Jehova Shalom 2
Jehova Shalom 2
Hakim-hakim 6:1-24
PENDAHULUAN
Suatu hari, di sebuah kerajaan, seorang raja mengadakan lomba melukis yang
membuat para pelukis tersohor dari berbagai negara berdatangan. Lomba
tersebut memakai tema "damai sejahtera". Raja mengatakan bahwa para
pelukis diberi waktu tiga hari dan pelukis terbaik akan diberi hadiah oleh raja.
Tiga hari kemudian, hanya ada 4 pelukis yang berhasil menyelesaikan lukisan
mereka dan memberikannya kepada raja.
Lukisan pertama adalah lukisan tentang sebuah danau biru yang bening
dengan banyak ikan didalamnya. Di tengah danau tersebut ada perahu kecil
dan orang tersebut memancing sambil bersiul-siul diatas perahu tersebut.
Suasana saat itu, langit biru dan angin berhembus sepoi-sepoi. "inilah dam
ai sejahtera", kata pelukis pertama. Damai itu adalah ketika kita bisa terhindar
dari kekerasan dan kerumitan hidup dan kita bisa hidup tenang.
Lukisan kedua menggambarkan sebuah gunung hijau dengan bentangan
sawah yang luas serta udara yang sejuk. Matahari bersinar cerah diarea
pegunungan itu. Sementara itu, ada beberapa orng yang tertawa dan
bermain di bawah kolam sambil tertawa-tawa. "inilah damai sejahtera ".
Damai itu adalah ketika kita bersama orang yg kita kasihi tidak ada masalah
tetapi hidup bahagia dan terbuka, tidak ada pertengkaran dan permusuhan.
Lukisan ketiga tentang gambar sebuah keluarga yang harmonis dan
sederhana, dan tenang, penuh tawa dan senyum. Penuh sukacita.
Lukisan terakhir berupa gambar laut luas yang kelam karena terjadi badai.
Ada kilatan petir di mana-mana dan angin berembus kencang, serta batu-batu
karang yang diterjang ombak. Namun, di tengah keadaan yang bergolak itu,
dalam sebuah batu karang yang berlubang, ada tiga burung pipit yang bersiul
riang. "inilah damai sajahtera", kata pelukis ketiga.
Ketika melihat ketiga lukisan tersebut, raja mengatakan , "Aku setuju dengan
lukisan ketiga ". melalui ilustrasi ini, kita bisa melihat bahwa damai sejahtera
bukanlah keadaan dimana Anda berada dalam keadaan atau posisi nyaman dan
tanpa masalah. Damai sejahtera kita bukan ditentukan dari luar hiudp kita,
bukan dari keadaan aman di sekitar kita.
Tetapi damai itu adalah ketika Tuhan benar-benar menjadi Tuhan dalam hidup
kita, yang tidak akan pernah berubah.
Inilah yg Tuhan sedang ajarkan dan bentuk kepada Gideoan di dalam
pembacaan Firman, Bahwa Tuhan mau Gideon.
APlikasi 2
Jika menyerahkan diri sepenuhnya kepada rencana dan kehendak Tuhan
adalah damai yg sejati:
Masihkah kita merasa bahwa damai itu di luar Tuhan dan mencari damai
di luar Tuhan?
Apakah yg membuat kita bisa tetap damai dan tenang?
Apakah perencanaan dan pikiran serta kekuatan keuangan kita yg
membuat kita merasa ditopang dan kuat?
Masih kah kita mengandalkan kekuatan tenaga dan kekuatan harta yg kita
miliki?
Jangan2 yg membuat kita tidak pernah merasa damai adalah ketika kita
berusaha mencarinya di luar Tuhan dan tidak kembali kepada Tuhan.
Kembalilah kepada Tuhan dan carilah Dia.
Percayalah bahwa Damai itu berasal dari Dia seperti yg ia katakana
sendiri
ILUSTRASI PEUTUP
Sebuah cerita dari billy Graham:
Cerita tentang dua orang anak yg lagi liburan di rumah nenek mereka.
Anggap saja namanya adalah Budi dan merry.
Budi selalu senang kalau bisa tiba dirumah nenek, karena ia bisa bermain
ketapel. Halamn rumah neneknya sangat luas dan banyak sekali
pepohonan rindang. Tempannya aman dan tenang sekali buat liburan.
Keesokan harinya, si budipun sudah siap dengan ketael kesayangannya, ia
keluar dan pergi bermain dengan ketapelnya.
Sedang bermain tiba2 ia salah menembak, yg kena adalah bebek
kesayangan sang nenek. Wah, dia syok sekali, bebek itu mati dan budi
berfikir, kalau ini sampai ketahuan maka neneknya akan marah dan
snagat sedih sekali.
Singkat cerita, si budi memutuskan untuk menguburkan bebek tersebut,
dia cari tempat yg tersembunyi dan aman, supaya tidak dikehaui. Dia
berusaha menghapus dan menghilangkan jejak supaya tidak ketahuan.
Lalu ia kuburkan bebek tersebut jauh2, lalu tenanglah hatinya.
Lalu waktu giliran makan malam, selalu ada bagian cuci piring antara
Budi dan merry, kebetulan, malam tersebut adalah giliran cuci piringnya
Merry, kakaknya Budi.
Merry bisik sama Budi dan bilang Budi, ingat bebek. Apaan sih ingat
bebek kata si budi. Kalau kamu ga cuci piring maka saya akan laporin
nenek karena kamu bunuh bebeknya nenek kata merry.
Lalu budi ketakutan, dan ia pun mengambil semua piring dan
membersihkan semuanta.
Demikian hal itu terjadi setiap hari, Setiap kali habis makan maka budi
harus mencuci piring, kalau dia membantah maka merry akan berkata
bebek.
Akhirnya Budi kelelahan karena jadi budak akan semua itu. Hatinya
makin tidak damai,
Lalu dengan hati yg sangat takt dan malu kemudian Budi memikirkan
mau datang aja ngaku sama nenek, tetapi ia begumul takut dimarahi dan
takut nenek sedih.
Lalu Budipun ketemu nenek dan memgaku dosa dan kesalahannya sama
nenek (sambil menangis).
Lalu nenek bilang nenek sudah tau, lalu nenek memluk Budi dan bilang,
Nenek sebetulnya sudahtau ketika kamu membunuh bebek itu. Sebab
waktu itu nenek melihatnya dari jendela kamar nenek kamu menembak
sampai kamu menguburkan bebek tersebut.
Dan yg membuat nenek sedih adalah, kenapa budi tidak datang segera
kepada nenek dan bilang maaf? Tetapi sekarang akhirnya kamu datang
juga.
Mereka berpelukan dan Budipun merdeka.
Kemudian merry besok hari saat mau makan pagii mau minta Budi buat
bersihkan piring dan budi menolak dan mery berkatang bebek, dengan
keras dan semangat si Budi membalas apa lue bebek bebek, ga ada lagi
bebek, sekarang giliran kamu cuci piring.
- Pengakuan dosa bukan karena Tuhan tidak tahu, tp Tuhan sudah tau. Tp
bagaimana kita datang dengan kesadaran dan penyesalan di hadapan
Tuhan.
- Datanglah dengan hati yg percaya bahwa Allah setia pada janjiNya dan
keadilannya