Anda di halaman 1dari 30

TATA LAKSANA

Komprehensif SIFILIS
On Job Training Manajemen dan Tatalaksana Triple Eliminasi

Hotel Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada


dr. Yudo Irawan, Sp.KK, Subsp. Ven.
FKUI - RSCM - KSIMSI – PERDOSKI
8 Juni 2023
Transmisi vertikal Pemakaian jarum suntik
Berhubungan seksual
berisiko dengan (dari ibu ke janin/anak): (terinfeksi darah/produk
pasangan terinfeksi -dalam kandungan darah)
-proses lahiran

-Infeksi Menular seksual 2

-Infeksi HIV
3
4
5
6
7
u Secara KLINIS
ü Sebagian besar tanpa keluhan dan
gejala
ü Lesi dini cepat hilang sendiri

ü Lesi tidak tampak


u Infeksi laten à TIDAK ADA manifestasi
klinis
u Biasanya digunakan TES SEROLOGI
SIFILIS (TSS)

8
Tes NONTREPONEMA Tes TREPONEMA
u Antibodi ini dapat timbul sebagai reaksi u Tes ini jarang memberikan hasil positif palsu.
terhadap infeksi sifilis, namun juga bisa
u Tes ini dapat memberi hasil positif/reaktif seumur hidup
memberikan banyak hasil positif palsu.
walaupun terapi sifilis telah berhasil
u Contoh:
u Contoh:
o RPR (Rapid Plasma Reagin) dan
o TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination
o VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) Assay),
o TP-PA (Treponema Pallidum Particle Agglutination
Assay),
o FTA-ABS (Fluorescent Treponemal Antibody
Absorption).

9
Peeling et al. Bulletin of the WHO,
2004:82(6):439-46

10
Mudah dilakukan, tidak
Dapat digunakan di
Dapat menggunakan memerlukan tempat
layanan kesehatan
whole blood, atau penyimpanan khusus
sehingga pasien dapat
serum atau transport - pada
langsung diobati
suhu <30o

Tidak dapat
Mudah diinterpretasi, membedakan infeksi
selesai dalam waktu Tidak ada efek prozone aktif dan infeksi masa
sekitar 30 menit lampau yang sudah
diobati

12
TPHA atau
RPR atau VDRL INTERPRETASI
TP Rapid

Reaktif Non reaktif Tes skrining nontreponema positif palsu

Reaktif Reaktif § Sifilis yang belum diobati;


§ Sifilis lanjut yang pernah diobati
§ Frambusia

Non reaktif Reaktif § Sifilis sangat dini yang belum diobati;


§ Sifilis dini yang pernah diobati
§ Frambusia

Non reaktif Non reaktif § Bukan sifilis;


§ Sifilis masa inkubasi;
§ Sifilis sangat lanjut;
§ Sifilis bersamaan dengan infeksi HIV dan
imunosupresi 13
14
VDRL / RPR reaktif
Umum ditemukan
≤1:2 tetapi TPHA/TP
pada ibu hamil
rapid non-reaktif

Ibu hamil dengan


positif palsu biologik
à tes ulang 4-6
minggu setelah
partus
16
Obat pilihan: Benzil benzatin penisilin G (BBPG)

• Stadium primer dan sekunder, dosis: 2,4 juta Unit, injeksi intramuskular
(IM), dosis tunggal.

Obat alternatif: (pasien yang alergi BBPG atau menolak


injeksi atau dalam keadaan BBPG tidak tersedia)
Obat pilihan: Benzil benzatin penisilin G (BBPG)
Perempuan hamil yang seropositif sifilis à harus
dianggap terinfeksi, kecuali bila terdapat catatan
riwayat telah diobati secara adekuat dan tes
serologi sifilis berikutnya terjadi penurunan titer

Titer tes NT ibu à bila >1:8 à tanda infeksi dini


dan bakteremia

Perempuan dengan titer NT rendah, stabil, serofast


dan telah diobati sebagai sifilis à tidak perlu
Workowski KA, Bachmann LH, Chan PA,
dkk. Sexually Transmitted Infections
diterapi lagi
Treatment Guidelines, 2021. MMWR
Recomm Rep 2021;70(4):49-51.
Titer yang meningkat atau titer yang tinggi
meskipun sebelumnya sudah diobati à berarti
terjadi infeksi ulang atau kegagalan terapi à harus
diterapi lagi

21
Bukti tertentu menunjukkan bahwa terapi
tambahan akan bermanfaat untuk
mencegah sifilis kongenital

Perempuan hamil dengan sifilis primer,


sekunder à ditambahkan dosis kedua
injeksi BP 2,4 juta IU intramuskular dapat
diberikan 1 minggu sesudah dosis awal

Workowski KA, Bachmann LH, Chan PA, dkk.


Sexually Transmitted Infections Treatment
Dosis kedua à juga bermanfaat untuk
Guidelines, 2021. MMWR Recomm Rep terapi janin dengan hasil pem USG
2021;70(4):49-51. terdapat tanda sifilis pada janin atau
plasenta.

22
Sifilis pada ibu hamil & bayinya - Bekasi, 10 Maret 2023
Terlambat >9 hari interval antar dosis à tidak
dapat diterima untuk ibu hamil dengan sifilis
laten

Interval optimal antar dosis untuk perempuan


hamil: 7 hari à tidak kembali pada hari ke-7 à
usahakan untuk kontak pasien untuk dapat
diterapi dalam waktu 2 hari untuk mencegah
terapi ulang

Workowski KA, Bachmann LH, Chan PA, dkk.


Sexually Transmitted Infections Treatment
Guidelines, 2021. MMWR Recomm Rep Perempuan hamil yang “ketinggalan” 1 dosis
2021;70(4):49-51.
terapi à harus mengulang terapi secara penuh

23
Sifilis pada ibu hamil & bayinya - Bekasi, 10 Maret 2023
Biasanya terjadi dalam 24 jam
pertama setelah pemberian
Reaksi demam akut, seringkali terapi awal apapun untuk sifilis
disertai nyeri kepala, mialgia, dan seringkali terjadi pada
dan keluhan lain pasien sifilis dini, kemungkinan
karena bakteri masih sangat
banyak dalam stadium dini

Reaksi Jarisch-Herxheimer dapat


Dapat diberikan menginduksi partus atau
Pasien harus diberi tahu antipiretik untuk menyebabkan fetal distress
mengenai kemungkinan mengurangi simtom, pada perempuan hamil, namun
ini namun tetap tidak dapat keadaan ini jangan menjadi
alasan untuk tidak mengobati
mencegah reaksi ini atau menunda pengobatan

24
u Sebelum diberikan injeksi benzatin penisilin G pastikan pasien dilakukan uji
alergi penisilin terlebih dahulu
u Informed consent: Jarisch-Herxheimer reaction (JHR) à paling sering terjadi
pada pasien dengan sifilis stadium dini, kemungkinan karena beban bakeri
lebih tinggi
u Cara: injeksi 2,4 juta Unit IM pada bokong, atau 1,2 juta Unit pada kedua
bokong, segera dilakukan setelah terdiagnosis sifilis dan lolos uji alergi
penisilin.
u Pasien harus diobservasi selama 30 menit setelah pemberian penisilin.

25
26
u PASANGAN SEKS dari pasien terinfeksi sifilis harus dianggap
BERISIKO dan DIOBATI, bila
u terjadi kontak seksual dengan pasien dalam waktu:
u 3 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS PRIMER
u 6 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS SEKUNDER
u 1 tahun untuk pasien SIFILIS LATEN DINI

u Seorang yang terpajan < 90 hari sebelum pasangan seksual


didiagnosis sifilis primer, sekunder, atau laten dini, dapat terinfeksi
meskipun serologi negatif à obati secara presumtif
u Seorang yang terpajan >90 hari sebelum pasangan seksual
didiagnosis sifilis primer, sekunder, atau laten dini:
u Bila hasil tes serologi tidak segera didapatkan,dan kemungkinan follow-up meragukan
àobati secara presumtif sebagai sifilis dini
u Bila tes serologi nonreaktif à tidak perlu terapi
u Bila tes serologi reaktif à terapi sesuai dengan klinis & serologi (stadium 27
sifilis)
u Terapi dianggap BERHASIL jika titer RPR/VDRL turun 4 kali lipat
(misal dari 1:32 menjadi 1:8).
u Pada semua stadium, ULANGI TERAPI jika terdapat:

Ø gejala klinis sifilis;


Ø peningkatan titer RPR/VDRL 4 kali
lipat

28
u Sifilis adalah infeksi menular seksual yang dapat menyerang hingga
organ dalam manusia
u Sifilis dapat menular melalui hubungan seksual berisiko atau bahkan
ke janin
u Nakes harus mampu menegakkan diagnosis sifilis sesuai dengan:
ØPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 tahun 2022, tentang
penanggulangan HIV dan Infeksi Menular Seksual
u Tata laksana sifilis harus komprehensif, meliputi pasien, pasangan,
dan anak, sehingga program eliminasi dapat tercapai.
29
@ksimsi_perdoski
@doc_yud_spkk

Anda mungkin juga menyukai