a) Teknik Paralel : Reseptor gambar dimasukkan ke dalam mulut sejajar dengan sumbu panjang
gigi, kemudian tabung sinar X di arahkan ke sudut 12 kanan menghadap vertikal atau horizontal
ke gigi reseptor gambar dengan menggunakan pemegang film. Merupakan teknik yang paling
akurat dalam pembuatan radiografi intraoral. Hal ini disebabkan karena pada teknik paralel
pelaksanaan dan standarisasinya sangat mudah dengan kualitas gambar yang dihasilkan bagus
dan distorsinya kecil.
b) Teknik bisekting : Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual atau patahan dari gigi, film
holder digunakan untuk menstabilkan film selama penyinaran, film kontak dengan gigi, bidang
film dan aksis panjang gigi membentuk sudut, sumbu sinar x tegak lurus terhadap garis 13
bisektris sehingga menghasilkan dua segitiga yang sama. teknik lain yang dapat dilakukan selain
teknik paralel dalam pengambilan film periapikal. Teknik bisekting biasa digunakan pada
kasuskasus kelainan anatomi seperti torus palatinus besar, palatum sempit, dasar mulut
dangkal, frenulum pendek, lebar lengkung rahang yang sempit atau pada pasien anak yang
kurang kooperatif. Film diletakkan ke dalam rongga mulut dan diberikan blok gigitan untuk
menahan film.
Kesalahan Foto
a) Angulasi horizontal menyebabkan gambar radiografi bergeser ke kanan atu ke kiri sehingga
permukaan interproksimal menjadi terlihat tumpang tindih. Gambaran yang terlihat tumpang
tindih menyebabkan bagian proksimal tidak dapat diinterpretasikan.
b) Elongasi atau perpanjangan gambaran gigi dan jaringan sekitar.
c) Foreshortening atau pemendekan gambaran gigi dan jaringan sekitar.
d) Partial white image adalah gambaran yang terlihat putih pada bagian pinggir film. Keadaan ini
dapat diakibatkan sebagian film tidak tenggelam dalam larutan developer
e) Partial dark image adalah gambar yang terlihat hitam dipinggir film. Keadaan ini dapat
diakibatkan karena sebagian film tidak tenggelam dalam larutan fixer.
f) Overexposure dapat terjadi karena waktu exposure/ paparan sinar terlalu lama
g) Underexposure dapat terjadi karena ketebalan jaringan yang harus ditembus terlalu tebal
sehingga x-ray tidak sampai ke film, film yang diletakkan terbalik, dan sumber x-ray yang terlalu
jauh jaraknya dari pasien.