Kian Cipto
Kian Cipto
Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien soft tissue tumor biasanya di bawa oleh keluarga ke rumah sakit
Soft tissue tumor umumnya dapat ditangani dengan tindakan bedah dan
Biasanya dalam asuhan keperawatan soft tissue tumor dengan masalah yang
fisik (luka post operasi) dan resiko infeksi. Tumor adalah benjolan atau
adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Soft tissue tumor adalah
suatu kelompok tumor yang biasanya berasal dari jaringan ikat, dan ditandai
2016).
3
Penyebab pasti timbulnya soft tissue tumor ini belum jelas, namun banyak
faktor yang di duga berperan. Kondisi genetik 66%, paparan radiasi 1%,
erat dengan terjadinya soft tissue tumor. Lokasi yang paling sering
paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher dan 30% di badan
Salah satu tumor jaringan lunak yang umumnya di temui adalah limpoma.
yang terdiri dari lemak. Biasanya limpoma di jumpai pada usia lanjut (40-
tubuh. Jenisyang paling sering adalah yang berada lebih pada permukaan
atau lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit
bius lokal, apabila jika dokter sudah benar-benar yakin bahwa benjolan
memang benar- benar lipoma yang tergolong dalam tumor jinak. Tujuan nya
atau ganas. Untuk solusi soft tissue tumor harus segera kosultasi dengan
penanganannya tergantung pada jenis tumor jaringan lunak itu sendiri. Bila
jinak, maka cukup hanya benjolannnya saja yang diangkat dan tidak ada
tindakan tambahan lainnya. Bila tumor jaringan lunak hasilnya ganas atau
namun juga dengan jaringan sekitarnya sampai bebas tumor menurut kaidah
tahun 2020 angka penderita soft tissue tumor secara global, sekitar 14,1 juta
orang yang menderita soft tissue tumor. Dalam data WHO tahun 2020, Asia
Bengkulu dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil (Riskesdas, 2018).
Lampung pada tahun 2021 sebanyak 11 kasus, sedangkan pada tahun 2022
sebanyak 18 kasus, dimana kasus Soft tissue tumor ini setiap tahuannya
5
soft tissue tumor dalam satu tahun terakhir dari bulan Januari 2023 sampai
bulan April 2023 sebanyak 39 orang yang mengalami berbagai kasus soft
kesehatan. Kasus yang saya ambil untuk Karya Tulis Ilmiah ini dengan
Lampung.
Salah satu gejala khas dari kasus pasien soft tissue tumor adalah nyeri.
pappermint oil untuk menghilangkan rasa sakit adalah teori kontrol gerbang
kontrol diri dan membawa pengasuh dan klien lebih dekat ke hubungan
satu yang paling aman serta mempunyai daya antivitus, anti jamur,
nyeri pada pasien post SC, hasil yang diperoleh terdapat penurunan nyeri
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
mengurangi nyeri efek anestesi lokal. Pendapat ini juga didukung oleh
yang diketahui dan tidak terdapat iritasi jika digunakan pada kulit dan juga
adalah salah satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik
untuk mengatasi tingkat nyeri Post op soft tissu tumor dengan judul
B. Rumusan Masalah
Aroma Therapi Pappermint oil Dengan Masalah Nyeri Post Op Pada Pasien
Lampung”?.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dengan Masalah Nyeri Post Op Pada Pasien Soft Tissu Tumor (STT)
2. Manfaat Praktis
masalah Nyeri Post Op Pada Pasien Soft Tissu Tumor (STT) dengan
b. Bagi pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
kesehatan.
Fast pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanis atau thermal (yaitu
1) Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,
2017).
2) Nyeri kronik
dapat dirasakan klien hampir setiap harinya dalam suatu periode yang
12
panjang (beberapa bulan bahkan tahun), akan tetapi nyeri kronik juga
3) Rangsang noksius
4) Nosisepsi
5) Prilaku nyeri
adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien sering kali
Gambar 2.2.
keterangan :
0 :tidak nyeri
7-9 :nyeri berat: nyeri disetai pusing, sakit kepala berat, muntah,
1) Usia
nyeri. Rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi
tiga tahap, yaitu remaja awal (11-24 tahun), remaja menengah (15-17
2) Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
nyeri sejak lama telah menjadi subyek penelititan yang melibatkan pria
3) Kebudayaan
4) Makna Nyeri
ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu
5) Perhatian
waktu pengalihan.
6) Ansietas
7) Keletihan
Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang
disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih berat dan jika
8) Pengalaman sebelumnya
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.
nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga
16
9) Gaya koping
1) Tindakan farmakologis
nyeri yaitu :
sehingga implus nyeri akan terhenti pada spinal cord dan tidak
sampai berat.
2) Tindakan non-farmakologi
a) Bimbingan antisipasi
pada klien, jangan mengatakan pada klien bahwa dia tidak akan
b) Distraksi
c) Imajinasi terbimbing
2017)
19
d) Relaksasi
e) Biofeedback
g) Stimulus kutaneus
pada medulla spinalis, saat implus yang dibawa oleh serabut A-beta
kompres air dingin atau panas, pijatan dengan menthol, atau TENS
3) Pembedahan
2.2.1. Pengertian
2.2.2. Etiologi
a) Kondisi genetic
b) Radiasi
c) Infeksi
jaringan lunak.
d) Trauma
(Muttaqin, 2018).
pendarahan atau nekrosis dalam tumor dan bisa juga karena adanya
2.2.4. Patofisiologi
perluasan nekrosis.
antara lain:
a) Pemeriksaan X-ray
b) Pemeriksaan USG
Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, dan oleh karena itu
c) CT scan
terakhir.
d) Pemeriksaan MRI
poplitea serta gambar yang lebih jelas dari tumor tulang atau
e) Pemeriksaaan histology
mikroskopik
selanjutnya smear.
juga berlaku
operasi.
25
histologis.
2.2.6. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan Medik
1) Bedah
2) Kemoterapi
3) Terapi radiasi
2.2.8. Komplikasi
2.3.1. Pengertian
2.3.2. Pappermint
Minyak atsiri daun pappermint dalam obat gosok dapat membuat otot-oto
perut menjadi relaks sehingga menolong digesti makanan yang berat, perut
untuk meringankan nyeri sendi, kejang otot, dan artritis. Beberapa infeksi
jamur, bakteri, dan virus dapat dihiolangkan dengannya. Bila uap minyak
ini dihirup, atau digosokkan didada maka akan meringankan derita akibat
2.3.3. Fungsi
1) Mengurangi Mual
2) Meredakan Nyeri
dalam meringankan sakit punggung, sakit otot, dan sakit kepala akibat
membantu.
3) Merawat Sinus
4) Terapi Sendi
botol.
6) Meningkatkan Vitalitas
7) Campuran Shampo
8) Meringankan Alergi
Percikkan pappermint oil di baju anak sebelum waktu belajar atau beri
Apakah Anda sedang berjuang melawan ruam atau rasa gatal lainnya.
kelapa dan oleskan pada leher anak dan di bagian bawah kaki untuk
secara alami.
essential oil pada dahi dan pelipis untuk menghilangkan sakit kepala.
Pappermint oil yang diambil secara internal dalam bentuk kapsul telah
menemukan penurunan 50% dalam gejala IBS pada 75% pasien yang
menggunakannya.
bawah lidah yang diikuti minum segelas air untuk menyegarkan napas.
22) Kolik
kolik infantil, tanpa efek samping yang biasanya menyertai obat resep.
kolik.
pappermint oil dengan minyak kelapa pada rasio 1:1 dan gosokkan
mengadung menthol (90%), yaitu sejenis fitokimia. Selain itu daun mint
potassium.
2014).
dapat mengatasi keluhan fisik dan psikis. Minyak esensial diserap oleh
mencium aroma dari minyak esensial. Oleh sebab itu terapi ini disebut
aroma terapi. Indra penciuman yang merangsang daya ingat kita yang
Akses lewat jalur nasal jelas merupakan cara yang paling cepat dan
depresi (dan juga beberapa tipe nyeri kepala). Hal ini terjadi karena
dengan minyak dasar pada kulit kita, minyak tersebut akan diserap
2.3.7. Sarana
Secara umum minyak atsiri murni (essentsial oil) memiliki sifat sebagai
berikut:
2. Seditive = melelapkan
3. Soothing = menyejukan
4. Colming = menenangkan
2.3.8. Metode
a. Siapkan Alat-Alat
b. Cuci tangan
d. Teteskan dua tetes minyak essential pada tissu atau sapu tangan
37
hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Wijaya & Putri, 2018).
1. Pengkajian
medis, no registrasi.
prepitasi nyeri.
terlalu banyak.
riwayat diet.
39
diet pasien.
3) Pola Eliminasi
mengalami gangguan.
keluarga
g) Pemeriksaan Fisik
nafas, kualitas, suara dan jalan nafas. Pada perkusi apakah ada
dari kulit.
Pemeriksaan Diagnostik
tumor.
2. Analisa Data
data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang eleven untuk
a) Validasi data
Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secarra akurat
klien
b) Interpretasi Data
klien
3) Penentuan keputusan
adalah:
yaitu:
rasa takut.
3. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
Post operasi
tindakan operasi.
tidak adekuat.
bedah.
4. Intervensi Keperawatan
diatasi. individumengenal
3) Mendemonstras dan menghadapi
ikan rasa takut.
penggunaan 5) Dapat menurunkan
mekanisme ansietas
koping efektif
dan partisipasi
aktif dalam
pengaturan obat
potensial,
komplikasi,
reaksi/interaksi
obat.
6) Meningkatkan
kesejateraan,
memudahkan
pemulihan dan
memumgkinkan
klien
mentoleransi
pengobatan.
7) Meperbaiki
konsistensi feces
dan merangsang
peristaltic
Post Operasi
Resiko tinggi Setelah dilakukan 1) Pantau tanda-tanda 1) Tanda-tanda awal
terhadap asuhan vital dengan sering. hemoragi usus
kekurangan keperawatan Periksa balutan luka dan pembentukan
volume cairan volume cairan dengan sering hematoma yang
berhubungan terpenuhi dengan selama 24 jam dapat
dengan kriteria hasil : pertama terhadap menyebabkan
tindakan 1) Mempertahanka tandatanda darah syok
pembedahan. n volume cairan merah terang dan hepovelemik
adekuat berlebihan. 2) Memberikan
2) Membrane 2) Palpasi nadi periver. informasi tentang
mukosa lembab Evaluasi pengisian volume sirkulasi
3) Turgor kulit kapiler turgor kulit, umum dan
lembab dan status membrane tingkat hidrasi.
4) Pengisian mukosa. 3) Edema dapat
kapiler baik 3) Perhatikan adanya terjadi Karena
5) Tanda vital edema. perpindahan
stabil 4) Pantau masukan dan cairan berkenaan
6) Haluaran urine haluaran. dengan
adekuat. 5) Pantau suhu tubuh penurunan kadar
albumin
(protein).
4) Indikator
langsung dari
hidrasi organ dan
fungsi.
Memberikan
pedoman untuk
penggantian
cairan.
5) Demam rendah
umum selama 24-
48jam pertama
dan dapat
menambah
kehilangan cairan
50
kumanpenyebab
infeksi.
Gangguan Setelah dilakukan 1) Kaji intake dan out 1) Untuk mengetahui
pemenuhan asuha keperawatan put klien. kebutuhan nutrisi
nutrisi kebutuhan nutrisi 2) Timbang berat badan dan merupakan
berhubungan terpenuhi dengan sesuai indikasi. asupan dalam
dengan intake kriteria hasil : 3) Identifikasi tindakan
yang tidak 1) Klien kesukaan/ketidak selanjutnya.
adekuat mengungkapka sukaan diet dari 2) Mengidentifikasi
n nafsu makan pasien. status cairan serta
baik, 4) Anjurkan pilihan memastikan
2) badan tidak makanan tinggi kebutuhan
lemah, protein dan vitamin metabolic.
3) HB normal. C. 3) Meningkatkan
5) Berikan cairan IV. kerja sama pasien
6) Beriakan obat-obat dengan aturan diet.
sesuai indikasi Protein/vitamin C
adalah contributor
utama
pemeliharaan
jaringan dan
perbaikan.
4) Memperbaiki
keseimbangan
cairan elektrolit.
Kehilangan
plasma; penurunan
albumin serum
(edema) dan dapat
memperpanjang
penyembuhan luka.
5) Mencegah muntah
dan menetralkan
atau menurunkan
prmbentukan
asamuntuk
mencegah erosi
mukosa.
5. Implementasi Keperawatan
tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah
tumor yang harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien, serta
6. Evaluasi Keperawatan
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang
teoritis adalah apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah klien dapat
pasien.
Sampel berjumlah 2 orang dalam studi ini adalah semua pasien post
oil.
nyeri ibu post operasi sectio caesarea sebelum dan sesudah pada
post sectio caesarea sesuai keadaan pasien dan SOP yang ada.
Masalah Keperawatan
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
Keterangan:
BAB III
59
A. Jenis Asuhan
nyeri dengan diagnosa medis Post Op Pada Pasien Soft Tissu Tumor (STT)
B. Subyek Asuhan
Dalam asuhan keperawatan ini yang dijadikan subjek asuhan adalah 2 pasien
kelolaan dengan diagnosa medis Soft Tissu Tumor (STT). Pada survey awal
yang dilakukan terdapat 4 pasien yang mengalami Soft Tissu Tumor (STT) Di
dilakukan rawat inap selama 2 hari. Adapun kriteria pada asuhan keperawatan
ini adalah:
Bandar Lampung
berguna untuk menurunkan intensitas nyeri pada penderita Soft Tissu Tumor
3 kali dalam sehari dan bisa di lanjutkan oleh anggota keluarga atau pasien
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1
F. Instrumen Asuhan
61
Dalam melakukan asuan keperawatan ini penulis menggunakan alat ukur skala
nyeri untuk menentukan klien mengalami nyeri pada tingkatan berapa. Skala
nyeri yang digunakan yaitu skala nyeri numerik dengan rate angka 1-10.
dibutuhkan
selama pengkajian
b. Observasi
murni
dan dimengerti.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
63
2) Status gizi
4) Sistem pernafasan
5) Sistem kardiovaskular
orientasi tempat
4 cara, yaitu :
1) Inspeksi
2) Palpasi
mobilitas fisik.
3) Perkusi
4) Auskultasi
lainnya.
3. Sumber Data
65
Sumber data primer adalah klien, didapat apabila klien tidak sadar,
bayi, atau karena beberapa sebab klien tidak dapat memberikan data
keluarga klien.
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari klien, yaitu
keluarga, orang terdekat, teman dan orang lain yang tahu tentang status
kesehatan klien. Selain itu, tenaga kesehatan yang lain seperti dokter,
data sekunder.
H. Penyajian Data
1. Narasi
2. Tabel
atau kalimat agar lebih mudah dipahami. Adapun data yang disajikan
dalam bentuk tabel, antara lain : analisa data, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
66
I. Prinsip Etik
fokus pada tindakan keperawatan ini adalah prinsip etika keperawatan dalam
1. Otonomi (autonomy)
2. Kebaikan(Beneficience)
4. Keadilan (justice)
rasa tidak ingin meninggalkan klien, meskipun saat klien tidak menyetujui
6. Akuntabilitas (accountability)
alasan tindakannya.
7. Kerahasiaan (confidentiality)
melanggar akan terkena sanksi seperti tidak dapat menyalin rekam medis
8. Kejujuran (veracity)
dan objektif. Selain itu etika dalam penelitian digunakan penulis karena
responden.
68
1. Informed Concent
mencantumkan nama responden pada lembar atau alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
56
BAB IV
LAPORAN KASUS
PENERAPAN AROMA THERAPI PAPPERMINT OIL DENGAN
MASALAH NYERI POST OP PADA PASIEN
SOFT TISSU TUMOR (STT) DIRUANG E4
RSD. A. DADI TJOKRODIPO
BANDAR LAMPUNG
Pengkajian dilakukan pada : Hari Jum’at, Tanggal 19 Mei 2023, Pukul 09.00 WIB Di
Lampung
1. DATA PENGKAJIAN
Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri pada Klien mengeluh nyeri pada
bagian luka operasi
bagian luka operasi
Diagnosa Medis Post Op Soft Tissu Tumor Post Op Soft Tissu Tumor
Saat Masuk RS (STT) (STT)
POLA
FUNGSIONAL
NUTRISI
POLA
ELIMINASI
POLA
AKTIFITAS
secara mandiri
Sedangkan untuk
ambulasi/ROM tergantung
total.
POLA KOGNITIF
POLA
ISTIRAHAT
POLA KONSEP
DIRI
kecacatan.
Identitas Diri Klien adalah seorang Klien adalah seorang laki-
perempuan dengan usia 22 laki dengan usia 30 tahun
tahun
Peran Klien berperan sebagai Klien berperan sebagai
seorang anak kedua dari seorang ayah dengan
Tn.A mempunyai satu orang anak
dan satu orang istri
Ideal Diri Klien mengatakan bahwa Klien mengatakan bahwa
walaupun klien akan walaupun klien akan
dioperasi, tetapi klien dioperasi, tetapi klien harus
harus tetap bersemangat tetap bersemangat sehingga
sehingga dapat tetap dapat tetap bermanfaat dan
bermanfaat dan melakukan melakukan aktivitas secara
aktivitas secara mandiri. mandiri.
Harga Diri Klien tidak merasa malu Klien tidak merasa malu
karena menderita Stt karena menderita Stt
POLA PERAN
DAN HUBUNGAN
POLA
REPRODUKSI
DAN SEKSUAL
POLA
PERTAHAN
DIRI/KOPING
Pola Pertahanan Klien mengatakan jika ada Klien mengatakan jika ada
Diri/Koping masalah keluarga, masalah keluarga,
menyelesaikannya dengan menyelesaikannya dengan
61
POLA
KEYAKINAN
DAN NILAI
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Hasil
Hematokrit 43 36 % 37 - 47
Limfosit 42 39 % 25 – 40
Urin Lengkap
Kuning Kuning Kng muda-kng tua
Fisis warna
Jernih Jernih Jernih
Kejernihan
Khas Khas Khas
Bau
1.010-1.030
Kimia
1.015 945 4.6-7.8
Berat jenis
8.0 6.0 Negative
PH
500 420
Leukosit
3. FARMAKOTERAPI
64
FARMAKOTERAPI FUNGSI/KEGUNAAN
KASUS 1
2. IVFD RL 20 tpm
4. ANALISA DATA
KASUS 1
DATA OBYEKTIF:
Tampak meringis
menahan nyeri dan terlihat
memegang bagian perut
yang di operasi.
Pemeriksaan tanda-tanda
vital
66
TD: 100/70mmHg,
Nadi: 96 x/menit,
Suhu: 37,6oC,
RR: 20x/menit
Skala Nyeri : 8
Klien mengatakan
takut/merasa khawatir
tentang kondisi yang
dialaminya setelah post
operasi Stt.
DATA OBYEKTIF:
TTV:
Klien mengatakan
demam / panas sejak 2
hari yang lalu dan klien
mengatakan badannya
67
lemas.
DATA OBYEKTIF:
Mukosa kering
KASUS 2
DATA OBYEKTIF:
Tampak meringis
menahan nyeri dan terlihat
memegang bagian perut
yang di operasi.
Pemeriksaan tanda-tanda
vital
RR: 20 x/ Menit
Nadi: 90 x/ menit
Suhu: 39,8 0C
Skala nyeri : 8
DATA OBYEKTIF:
Pemeriksaan tanda-tanda
vital
RR: 20 x/ Menit
Nadi: 90 x/ menit
Suhu: 39,8 0C
lemas.
DATA OBYEKTIF:
Mukosa kering
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kontinuitas Jaringan
Terjadinya Infeksi
cairan
Kontinuitas Jaringan
Terjadinya Infeksi
cairan
56
6 INTERVENSI KEPERAWATAN
KASUS 1
g) Mengetahui pengalaman
klien dalam mengatasi
nyeri
2 Kecemasan setelah dilakukan a) Monitor tingkat kecemasan a) Dengan mengetahui
berhubungan dengan tindakan klien 1x/hari. tentang lingkup
risiko terjadinya keperawatan pada Nn. kecemasan klien akan
infeksi N b) Beri kesempatan klien memudahkan pe-nentuan
ditandai selama 2x24 jam untuk mengungkapkan intervensi selanjutnya.
dengan : diharapkan keluhannya.
DS : tidak terjadi infeksi, b) Dengan mendengarkan
- Klien dengan criteria hasil: c) Beri informasi tentang keluhan, klien akan
mengatakan klien tampak tenang, perawatan yang diperlukan merasa diperhatikan dan
khawatir dan rileks dan tidak merasa selama dirawat dapat mengurangi
merasa cemas/khawatir kecemasannya.
takut/cemas d) Ciptakan lingkungan yang
dengan kondisi nyaman dan tenang serta c) Pemberian informasi
setelah dilakukan ajarkan dan berikan terapi yang adekuat dapat
post op Stt pappermint oil menurunkan kecemasan
Data Obyektif: klien dan dapat
- Luka tampak melakukan pera-watan
basah dengan baik.
- Luka sedikit bau
- Ekspostsi tampak d) Agar klien tidak merasa
tegang cemas dan bosan dalam
Pemeriksaan TTV: menghadapi perawatan.
TD: 100/70 mmHg
Nadi 96x/menit
58
Suhu: 37,6 0c
RR: 20X/Menit
KASUS 2
1 Nyeri berhubungan Tujuan intervensi nyeri a) Monitor nyeri, lokasi, a) Melihat tingkat nyeri
dengan terputusnya akut adalah setelah karakteristik, dan integritas yang didapatkan sebagai
kontinuitas jaringan, dilakukan tindakan nyeri dengan skala (0-10) pendoman intervensi
ditandai dengan: keperawatan pada 1x/hari selanjutnya.
Data subyektif: Nn. N selama 2x24 jam b) Monitor tanda-tanda vital b) Perubahan tanda-tanda
Klien mengatakan 1x/hari vital merupakan indikator
nyeri pada bagian diharapkan nyeri akan
terjadinya nyeri
luka operasi berkurang/hilang c) Ajarkan teknik relaksasi:
Data Obyektif: kriteria : Klien tidak napas dalam c) Teknik relaksasi (napas
- Tampak meringis mengeluh nyeri lagi dalam) dapat
menahan nyeri dan pada saat beraktivitas, d) Lakukan masase pada meningkatkan sup-lain O
terlihat memgang nyeri turun dari 6 daerah nyeri ke jaringan sehingga
bagian perut yang menjadi 4 klien dapat nyeri berkurang.
di operasi bergerak dengan e) Ajarkan terapi aromaterapi
Kesadaran: CM leluasa, tanda-tanda peppermint oil d) Dapat mengurangi nyeri
(GCS: 14/ E:4, V: 4, vital dalam batas
M: 6) normal. f) Berikan postisi klien yang e) Cara untuk mengurangi
nyaman: duduk nyeri.
60
RR: 20 x/ Menit
g) Kaji pengalaman klien f) Cara/respon untuk
Nadi: 90 x/ menit mengatasi nyeri mengurangi nyeri
Suhu: 39,8 0C
g) Mengetahui pengalaman
TD: 140/90 mmHg klien dalam mengatasi
Skala Nyeri: 8 nyeri
Kesadaran: CM
(GCS: 14/ E:4, V: 4,
M: 6)
RR: 20 x/ Menit
Nadi: 90 x/ menit
Suhu: 39,8 0C
Kesadaran: CM
(GCS: 14/ E:4, V: 4,
M: 6)
RR: 20 x/ Menit
Nadi: 90 x/ menit
Suhu: 39,8 0C
KASUS 1
Kode
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
NDX
19 Mei 2023 1. 11.30 Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, S : - Klien mengatakan luka post op masih terasa sakit.
karakteristik dan integritas nyeri
dengan skala (0-10) Skala nyeri 4
Menganjurkan klien untuk banyak S: klien mengatakan badannya tidak terasa panas
19 Mei 2023 3. minum air putih (8gelas=2000cc)
20.45 O: suhu tubuh klien 36,50C
Menganjurkan klien untuk
Istirahat Kulit klien tidak teraba hangat
16.00 Kulit klien tidak kemerahan
Memberikan informasi untuk
membatasi aktivitas guna A : masalah hipertermi tercapai
16.00
mencegah kelelahan,
P : lanjutkan tindakan keperawatan dan pertahankan
Menjelaskan kepada klien tentang kondisi klien
11.30 prosedur, tindakan keperawatan,
P : Lanjutkan intervensi
P : pertahankan intervensi
13.30
1. Kaji tingkat nyeri
08.45
2. Observasi tanda-tanda vital
08.45
3. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam jika nyeri
KASUS 2
Kode
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
NDX
19 Mei 2023 1. 11.30 Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, S : - Klien mengatakan luka pasca operasi terasa sakit.
karakteristik dan integritas nyeri
dengan skala (0-10) Skala nyeri 4
P : Lanjutkan intervensi
12.20
Memberikan komposts hangat 1. Kaji tingkat nyeri
selama 20 menit.
16.00 2. Observasi tanda-tanda vital
12.00
Memberikan informasi untuk
membatasi aktivitas guna
mencegah kelelahan,
S : klien mengatakan belum mengetahui semua,
terutama tentang dampak prosedur tindakan
Menjelaskan kepada klien tentang perawatan luka post operasi
prosedur, tindakan keperawatan,
O :- Klien nampak sering bertanya
P : Lanjutkan intervensi
13.30
Mengobservasi TTV
19 Mei 2023 4. 08.00
08.40
Menganjurkan klien untuk
Istirahat
13.30
Pembedahan
- Tanda-tanda vital
P : Pertahankan intervensi
1
B. Pembahasan
Kelas Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
Lampung.
2) Visi dan Misi RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung memiliki visi dan misi yang menjadi acuan dalam
menjalankan
publik di bidang kesehatan. Visi dan Misi RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo,
yaitu:
Visi :
Misi :
dari polusi.
akuntabel.
Selain visi dan misi diatas tujuan dari RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo
sendiri yaitu:
KASUS 1:
1. Data Demografi:
PEMBAHASAN:
PEMBAHASAN:
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui terdapat beberapa berbedaan hasil
pemeriksaan fisik terhadap kasus 1 dan kasus 2, yaitu: TD pada kasus 2 lebih
tinggi dari pada kasus 1, hal ini dikarenakan pada kasus 2 klien mempunyai
riwayat perokok berat, pada kasus 2, suhu tubuh lebih tinggi dari kasus 1 hal ini
dikarenakan riwayat penyakit Sttendicitis pada kasus 2 lebih lama dari pada kasus
1.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hematokrit 43 36
Limfosit 42 39
Bau
PH 500 420
Leukosit
PEMBAHASAN:
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata hasil pemeriksaan
labaratorium pada kasus 2, hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan ureum creatini
yaitu pada kasus 1 mencapai 20,9 dan 0,82, sedangkan pada kasus 2 hanya
7
mencapai 22,03 dan 0,66, hal ini dikarenakan pada kasus 1 mempunyai riwayat
4. Data Farmakoterapi
Pembahasan :
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk kasus 1 dan
masalah sama, dengan kata lain pasien yang mengalami post op Stt rata-
bahwa dari kedua kasus, semua masalah utamanya sama, namun yang
sama.
atau dengan psikoterapi (relaksasi). Salah satu terapi non farmakologis yang
dalam dunia kesehatan. Jenis CAM yang populer digunakan dalam bidang
aromaterapi.
diberikan terapi pasien mengatakan sangat takut serta khwatir dengan luka
post operasi ini, namun setelah diberikan terapi pappermint oil, kecemasan
BAB V
A. Kesimpulan
penatalaksanaan nyeri
B. Saran
1. Teoritis
2. Praktis
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2021). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC.
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. 2014. Anatomi berorientasi
klinis. Edisi ke−5. Jakarta: Erlangga
Sjamsuhidajat, R. dkk. (2020), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis kelamin :
Nyeri di bagian :
P:
Q:
R:
S:
T:
B. Petunjuk Desriptif
Untuk pengumpulan data terdapat penilaian nyeri PQRST, yaitu P: Preventif
yang menunjukan, Q: Quality untuk kualitas nyeri yang di rasakan, R: Regio
untuk daerah/lokasi nyeri, S : Skala yang di rasakan dengan bantuan
instrumen Pain Rating Scale, dan T : Time untuk lama rasa nyeri yang
dirasakan. Dibawah ini terdapat skala pengukuran nyeri yang berbentuk
garis horizontal yang menunjukkan penilaian deskriptif :
14
Skala angka mulai dari 0 -10 (Numeric Rating Scale) sebagai berikut :
3: Bisa di toleransi (nyeri sangat terasa) seperti ditonjok bagian wajah atau
disuntik.
4: Menyedihkan (kuat,nyeri yang dalam) seperti sakit gigi dan nyeri disengat
tawon.
6: Intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya
mempengarugi salah satu dari panca indera) menyebabkan tidak fokus dan
komunikasi terganggu.
7: Sangat intens (kuat, dalam nyeri yang menusuk begitu kuat) dan merasakan
rasa nyeri yang sangat menominasi indera si penderita yang menyebabkan tidak
bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu melakukan perawatan diri.
8: Benar- benar mengerikan (nyeri yang begitu kuat) sehingga si penderita tidak
dapat berfikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah
jika nyeri datang dan berlangsung lama.
9: Menyiksa tak tertahan (nyeri yang begitu kuat) sehingga si penderita tidak bisa
mentoleransinya dan ingin segera menghilangkan nyerinya bagaimanapun
caranya tanpa peduli dengan efek samping atau resikonya.
10: Sakit yang tidak terbayangkan tidak dapat di ungkapkan (nyeri begitu kuat
tidak di sadarkan diri) biasanya pada skala ini si penderita tidak lagi merasakan
nyeri karena sudah tidak sadarkan diri akibat rasa nyeri yang sangat luar biasa
seperti pada kasus kecelakaan parah, multi fraktur.
15
INFORMED CONSENT
Nama responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
P. A :
Alamat :
( ) ( ) ( )