Anda di halaman 1dari 109

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB 1
SYARAT - SYARAT UMUM

1.1 UMUM

Untuk dapat memahami dengan sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ke-tidak jelasan
dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut
kepada Perencanaan atau Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

Penyelesaian tenaga kerja, bahan - bahan dan alat - alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara bahan - bahan, alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan
pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

1.3 SARANA KERJA

Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dari
tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing - masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib
menyediakan tempat penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal - hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja,
sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

1.4 GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN

Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar - gambar yang ada ( AR, ST,
dan ME ) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi,
Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan
Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.

1. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
2. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
Kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Mengingat masalah ukuran
ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua
ukuran yang tercantum seperti peil - peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan
lain - lainnya sebelum memulai pekerjaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran - ukuran yang tercantum
didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawasan.

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

4. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing - masing dua salinan, segala gambar
- gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita - berita perubahan dan gambar - gambar
pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen - dokumen ini harus dapat
dilihat Konsultan Pengawas konstruksi dan Direksi setiap saat sampai dengan serah terima
kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen - dokumen tersebut akan didokumentasikan
oleh Pemberi Tugas.

1.5 GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN & CONTOH-CONTOH

1. Gambar - gambar pelaksanaan pelaksanaan ( shop drawing ) adalah gambar - gambar,


diagram, ilustrasi jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau sub Kontraktor,
supplier atau produsen yang menjelaskan bahan - bahan atau sebagian pekerjaan.
2. Contoh - contoh adalah benda - benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukan
bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk
menilai dahulu.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera
semua gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh yang diisyaratkan dalam
Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
4. Gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh harus diberi tanda - tanda sebagaimana
ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal - hal demikian.
5. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh
dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut
dengan Dokumen Kontrak.
6. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar
- gambar pelaksanaan atau contoh - contoh dalam waktu sesingkat - singkatnya, sehingga
tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat - syarat
keindahan.
7. Kontraktor akan melakukan perbaikan - perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan
menyerahkan kembali segala gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh sampai
disetujui.
8. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar - gambar pelaksanaan dan contoh -
contoh tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut
tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.
9. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh
yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
10. Gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh harus dikirimkan Pengawas dalam dua
salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda - tanda “ Telah
Diperiksa Tanpa Perubahan “ atau “ Telah Diperiksa Dengan Perubahan “ atau “ Ditolak “.
11. Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
12. Sebutan Katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan
Pengawas hal - hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut
sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
13. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing - masing jenis
dan diperlukan sama seperti butir diatas.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

14. Contoh - contoh yang disebutkan dalam Spesfikasi Teknis harus dikirimkan kepada Konsultan
Pengawas.
15. Biaya pengiriman gambar - gambar pelaksanaan, contoh - contoh, katalog - katalog kepada
Konsultan Pengawas dan Perencanaan menjadi tanggungan Kontraktor.

1.6 JAMINAN KUALITAS

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis
serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti -
bukti mengenai hal - hal tersebut pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

1.7 NAMA PABRIK / MERK YANG DITENTUKAN

Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik / merk dari suatu jenis bahan /
komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi
tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah
tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang - barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor
harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha
untuk memesan namun pada saat pemesanaan bahan / merk tersebut tidak / sukar diperoleh,
maka Perencana dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri
alternaatif merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukan
pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material
yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material - material
tersebut telah dipesan ( order import ).

1.8 CONTOH-CONTOH

1. Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil dengan jalan atau
cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah
yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh - contoh tersebut jika telah
disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak
sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material yang
akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
3. Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti / sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material - material tersebut.
4. Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui pemesanan ),
maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop
drawing, konster dan sample,yang dianggap perlu oleh Perencana / Pengawas dan harus
mendapatkan persetujuan Perencana / Pengawas.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

1.9 SUBTITUSI

Produk yang disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor
harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan
produk pengganti yang setara, disertai data - data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Perencana sebelum pemesanan.

Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk - produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya didalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara
dari pabrik yang menghasilkannya katalog dan selanjutnya menguraikan data - data yang
menunjukan secara benar bahwa produk - produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik / Perencana /
Pengawas.

1.10 MATERIAL DAN TENAGA KERJA

Seluruh peralatan, mineral yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan
dan Kontraktor harus melaksanakannya.

1.11 KLAUSAL DISEBUTKAN KEMBALI

Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal - klausal yang disebutkan kembali pada butir lain,
maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan
masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot
biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain - lain untuk segala “ Claim “ atau tuntutan
terhadap hak -hak asasi manusia.

1.12 KOORDINASI PEKERJAAN

1. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus
dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan yang lainnya dapat
dihindarkan.Melokalisasi / memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk
menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan /
Pengawas.
2. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat - syarat
pelaksanaan, gambar - gambar dan instruksi - instruksi tertulis dari Pengawas.
3. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap waktu.
Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan -

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas
dari tanggung jawab.
4. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat - syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau
gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya
yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor

1.13 PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN.

1. Perlindungan terhadap milik umum :


Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat - alat mesin,
bahan - bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
2. Orang - orang yang tidak berkepentingan :
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas
dan para penjaga.
3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa - masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan - jalan, saluran - saluran pembuangan
dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan - kerusakan sejenis yang disebabkan
operasi - operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh
Kontraktor hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan malam.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau
kerusakan bahan - bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
5. Kesejahteraan Keamanan dan Pertolongan Pertama :
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengaman yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang kelokasi.
Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi
Tugas dan juga harus menurut ( memenuhi ) ketentuan Undang - Undang yang berlaku
pada waktu itu.
Dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama, yang mudah dicapai.
6. Gangguan pada tetangga :
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu
sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan, yang
mungkin ia keluarkan.

1.14 PERATURAN HAK PATENT

Kontraktor harus melindungi Pemilik ( owner ) terhadap semua “ claim “ atau tuntutan, biaya atau
kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, hak
cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

1.15 IKLAN

Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan (batas) site atau
ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

1.16 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat -
syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan - ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :

a. Keppres 29 / 1984 dengan lampiran - lampirannya.


b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken ( AV ) 1941.
c. Keputusan - keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia ( DTPI ).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( PBI - 1971 ).
e. Tata Cara Perencanaan Struktur untuk Bangunan Gedung SK - SNI T-15 1991 - 03.
f. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga kerja.
g. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1979 dan PLN setempat.
h. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan
Perusahaan Air Minum.
i. Peraturan konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI - 1961 ).
j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 08.
k. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
l. Peraturan Muatan Indonesia.
m. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
n. Peraturan Pengecatan NI - 12.
o. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah
setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.

a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk juga gambar - gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah
disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat - syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja ( SPK )
g. Surat Penawaran beserta lampiran - lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule ) yang telah disetujui.
i. Kontrak / Surat Perjanjian Pemborongan.

1.17 SHOP DRAWING

1. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan disain
yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data - data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data - data tertulis, dan hal - hal lain
yang diperlukan.
3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan - kesalahan detailing fabrikasi
dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian konstruksi baja.
4. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan diworkshop, kecuali atas persetujuan
Pengawas.
5. Semua baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun dilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
6. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas biaya
Kontraktor.
7. Keragu - raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada Pengawas / Perencana.
8. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar - gambar “ As Built Drawing “ sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan
pemeriksaan dikemudian hari.
9. Gambar - gambar tersebut diserahkan kepada Pengawas.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB 2
PEKERJAAN PENGUKURAN & PERSIAPAN

2.1 PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK

1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan dari tapak
proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek meskipun untuk sementara.
4. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa-pipa dan lain-
lain yang masih ada menurut penilaian Konsultan MK jika dibiarkan ditempat akan
mengganggu pekerjaan tapak, seperti pekerjaan tata hijau (landscaping), pembuatan jalan,
penanaman rumput dan lain-lain, harus dibongkar dan dikeluarkan dari tapak.
5. Semua biaya pembongkaran sissa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan Kontraktor
dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

2.2 PENGUKURAN TAPAK KEMBALI

1) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi


pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.

2) Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/MK untuk dimintakan
keputusannya.

3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat


waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

4) Kontraktor harus menyediakan teodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya


untuk kepentingan pemeriksaan Perencana/MK selama pelaksanaan proyek.
5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/MK.

6) Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.3 TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)

1) Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana/MK

2) Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm


tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas
muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-
kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. Tugu patokan dasar harus dilengkapi dengan
titik ukur dari bahan logam dan diangkurkan ke beton.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

3) Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bias diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Perencana/MK untuk
membongkarnya.

4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

5) Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan
ketinggian (elevasi) nya.

2.4 PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)

1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau, tertancap di tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu
sama lain.

2) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Perencana/MK.

3) Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan


kepada Perencana/MK.

4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.5 PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR & DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA

1) Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau disuplai dari luar.
Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari Lumpur, minyak dan bahan bahan kimia
lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/MK.

2) Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-
kurangnya (minimum) 20 kVA.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan MK. Daya listrik juga disediakan untuk suplai
Kantor Direksi Lapangan.

3) Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah beban Kontraktor.

2.6 PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

1) Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat


pemadam kebakaran (fire extinguisher) Yamato lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 6 kg.

2) Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alt pemadam kebakaran


tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2.7 DRAINAGE TAPAK

1) Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,


Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada.

2) Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak sesuai
gambar yang sudah ada atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan.

3) Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan MK.

2.8 PAGAR PENGAMAN PROYEK

1) Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu


memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan, berupa
pagar seng rangka kayu atau setara dengan tinggi kolom 2 m.

2) Pembuatan pagar pengaman dibuat sesuai dengan batas kavling tanah yang ada,
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta
tempat penimbunan bahan-bahan.

3) Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.

2.9 KANTOR DIREKSI LAPANGAN

1) Kantor Direksi lapangan (ukuran 6m x 12m) merupakan bangunan dengan kontruksi


rangka kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup pintu/jendela secukupnya untuk
penghawaan/pencahayaan. Letak kantor Direksi lapangan harus cukup dekat dengan
kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.

2) Berdekatan dengan kantor Konsultan MK, harus ditempatkan ruang WC dengan bak
air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

2.10 KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA

1) Ukuran luas kantor Kontraktor (ukuran 6m x 12m) dan Los Kerja serta tempat simpan
bahan, disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan
keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.

2) Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing
bahan tidak tercampur.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB 3
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 1
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

1.1 U M U M

Ruang Lingkup.
Kontraktor harus menyiapkan semua bahan dan tenaga kerja yang diperlukan.
Kontraktor harus menyiapkan, membuat dan membongkar semua cetakan dan perancah beton cor
yang diperlukan.

Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat dan mengajukan perhitungan dan gambar kerja kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Standard
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus harus memenuhi standard yang
umum dipakai di Indonesia PBI-NI-2-1971 (Peraturan Beton Bertulang 1971), ACI-347
(Recommended Practice for Concrete Formwork), PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan
Bangunan). Jika persyaratan yang tersebut diatas tidak cukup memadahi, maka konstruksi harus
disesuaikan dengan standard Internasional yang diakui dan dapat diterima oleh Pengawas.

1.2 BAHAN

Semua balok-balok kayu dan multipleks untuk cetakan harus bahan baru. Permukaan dan bahan
cetakan harus licin, bebas dari celah dan kotoran.
Hal tersebut diatas berlaku untuk sistim konvensional maupun bekisting siap pakai.

1.3 PELAKSANAAN

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh, stabil dan dapat memikul beban-
beban vertikal dan horizontal, dan beban-beban pelaksanaan lainnya yang mungkin terjadi.

Kontraktor harus memperhitungkan penurunan atau lendutan dari perancah dimana tidak tidak
boleh lebih dari 1/400 bentang dan mempertimbangkan langkah-langkah seperlunya sehubungan
dengan kedudukan garis permukaan (level) yang disyaratkan; pada akhir pekerjaan beton bekisting
harus menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan bentuk dan level yang sesuai dengan gambar-
gambar rencana.

Bila tidak ditentukan lain dalam gambar, cetakan dibuat dengan “camber” pada tengah bentang
sebagai berikut :
Balok dan pelat = 0.2 % dari bentang yang bersangkutan
Cantilever (balok dan pelat) = 0.4 % dari bentang yang bersangkutan

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuknya.
Khusus untuk cetakan kolom, dinding dan balok tinggi harus diadakan perlengkapan-perlengkapan
untuk menying-kirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, kawat pengikat
dan lainnya. Pekerjaan pengecoran beton boleh dilaksanakan hanya setelah diinspeksi dan
disetujui oleh Pengawas. Namun demikian bila ada cetakan dan perancah/bekisting yang menurut
Pengawas membahayakan atau tidak memadai selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung,
maka Pengawas dapat menginstruksikan kepada Kontraktor untuk memperkuat/memperbaiki atau
membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut. Semua biaya
yang timbul merupakan tanggung jawab Kontraktor.

Perancah harus diinspeksi secara rutin selama pengecoran beton berlangsung untuk mengetahui
lebih dini jika terjadi perlemahan pada sistim cetakan dan perancah yang menyebabkan terjadinya
perubahan kedudukan, ketidak-stabilan dan perubahan bentuk. Jika hal ini terjadi, pekerjaan
pengecoran harus segera dihentikan dan Kontraktor diwajibkan untuk memperkuat, memperbaiki
atau membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut jika
kerusakan tidak dapat diperbaiki. Semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Cetakan harus kokoh dan cukup kedap air, sehingga dijamin tidak timbul sirip atau
adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton. Cetakan harus terbuat dari
bahan-bahan yang tidak mudah menyerap air dan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton
pada saat pembongkaran dan tanpa harus memindahkan penunjang utama yang masih
diperlukan selama waktu perawatan.

Perancah dan cetakan harus sesuai dengan ukuran, bentuk dan kedudukan vertikal maupun
kedudukan horizontal, dan harus dilengkapi dengan block-out untuk lubang-lubang atau opening,
chamfers dan detail-detail lainnya yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana arsitektur,
struktur dan M&E.

Tolerasi dari permukaan cetakan untuk struktur beton bertulang adalah sebagai berikut :

Terhadap kelurusan vertikal (plumbness) untuk kolom dan dinding :


Untuk setiap 3 meter ...................................................................... 5 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ......................................... 25 mm

Terhadap ketinggian/level untuk sisi bawah pelat, balokkolom dan dinding :


Untuk setiap 3 meter ...................................................................... 5 mm
Untuk setiap bentang atau 6 meter ................................................ 10 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal).......................................... 20 mm

Terhadap ukuran penampang kolom, balok, ketebalan dinding dan pelat :


Plus ............................................................................................... 12 mm
Minus.................................................. .......................................... 5 mm

Terhadap ukuran dan posisi bukaan atau sleeve di balok, pelat dan dinding :
Plus / minus .................................................................................... 5 mm

Bila digunakan bahan untuk pelepas cetakan (release agent), pelaksanaannya harus sebelum
pemasangan besi tulangan dan tidak boleh berlebihan. Bilamana besi tulangan dan/atau

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

permukaan beton lama pada sambungan cor terkomtaminasi oleh release agent ini, maka harus
dibersihkan dengan baik untuk menghindari hilangnya rekatan beton dengan besi tulangan atau
beton lama akibat bahan tersebut.

1.4 PENANAMAN PIPA DAN LAIN-LAIN

Pipa, saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam dan perlengkapan lain untuk membuat lobang,
saluran dan lain-lain harus dipasang pada posisi yang benar dan kokoh agar tidak bergerak selama
pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Penempatan pipa dan saluran harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dan tidak menyebabkan pemindahkan atau
pembengkokkan besi beton. Pembengkokkan dan pemindahan besi tulangan untuk memudahkan
pemasangan pipa atau saluran harus dengan ijin Pengawas. Pipa-pipa dan bagian-bagiannya yang
terbuat dari aluminium tidak boleh ditanam dalam beton, kecuali apabila ditutup dengan lapisan
yang efektif dapat mencegah terjadinya reaksi kimia antara aluminium dengan beton dan/atau
dapat mencegah proses elektrolisa antara aluminium dengan baja. Pelaksanaan pekerjaan
pemasangan benda-benda yang tertanam dalam beton harus sesuai dengan ketentuan dalam Bab
5.7 dari PBI-NI-2-1971.

1.5 PEMBONGKARAN

Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan ketentuan dalam Bab 5.8 PBI-NI-2-1971. Seluruh
bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas dengan tenaga statis, tanpa
goncangan, getaran atau kerusakan pada beton. Pemasangan kembali penunjang atau re-shoring
harus dilakukan segera setelah pembongkaran cetakan dan harus tetap ditempat sampai beton
mencapai kriteria kekuatan umur 28 hari dan sampai seluruh pekerjaan pengecoran beton 3 lantai
diatasnya selesai dilaksanakan.

Pembongkaran bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton tergantung dari
kekuatan yang telah dicapai oleh beton berdasarkan hasil pemeriksaan benda uji. Pengawas akan
memberikan persetujuan pembongkaran cetakan dan perancah berdasarkan hasil pemeriksaan
benda uji dan perhitungan-perhitungan kekuatan tersebut.

Bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton balok, pelat dan elemen
struktur lainnya hanya boleh dibongkar setelah beton mencapai minimal 75% kekuatan
yang disyaratkan, tetapi tidak boleh kurang dari pedoman berikut ini :

PENGERASAN SECARA
BAGIAN NORMAL

1. Kolom, dinding dan sisi balok 24 jam


2. Dasar cetakan pelat dan balok 7 hari
(Prop/penumpu masih terpasang)
3. Prop/penumpu pelat dan balok 14 hari
4. Prop/penumpu pelat dan balok kantilever 28 hari

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Apabila cetakan dan perancah untuk pelat dan balok dibongkar setelah hari ke 14, panel
pelat dan balok tersebut harus tetap ditunjang (re-shored) setempat-setempat yang
posisinya harus direncanakan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

1.6 PEMAKAIAN ULANG

Pemakaian ulang cetakan hanya diijinkan bilamana keadaan cetakan masih betul-betul dalam
keadaan baik, dimana masih dapat dikencangkan dengan baik, masih kedap air, tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton yang dicetak, dan dianggap layak oleh Pengawas.

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 2
PEKERJAAN BETON

2.1 U M U M

Ruang Lingkup.
 Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja yang
diperlukan.
 Kontraktor harus merencanakan, membuat dan melakukan test untuk mendapatkan design
campuran beton yang baik dan sesuai dengan yang disyaratkan.
 Kontraktor harus melaksanakan pengecoran beton termasuk pemasangan semua alat-alat,
pipa-pipa, selubung-selubung dan lainnya yang tertanam dalam beton.
 Kontraktor harus memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan semua
pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan
gambar rencana.

Gambar Kerja
 Kontraktor harus membuat dan mengajukan gambar kerja kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan semua perubahan yang
dilakukan di lapangan (As-built) dan menyerahkan kepada Pengawas pada akhir waktu
pelaksanaan.

Standard
Semua bahan dan konstruksi harus memenuhi standard yang umum dipakai di Indonesia : PBI-NI-
2-1971 (Peraturan Beton Bertulang 1971), SK SNI T-15-1991-03 (Tatacara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung), PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan), NI-8
(Peraturan Semen Portland Indonesia), SII (Standard Industri Indonesia), ACI 318 (Building code
requirement for Reinforced Condrete), ACI 301 (Specification for Structural Concrete for Buildings)
dan ASTM (American Society for Testing and Materials)

2.2 BAHAN

Portland Cement (PC)


Semua PC yang digunakan harus portland cement yang memenuhi standard internasional dan
memenuhi persyaratan Portland Cement type I yang ditentukan dalam ASTM C-150, NI-8, PUBI
1982 atau sesuai SII-0013-82.
Kontraktor harus menggunakan jenis dan merk semen yang digunakan dalam menentukan rencana
campuran beton dan telah diuji pada saat pembuatan campuran beton percobaan (trial design
mix).
PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban, tidak berhubungan langsung dengan
tanah dan terlindung dari pengaruh cuaca, sampai tiba saatnya untuk dipakai. Semen curah harus
disimpan dalam konstruksi silo secara baik.PC yang telah menggumpal/membatu atau yang telah
disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh digunakan. PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga
mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Agregat
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm. Koral harus keras,
bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari 20%, bersifat kekal (tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca) dan tidak mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat
kering) dan bahan lain yang merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali.
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-
batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari
butir-butir yang tajam dan keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung lumpur lebih dari
5% (terhadap berat kering) atau bahan-bahan organis atau lainnya yang merusak dalam bentuk
ataupun jumlah yang cukup banyak, yang akan memperlemah kekuatan beton. Pasir laut tidak
boleh digunakan.
Agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada Bab 3 - PBI-
NI-2-1971, atau daftar berikut :

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


%-lewat ayakan %-lewat ayakan
Ayakan (berat kering) Ayakan (berat kering)
30,0 mm 100 10,00 mm 100
25,0 mm 90 – 100 5,00 mm 90 – 100
15,0 mm 25 – 60 2,50 mm 80 – 100
5,0 mm 0 – 10 1,20 mm 50 – 90
2,5 mm 0 – 5 0,60 mm 25 – 60
0,30 mm 10 – 30
0,15 mm 2 – 10

Air
Air harus bersih, tidak mengandung minyak dan bebas dari bahan organik, asam, alkali, garam dan
kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang dapat merusak beton dan besi tulangan.
Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum. Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air,
harus dilakukan test laboratorium untuk mendapatkan kepastian tentang kelayakan air.

Bahan Pembantu (Admixture)


Atas pilihan Kontraktor dan persetujuan dari Pengawas suatu bahan pembantu boleh ditambahkan
pada campuran beton untuk mengatur pengerasan beton (akselerator/retarder) atau efek
pengurangan air (water reducing admixture).
Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidaknya
penggunaan bahan pembantu dan cara pencampuran dan takarannya harus sesuai dengan
rekomendasi Pabrik dan penggunaannya harus sesuai dengan Bab 3 PBI-NI-2-1971.

Mutu Beton
 Beton struktural K300 (fc’ = 25 MPa) untuk konstruksi struktur bawah dan
struktur atas (Pilecap, Sloof, Kolom, Shearwall, Balok dan Pelat Lantai)
 Beton non struktural K125, meliputi beton lantai kerja

2.3 PERBANDINGAN ADUKAN

1) Umum

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Adukan beton terdiri dari bahan semen PC (tanpa fly ash), bahan pembantu
(admixture) waterproofing integral untuk Dinding Penahan Tanah, agregat halus,
agregat kasar dan air. Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang
ditentukan. Perbandingan campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang
berlainan harus direncanakan oleh

Kontraktor dimana harus ditunjukkan water-cement ratio, water content, gradasi


agregat, slump dan kekuatan, dan design mix tersebut harus dimintakan persetujuan
ke Pengawas sebelum dapat dipakai dalam pembuatan trial mix. Secara umum,
adukan beton harus direncanakan untuk menghasilkan beton yang sedemikian rupa
sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan penyusutan minimum.

2) Perbandingan air-semen (PC) dan Kekuatan tekan


Kekuatan tekan minimum dan banyaknya portland cement yang terdapat dalam beton
tidak boleh kurang dari daftar yang tertera dibawah ini. Pengawas berhak
memerintahkan untuk menambahkan jumlah PC yang melebihi daftar pada setiap
pekerjaan beton, jika memang dianggap perlu bahwa penambahan tersebut akan
mencapai kekuatan yang dikehendaki.

Jumlah semen minimum dan daftar air-semen maksimum

Jumlah semen Nilai faktor


minimum per Air-sementisius
m3 beton (kg) maksimum
Beton didalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 300 0,45
b. Keadaan keliling korosif disebabkan
oleh kondensasi atau uap korosif 325 0,45

Beton diluar ruang Bangunan :


a. Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 0,45
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 300 0,45
Beton yang berhubungan
dengan tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti 325 0,45
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah 375 0.45
Beton yang kontinyu
berhubungan
dengan air :
a. Air tawar 325 0,40
b. Air asin/laut 375 0,40

3) Percobaan Kekuatan Beton


Penetapan kekuatan beton dalam Mpa dilakukan dengan percobaan tekan (crushing

jumlah benda uji silinder tersebut harus menurut syarat dan sesuai dengan dari Bab
4, khususnya Bab 4.5, 4.6 dan 4.7 PBI-NI-2-1971 dan memenuhi persyaratan jumlah
benda uji sebagai berikut :

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Untuk setiap pengiriman harian beton ready-mixed dari satu batch yang dipilih secara
acak harus diambil benda uji silinder :

Truk pertama : 1 x 4 benda uji


Truk ke 2 sampai 5 : 1 x 4 benda uji
Truk ke 6 sampai ke 10 : 2 x 4 benda uji
Untuk 10 truk berikutnya : 2 x 4 benda uji

Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji digunakan untuk percobaan
kekuatan beton umur 7 hari dan 2 benda uji untuk umur 28 hari, sedangkan benda uji
keempat harus disimpan sebagai cadangan dan
digunakan bilamana hasil uji tekan 28 hari tidak memenuhi syarat. Laporan hasil
percobaan tekan beton tersebut (satu asli dan satu copy) harus diserahkan kepada
Pengawas. Tingkat kekuatan mutu beton tertentu dianggap memenuhi syarat apabila
dipenuhi semua kriteria yang disyaratkan dalam Bab 4.7 PBI-NI-2-1971.
Cetakan benda uji harus berbentuk silinder 15 x 30 cm dan memenuhi syarat-syarat
dalam PBI 1991.

Bilamana untuk keperluan penentuan pembongkaran bekisting atau keperluan lainnya


dibutuhkan hasil test beton umur 3 hari, maka harus dibuat benda uji tambahan untuk
keperluan tersebut diluar jumlah yang ditentukan diatas.

Setiap kali, jika kekuatan beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70%
dari beton yang berumur 28 hari, maka Pengawas dengan segera memerintahkan
untuk mengecek campuran yang dipakai dan, jika perlu, membuat design mix atau
komposisi campuran beton yang baru.

Campuran-campuran yang dipakai (mix design) dapat diubah bilamana menurut


pendapat Pengawas perubahan tersebut memang perlu atau patut untuk
mendapatkan pekerjaan yang memenuhi syarat kepadatan, kekedapan, penyelesaian
permukaan dan kekuatannya.

Apabila kekuatan benda uji berdasarkan hasil percobaan di laboratorium menunjukkan


nilai yang lebih kecil dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan di
lapangan lanjutan dengan urut-urutan : hammer test, core test dan percobaan
pembebanan /loading test sesuai persyaratan dalam Bab 4.8 dan Bab 21 PBI NI2-
1971.

2.4 KEKENTALAN

Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup dan tidak boleh
melebihi yang disyaratkan. Waktu pengadukan beton harus diambil tetap dan
normal, sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan
yang terpisah satu sama lain.

Penggetaran dilakukan dengan vibrator untuk mendapatkan beton yang padat, cukup kedap
dan licin permukaannya. Penggetaran yang berlebihan dapat mengakibatkan segregasi
(bleeding) dan harus dihindari.

Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan "Standard Test Method for
Slump of Portland Cement concrete" (ASTM C143) atau "Percobaan slump Portland Cement
Beton" (PBI-NI-2-1971).

Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Pengawas untuk masing-masing jenis pekerjaan,
tetapi secara umum batasan maksimum nilai slump adalah sebagai berikut :

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Batasan maksimum nilai slump untuk berbagai-bagai pekerjaan beton

Slump (cm)
Uraian
Maksimum Dengan Aditif Maksimum Tanpa Aditif
Pelat, balok, kolom
dan 18,0 12,0
dinding

2.5 PERSIAPAN PENGECORAN BETON

1) Peralatan yang ditanam.


Pipa listrik, angkur, penggantung dan bahan lain yang ditanam dalam beton harus
dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton. Jaga jarak antara
bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm.

2) Persiapan permukaan yang akan dicor beton.


Permukaan bekisting atau lantai kerja harus dibasahi dengan disiram air sebelum
pengecoran; permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air terus
menerus sampai tiba saatnya pengecoran. Tetapi
permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur
serta kotoran-kotoran lainnya.

3) Sambungan Beton
Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah berhenti
atau terhalang dan Pengawas berpendapat bahwa beton yang baru tidak dapat
bersatu dengan sempurna dengan beton yang lama, dinyatakan sebagai sambungan
beton.

Permukaan beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) untuk memperoleh permukaan yang kasar dan bebas
dari kotoran, bahan yang terlepas atau beton yang cacat dan benda asing lainnya.
Pembersihan dengan compresor diikuti dengan pembersihan dengan air sebaik-
baiknya. Semua genangan air harus dihilangkan dari permukaan sambungan beton
sebelum beton yang baru dicor. Setelah permukaan beton lama disiapkan, semua
sambungan beton harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam
perbandingan 1:1 dalam volume atau bahan perekat beton (concrete bonding agent).
Pengecoran beton harus dilakukan sesegera mungkin sebelum campuran air dan
semen murni atau
bahan perekat beton (concrete bonding agent) yang dilapiskan pada permukaan beton
lama belum mengering.

4) Persiapan Pengecoran
Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan pekerjaan
penulangan serta pemasangan benda-benda yang tertanam dalam beton belum
selesai dan persiapan serta pembersihan seluruh permukaan tempat pengecoran
belum disetujui oleh Pengawas.
Seluruh permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam beton
harus dibersihkan terhadap seluruh kerak beton sebelum beton disekelilingnya atau
beton yang berdekatan di-cor.
Ketepatan tebal penutup beton harus diperhatikan dan untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang memadahi yang terbuat dari beton dengan
mutu minimal sama dengan mutu beton yang akan dicor.

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

5) Penyingkiran Air
Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang memasuki
tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya atau telah disalurkan
dengan pipa atau alat lain.
Beton tidak diperbolehkan dicor didalam air tanpa izin yang jelas dan tertulis dari
Pengawas.Kontraktor juga tidak diperbolehkan tanpa ijin Pengawas membiarkan air
mengalir diatas beton sebelum beton cukup umurnya dan mencapai pengerasan awal.

2.6 CAMPURAN BETON

Beton yang digunakan harus berupa beton ready-mix dari sumber yang telah disetujui oleh
Pengawas dengan perbandingan campuran sesuai dengan design mix yang telah diuji di
laboratorium dan disetujui oleh Pengawas. Takaran campuran serta cara
pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan didalam PBI-1971, ACI-304 dan
ASTM C94.

Penambahan bahan aditif dalam proses pembuatan beton ready-mix harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat aditiv tersebut dan dengan persetujuan dari Pengawas. Bila
diperlukan dua atau lebih jenis bahan aditif maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara
terpisah.

Penambahan air selama pengangkutan beton tidak diijinkan. Penambahan air di


lapangan/proyek untuk meningkatkan slump beton atau untuk alasan lain tidak
diperkenankan, kecuali atas persetujuan dan dibawah pengawasan Pengawas dan selama
perbandingan air-semen maksimum belum terlampau.

2.7 PENGECORAN

1) Pengangkutan dan Pengecoran


Dua puluh empat jam sebelum pengecoran, Kontraktor harus memberikan
pemberitahuan tertulis kepada Pengawas.

Dalam cuaca normal adukan beton harus sudah dituang/dicor tidak lebih dari 90 menit
sejak ditambahkannya air dalam campuran semen dan agregat, tetapi dalam cuaca
yang sangat panas (diatas 35° C) tidak boleh lebih dari 60 menit, kecuali digunakan
retarder.

Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 38° C.

Beton tidak boleh dicor tanpa ijin Pengawas atau bila keadaan cuaca hujan atau panas
yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, kecuali jika telah
disiapkan fasilitas-fasilitas untuk hal tersebut seperti yang ditentukan oleh Pengawas.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan bekisting
yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton
(segregasi) karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting
ketika adukan beton itu dijatuhkan. Dalam hal tersebut, harus disiapkan corong atau
saluran vertikal (tremie) untuk pengecoran agar adukan beton dapat mencapai
tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan
beton tidak boleh melampui 1,5 meter dibawah ujung corong, saluran atau kereta
dorong untuk pengecoran.

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Adukan beton harus dicor dengan merata selama proses pengecoran; setelah adukan
dicor pada tempatnya tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter
dalam arah mendatar.

Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang merata
tidak lebih dari 30 ~ 50 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar terjadinya
lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang miring, kecuali diperlukan
untuk bagian konstruksi miring. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang
sebelumnya masih lunak.

Bila metoda pelaksanaan pengecoran akan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam PBI 1971, maka Kontraktor harus mengajukan usulan tersebut
14 hari sebelum pelaksanaan dimulai untuk mendapat persetujuan dari Pengawas.

2) Pengecoran Beton Dalam Cuaca Buruk


Kontraktor harus menaruh perhatian khusus untuk segera memberi pelindung pada
beton yang baru dicor terhadap terik matahari maupun hujan agar dapat dicegah
pengeringan yang terlalu cepat atau masuknya air hujan pada adukan beton yang
baru dicor, yang mana dapat mempengaruhi kekuatan beton tersebut.

Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan, bilamana Pengawas berpendapat bahwa


Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran proses
pengerasan dan penyelesaian beton.

2.8 PEMADATAN DAN PENGGETARAN

Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat
tersebut harus telah betul-betul padat dan tetap; tidak ada penurunan lagi. Adukan
beton tersebut harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak terjadi
sarang koral dan selama pengecoran kelebihan air pada permukaan beton harus
sedikit saja.

Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan dipadatkan dengan


alat penggetar / vibrator untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi rongga-rongga
kosong atau kantong udara dan sarang koral /beton yang keropos. Perhatian
khusus harus diberikan untuk pengecoran beton dan pemadatan beton di sekeliling
waterstop agar tidak terjadi kantong udara dibawah waterstop dan di sekitar angkur
beton prategang dimana pada daerah tersebut terdapat besi tulangan sangat padat.

Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak dikerjakan
secara seksama.

Kontraktor harus menggunakan alat penggetar listrik berkecepatan tinggi yang bergetar
bagian dalamnya dari jenis "tenggelam" dengan amplitudo yang cukup, sehingga diperoleh
hasil yang baik dalam jangka waktu 15 (limabelas) menit setelah beton dengan konsistensi
yang ditentukan dicor dalam cetakan. Jarum alat penggetar harus dimasukkan kedalam
adukan vertikal, dan dalam keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat tetapi jarum alat
penggetar tidak diijinkan

untuk digerakkan dalam arah horizontal karena hal ini dapat menyebabkan pemisahan
bahan-bahan.

Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 ~ 50 cm. Untuk pengecoran bagian-bagian yang

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap lapisnya dapat dipadatkan
dengan baik.

Ujung vibrator beton tidak boleh sampai mengenai bekisting maupun pembesian.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila disekitar jarum mulai nampak
pemisahan air semen dan agregat, yang biasanya terjadi sekitar 30 detik.
Penarikan jarum penggetar tidak boleh terlalu cepat agar tidak rongga bekas jarum
penggetar dapat terisi penuh. Penggetaran ulang pada beton yang sudah mulai
“set” (pengikatan awal) tidak diijinkan.
Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Pengawas dapat
menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
Kontraktor harus menyediakan alat vibrator cadangan yang cukup dan harus
diletakkan sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.

2.9 SAMBUNGAN PELAKSANAAN

Sambungan pelaksanaan (construction joint) harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa
hingga tidak mengurangi kekuatan konstruksi dan mampu meneruskan gaya geser dan
gaya-gaya lainnya. Sambungan pelaksanaan tipe sambungan kunci dengan kedalaman 40
mm harus digunakan dalam sambungan pelaksanaan pada pelat lantai, dinding dan balok.
Sambungan pelaksanaan pada pelat dan balok pada prinsipnya harus ditempatkan pada
sekitar tengah-tengah bentang dari balok dan pelat tersebut. Tetapi pada balok yang
ditengah-tengah bentangnya ada pertemuan atau persilangan dengan balok lainnya, maka
lokasi siar pelaksanaan ditempatkan sekitar 3 lebar balok persimpangan balok tersebut.
Apabila tempat sambungan pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana,
maka sambungan pelaksanaan tersebut harus ditempatkan pada tengah-tengah bentang
atau tempat lainnya yang disetujui oleh Pengawas.

Permukaan beton pada sambungan pelaksanaan harus padat dan bersih dari kotoran-
kotoran atau beton yang rapuh dan bilamana dianggap perlu dapat dipasang kawat ayam.
Sebelum melaksanakan pengecoran beton, semua sambungan pelaksanaan harus dalam
kondisi bersih dan basah.

2.10 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

Beton yang selesai dicor harus segera dilindungi terhadap proses pengeringan yang
berlebihan. Perawatan beton yang baru dicor harus dimulai setelah pengecoran selesai dan
harus berlangsung terus-menerus selama sekurang-

kurangnya 7 hari. Dalam jangka waktu tersebut kelembaban beton harus dijaga dengan
cara penyiraman atau penggenangan dengan air, menutup dengan karung yang dibasahi,
fog-spraying, curing compound atau dengan cara lain yang dapat disetujui oleh Pengawas.

Kontraktor harus melindungi semua permukaan beton terhadap kerusakan akibat panas
yang berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan, benturan atau hal lain,
sampai saat penyerahan pekerjaan oleh Kontraktor pada Pengawas.

Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini harus diperbaiki atau dibongkar dan
diganti dengan beton yang dapat disetujui oleh Pengawas dan semua biaya yang timbul di
tanggung oleh Kontraktor. Beton yang dimaksud tersebut adalah :
a. Ternyata rusak.
b. Cacat sejak semula.
c. Cacat sebelum Penyerahan Pertama.

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

d. Menyimpang dari elevasi / ketinggian yang telah ditetapkan.


e. Tidak sesuai dengan spesifikasi.

2.11 FINISHING PERMUKAAN BETON

1) Finishing Permukaan Beton


Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat
sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum dalam
gambar atau ditentukan oleh Pengawas.

Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kerusakan, dalam bentuk apapun dan
harus merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata dan keras. Permukaan
bagian atas pelat beton yang tidak di-finish harus dijadikan permukaan yang seragam
dan dirapikan dengan menggunakan alat trowel besi, kecuali bila ditentukan lain.

2) Perbaikan Cacat permukaan


Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan harus diperiksa secara teliti dan
bagian yang tidak rata harus segera diselesaikan dengan baik agar diperoleh suatu
permukaan yang licin, seragam dan merata.

Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lobang, keropos atau cacat sejenis lainnya
harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti. Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah
ada pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas; pekerjaan perbaikan tersebut
harus mengikuti petunjuk Pengawas. Lubang bekas batang pengikat cetakan harus
diisi (di-grout). Permukaan beton yang mengalami perbaikan tersebut harus dirawat
sebagaimana disyaratkan atau diperlukan untuk beton.

2.12 LAPISAN KEDAP AIR

1) Umum
Pelat lantai daerah basah, pelat lantai atap atau yang berhubungan langsung dengan
udara luar, dan daerah lainnya seperti tertera di dalam gambar-gambar arsitektur
harus diberi lapisan kedap air.
Pekerjaan pemasangan lapisan kedap air harus mengikuti prosedur pemasangan dan
petunjuk yang direkomendasi oleh pabrik pembuat, dan petunjuk Pengawas atau Sub
kontraktor spesialis yang khusus dan telah ahli dalam pemasangan material
waterproofing, dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam standar-standar seperti
ASTM D 146, ASTM D 412, ASTM D 903 dan ASTM E 154.

2) Bahan
Membrane waterproofing untuk pemasangan pada pelat lantai daerah basah dan pelat
lantai atap harus memenuhi spesifikasi bahan sebagai berikut :
Asphaltic bituthene membrane self adhesive dengan kwalitas yang setara dengan
produk GRACE – Bithuthene 3000 dengan tebal minimum 1,5 mm – yang terdiri dari
1,4 mm rubberized asphaltic dan 0,1 mm cross 'laminated high density polyethylene
film' dengan tensile strength : 40.000 KN/m2 (ASTM D 412) dan kemampuan
elongation : 300%., atau persyaratan lain yang ditentukan oleh Perencana Arsitektur.

Pada bagian-bagian sudut atau bidang patah di bawah lapisan kedap air harus
dipasang serat-serat fibre sesuai dengan persyaratan pabrik dan dapat
dipertanggung-jawabkan.

Lapisan kedap air yang terbentuk harus dapat ditembusi uap air dari beton tanpa
terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat merusak lapisan kedap air itu sendiri.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Pemborong harus memeriksa seluruh keadaan permukaan yang akan dikenakan


bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang akan diberi lapisan kedap
air. Permukaan beton harus bersih dan rata.

Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan-bahan yang akan dipakainya


terlebih dulu, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
3) Pelaksanaan
Semua pemasangan harus didasarkan pada prosedur pemasangan dan petunjuk dari
pabrik pembuat bahan-bahan tersebut.
Sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan permukaan beton yang akan
dikenakan bahan ini harus diperbaiki jika ada kerusakkan-kerusakkan, harus bersih,
harus kering dan harus rata.
Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari
produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan selama minimal 10 tahun.
Pemborong harus melaksanakan tes rendam dengan air setinggi 10 cm minimal
selama 1x24 jam dan harus memberikan sertifikat jaminan terhadap kemungkinan
kebocoran karena pelaksanaan pekerjaan atau kerusakan. Jaminan ini harus berlaku
selama minimal 10 tahun.
Kebocoran-kebocoran yang terjadi harus diperbaiki sampai dinyatakan sempurna oleh
Pengawas.

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 3
PEKERJAAN PEMBESIAN

3.1 U M U M

1. Ruang Lingkup.
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian sesuai
dengan apa yang tercantum didalam gambar dan apa yang dijelaskan didalam
spesifikasi.

Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki


ayam untuk penyanggah tulangan agar didapat ketebalan penutup atau selimut
beton yang akurat, penyediaan dan pemasangan batang-batang “dowel” atau
angkur-angkur yang ditanam dalam beton seperti yang disyaratkan didalam
gambar dan segala hal lainnya yang perlu untuk menghasilkan pekerjaan beton
yang baik.

2. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan semua detail, posisi dan
ukuran pembesian, daftar pembesian dan gambar pembengkokan dan menyerahkannya
pada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

3. Standard
Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar standar detail, catatan-
catatan pada gambar dan peraturan atau standard yang berlaku seperti SK SNI T-15-1991-
03 (Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), PBI-1971 (Peraturan
Beton Indonesia), SII-0136 (Standard Industri Indonesia – Baja Tulangan Beton), ACI-301
(Specification for Structural concrete of Building), ACI-315 (Manual of Standard Practice for
Reinforced Concrete), ACI-318 (Building Code Requirements for Reinforced Concrete).

3.2 BAHAN

Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :


Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
Dari jenis baja mutu U-24 (teg. leleh (fy) =2400 kg/cm2) untuk dan U-39 (teg.
leleh (fy) = 4000 kg/cm2) untuk D  10 (ulir)
Mempunyai penampang yang sama rata. Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.

Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat
persetujuan perencana/pengawas.

Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampur-adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Setiap pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate, yang mencantumkan hasil uji
tarik, lengkung, dan analisa kimia dari material.

Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk Pengawas. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Pengawas.
Jumlah test besi beton dengan interval setiap 1 truk = 3 buah benda uji untuk setiap 1 jenis
ukuran/diameter, atau setiap 30 ton = 3 buah benda uji besi, 2 untuk uji tarik dan 1 untuk uji
lengkung. Pengujian dilakukan di laboratorium independent yang ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas atau Pemilik. Percoabaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh pengawas.

Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi
di atas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari pengawas, dalam
waktu 2 x 24 jan.

3.3 PEMBENGKOKAN BESI BETON

Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang
tertera pada gambar.

Pembengkokan dan toleransi pelaksanaan harus mengikut ketentuan yang tercantum dalam PBI
NI21971.

Harus diperhatikan khusus pada pembuatan sengkang agar diperoleh ukuran yang sesuai, sehingga
tebal selimut beton yang disyaratkan dapat terpenuhi.

Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat.
Dilarang membengkokkan besi beton dengan cara pemanasan.

Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok
lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

Batang tulangan yang tertanam sebagian didalam beton tidak boleh dibengkok dan diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui Pengawas.

Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin.

Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan.

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter batang
dari setiap bagian dari bengkokan.

3.4 PEMASANGAN PEMBESIAN

1. Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari kotoran, minyak, dan karat lepas, serta
bahan-bahan lain yang dapat merusak atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton
ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2. Pemasangan
Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan kawat
atau jepitan yang sesuai pada persilangan, dan harus ditunjang oleh penumpu logam
dan/atau penggantung logam, sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
tempatnya.
Jepitan atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada bekisting. Kawat
beton harus dibengkokkan kearah dalam bekisting, sehingga diperoleh selimut beton yang
telah ditentukan.

Bilamana tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa dipakai untuk
memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai ketentuan berikut :
 Dalam pelat, berdiameter 12 mm berbentuk U atau Z dengan jarak 80 - 100 cm,
untuk menunjang penulangan bagian atas.
 Dalam dinding dengan 2 lapisan penulangan, penjaga jarak (spacer) berbentuk U atau
Z dengan diameter 8 mm, berjarak 180 - 200 cm.

Perhatian khusus perlu diberikan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap 1 m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar
merata.

3. Selimut Beton
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang dengan
celah untuk selimut beton sebagai berikut :
 Dinding, pelat dan pertemuan-pertemuan (joints) 2,0 cm.
 Balok dan kolom – penutup tulangan utama 4,0 cm.

4. Toleransi
Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan :
 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong enurut ukuran dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokkan 2,5 cm.
 Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran +5,0 cm
 Terhadap jarak turun total dari batang -2.5 cm dibengkok untuk bagian konstruksi
berukuran 60 cm atau kurang 0,6 cm.
 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok untuk bagian konstruksi
berukuran 60 cm atau lebih 1,2 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan 0,6 cm
Toleransi pada pemasangan penulangan adalah :
 Terhadap selimut beton 0,6 cm.
Toleransi pada ketidak lurusan adalah :
 Untuk rangkaian tulangan kolom 1 : 100

5. Sambungan
Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan "overlap"
minimum 40 kali diameter besi beton. Panjang overlap penyambungan untuk diameter
yang berbeda, harus didasarkan pada diameter yang besar.

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Penyambungan tulangan harus dilakukan pada titik dimana terjadi tegangan yang terkecil.
Sambungan tulangan atas balok dan pelat harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan
bawah balok dan pelat pada tumpuan.

Penyambungan tulangan sebaiknya tidak dilakukan sekaligus pada satu penampang tetapi
dilaksanakan dengan sistim “staggered”.

Sambungan mekanik harus digunakan jika luas tulangan kolom mencapai lebih dari 3%
luas penampang beton, yang mana posisinya harus berselang-seling. Jenis atau merk
sambungan yang akan digunakan harus yang memenuh syarat dan harus disetujui oleh
Pengawas.

6. Persetujuan dari Pengawas


Pemasangan penulangan harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Pengawas
terlebih dahulu sebelum dapat dilakukan pengecoran. Pengawas harus diberitahu bila
pemasangan penulangan sudah siap untuk diperiksa.

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG

4.1 UMUM

Untuk mencapai hasil konstruksi fondasi yang sesuai dan memenuhi semua
kriteria teknis di dalam perencanaan struktur fondasi yang telah dituangkan di
dalam gambar rencana, maka pekerjaan pemancangan fondasi tiang di dalam
proyek ini perlu mengacu kepada semua persyaratan teknis yang digunakan di
dalam perencanaannya.

Persyaratan teknis penting yang diperlukan di dalam konstruksi fondasi akan


dijelaskan berikut ini, yang meliputi standard, Spesifikasi Material, Alat Kerja,
Persiapan yang harus dilakukan dan Prosedur Pemancangan tiang beton.

4.2 STANDARD

Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan


persyaratan teknis ini adalah :

 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung ; SK


SNI T – 15 – 1991- 03 & PBI 1971 N. I – 2
 Standard Industri Indonesia (SII)
 American Concrete Institute (ACI)
 American Welding Society (AWS)
 American Society For Testing and Materials (ASTM)
 British Standard Code of Practice BS – 8004 and BS – 8110

4.3 MATERIAL

Material tiang yang digunakan di proyek in harus mengikuti persyaratan mutu


bahan maupun tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat
terpasang dengan baik sesuai rencana.

4.3.1 Mutu Bahan :


 Beton tiang harus memenuhi kualitas K-500
 Tulangan utama tiang harus terbuat dari bahan strand ASTM A 416 grade 270
 Tulangan sengkang tiang harus terbuat dari baja polos BjTP-24
 Pelat-sambung tiang harus terbuat dari pelat baja Fe-360
 Elektroda las harus memenuhi kualitas setara AWS E-6013

4.3.2 Fabrikasi Tiang

 Semua tiang harus difabrikasi sesuai detil gambar rencana struktur fondasi serta
memenuhi semua persyaratan produksi yang berlaku.

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Setiap tiang yang diproduksi diberi tanda berupa nomor referensi, mutu beton,
dimensi tiang dan tanggal pengecoran.
 Setiap nomor produksi harus dibuat sample kubus beton untuk inspeksi mutu
beton.
 Setiap tiang beton yang dikirim ke lokasi proyek harus sudah mencapai kekuatan
minimal 300 kg/cm2 atau setara dengan beton K-500 yang berumur minimal 7
hari.

4.4 ALAT KERJA

Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini (tiang pancang
prestress 40 x 40cm panjang 24 meter dari MTA), maka alternatif alat
pancang yang dapat digunakan dalam pemancangan ini adalah :
 Hydrolic hammer atau drop hammer kap 3,5 ton.
 Jack Push Hydrolic kapasitas 250 ton

Semua alat kerja seperti rig pancang, diesel penggerak, dan alat bantu lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu pekerjaan
maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.

4.5 PERSIAPAN

Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh kontraktor pancang


sebelum memulai pekerjaan pemancangan adalah :
 Pengukuran dan marking posisi koordinat dalam gambar piling plan
terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh surveyor
yang qualified di bawah pengawasan MK/Pengawas/Owner Engineer.

 Sebelum pekerjaan pemancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan


metoda kerja, alat yang digunakan dan shcedule pemancangan beserta urutan
pemancangan yang akan dilakukan kepada MK/pengawas/pemberi tugas untuk
mendapat persetujuan.

 Kontraktor pancang akan bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan


sehubungan dengan metoda dan alat kerja yang dipilih.

4.6 PROSEDUR PEMANCANGAN

Sejumlah persyaratan penting yang mutlak dipenuhi di dalam prosedur


pemancangan adalah
 Tenaga Kerja Terampil. Kontraktor pancang wajib menyediakan tenaga kerja
terampil dalam jumlah yang cukup dan terlatih serta di bawah pengawasan
tenaga ahli profesional yang berpengalaman. Sebelum pekerjaan dimulai,
kontraktor pancang harus menyampaikan struktur organisasi proyek beserta
curriculum vitae tenaga ahli yang terlibat didalamnya.

 Seleksi Tiang. Semua tiang yang akan dipancang harus terseleksi dan memenuhi
kondisi sebagai berikut :

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Fisik tiang cukup lurus dalam sumbunya


 Umur beton terpenuhi dan telah mencapai kuat desak minimal 300
Kg/cm2.
 Tidak cacat atau pecah sampai mencapai tulangannya.
 Tidak retak struktur sampai menembus tulangannya.

 Kalibrasi hydrolic pressure. Untuk menjamin bahwa kekuatan tekan yang


dilakukan oleh alat adalah benar, seluruh peralatan Dial yang menunjukkan
tekanan harus dalam keadaan baik dan benar, ditunjukkan dengan sertifikat
kalibrasi yang berumur tidak lebih dari 6 bulan.

 Ketepatan posisi dan toleransi. Semua tiang harus dipancang pada posisi yang
benar sesuai posisi patok yang ditentukan dan dikonfirmasi terhadap gambar
rencana yang telah disetujui perencana. Di dalam aplikasi pemancangan,
umumnya tiang pancang akan cendrung bergeser dari patok yang ditentukan,
oleh karena itu pergeseran yang boleh terjadi harus dibatasi menurut code of
practice yang berlaku. Untuk tiang yang dipasang di bawah slab struktur,
pergeseran arah horizontal kepala tiang harus dibatasi dalam rentang 7,5 sampai
10 cm. Penyimpangan arah vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 5 % untuk
tiang yang seluruh panjangnya tertanam di dalam tanah, dengan catatan sumbu
tiang harus lurus Untuk kepala tiang yang diharuskan extend di atas muka tanah,
maka penyimpangan vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 2 %.

 Terminasi pemancangan. Setiap tiang akan dipancang secara kontinyu sampai


mencapai kedalaman tertentu sesuai ketentuan di dalam gambar rencana
fondasi. Untuk friction piles, pemancangan dapat dihentikan bila kepala tiang
telah mencapai level muka tanah atau level yang ditentukan dalam gambar
rencana. Untuk end bearing piles, pemancangan dapat dihentikan bila ujung tiang
telah mencapai kedalaman tanah keras yang ditunjukan oleh tercapainya final set
yang sesuai (1,5 cm untuk 10 kali pukulan terakhir, jika sampai seluruh tiang
terbenam namun hasil setting belum memenuhi persyaratan, maka pemancangan
harus dilanjutkan dengan follower, sampai memenuhi persyaratan setting yang
telah memperhatikan kekakuan follower. Dengan pushpile dydrolic pemancangan
dilakukan dengan tekanan sesuai yang ditetapkan oleh konsultan perencana.

 Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang yang dipancang, mulai dari awal hingga
akhir harus dicatat dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan,
nomor tiang, umur tiang, tipe dan ukuran tiang, kedalaman dan final set yang
dicapai. Setiap lembar pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Engineer
pengawas. Untuk ketertiban administrasi, kontraktor pancang perlu membuat
laporan harian mengenai progress pemancangan yang disetujui oleh Engineer
pengawas.

4.7 LOADING TEST

Jumlah loading test sebanyak 4 titik terdiri dari :


 2 titik loading test metode kentledge system, 1 titik loading test tekan, 1
titik lateral

Beban test yaitu sebesar ;

 Loading test tekan : 200 % x 100 ton = 200 ton.

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Loading test lateral : 200 % x 5 ton = 10 ton.

Bila dipandang perlu untuk Test PDA, kontraktor harus mengajukan metoda dan peralatan yang
akan digunakan terlebih dahulu kepada pengawas untuk disetujui.

Jika terjadi kegagalan dalam loading test, maka kontraktor harus melakukan load test ulang yang
berhasil sebanyak 2 kali lipat dari yang disyaratkan atas biaya kontraktor.

4.8 PROSEDUR PEMBEBANAN

4.8.1 Prosedur percobaan pembebanan vertikal

SCHEDULE PEMBEBANAN VERTICAL


“CYCLIC-LOADING”
ASTM D. 1143-81 SECTION 5.2

Penambahan / Beban
Pengurangan Beban (Dalam % Beban Lama Pembebanan
(%) Rencana)
0 0 0
25 25 CYCLE 1 A
25 50 1 JAM
-25 25 20 MENIT
-25 0 1 JAM
50 50 20 MENIT
25 75 A
25 100 CYCLE 2 1 JAM
-25 75 20 MENIT
-25 50 20 MENIT
-50 0 1 JAM
50 50 20 MENIT
50 100 20 MENIT
25 125 A
25 150 CYCLE 3 1 JAM
-25 125 20 MENIT
-25 100 20 MENIT
-50 50 20 MENIT
-50 0 1 JAM
50 50 20 MENIT
-50 100 20 MENIT
-50 150 20 MENIT
25 175 A
25 200 CYCLE 4 B
-25 175 1 JAM
-25 150 1 JAM
-50 100 1 JAM
-50 50 1 JAM
-50 0 B

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

A : Beban ditahan tetap selama 1 jam dan sampai mencapai penurunan; 0,25 mm/jam
atau maksimum 2 jam.
B : Beban ditahan selam 12 jam dan sampai mencapai penurunan 0,25 mm/jam atau
maksimum 24 jam

4.8.2 Prosedur percobaan pembebanan lateral

SCHEDULE PEMBEBANAN LATERAL


“CYCLIC-LOADING”
ASTM D. 1143-81 SECTION 5.2

Penambahan /
Pengurangan Lama Pembebanan Pembacaan
Beban Lateral
(%)
Rencana Menit Movement
(Menit ke)
0 0 0 0
25 25 10 0 – 5 – 10
25 50 CYCLE 1 10 0 – 5 – 10
-25 25 10 0 – 5 – 10
-25 0 10 0 – 5 – 10
50 50 10 0 – 5 – 10 – 15
25 75 15 0 – 5 – 10 – 20
25 100 CYCLE 2 20 0 – 5 – 10
-50 50 10 0 – 5 – 10
-50 0 10 0 – 5 – 10
50 50 10 0 – 5 – 10
50 100 10 0 – 5 – 10 – 20
25 125 CYCLE 3 20 0 – 5 – 10 – 20
25 150 20 0 – 5 – 10
-75 75 10 0 – 5 – 10
-75 0 10 0 – 5 – 10
50 50 10 0 – 5 – 10
50 100 10 0 – 5 – 10
50 150 10 0 – 5 – 10 – 20
20 170 20 0 – 5 – 10 – 20
10 180 20 0 – 5 – 10 – 20
10 190 20 0 – 5 – 10 – 20
10 200 CYCLE 4 60 0 – 5 – 10 – 20 – 25 –
30 – 35 – 40 – 45 –
50 – 55 – 60
-50 150 10 0 – 5 – 10
-50 100 10 0 – 5 – 10
-50 50 10 0 – 5 – 10
-50 0 30 0 – 5 – 10 – 20 – 25 –
30

4.8.3 Prosedure Pembacaan

1.Percobaan Pembebanan Vertical

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Pembacaan dilakukan sebagai berikut :


 Sebelum dan sesudah penambahan beban
 Sebelum dan sesudah penurunan beban
 Setiap 10 menit

2. Percobaan Pembebanan Lateral


Pembacaan dilakukan sebagai berikut :
 Sebelum dan sesudah penambahan beban
 Sebelum dan sesudah penurunan beban
 Setiap 5 menit

4.8.4 Laporan Percobaan Pembebanan

Laporan hasil percobaan dikirim kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan,


terdiri dari :
 Nama Proyek dan Lokasi
 Laporan lengkap pelaksanaan pemancangan tiang percobaan
 Sertifikat dari kalibrasi peralatan
 Catatan Pembebanan yang meliputi :
 Tanggal Percobaan
 Waktu Pembacaan
 Beban Percobaan
 Pembacaan Dial Gauge, dll
 Grafik Load vs. Settlement, Load vs. Time, dan
 Grafik Time vs. Settlement.
 Kesimpulan dari hasil percobaan pembebanan

4.8.4 Kriteria Percobaan Pembebanan

a. Percobaan pembebanan vertical pada tiang percobaan dilakukan dengan beban percobaan
sampai mencapai 200% beban rencana. Batasan penurunan maksimum pada percobaan
pembebanan pada saat 200% beban rencana tidak melampaui 2,54 cm.
b. Total penurunan pada akhir percobaan pembebanan (saat kembali ke 0% beban rencana
pada cycle terakhir) tidak melampaui 0,6 cm untuk pembebanan vertical.
c. Percobaan pembebanan lateral pada kepala tiang dilakukan dengan beban percobaan
sampai mancapai 200% beban rencana lateral. Batasan pergerakan lateral kepala tiang
pada 100% baban rencanan tidak lebih besar dari 6.35 mm.
d. Percobaan pembebanan dihentikan karena terjadi ketidak-stabilan kentledge, kerusakan
dari pilecap ataupun kerusakan lainnya yang dapat memberikan hasil yang tidak
sebenarnya.

4.9 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

4.9.1 Penyediaan Tiang Pancang

Satuan pengukuaran untuk pembayaran tiang pancang beton pracetak ( bertulang


atau pratekan ) harus diukur dalam meter panjang dari tiang pancang yang disediakan
dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan
panjang diukur adalah sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
disediakan sesuai dengan ketentuan bahan dari spesifikasi ini dan disusun dalam
kondisi baik dilapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Kuantitas dalam meter
panjang yang akan dibayar, termasuk panjang tiang uji dan tiang uji tarik yang

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak termasuk panjang yang disediakan
menurut pandapat Kontraktor.

Tiang pancang yang disediakan oleh Kontraktor, termasuk tiang uji tidak diijinkan
untuk menggantikan tiang pancang yang telah diterima sebelumnya oleh Direksi
Pekerjaan, yang ternyata kemudian hilang atau rusak sebelum penyelesaian kontrak
selama penumpukkan atau penanganan atau pemancangan dan akan yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk disingkirkan dari tempat pekerjaan atau
dibuang dengan cara lain.

Bilamana kontraktor mengecor tiang pancang beton pracetak lebih panjang dari yang
diperlukan, sebagaimana seluruh panjang baja tulangan untuk memudahkan
pemancangan, maka tidak ada pengukuran untuk bagian beton yang harus dibongkar
supaya agar batang tulangan itu dapat dimasukkan kedalam struktur yang
mengikatnya.

4.9.2 Pemancangan Tiang


Perhitungan pembayaran pemancangan didasarkan atas dasar tiang tertanam.

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 5
PENGUJIAN PADA KOMPONEN STRUKTUR

Tahapan dan prosedur uji beban, harus mengikuti dan memenuhi ketentuan berikut ini:

1. Pembacaan awal ( datum untuk pengukuran lendutan ) harus dibuat sesaat sebelum
pelaksanaan pembacaan dilakukan.

2. Bagian struktur yang dipilih untuk dibebani harus diberi suatu beban total, termasuk beban
mati yang telah bekerja, yang ekivalen dengan 0,85 (1,2 D + 1,6 L ) . Penentuan harga L (
beban hidup ) harus memperhitungkan reduksi beban hidup seperti yang diizinkan dalam
SNI 1929 - 1989 - F “ Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung “.
3. Beban uji harus dilakukan dalam tidak kurang dari empat tahapan penambahan hingga “
perlengkungan “ ( arching ) dari bahan - beban dapat dihindarkan.

4. Setelah beban uji telah berada pada posisinya selama 24 jam, pembacaan lendutan awal (
segera setelah beban pada posisinya ) harus segera dilakukan.
5. Beban uji harus diangkat segera setelah pembacaan lendutan dilakukan, dan pembacaan
lendutan akhir harus dilakukan 24 jam kemudian setelah pengangkatan beban uji.
6. Bila bagian struktur yang diuji menunjukan gejala keruntuhan yang terlihat secara nyata,
maka bagian struktur ini harus dianggap tidak lulus uji dan bagian struktur tersebut tidak
diperkenankan diuji ulang.
7. Bila bagian struktur yang diuji tidak menunjukkan gejala keruntuhan terlihat secara nyata,
maka kriteria berikut harus digunakan sebagai indikasi perilaku yang memuaskan, yaitu :

a. bila lendutan maksimum terukur a dari suatu balok, lantai atau atap kurang dari l 2 /
20,000 h.
b. bila lendutan maksimum terukur a dari sebuah balok, lantai atau atap melebihi l 2 /
20,000 h, maka pemulihan lendutan selama 24 jam setelah beban diangkat sekurang -
kurangnya 95 % dari lendutan maksimum untuk beton non - pratekan, atauu 80 %
untuk beton pratekan.

8. Dalam pasal 12.9, , untuk kantilever harus diambil dua kali jarak antara tumpuan sampai
dengan ujung kantilever, dan lendutan harus dikoreksi terhadap pergerakkan tumpuan.
9. Kontruksi beton non pratekan yang gagal menunjukkan 95 % pemulihan lendutan seperi
yang diisyaratkan pada pasal 12.6 dapat diuji ulang paling cepat 92 jam setelah
pengangkatan beban uji pertama. Bagian struktur yang diuji dapat dikatakan memuaskan,
bila :

a. Bagian struktur yang diuji ulang tidak menunjukkan gejala keruntuhan yang terlihat
secara nyata.
b. Pemulihan lendutan pada uji coba kedua sekurang - kurangnya harus 80 % dari
lendutan maksimum yang terukur pada uji coba tersebut.
c. Konstruksi beton pratekan tidak boleh diuji ulang.

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI TELAPAK

6.1 U M U M
 Peraturan umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
 dan untuk hal-hal yang belum terjangkau, dapat menggunakan peraturan-
peraturan lain, seperti ASTM.

6.2 BESI BETON (STEEL REINFORCEMENT)

Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat seperti yang tercantum dalam
RKS ini dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana yang ada.

6.3 BETON
6.3.1 U m u m
- Kekuatan beton (fc') untuk pondasi dangkal adalah 225 kg/cm 2 menurut SK.
SNI 03-2847-2002.
- Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan- bahan
berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak di dalam tanah.
- Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan batang-
batang harus memenuhi ketentuan SNI 03-2847-2002

6.3.2 Pengecoran Beton


- Pengecoran beton dilakukan pada lokasi yang tidak berair, sehingga air tanah
yang ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah rusaknya beton akibat
adanya air dari luar.
- Adukan beton yang dipakai dan proses pengecoran beton dilaksanakan sesuai
dengan apa yang telah tercantum pada pasal lain dalam RKS ini.

6.4 PEKERJAAN SLOOF DAN STEK KOLOM


6.4.1 Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan kuat tekan
beton fc' 30 Mpa dan besi beton U.50. Besi- besi harus ditempatkan seperti pada
gambar detail. Setelah selesai pekerjaan sloof, tanah yang harus ditimbun dan
dipadatkan harus sampai pada peil diperlukan.

6.4.2 Pekerjaan Stek Kolom


Pekerjaan stek kolom, stek tangga dan stek kolom praktis :
- Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi;

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

- Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu
sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof;
- Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai pekerjaan
sloof.
-
6.4.3 Pekerjaan Lantai Kerja
Penggalian tanah sampai pada lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata,
lapisan rata dari beton (lean concrete 1:3:5) supaya dibuat sebagai lantai kerja
dengan tebal tidak kurang dari 50 mm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang
dipadatkan setebal tidak kurang dari 150 mm.

6.4.4 Pekerjaan Lantai Dasar


Pada lantai dasar yang berhubungan dengan tanah, sebelum pemasangan bahan
penutup lantai harus dibuatkan lantai kerja dari beton bertulang dengan tebal 10 cm
dengan tulangan susut.

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 7
PEKERJAAN BAJA

7.1 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan semua bahan, tenaga kerja dan peralataan konstruksi baik
dilapangan untuk melaksanakan seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk pemasangan alat -
alat dan benda - benda yang terletak dan berkaitan dengannya, yang meliputi :

a. Menyediakan semua tenaga / pekerja untuk melaksanakan pekerjaan yang harus


berpengalaman, ahli dan profesional yang dinyatakan dengan sertifikat dan
pengalaman / referensi pekerjaan yang telah dilaksanakan.

b. Pemborong harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja ( shop drawing ),


material, detail sambungan dari komponen - komponen yang sebelum
pelaksanaan harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas /
Konsultan MK.

c. Pekerjaan pengecatan primer, dasar sampai dengan lapisan akhir seluruh


konstruksi baja ang harus dilakukan dipabrik dan penyempurnaan serta
perbaikannya dilapangan.

d. Pekerjaan besi dan baja dilaksanakan untuk semua atap dengan bahan baja dan
kolom komposit .

7.2 REFERENSI

Kecuali dinyatakan lain dalam syarat - syarat teknis ini, maka seluruh persyaratan
pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti ketentuan - ketentuan yang tercantum dalam
standart dan peraturan dibawah ini :

1. PUBI - 1982
2. JIS
3. AISC
4. AWS, ASTM, SSPC, dll.
5. PPBBI - 1983 ( Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia )
6. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung ( NI - 18 ) 1981.
7. Syarat dan petunjuk dari pabrik / produsen pembuat.
8. Persyaratan Teknis.

7.3 PEKERJAAN PERSIAPAN BAJA STRUKTUR

1. Kesempurnaan Pelaksanaan

Perencanaan, pembuatan dan pemasangan pekerjaan konstruksi baja ini harus


dilaksanakan dengan teknik - teknik pelaksanaan yang paling baik. Sedapat
mungkin semua pekerjaan konstruksi baja ini dibuat dibengkel konstruksi yang

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

mempunyai peralatan lengkap, terlindung dari pengaruh cahaya luar, seperti


hujan, banjir, angin dan sebagainya.
Sebelum pekerjaan ini dapat dilaksanakan, maka Pengawas / Konsultan MK akan
memeriksa bengkel tersebut dan apakah bengkel tersebut memenuhi persyaratan
sebelum menetapkan persetujuannya. Pengawas / Konsultan MK berhak untuk
mengadakan inspeksi ke bengkel setiap saat dan pemborong harus menyediakan
sarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemeriksaan.
Pelaksanaan pekerjaan harus menggunakan tenaga / pekerja harus
berpengalaman, ahli dan profesional sesuai dengan bidang pekerjaannya yang
dinyatakan dengan sertiifikat dari lambaga pengujian yang berwenang disertai
daftar pengalaman / referensi pekerjaan yang telah dilaksanakan.

2. Gambar kerja

a. Gambar kerja ( shop drawings ) sebanyak 3 ( tiga ) set harus diserahkan


kepada Pengawas / Konsultan MK dan harus secara jelas menunjukan :

 Dimensi, layout dalam satuam metrik ( mm )


 Type dan lokasi sambungan
 Daftar baut, las secara terinci
 Dimensi bagian - bagian konstruksi, detail, bentuk konstruksi dan berat
unit dan berat keseluruhan.
 Metoda atau cara pemasangannya
 Hal - hal lain yang dianggap penting

b. Walaupun semua gambar telah disetujui oleh Pengawas / Konsultan MK, hal
ini tidak berarti bahwa tanggung jawab Pemborong menjadi berkurang
apabila terdapat kesalahan atau ketidak sesuaian dengan keadaan lapangan
atau gambar rencana. Tanggung jawab atas ketepatan ukuran - ukuran
selama fabrikasi dan erection tetap berada pada Pemborong.

c. Pengukuran dalam skala gambar rencana tidak diperkenankan.

7.4 PEKERJAAN PEMOTONGAN, PENYAMBUNGAN DAN PEMASANGAN

1. Pemotongan Profil Baja

Pemotongan material baja harus menggunakan mesin potong atau dengan las
potong yang cukup memadai. Ujung dari potongan harus digerinda halus,
sehingga mendapatkan permukaan yang rata.

2. Pembuatan Lubang - lubang atau penyambungan atau Baut Angker.

a. Sebelum pekerja las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang -
bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak
sampai pekerjaan las selesai dilakukan.

b. Bagian - bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila ada
yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian
kearah atas.

c. Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

batang - batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut


agar pengelasan dapat dilaksanakan dengan penuh.

d. Sebelum pekerjaan las dimulai, Kontraktor wajib menyerahkan prosedur kerja


cara - cara pengelasan yang akan dikerjakan dilapangan. Usulan ini harus
diperiksa dan disetujui Pengawas / Konsultan MK sebelum pekerjaan
pengelasan ini dapat dimulai.

e. Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las harus
dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan dilas.

f. Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga - tenaga ahli yang berpengalaman


dan dengan ketepatan tinggi. Pemborong wajib menyerahkan sertifikat
keahlian dari masing - masing tukang lasnya sesuai dengan peraturan.

g. Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat - tempat yang dinyatakan


dalam Gambar Kerja dan Rencana Kerja & Syarat - syarat ini. Ukuran las yang
tercantum dalam gambar adalah ukuran - ukuran efektif.

h. Setelah pengelasan selesai, maka sisa - sisa kerak las harus dibersihkan
dengan baik.

BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk
tujuan semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las
harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.

Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi


"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.

PENGIKAT-PENGIKAT :
Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :

Untuk sambungan bukan baja ke baja :


Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvani.

Untuk sambungan baja ke baja :


Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325
dan atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.

Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus


baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type
lainnya dari baja tahan korosi.

Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAHAN-BAHAN LAS :

bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"


(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).

Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36


atau A325.

Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.

Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).

Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan
harus disertai sertifikat dari pabrik.

PERATURAN-PERATURAN DAN STANDAR ATAU PUBLIKASI YANG


DIPAKAI :

Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai
harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.

Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.

American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel Construction-7th


Edition".

American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".

American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :

"A 36 - 70a Structural Steel"


"A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
"A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
"A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
"A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including Sutiable
Nuts and Palin Hardener Washers".
A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel
Joints.

CONTOH BAHAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh


material, baja profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan MK.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai


standar/pedoman untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material


yang telah disetujui di bengkel MK.

PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN

Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya
yang masih bersegel dan berlebel pabriknya.

Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.

Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai jenisnya.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan


penyimpanan.
Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

a. Gambar kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta
detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.

b. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

c. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

d. Pemeriksaan dan lain-lain.


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK
mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum
diperiksa dan disetujui MK.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan
segera.

B. PELAKSANAAN

1. Pengelasan

Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan


harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki


persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.

Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik


serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.

Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa


hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk konstruksi itu.

Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam
sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori,
rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan dan angin kencang.

2. Lubang-lubang baut

Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.

Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.

3. Sambungan

Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan


berlaku ketentuan sebagai berikut :

a. Hanya diperkenankan satu sambungan.

b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full


penetration butt weld.

4. Pemasangan percobaan/Trial erection

Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan


percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang
tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat
ditolak oleh MK dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan MK.

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

7.5 PENGECATAN

Pengecatan seluruh pekerjaan sesuai dengan NI 3 dan NI 4 atau sesuai dengan spesifikasi dan
anjuran dari pabrik.

Cat merupakan produksi dari pabrik terkenal antara lain ICI, Nippon Paint atau setara.

Cat yang akan digunakan harus berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak pecah dan bocor
serta mendapat persetujuan pengawas. Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan sikat baja
untuk menghilangkan karat, sisa - sisa serpihan las sebelum dimulai pengecatan.

7.6 CAT LOGAM

Permukaan yang akan dicat harus dibebaskan dari kotoran - kotoran, karet - karet dan sebagainya
dengan ampelas. Bila perlu dengan sikat kawat tetapi harus dijaga jangan sampai merusak lapisan
/ permukaan penutup logam yang bersangkutan.

Untuk menghilangkan gemuk, minyak dan semacamnya digunakan bahan Solvent.

Besi / baja :
 Primer (meni) : Menie satu lapis
 Cat dasar : Cat dasar satu lapis
 Cat akhir : Cat mengkilap / gloss dua lapis

Seng / besi galvanise :


 Primer (meni) : Zink Chromate satu lapis
 Cat dasar : Epolux Zink Chromate satu lapis
 Cat akhir : Cat mengkilap / gloss dua lapis

Pemasangan akhir/final erection

Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bila
dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana
mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan
penanganan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada MK disertai usulan cara
perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum
dimulainya pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.
Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan
kontraktor.

Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara yang
disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang
tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan "Waterproofing" yang disetujui. Sabuk
pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang
tinggi, disamping pengaman yang berupa "piatfrom" atau jaringan ("net").

Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemasangan.

Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan untuk
mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut
harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan beban mati, angin dan tegangan-
tegangan selama pembangunan.

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus disediakan dan
harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).

Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian
pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan
lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK.

Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi vertikal kolom.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan

Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan pada MK


"Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari produsen/pabrik.

Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja profil, baut,
kawat las di laboratorium.

Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari bahan yang
akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi pengelasan harus
diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :


Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari 2 cm,
pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila ditemukan hal-hal yang meragukan,
maka bagian tersebut harus diuji dengan standar AWS D 1.0.

Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus dilakukan test ultrasonic
atau radiographic.

(1) Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B dari AWS
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti ditentukan
dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.

Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara "Radiographic"
termasuk sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya tambahan biaya pada Pemberi Tugas.

Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi standar yang
ditentukan pada "AWS D 1.0" dinyatakan oleh "Radiographic" harus diperbaiki dibawah
pengawasan MK dan tambahan "Radiographic" dari daerah yang diperbaiki harus dibuat atas
biaya Kontraktor.

(2) Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las dan teknik serta standar yang dipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWA D 1.0 atau - 75 : Ultrasonic contact Examination or
Weldments : E273-68: Ultrasonic Inspection of Langitudinal and Spiral Welds or welded Pipe and
Tubing (1974)

(3) Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM

(4) Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E109.

(5) Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Jumlah pengujian : jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti
yang ditentukan di lapangan oleh MK.

Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan setelah pekerjaan
diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat dengan sikat kawat dan
dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.

Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-pecah,


permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah,
lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang rusak harus diperbaiki sesuai
dengan persyaratan AWS D 1.0.

Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan diserahkan pada MK secepatnya.

Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan

Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.

Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.

Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan.

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB 4
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN TANAH

1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan tanah” seperti tertera pada gambar rencana
dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

a. Pembersihan lahan
b. Pengurugan dan pemadatan
c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan penggambaran kembali

1.2 BAHAN/MATERIAL

Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :

a. Kayu jenis meranti atau setaraf, tebal 3 cm.


b. Kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 – 10 cm.

49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

1.3 PELAKSANAAN

1. Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.

a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang


tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan
dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh
MK. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya,
harus dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau
bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwlank) termasuk
pekrjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti atau setaraf dengan
tiang dari kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus
kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpass).
d. Segala pekerjaan pengukuran. persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut
ahli ukur yang berpengalaman.
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya oleh Konsultan MK/Pengawas.
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnay harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk
dimintakan keputusannya.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/teodolith.
- Kontraktor harus menyediakan tedolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemerikasaan Konsultan Pengawas.
- Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air/hujan.

2. Pekerjaan Galian

a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
c. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapatdijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi
syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan
penimbrisan lubang-lubang galian yangterletak di dalam garis bangunan harus diisi
kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai
mencapai 95 % kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test lab.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
i. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
j. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan
teletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

3. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan
syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagi pemikul beban.

a. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, juga seluruh sisa-sisa,
puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
Seluruhbiaya adalah tanggung jawab Kontraktor.
b. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis harus
dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
c. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui Konsultan Pengawas. Pemadatan
dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95% dari
kepadatan Maksimum hasil lab.
d. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor. Kontraktor
harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum tehadap kadar air optimum
minimal satu kali untuk jenis tanah yang dijumpai di lapangan.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori

51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 2
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, lantai beton untuk bangunan yang
dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan
beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2.2 PERSYARATAN BAHAN

1). Semen Portland :


Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan
Perencana/Owner dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.

2). Pasir Beton :


Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.

3). Koral Beton/Split :

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir
dan koral beton harus dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

4). Air:
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam,alkali dan bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Perencana/Owner
dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemerikasaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

5). Besi Beton :


Digunakan mutu U24, U36, U39. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971) Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


(a). Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai.
(b). Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2.
(c). Peraturan-peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5.
(d). Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.
(e). Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
(f). Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum
(AV). No 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No.1457.
(g). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Perencana/Owner.
(h). Standar Normalisasi Jerman (DIN).
(i). American Society for Testing and Material (ASTM).
(j). American Concrete Institute (ACI).

2.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1). Mutu beton :


Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225 dan harus
Memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.

2). Pembesian
(a). Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai PBI-1971.
(b). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
(c). Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan

53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam PBI-1971.

2.4 PENGECORAN BETON

1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan


dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.

2). Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi.

2.5 PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING

1). Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.

2). Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.

3). Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

4). Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun
1971).

5). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

2.6 KONTRAKTOR DAN KUALIFIKASI PELAKSANA/KONTRAKTOR

1). Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai


dengan saat-saat penyerahan (selesai).

2). Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya. Pelaksana / Kontraktor
harus qualified, minimum STM 3 (tiga) tahun pengalaman kerja.

3). Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

4). Kontraktor mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan pemilik,
baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.

5). Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan administratif

2.7 SYARAT-SYARAT PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN

1). Bahan baru didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Bebarapa bahan tersebut harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya
yang masih bersegel dan berlebel pabriknya.

2). Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.

3). Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.

4). Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan


penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

2.8 SYARAT-SYARAT PENGAMANAN PEKERJAAN

1). Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.

2). Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.

3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

4). Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI-1971).

55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 3
PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL

3.1 LINGKUP PEKERJAAN

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :

Pekerjaan kayu halus :


 Pintu dan jendela berikut rangka.
 Pekerjaan Kayu Halus pada umumnya.

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

3.2 PERSYARATAN BAHAN

1). Jenis kayu yang dipakai :


(a). Kayu Kamper, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas Awet I, mutu A. Digunakan
untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, kecuali dinyatakan lain
dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.
(b). Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
(c). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.
(d). Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI.
Untuk kayu Kamper Kalimantan, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12 %.
(e). Semua kayu yang dipasang / dipakai ialah yang disetujui oleh Pengawas /
Pemberi Tugas.
(f). Seluruh kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan sistem pengeringan
dengan oven.

2). Bidang Panel dan Pintu :


(a). Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah
Plywood. Jenis Plywood yang digunakan adalah Teak Plywood, dengan muka
berkualitas baik untuk bidang tampak. Tiap lembar Plywood yang dipakai harus
mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.
(b). Semua perekat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5.
(c). Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan
di satu tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.

3). Syarat - syarat Pelaksanaan

(a). Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
(b). Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi
sesuai dengan HI-5, Bab VI, pasal 14, 15 dan 17. Tidak diperkenankan
pengerjaan di tempat pemasangan.
(c). Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk
mendapatkan ketetapan pemasangan di lapangan.
(d). Rangka kayu untuk langit-langit dibuat sesuai pola dari langit-langit yang telah
direncanakan dalam gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk
armature lampu yang akan terpasang pada langit-langit dan lain-lain yang
terpasang.
(e). Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan
waterpass.
(f). Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0,5 cm untuk setiap 2 m2.
(g). Pekerjaan Kayu Halus
 Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah
diketam halus dan siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan shop
drawing dan contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan.

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan


mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat
pemasangan.
 Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau
cara lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
 Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau
sejenisnya yang telah disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
 Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
 Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa
sehingga siap menerima finish. Penggunaan meni sama sekali tidak
disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau sejenisnya, kecuali
disyaratkan lain oleh Owner/Perencana.

 Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih


dahulu baik kualitas maupun jenisnya kepada Owner untuk mendapatkan
persetujuan.
 Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari
Owner. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
mengganti atas tanggung jawabnya.

PASAL 4
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL

4.1 LINGKUP PEKERJAAN

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
 Pekerjaan Railling

4.2 PERSYARATAN BAHAN

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

1) Jenis logam yang dipakai


Besi hitam kotak digunakan untuk pekerjaan Railling tangga, pipa besi hitam untuk
pintu/pagar halaman.
Diameter bahan/pipa yang dipakai disesuaikan Gambar rencana.

2) Syarat-syarat Pelaksanaan
(a). Pemasangan disesuaikan dengan Gambar Rencana yang ada.
(b). Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang
akan dipergunakan.

4.3 PEKERJAAN BESI

1) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan


kondisi di lapangan.
2) Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti sekrup, baut, mur, paku metal, fittings yang
akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
3) Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya denag material lain, dengan
mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
4) Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/gambar kerja untuk pekerjaan-
pekerjaan tetentu denagn petunjuk Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.
5) Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
6) Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
7) Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.

8) Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan-


kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata
dari cairan elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih
dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
9) Perhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisia-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas). Cacat pada pengelasan harus
dipotong dan dilas kembali atas tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

5.1 LINGKUP PEKERJAAN

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.

2) Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.

59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

5.2 STANDARD

1) Batu bata harus memenuhi NI-10


2) Semen Portland harus memenuhi NI-8
3) Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
4) Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9

5.3 BAHAN/PRODUK

Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. lokal dengan kualitas terbaik yang
disetujui Perencana/Konsultan Pengawas, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23 cm.

5.4 PELAKSANAAN

1) Pasangan batu bata merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 5


pasir pasang.
2) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding
didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan
aduk rapat air dengan campuran 1 pc : 2 pasir pasang.
3) Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
4) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

6) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri


maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7) Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan
tulangan pokok diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
8) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
10) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari
5%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.

60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

11) Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

PASAL 6
PEKERJAAN PLESTERAN

6.1 LINGKUP PEKERJAAN


1) Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.

2) Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

6.2 PERSYARATAN BAHAN


1) Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)
2) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
3) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
4) Penggunaan adukan plesteran :
(a) Adukan 1 pc : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air.
(b) Adukan 1 pc : 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
(c ) Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

6.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1) Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana / Konsultan Pengawas, dan persyaratan
tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana / Konsultan Pengawas
sesuai Uraian Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama dalam gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal / tinggi / peil dan bentuk profilnya.
4) Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan
lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 3 pasir.
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily Bond, dengan
perbandingan 1 pc : 1 Daily Bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 5 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran pc dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan
additive plamix dengan dosis 200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
5) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
6) Untuk Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang
bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
7) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesteran).

62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

8) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishingnya.
9) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping playwood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.
10) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan perencana / Konsultan Pengawas.
11) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
12) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.

13) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
14) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana /
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
15) Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
16) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 7
PEKERJAAN HOMOGENOUS TILE

7.1 LINGKUP PEKERJAAN

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.

2) Pasangan ubin homogenous tile ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

7.2 STANDARD

1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982


(NI - 3).
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA.
TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramik Tile.

7.3 PERSYARATAN BAHAN

1) Lantai homogenous tile yang digunakan :


Ukuran : 60 x 60 cm
Produksi : Nirro Granito, Granito, Indogress
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Polished
Bahan pengisi : AM tile grout
Bahan perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir

2) Lantai homogenous tile yang digunakan :


Ukuran : 60 x 60 cm
Produksi : Ex. Nirro Granito, Granito, Indogress
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Unpolished
Bahan pengisi : AM tile grout
Bahan perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir

3) Dinding homogenous tile yang digunakan :


Ukuran : 60 x 120 cm, 30 x 60 cm
Produksi : Ex. Nirro Granit0, Granito, Indogress
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Unpolished
Bahan pengisi : AM tile grout
Bahan perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir

4) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas/Pemberi tugas.

7.4 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1) Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing


mengenai pola homogenous tile.
2) Homogenous tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
dan bernoda.

64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

3) Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan


ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC
murni dan ditambah bahan perekat.
4) Bahan homogenous tile sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5) Hasil pemasangan lantai homogenous tile harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras.
6) Pola, arah dan awal pemasangan lantai homogenous tile harus sesuai gambar detail
atau sesuai petunjuk Perencana. Perhatikan lubang instalasi dan drainase/bak kontrol
sebelum pekerjaan dimulai.
7) Jarak antara unit-unit pemasangan homogenous tile satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 1,5 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus
yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut sikut yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang
telah diisyaratkan di atas.

9) Pemotongan unit-unit homogenous tile tiles harus menggunakan alat pemotong


homogenous tile khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
10) Homogenous tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan homogenous tile, hingga betul-betul bersih.
11) Homogenous tile yang terpasang haru dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan
celah celah yang terjadi pada permukaan lantai, harus ditutup dengan adukan semen
pasir (tasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

7.5 PEMASANGAN UBIN HOMOGENOUS TILE DINDING DI BAGIAN DALAM


(INTERNAL).

1) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang
untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna
jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
2) Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke
bagian atas.
3) Pada pemasangan tile, tempelkan di bagian belakang tile adukan dan ratakan,
kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian
permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh
bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.
4) Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih
dari ketentuan berikut :
 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm.
 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm.
 Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
5) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar
yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.

65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

6) Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

PASAL 8
PEKERJAAN KERAMIK

8.1 LINGKUP PEKERJAAN

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.

2) Pasangan ubin keramik tile ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

8.2 STANDARD

1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982


(NI - 3).
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA.
TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramik Tile.

66
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

8.3 PERSYARATAN BAHAN


1) Lantai keramik tile yang digunakan :
Ukuran : 20 x 20 cm, 40 x 40 cm
Produksi : Ex. Roman, KIA, Mulia, Masterina
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas A
Finishing Permukaan : Berglazur
Bahan pengisi : AM tile grout
Bahan perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir

2) Dinding keramik tile yang digunakan :


Ukuran : 20 x 20 cm
Produksi : Ex. Roman, KIA, Mulia, Masterina
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas A
Finishing Permukaan : Berglazur
Bahan pengisi : AM tile grout
Bahan perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir

4) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas/Pemberi tugas.

8.4 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1) Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing


mengenai pola keramik tile.
2) Keramik tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan
bernoda.
3) Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan
ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC
murni dan ditambah bahan perekat.
4) Bahan keramik tile sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5) Hasil pemasangan lantai keramik tile harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras.
6) Pola, arah dan awal pemasangan lantai homogenous tile harus sesuai gambar detail
atau sesuai petunjuk Perencana. Perhatikan lubang instalasi dan drainase/bak kontrol
sebelum pekerjaan dimulai.
7) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik tile satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 1,5 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut sikut yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang
telah diisyaratkan di atas.
9) Pemotongan unit-unit keramik tile harus menggunakan alat pemotong keramik tile
khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

67
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

10) Keramik tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik tile, hingga betul-betul bersih.
11) Keramik tile yang terpasang haru dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan
celah celah yang terjadi pada permukaan lantai, harus ditutup dengan adukan semen
pasir (tasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

8.5 PEMASANGAN KERAMIK TILE DINDING DI BAGIAN DALAM (INTERNAL).

1) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang
untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna
jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
2) Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke
bagian atas.
3) Pada pemasangan tile, tempelkan di bagian belakang tile adukan dan ratakan,
kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian
permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh
bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.
4) Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih
dari ketentuan berikut :
 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm.
 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm.
 Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
5) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar
yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
7) Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
PASAL 9
PEKERJAAN FLOOR HARDENER

9.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar. Dalam hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada permukaan lantai, pengadaan tenaga
kerja, bahan, alat-alat, peraltan pembantu lainnya, contoh bahan yang akan digunakan, termasuk
pula perwatan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan pekerjaan terakhir.

9.2 PERSYARATAN BAHAN

1) Bahan non metallic Floor Hardener, bahan yang langsung dapat digunakan, buatan
luar negeri merk atau dengan bahan yang setara dan disetujui MK/Perencana.
2) Bahan non metallic aggregates tanpa campuran bahan lain, dari proses bahan-bahan
yang sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik, pengerjaannya dilakukan
lapis demi lapis, warna harus stabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan
goresan ringan, dapat mencegah adanya/terjadinya retak pada permukaan lantai,
tahan lama aerta tidak licin.

68
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

3) Warna akan ditentukan kemudian. Pengendalian seluruh mutu bahan-bahan serta cara
pengerjaannya harus dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrikyang
bersangkutan.

9.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1) Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan
celah-celah yang terjadi pada permukaan lantai harus ditutup dengan adukan semen
pasir (traasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
2) Pekerjaan lapisan floor hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari
Perencana/MK. Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang
bersangkutan, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan
memberikan kepuasan kepada Perencana/MK.
3) Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan beberapa
contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil
produk kepada MK untuk disetujui dalam pelaksanaan.
4) Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui
Perencana/MK, akan dipakai sebagai standar dalam pemeriksaan dan penerimaan
bahan/hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor.
5) Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan
di Direksi Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.
6) Pekerjaan floor hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan yang lain. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukan.
7) Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan floor hardener,
Kontraktor diharuskan untuk memperbaiki, hingga mencapai mutu pekerjaan seperti
yang telah disyaratkan dalam buku ini tanpa adanya tambahan biaya.

PASAL 10
PEKERJAAN KACA & CERMIN

10.1 LINGKUP PEKERJAAN

1). Menyediakan tenaga Kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
2). Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
detail gambar.

10.2 PERSYARATAN BAHAN

1). Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float glass).

69
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2). Toleransi lebar dan panjang : Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.

3). Kesikuan : Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.

4). Cacat-cacat.
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketenyuan dari
pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca).
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pemandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca, baik sebagian
atau seluruh tebal kaca)
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke
arah luar/masuk).
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots, awan (cloud) dan goresan (scratch).
 Bebas lengkungan (lembaran baca yang bengkok).
 Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik.

5). Bahan kaca :

(a). Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982. Digunakan
produk ex Asahimas atau setara
(b) Bahan untuk cermin menggunakan : Clear float glass, tebal sesuaikan dengan
gambar
(c) Di satu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver).
(d) Permukaan harus bebas noda dan cacat,bebas sulfida maupun bercak-bercak
lainnya.
(e) Tempered glass tebal 12 mm ex. Asahimas atau setara.
(f) Curtain wall menggunakan kaca panasap tebal 8mm

6). Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

10.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1). Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
2). Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.

70
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

3). Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
/Perencana.
4). Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-
tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem
aci.
5). Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
6). Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam
alur kaca pada kusen.
7). Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
8). Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen,
harus diisi dengan lem silikon.Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

PASAL 11
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

11.1 LINGKUP PEKERJAAN

1). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2). Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu, seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar.

11.2 PERSYARATAN BAHAN

1). Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian
'hardware' akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Owner untuk mendapatkan persetujuan.

71
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2). Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm.
Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

11.3 PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA

1). Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu


(a) Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
 Lockcase : Merk Dekson, Wilka, Cisa, Dorma
 Cylinder : Merk Dekson, Wilka, Cisa, Dorma
 Handle : Merk Dekson, Wilka, Cisa, Dorma
 Back Plat : Merk Dekson, Wilka, Cisa, Dorma
 Engsel (Butt Hinges) : Merk Dekson, Wilka, Cisa, Dorma
 Engsel Lantai (Floor Hinges) : Merk Dekson, Wilka, Cisa, Dorma
 Perincian type yang dipakai dari merk-merk di atas, lihat pada gambar.

(b). Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen / Pemberi Tugas.

2). Pekerjaan Engsel


(a). Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu di
pasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
(b). Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Perencana.

11.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN

1). Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.Engsel bawah
dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di
tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2). Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3). Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4). Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Manajemen /
Pemberi Tugas. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki
tanpa tambahan biaya.
5). Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
6). Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
7). Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di

72
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai
dengan Standar Spesifikasi Pabrik.
8). Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.

PASAL 12
PEKERJAAN PARTISI GYPSUM BOARD

12.1 LINGKUP PEKERJAAN

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud, sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2) Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi gypsum board rangka aluminium
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

12.2 CONTOH BAHAN

1) Gypsum Board :
Jayaboard, Knauff, Versaboard, Calsiboard atau setara

2) Bahan rangka :
a. Besi Hollow
b. Ukuran 40 mm x 40 mm, bentuk sesuai shop drawing yang disetujui
Perencanan/MK

73
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

c. Warna profil aluminium framing adalah powder coating, warna


ditentukan kemudian.
d. Tebal bahan minimum 1,80 mm.
e. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan perwarnaan yang disyaratkan.
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memnuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

3) Bahan pelapis :
a. Dari bahan gypsum board produk yang disetujui Perencana/MK, tebal
bahan 9 mm sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Pemasangan
pada bagian luar/dalam difinish.
b. Accesssories
1. Angker, sekrup,pelat, baut jika ada harus di galvanis.
2. Untuk rangka induk/pokok angker dipakai galvanis steel plate
ketebalan 2 mm.
3. Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai
dengan ukuran panel dan material rangka panel yang dipasang.

c. Bahan finishing
Finishing gypsum board adalah berupa Acrylic Emultion Paint (AEP)
dan Wallpaper

12.3 PELAKSANAAN

1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2) Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/meknisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
3) Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
4) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat
pekerjan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
5) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang
tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
6) Desain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari
Perencana/MK.

74
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

7) Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana


untuk itu.
8) Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan
Perencana/MK.
9) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar
dan lurus (tidak melebihi batas toleransi) kemiringan yang diizinkan dari
masing-masing bahan yang digunakan.
10) Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan
dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor
wajib menanyakan hal ini kepada Perencana/MK.
11) Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-
langit.
12) Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay out.
13) Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor
sampai pekerjaan selesai.

PASAL 13
PEKERJAAN PLAFOND

13.1 PERSYARATAN

Pemasangan plafond boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat di dalam
plafond ( kabel - kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat-alat penggantung dan penguat plafond)
siap dan selesai dikerjakan.

13.2 PELAKSANAAN

1) Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang


plafond yang rata, datar dan tidak melengkung.
2) Pemasangan plafond harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
 Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafond.
 Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
 Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafond menjadi bergelombang karenanya.
 Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafond
luifel di luar bangunan.
 Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor
serta persetujuan Konsultan Pengawas.

75
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

4) Pekerjaan plafond Gypsum Board dan Accoustic Tile.


a. Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond gypsum board dan konstruksi penggantungnya,
penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum
pada gambar untuk itu.
b. Rangka plafond,
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond dibuat dari batang besi hollow
40x40x2 untuk rangka pokok dan 20x40x2 untuk lainnya. Atau rangka
menggunakan metal furing.
c. Pemasangan lembaran Accoustic Tile.
Bahan penutup plafond gypsum board yang digunakan adalah gypsum board
tebal 9 mm dan Accoustic tile ukuran 60 x 60 tebal 9 mm atau ukuran lain,
sesuai dengan gambar untuk itu. Gypsum board yang digunakan merk ex Jaya
board, Knauff atau setara. Pemasangannya dengan system lay in expose.
5) Pekerjaan plafond Aluminium Strip

a. Lingkup Pekerjaan meliputi :


Penyediaan bahan langit-langit aluminium dan konstruksi penggantung,
penyiapan tempat serta pemasangan plafond aluminium dan konstruksi
penggantungnya pada tempat-tempat yang tercantum dalam gambar.

b. Bahan
- Ketebalan : 18 micron
- Lebar panel : 10 cm
- Produk : ex. Jof Metal, Amstrong, Hunterdouglas atau
setara
- Warna : akan ditentukan kemudian oleh Perencana

c. Syarat-syarat pemasangan
a. Cara penggantungan (suspension) harus sesuai dengan petunjuk
yang dikeluarkan pabrik.
a. Aluminium strip yang dipasang telah dipilih dengan baik (tidak
cacat tergores, bengkok atau penyok-penyok) dan telah mendapat
persetujuan MK.
b. Setelah aluminium terpasang, bidang permukaan langit-langit
harus rata, lurus waterpass dan tidak bergelombang. Antara unit-
unit aluminium harus merupakan garis lurus dan rata.

76
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN

14.1 LINGKUP PEKERJAAN

1). Persiapan permukaan yang akan diberi cat.


2). Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
3). Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Konsultan Perencana.

14.2 STANDAR PENGERJAAN (MOCK UP)

1). Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
2). Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Perencana, bidang-bidang INI akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.

14.3 CONTOH DAN BAHAN UNTUK PERAWATAN

1). Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 100 x 100 cm. Dan pada bidang-bidang tersebut

77
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
2). Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock
up seperti tercantum di atas.
3). Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian diteruskan
kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan, oleh Pemberi Tugas.
4). Pekerjaan Cat Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, jenis CT.
Tile Spray Coating System - Top Coat : polyorethane 60 % gloss. Nat : Black
Sealer SK. No.1. Color (ditentukan kemudian). ICI Weathersheald, Dulux
Weathersheald, Jotun Weathersheald
c. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Ecrylic
merk ICI atau setara dengan lapisan dasar Color Binder merk ICI, Dulux,
Jotun. Warna ditentukan Perencana.
d. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok merk ICI, Dulux, Jotun.
e. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering,
tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Owner.
f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
g. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistence sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion
dengan kekentalan cat sebagai berikut :
 Lapis I encer (tambahkan 20 % air).
 Lapis II kental.
 Lapis III encer.
i. Untuk warna-warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan percampuran (batch number) yang sama.
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

5). Finishing Melamic


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang
terlihat di dalam bangunan termasuk kusen, pintu panil, list profil kayu , railing
kayu, plint dan lisplank ,serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.
b. Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu minyak
dan kotoran yang mungkin melekat di situ.

78
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

c. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh
permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata
pada permukaan kayu tersebut.
d. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup
dengan melamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai
halus dan rata.
e. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut , dihaluskan
dengan amplas duco yang halus, kemudain debu bekas amplas tersebut
dibersihkan.
f. Pembuatan wood filler dilakukan dengan mencampurkan 10 bagian sanding
sealer, dengan bagian hardener dan ditambahkan dengan talk secukupnya,
wood filler diaplikasikan dengan kape sampai pori-pori tertutup sempurna
dengan diamplas Duco yang halus untuk setiap lapisan.
g. Pewarna dipakai IMPRA/Ultran daya sebar 3 m2 perliter satu lapis.
h. Sanding sealer sebagai cat dasar dicampur dengan hardener serta diencerkan
dengan thinner, perbandingan campuran adalah 10 bagian sanding sealer + 1
bagian hardener + thinner secukupnya. Dibutuhkan 2 - 3 lapis cat dasar setiap
lapisan harus diamplas sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus
dan rata.
i. Cat akhir dipakai IMPRA/Ultran ulaskan .2 lapis 1 dengan rata dan sempurna
dan amplas sempurna kemudian ulaskan. lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3
adalah lapisan finished tidak perlu di amplas. Warna. akan ditentukan kemudian
oleh Perencana.

6) Pekerjaan cat Besi


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi
pagar dan pintunya, railing, talang galvanis dan pekerjaan besi lain ditentukan
dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah merk Danapaint, Nippon Paint, Propan atau setara.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan
las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis setelah itu
lapisan tebal 40 micron diulaskan.
e. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir semprot 3 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compresor 3
lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

79
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 15
PEKERJAAN WATERPROOFING

15.1 UMUM

1) Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini
serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Bagian yang di waterproofing :
 Plat atap
 Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
c. Material
 Bitumat : Asphalt Membrane 3 mm ex. Grace, Fosroc, Flinkote sheel,
Hitchin.
 Bitumat : Coating (toilet) ex. Sika atau setara

2) Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
1982 (NI – 3)
b. ASTM : 828

80
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

c. ASTME : TAPP I 803 dan 407

3) Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Konsultan
Pengawas/Perencana.
4) Gambar-gambar pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus
yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja/dokumen konrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

5) Contoh
a. Kontraktor waijb mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dan jaminan dari pabrik.
b. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai.

6) Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan bahan


a. Materi harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari
kerusakan pada pekerjaan.
b. Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang
menyebutkan nama “generic” dan “merk dagang” dari produk, berat
bersih dan nama pabrik, nama kontraktor dan nama proyek.
c. Dilapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang masih
tertutup, terlindung dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari
percikan api, panas dan lain-lain.
d. Jangan keluarkan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dari
yang diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan kemasan
hanya dilakukan setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan
tersebut.

15.2 PELAKSANAAN
1) Persiapan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.

81
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

b. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan


ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
c. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam
hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

2) Pengamanan pekerjaan
a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang
telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan
atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik
atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
ini adalah tanggung jawab kontraktor.

15.3 PERSYARATAN BAHAN


Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
seperti : NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan
merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
a. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma-
cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa :
 Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process Performance
Warranty)
 Jaminan ketepatan aplikasi (Aplikator Workmanship Warranty)
b. Waterproofing untuk atap :
 Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah plat-plat beton yang
berfungsi sebagai atap dan sebagai talang.
 Lapisan waterproofing terbuat dari Acrylic Polimer gel yang diperkuat
dengan jaringan serat kaca (fibre glass mat).
 Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa
kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke
pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%).
 Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan
perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen.

82
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Warna bahan waterproofing akan ditentukan oleh Perencana, dari pilihan


warna yang tersedia.
 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
c. Gambar Detail Pelaksanaan :
 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
 Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.

PASAL 16
PEKERJAAN ALUMINIUM

16.1 UMUM
1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pintu dan jendela rangka alluminium,
lengkap dengan kusen dan kacanya, dan bukan merupakan bagian
curtain wall seperti yang dinyataka/ditunjukkan dalam gambar serta
shop drawing dari Kontraktor.
2) Standard
ASTM :
C 509 – Cellular Elastomeric Preformed (Gasked and Selaing Material)
C 2000 – Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
C 2287 – Nonrigit Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extination
Compounds.

3) Persetujuan - persetujuan
a. Shop drawing

83
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi,


hubungan-hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan
lokasinya, penempatan hardware dan detail-detail pemasangan.
 Harus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana
dan spesifikasi.
 Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail
pemasangan kaca, gasket serta sealant.
b. Contoh bahan :
 Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna.
Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm.
Untuk alluminium sheet, ukuran 300x300 mm2, ketebalan sesuai
dengan yang akan dipakai.
 Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan,
jenus alloy, warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan
dipakai.
4) Pengadaan dan Penyimpanan Material
Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangan.

16.2 BAHAN/PRODUK
1) Kusen Alluminium yang digunakan
 Bahan :
Dari bahan Alluminium framing system, ex YKK, Alexindo,Indalex
 Bentuk profil :
Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas
 Warna profil :
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
 Lebar profil :
15 cm dan 10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar)
 Pewarnaan :
Anodize, Power Coating, PVDF, produk PT. ESI, ketebalan coating, sesuai
dengan ketentuan pabrik.
 Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan alluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
3) Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2

84
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

5) Ketahanan terhadap udara tidak kuran dari 15 m3/hari dan terhadap tekanan
air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
6) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
7) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong,
punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm
 UUntuk diagonal 2 mm
8) Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alluminium harus
ditutup caulking dan sealent, angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari
(13) mikron sehingga dapat bergeser.
9) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment
dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya.

16.3 PELAKSANAAN
1) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang) serta membaut
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Perencana/MK meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
3) Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Pemotongan alluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

85
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

5) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
7) Angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari steel plate setebal
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2.
9) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alluminium
akan kontrak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
10) Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
12) Sekeliling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi sealent
supaya kedap air dan kedap suara.
13) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
PASAL 17
PEKERJAAN SANITAIR

17.1 U M U M
1) Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan
dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna dalam pemakainnya / operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, kloset, kran, perlengkapan kloset, floor
drain, clean out dan metal sink.
2) Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana /
Konsultan Pengawas beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mndapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, pengganti
harus disetujui Perencana / Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang
dilakukan Kontraktor.

86
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

17.2 BAHAN / PRODUK


1) Untuk Kloset dan kran, wastafel, urinoir dan bahan pelengkap/accessories yang lain
merk TOTO, Amstard, atau setara produk dalam negeri.
2) Metal Sink : ex TOTO, Amstard atau setara.

17.3 PELAKSANAAN
1) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada perencana / Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / menganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6) Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO atau setara ex. dalam negeri
lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui oleh Konsultan MK.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu
serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus
baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
7) Pekerjaan Urinal
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO atau setara,
dengan fitting standard.
b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan MK.
c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut Fisher atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai
gambar untuk itu, baik waterpasnya. Semua celah-celah yang mungkin ada
antara dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan
urinal sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada
kebocoran-kebocoran air.
8) Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah TOTO atau
setara dalam negeri.
b. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk TOTO atau setara ex.
dalam negeri. Warna akan ditentukan Perencana kemudian.

87
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

c. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi


dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan
telah disetujui Konsultan Pengawas.
d. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 cm dan telah dicelup
dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset
disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.
e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
water pass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
9) Pekerjaan kran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk TOTO atau setara
dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambar plumbing dan brosur alat-alat saintair. Keran-keran tembok dipakai
yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang di halaman harus
mempunyai ulir, sink di pantry disambung dengan pipa leher angsa (extension)
b. Stop kran yang dapat digunakan merk Kitazawa bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
10) Pekerjaan Metal Sink
a. Metal sink yang digunkan ialah merk TOTO atau setara tebal minimal 1 mm,
bahan stailess steel, seperti ditunjuk dalam gambar.
b. Metal sink yang dipasng adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak
ada bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai
dengan gambar untuk itu.
c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu, baik water passnya dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.

PASAL 18
PEKERJAAN CLADDING ALUMUNIUM

18.1 UMUM

1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengangkutan dan fabrikasi sistim penutup
dinding luar dari Alumunium Composite panel, lengkap dengan sistim
rangkanya, pengangkuran ke struktur bangunan, perakitan, pemasangan
sealant dan segala kelengkapannya.

b. Pemotongan, penekukan dan pemberian rangka perkuatan, hingga menjadi


panel-panel siap pasang dilaksanakan di pabrik.

2) Kriteria Disain
- Design system harus memungkinkan geraan termal dan struktur dari
komponen tanpa menimbulkan tekanan, kerusakan pada joint seals, tidak
menimbulkan stress pada fastener, ketika terkena tekanan angin dan
perubahan suhu udara.

88
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

- Struktural test, design harus teruji terhadap strukturak test untuk beban
angina dengan “chamber method”, ASTM E 72
Beban angina (positif dan negative) :
 120 kg/m2.
 Batas defleksi : L/180, beban positif atau negatif

- Kekuatan rekatan :
Tidak boleh terjadi kerusakan pada rekatan sand-wich panel maupunpada
lapisan finishingnya hingga suhu 57 0 C dan kelembaban 100%, setelah 1000
jam.

- Infiltrasi udara :
Kebocoran udara tidak boleh lebih dari 0,018 m3/m2
Dinding ketika ditest dengan ASTM E 283 – 73 pada perbedaan tekanan statis
udara 36 kg/m2.

3) Standard
ASTM :
a. D 659-86- Evaluating degree of chalking of exterior paints.
b. D 968-81- Test for abrasion resistance of coating of paint, varnish lacquer,
and related product by the falling sand method.
c. D 2247-87- Testing coated metal specimens at 100% relative humidity.
d. D 976 Conducting Stength tests of panels for building instruction.

18.2 BAHAN/PRODUK

1) Manufactur : Howsolpan, Alcopanel, Alucomb

2) Allimunium Composite Panel :


a. System :
Panel terdiri dari 2 lapis alumunium masing-masing tebal 0,5 mm, diantara ke
2 lapis tersebut (core) terdiri dari phenolic resin antitoxic low density
polyethylene, yang direkatkan pada kedua lapis aluminium dalam, keadaan
panas dan tekanan tinggi dengan thermo setting adhesive.
b. Ukuran panel disesuaikan dengan ukuran rencana dan disesuaikan dengan
standard panel.
c. Ketebalan panel : 4 mm.
d. Coating : PVdF Coating finish
e. Jaminan ketahan material : 20 tahun yang dibuktikan dengan sertifikat.

3) Rangka dan accessories lainnya :


a. Perakitan dan instalasi fastener, bracket, clips, angkur, flashing, clasures, joint
sealer, dan komponen lainnya yang diperlukan weather proof secara permanen
dan lengkap. Komponen-komponen besi bracket dan rangka, harus digalvanis.
 Fastener dan Pop Rivets : ST. Steel
 Sealant : Silicone, sesuai dengan
standard pabrik dan kompatibel
dengan panel.
 Gasket : Neoprone gasket.

b. Panel end joint : From trimless joint, ditekuk 25 cm


semua panel end joint harus diisi dengan open
cell back up dan sealant.

89
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

c. Panel sill dan parapet : From timless joint, ditekuk 25 mm.


d. Panel corner : Semua corner atau perubahan pada
posisi dinding harus dibentuk di
pabrik/bengkel, trimless design.

4) Pembuatan komponen
a. Umum :
 Disesuaikan dengan ukuran dan bentuk seperti tertera pada gambar.
 Panel lengkung akan difabrikasi untuk permukaan benar-benar
melengkung
 Panel dibengkokkan secara fabrikasi seperti pada detail.

b. Kontrol kebisingan : disediakan gasket atau ruangan antara metal component


panel terpasang, dan antara panel, menghilangkan kontak metal dengan metal
dan bunyi gesekan selesai pengerjaan yang diakibatkan panas atau pergerakan
struktur jika panel alumunium digunakan.

c. Panel tidak boleh deviasi dari kerataan lebih dari 0.3 inch (0.75 mm) dalam 18
inch (450 mm). Ukuran lapangan dengan criteria ini setiap 18 inch (450 mm).

18.3 PELAKSANAAN
1) Pemasangan :
a. Pengangkatan panel dikerjakan oleh pembuat panel atau bagian pengangkatan
yang disetujui oleh pembuat panel.

b. Penyimpanan, pembawaan dan pengangkutan material tidak boleh rusak atau


melengkung.

c. Fabrikasi metal komponen panel dilapangan tidak diijinkan.

d. Berhati-hati sewaktu memotong di lapangan, pemotongan jangan menyisakan


pada permukaan akhir.

e. Gunakan fastener yang tersembunyi pada semua lokasi eksterior dan interior

f. Pemasangan yang lengkap akan terbebas dari derik, kebisingan akibat panas,
dan siulan angina.

2) Pembersihan dan Perlindungan


a. Bersihkan permukaan yang terlihat (eksterior dan interior) yang terbentuk dari
pekerjaan panel metal insulasi setelah selesai pemasangan. Diusahakan ada
rekomendasi dari pembuat panel dan coating.

b. Perlindungan : pemasang akan memberi petunjuk pelaksana lapangan dalam


bentuk tulisan berupa prosedur berupa prosedur perlindungan dan pengawasan
dimana dapat diperkirakan kesulitan yang timbul pada pekerjaan yang tidak
terjadi kerusakan atau keburukan pada saat serah terima akhir.

c. Aplicator harus mampu memberikan jaminan kepada pemberi tugas, bahwa


material yang dipasng sesuai dengan standard dan syarat pemasangan dari
fabricator.

90
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASAL 19
PEKERJAAN SEALING

19.1 LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan “sealing”
pada sambungan-sambungan antara panel composite aluminium dengan granit,
pekerjaan kaca seperti tertera dalam gambar-gambar

19.2 PERSYARATAN
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar-standar yang disebutkan dalam:
ASTM – C – 920 – 86 : Elastomeric Joint Sealant
ASTM – C – 679
JIS A – 5758
BS – 5889
Rekomendasi aplikator : 5 tahun pengalaman

19.3 PELAKSANAAN

91
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

1. Sealant untuk sambungan eksterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap
cuaca.
2. Produk yang digunakan setara :
3. Back up material (bahan pengisi) dari batang busa polystyrene berbentuk silinder
 20 mm, atau bahan lain yang sejenis dan disetujui direksi di lapangan
4. Sealant untuk pasangan granit (eksterior). Sealant (bahan penutup) dari produksi
dow corning tipe 791, GE silpruf atau setara.
5. Sealant untuk pasangan kaca weather seal produksi dow corning tipe 791, GE
Silruf atau setara.
6. Sealant untuk nat panel aluminium composite panel memakai Bostic jenis
Polyurethane.
7. Untuk pasangan kaca dengan struktural sealant, memakai produksi DC 795, GE
Ultraglaze 4000 atau setara.
8. Silicone sealant translusiont agar memakai produksi dow corning general electric,
silicon sanitary grade anti fungus atau setara.
9. Warna akan diberikan oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi konsultan.
10. Bahan pembersih yang dapat dipakai oleh pemasangan caulking dan sealant
antara lain adalah XYLOL,XYLENE dan TOULENE.
11. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
Pekerjaan harus rapi, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain
yang berada disekitarnya.
12. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai
kondisi daerahnya.
13. Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan
sealant.
14. Bubuhkan pasir silica pada bagian luar permukaan sealant untuk mencegah keluar
dari dinding luar.
PASAL 20
PEKERJAAN BATU ALAM

20.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlakukan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu
baik. Dilakukan meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar

Pemasangan lantai dan dinding pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan


dalam gambar. Meliputi pekerjaan :
- Granit/marmer untuk dinding lobby lift
- Andesit untuk lantai roof garden, plasa, ruang luar

20.2 PERSYARATAN
1. Batu alam yang dipasang
- Batu granit/marmer

2. Tiap lembar granit yang akan dipasang harus bersih dari kotoran, debu/bubuk
kayu dan zat /cairan (lem, minyak, cat dan lain-lain) yang dapat terserap oleh granit.
Periksa pula granit yang retak di pinggir-pinggirnya.

92
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

3. Apabila pada granit terdapat karatan akibat pisau potong maka harus dibersihkan
dengan amplas, tergantung dari kondisi material.

4. Setelah granit selesai dibersihkan, bagian belakang dilapisi coating.

5. Pekerjaan sortir warna/ urat dilakukan dengan menggelarkan tiap lembar granit di
atas lantai yang hendak dipasang. Setelah warna dan urat ketemu (mendekati
kesamaan), lalu disingkirkan ke pinggir dinding ( sampai sejajar bidang pasang) retak
di pinggir-pinggirnya.

6. Lantai pasangan yang akan dikerjakan harus diperiksa dan dibersihkan dari segala
sampah/benda yang dapat bereaksi dengan adukan semen pasir ataupun material itu
sendiri seperti : puntung rokok, batang korek api, serpihan kayu dll.Lapangan
kemudian disetting (tarik benang) untuk dapat menentukan kecocokan dengan
gambar dan besarnya sambungan las-lasan.

20.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Shop Drawing
Gambar- gambar kerja yang bersangkutan yang dapat menjelaskan proyek
dengan sejelas-jelasnya. Gambar harus lengkap dengan keterangan
bahan/warna/ jenis.

2. Cutting List
Setelah shop drawing/gambar kerja disetujui oleh pemberi tugas, selanjutnya
dibuatkan cutting list yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat
pelaksanaan di lapangan.

3. Area Pemasangan
Untuk memulai suatu pekerjaan pemasangan granit, ada hal yang perlu
diperhatikan antara lain area pemasangan harus dalam keadaan bersih dari
sampah dan kotoran yang berserakan sekitar area pemasangan. Pembersihan
dapat dilakukan dengan menggunakan sapu lidi / sapu ijuk ( untuk area
lantai).
Setelah area pemasangan bersih dari sampah ? kotoran maka berikutnya
dapat dilakukan / dibuatkan:
- Marking
Marking ditentukan berdasarkan/ sesuai dengan shop drawing untuk memulai
suatu pemasangan (start point) dengan acuan marking yang sudah ada pada
lantai atau kolom.
- Leveling Pad/ kepalan
Dibuat pada setiap sudut-sudut dinding / lantai secara vertikal / horisontal
untu sekeliling area pemasangan.

4. Peralatan Penunjang
- mesin potong granit yang harus diperhatikan pada saat
pemotongan granit bahwa pisau potong harus benar-benar berfungsi baik dan
tukang potongnya harus ahli.

93
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

- Mesin pelubang granit dipakai untuk melubangi granit. Lubang


granit disesuaikan dengan diameter pin=5mm
- Theodolith /water pas dipakai untuk mengecek kebenaran
pemasangan baik secara vertikal / horisontal dan alat bantu marking sesuai
dengan rencana perletakan panel.
- Palu karet untuk merekatkan panel granit agar benar-benar level
sesuai dengan yang dikehendaki (pada pemasangan sistem basah).

5. Pemasangan Granit
- Pemasagan dinding dengan sistem kering (Dry System)
Sistem ini memakai sistem pengikat (anchor) yang menghubungkan dan
menahan beban material granit diteruskan ke konstruksi beton.
Tata cara dry sistem terdiri dari :
Bracket / anchoring sistem
Sistem ini menggunakan bracket dengan komponen-komponen yang
diperlukan sebagai berikut:
 Rangka horisontal L50x50x5 ditopang bracket L50x50x5 setiap jarak 1
meter.
 Ramset dynabolt 10mm (harus masuk ke dinding).
 Pin Stainless Stell (3mm P.40mm)
 Plate Bracket
 Epoxy
 Sealant
 Back Up rod
 Mur
 Baut
PASAL 21
PEKERJAAN LANSEKAP

21.1 U M U M

1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik
b. Pekerjaan penghijauan/lengkap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan
yang tertera dalam gambar dan sesuai petunjuk-petunjuk MK atas saran
Perencana, pekerjaan tersebut meliputi :
 Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah.
 Pekerjaan penanaman (soft material).
 Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman

2) Sarana Kerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tampak kerja bagi semua pekerjaan
yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan, peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerja.

94
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan.
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, hilang dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.

3) Perbedaan dan Perubahan gambar


a. Bila terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada,
baik meliputi gambar struktur, gambar arsitektur, gambar lansekap, gambar
mekanikal, gambar elektrikal, gambar sanitasi maupun perbedaan yang terjadi
dengan keadaan di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkannya secara
tertulis kepada MK untuk kemudian MK memberikan keputusan tentang itu
untuk bisa dilaksanakn setelah berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
b. Untuk ukuran dalam gambar lansekap pada dasarnya adalah ukuran jadi sampai
dalam keadaan finish/selesai. Semua ukuran harus benar-benar diperhatikan
terutama untuk peil, ketinggian, lebar, dan ketebalan, luas penampang dan
lain-lain sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. Bila ada keraguan
mengenai ukuran atau bila belum dicantumkan dalam gambar, Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada MK dan MK memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding dengan
Perencanaan.
c. Untuk hal-hal pekerjaan yang belum tercakup secara lengkap dalam gambar,
Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing yaitu merupakan gambar detail
pelaksanaan berdasarkan gambar perencanaan, gambar kerja yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalan shop drawing ini harus jelas
dan mencantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produksi, cara pemasangan dan atau persyaratan khusus pabrik/produksi bahan
yang dipakai. Shop drawing ini harus diajukan kepada MK untuk mendapatkan
persetujuannnya secara tertulis, setelah berunding dengan pihak Perencana.

4) Persyaratan Pekerjaan Pertamanan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat
pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
berlaku, standard spesifikasi dari bahan yang dipergunakan oleh MK dengan
saran Perencana.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua petunjuk
gambar-gambar lengkap terlampir dan apa yang ditentukan kemudian oleh MK
atas petunjuk Perencana.
c. Diperhatikan sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan untuk
memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut
pekerjaan struktur, arsitektur, makanikal, elektrikal, plumbing, sound system.
Terutama dalam melakukan pekerjaan pembentukan tanah dan penyelesaian
tanah agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, pengrusakan yang tidak
diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah selesai dilaksanakan
maupun yang sedang dilaksanakan.

5) Bahan / Material

95
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

a. Pemakaian bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang


tercantum dalam gambar lansekap, memenuhi standard spesifikasi bahan yang
telah dipilih/ditunjuk/disetujui, mengikuti peraturan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan lansekap ini serta petunjuk-petunjuk MK atas saran
dan petunjuk Perencana.
b. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui oleh MK. Contoh bahan yang
akan dipasang harus diajukan dan diserahkan kepada MK untuk kemudian
mendapatkan persetujuan dari MK sesuai saran dan petunjuk Perencana.
Pengjuan bahan yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan.

c. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan terhadap kerusakan di lapangan harus


benar-benar diperhatikan sesuai persyaratan spesifikasi jenis tanaman.

6) Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-bagian Pekerjaan


a. Untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan untuk setiap bagian
pekerjaan harap diperhatikan segala petunjuk yang tertera dalam gambar
lansekap.
b. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, patokan ukuran yang dipakai
adalah terhadap sisi luar dinding (as-as) bangunan yang telah ada di sekitarnya
dengan menyesuaikan ukuran digambar setiap kali, atau dipakai patokan yang
ada di dalam site untuk bagian-bagian yang jauh dari bangunan.
c. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di dalam site serta
membutuhkan nomor as-nya dan koordinat, terutama untuk patokan titik mula
setiap bagian dari pekerjaan.
d. Perbedaan antara gambar dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan
kepada MK untuk mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan pemborong
mengambil tindakan tanpa sepengetahuan MK dalam hal ini.

7) Pelaksanaan Pekerjaan Lansekap


a. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap, juga ketetapan
pemasangan patok-patok di lapangan.
b. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikut bentuk/
kemiringan/contour/peil yang tertera dalam gambar. Kemiringan yang dibuat
harus cukup kuat untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan yang ada di
sekitarnya serta mengikuti persyaratan yang tertera dalam gambar. Adanya
genangan air di atas tanah tidak dibenarkan
c. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan lansekap.

21.2 PEKERJAAN PERSIAPAN & PEKERJAAN TANAH

1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembentukan tanah dan penyelesaian tanah

96
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Pembersihan tanah

2) Persyaratan Pekerjaan Persiapan Tanah


 Dipakai peralatan-peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja.
 Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan lansekap, dan gambar lansekap, dan petunjuk MK.

3) Pekerjaan Persiapan Tanah


a. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran/pemindahan di tempat
kerja dari benda/bekas bahan bangunan/struktur bangunan yang tidak berguna
lagi, yang dapat mengganggu terlaksananya dan kelancaran kerja di tempat
tersebut.
b. Juga tanaman pohon/semak/rerumputan yang tidak diperlukan lagi di tempat
kerja harus disingkirkan, berikut pohon/semak/rerumputan sampai akar-
akarnya.
c. Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik mula/peil dasar
yang diperlukan di tempat kerja.
d. Khusus untuk penanaman dalam bak perlu adanay lapisan-lapisan koral, ijuk
dan tanah subur dengan perbandingan (masing-masing sepertiga bagian), lihat
petunjuk gambar detail.

Sedangkan untuk bak-bak tanaman yang tidak ditanam langsung perlu adanya lapisan
koral setebal 5 cm sebelum diletakkan pot dan untuk lapisan pot lihat petunjuk
gambar detail lansekap.

4) Pembentukan Tanah & Penyelesaian Tanah


Pekerjaaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, peralatan tanah.
 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk/
kemiringan/contour/peil yang tertera dalam gambar lansekap.
 Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organik sedalam keadaan tanah setempat sampai
mendapatkan tanah subur, serta penyediaan tanah subur untuk urugan, bekas
galian tanah setelah pekerjaan penanaman dilakukan pada lubang tersebut.

Yang dimaksud dengan tanah subur yaitu tanah merah yang berhumus mengandung
unsur hara dicampur dengan pupuk dengan perbandingan pupuk : tanah (2 : 3).

5) Pembersihan Tanah
a. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang telah
selesai digarap harus dibersihkan dari :
 Bekas tanah galian
 Bekas-bekas bahan bangunan

b. Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-benar


dibersihkan dari batu, kerikil, adukan, kapur dan segala bekas bahan bengunan,
bahan plastik dan bahan-bahan organis.
Tanah yang dipakai untuk urugan dan pelapisan tanah (top soil) untuk rumput
adalan tanah subur dan gembur.

97
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

21.3 PEKERJAAN PENANAMAN (SOFT MATERIAL)

1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan penanaman ini meliputi semua pekerjaan penenman sesuai petunjuk
gambar dan uraian dan syarat pekerjaan lansekap dengan memperhatikan
pekerjaan :
 Persiapan dan pembentukan tanah sesuai yang telah diuraikan dalam B.
 Cara dan syarat penanaman.
 Pembuatan lubang denag ukuran panjang x lebar x tinggi, 40 x 40 x 40
dan 60 x 60 x 60 untuk ukuran minimum dan untuk tanaman tertentu
disesuaikan lagi. Sesuai petunjuk gambar atau petunjuk MK/Perencana.

c. Pekerjaan penanaman ini meliputi penanaman jenis tanaman :


 Tanaman pohon
 Tanaman rumput

2) Persyaratan Pekerjaan Penanaman

a. Semua pekerjaan dilakukan dengan mengikuti semua petunjuk gambar, uraian


dan syarat-syarat pekrjaan lansekap, petunjuk MK/Perencana.
b. Setiap pekerjaan penanaman dilaksanakan, diperlukan adanya koordinasi kerja
dengan pekerjaan lain agar tidak terjadi kerusakan terhadap pekerjaan yang
sudah terpasang atau sedang berjalan ditempat tersebut.
c. Dalam hal melaksanakan pekerjaan ini, persiapan, pembentukan, pembersihan
tanah, jauh sebelum penggalian lubang tanaman harus sudah dilaksanakan
dengan mengikuti semua petunjuk gambar, uraian dan syarat yang tertulis.

d. Lubang-lubang galian dibuat sesuai dengan posisi pohon/tanaman dengan


mengikuti petunjuk gambar lansekap.
e. Pemasangan patok berikut dengan keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis tanaman.
Patokan diambil bedasarkan pengukuran yang ditarik dari as-as bangunan yang
terdekat/patokan-patokan yang ada dalam site.
f. Perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan harus dilaporkan kepada
MK untuk diambil keputusan pemecahan perihal perbedaan setempat.
g. Setelah pembentukan dan penyelesaian tanah mengikuti bentuk/
kemiringan/countour/peil sesuai gambar, pekerjaan lubang galian dapat
dilaksanakan untuk persiapan penanaman.
h. Segala perubahan letak pohon di lapangan yang menyimpang dari ketentuan
gambar lansekap disebabkan keadaan lapangan harus atas sepengetahuan dan
persetujuan MK/Perencana.

3) Bahan/Material

98
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

a. Semua jenis tanaman yang terutama harus disetujui oleh MK sesuai dengan
petunjuk gambar lansekap, dan mengikuti semua persyaratan tertulis dalam
uraian dab pekerjaan lansekap.
b. Tanaman yang dipilih untuk pohon, rumput yang ditanam harus sesuia petunjuk
gambar lansekap atau sesuai petunjuk MK atas saran Perencana.
c. Jenis rumput yang ditanam :
 Rumput gajah
 Rumut ini ditanam pada bagian areal lahan sesuai petunjuk gambar.
d. Jenis rumput gajah ditanamkan dalam bentuk Lempeng. Jenis rumput tersebut
di atas bentuk daun dan akar masih segar, dengan jarak yang memungkinkan
tanaman untuk tumbuh dengan baik.
e. Jenis pohon yang ditanam meliputi :
 Jenis pohon peneduh
Pohon peneduh ini ditanam di daerah parkir mobil, motor dan sesuai
petunjuk gambar.
 Jenis pohon hias/estetika, sebagai penghias untuk keindahan dan
kelengkapan dari bagian bangunan.
 Jenis pohon sebagai pembatas ruang/pagar, ditanam secara teratur.
f. Untuk jenis pohon dipilih ketinggian minimum 2,5 m (dari ball root sampai tepi
permukaan daun) untuk siap ditanamkan di tempat. Dipilih batang pohon yang
vertikal lurus, daun dan jumlah cabang memenuhi syarat pohon yang baik
dengan diameter rimbun minimal 60 cm.

g. Semua jenis tanaman harus bebas dari segala penyakit dan hama, daun/cabang
jangan sampai cacat dan harus tumbuh sehat.
h. Pembungkusab ball root harus dengan karung goni dan diikat dengan erat
untuk mencegah pecahnya akar dalam pengangkutan.
i. Untuk menampung sementara di lapangan dipilihkan tempat yang aman dari
segala kerusakan, teduh dan dekat daerah penanaman. Dibuatkan peneduh
dengan membuat atap anyaman bambu atau daun kelapa agar dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
j. Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari langsung 50 %. Batas
penyesuaian adalah dua pekan sampai satu bulan di tempat penampungan
dengan menanamkan dalam tanah setempat tanpa melepas pembungkus ball
root. Selama penanaman belum dilaksanakan semua tanamna pembibitan ini
harus dirawat dengan penyiraman secara teratur pagi dan sore samapi terlihat
tumbuh segar.

4) Penanaman Jenis Rumput

a. Macam rumput yang dipasang adalah rumput gajah.


b. Peil permukaan rumput yang terpasang disesuaikan gambar arsitektur.
c. Tempat dimana rumput akan ditanam, tanha digemburkan dan ditambahkan
tanah subur.
d. Tanah urugan yang dipakai adalah jenis tanah subur dengan kwalitas baik dan
berhumus. Tanah urug ini harus bersih dari bekas-bekas bahan bangunan,
batu-batuan, rumput dan tanaman.

99
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

e. Tanah urug dicampur pupuk kandang sapi yang telah kering dan telah matang
dengan perbandigan jumlah yang sama (3 tanah : 2 pupuk). Campuran ini
diurugkan ke dalam galian.
f. Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah pukul
14.00, 05.30, agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan yang
terlampau cepat bagi tumbuh-tumbuhan tersebut kecuali penanaman yang
dilakukan di tempat yang terlindung dari panas matahari langsung dapat
dilakukan setiap saat. Atau sebaliknya sebelum penanaman dapat
dikonsultasikan dahulu dengan MK.
g. Bila setiap kali pelaksanaan penanaman dan setiap jenis rumput yang telah
disebutkan selesai dilaksanakan harus segera dilakukan penyiraman dengan air
yang bebas dari bahan/zat yang dapat mematikan tanaman lalu dipadatkan
denga lat pemadat rumput. Penyiraman ini harus dilakukan secara teratur pagi
dan sore setiap hari agar dapat tumbuh cepat dan baik. Penyiraman dilakukan
pagi sebelum pukul 10.00 dan sore hari pukul 14.00.
h. Lubang galian dibiarkan terbuka selama 3 hari terkena sinar matahari penuh.
Setelah dibiarkan terbuka selama 2 hari terkena sinar matahari, sebelum
penanaman dimulai terlebih dahulu disiram air sampai seluruh permukaan
lubang penuh. Air yang dipergunakan adalah air bersih yang tak mengandung
bahan organis atau mineral kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Setelah itu lubang galian ditutup dengan 1/3 tanah urug yang telah
dicampur pupuk.
Campuran tanah urug tersebut harus gembur dan bebas dari segala gumpalan
akar tumbuh-tumbuhan dan bekas bahan bangunan dan zat/bahan yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
i. Untuk penananman pohon dilakukan setelah pembentukan tanah. Tanaman
dimasukkan ke dalam lubang tanpa mengubah/menggoyahkan posisi ball root
dan diletakkan vertikal di atas tanah urug campur pupuk yang telah dimasukkan
ke dalam galian, kemudian pembungkus karung goni ball root dibuka, sisa
tanah urug ditutupkan ke dalam lubang galian.
j. Bila pohon telah selesai ditanam segera penyiraman air dilaksanakan.
k. Pohon yang telah tertanam diberi kayu penyangga untuk menahan goyangan
dan disekeliling pohon diberi pagar kayu untuk mecegah terjadinya kerusakan
yaitu setinggi 1,50 m dan dipasang keliling garis tepi bak pohon.
l. Khusus untuk penanaman pohon di daerah parkir dan perkerasan pada tepi
lingkaran lubang yang dibuat di atas pekerjaan perkerasan tersebut diperlukan
pekerjaan pembetonan setebal 10 cm dan sedalam 50 cm untuk pemasangan
grill dari permukaan tanah/atau dapat diganti dengan buis beton dengan
ukuran yang sesuai atau disesuaikan dengan gambar yang ada.

21.4 PEMELIHARAAN TANAMAN

1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk memelihara dan
merawat segala tanaman yang telah selesai ditanam maupun yang belum

100
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

tertanam (masih ditempat penampungan sementara) dari segala macam


kerusakan untuk mendapatkan tumbuhan dan bentuk yang baik seperti yang
dipersyaratkan sampai jangka waktu pemeliharaan yang telah ditentukan
berakhir.
c. Pekerjaan pemeliharaan ini meliputi :
 Penyiraman
 Penyiangan
 Penggantian pohon/tanaman
 Pemangkasan
 Pemupukan
 Pemberantasan hama

2) Persyaratan Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis dalam tulisan ini, petunjuk
MK/Perencana.
b. Pemeliharaan tanaman sangat perlu perhatian oleh Kontraktor setelah selesai
penanaman. Masa pemeliharaan ini berlangsung selama 3 bulan minimum dari
masa selesainya penanaman.
c. Selama masa itu Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara tanaman dan
mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak atau mati. Semua penggantian
tanaman ini dengan yang baru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang
tertanam.

3) Bahan / Material
a. Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan ini harus benar-benar baik, memenuhi persyaratan kerja yang
dibutuhkan dan jangan sampai merusak tanaman.
b. Demikian juga pupuk maupun obat anti hama yang dipergunakan sesuai
dengan uraian dan syarat yang tertulis dalam bab selanjutnya.
c. Penggantian tanaman harus sesuai janis/bentuk/warna daun dan bunga dengan
apa yang telah ditentukan dan tertanam.

4) Penyiraman
a. Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala bahan
organis/zat/kimia/bahan-bahan lain yang dapat mengganggu dan merusak
pertumbuhan tanaman.
b. Penyiraman dilakukan dengan cara :
 Sprinkler, bagi rumput yang cukup luas dan tanam-tanaman disekitar
sprinkler yang terkena jangkauan jarak penyiraman.
 Penyiraman memakai alat khusus penyiraman tanaman (emrat) yang
berlubang banyak pada tempat ujung air keluar sehingga air keluar dapat
meyebar dan merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
 Penyiraman dilakukan dengan pipa plastik (slang air) yang dihubungkan
dengan kran/sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan
memancarkan air tersebut dengan memipihkan ujung slang.

c. Penyiraman dilakukan :

101
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman yang baru
ditanam dan semua jenis tanaman dalam penyimpanan sementara
sebelum ditanam, yaitu pada waktu pagi hari sebelum pukul 10.00 dan
sore hari sesudah pukul 14.00, 05.30, sampai tanaman-tanaman tersebut
tumbuh sehat dan kuat.
 Untuk semua jenis tanaman pohon tanaman hias dan rumput yang sudah
terlihat tumbuh baik dan kuat disiram satu kali sehari setelah pukul
14.00, 05.30.

d. Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahinya dibawah


permukaan tanah. Bagi tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya
pada sore untuk penyiraman pada saat itu tak perlu dilakukan.
e. Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus
dapat terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.

5) Penyiangan
a. Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput yang tertanam.
b. Untuk semua jenis pohon yang tertanam di sekitar batang pohon dekat tanah
digemburkan seluas 80 cm2 sampai dengan 1m2 keliling pohon dengan cangkul
garpu. Hindarkan jangan sampai merusak akar, dan pohon goyah atau juga
tergantung jenis tanamannya.
c. Tanaman liar dan rumput di sekitar pohon dicabut dan dibersihkan sampai
terhadap akarnya dari sekeliling pohon.
d. Untuk tanaman rumput penyiangan ini perlu dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda jenis rumput yang ditanam. Alat
yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul garpu kecil.
e. Untuk tanaman hias, penyiangan dilakukan scara teratur setiap 2 minggu sekali,
dengan mencabut segala tanaman liar dan jenis rumput yang berada di sekitar
dan dibawahnya, serta tanahnya digemburkan. Hindarkan jangan sampai
merusakkan tanaman tersebut. Alat yang dipakai adalah alat pancong atau
garpu kecil.

6) Penggantian Pohon/Tanaman
a. Kontraktor wajib mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak atau mati.
Semua penggantian tanaman ini dengan tanaman yang baru adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan
berakhir.
b. Penggantian tanaman harus sesuai jenis/bentuk/warna daun dan bunga dengan
apa yang telah ditentukan dan tertanam.
c. Penggantian tanaman dilaksanakan dengan sebaik mungkin jangan sampai
merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan menanam yang
baru.
d. Penggantian tanaman dilakukan pada sore hari antara pukul 14.00–18.00, dan
sesudah dilakukan penanaman baru harus segera disiram air.

7) Pemangkasan

102
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

a. Pemangkasan dilakukan pada cabang ranting yang tumbuh tidak teratur/ liar
atau untuk mendapatkan/mempertahankan bentuk pertumbuhan cabang yang
diinginkan.
b. Membuang ranting dan cabang yang sakit dengan cara memotongnya.
c. Semua pekerjaan pemangkasan ini dilakukan dengan gunting pangkas dengan
memangkas cabang atau ranting arah miring dari bawah ke atas dengan sudut
30 – 50 derajat.
d. Untuk bekas pemotongan cabang/ranting yang permukaanya terpotong lebar,
penampang yang terpotong tersebut ditutup ter.
e. Pemangkasan ini dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
f. Pelaksanaan pemangkasan bentuk pohon.
g. Untuk pohon di sepanjang lalu lintas utama yang dilalui kendaraan besar, bus
dan truk ketinggian rimbun daun yang terendah minimum 4–5 m, dengan
memperhatikan terutama cabang-cabang yang menjulur ke jalan.
h. Untuk pohon peneduh di daerah parkir, ketinggian rimbun daun yang terendah
dipelihara 2,5 – 3 m, dengan diameter tajuk daun 5 – 6 m dan tinggi pohon 5 –
6 m.
i. Permangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan
bilamana ketinggian komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan
dipotong sesuai petunjuk, ketinggian yang diminta dalam gambar dan dibawah
pengawasan MK.
j. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang-cabang yang
tumbuh tidak teratur arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias
sekelilingnya.

8) Pemupukan
a. Jenis pupuk yang dipakai adalah :
 Pupuk kandanag
 Pupuk buatan
b. Pupuk kandang dipilih dari kotoran sapi yang sudah dikeringkan dan
dimatangkan, bebas dari butir-butir akar-akar, rumput dan tanaman liar. Pupuk
kandanag ini dihancurkan dulu sampai tidak ada lagi butir-butir yang besar.
Pupuk kandang ini dipakai waktu menanam sebagai penambahan pada tanah
urug sesuai persyaratan penanaman baik untuk pohon maupun untuk rumput.
c. Pupuk buatan dipakai buat tanaman yang telah ditanam 3 bulan yang lalu.
Pupuk buatan ini mengandung unsur-unsur NPK (NP Krustica lengkap kuning)
dan dipakai 25 gram/pohon. Pupuk NPK akan meningkatkan
pembentukan/pertumbuhan akar-akar dan buah-buahnya. Cara memupuk
adalah menanam pupuk dekat batang tanaman sedalam 10 cm dan diameter
lingkaran dari alur pemupukan akar sama dengan lebar padat daun-daun.
Pemupukan diulangi 3 (tiga) bulan kemudian.
d. Untuk tanaman rumput dipakai pupuk buatan ZA atau urea sebanyak 15
gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Caranya pupuk dilarutkan
dengan air, kemudian disemprotkan dengan sprayer ke permukaan rumput.

9. Pemberantasan Hama
a. Pemberantasan hama ini dilakukan sebelum tanaman terserang hama.
b. Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keseluruh permukaan daun, batang, cabang. Bahan yang dipakai

103
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

adalah pestisida campuran Basudin/Diazinoia 60 % EC (obat tersebut dicampur


dengan air, 2 cc/liter air)
c. Untuk pemberantasan jamur dan sejenisnya dipakai Fungisida Dithane M-45
yang dicampur air (2 gram/liter air) permukaan daun, batang, cabang.
d. Untuk memberantas penggerek batang dipakai BHC dan untuk memberantas
siput darat dipakai Hetodex yang disebarkan di sekitar pohon.
e. Penyemprotan hama dan jamur dilakukan :
 Untuk pohon dilakukan satu bulan sekali.
 Untuk rumput dilakukan satu bulan sekali.

Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian untuk dilakukan sekaligus
tetapi beda waktu selang dua pekan.

PASAL 22
PEKERJAAN PENGOLAHAN SITE

22.1 LAPISAN BATUAN

22.1.1 Lingkup Pekerjaan

Butir pekerjaan ini mencakup ketentuan material dan cara – cara pemasangan dari semua
lapisan batuan seperti yang tertera dan ditentukan dalam perencanaan.

22.1.2 Bahan

- Adukan semen / spesi


- Unit Batuan
- Penjangkaran & Rangka Perkuatan

22.1.3 Persiapan

Contoh material 3 buah batu dari tiap jenis yang diusulkan harus disiapkan untuk
memperoleh persetujuan dari Pengawas menjelang pelaksananaan pekerjaan.

22.1.4 Pedoman dan Acuan

Mengacu pada :

104
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

a. PUBI 1982
b. NI3 1973

22.1.5 Persyaratan Kualitas

- Mendapatkan bidang-bidang dengan texture, warna sama atau saling berkaitan dalam
jarak yang dapat diterima, material dari satu pabrik untuk setiap produk yang
digunakan untuk setiap permukaan yang secara cisual hampir bersamaan.

- Mendapatkan ramuan bahan campuran dari satu produk untuk setiap komponen
semen dan harus dari satu sumber serta prosedur yang sama untuk setiap campuran
agregat

22.1.6 Penyimpanan dan Perawatan

- Diperlukan penahan batu bata untuk menjaga / menahan aliran lumpur pada tempat-
tempat tertentu, debu atau material-material yang dapat menyebabkan noda atau
cacat lain.

- Harus dilindungi, barang / peralatan tertentu dari kerusakan, udara lembab atau
akibat iklim yang ekstrem dengan menggunakan bahan / material lain yang lebih kuat.

22.1.7 Material
- Batu kerikil 2cm

22.1.8 Cara Pemasangan


- Bersihkan kerikil batuan yang akan dipasang dengan baik
- Pasangkan kerikil sesuai dengan petunjuk gambar kerja
- Persiapkan permukaan dinding untuk pekerjaan batu pasang permukaan rata dicek, kerikil
dipasang merata.
- sediakan secukupnya angkur, alat bantuk lainnya untuk menguatkan pemasangan batu.

22.1.9 Pembersihan
- Segera bersihkan bekas adukan semen yang tercecer sebelum mengering pada permukaan
- Bersihkan permukaan batuan setelah pemasangan.
- Gunakan sikat kawat bila perlu, komponen cairan pembersih dari tipe yang baik, sebelum
pembersihan akhir dengan air bersih.

22.2 INTERLOCKING BLOCK

1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan dan peralatan yang
digunakan untuk pemasangan interlocking block.

2) Pedoman dan Acuan


- NI 2
- NI 3
- NI 8

3) Bahan- Bahan
Concrete block paving dan grassblock dengan ketebalan 8 cm dengan warna
sesuai yang dipilih setara produk Conblock Indonesia, Cisangkan.
Kekuatan tekanan minimal adalah : 300 kg/cm2.

105
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk


mendapatkan persetujuan.

4) Pelaksanaan
- Paving block harus diletakkan saling berhimpitan dengan pla sesuai
gambar lansekap di atas bedding sand yang belum didapatkan tapi
sudah selesai diratakan. Lebar celah antara tidak lebih dari 4 mm dan
arah celah ini harus merupakan kombinasi garis-garis kelurusan dan
tegak lurusnya ( bukan garis yang sembarangan dan kacau / tidak tertib
). Untuk itu diperlukan pemasangan benang senar pada arah yang saling
lurus untuk kontrol perletakan unit-unit concrete block.
- Daerah pertemuan unit-unit block dengan elemen-elemen lain seperti
pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, harus
dipergunakan potongan block dengan ukuran tidak kurang dari 25% dari
ukuran utuh.

- Celah antara yang masih tersisa harus diisi


Untuk celah yang lebih besar dari 25 mm tetapi tidak melebihi 50 mm
dipergunakan agregat halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering
untuk celah yang lebih kecil.

- Untuk bagian yang bidang profil permukaannya menanjak/ menurun,


pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah menuju bagian
yang lebih tinggi

- Pola pemasangan dan warna dibuat sesuai gambar


Kontraktor wajib membuat gambar kerja pola di daerah-daerah khusus
sebelum pemasangan dimulai.

5) Pemadatan Awal
- Menggunakan alat kompaksi jenis “mechanical flat plate vibrator “,
dengan karakteristik:
- Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan block dengan
minimal 3 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai bagian
yang dipadatkan sampai bagian di mana sedang dilakukan kegiatan
pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,5 meter.
Adalah sangat penting untuk memadatkan abu batu segera setelah selesai
dilapisi unti block, sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir karena
bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau karena adanya air
yang mengalir ke tempat tersebut.
Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1 meter diukur dari akhir
pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya sebelum
melanjutkan dengan pekerjaan pemasangan block selanjutnya.

6) Pasir Pengisi / Abu Batu (joint filling)


- Pasir dalam kondisi cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah
dengan baik dan berupa pasir yang bebas terhadap garam dan zat lain
yang dapat merusak concrete block
- Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran selesai pasir
pengisi mulai dihamparkan dan diratakan dengan sapu agar dapat
masuk ke dalam celah-celah antara.
- Sebagai pemadatan terakhir, permukaan bidang harus segera
dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh
permukaan yang padat dan rata dengan kemiring sesuai dengan
gambar.

7) Toleransi

106
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

- Toleransi ukuran bahan :


Ukuran panjang dan lebar tidak lebih dari 2mm terhadap ukuran nominal
sedangkan toleransi ketebalan 3mm terhadap tebal nominal.
- Toleransi kerataan permukaan jalan :
Maksimal 5 mm dari permukaan yang tercantum dalam gambar,
sehubungan dengan peil permukaan saluran air dan lain-lain.
- Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau template dan
tidak boleh melebihi 8mm.
Perbedaan level dari satu block terhadap block di sebelahnya tidak boleh
melebihi 2 mm

22.3 PENANGGULANGAN RAYAP

1). Lingkup Pekerjaan


- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan peralatan serta
alat-alat bantu lainya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
penanggulangan rayap.
- Pekerjaan ini dilakukan pada pondasi / basement

2). Pedoman dan Acuan


Pemborong diharuskan menggunakan sub kontraktor untuk pekerjaan ini
karena pelaksanaan pekerjaan ini haruslah merupakan pemborong yang
telah terdaftar sebagai anggota IPPHAMI dan diakui oleh Komisi Pestisida
Indonesia.

3). Pelaksanaan Pekerjaan


- Pemborong diharuskan mempelajari secara seksama kondisi, lokasi serta
hal-hal yang menyangkut konstruksi bangunan ini termasuk struktur
tanah, iklim dan lingkungan maupun data ilmiah biologis rayap serta
informasi dari sumber yang kompeten mengenai cara penangulangan
rayap tanah.

- Metoda penanggulangan yang dilakukan harus dapat mencapai sasaran


sehingga usia keawetan gedung beserta isinya dapat diperpanjang tanpa
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan, manusia maupun binatang
piaraan.
- Pelaksanaan pekerjaan harus merupakan perusahaan yang mempunyai
ijin usaha khusus untuk pekerjaan penanggulangan rayap, khususnya
rayap tanah.
- Pemborong terlebih dahulu harus menyerahkan disain perancangan dan
sistem anti rayap untuk disetujui pengawas dan pemberi tugas.
- Penggunaan obat harus senantiasa diawasi oleh Pengawas dan jumlah
obat yang diserahkan harus sesuai kebutuhan yang telah disetujui serta
diserahkan dalam keadaan tergeser di lapangan.
- Jenis obat yang digunakan adalah jenis obat yang telah diijinkan
pemakainya oleh komisi Pestisida Indonesia, seperti : BASILEUM atau
Xylamon dan tidak dibenarkan sama sekali untuk dikombinasikan satu
sama lain
- Larutan racun anti rayap yang akan disiramkan ke tanah harus dalam
komposisi 5 liter per m atau sesuai aturan pakai yang tertera dalam label
pabrik obat bersangkutan.
- Pengendalian yang diinginkan adalah pengendalian dengan sistem
CHEMEC ( Chemical Mechanical ) yang telah diakui oleh Dinas Tata
Bangunan

107
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

- Yang diberi lapisan anti rayap meliputi seluruh Lantai Basement dan
Ground Floor yang berhubungan dengan landsekap dan urugan tanah.
- Sistem anti rayap yang dilakukan dan dikerjakan harus disertai dengan
pernyataan jaminan 5 tahun ( garansi )

Pemborong tetap berkewajiban untuk melakukan retreatment atas biaya sendiri


selama masa garansi tersebut seandainya pekerjaan sistem anti rayap yang
dilakukan ternyata tidak berfungsi dengan baik seperti yang telah disetujui
sebelumnya.

Pasal 23
PEKERJAAN ATAP

23.1 LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan pekerjaan metal
deck sebagai penutup atap, sesuai dengan gambar-gambar perencanaan dan petunjuk
pengawas
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
- Pekerjaan Atap rangka baja.( lihat rencana kerja dan syarat-syarat struktur)
- Pekerjaan penutup atap dengan genteng keramik merek : KIA, Roman, Moenir
- Pekerjaan penutup atap dengan dak beton

23.2 PERSYARATAN
SII – 0293 – 80
SII – 0302 – 80

23.3 PELAKSANAAN
- Bahan penutup atap yang dipakai adalah metal ex. Rainbow, Bluescope atau yang
setara, dan sesuai ukuran dengan gambar dan petunjuk pengawas.
- Perlengakapan talang, flashing, listplank, sealant disesuaikan dengan kebutuhan sesuai
gambar pelaksanaan dan atas petunjuk pengawas.

108
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

- Pengikat terdiri dari paku atau pengikat-pengikat lainnya sesuai dengan kebutuhan dan
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatan.
- Pemasangan mengikuti petunjuk dan syarat-syarat dari pabrik pembuat dan sesuai
dengan gambar.

 Lubang-lubang untuk pemasangan skrup atau pengikat lainnya harus dibor tangan
atau mesin agar tidak mengakibatkan rusak
 Perhatikan untuk jarak tumpangan akhir dan sudut kemiringan atap sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuat dan gambar kerja.
 Pemborong harus mempertimbangkan pemasangan jaringan penangkal petir tentang
sistem dan cara pemasangan batang-batang penangkal petir agar tidak
menyebabkan kebocoran terhadap penutup atap sehubungan dengan garansi yang
sudah diberikan.
 Garansi harus diberikan oleh pemborong dengan jaminan tertulis yang menyatakan
bahwa kualitas bahan dan cara pemasangan adalah yang terbaik sehingga tidak
akan mengalami kebocoran/kerusakan.
 Jaminan tertulis yang diberikan harus berlaku 5 tahun setelah penyerahan pekerjaan
pertama, dan apabila mengalami kebocoran/kerusakan, maka pemborong harus
memperbaiki/ mengganti bahan pada bagian yang rusak tersebut, dan biaya
perbaikan/ penggantian pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong.

109

Anda mungkin juga menyukai