Anda di halaman 1dari 39

KARANGAN ILMIAH

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Nuraini
2210333033

Prodi S1 Kebidanan
Universitas Andalas
Tahun 2023
HALAMAN PENGESAHAN

KARANGAN ILMIAH
“ANEMIA PADA IBU HAMIL”

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Karya Ilmiah Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Nuraini
NIM. 2210333033

Padang, 16 Mei 2023


Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia

(Lilimiwirdi S.S., M. Hum)

ii
ABSTRAK

Anemia pada ibu hamil adalah masalah kesehatan yang sering terjadi di seluruh
dunia. Kondisi ini dapat memiliki dampak serius pada kesehatan ibu dan
perkembangan janin. Anemia pada ibu hamil adalah kondisi di mana terjadi
penurunan kadar hemoglobin dalam darah, yang disebabkan oleh kekurangan zat
besi, folat, atau vitamin B12. Faktor yang mempengaruhi anemia pada
kehamilan antara lain pola makan yang tidak seimbang, kurangnya asupan zat
besi, riwayat kehamilan berulang, dan infeksi parasit seperti cacing tambang.
Menurut data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 yang dilakukan
oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Indonesia, diperoleh informasi bahwa sekitar 45,3% ibu hamil di Indonesia
mengalami anemia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan
pengertian anemia pada ibu hamil, faktor yang mempengaruhi anemia pada
kehamilan, penyebab anemia pada ibu hamil, bahaya anemia pada ibu hamil,
serta upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan
hidup saya. Dengan penuh rasa syukur, saya berhasil menyelesaikan karya
ilmiah ini yang membahas tentang anemia pada ibu hamil.
Karya ilmiah ini saya susun sebagai bagian dari tugas bahasa
Indonesia dan komitmen saya dalam menyumbangkan pemikiran dan
pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya dalam konteks anemia pada ibu
hamil. Melalui karya ini, saya berharap dapat memberikan kontribusi positif dan
bermanfaat bagi para pembaca serta masyarakat pada umumnya.
Tak lupa, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama
proses penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih kepada dosen pembimbing
saya yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan berharga yang
memandu saya dalam menyusun karya ini dengan lebih baik.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga saya yang
selalu memberikan dukungan moral, semangat, dan doa dalam setiap langkah
perjalanan saya. Dukungan mereka adalah pendorong utama dalam meraih
kesuksesan dalam menyelesaikan karya ini.
Tak terhingga pula rasa terima kasih saya kepada para pakar, peneliti,
dan praktisi di bidang kesehatan yang telah berdedikasi dalam mengembangkan
pengetahuan dan penelitian terkait anemia pada ibu hamil. Kontribusi mereka
menjadi landasan penting dalam pengembangan karya ilmiah ini.
Saya sadar bahwa karya ilmiah ini belum sempurna dan masih
memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima kritik,
saran, dan masukan yang membangun untuk perbaikan di masa depan. Saya
berharap karya ilmiah ini dapat menjadi landasan bagi penelitian lebih lanjut dan
mendorong upaya pencegahan serta pengelolaan yang lebih baik terhadap
anemia pada ibu hamil.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi para pembaca yang tertarik dengan topik yang saya bahas. Semoga

iv
juga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan-
Nya kepada kita semua.

Padang, 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN….............................................................................ii
ABSTRAK………………………………………………………………………..iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
DAFTAR TABEL…...............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………...…1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..…..3
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………..…4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………4
1.5 Batasan Masalah………………………………………………………...…5
1.6 Hipotesis………………………………………………………………...…5

BAB II KAJIAN PUSTAKA atau LANDASAN TEORI.………………………...6


2.1 Kajian Teoretis..……………………………………………………………6
2.2 Kerangkan Pemikiran………………………………………………….... 15
2.3 Hipotesis………………………………………………………………….16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………...17


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………....17
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian……………………………………….17
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian………………………………………….17
3.4 Instrumen Penelitian……………………………………………………..17
3.5 Metode Pengumpulan Data …………………………………….………..17
3.6 Analisis Data………………………………….………………………..…18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….………………………………...22


4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………………...22
4.2 Pembahasan Penelitian………………….……………………………...…23

vi
BAB V PENUTUP………………………………………….…………………....28
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….28
5.2 Saran…………...........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Gambaran Perbandingan Sel Darah Normal dan Anemia…………6


Lampiran 2: Kiat-kiat Pencegahan Anemia……………………………….…..13
Lampiran 3: Daftar Makanan Kaya Zat Besi untuk Ibu Hamil………………...13
Lampiran 4: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu Hamil…..18
Lampiran 5: Distribusi Frekuensi Variabel Berdasarkan Jarak Kehamilan……18
Lampiran 6: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas……………18
Lampiran 7: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan…19
Lampiran 8: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan……..19
Lampiran 9: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia..19
Lampiran 10: Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia…………..20
Lampiran 11: Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Anemia………….20
Lampiran 12: Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia……………………20
Lampiran 13: Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Anemia…………20
Lampiran 14: Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia……………..21

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu Hamil…………18


Tabel 2: Distribusi Frekuensi Variabel Berdasarkan Jarak Kehamilan…………..18
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas…………………..18
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan………. .19
Tabel 5: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan…………....19
Tabel 6: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia…….…19
Tabel 7: Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia…………………..20
Tabel 8: Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Anemia………………….20
Tabel 9: Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia………………………...….20
Tabel 10: Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Anemia………………...20
Tabel 11: Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia…………………….21

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Gambaran Perbandingan Sel Darah Normal dan Anemia……….…6


Gambar 2: Kiat-Kiat Pencegahan Anemia…………………………………….13

x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2014 yang

dikutip oleh Muthia Sari Mardha, menyatakan bahwa kematian ibu di dunia

yaitu 289.000 jiwa, dimana setiap satu menit wanita meninggal di dunia akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan dan erat kaitannya dengan penolong

persalinan. 1

Menurut Data Kementrian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) tahun

2015 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia meningkat dari

tahun-tahun sebelumnya yaitu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.2

Menurut data WHO dikutip oleh Muthia Sari Mardha, Sebanyak 40% kematian

ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan

kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh kekurangan zat besi dan

perdarahan akut.3

Menurut Novianti & Aisyah, anemia merupakan kondisi dimana kadar

hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 11 gr/dl yang terjadi pada ibu

hamil.4 Menurut Depkes (2009), anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu

dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau <10,5

1
Muthia Sari Mardha, Factors Affecting Anemia in Pregnant Women in Ratna Clinic, Institut
Kesehatan Helvetia, Sumatera Utara, 2020, hlm 17.
2
Kemenkes RI, Data AKI Indonesia, 2015.
3
Muthia Sari Mardha, loc cit.
4
Novianti & Aisyah, Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dan BBLR, Jurnal Siliwangi Seri Sains
dan Teknologi, 2018, hlm. 7.

1
gr% pada trimester II.5 Menurut Novianti & Aisyah, faktor yang menyebabkan

terjadinya anemia pada masa kehamilan yaitu usia, paritas, jarak kehamilan,

status ekonomi dan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.6

Menurut World Health Organization, yang mengutip dari Fatmah,

prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi Fe sekitar 35-75%

yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan.7

Sementara persentase wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat

seiring bertambahnya usia kehamilan dalam trimester I (sebanyak 8%),

trimester II sebanyak 12%, dan trimester III sebanyak 29%.8

Dampak anemia pada ibu hamil dapat sangat merugikan baik bagi

ibu maupun janin yang dikandungnya. Ibu hamil dengan anemia cenderung

mengalami kelelahan, penurunan energi, dan penurunan daya tahan tubuh.

Selain itu, anemia pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko

komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah,

serta meningkatkan risiko kematian maternal dan neonatal.

Pencegahan dan pengelolaan anemia pada ibu hamil sangatlah

penting guna meminimalkan risiko dan dampak negatif yang dapat

ditimbulkannya. Upaya pencegahan meliputi peningkatan pendidikan gizi,

5
Depkes RI. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta. 2009. hlm.57.
6
Novianti & Aisyah, Op cit, hlm. 8.
7
Fatmah, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil, Jurnal
Kebidanan, Lampung, 2019, hlm. 107.
8
Ibid.

2
promosi konsumsi makanan yang kaya zat besi, suplementasi zat besi yang

tepat, serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.

Dalam karya ilmiah ini, saya akan mengkaji secara mendalam

tentang anemia pada ibu hamil, termasuk faktor yang mempengaruhinya,

penyebab, bahaya yang terkait, serta upaya pencegahan yang dapat

dilakukan. Melalui penelitian dan tinjauan literatur yang komprehensif,

diharapkan karya ilmiah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik

tentang anemia pada ibu hamil serta memberikan kontribusi dalam upaya

pencegahan dan pengelolaan kondisi tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Anemia pada ibu hamil merupakan masalah serius yang mempengaruhi

kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Dalam rangka memahami dan

mengatasi masalah ini, karya ilmiah ini akan mengajukan beberapa pertanyaan

penelitian sebagai rumusan masalah yang dapat dijawab melalui penelitian dan

analisis yang mendalam. Berikut adalah rumusan masalah yang diajukan dalam

karya ilmiah ini:

1. Apa definisi dan pengertian anemia pada ibu hamil ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu

hamil?

3. Apa saja penyebab anemia pada ibu hamil ?

4. Apa dampak dan bahaya anemia pada ibu hamil terhadap kesehatan ibu

dan janin?

5. Apa saja langkah-langkah atau strategi pencegahan anemia pada ibu

hamil yang efektif?

3
1.3. Tujuan Penelitian

Karya ilmiah ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui

penelitian dan analisis yang dilakukan. Tujuan penelitian ini dirumuskan

dengan tujuan menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang anemia

pada ibu hamil dan memberikan kontribusi dalam upaya pencegahan dan

pengelolaan kondisi tersebut. Berikut adalah tujuan penelitian dalam karya

ilmiah ini:

1. Untuk memahami definisi dan pengertian anemia pada ibu hamil

2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

anemia pada ibu hamil

3. Untuk menyelidiki penyebab anemia pada ibu hamil

4. Untuk mengevaluasi dampak dan bahaya anemia pada ibu hamil

5. Untuk menganalisis upaya pencegahan yang telah dilakukan dan strategi

yang dapat diterapkan dalam mengurangi prevalensi anemia pada ibu

hamil di Indonesia

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian karya ilmiah tentang anemia pada ibu hamil memiliki

manfaat yang signifikan dalam bidang kesehatan masyarakat dan kesejahteraan

ibu hamil. Berikut adalah beberapa manfaat penelitian karya ilmiah tentang

anemia pada ibu hamil:

1. Pemahaman yang lebih baik tentang anemia pada ibu hamil

2. Perbaikan kesehatan ibu dan janin

3. Peningkatan kesadaran dan pendidikan tentang anemia

4
1.5. Batasan Masalah

Karya ilmiah ini menggunakan batasan bahasa dimana penelitian ini

diambil dari literature jurnal dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Karya

ilmiah ini juga menggunakan batasan terikat dimana membahas tentang anemia

yang terjadi pada ibu hamil. Penelitian dalam karya ilmiah ini juga terbatas

pada sampel yang terdiri dari 5 ibu hamil saja.

1.6. Hipotesis

1. Hipotesis Penyebab: Terdapat hubungan signifikan antara defisiensi zat

besi dan anemia pada ibu hamil di Indonesia.

2. Hipotesis Faktor-Faktor: Faktor risiko seperti rendahnya pendidikan ibu,

rendahnya status sosioekonomi, dan akses terbatas terhadap pelayanan

kesehatan berkontribusi signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu

hamil di Indonesia.

3. Hipotesis Dampak: Anemia pada ibu hamil memiliki dampak negatif

terhadap pertumbuhan janin dan berhubungan dengan peningkatan risiko

kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

4. Hipotesis Pencegahan: Program suplementasi zat besi yang tepat dan

pendidikan gizi yang intensif pada ibu hamil dapat mengurangi prevalensi

anemia dan meningkatkan status gizi ibu hamil di Indonesia.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Teoritis


2.1.1. Pengertian Anemia

Gambar 1. Gambaran Perbandingan Sel Darah Normal Dan Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah kadar Hb

(Hemoglobin), hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai

normal atau bisa disebut juga penurunan kuantitas sel-sel darah merah

dalam sirkulasi atau jumlah kadar hemoglobin (Hb) dibawah batas

normal.

Menurut World Health Organization (WHO), anemia adalah

kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam

darah berada di bawah batas normal. Anemia dapat menyebabkan

kelelahan, kelemahan, penurunan kemampuan kerja, dan masalah

kesehatan lainnya.

6
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr

% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil adalah terjadi karena hemodilusi, terutama pada

trimester 2.

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil


1. Umur ibu hamil

Umur ibu hamil dapat menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya

anemia pada Kehamilan.

a. Anemia pada Remaja:

Remaja yang hamil memiliki risiko yang lebih tinggi

mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang lebih

tua..

b. Anemia pada Ibu Hamil yang Lebih Tua:

Ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun juga dapat menghadapi

risiko anemia yang lebih tinggi.

c. Anemia pada Kehamilan pada Usia Muda dan Lanjut:

Kehamilan pada usia yang terlalu muda (di bawah 18 tahun)

atau terlalu tua (di atas 35 tahun) juga dapat meningkatkan

risiko anemia.

2. Umur Kehamilan

Umur kehamilan juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia pada

ibu hamil.

7
- Anemia pada Trimester Pertama:

Pada trimester pertama kehamilan, terjadi

peningkatan volume darah yang cukup signifikan untuk

mendukung pertumbuhan janin. Namun, jika pasokan zat

besi tidak mencukupi, risiko anemia pada ibu hamil dapat

meningkat.

- Anemia pada Trimester Kedua dan Ketiga:

Pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, terjadi

peningkatan produksi sel darah merah untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan janin. Jika pasokan zat besi tidak

mencukupi, terutama saat janin memasuki periode

pertumbuhan yang cepat, risiko anemia meningkat.

- Anemia Akibat Kehamilan Ganda:

Kehamilan ganda (twins atau lebih) dapat

meningkatkan risiko anemia pada ibu hamil. Kehamilan

ganda memerlukan lebih banyak pasokan darah dan nutrisi

untuk mendukung pertumbuhan janin yang lebih dari satu.

Jika asupan zat besi dan nutrisi lainnya tidak mencukupi,

risiko anemia pada ibu hamil ganda menjadi lebih tinggi.

- Anemia pada Kehamilan yang Lanjut:

Pada kehamilan yang lanjut, risiko anemia dapat

meningkat karena pasokan zat besi dalam tubuh ibu hamil

mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

8
peningkatan volume darah serta pertumbuhan dan

perkembangan janin yang terus berlanjut.

3. Paritas

Paritas, yang mengacu pada jumlah kehamilan

sebelumnya yang telah mencapai usia kehamilan 20 minggu atau

lebih, juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya anemia pada ibu

hamil. Berikut adalah faktor-faktor yang terkait dengan paritas dan

dapat memengaruhi risiko anemia:

- Kehilangan Darah Selama Persalinan Sebelumnya

- Kehamilan Berulang dalam Waktu Singkat:

- Kurangnya Waktu untuk Pemulihan Pasca Kehamilan:

4. Status KEK (kurang energi kronis)

Status KEK (kurang energi kronis) dapat menjadi faktor

yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil. Berikut

adalah beberapa faktor terkait status kek yang dapat berkontribusi

terhadap anemia pada ibu hamil:

- Kurangnya Asupan Zat Besi

- Gangguan Penyerapan Nutrisi

- Kelelahan dan Gangguan Metabolisme

- Penurunan Cadangan Zat Besi

5. Tingkat pendidikan

9
Tingkat pendidikan ibu hamil dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi terjadinya anemia. Tingkat pendidikan yang rendah

seringkali terkait dengan pengetahuan dan akses terbatas terhadap

informasi yang relevan tentang gizi, perawatan prenatal, dan

pentingnya asupan nutrisi yang seimbang. Berikut adalah beberapa

faktor terkait tingkat pendidikan yang dapat berkontribusi terhadap

anemia pada ibu hamil:

- Pengetahuan dan Kesadaran Gizi

- Kesadaran Terhadap Perawatan Prenatal

- Akses Terbatas ke Sumber Daya dan Perawatan Kesehatan

- Faktor Sosioekonomi

6. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau terlalu jauh dapat

menjadi faktor penyebab anemia pada ibu hamil.

- Jarak Kehamilan Terlalu Dekat: Jika ibu hamil tidak

memberikan jeda yang cukup antara kehamilan sebelumnya

dan kehamilan yang sedang berlangsung, tubuhnya mungkin

belum pulih sepenuhnya dari kehamilan sebelumnya. Ini

berarti bahwa ibu hamil mungkin memiliki cadangan zat besi

yang terbatas, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya

anemia pada kehamilan saat ini. Kehamilan yang terlalu dekat

juga dapat menyebabkan kekurangan nutrisi lainnya yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.

10
- Jarak Kehamilan Terlalu Jauh: Di sisi lain, jarak kehamilan

yang terlalu jauh juga dapat menyebabkan anemia pada ibu

hamil. Jika ibu hamil menunda kehamilan berikutnya terlalu

lama setelah melahirkan, terjadi penundaan dalam konsumsi

zat besi yang diperlukan untuk memulihkan cadangan tubuh

yang terkuras selama kehamilan sebelumnya. Hal ini dapat

mengakibatkan penurunan kadar zat besi dalam tubuh dan

meningkatkan risiko terjadinya anemia pada

kehamilan berikutnya.

2.1.4. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Penyebab anemia pada ibu hamil dapat bervariasi dan melibatkan

berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum anemia

pada ibu hamil:

- Kekurangan Zat Besi

- Kekurangan Asam Folat

- Defisiensi Vitamin B12

- Gangguan Penyerapan

- Penyakit Kronis

- Kehilangan Darah

- Faktor Genetik

2.1.5. Bahaya Anemia Pada Ibu Hamil

11
Anemia pada ibu hamil dapat memiliki konsekuensi yang

serius dan berbahaya, baik bagi kesehatiannya sendiri maupun bagi

perkembangan janin. Berikut ini adalah beberapa bahaya yang terkait

dengan anemia pada ibu hamil:

- Komplikasi Kehamilan: Anemia pada ibu hamil dapat

meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan, termasuk

keguguran, persalinan prematur, dan bayi dengan berat badan

lahir rendah. Anemia yang parah juga dapat menyebabkan

preeklamsia, yang merupakan kondisi serius yang melibatkan

tekanan darah tinggi, kerusakan organ, dan risiko tinggi terhadap

ibu dan janin.

- Kurangnya Oksigen untuk Janin: Kurangnya pasokan oksigen

yang adekuat dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangan janin serta meningkatkan risiko kelahiran

prematur.

- Gangguan perkembangan janin: Janin dapat mengalami masalah

pertumbuhan, gangguan kognitif, dan risiko penurunan

kemampuan kognitif dan perkembangan motorik.

- Kondisi Kesehatan Ibu yang Buruk: Anemia yang parah pada ibu

hamil dapat menyebabkan kelemahan, kelelahan yang berat, dan

penurunan daya tahan tubuh.

- Risiko Transfusi Darah: Transfusi darah memiliki risiko tertentu,

termasuk reaksi alergi, penularan penyakit, dan komplikasi

lainnya.

12
- Dampak pada Pasca Melahirkan: Anemia pasca melahirkan dapat

menyebabkan kelemahan, penurunan energi, dan kesulitan dalam

menyusui dan merawat bayi.

2.2.6. Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil

Gambar.2. Kiat-Kiat Pencegahan Anemia

Pencegahan anemia pada ibu hamil sangat penting untuk

menjaga kesehatan ibu dan perkembangan janin. Berikut ini adalah

beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah anemia pada ibu

hamil:

- Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi

Berikut daftar makanan kaya zat besi untuk ibu hamil :

Daging Merah Daging sapi dan daging kambing

Ayam dan Daging Unggas Ayam, kalkun, bebek

13
Ikan dan Seafood Tuna, salmon, sarden, kerang, tiram,

udang.

Kacang-kacangan Kacang merah, kacang hijau, kacang

kedelai, kacang mete, kacang tanah.

Biji-bijian dan Pulses Biji labu, biji bunga matahari, biji

wijen, kacang hijau, kacang lentil.

Sayuran Hijau Bayam, kangkung, kale, brokoli,

daun singkong.

Buah Kering Kurma, kismis, aprikot kering

Telur Telur ayam

Tahu dan Tempe Tahu, tempe.

Biji-bijian dan Roti yang Sereal gandum utuh, roti gandum

Diperkaya utuh, pasta gandum utuh.

- Asupan Asam Folat yang Adekuat

Konsumsi makanan yang kaya asam folat, seperti sayuran berdaun

hijau, jeruk, pisang, kacang-kacangan, dan roti gandum, dapat

membantu menjaga tingkat asam folat yang cukup dalam tubuh.

- Pemeriksaan Kehamilan Teratur: Mengikuti pemeriksaan kehamilan

secara teratur sangat penting untuk memantau kesehatan ibu hamil.

Pemeriksaan rutin ini juga penting untuk mendeteksi dan mengatasi

faktor risiko anemia pada ibu hamil.

14
- Suplemen Zat Besi dan Asam Folat: Dokter atau bidan mungkin akan

merekomendasikan konsumsi suplemen zat besi dan asam folat

selama kehamilan. Suplemen ini akan membantu memenuhi

kebutuhan nutrisi yang meningkat selama masa kehamilan.

- Gaya Hidup Sehat: Ini meliputi konsumsi makanan seimbang,

istirahat yang cukup, dan olahraga ringan yang disetujui oleh tenaga

medis. Menghindari kebiasaan merokok, alkohol, dan obat-obatan

terlarang juga sangat penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan

janin.

- Pengelolaan Penyakit yang Mendasari: Mengikuti pengobatan yang

direkomendasikan oleh tenaga medis dan menjalani pemeriksaan

rutin akan membantu mencegah anemia yang disebabkan oleh

kondisi tersebut.

2.2. Kerangka Pemikiran

15
2.3. Hipotesis

a. Hipotesis 1: Terdapat hubungan signifikan antara faktor umur ibu hamil

dan tingkat keparahan anemia.

b. Hipotesis 2: Terdapat hubungan signifikan antara faktor umur

kehamilan dan tingkat keparahan anemia.

c. Hipotesis 3: Terdapat hubungan signifikan antara faktor paritas dan

tingkat keparahan anemia.

d. Hipotesis 4: Terdapat hubungan signifikan antara faktor pekerjaan dan

tingkat keparahan anemia..

e. Hipotesis 5: Terdapat hubungan signifikan antara faktor status kek

(kurang energi kronis) dan tingkat keparahan anemia.

f. Hipotesis 6: Terdapat hubungan signifikan antara faktor tingkat

pendidikan dan tingkat keparahan anemia.

16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Mei 2023 di Wilayah Jati V,

Padang, Sumatera Barat.

3.2.Metode Dan Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode wawancara kepada responden

dengan memakai kuesioner.

Rancangan Penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain

Cross Sectional.

3.3.Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang ada di wilayah Jati

V kota Padang sebanyak 5 orang.

3.4.Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat-alat yang akan digunakan

untuk pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian

berupa kuesioner untuk mengumpulkan data saat wawancara

3.5. Metode Pengumpulan Data

17
- Identifikasi Identifikasi dan seleksi sampel : ibu hamil yang memenuhi

kriteria sebagai sampel penelitian yang dibutuhkan.

- Pengisian kuesioner : Kuesioner akan diisi melalui wawancara langsung

dengan ibu hamil yang bersedia berpartisipasi.

- Menganalisis data : Setelah data terkumpul, lakukan analisis terhadap

data yang telah dikumpulkan.

3.6. Analisis Data

Analisis Univariat

Tabel.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu Hamil

Usia Ibu Hamil Frekuensi Persentase


< 20 tahun - 0%
20-35 tahun 2 40%
> 35 tahun 3 60%
Jumlah 5 100%

Tabel.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Kehamilan

Jarak Kehamilan Frekuensi Persentase


<2 tahun 3 60%
≥2 tahun 2 40%
Jumlah 5 100%

Tabel.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas

Paritas Frekuensi Persentase

18
≥4 1 20%
<4 4 80%
Jumlah 5 100%

Tabel.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Frekuensi Persentase


Trimester I 1 20%
Trimester II 1 20%
Trimester III 3 60%
Jumlah 5 100%

Tabel.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Frekuensi Persentase


Baik 2 40%
Kurang 3 60%
Jumlah 5 100%

Tabel.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia

Kejadian Anemia Frekuensi Persentase


Anemia 2 40%
Tidak Anemia 3 60%
Jumlah 5 100%

19
Analisis Bivariat

Tabel.7
Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia

Variabel Kejadian Anemia n


Anemia Tidak
Usia Ibu >35 tahun 2 1 3
Hamil 20-35 tahun 0 2 2

Tabel.8
Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Anemia

Variabel Kejadian Anemia n

Anemia Tidak
Jarak <2 tahun 3 0 3
Kelahiran ≥ 2 tahun 0 2 2

Tabel.9
Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia

variabel Kejadian anemia n


Anemia Tidak
paritas ≥4 2 0 2
<4 0 3 4

Tabel.10
Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Anemia

Variabel Kejadian Anemia n


Anemia Tidak

20
Usia TM III 2 1 3
Kehamilan TM 1 dan II 0 2 2

Tabel.11
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia

Variabel Kejadian anemia n


Anemia Tidak
Pengetahuan Baik 0 2 2
Kurang 2 1 3

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

1. Pada tabel 1 terlihat usia ibu hamil terbanyak yaitu usia >35 tahun

sebanyak 3 responden (60%), selanjutnya usia 20-35 tahun sebanyak 2

responden (40%).

2. Pada tabel 2 terlihat jarak kelahiran <2 tahun sebanyak 3 responden

(60%), dan jarak kelahiran ≥2 tahun sebanyak 2 responden (40%)

3. Pada tabel 3 terlihat paritas <4 sebanyak 4 responden (80%), dan paritas

≥4 sebanyak 1 responden (20%)

4. Pada tabel 4 terlihat usia kehamilan TM I sebanyak 1 responden (20%),

TM II sebanyak 2 responden (40%), TM III sebanyak 2 responden

(40%).

5. Pada tabel 5 terlihat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (40%),

dan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (60%).

6. Pada tabel 6 terlihat kejadian anemia sebanyak 2 responden (40%), dan

tidak anemia sebanyak 3 responden (60%)

7. Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah usia >35

tahun, dengan hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan

kejadian anemia

22
8. Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan jarak

kelahiran >2 tahun, dengan hubungan yang signifikan antara jarak

kelahiran dengan kejadian anemia.

9. Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan paritas

<4, dengan hubungan yang tidak signifikan Antara paritas dengan

kejadian anemia.

10. Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan usia

kehamilan TM III, dengan hubungan yang signifikan antara usia

kehamilan dengan kejadian anemia

11. Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan

pengetahuan kurang, dengan hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan kejadian anemia

4.2. Pembahasan Penelitian

1. Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia

Dari hasil penelitian didapatkan responden usia >35 tahun yang

mengalami kejadian anemia sebanyak 2 orang (66,67%) dari 3 responden

dengan usia tersebut. Hal ini sesuai dengan Depkes (2014) dimana kadar

Hb 7,0-10,0 mg/dl banyak ditemukan pada kelompok umur <20 tahun

sebanyak 46% dan dan kelompok umur 35 tahun atau lebih sebanyak 48%.

Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu

muda dan tidak terlalu tua, umur yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari

35 tahun beresiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan

23
untuk hamil jugameliputi kesiapan fisik, emosi, psikologi, sosial dan

ekonomi (Depkes, 2014).

Menurut Herawati, C., dkk (2010) meningkatnya usia

kehamilan ibu beresiko besar menimbulkan anemia, apabila tidak

diimbangi dengan pola makan yang seimbang dan konsumsi Fe secara

teratur.9 Dimana pada ibu hamil di Puskesmas Bandar Jaya Lahat

Kabupaten Lahat diduga faktor rendahnya kesadaran ibu hamil TM III

untuk mengkonsumsi tablet besi sangat mempengaruhi.10

2. Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Paritas >4 dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada

kehamilan dan persalinan, seperti meningkatnya resiko terjadinya kematian

janin didalam kandungan dan perdarahan sebelum dan setelah melahirkan

dimana hal tersebut dapat berakibat fatal, sebab wanita yang sudah sering

melahirkan dapat berakibat kerusakan pada pembuluh darah dan

vaskularisasi dinding uterus akibat persalinan yang lampau, sehingga aliran

darah ke plasenta tidak memadai, yang akhirnya dapat menurunkan

fungsinya dan mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.

Menurut Prawirohardjo, makin tinggi paritas maka makin tinggi

resiko kematian maternal, yang dapat diantisipasi dengan program

9
Herawati, C., dkk, 2010, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia Gizi pada Ibu Hamil
di Puskesmas Jalaksana, Jurnal Kesehatan Kartika, Kuningan, 2010, hlm. 54
10
Ibid.

24
Keluarga Berencana.11 Menurut penelitian Noverstiti, E. diketahui bahwa

responden yang mengalami anemia lebih banyak pada paritas tinggi yaitu

sebanyak 64,3 %, bila dibandingkan pada paritas rendah sebanyak 40,4

%.12 Menurut Prawirohardjo, memiliki riwayat banyak mengeluarkan

darah dapat menyebabkan terjadinya anemia pada kehamilan berikutnya.13

3. Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Dari hasil penelitian didapatkan jarak kelahiran <2 tahun yaitu

sebanyak 3 responden (60%). Jarak kelahiran terlalu dekat dapat

menyebabkan terjadinya anemia.

Menurut Prawirohardjo, jarak kelahiran terlalu dekat dapat

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil.14 Dari penelitian Noverstiti, E. diketahui bahwa responden yang

mengalami anemia lebih banyak pada jarak kehamilan yang dekat yaitu

sebanyak 75,0 % bila dibandingkan pada jarak kehamilan yang jauh

sebanyak 31,7 %.15 Menurut Prawirohardjo, Salah satu faktor yang dapat

mempercepat terjadinya anemia pada wanita hamil adalah jarak kelahiran

11
Prawirohardjo, S., Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nasional, Pt Bina
Pustaka, Jakarta, 2014. hlm. 286.
12
Noverstiti, E., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin, STIKES Peringsewu, Lampung, 2012, hlm.
112.
13
Prawirohardjo, S., Op cit. hlm. 289.
14
Ibid.
15
Noverstiti, E., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin, STIKES Peringsewu, Lampung, 2012, hlm.
113.

25
pendek, karena kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan

zat-zat gizi belum optimal, tetapi ia sudah harus memenuhi kebutuhan

nutrisi janin yang dikandungnya.16

Jarak kelahiran yang terlalu pendek antara kehamilan

sebelumnya dan kehamilan berikutnya memberikan waktu yang terbatas

bagi tubuh ibu untuk pulih sepenuhnya. Setelah melahirkan, tubuh

membutuhkan waktu untuk memulihkan persediaan zat besi yang telah

digunakan selama kehamilan sebelumnya. Jika kehamilan berikutnya

terjadi terlalu cepat, ibu mungkin masih memiliki kekurangan zat besi yang

belum teratasi, dan ini dapat meningkatkan risiko anemia pada ibu hamil.

4. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Dari hasil penelitian didapatkan usia kehamilan terbanyak ada

pada TM III yaitu sebanyak 3 responden (60%). Seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan, kebutuhan nutrisi ibu hamil juga meningkat.

Pertumbuhan dan perkembangan janin membutuhkan asupan zat besi yang

lebih tinggi. Jika asupan zat besi tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan ini, dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil.

Usia kehamilan yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan

risiko perdarahan yang terkait dengan kondisi seperti plasenta previa,

plasenta akreta, atau plasenta previa sentralis. Perdarahan yang signifikan

16
Prawirohardjo, Loc cit.

26
dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah dan

berkontribusi pada perkembangan anemia.

5. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan terbanyak

yaitu pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (60%). Peningkatan

pengetahuan ibu hamil tentang anemia dapat membantu mengurangi risiko

kejadian anemia dan mendorong perilaku yang lebih sehat terkait nutrisi.

Pengetahuan yang baik tentang anemia pada ibu hamil dapat membantu

dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya asupan zat besi dan

nutrisi lainnya yang diperlukan untuk mencegah atau mengatasi anemia.

Jika ibu hamil memiliki pemahaman yang baik tentang gejala anemia dan

dampaknya terhadap kesehatan ibu dan janin, mereka akan lebih waspada

terhadap tanda-tanda anemia dan lebih cenderung mencari perawatan

medis jika diperlukan.

Kurangnya pengetahuan tentang anemia dapat membuat ibu

hamil tidak mengenali gejala-gejala anemia, seperti kelelahan, sesak napas,

pusing, dan kulit pucat. Akibatnya, kondisi anemia dapat terus berlanjut

dan berdampak pada kesehatan umum ibu. Kurangnya pengetahuan tentang

anemia juga dapat menyebabkan ibu hamil tidak mengambil tindakan

pencegahan yang efektif. Misalnya, ibu hamil tidak memperhatikan

pentingnya mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, mengikuti anjuran

suplementasi zat besi, atau menjaga pola makan yang seimbang

selama kehamilan.

27
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang sering

terjadi dan dapat memiliki dampak serius terhadap ibu dan janin. Dengan

pemahaman yang baik tentang faktor risiko, penyebab, dampak, dan upaya

pengelolaan anemia pada ibu hamil, diharapkan dapat meningkatkan upaya

pencegahan, diagnosis, serta pengelolaan yang tepat guna meningkatkan

kesehatan ibu hamil dan hasil kehamilan yang optimal.

5.2 Saran

Karya ilmiah dan data penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kesehatan ibu hamil dengan melakukan konsultasi, informasi dan edukasi

kepada ibu hamil agar mengetahui apa itu anemia, faktor-faktor yang

mempengarui anemia, penyebab anemia, bahaya anemia,pencegahan anemia,

serta upaya penanggulangan anemia.

28
DAFTAR PUSTAKA

Flora, Rostika. dkk. . (2022). Perbandingan Kadar Zat Besi dan Vitamin C Pada Ibu
Hamil Anemia dan Tidak Anemia di Kabupaten Saluma. Prosiding Seminar
Nasional UNIMUS, 887-894.
Herawati, C., Astuti, S. and Cirebon, S.,. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Anemia Gizi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Jalaksana Kuningan.
Jurnal Kesehatan Kartika, 51-89.
Irmawati dan Rosdianah. (2020). Sari Kurma dapat Meningkatkan Hemoglobin Ibu
Hamil. Sulawesi Selatan: CV. CAHAYA BINTANG CEMERLANG.
Mardha, Muthia Sari dan Endriyani Syafitri. (2020). Factors Affecting Anemia in
Pregnant Women in Ratna Clinic. Jurnal Proteksi Kesehatan, 16-24.
Margawati, Ani, dkk. . (2021). Kesehatan Ibu Hamil . Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Noverstiti, E.,. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin.
Jurnal Kebidanan Volume 5, 106-115.
Prawirohardjo, S. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Nasional. Jakarta: Pt Bina Pustaka.
Purwaningtyas, Melorys Lestari dan Galuh Nita Prameswari. (2017). Faktor
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Higeia Journal of Public Health
Research and Development, 43-54.
Ristica, Octa Dwienda. (2013). Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.
Jurnal Kesehatan Komunitas, 78-82.
Rukmaini. Modul Ibu Hamil dengan Anemia.
Sjahriani, Tessa dan Vera Faridah. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan, 106-115.
Sulaiman, Mardliyataini Haji. dkk. (2022). Defisiensi Zat Besi dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil. Journal of Telenursing, 11-18.

29

Anda mungkin juga menyukai