Anda di halaman 1dari 23

RASYID.

IBRANSYAH
I Satwa Liar 3
II Lembaga Konservasi 4
III Jenis Penyakit pada satwa Aves 6
IV Space for the title of the chapter 20
V Space for the title of the chapter 23
VI Space for the title of the chapter 28
VII Space for the title of the chapter 35
VIII Space for the title of the chapter 41

IX Space for the title of the chapter 50

X Space for the title of the chapter 56


XI Space for the title of the chapter 60

Penyakit Satwa Liar


Satwa Liar adalah
semua binatang
yang hidup di darat,
air, dan/atau udara
yang masih
mempunyai sifat liar,
baik yang hidup
bebas maupun yang
dipelihara oleh
manusia.

Berdasarkan Undang - Undang Konservasi satwa liar sendiri adalah


Nomor 5 Tahun 1990 tentang tindakan melindungi spesies yang
terancam punah dan hampir punah
Konservasi Sumber Daya Alam
dengan melestarikan habitat aslinya.
Hayati dan Ekosistem, SatwaSatwa Liar
Liar
adalah semua binatang yang hidup LembagaKonservasi
Lembaga konservasi adalah lembaga
di darat, dan atau di air, dan atau di yang bergerak di bidang konservasi
udara yang masih mempunyai sifat- tumbuhan dan/atau satwa liar di luar
sifat liar, baik yang hidup bebas habitatnya (ex-situ), baik berupa
lembaga pemerintah maupun
maupun yang dipelihara oleh
lembaga non-pemerintah.
manusia.
Lembaga konservasi adalah lembaga
yang bergerak di bidang konservasi
tumbuhan dan/atau satwa liar di luar
habitatnya (ex-situ), baik berupa lembaga
pemerintah maupun lembaga non-
pemerintah.

Lembaga konservasi untuk


kepentingan umum terdiri
atas:Kebun binatang, Taman safari,
Tujuan
Tujuan lembaga konservasi yaitu Taman satwa, Taman satwa khusus,
pengembangbiakan terkontrol dan Museum zoologi. Lembaga
penyelamatan tumbuhan serta satwa konservasi untuk kepentingan
dengan mempertahankan khusus adalah lembaga yang fokus
kemurnian jenisnya. pada fungsi penyelamatan atau
rehabilitasi satwa. Lembaga
Lembaga konservasi juga berfungsi konservasi untuk kepentingan
sebagai tempat pendidikan, khusus yaitu: Pusat penyelamatan
peragaan, penitipan sementara, satwa, Pusat latihan satwa khusus,
sumber indukan, dan cadangan Pusat rehabilitasi satwa. Satwa yang
genetik untuk mendukung populasi dikelola lembaga konservasi dapat
di habitat aslinya, sarana rekreasi diperoleh dari sitaan atau penyerahan
yang sehat, penelitian, dan dari pemerintah maupun masyarakat,
pengembangan ilmu pengetahuan. penyerahan dari lembaga konservasi
lain, tukar-menukar, pembelian
Lembaga konservasi terbagi dua, untuk jenis yang tidak dilindungi, dan
yaitu untuk kepentingan umum dan pengambilan atau penangkapan dari
khusus. alam.
Berdasarkan data dari CBD (Convention on Biological Diversity), Indonesia
menjadi salah satu dari 17 negara megadiverse, dengan sekitar 515
515 spesies
spesies
mamalia (12% dunia) terdapat di Indonesia, menempati urutan kedua, setelah
781 spesies
Brasil. Kemudian, 781 35 spesies
spesies reptil (16% dunia) dan 35 spesies primata
menjadikan Indonesia di urutan keempat dunia. Selanjutnya, 1.592
1.592 spesies
spesies
(17%) burung dan 270 spesies amfibi menempatkan Indonesia masing-masing
270 spesies
pada peringkat kelima dan keenam di dunia.
Berdasarkan penyebabnya,
Berdasarkan Penyebabnya penyakit pada jenis Aves dibedakan menjadi 4 kelompok,
yaitu sebagai berikut ;
1. Penyakit
Penyakit Viral:
Viral adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh virus,
2. Penyakit
Penyakit Bakteri:
Bakteri adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh bakter,
3. Penyakit
Penyakit Mikal
Mikal: adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh jamur,
4.Penyakit
Penyakit Parasit
Parasit: adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh organisme parasite.

Beberapa penyakit menular yang telah ditemukan pada unggas lokal di laboratorium
diagnostik adalah Newcastle Disease (Tetelo), Flu Burung, Marek, Gumboro, Pox,
Infectious Coryza (Snot), Pullorum, Colibacillosis, Cholera unggas, Anthrax, Aspergillosis,
Candidiosis, Coccidiosis, Histomoniasis, Cryptosporidiosis, Trichomoniasis, infestasi
ektoparasit dan cacing.
Penyakit
Mikal

Klasifikasi ilmiah

Burung unta adalah binatang berdarah


panas dengan tubuh dan sayap yang
diselimuti bulu. Bulu yang dimilikinya tidak
berfungsi sebagai kerajang udara seperti
burung atau unggas lainnya.
Paruh burung dari keluarga Aves ini tidak
bergerigi dan sedikit lancip. Ciri paling khas dari
burung ini adalah ukuran leher dan kakinya yang
panjang. Leher panjangnya berguna untuk
memudahkan melihat sekeliling agar tidak
mudah tertangkap oleh predator "Burung unta
Burung unta adalah spesies yang hidup adalah burung
secara bersosial. Mereka bahkan akan pemakan segala
bersarang bersama dimana beberapa ekor
betina dapat bertelur dalam satu sarang. dan spesies
burung terbesar
Burung yang berasal dari padang sabana
di dunia".
gurun Afrika Utara ini termasuk jenis unggas
pelari.

(Pneumonia Brooder, Pneumonia Mikotik, Pneumomycosis)

Aspergillosis adalah penyakit pada


sistem Pernafasan.
Sistem pernapasan. Pada burung liar,
tampaknya sporadis, sering hanya
mempengaruhi burung individu.
Wabah yang parah biasanya terjadi
pada unggas berumur 7–40 hari.

Pneumonia granulomatosa
dengan hifa jamur intralesi
dan infiltrat heterofilik.

Aspergillus fumigatus adalah penyebab


umum aspergillosis. Namun, beberapa
spesies kapang lain dapat dicurigai, seperti A
flavus , A niger , Rhizopus spp, Mucor spp,
dan pada kesempatan langka, Penicillium
spp

Aspergillosis paling sering


merupakan infeksi pernapasan yang
ditunjukkan adanya gangguan
pernapasan, pertumbuhan yang
terhambat, dan ketidakmampuan
secara umum.

Diagnosis dibuat melalui observasi


granuloma, paling khas pada
Granuloma
Nodul pada jaringan pernapasan, dan dapat
paru-paru dipastikan melalui kultur atau
histopatologi. Tidak ada pengobatan
untuk aspergillosis.
Pertumbuhan jamur
berwarna biru
kehitaman
pada permukaan
ventriculus.

2
Mengalami kongesti paru
difus. Karena adanya
"massa miselia" di dalam
saluran pernafasan.

1. Dyspnea
2. Sesak napas
3. Demam

3
Pneumonia granulomatosa
4. Ketidakmampuan dengan hifa jamur intralesi
5. Kekurusan dan infiltrat heterofilik.
Selain itu, plak dan nodul
juga dapat ditemukan di
Bentuk Neurologis mungkin muncul, trakea, syrinx, hati, usus, dan
dengan tanda klinis yang meliputi terkadang di otak.

Tortikolis dan
Tortikolis danTremor.
Tremor.

1
Pada paru-paru dan kantung

4
udara sering terlibat adanya Lesi Bentuk okular terlihat
sebagai keratitis mikotik,
paru yang ditandai dengan plak
di mana plak besar dapat
putih hingga kuning dan nodul- diekspresikan dari medial
nodul. canthus.
Terdapat lesi pada
trakea dan syrinx
yang menghambat
dan mengganggu
sistem saluran
pernapasan
Pembersihan dan desinfeksi kotak sarang secara teratur,
membuka kanopi untuk meningkatkan jumlah sinar
matahari yang mencapai lantai kandang, dan
memastikan ventilasi yang baik membantu mengurangi
risiko aspergillosis.

Fasilitas hewan, kandang pengangkut, inkubator, dan


hatcher harus memiliki ventilasi yang memadai dan
dibersihkan serta didesinfeksi dengan agen antijamur
(enilkonazol dan minyak esensial) sebelum digunakan
untuk menjaga agar tekanan infeksi tetap rendah

Pengobatan profilaksis selama


3 minggu dengan terbinafine
atau itraconazole pada spesies
raptor yang sangat rentan
direkomendasikan.

Individu yang baru ditangkap


atau diterima, mengikuti
perubahan manajemen,
kondisi panas ekstrem, dan
bahkan secara sistematis pada
gyrfalcon muda yang
dipelihara (usia 3–120 hari)
wajib memgikuti rotokol
profilaksis.
ELEPHAS MAXIMUS

SISTEM
PENCERNAAN
Gajah memakan tumbuhan
yang berduri seperti tumbuhan
ki kerbau, rotan, terong duri dan
putri malu bahkan gajah juga
memakan bambu untuk
membantunya melukai bagian
mulutnya agar gajah dapat
mengecap darah yang
Gajah Asia memiliki ukuran mengandung garam mineral.
tubuh yang lebih kecil dari
spesies Gajah Afrika dengan
tinggi badan sekitar 3 meter Sistem pencernaan gajah terdiri atas
serta berat badan sekitar 5 mulut yang berukuran relatif kecil
ton dan termasuk ke dalam dan tidak dapat membuka lebar,
kelompok mamalia yang kelenjar ludah salivary glands
menyusui anaknya.
berkembang baik, oesophagus
pendek penuh dengan kelenjar
Gajah adalah mamalia mucus, perut berupa kantung
teresterial yang bersifat
sederhana berbentuk silindris,
nokturnal (aktif pada malam
caecumnya berbuku-buku dan
hari) dimana gajah akan
berjalan sejauh 20km² hanya terletak pada pertemuan antara
untuk mencari makan. usus besar dan usus kecil.
Param
phisto
mum
Gajah Sumatera rentan terhadap
penyakit parasit seperti cacing, yang
dapat hidup sebagai parasit pada
hewan dan manusia.
Paramphistomum sp. adalah cacing
dari kelas trematoda yang
merupakan cacing gastrointestinal
yang menyerang hewan herbivora.

Jenis cacing yang ditemukan


berdasarkan hasil pemeriksaan feses
adalah cacing kelas Trematoda yaitu Paramphistomum memiliki siklus hidup
Paramphistomum sp. dan Fasciola
sp.. yang bersifat heteroxene dengan induk
semang seperti siput.
Telur yang keluar bersama feses akan
mampu bertahan pada suhu di bawah
10°C selama lebih dari enam bulan.
Namun demikian telur tersebut cepat
sekali rusak pada lingkungan yang kering.
Paramphistomum berukuran 1
cm dan berbentuk bulat serta Cacing ini mencapai dewasa kelamin
memiliki batil isap kecil pada dalam waktu 3,5 bulan dan waktu yang
bagian depan serta batil isap
besar yang disebut acetabulum dibutuhkan untuk satu siklus hidup
pada bagian ventral. Batil berkisar antara 5-8 bulan. Cacing-cacing
tersebut digunakan untuk
mengisap dan perlekatan pada
yang belum dewasa berdiam di
organ pencernaan dari duodenum dan setelah dewasa berpindah
ruminansia.
melalui abomasum ke reticulum.
Termakannya Metaserkaria.
Inang perantara :
- Lymnea spp.,
- Bulinus spp.,
- Planorbis spp.,
- Indoplanorbis spp.,
- Fossaria spp.,
- Cleopatra spp.

Menurut Egido et al.


(2001),
Prevalensi parasit pada
rumimansia disebabkan
oleh beberapa faktor
penting, seperti: letak
geografis, kondisi
lingkungan, kandang,
sanitasi, higiene, ke-
padatan kandang,
temperatur, kelembaban,
dan vegetasi.
Diare dengan feses yang berbau khas yang disertai
anoreksia dan dehidrasi (pada infeksi duodenum ringan),
apatis dan demam ringan.

Pada Paramphistomum fase ruminal, gejala klinis tidak


terlihat jelas.

Terhadap manifestasi dari


Paramphistomum dapat dilakukan
dengan menggunakan molluscida
untuk membasmi siput, pengaturan
air minum yang baik agar hewan tidak
minum sembarangan (secara alami)
yang kemungkinan airnya tercemar
oleh siput serta mengembalakan
ternak di dataran yang tinggi.
- Oxyclozanide IP 1g
- Bolus
- Oral
Pada

Rusa timorensis
Rusa timor (Rusa timorensis) merupakan
salah satu keanekaragaman dan kekayaan
satwa yang ada di provinsi NTT

Ciri
Rusa Timor mempunyai ukuran tubuh kecil, dahi

cekung, tungkai pendek, gigi seri relatif besar, ekor

panjang, dan bulu atau rambut berwarna coklat

kekuning-kuningan.

Rusa jantan memiliki ranggah yang relatif besar,


ramping, panjang dan bercabang (Schroder, 1976;
Thohari et al., 2011). Rusa betina tidak memiliki
ranggah, ukuran tubuh yang lebih kecil, dan memiliki
waktu kebuntingan selama 8 bulan, dengan jumlah
kelahiran tunggal.

Kontak Kami
www.reallygreatsite.com hello@reallygreatsite.com +123-456-7890
P e n y a k i t Tuberkulosis
Tuberkulosis adalan suatu
penyakit yang disebabkan oleh
Nycobacterium bovis.
Penyakit biasanya berjalan secara
khronis dan sifatnya mudah
menular.

Tuberkulosis termasuk dalam


golongan penyakit zoonosis yang
penting dan amat berbahaya bagi
kesehatan masyarakat.

Penularan Tuberkulosis dari hewan


ke manusia dapat melalui jalan
pernafasan, kontak dengan bahan
tercemar dan melalui makanan atau
minuman yang dihasilkan oleh
hewan seperti daging, susu dan
yang lainnya tanpa memasak
dengan matang terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai