Anda di halaman 1dari 2

TUGAS.

HUKUM INTERNASIONAL
Dosen : Yulio Iqbal Cahyo Arsetyo.S.H.,M.H.,LL.M.

Nama : Made Yuda Pebriandana Putra


NIM : 048081096

Soal :

Kebijakan Ruang Udara Terbuka (Open Sky Policy) ASEAN adalah kebijakan liberalisasi wilayah
udara antar sesama anggota ASEAN. Kebijakan ini dikomitmenkan dalam Bali Concord II tahun
2003. Tujuan dari kebijakan ini adalah (1) membangun satu pasar penerbangan ASEAN, (2)
mendorong penerbangan yang ramah lingkungan, dan (3) meningkatkan keterlibatan dengan
mitra dialog untuk mendorong konektivitas lebih besar. Kebijakan Open Sky ASEAN (OSA)
meminta kebebasan hak lalu lintas udara kelima yaitu hak bagi maskapai penerbangan suatu
negara anggota untuk mengambil penumpang atau kargo dari negara lain dan membawanya ke
negara ketiga

TUGAS:

1. Analisa apakah kebijakan open sky policy melanggar prinsip-prinsip kedaulatan negara?
2. Analisa apakah apakah ASEAN memiliki personalitas hukum untuk menyusun perjanjian
internasional dan memberlakukan perjanjian internasional tersebut kepada semua negara
anggotanya!

Jawaban :

1. Analisis apakah kebijakan open sky policy melanggar prinsip-prinsip kedaulatan negara:

Kebijakan Open Sky Policy (OSA) ASEAN sebagaimana dijelaskan tidak secara langsung
melanggar prinsip-prinsip kedaulatan negara. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan satu
pasar penerbangan ASEAN yang terbuka, mempromosikan konektivitas, dan meningkatkan
pertukaran penumpang dan kargo antara negara anggota. Meskipun kebijakan ini
mengharuskan negara anggota untuk memberikan kebebasan hak lalu lintas udara, hal ini
dilakukan melalui persetujuan dan konsensus bersama.
Dalam konteks OSA, negara anggota ASEAN masih memiliki kendali penuh atas wilayah
udara mereka dan berhak mengatur dan mengendalikan lalu lintas udara di wilayah mereka.
Mereka masih dapat mengatur aturan, regulasi, dan persyaratan yang berlaku untuk maskapai
penerbangan yang beroperasi di dalam wilayah udara mereka. Oleh karena itu, OSA dapat
dianggap sebagai upaya kerja sama dan integrasi regional dalam bidang penerbangan, bukan
pelanggaran terhadap kedaulatan negara.

2. Analisis apakah ASEAN memiliki personalitas hukum untuk menyusun perjanjian internasional
dan memberlakukan perjanjian internasional tersebut kepada semua negara anggotanya:

ASEAN memiliki personalitas hukum yang memungkinkan mereka untuk menyusun perjanjian
internasional dan memberlakukan perjanjian tersebut kepada negara-negara anggotanya.
Personalitas hukum ASEAN diatur dalam Piagam ASEAN, yang merupakan instrumen hukum
yang mendirikan dan mengatur kerja sama di antara negara-negara anggota.
Sebagai organisasi regional, ASEAN dapat menyusun perjanjian internasional dan
mengadopsi instrumen hukum lainnya melalui mekanisme yang ditetapkan dalam Piagam
ASEAN. Negara-negara anggota secara sukarela menyetujui dan mengikuti perjanjian dan
instrumen hukum yang disepakati oleh ASEAN. Meskipun pelaksanaan dan implementasi
perjanjian tersebut dapat bervariasi di setiap negara anggota, prinsip-prinsip dan tujuan yang
disepakati oleh ASEAN tetap menjadi dasar kerja sama dan koordinasi regional di berbagai
bidang, termasuk dalam konteks kebijakan Open Sky Policy ASEAN.

Anda mungkin juga menyukai