Anda di halaman 1dari 3

Dilihat dari segi Berorintasi Pelayanan, artinya tidak memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

yang nyata adanya, munculnya desa fiktif disebabkan tidak solutif, dan tidak bisa diandalkan untuk
menuju tatanan masyarakat yang berkeadaban, dan sejatinya berorientasi pelayanan adalah untuk
memenuhi segala kebutuhan dan keinginan masyarakat desa sehingga dapat diandalkan dalam setiap
perencanaan dan pembangunan.

Dilihat dari segi nilai Akuntabel pelaku, atau aktor yang membuat desa fiktif ini tidak melaksanakan tugas
dengan jujur,bertanggung jawab, cermat, serta tidak disiplin, dan tidak berintegritas tinggi maksudnya
adalah tidak adanya transparansi berkaitan dengan laporan serta pertanggungjawaban terhadap dana
desa yang telah dicairkan sehingga para oknum tersebut dapat dengan leluasa menggunakan dana desa
tersebut untuk kepentingan pribadi.

Ditinjau dari segi nilai Kompeten, tindakan atau perilaku oknum tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai
Pancasila seperti tidak Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik sehingga tugas yang diamanatkan
dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang sudah ada didalam peraturan perundang-undangan
karena hal tersebut tidak mencerminkankeperibadian yang kompeten.

Ditinjau dari nilai-nilai dasar ASN tentang Harmonis, oknum yang terlibat tidak mencerminkan sikap yang
menghargasi negara maupun orang lain untuk membangun lingkungan tempat tinggalnya.

Nilai ASN yang selanjutnya yang tidak mencerminkan dengan sikap ini adalah nilai Loyal, oknum yang
terlibat tidak Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945, dan tidak mengimani isi dari pancasilan dan UUD 1945.

Ditinjau dari nilai Adaptif ,oknum ini tidak berinovasi dan mengembangkan kreativitas untuk memajukan
desanya dan lingkungan masyarakat yang mampu bersaing dengan desa-desa lain sehingga dikenal oleh
desa maupun daerah lainnya.

Untuk nilai yang selanjutnya yaitu Kolaboratif, okum tersebut tidak Memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, maupun Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.

Dalam kasus Polemik dana desa yang melahirkan desa fiktif melanggar etika publik karena prosedur
pelaksanaan tidak jelas, laporan tidak transparan, kurang sopan karena menyalahi prosedur serta tidak
memiliki etika dan etiket yang baik sebagai seorangwarga negara. Dari segi komitmen mutu, hal tersebut
jelas melanggar karena menjalankan sesuatu tanpa prosedur yang berorientasi pada mutu, mereka tidak
mencerminkan karakter yang baik. mereka perlu menanamkan dan menumbuhkan sikap komitmen
mutu agar tidak terjadi isu semacam itu di masa yang akan datang. Dilihat dari nilai anti korupsi sudah
jelas hal tersebut melanggar karena oknum tersebut bersikap tidak jujur dalam perkataan serta
perbuatannya yakni membuat laporan palsu guna kepentingan pribadi saja. Ketidakcermatan beberapa
instansi ini disebabkan olehmasih kurang tertatanya manajemen ASN, hal ini juga disebabkan tidak
menyatunya dataantar instansi pemerintahan akibat sistemwhole of government di negera kita ini masih
belum maksimal.
Dampak

Kejadian ini menimbulkan dampak kerugian bagi pelaku karena sudah pasti akan menerima sanksi
hukum, selain itu juga merugikan masyarakat luas serta menimbulkan ketidak percayaan terhadap sistem
pemerintahan, kerugian juga terjadi pada negara yakni, kerugian uang negara dengan tidak
tersalurkannya dana desa karena sikap korupsi oknum yang tidak bertanggungjawab, kerugian uang
negara dalam hal biaya pengusutan kasus, dan kegaduhan yang berdampak pada opini masyarakat.

Berdasarkan konteks diskripsi kasus diatas yaitu terjadinya desa fiktif, hal ini dikarenakan ada unsur
praktik tindak korupsi yang dilakukan oleh pejabat atau orang yang tidak bertanggungjawab di
pemerintahan daerah. Oleh karena itu, diperlukan gagasan alternatif pemecahan masalah :

- Memperketat sistem pengalokasian dana desa dengan setiap desa memiliki kode wilayah yang terdaftar
di Kementerian Dalam Negeri, desa yang ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat, harus
mengajukan usulan melalui pemerintah kabupaten/kota sebelum ke Kementerian Keuangan
(akuntabilitas).

- Penanaman nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK) secara berkala kepada pejabat terkait dengan
mengadakan pelatihan khusus agar nilai-nilai dasar ASN selalu ter upgrade.

- Pengawasan yang ketat dan proses verifikasi berlapis dengan selalu melakukan koordinasi antar
lembaga, dan komunikasi pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.

- Melakukan evaluasi dampak serta manfaat dari program tersebut. Melalui sistem yang terbangun
dengan baik akan terbentuk whole of government yang efektif dan berdampak positif bagi kemajuan dan
kesejahtareaan bangsa.

- Meningkatkan peran masyarakat dan LSM dalam pemantauan setiap program pemerintah untuk terus
memperbaiki setiap layanan yang diberikan pemerintah(pelayanan publik).

- Melakukan penindakan yang tegas atas setiap pelanggaran hukum (anti korupsi)Ga

Gagasan kreatif

-Pengoptimalan koordinasi, kolaborasi dan sinergitas.

Harus ada kejelasan alur dalam pemberian dana desa, Sinergitas, koordinasi serta kolaborasi antar
kementrian dan juga pemerintah daerah harus terus dilakukan dan ditingkatkan agar tidak lagi terjadi
penyalahgunaan dana desa yang hanya dinikmati oleh oknum-oknum tertentu bukan masyarakat itu
sendiri.

-Pengoptimalan pengawasan verifikasi desa dan penggunaan dana desa oleh seluruh elemen
masyarakat
Pengoptimalan pengawasan kebenaran bahwa desa tersebut memang ada juga harus terus dilakukan
oleh seluruh elemen masyarakat. Tentu saja hal ini juga harus ada keterbukaan informasi yang dapat
diakses oleh semua masyrakat, yang bisa dilakukan dengan menyediakan platform digital ataupun forum
yang digagas oleh pemerintah daerah setempat sehingga masyarakat bisa sewaktu-waktu melaporkan
jika terdapat penyalahgunaan dana desa ataupun melaporkan kepada pemerintah pusat jika terdapat
desa fiktif

1. Pemerintah Pusat
Peerintah pusat telah menerapkan nilai-nilai dasar akuntabilitas dengan melakukan
tanggungjawabnya untuk memberikan keseimbangan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Hal
ini terbukti denga adanya pemberian dana desa sebagai langkah untuk pemberdayaan
masyarakat desa dan pengembangan potensi ekonomi desa, sehingga diharapkan dapat
mempercepat peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa. Namu

Anda mungkin juga menyukai