PROPOSAL PENELITIAN
Lampiran 3 PENDAHULUAN
penglihatan yaitu mata. Mata merupakan salah satu organ yang paling sempurna
karena merupakan alat optik alami yang menjadikan manusia dapat melihat obyek
dan keindahan. Mata terdiri dari beberapa bagian yang kompleks, apabila salah
satu bagian rusak atau mengalami kelainan maka dapat mengganggu sistem
dunia.
Katarak bisa terjadi secara kongenital (katarak sejak lahir), namum pada
penuaan atau bisa juga karena trauma dan induksi dari obat-obatan (steroid,
diabetes atau penyakit mata seperti glaukoma dengan uveitis juga dapat
2016b).
Page 3 of 50
dunia, di mana 36 juta orang mengalami kebutaan. Sebesar 80% gangguan
penglihatan
Lampiran 4 termasuk kebutaan dapat dihindari. Secara global penyebab utama
kebutaan terbanyak adalah katarak yaitu sebesar 51% (WHO, 2012, WHO, 2017).
pada orang dewasa yang berusia lebih dari 50 tahun paling tinggi di Sub-Sahara
Afrika bagian barat sebesar 6,0%. Penurunan terbesar kebutaan yang diakibatkan
oleh katarak pada orang dewasa yang berusia ≥ 50 tahun sejak tahun 1990-2010
berada di wilayah Asia Timur, Amerika Latin dan Eropa Barat. Hasil studi juga
dibandingkan pada tahun 2007 yaitu dari 0,9% pada tahun 2007 menjadi 0,4%
Page 4 of 50
Sulawesi Utara (3,7%) diikuti oleh Jambi (2,8%) dan Bali (2,7%). Prevalensi
katarak
Lampiranterendah
5 ditemukan di DKI Jakarta sebesar 0,9% dan 1,1% di Sulawesi
operasi katarak. Tiga alasan utama penderita katarak belum menjalani operasi
Selama dua dekade terakhir, prevalensi katarak telah menurun karena angka
operasi katarak yaitu jumlah operasi per juta penduduk per tahun mengalami
inisiatif operasi aktif. Namun, katarak masih tetap menjadi penyebab utama
budaya terkait tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang.
diabetes, dan trauma pada mata (Raju et al., 2017). Demikan halnya dengan
oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tingkat
Page 5 of 50
terhadap kejadian katarak. Semakin meningkatnya usia, maka sifat lensa sebagai
salah satu 6organ tubuh juga akan ikut berubah. Perubahan yang terjadi salah
Lampiran
matahari. Lensa menjadi keras dan keruh karena terjadi penurunan metabolisme
terjadinya penyakit katarak akan semakin besar pula. Umur juga memiliki
korelasi positif terhadap kualitas hidup pasien katarak. Penelitian cohort oleh
dimana perempuan memiliki prevalensi dan risiko yang lebih tinggi untuk
hidup pasien katarak. Pasien dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki kesehatan
mental yang lebih baik daripada mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih
rendah. Pasien dengan tingkat pendidikan tinggi tahu lebih banyak tentang
antara lama sakit dengan kualitas hidup penderita katarak. Lama sakit
Page 6 of 50
Riwayat penyakit seperti diabates melitus, hipertensi, glaukoma, trauma
mata dapat7 berujung pada terjadinya katarak. Hasil penelitian yang dilakukan
Lampiran
oleh Chua et al. (2017) menunjukkan ada hubungan antara melitus dengan
tahunnya.
pada tahun 2021 yaitu katarak (37 %) ,kelainan refraksi (20 %), glaucoma(4%)
dan Retinopati Diabetikum (2%) , Low Vision (3.0%), konjungtivis (29 %),
penglihatan yaitu sebanyak 6936 orang. Sedangkan menurut kelompok umur, usia
yang paling banyak mengalami gangguan penglihatan yaitu kelompok umur 45-
>59 tahun sebanyak 8945 orang dan yang paling sedikit kelompok umur <15
penglihatan dan posisi pertama dengan jumlah kasus terbanyak. Jumlah kasus
katarak tahun 2019 sebanyak kasus 4358 , tahun 2020 sebanyak 2959 kasus
(sedikit turun dikarenakan covid-19) dan pada tahun 2021 sebanyak 3456
kasus.
Page 7 of 50
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu
Lampiran ,8ditemukan beberapa responden memiliki kualitas hidup yang buruk.
Beberapa hasil penelitian menjukkan bahwa kualitas hidup pasien katarak sangat
hubungan beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, lama sakit,
Page 8 of 50
kualitas hidup penderita katarak di Kabupaten Indramayu 2022?”
Lampiran 9
Page 9 of 50
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi
penerapan
Lampiran ilmu pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas
10
hidup penderita katarak dan sebagai referensi dalam mengembangkan
penelitian selanjutnya.
menjalani operasi.
penanggulangan kebutaan.
Page 10 of 50
Tabel 1. Orisinalitas penelitian
Lampiran
11
Page 11 of 50
Lampiran
12
Sintesa Hubungan Pendidikan dengan Kualitas Hidup Penderita Katarak
Karakteristik
Peneliti
Hasil
(Tahun) Judul Penelitian Desain
Subjek Instrumen
Penelitian
Danquah The Long Term Sebanyak 455 Wawancara Cohort Ada hubungan
et al Impact of Cataract kasus menggunakan antara pendidikan
(2014) Surgery on Quality of menderita WHO/PBD dengan kualitas
Life, Activities and gangguan VF20 hidup penderita
Poverty: Results from penglihatan katarak (p=0,005)
a Six Year katarak dan
Longitudinal Study in 443 kontrol
Bangladesh and the yang tidak
Philippines. mengalami
gangguan
Paudel et Papua New Guinea Sebanyak Wawancara Cross Ada hubungan
al (2015) vision-specific quality 614 menggunakan sectional antara pendidikan
of life questionnaire:a Responden Papua New dengan kualitas
new patient- reported Guinea hidup penderita
outcome instrument to vision-specific gangguan
assess the impact of quality of life penglihatan
impaired vision (PNG-VS Qol)
Page 12 of 50
Essue et A Multicenter Sebanyak 381 Wawancara Cohort Ada hubungan
al (2014) Prospective Cohort Responden menggunakan antara lama sakit
Study of Quality of kuesioner, data dengan kualitas
Lampiran
Life and Economic rekam medik hidup penderita
13 Outcomes after katarak (0,004)
Cataract Surgery in
Vietnam
3. Subjek sampel penelitian terdahulu umur < 40 thn,sedangkan penelitian ini semua
penderita katarak.
4. Variabel penelitian terdahulu meneliti satu variable , sedangkan pada penelitian ini
meneliti lima variable yang sangat berkaitan erat dengan kualitas hidup sebagai
faktor mempengaruhi yaitu umur , jenis kelamin, pekerjaan , lama sakit, riwayat
penyakit .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola mata.
Page 13 of 50
mengakibatkan menurunkan ketajaman bayangan mencapai retina. Gumpalan
kecil tidak menganggu penglihatan dan gumpalan ini bertambah besar sehingga
Lampiran
14
perlahan-lahan penglihatan bertambah kurang. Penglihatan penderita katarak
menjadi terganggu dan bahkan bisa menjadi buta bila semakin parah dan tidak
Keadaan lensa seperti ini bukan tumor atau pertumbuhan jaringan di dalam
mata, akan tetapi merupakan keadaan lensa menjadi berkabut. Bila kekeruhan
katarak bertambah tebal, penglihatan akan menjadi keruh seperti melihat melalui
kaca jendela yang berkabut. Berat ringannya gangguan tajam penglihatan pada
disebabkan karena mata yang terlalu lama dipakai dan mata yang tidak dipakai
dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang
letak kekeruhan lensa apakah di bagian tepi, tengah atau sudah menyeluruh.
Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan
a. Pandangan mata menjadi buram pada saat melihat suatu objek atau
Page 14 of 50
membaca tulisan.
e. Pada saat memandang sinar matahari akan muncul lingkaran cahaya pada
pada berbeda. Tanda yang jelas terlihat pada katarak yang telah lanjut
adalah adanya kekeruhan lensa atau warna putih pada pupil (Ilyas, 2006).
2. Klasifikasi Katarak
a. Katarak kongenital
Katarak yang terjadi setelah lahir pada satu atau kedua mata. Katarak
kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan
bayi berusia kurang dari satu tahun. Katarak kongenital sering ditemukan pada
bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubella, galaktosemia,
b. Katarak juvenil
lensa terjadi pada saat serat-serat lensa masih berkembang. Katarak mulai
Page 15 of 50
terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil
biasanya
Lampiranmerupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit
16
lainnya seperti :
1) Katarak metabolik
e) Penyakit Wilson
3) Katarak traumatik
4) Katarak komplikata
c) Katarak anoksik
Page 16 of 50
f) Katarak radiasi
c. Katarak senil
Lampiran
17
Katarak senil adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Pada
umumnya terjadi pada usia lanjut, gejala yang biasa dirasakan adalah penglihatan
yang semakin menurun atau kabur. Perubahan lensa yang terjadi pada usia lanjut
yaitu:
1) Kapsul
b) Mulai presbiopia
3) Serat lensa
a) Lebih irregular
Page 17 of 50
Katarak senil biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun,
kekeruhan
Lampiran lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya
18
mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.
mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan dengan
lensa mata yang bengkak, iris terdorong ke depan bilik mata dangkal
dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup. Pada pemeriksaan uji
bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa.
dan hanya tinggal proyeksi sinar positif. Stadium ini tepat untuk
Page 18 of 50
melakukan operasi karena kekaburan lensa sudah lebih padat dan
kapsul lensa sehingga bahan lensa ataupun korteks lensa yang cair
keluar dan masuk kedalam bilik mata depan. Lensa terlihat lebih kecil
dari pada normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans, dan bilik
mata terbuka. Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh
lensa telah keruh sehingga pada stadium ini disebut uji bayangan iris
timbul reaksi pada jaringan uvea berupa uveitis. Bahan lensa juga
glaucoma fakolitik.
Katarak yang tidak berkaitan dengan umur, terdapat etiologi/ faktor risiko
galaktosemia, dll.
Trauma akibat cedera mata seperti pukulan keras, trauma tumpul atau
lensa.
Page 19 of 50
radang, miopia tinggi, glaukoma, ablasi retina, dll.
e. Katarak radiasi, katarak yang terjadi akibat radiasi sinar UV. Adapun
lensa.
kortikal ini.
1. Penuaan
Lensa mata mempunyai bagian yang disebut pembungkus lensa atau kapsul
lensa, korteks lensa yang terletak antara nukleus lensa atau inti lensa dengan
kapsul lensa. Pada anak dan remaja nukleus bersifat lembek sedang pada orang
tua nukleus ini menjadi keras. Dengan menjadi tuanya seseorang, maka lensa
mata akan kekurangan air dan menjadi lebih padat. Lensa akan menjadi keras
Page 20 of 50
Keistimewaan lensa adalah terus menerus tumbuh dan membentuk serat lensa
dengan arah pertumbuhannya yang konsentris. Tidak ada sel yang mati ataupun
Lampiran
21
terbuang karena lensa tertutupi oleh serat lensa. Akibatnya, serat lensa paling tua
berada di pusat lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat di
bawah kapsul lensa (korteks). Dengan pertambahan usia, lensa pun bertambah
berat, tebal, dan keras terutama bagian nukleus. Pengerasan nukleus lensa disebut
dengan nuklear sklerosis. Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein
lensa pun mengalami menjadi tidak larut air dan beragregasi membentuk protein
dengan berat molekul yang besar. Hal ini menyebabkan transparansi lensa
2. Sinar Ultraviolet
Banyak ilmuan yang sekarang ini mencurigai bahwa salah satu sumber
radikal bebas penyebab katarak adalah sinar ultraviolet yang terdapat dalam
jumlah besar di dalam sinar matahari. Memang sudah diketahui bahwa radiasi
mata yang transparan sangat peka terhadap sinar ultraviolet. Pada mereka yang
mempunyai riwayat terpajan sinar matahari untuk waktu lama dapat mempercepat
terjadinya katarak.
3. Radikal Bebas
diperdebatkan, tetapi telah semakin nyata bahwa oksidasi dari protein lensa adalah
salah satu faktor penting. Serat-serat protein yang halus yang membentuk lensa
Page 21 of 50
bergantung pada keseragaman penampang dari serat-serat ini serta keteraturan
dan kesejajaran
Lampiran letaknya di dalam lensa. Ketika protein rusak,
22
meneruskan cahaya secara merata, tetapi menyebabkan cahaya terpencar dan
2005).
yang banyak terjadi adalah pada lensa mata sehingga menyebabkan katarak
mungkin disebabkan oleh kerusakan radikal bebas memang tidak langsung, tetapi
sangat kuat dan terutama didasarkan pada perbedaan antara kadar antioksidan di
dalam tubuh penderita katarak dibandingkan dengan mereka yang memiliki lensa
bening.
satunya adalah katarak. Dengan meningkatnya kadar gula darah, maka meningkat
pula kadar glukosa dalam akuos humor. Glukosa dari akuos masuk ke dalam lensa
dengan cara difusi, maka kadar glukosa dalam lensa juga meningkat. Sebagian
glukosa tersebut dirubah oleh enzim aldose reduktase menjadi sorbitol, yang tidak
gula menjadi sorbitol, hal ini lama-kelamaan akan menjadi keruh dan
5. Myopia
Page 22 of 50
Pada penderita myopia dijumpai peningkatan kadar MDA dan penurunan
6. Merokok
Kerusakan lensa pada katarak adalah kerusakan akibat oksidasi pada protein
lensa. Rokok kaya akan radikal bebas dan substansi oksidatif lain seperti aldehid.
Kita tahu bahwa radikal bebas dari asap rokok dapat merusak protein. Dilihat dari
semua ini, tidaklah mengherankan bahwa perokok lebih rentan terhadap katarak
7. Trauma
sehingga timbul katarak. Kerusakan lensa akibat trauma pada kapsul lensa yang
dapat menyebabkan katarak. Trauma katarak dapat meliputi sebagian atau seluruh
lensa. Trauma mata yang paling sering dijumpai adalah cedera tumpul pada bola
mata akibat terkena peluru senapan angin, anak panah, batu, benturan, dan
penggurindaan (grinding), atau terkena bahan kimia, dll memiliki peran terhadap
8. Infeksi
katarak. Jenis katarak yang sering pada pengguna kortikosteroid adalah katarak
Page 23 of 50
subkapsular.
5. Patogenesis
Lampiran
24
Patogenesis terjadinya katarak adalah multifaktorial. Berat dan tebal lensa
akan meningkat sesuai pertambahan umur dengan kekuatan akomodasi lensa yang
semakin menurun. Lapisan korteks baru akan terus bertambah dan terbentuk
(sklerosis). Protein lensa akan berubah dan terjadi agregasi menjadi protein
6. Pengobatan Katarak
a. Keratometri
b. Oftalmoskop
pembesar.
7. Pencegahan Katarak
Page 24 of 50
a. Pencegahan Primer
katarak. Sampai saat ini belum ditemukan obatyang dapat mencegah timbulnya
bertambah keruhnya lensa untuk menjadi katarak. Beberapa faktor yang perlu
dihindari sinar ultra violet B dari matahari, efek racun dari rokok, alkohol, gizi
tertentu juga dapat berkontribusi untuk timbulnya katarak, yaitu : beta metason,
lain. Selain itu, makan makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada
mata dan anti oksidan seperti vitamin C, zink dan selenium serta tumbuh-
tumbuhan yang kaya akan bioflavonoid (buah jeruk, stroberry, cery, anggur,
b. Pencegahan Sekunder
Pada usia 40 tahun, sebaiknya mata diperiksa setiap tahun untuk menemukan
seorang dokter.
Menurut Vaughan D dan Asbury T, Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat
Page 25 of 50
dini dapat dipantau degan oftalmoskop, loop (kaca pembesar) atau lampu
Katarak harus dicurigai bila refleks merah tidak mudah terlihat dengan
oftalmoskop langsung. Ruang pupil setelah muncul gelap akan terlihat abu-abu
atau putih, tergantung pada jenis dan tahap kegelapan lensa. Katarak dapat
membran pupil dan tumor segmen posterior juga dapat mengaburkan refleks
merah.
tidak ada alasan untuk tidak meklakukan operasi katarak. Khusus untuk katarak
yang belum perlu dibedah maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
1) Penerangan pada saat membaca yang sesuai dengan keadaan katarak. Mata
Page 26 of 50
3) Pakai televisi yang dapat melindungi mata dari cahaya langsung.
yang sama.
belakang kepala.
c. Pencegahan Tersier
obat tetes mata selama beberapa minggu. Mata selama 2-4 minggu perlu
diilindungi sewaktu tidur untuk mencegah kecelakaan pada mata tanpa disadari.
Perbaikan yang nyata akan dirasakan nyata pada hari berikutnya setelah
Pemeriksaan ulang perlu dilakukan secara teratur. Bila mata telah sembuh
lensa mata untuk melihat jauh. Lensa kontak sebagai lensa penggganti
Page 27 of 50
seperti pada mata sakit, berair, merah dan silau.
suatu persepsi individu terhadap keberadaan atau posisinya mereka hidup dan
Quality of life merupakan suatu konsep luas yang terpengaruh secara kompleks
hubungan sosial, dan hubungan mereka terhadap lingkungan mereka yang penting
(WHO, 1997).
yang tidak bisa langsung diukur tetapi hanya dapat ditampilkan dalam komponen
Page 28 of 50
tunggal (Augustin et al., 2013). Kualitas hidup meliputi bagaimana individu
mempersepsikan
Lampiran kebaikan dari beberapa aspek kehidupan mereka. Kualitas hidup
29
dalam mempertahankan individu yang lebih luas merupakan faktor yang penting
dalam memastikan bahwa orang tersebut dapat hidup dengan baik dengan
pribadi.
hidup terkait kesehatan dapat membantu menentukan beban penyakit yang dapat
dicegah, luka dan cacat serta dapat memberikan wawasan baru yang berharga ke
dalam hubungan antara kualitas hidup terkait kesehatan dan faktor risiko. Analisis
konsekuensi yang lebih serius. Interpretasi dan publikasi data ini dapat membantu
Page 29 of 50
hidup mengandung dua komponen yaitu ungkapan subjektif atau persepsi
seseorang
Lampiran dan komponen objektif. Data objektif yang diukur adalah status
30
kesehatan seseorang. Ungkapan subjektif menggunakan sekumpulan pertanyaan
yang terangkum dalam sebuah kuesioner. Jawaban dari orang tersebut kemudian
(Rochmayanti, 2013).
a. Kesehatan Fisik
bekerja, dan ketergantungan pada obat dan perawatan medis. Kesehatan fisik
b. Kesehatan Psikologis
harga diri, penampilan dan citra tubuh, perasaan negatif, perasaan positif serta
mental mengarah pada mampu atau tidaknya individu menyesuaikan diri terhadap
c. Hubungan Sosial
Page 30 of 50
Hubungan sosial, seperti hubungan pribadi, aktivitas seksual dan dukungan
sosial.
LampiranAspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau lebih
31
dimana tingkah laku individu tersebut akan saling mempengaruhi. Mengingat
manusia adalah mahluk sosial maka dalam hubungan sosial ini, manusia dapat
d. Lingkungan
adalah salah satu kuesioner fungsi visual yang paling banyak digunakan.
Berkurang dari format asli versi 51 item, reliabilitas dan validitas NEI VFQ-25
dapat dibandingkan dengan versi yang lebih panjang. Kuesioner ini telah
digunakan dalam survey mata berbasis populasi yang besar dan telah divalidasi
seperti kesejahteraan secara emosional dan fungsi social. Namun, beberapa umpan
balik dari pengguna menyatakan bahwa versi yang lebih singkat sangat diperlukan
Page 31 of 50
untuk riset dan klinis. NEI VFQ memiliki kandungan yang multidimensi,
reliabilitas,
Lampiran dan validitas yang baik dan dapat diselesaikan dalam waktu yang
32
sesingkat mungkin.
Dua puluh lima pertanyaan dalam NEI VFQ dikelompokkan dalam 12 sub-
skala (termasuk kesehatan umum, penglihatan umum, nyeri mata, aktivitas dekat,
dan dapat berkisar dari 0 sampai 100, dimana 0 adalah paling buruk dan 100
yang reproducible dan sahih, terutama jika digunakan pada berbagai kondisi
pengaruh katarak senilis, degenerasi macula, kehilangan lapang pandang dan low
vision dengan berbagai sebab. Kuesioner ini juga banyak dipilih karena spesifik.
Kuesioner ini memiliki validitas isi yang didapat dari berbagai penelitian dan dari
hasil konsultasi terhadap pasien dan ahli low vision. Kuesioner ini memiliki hal-
hal (item) yang berkaitan dengan aktivitas harian, fungsi social, dan cara
1. Umur
Bolton et al. (2014) mengatakan bahwa umur merupakan salah satu faktor
Page 32 of 50
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Secara umum, umur
mempengaruhi
Lampiran kematangan psikologis dari seseorang.
33
Chang et al. (2011) menyatakan bahwa faktor umur mempunyai hubungan
terhadap kejadian katarak. Semakin meningkatnya usia, maka sifat lensa sebagai
salah satu organ tubuh juga akan ikut berubah. Perubahan yang terjadi salah
matahari. Lensa menjadi keras dan keruh karena terjadi penurunan metabolisme
dalam tubuh, artinya semakin bertambahnya usia seseorang maka risiko terjadinya
penyakit katarak akan semakin besar pula. Umur juga memiliki korelasi positif
Umur juga memiliki korelasi positif terhadap kualitas hidup pasien katarak.
Penelitian cohort oleh Fraser et al. (2013) menunjukkan hasil bahwa umur
2. Jenis Kelamin
perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak lahir. Perbedaan biologis dan
keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras
yang ada di muka bumi. Prevalensi penderita katarak lebih banyak ditemukan
pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini dikaitkan dengan usia harapan
hidup perempuan yang lebih lama dimana jumlah perempuan usia lanjut yang
lebih banyak. Peningkatan risiko katarak pada jenis kelamin perempuan karena
Page 33 of 50
melindungi lensa terhadap proses pembentukan katarak (Lai et al., 2013).
Dear (2002), Roysamb (2003) mengatakan bahwa wanita memiliki kualitas hidup
Lampiran
34
yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Namun hal berbeda ditunjukkan oleh (Campos
et al., 2014) yang menyatakan bahwa wanita dengan kesehatan fisik dan psikososial yang
Hasil penelitian Ahmad et al. (2016) menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis
kelamin dengan kualitas hidup. Kesehatan mental pada perempuan lebih rendah daripada
Perbedaan yang terjadi dapat terjadi dikarenakan coping strategies laki-laki dan
perempuan yang berbeda. Pria cenderung berfokus pada masalah yang terjadi sedangkan
wanita lebih fokus pada emosi saat menghadapi masalah sehingga wanita lebih cenderung
mempunyai emosi negatif yang dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan stress dan
3. Pendidikan
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup subjektif. Penelitian yang
adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun
tidak banyak.
maka akan semakin baik kualitas hidupnya. Semakin tinggi pendidikan, maka
Moons et al. (2004), Abrori (2017) menyatakan bahwa tingkat pendidikan adalah
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kualitas hidup akan
Page 34 of 50
meningkat seiring tingkat pendidikan individu. Seseorang yang mempunyai
pendidikan
Lampiran lebih tinggi mempunyai kemampuan belajar lebih cepat dan pada
35
umumnya memiliki basis pengetahuan yang lebih luas yang dapat membantu
memperkuat informasi baru. Hasil penelitian serupa oleh Sharma et al. (2014),
untuk menerima pengaruh luar yang positif terkait dengan informasi kesehatan
Wahyuni, 2017).
4. Lama Sakit
antara lama sakit dengan kualitas hidup penderita katarak. Lama sakit
5. Riwayat Penyakit
Page 35 of 50
kemampuan fisik, sosial dan mental lansia sehingga semakin tua mereka, semakin
cenderung
Lampiran tidak dapat melakukan berbagai macam hal yang berperan dalam
36
pemenuhan maupun yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
mata dapat berujung pada terjadinya katarak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Chua et al. (2017) menunjukkan ada hubungan antara diabetes melitus dengan
Hal ini dapat berdampak pada menurunnya kualitas hidup penderita katarak.
D. KERANGKA TEORI
Page 36 of 50
Gambar 2.1. Kerangka Teori Kualitas Hidup Katarak
Diadaptasi dan dimodifikasi dari Ilyas (2008), Pujiyanto (2004), dan Stelmack et al.
(2003)
Lampiran
37
Page 37 of 50
BAB III
Lampiran
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
38
penderita katarak terhadap kesehatan umum dan kesehatan mata, hambatan dalam
Kriteria Objektif
Umur
Jenis Kelamin
Lama Sakit
Riwayat Penyakit
Keterangan:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Page 38 of 50
Lampiran
1.
39 Definisi Operasional
tahun.
kartu rekam
medis pasien
maupun kartu
Page 39 of 50
identitas pengenal
Perempuan: Jika
responden
berjenis kelamin
perempuan sesuai
dengan catatan
kartu rekam
medis pasien
maupun kartu
identitas pengenal
lainnya SIM,
KTP, dll.
Rendah : Jika
responden tidak
menyelesaikan 9
tahun wajib
belajar (SMP)
Page 40 of 50
4.Lama Sakit Lama sakit yang Pedoman Wawancara ≥ 10 tahun : Jika Ordinal
Lampiran dimaksud dalam Wawancara dan
41 penelitian ini pewawancara dari diagnosis
adalah rentang mengisi hasil
waktu wawancara di hingga saat
responden lembar
menderita instrumen
katarak dihitung penelitian
mulai pertama
kali terdiagnosis responden lebih
sampai
dilakukan dari 10 tahun.
penelitian
< 10 tahun : Jika
dari diagnosis
hingga saat
penelitian
responden kurang
dari 10 tahun
Page 41 of 50
(diabetes penyakit yang
trauma mata,
dll).
3.3. HIPOTESIS
Page 42 of 50
Lampiran
43 BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi observasional analitik dengan melakukan
variabel independen dan variabel dependen secara sekaligus dalam satu waktu. Penelitian
ini akan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita katarak.
Sakit,Riwayat Penyakit
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
Page 43 of 50
pada penelitian ini adalah semua penderita katarak yang telah menjalani operasi
katarak
Lampiranpada Januari – Maret Tahun 2022 di Klinik “Eye Center”, RS Sentot,
44
RS.MM danPuskessebanyak 500 orang
Pada Januari- Maret Tahun 2022 diklinik “Eye Center”, RS Sentot , RS MM dan
Puskesmas Sukra.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi atau sampel merupakan bagian dari populasi yang ada (Sugiyono, 2014).
consecutive sampling yaitu setiap pasien yang datang dan memenuhi kriteria
terpenuhi.
Sampel pada penelitian ini yakni penderita katarak yang telah menjalani
Kabupaten Indramayu.
𝑁 ∙ 𝑍2 ∙ 𝑝 ∙ 𝑞
𝑛=
𝑑2(𝑁 − 1) + 𝑍2 ∙ 𝑝 ∙ 𝑞
Keterangan :
n = Besar sampel
Page 44 of 50
Z = Standar deviasi normal (1,96)
dLampiran
= Tingkat ketelitian yang digunakan (0,05)
45
p = Perkiraan proporsi variabel yang diteliti (0,56) q= 1 - p
Maka :
n=
(0,05)2.( 500-1)+(1.96)2.0,56(1-0,56)
500 ∙ 0,95
n=
0,0025 ∙ 697 + 0,95
475
n=
2,69
ini di sesuaikan menjadi sebanyak 176 orang atau sekitar 35% dari seluruh total
penderita katarak , hal dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan
Page 45 of 50
• Kriteria Inkusi
yang diteliti
• Kriteria Ekslusi
wawancara. Tidak dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas karena lembar observasi dan
wawancara ini sudah baku dari Kuesioner terkait kualitas hidup menggunakan National
hambatan.
2. Sumber Data
a. Data Primer
rumah responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah tersedia yang
Page 46 of 50
memuat pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menggali informasi
mengenai
Lampiran variabel-variabel yang akan dianalisis pada penelitian ini yang mana
47
erat kaitannya dengan kejadian katarak. Kuesioner terkait kualitas hidup
VFQ25). Data variabel independen yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, lama
1. Screening
2. Editing
Pada tahap ini semua kesalahan yang telah didapatkan pada tahap screening
Page 47 of 50
divalidasi dengan cara membuka kembali kuesioner yang datanya tidak sesuai.
Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh merupakan informasi yang benar dan
Lampiran
48
lengkap sesuai dengan variabel yang direncanakan.
3. Coding
Pada tahap ini variabel yang datanya kualitatif diberikan kode numerik.
angka.
4. Entry Data
Pada tahap ini, data atau jawaban dari responden yang sebelumnya telah
diubah dalam bentuk kode (angka) dimasukkan ke dalam program atau software
kompoter.
5. Cleaning
1. Analisis Univariat
Page 48 of 50
univariabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan disertai narasi.
2. Analisis Bivariat
Lampiran
49
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan
rumus:
Keterangan:
𝑋2 = ∑
(0 − 𝐸)2
E = Nilai harapan
3. Analisis Multivariat
dependen pada waktu yang bersamaan. Tujuan analisis multivariat adalah untuk
variabel dependen dipengaruhi oleh variabel lain atau tidak. Uji statistik yang
Page 49 of 50
variabel kategorik, dengan menggunakan rumus:
𝑃 =1
Lampiran
50
(1 + 𝑒𝑥(𝑦))
masing variabel bebas dengan hasil menunjukkan nilai p<0,25 maka variabel
Prinsip etik penelitian terdiri dari tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip
Prinsip keadilan (right to justice) yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
memberikan penjelasan bahwa data dan informasi yang peneliti peroleh dijamin
kerahasiaannya. Informasi yang telah diperoleh dalam penelitian diolah sendiri oleh
Page 50 of 50
peneliti tanpa diketahui orang lain. Peneliti meminta kepada responden untuk mengisi
nama dengan inisial saja. Informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan
Lampiran
51
dalam hal-hal yang dapat merugikan dalam bentuk apapun kecuali untuk kepentingan
penelitian.
5.10.Jadwal Penelitian
1. Penyusunan Proposal
2. Bimbingan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Perbaikan Proposal dan
Persiapan Penelitian :
- Ijin penelitian
- Instrumen Penelitian
5. Penelitian
6. Tahap Pelaksanaan :
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
5 Seminar Hasil
Page 51 of 50