Anda di halaman 1dari 10

1

Pengetahuan Remaja Terhadap Kebersihan Organ Reproduksi

Tiara Septia Tafianda1

tiaraseptia2017@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini membahas pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi untuk mencegah
penyakit dan mempertahankan kesehatan seksual. Organ reproduksi adalah bagian penting dari
tubuh manusia yang berperan dalam reproduksi dan kehidupan seksual. Kebersihan yang baik
pada organ reproduksi dapat membantu mencegah infeksi, penyakit menular seksual, dan
masalah kesehatan lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Masalah reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius, karena masalah
tersebut paling banyak muncul pada Negara berkembang, seperti Indonesia Karena kurang
tersedianya akses untuk mendapat informasi mengenal kesehatan reproduksi. Hal itu terbukti dari
banyak penelitian menyatakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenal kebersihan organ
kewanitaan para remaja putri. Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif
dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor
penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Terkusus bagi remaja kurangnya pengetahuan
remaja dan informasi yang tepat tentang kesehatan organ reproduksi kemungkinan dapat
menimbulkan kurangnya perhatian kesehatan organ reproduksinya. Oleh karena itu perlu adanya
pemberian informasi yang lengkap pada remaja putri untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kebersihan diri terutama organ reproduksi termasuk
risiko bila tidak dijaga.
Keywords: remaja, penetahuan remaja, kesehatan reproduksi, kebersihan

1
Prodi S1 Kebidanan,Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,Padang.
2

I.Pendahuluan keringat yang ada disekitar bibir vagina.


Untuk menampung darah menstruasi,
Masa remaja adalah transisi yang pembalut diganti sekitar 4-5 kali dalam
ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi sehari untuk menghindari masuknya bakteri
dan psikis Masa remaja juga merupakan ke dalam vagina.
masa pematangan organ reproduksi manusia
dan sering disebut masa peralihan. Tanda- Upaya menjaga kebersihan organ
tanda remaja pada perempuan adalah mulai genitalia belum banyak diketahui oleh para
terjadinya menstruasi sedangkan pada laki- remaja. Salah satu metode untuk
laki adalah mulai mampu menghasilkan menyebarluaskan informasi menjaga
sperma Remaja diharapkan dapat kebersihan tentong organ genitalis eksterna
menjalankan fungsi reproduksinya dengan adalah melakukan promosi kesehatan
tepat. Fungsi yang akan dijalankan dalam Alternatif metode yang dapat dipergunakan
proses reproduksi tersebut tidak dapat pada promosi kesehatan adalah metode
dilakukan bila organ-organ reproduksi tidak ceramah. Metode ceramah, selain sederhana
terawat sejak awal." juga efektif dalam upaya penyampaian
informasi secara cepat kepada kelompok
Organ reproduksi wanita terbagi atas sasaran yang cukup besar. Selain itu, untuk
organ genitalia interna dan organ genitalia mangubah perilaku dapat juga dilakukan
eksterna Organ genitalia interna terdiri dari dengan simulasi dan atau latihan yang bisa
vagina, uterus, tuba falopil, dan ovarium. didahului dengan bantuan alat peraga atau
Organ genitalia eksterna terdiri dari vulva, video.
mons veneris, labia mayora, labia minora,
klitoris vestibulum, bulbus vestibuli, Kurangnya pengetahuan remaja dan
introitus vagina, dan perineum. Organ informasi yang tepat tentang kesehatan
genitalia akstama dan vagina adalah untuk organ reproduksi kemungkinan dapat
senggama, sedangkan orban genitalia interna menimbulkan kurangnya perhatian
adalah bagian untuk ovulasi, tempat kesehatan organ reproduksinya. Oleh karena
pembuahan sel telur, transportasi blastokis, itu perlu adanya pemberian informasi yang
implantasi, dan tumbuh kembang Janin. lengkap pada remaja putri untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
Menjaga kesehatan vagina dimulai mereka akan pentingnya menjaga kebersihan
dari memperhatikan kebersihan diri. diri terutama organ reproduksi termasuk
Indonesia merupakan daerah yang beriklim risiko bila tidak dijaga.
tropis, sehingga udara panas dan cenderung
lembab sering membuat banyak berkeringat II.HASIL
di bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-
lipatan kulit seperti di daerah alat kelamin. 2.1. Pengertian remaja dan organ
Kondisi ini menyebabkan mikroorganisme reproduksi
jahat terutama jamur mudah berkembang WHO pada tahun 1974, memberikan
biak, yang akhirnya bisa menimbulkan definisi tentang remaja yang lebih bersifat
infeksi." Untuk menjaga kebersihan organ konseptual. Dalam definisi tersebut
genitalia khususnya wanita, yang perlu dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis,
dilakukan diantaranya adalah membasuh psikologis, dan sosial ekonomi. Definisi
secara teratur bagian vulva (bibir vagina) tersebut sebagai berikut, Remaja adalah
secara hati-hati menggunakan air bersih, suatu masa ketika :
selain itu juga harus membersihkan bekas
3

1. Individu berkembanag dari saat secara cepat begitu juga dengan kematangan
pertama kali menunjukan tanda- seksual.
tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematangan 2.2 Cara Menjaga Organ Kebersihan
seksual; Reproduksi
2. Individu mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari Usia remaja adalah masa transisi
kanak-kanak menjadi dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan
3. Terjadi peralihan dari emosi, psikis, dan fisik dengan ciri khas
ketergantungan sosial-ekonomi yang yang unik. Penting bagi remaja untuk
penuh kepada keadaan yang relatif mendapatkan informasi yang tepat tentang
lebih mandiri (Wahidin, 2017)2 kesehatan reproduksi dan berbagai faktor
Sedangkan, Sistem reproduksi atau yang berpengaruh terhadap kesehatan
sistem genital adalah sistem organ seks reproduksi3.
dalam organisme yang bekerja sama untuk
tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non- Sebagai pengenalan terhadap
hidup seperti cairan, hormon, dan feromon kesehatan reproduksi dasar, remaja harus
juga merupakan aksesoris penting untuk mengetahui beberapa hal di bawah ini:
sistem reproduksi.  Pengenalan tentang proses,
Kesehatan reproduksi adalah suatu fungsi, dan sistem alat reproduksi
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial  Mengetahui penyakit HIV/AIDS
secara utuh tidak semata-mata bebas dari dan penyakit menular seksual
penyakit atau kecacatan dalam semua hal lainnya, serta dampaknya pada
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, kondisi kesehatan organ
serta fungsi dan prosesnya. Pembinaan reproduksi
Kesehatan Reproduksi Remaja dilakukan  Mengetahui dan menghindari
untuk memberikan informasi dan kekerasan seksual
pengetahuan yang berhubungan dengan  Mengetahui pengaruh media dan
perilaku hidup sehat bagi remaja, di samping sosial terhadap aktivitas seksual
mengatasi masalah yang ada (Setyorini &  Mengembangkan kemampuan
Lieskusumastuti, 2020) dalam berkomunikasi, terutama
Pendidikan kesehatan reproduksi sangat membentuk kepercayaan diri
penting untuk diketahui sejak dini agar dapat dengan tujuan untuk menghindari
terhindar dari berbagai permasalahan seputar perilaku berisiko.
organ reproduksi. Dalam menjaga
kebersihan organ reproduksi seseorang harus Cara menjaga organ reproduksi,
memiliki pengetahuan mengenai kebersihan diantaranya:
organ reproduksi tersebut. Karena menjaga  Pakai handuk yang lembut,
kebersihan organ reproduksi merupakan kering, bersih, dan tidak berbau
awal dari usaha menjaga kesehatan dan pada atau lembab.
masa remaja ini pula perubahan fisik terjadi
 Memakai celana dalam dengan
2
bahan yang mudah menyerap
Wahidin, U. (2017). Pendidikan Karakter Bagi keringat
Remaja. Google Scoolar, hal
261.
3
ibid
4

 Pakaian dalam diganti minimal termasuk kebersihan vagina yang bertujuan


2 kali dalam sehari agar vagina tetap bersih, normal, sehat dan
 Bagi perempuan, sesudah buang terhindar dari kemungkinan muncul adanya
air kecil, membersihkan alat penyakit.4
kelamin sebaiknya dilakukan Mukosa vagina adalah bagian
dari arah depan menuju sensitif dan rentan terkena infeksi. Maka
belakang agar kuman yang dari itu perlu diperhatikan dalam menjaga
terdapat pada anus tidakmasuk kebersihan organ reproduksi terutama
ke dalam organ reproduksi. genetalia eksterna. Ada beberapa praktik
 Bagi laki-laki, dianjurkan untuk personal hygiene yang bisa dilakukan untuk
dikhitan atau disunat menjaga kebersihan organ reproduksi:
agarmencegah terjadinya
penularan penyakit menular 1) Mencuci tangan sebelum dan
seksual serta menurunkan risiko sesudah menyentuh vagina.
kanker penis. 2) Mengganti pakaian dalam dua
kali sehari.
Perubahan fisik, psikis, dan emosi 3) Mengeringkan area kewanitaan
remaja pada masa pubertas dapat membuat sebelum menggunakan celana
remaja lebih ekspresif dalam dengan handuk kering.
mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku 4) Membasuh area kewanitaan dari
seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan arah depan ke belakang. Jika
persepsi yang salah tentang seksualitas dan membersihkan vagina dari arah
kesehatan reproduksi dapat menyebabkan belakang ke depan berpotensi
remaja berperilaku berisiko terhadap memindahkan bakteri yang
kesehatan reproduksinya. terdapat di bagian anus ke
dalam vagina.
Personal Hygiene berasal dari bahasa 5) Memilih celana dalam berbahan
yunani, personal yang artinya perorangan katun. Celana katun dapat
dan hygiene artinya sehat. Kebersihan membantu memperlancar
perorangan adalah suatu tindakan untuk sirkulasi udara di area
memelihara kebersihan dan kesehatan kewanitaan dan dapat menyerap
seseorang guna meningkatkan kesejahteraan keringat sehingga area
secara fisik dan psikis." Personal hygiene kewanitaan tidak mudah
organ reproduksi adalah perilaku yang lembab.
berkaitan dengan tindakan untuk 6) Kegiatan membersihkan vagina
memelihara kesehatan dan upaya menjaga dengan sabun wangi tidak
kebersihan pada daerah kewanitaan, perilaku dianjurkan.
tersebut mencakup; menjaga kebersihan 7) Jangan memasukkan benda
genitalia, seperti membasuh kemaluan asing ke dalam organ
dengan air bersih, menggunakan celana yang reproduksi, terutama bila benda
menyerap keringat, mengganti celana dalam, tersebut tidak ada hubungannya
mengganti pembalut minimal 4-5 kali sehari, dengan prosedur medis.
mandi dua kali sehari."
4
Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.hal
Menjaga kesehatan organ reproduksi 13
berawal dari menjaga kebersihan diri,
5

8) Menggunakan pantyliner bersosialisasi satu dengan yang


seperlunya. Penggunaan terlalu lainnya (Laily & Sulistyo, 2012)5.
sering dapat menyebabkan area Kelompok sosial memengaruhi
kewanitaan menjadi lembab pilihan higiene, termasuk produk dan
serta memicu pertumbuhan frekuensi perawatan pribadi. Selama
bakteri dan jamur masa kank- kanak, kebiasaan
9) Saat menstruasi, menggunakan keluarga memengaruhi higiene,
pembalut berbahan lembut, misalnya frekuensi mandi, waktu
tidak mengandung pewangi dan mandi, dan jenis higiene mulut. Pada
mengganti pembalut minimal 3- masa remaja, higjene pribadi
4 kali sehari."Pada saat dipengaruhi oleh kelompok teman.
menstruasi,pembuluh darah Remaja wanita mislanya menjadi
dalam rahimsangat mudah tertarik pada penampilan pribadi dan
terkena infeksi karena itu mulai memakai riasan wajah. Pada
kebersihan wilayah kewanitaan masa dewasa, teman dan kelompok
kita harus lebih dijaga karena kerja membentuk harapan tentang
kumanbisa masuk dandapat penampilan pribadi, sedangkan pada
menimbulkanpenyakit pada lansia akan terjadi beberapa
saluranreproduksi. perubahan dalam praktik higiene
Kebiasaanseorang remajaputri karena perubahan dalam kondisi
adalahjarang fisiknya dan sumber yang tersedia
menggantipembalut pada saat (Potter & Perry, 2009).6
menstruasi. Asumsi mereka
bahwa jika belum penuh 2) Pilihan Pribadi
pembalut yang dipakai mereka Setiap orang memiliki keinginan
malas sendiri dalam menentukan waktu
bercukur, mandi, dan mengurus
2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi rambut, pilihan produk didasarkan
kebersihan organ reproduksi selera pribadi, kebutuhan, dan dana.
Pengetahuan tentang pilihan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi seseorang akan membantu perawatan
Personal Hygiene yang terindividualisasi. Selain itu,
Kebersihan merupakan hal yang sangat bantu seseorang untuk membangun
penting dan harus diperhatikan dalam praktik higiene baru jika ada
kehidupan sehari-hari karena kebersihan penyakitnya. Contohnya, anda harus
akan mempengaruhi kesehatan dan psikis mengajarkan perawatan higiene
seseorang. Pilihan higiene seseorang organ reproduksi pada penderita
dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga diabetes
individu memiliki variasi praktik higiene
3) Citra tubuh
1) Praktik Sosial
Manusia merupakan makluk sosial
dan karenanya berada dalam 5
Isroin, L., & Andrmoyo, S. (2012). Personal Hygine. Yogyakarta:
kelompok sosial. Kondisi ini akan Graha Ilmu.,hal.30.
6
Potter, P., & Perry, A. (2009). Fundamental Keperawatan.
memungkinkan seseorang untuk Jakarta : Salemba Medika.hal.12.
berhubungan, berinteraksi dan
6

adalah cara pandang seseorang terhadap status ekonomi klien dan


terhadap bentuk tubuhnya, citra pengaruhnya terhadap kemampuan
tubuh memengaruhi cara seseorang pemeliharaan higienenya. Jika klien
memelihara higiene. Ketika seorang mengalami masalah ekonomi,
perawat dihadapkan pada klien yang dirinya akan sulit berpartisipasi
tampak berantakan, tidak rapi, atau dalam aktivitas promosi kesehatan
tidak peduli dengan higiene dirinya, seperti higiene dasar. Jika barang
maka dibutuhkan edukasi tentang perawatan dasar tidak dapat dibeli
pentingnya higiene untuk kesehatan, oleh klien, carilah alternatifnya.
selain itu juga dibutuhkan kepekaan Pelajari juga apakah penggunaan
perawat untuk melihat kenapa hal ini produk tersebut merupakan bagian
bisa terjadi, apakah memang kurang / kebiasaan yang dilakukan oleh
ketidaktauan klien akan higiene kelompok sosial klien. Contohnya,
perorangan atau ketidakmauan dan tidak semua klien menggunakan
ketidakmampuan klien dalam deodoran atau kosmetik (Potter &
menjalankan praktik higiene dirinya, Perry, 2009).
hal ini bisa dilihat dari partisipasi 5) Pengetahuan dan Motivasi Kesehatan
klien dalam higiene harian (Laily & Pengetahuan tentang higiene akan
Sulistyo, 2012). Penampilan umum memengaruhi praktik higiene
seseorang menggambarkan seseorang. Namun, hal ini saja tidak
pentingnya higiene bagi dirinya. cukup, karma motivasi merupakm
Citra tubuh adalah konsep tubuh kunci penting dalam pelaksanaan
seseorang tentang tubuhnya, higiene. Kesulitan internal yang
termasuk penampilan, struktur, atau memengaruhi akses praktik higiene
fungsi fisik. Citra ini Sering berubah, adalah ketiadaan motivasi karena
saat klien menjalani operasi, kurangnya pengetahuan (Potter &
menderita penyakit, atau perubahan Perry, 2009). Sebagai seorang
status fungsional, citra tubuh akan perawat yang bisa dilakukan dalam
berubah dramatis. Untuk alasan ini, hal ini adalah mendiskusikannya
berusahalah untuk meningkatkan dengan klien,
kenyamanan dan penampilan higiene
klien. memeriksa kebutuhan praktik
4) Status Sosial Ekonomi higiene klien dan memberikan
Status ekonomi seseorang informasi yang tepat dan adekuat
mempengaruhi jenis dan tingkat kepada klien (Laily & Sulistyo,
praktik higiene perorangan. Sosial 2012), sesuai dengan perilaku yang
ekonomi yang rendah ingin dicapai, termasuk konsekuensi
memungkinkan higiene perorangan jangka panjang dan pendek bagi
yang rendah pula. Perawat dalam hal klien. Klien berperan penting dalam
ini harus bisa menentukan apakah menentukan kesehatan dirinya
klien dapat menyediakan bahan- karena perawatan diri merupakan hal
bahan yang penting dalam praktik yang paling dominan pada kesehatan
higiene seperti, sabun, sampo, sikat masyarakat kita. Banyak keputusan
gigi, pasta gigi, dsb (Laily & pribadi yang dibuat tiap hari yang
Sulistyo. 2012)7. Anda harus sensitif membentuk gaya hidup dan
lingkungan sosial dan fisik (Fender,
7
ibid
7

Murdaugh, dan Parsons, 2002 dalam Genggaman yang melemah akibat


Potter & Perry, 2009)8. Tetapi artritis, stroke, atau kelainan otot
bagaimananpun juga kembalinya menghambat klien untuk
adalah individu, bahwa individulah menggunakan sikat gigi, handuk
yang berperan panting dalam basah, atau sisir (Potter & Perry,
menentukan kesehatan dirinya 2009). Kondisi yang lebih serius
(Isroin & Andrmoyo, 2012) akan menjadikan klien tidak mampu
Penting untuk mengetahui apakah dan akan memerlukan kehadiran
klien merasa dirinya memiliki risiko. perawat untuk melakukan perawatan
Jika klien mengetahui resiko dan higiene total (Laily & Sulistyo,
dapat bertindak tanpa konsekuensi 2012)
negatif, mereka lebih cenderung
untuk menerima konseling oleh 2.4 pentingnya menjaga organ reproduksi
perawat (Potter & Perry, 2009) pada remaja
6) Variabel Budaya Menjaga kesehatan reproduksi
Kepercayaan budaya dan nilai merupakan hal yang penting, karena
pribadi klien akan mempengaruhi gangguan atau penyakit dalam sistem
perawatan higiene seseorang. reproduksi menimbulkan banyak
Berbagai budaya memiliki praktik masalah kesehatan, termasuk sulit untuk
higiene yang berbeda. Beberapa memiliki buah hati.
budaya memungkinkan juga Masalah kesehatan area genital yang
menganggap bahwa kesehatan dan terjadi pada wanita adalah umum keputihan.
kebersihan tidaklah penting. Dalam Sebanyak 75% wanita di dur pernah
hal ini sebagai seorang perawat menderita keputihan paling tidak sekali
jangan menyatakan ketidaksetujuan seumur hidup, dan 45% diantaranya bisa
jika klien memiliki praktik higiene mengalami dua kali atau lebih. Penelitian
yang berbeda dari nilai-nilai perawat, yang pernah dilakukan di Asia Selatan, di
tetapi diskusikan nilai-nilai standar daerah Bengal Selatan tentang tingkat
kebersihan yang bisa dijalankan oleh pengetahuan pengetahuan kebersihan alat
klien, di amerika utara, reproduksi pada saat menstruasi dari 160
7) Kondisi Fisik anak perempuan didapatkan 67,5% memiliki
Klien dengan keterbatasan fisik pengetahuan yang baik, sedangkan 97,5%
biasanya tidak memiliki energi dan tidak mengetahui tentang kebersihan alat
ketangkasan untuk melakukan reproduksi pada saat mentruasi. Di
higiene. Contohnya pada klien Indonesia Di Indonesia sendiri, jumlah
dengan traksi atau gips, atau wanita yang mengalami keputihan sangat
terpasang infus intravena. Penyakit besar, lebih dari 75% wanita Indonesia
dengan rasa nyeri membatasi pernah mengalami paling tidak satu kali
ketangkasan dan rentang gerak. dalam hidupnya. (Puspitasari, Utama,
Klien di bawah efek sedasi tidak Angraini, & Aditya, 2015)
memiliki koordinasi mental untuk
melakukan perawatan diri. Penyakit Untuk menjaga kebersihan organ
kronis (jantung, kanker, neurologis, genitalia khususnya wanita, yang perlu
psikiatrik) sering melelahkan klien. dilakukan diantaranya adalah membasuh
secara teratur bagian vulva (bibir vagina)
8
Potter, P., & Perry, A. (2009). Fundamental Keperawatan.
secara hati-hati menggunakan air bersih,
Jakarta : Salemba Medika..hal.19
8

selain itu juga harus membersihkan bekas akan mengurangi risiko kejadian
keringat yang ada disekitar bibir vagina. keputihan9
Untuk menampung darah menstruasi, 2.6. Peran Bidan Dalam memberi asuhan
pembalut diganti sekitar 4-5 kali dalam kebersihan Reproduksi
sehari untuk menghindari masuknya bakteri
ke dalam vagina 1.Peran Bidan Sebagai Komunikator dalam
Memberikan Asuhan Kesehatan Reproduksi
2.5 Mengetahui dampak jika remaja Remaja
tidak membersihkan organ reproduksi
dengan baik` a. Memberikan Informasi Kesehatan
Dampak Personal Hygiene Organ Terkait kebersihan Reproduksi Pada
Reproduksi Yang Tidak Benar Personal Masa Remaja Peneliti melakukan
hygiene organ reproduksi bertujuan untuk wawancara untuk mengetahui peran
menjaga kebersihan area kewanitaan agar bidan sebagai komunikator dalam
tetap bersih dan terhindar dari penyakit. memberikan. asuhan kesehatan
Personal hygiene organ reproduksi yang reproduksi pada remaja. Informan
tidak benar dapat menyebabkan beberapa dalam penelitian ini adalah 5 bidan
masalah kesehatan, seperti: dan 5 remaja. Dari hasil wawancara
1) Gatal di daerah vagina yang diambil kesimpulan bahwa peran
disebabkan oleh jamur karena tidak bidan sebagai komunikator yakni
menjaga kelembaban daerah vagina. telah memberikan asuhan kesehatan
Sehingga mendukung pertumbuhan tentang kebersihan organ reproduksi
jamur yang menyebabkan rasa gatal pada remaja melalui penyuluhan
pada vagina. maupun disaat remaja datang
2) Vulvitis dan vaginitis yang langsung berkonsultasi di PMB
disebabkan karena zat atau benda b. Memberikan Informasi Disaat
yang bersifat iritatif dan adanya Mengalami Gangguan Menstruasi
infeksi. Zat atau benda bersifat Peneliti melakukan wawancara untuk
iritatif bila berupa pembersih mengetahui peran bidan sebagai
kewanitaan, pakaian dalam terlalu komunikator dalam memberikan
ketat dan tidak menyerap keringat. informasi mengenai gangguan
3) Keputihan yang bersifat fisiologis menstruasi pada remaja. Dari hasil
dan patologis wawancara diambil kesimpulan
Perilaku personal hygiene organ bahwa peran bidan sebagai
reproduksi yang baik menyebabkan komunikator yakni telah
responden mampu menjaga memberikan asuhan kesehatan gizi
kebersihan area kewanitaan, serta pada remaja dengan memebrikan
menjaga agar vagina tetap kering dan informasi yang harus dihindari saat
tidak lembab. Vagina yang kering mengalami gangguan menstruasi
akan memperkecil risiko tumbuhnya 2. Analisis Peran Bidan sebagai Motivator
parasit yang dapat menyebabkan dalam Memberikan Asuhan Kesehatan
keputihan. Selain itu perilaku Reproduksi Remaja
personal hygiene yang baik juga Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
menjaga vagina tetap bersih tetapi Peneliti melakukan wawancara untuk
flora normal vagina dan keasaman
vagina tidak terganggu, sehingga 9
isroin, L., & Andrmoyo, S. (2012). Personal Hygine. Yogyakarta:
Graha Ilmu.,hal.36
9

mengetahui peran bidan sebagai motivator III. KESIMPULAN


dalam memberikan asuhan kesehatan
reproduksi pada remaja. Informan dalam Masa remaja adalah transisi yang
penelitian ini adalah 5 bidan dan 5 remaja, ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
berikut adalah jawaban informan bidan dan psikis Masa remaja juga merupakan
terkait pertanyaan mengenai peran bidan masa pematangan organ reproduksi
sebagai motivator. Dari hasil wawancara manusia dan sering disebut masa peralihan.
bidan sudah menjadi motivator terhadap Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja
remaja terkait bimbingan kesehatan pada masa pubertas dapat membuat remaja
reproduksi remaja, dimana bidan lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ
memberikan arahan dan sesuai dengan apa kelamin dan perilaku seksualnya.
yang dialami pasien. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi
yang salah tentang seksualitas dan
3. Analisisperan bidan sebagai fasilitator kesehatan reproduksi dapat menyebabkan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada remaja berperilaku berisiko terhadap
remaja kesehatan reproduksinya. Maka diperlukan
Peneliti melakukan wawancara untuk personal hygine dalam merawat organ
mengetahui peran bidan sebagai fasilitator reprofuksi nya.
yang harus dimiliki oleh setiap tenaga Personal hygiene organ reproduksi
kesehatan pada setiap kunjungan ke pusat adalah perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan. fasilitator harus terampil tindakan untuk memelihara kesehatan dan
mengintegritaskan tiga hal penting yakni upaya menjaga kebersihan pada daerah
optimalisasi fasilitas, waktu yang kewanitaan, perilaku tersebut mencakup;
disediakan, dan optimalisasi menjaga kebersihan genitalia, personal
hygine diperlukan pada sistem reproduksi
4. Peran Bidan sebagai Konselor dalam agar tetap menjaga kesehatan organ
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja reproduks.
a. Memberikan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja melalui
Konselor yang baik harus memiliki REFERENSI
sifat peduli dan mau mengajarkan
Isroin, L., & Andrmoyo, S. (2012). Personal
pengalaman, mampu menerima
Hygine. Yogyakarta: Graha
orang lain, mau mendengarkan Ilmu.
dengan sabar, optimis, terbuka
terhadap pandangan interaksi yang Potter, P., & Perry, A. (2009). Fundamental
berbeda, tidak menghakimi, dan Keperawatan. Jakarta : Salemba
menyimpan rahasia, mendorong Medika.
pengambilan keputusan, memberikan
Puspitasari, R. D., Utama, W. T., Angraini, D. I.,
dukungan, membentuk dukungan & Aditya, M. (2015).
atas dasar kepecayaan, mampu Peningkatan Kesehatan
berkomunikasi, mengerti perasaan Reproduksi Remaja Putri
dan kekhawatiran klien, serta Melalui Penyuluhan dan
mengerti keterbatasan yang dimiliki Simulisasi Menjaga Kebersihan
oleh klien Alat Kelamin luar. JPM Ruwa
Jurai , 30.
10

Setyorini, C., & Lieskusumastuti, A. D. (2020). Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan anak.
Pengtahuan Siswi Tentang Jakarta: Erlangga.
Kebersihan Organ Genitalia
Eksterna di Smkn 1 Bayudono Ihsan, Fuad, (2007). Dasar-dasar
Boyolali. Journal of Health Kependidikan. Jakarta:
Research, 114-115. Rineka Cipta.
Wahidin, U. (2017). Pendidikan Karakter Bagi Indrawati K. (2012). Upaya Meningkatkan
Remaja. Google Scoolar, 261. Pengetahuan Tentang
Dwita. (2012). Studi Komparatif Siswi Kesehatan Organ Reproduksi
Kelas XI Sebelum dan Siswi Kelas VIII SMPN 10
Sesudah Pendidikan Surabaya Melalui Metode
Kesehatan tentang Kesehatan Tutor
Reproduksi Remaja di Sebaya. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota
SMAN 4 Purwokerto tahun Surabaya. 5: 1-1. JEN.
2012. Karya Tulis Ilmiah, (2009). Modul Fasilitasi
Semarang. Politeknik Kesehatan Reproduksi dan
Kemenkes Semarang. Seksual Mahasiswa di
Gupte et al. (2009). Vulvovaginal Hygiene Perguruan Tinggi. Jakarta:
and Care. Indian J sex JEN.
Transm and Aids 30: 130-33. Joshi et al. (2006). Reproductive Health
Hidayat, A. (2009). Metode Problems and Help Seeking
Penelitian Keperawatan dan Behavior Among
Teknik Analisis Data Jakarta: Adolescents in Urban India.
Salemba Medika Indian Journal of Pediatrics,
Howell. (2009). Segala Sesuatu yang Perlu 73: 508-13,
Diketahui tentang Tubuh
Manusia. Lima Publisher.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai