yang sebagian besar
masih merupakan produk impor dari luar negeri.
Melihat permasalahan seperti diatas, maka sangat rasional jika kita
mulai memikirkan alternatif terapi yang memenuhi kriteria efektif dan
terjangkau. Alternatif ini tentu saja dapat diarahkan pada pemanfaatan bahan
alam yang memiliki efikasi yang sama dengan obat-obat sintesis, dan tentu
saja berlimpah ruah di Indonesia.
Salah satu kandungan senyawa pada obat antikanker adalah
antioksidan, yang berfungsi untuk mencegah adikal bebas. Sejauh ini
banyak sumber antioksidan yang dapat diperoleh dari bahan alam, terutama
pada tanaman. Akan tetapi jika melihat bahwa selain dari tanaman,
Indonesia memiliki kekayaan bahan alam lain, yaitu bahan alam yang
berasal dari laut. Salah satu sumber antioksidan dari bahan alam kelautan
adalah spons Callyspongia Sp. yang banyak ditemui di perairan Indonesia.
3. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah senyawa antioksidan pada spons Callyspongia Sp. dapat
menunjukkan efek sebagai antikanker?
b. Apakah alternatif terapi antikanker menggunakan spons Callyspongia
Sp. merupakan alternatif yang baik secara efikasi, safety dan
farmakoekonomi?
c. Apakan spons Callyspongia Sp. dapat dibuat dalam bentuk sediaan
emulsi tipe O/W?

4. TUJUAN PENELITIAN
a. Menentukan formulasi emulsi tipe O/W yang optimal dari spons
Callyspongia Sp.
b. Mengamati efektifitas emulsi spons Callyspongia Sp. sebagai terapi
alternatif antikanker.

5. LUARAN YANG DIHARAPKAN


a. Dari penelitian “Formulasi Sediaan Emulsi Tipe O/W Dari Ekstrak
Spons Callyspongia Sp. Sebagai Antioksidan Untuk Alternatif Terapi
Kanker” diharapkan dapat menghasilkan bentuk sediaan emulsi yang
stabil serta dapat memiliki efek klinis yang bermakna.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi inovasi akan
pengembangan obat antikanker yang dibuat dalam sediaan emulsi
dengan pemanfaatan bahan alam kelautan.

6. KEGUNAAN PROGRAM
Sebagai solusi pembuatan obat antikanker yang mudah dan terjangkau
dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia terutama bahan alam
kelautan.

7. TINJAUAN PUSTAKA
Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang
dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan
adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu ciri dari kanker adalah
penciptaan cepat sel-sel abnormal yang tumbuh melampaui batas-batas yang
biasa mereka, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh
dan menyebar ke organ lain. Proses ini disebut sebagai metastasis.
Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat kanker(1).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. D. Max Parklin MD dkk
yang dipublikasikan pada tahun 1999 dalam A Cancer Journal Clinicians
menyebutkan bahwa populasi penderita kanker payudara terbesar di dunia
berada di Amerika dengan prevalensi 92 kasus dalam 100.000 populasi,
sementara Indonesia memiliki prevalensi sebesar 42 kasus dalam 100.000
populasi(2). Bahkan Pada tahun 2007 diperkirakan terdapat 7,9 juta kematian
akibat kanker di dunia. WHO juga memperkirakan bahwa setiap tahun,
sekitar 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta orang di
antaranya meninggal karena kanker. Jika hal ini tidak dikendalikan,
diperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 26 juta penderita kanker dan 17
juta kematian akibat kanker. Ironisnya, peristiwa ini akan terjadi lebih cepat
di negara-negara miskin dan berkembang seperti Indonesia. Jenis kanker
tersering penyebab kematian tiap tahunnya adalah: kanker paru (1,4 juta
kematian/tahun), lambung (866.000 kematian/tahun), kolon (677.000
kematian/tahun), kanker hati (653.000 kematian/tahun), dan kanker
payudara (548.000 kematian/tahun)(3).
Menurut salah satu guru besar Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr.
Mae Sri Hartati Wahyuningsih M.Si., Apt., penatalaksanaan kanker sampai
sekarang masih dilakukan melalui pembedahan, radiasi dan kemoterapi.
Usaha penyembuhan dengan kemoterapi pada umumnya belum memberikan
hasil yang memuaskan terutama untuk kanker yang telah mengalami
metastasis, karena selektivitas dan spesifisitas obat kanker sangat rendah,
sehingga menimbulkan efek samping yang serius. Hal ini mendorong usaha
mencari obat kanker baru yang lebih selektif dan sensitif. Saat ini banyak
penelitian dilakukan untuk mencari alternatif pengobatan kanker terutama
menggunakan bahan-bahan alam yang diyakini dapat menekan efek
samping tersebut. Ditinjau dari harganya, obat kanker di Indonesia sampai
saat ini masih tergolong mahal, sehingga upaya menggunakan obat bahan
alam untuk mengatasi masalah ini merupakan peluang tersendiri. Di sisi lain
pengembangan obat bahan alam Indonesia yang potensial untuk obat
antikanker masih harus dilakukan oleh para peneliti/akademisi sehingga
ketergantungan bahan baku dari negara lain dapat dikurangi(4).
Salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan tersebut dapat
dilakukan dengan memaksimalkan potensi dan kekayaan alam Indonesia.
Akhir-akhir ini penggunaan senyawa antioksidan berkembang dengan pesat
baik untuk makanan maupun pengobatan. Penggunaan sebagai obat makin
berkembang seiring dengan makin bertambahnya pengetahuan tentang
aktifitas radikal bebas terhadap beberapa penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung dan kanker(5). Banyak dari tanaman maupun biota laut di
Indonesia yang memiliki senyawa antioksidan yang tentunya akan
memudahkan kita untuk melakukan pengembangan hingga penemuan obat
baru berbasis bahan alam. Salah satu contoh biota laut yang memiliki
aktivitas sebagai antioksidan adalah spons Collyspongia Sp.
Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH menunjukkan
bahwa ekstrak Callyspongia sp.mempunyai IC50 sebesar 41,21 µg/ml. Hal
ini menunjukkan bahwa ektrak tersebut mempunyai aktifitas aktioksidan
yang kuat, karena mempunyai IC50 kurang dari 200 µg/ml(6).
Dari beberapa penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
ekstrak Callyspongia sp. dapat menjadi terapi alternatif antikanker. Untuk
itu perlu dilakukan pengembangan dari segi bentuk sediaan, agar dapat
digunakan secara universal. Salah satu rekomendasi sediaan yang dinilai
cocok untuk digunakan adalah dalam bentuk emulsi O/W.
Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak
mau campur, biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Penyatuan dua zat ini
menggunakan emulgator(7). Secara umum, emulsi merupakan system yang
terdiri dari dua fase cair yang tidak bercampur, yaitu fase dalam (internal)
dan fase luar (eksternal).
Dalam pembuatan emulsi ini digunakan bahan-bahan seperti berikut:
1. Karbohidrat, bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan,
agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid
hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan umumnya
menghasilkan emulsi o/w.
2. Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, dan kasein. Bahan-
bahan ini menghasilkan emulsi tipe o/w. kerugian gelatin
sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair
dan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3. Alkohol dengan bobot molekul tinggi seperti : stearil alcohol,
setil alcohol, dan gliseril monostearat. Biasa digunakan sebagai
penstabil emusi tipe o/w dari lotio dan salep tertentu yang
digunakan sebagai obat luar. Kolesterol dan turunannya dapat
digunakan sebagai emulsi untuk obat luar dan menghasilkan
emulsi tipe o/w.
4. Zat-zat pembasah, yang bersifat kationik, anionic dan nonionic.
Zat-zat ini mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik dengan
bagian lipofilik dari molekul menyebabkan aktivitas permukaan
dari molekul tersebut.
5. Zat padat yang terbagi halus, seperti : tanah liat koloid termasuk
bentonit, magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida.
Umumnya membentuk emulsi tipe o/w bila bahan padat
ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari
minyak. Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam inyak dan
volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti
bentonit sanggup membentuk suatu emulsi o/w.
Selain menggunakan bahan-bahan pengemulsi seperti diatas,
digunakan juga bahan tambahan seperti gliserol, gummi arabici, aqua
destilata, zat aromatis, oleum cinnammomi dan metil paraben.
8. METODE PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi,
Laboratorium Kimia Farmasi, dan Laboratorium Teknologi Farmasi
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
b. Definisi Operasional Variabel Utama
Variabel bebas dalam penelititan ini adalah variasi komposisi bahan
yang ditambahkan untuk menghasilkan emulsi spons Callyspongia sp.
yang baik. Variabel kendali dalam penelitian ini adalah proses
pembuatan emulsi Callyspongia sp.. Variabel tergantung dari
penelitian ini adalah kontrol kualitas emulsi Callyspongia sp. meliputi
viskositas, endapan, serta tanggapan bau.
c. Alat dan Bahan
1. Alat :
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ekstraksi
infusa, kompor, termometer, masker, pisau, ember, kertas
perkamen, gelas ukur, pengaduk, mortir, stamper, neraca
analitik (shimadzu Ay 220), stopwatch.
2. Bahan :
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak
cacing tanah, glycerol, gom arab, aquadest, zat pengaroma
(Oleum cinnamomi).
d. Jalannya Penelitian
1. Pengambilan Spons
Pengambilan spons dilakukan di perairan Karimun Jawa, Jawa
Tengah dengan bekerja sama dengan ahli pengambilan spesimen
kelautan.
2. Pembuatan Ekstrak Spons
Spons diekstrak dengan pelarut yang sesuai hingga diperoleh
ekstrak spons.
3. Pemeriksaan Kualitas Spons
Dilakukan pemeriksaan secara organoleptik.
4. Rancangan Formula Emulsi Spons
Penelitian dibuat 3 formula dengan konsentrasi ekstrak yang
sama dan konsentrasi bahan tambahan emulgator yang berbeda.
Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak Spons 105 g 105 g 105 g
Gliserol 10,5 g 10,5 g 10,5 g
Gom Arab 15,75 g 10,5 g 5,5 g
Oleum Cinammomi VI tts VI tts VI tts
Aqua destilata ad 210 ml 210 ml 210 ml
Metil Paraben 6,5 g 6,5 g 6,5 g
Tabel Formula untuk 210 ml emulsi.
5. Proses Pembuatan Emulsi
Dimasukan gom arab kedalam mortir kemudian digerus sampai
homogen dan ditambahkan air (fase air) untuk gom arab sebesar
(1,5 x gom arab) lalu diaduk sampai terbentuk corpus emulsi.
Selanjutnya ditambahkan ekstrak dari spons yang berupa
minyak (fase minyak) kedalam campuran diaduk hingga
homogen, lalu ditambahkan gliserol dan metil paraben kedalam
campuran sampai homogen. Ditambahkan sisa aqua tersebut
sampai terbentuk emulsi yang bagus, dimasukkan campuran tadi
kedalam botol dengan hati-hati, gojog sampai homogen dan
terakhir ditambahkan oleum cinnamomi secukupnya setelah itu
gojog kuat agat terbentuk emulsi.
6. Uji Sifat Fisik Emulsi
Dilakukan dengan cara menguji tipe emulsi, viskositas dan
stabilitas fisik emulsi.
e. Analisis ANAVA
Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode
variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95 %, selanjutnya
diteruskan dengan LSD (Less Significant Differences) untuk melihat
kelompok mana yang berbeda signifikan terhadap kelompok lain
sehingga didapat formula yang paling bagus yang memiliki sifat fisik
emulsi yang baik.
9. JADWAL KEGIATAN
Jenis Kegiatan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
1 2 3 4 5 6
Studi Literatur,
Persiapan alat dan
bahan, Orientasi

Pembuatan ekstrak

Pengujian

Pengolahan data

Penyusunan laporan
Akhir
Tabel estimasi jadwal kegiatan penelitian, bulan pertama dimulai dari bulan
Agustus 2013

10. ESTIMASI BIAYA


a. Harga bahan habis
Spons 20kg @ Rp 75.000 Rp 1.500.000
Aquadestilata 50 L @ Rp 10.000 Rp 500.000
Oleum cinnamomi Rp 200.000
Alumunium foil 5 gulung Rp 100.000
Kertas saring 10 lembar @ Rp 15.000 Rp 150.000
Gliserol 10 L @ 100.000 Rp 1.000.000
Kertas perkamen 5 gulung @ Rp 10.000 Rp 50.000
Gom arabici 2kg @ Rp 600.000 Rp 1.200.000
Metil Paraben Rp 100.000
Total Rp 4.800.000

b. Harga peralatan penunjang


Sewa Laboratorium 3x2 @Rp. 200.000 Rp. 1.200.000
Peralatan Penunjang Rp. 200.000
Total Rp. 1.400.000
c. Jasa ahli pengambilan biota laut
Akomodasi + Transportasi + Konsumsi Rp. 2.000.000
Uji Determinasi Rp. 500.000
Total Rp. 2.500.000

d. Lain-lain
Pembuatan proposal dan laporan akhir Rp. 200.000
Dokumentasi Penelitian Rp. 200.000
Total Rp. 400.000

Total Pengeluaran Rp. 9.100.000


11. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.who.int/cancer/en/ diakses tanggal 2 Juli 2013 pukul 20.00
WIB
2. Parklin, M., et al, 1999, Global Cancer Statistics, A Cancer Journal
Clinicians, volume 49, 33-64.
3. Jemal, A., Siegel, R., Ward, E., Hao, Y., Xu, J., Murray, T., Thun,
M.J., 2008, Cancer Statistics 2008, CA Cancer J Clin. 58:71–96.
4. Wahyuningsih, M., 2010, Potensi Pengembangan Obat Bahan Alam
Indonesia Untuk Penyakit Kanker, Pidato Pengukuhan Guru Besar
UGM, Yogyakarta, 3-5.
5. Boer, Y. 2000. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Kandis
(Garcinia parvifolia Miq), Jurnal Matematika dan IPA 1, (1), 26-33.
6. Blois, MS, 1958, Antioxidant Determinations by The Use of a Stable
Free Radical, Nature 181, 1199- 1200.
7. Anief M., 2007, Farmasetika, UGM Press, Yogyakarta, 156.
Lampiran
1. Biodata Pelaksana
Nama Lengkap : Muhammad Fadli
Tempat tanggal lahir : Samarinda, 7 Desember 1992
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. P. M. Noor Perum RBI Samarinda
NIM : 10613097
Semester : VI
Fakultas : MIPA
Jurusan/Prodi : Farmasi
Riwayat Pendidikan :
- SD 06 Barugae Kab. Maros, Sul-Sel (1998-2004)
- SMP Negeri 1 Samarinda (2004-2007)
- SMA Negeri 1 Samarinda (2007-2010)
- Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia (2010-sekarang)

2. Biodata Dosen Pembimbing


Nama Lengkap : Yandi Syukri M.Si., Apt.
Tempat tanggal lahir : 18 Mei
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Payakumbuh, Padang, Sum-Sel
NIK :
Jabatan : Dekan Fakultas MIPA UII

Anda mungkin juga menyukai