Anda di halaman 1dari 115

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No.

1 Tahun 2018

1
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

JURNAL ANALIS KEBIJAKAN


Volume 2 No. 1 Januari - Juni 2018

Penanggung Jawab
Dr. Muhammad Taufiq, DEA (Deputi Kajian Kebijakan, LAN)

Pemimpin Redaksi
Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm.

Redaktur
Meita Ahadiyati Kartikaningsih, Phd.

Mitra Bebestari
1. Dr. Adi Suryanto, M.Si.
2. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si.
3. Dr. Sunarto, M.Si.
4. Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si.
5. Prof. Dr. R. Siti Zuhro, MA.
6. Dr. Robert Na Endi Jaweng

Desain dan Tata Letak


Aldhino Niki Mancer, S.IP.
Pardamean Panjaitan, S.Kom., M.Ikom.

Alamat Redaksi
Pusat Pembinaan Analis Kebijakan
Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Lembaga Administrasi Negara
Gedung B Lantai 4
Jl. Veteran, No. 10, Jakarta, 10110
Telp: (021) 3868201-5 ext. 136
Website: pusaka.lan.go.id
Email: pusaka@lan.go.id dan analiskebijakan@gmail.com

i
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

JURNAL ANALIS KEBIJAKAN


Volume 2, Nomor 1, Januari - Juni 2018
ISSN (cetak) :2580-4383

DAFTAR ISI
Keredaksian......................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
Sambutan............................................................................................................................. iii
Sekapur Sirih....................................................................................................................... iv
Salam Redaksi ..................................................................................................................... v
PENGAWASAN E-COMMERCE SEBAGAI PERLINDUNGAN KONSUMEN
DI INDONESIA
Deky Paryadi ..................................................................................................................... 1
URGENSI REFORMASI BIROKRASI DAN REFORMASI REGULASI
DALAM MEMBANGUN TATA KELOLA EKONOMI DI INDONESIA
Paramita Nur Kurniati, Alita Roesida ............................................................................... 16
STRATEGI KEBIJAKAN PERCEPATAN PERIZINAN BERUSAHA MENUJU
TARGET EoDB 2020
M. Rezky Aditya Ardiyan, Sabilla Ramadhiani Firdaus .................................................. 31
MENGUKUR INISIATIF PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG
KEMUDAHAN BERUSAHA MELALUI LOCAL GOVERNMENT CAPACITY
FOR BUSINESS (LGCB) INDEX
Agit Kristiana, Muhammad Syafiq, Aldhino Niki Mancer............................................... 42
RE-THINKING KEBIJAKAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Erna Irawati, Putri Hening ................................................................................................ 53
DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI LOKAL: POTRET
TRANSFORMASI EKONOMI TIGA DESA DI JAWA
Rusman Nurjaman, Robby Firman Syah .......................................................................... 71
POLICY BRIEF CORNER ............................................................................................. 91
REFORMASI REGULASI DAN BIROKRASI PERIZINAN USAHA DALAM
MENDORONG PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAERAH
Tities Eka Agustine, Mohamad Yudha Prawira ............................................................... 92
PERCEPATAN PENAWARAN PARTICIPATING INTEREST 10% KEPADA
BUMD UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH
Barkun Kharisma Suko ..................................................................................................... 97
EDITORIAL OF CONCERN .......................................................................................... 103

ii
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

SAMBUTAN

Indonesia saat ini menempati posisi sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di
dunia dan banyak ekonom memperkirakan bahwa Indonesia mampu naik kelas menjadi
negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030 (McKinsey Global Institute, 2012).
Peluang ini yang kemudian menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo untuk terus
memperbaiki tata kelola ekonomi Indonesia yang tertuang secara tersurat dalam Nawa Cita.
Birokrasi menjadi mesin utama (enabling factor) penggerak perekonomian dari
tingkat lokal hingga internasional. Namun salah satu permasalahan utama yang terjadi dalam
membangun perekonomian adalah lemahnya peran pemerintah melalui instrumen
kebijakannya untuk membangun tata kelola ekonomi yang baik. Permasalahan kebijakan
pengembangan ekonomi seringkali masih dikooptasi oleh konflik kepentingan sesaat
kelompok elite tertentu yang bermotif politis, dan motif-motif sektoral lainnya. Berbagai
konflik kepentingan yang terjadi seringkali memicu tidak kondusifnya iklim usaha di
Indonesia dan hal ini sangat bertentangan dengan cita-cita membangun daya saing nasional
yang tengah menjadi prioritas kerja Presiden Joko Widodo.
Tema yang diangkat dalam Jurnal Analis Kebijakan Vol. 2 Nomor 1 Tahun 2018 saya
pandang penting untuk diangkat saat ini. Hasil-hasil analisis mendalam yang diulas oleh para
penulis dapat menjadi referensi dan sharing pembelajaran antar stakeholder kebijakan untuk
mendorong perbaikan kualitas kebijakan ekonomi pemerintah.
Saya mengucapkan terima kasih kepada para para penulis, mitra bebestari, pengelola
Jurnal Analis Kebijakan, serta pihak lain yang telah bekerja keras untuk dapat menyelesaikan
penerbitan jurnal ini. Akhir kata, saya ucapkan selamat atas terbitnya Jurnal Analis Kebijakan
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi perbaikan
kebijakan publik di Indonesia.

Deputi Bidang Kajian Kebijakan

Muhammad Taufiq

iii
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

SEKAPUR SIRIH

John Stuart Mill dalam karya besarnya di tahun 1848, “Principles of Political
Economy”, melihat betapa struktur kekuasaan sangat mempengaruhi pencapaian ekonomi
sebuah bangsa. Kekuatan pasar sebagai manifestasi kekuatan ekonomi dapat dipandang
sebagai sebuah institusi kekuasaan yang amat menentukan kesejahteraan banyak orang, maka
peran pemerintah dinilai sangat penting untuk mengatur pasar ini melalui kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkannya yang diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi
segenap warga bangsa serta mampu mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin
akan terjadi baik pada level lokal maupun global.
Berbicara soal tata kelola ekonomi maka amatlah menarik jika dicermati kembali
rumusan Nawa Cita dari Bapak Presiden Joko Widodo. Pada butir-butirnya yang ke-3, 5, 6,
dan 7, secara berturut-turut, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program
"Indonesia Pintar"; meningkatan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan daya saing di
pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik. Dari keempat visi dan misi Presiden ini bisa dikatakan bahwa isu
tata kelola ekonomi menjadi bagian yang amat dominan dan dianggap sebagai motor dari
kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Untuk mewujudkan tata kelola ekonomi yang sehat dan memiliki dampak yang luas
sesuai visi dan misi Nawa Cita, maka Pemerintah Indonesia dalam hal ini juga para ASN
diharapkan mampu meningkatkan kualitas kebijakan yang diambil Pemerintah mengingat
kompleksnya masalah kebijakan publik di Indonesia. Reformasi birokrasi dan reformasi
regulasi yang mampu mendukung kemudahan berusaha (ease of doing business) dan
menciptakan iklim kemudahan berusaha yang kondusif serta kebijakan yang mampu
memberikan perlindungan bagi konsumen di tengah meningkatnya penggunaan e-commerce ,
merupakan isu-isu yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Di dalam menjawab persoalan-persoalan di atas, Lembaga Administrasi Negara
melalui Jurnal Analis Kebijakan memiliki semangat untuk mendorong peran aktif Analis
Kebijakan dan para peneliti kebijakan lainnya di Indonesia, sesuai dengan bidang
kepakarannya masing-masing, untuk memberikan kontribusi pengetahuan serta menghasilkan
kebijakan-kebijakan baru yang inovatif dan mencerahkan yang mampu berkontribusi bagi
kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Jurnal Analis Kebijakan diharapkan mampu menjadi
rujukan informasi kebijakan yang handal bagi para pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan yang relevan.
Kepala LAN

Adi Suryanto

iv
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

SALAM REDAKSI

Dear Oasisenz,
Kemampuan pemerintah dalam mengelola urusan administrasinya pasti memberikan
dampak yang signifikan terhadap iklim ekonomi yang ada di wilayahnya. Tata Kelola
ekonomi di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan pasca reformasi 20 tahun silam.
Hal ini dibuktikan dengan tidak hanya tata kelola swasta saja yang sudah semakin transparan,
tapi tata kelola ekonomi pemerintah juga sudah mampu bersaing dan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Kini sudah banyak institusi yang mempublikasikan neraca
keuangannya sebagai bentuk akuntabilitas dalam pengelolaan urusan institusinya.
Di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, transaksi perdagangan
e-commerce berkembang dengan pesat dan tidak lagi melihat batas-batas wilayah negara. E-
commerce merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik yang berbeda dengan
transaksi jual beli konvensional dan lingkupnya pun tidak hanya lokal namun juga bersifat
global. Permasalahan muncul ketika terjadi kekosongan regulasi kaitannya dengan
pengawasan transaksi e-commerce. Hal ini muncul karena adanya perbedaan karakteristik
dimana e-commerce memiliki sifat yang lebih spesifik dibanding dengan perdagangan
konvensional. Oleh karena itu, Deky Paryadi dari Kementerian Perdagangan mencoba
membahas mengenai perlindungan konsumen dan e-commerce. Pembahasan difokuskan pada
bagian pengawasan e-commerce di Indonesia untuk menjamin terselenggaranya hak-hak
konsumen dalam transaksi e-commerce.
Salah satu tujuan pembangunan tata kelola ekonomi di Indonesia adalah untuk
meningkatkan kepercayaan pihak eksternal, termasuk investor dan lembaga pemeringkat,
terhadap potensi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun mikro. Tata kelola
ekonomi merupakan instrumen untuk membentuk iklim investasi yang kondusif dan
membangun daya saing industri nasional. Paramita Nur Kurniati dan Alita Roesida
mencoba menjelaskan bahwa reformasi birokrasi dan reformasi regulasi dipandang menjadi
faktor kunci dalam membangun tata kelola ekonomi nasional. Untuk itu, debirokratisasi,
deregulasi dan reregulasi harus terus diupayakan. Di samping itu, pelaksanaan gerakan
revolusi mental dan peningkatan kualitas Aparatur Sipil Negara harus dikedepankan dan
dilakukan bersamaan dengan restrukturisasi kelembagan birokrasi. Upaya-upaya tersebut
tentu membutuhkan dukungan dari segenap masyarakat berupa sikap optimisme dan
kepercayaan terhadap pemerintah. Hal ini merupakan modal penting bagi pemerintah untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Selanjutnya, M. Rezky Aditya Ardiyan dan Sabilla Ramadhiani Firdaus mencoba
mengulik strategi kebijakan percepatan perizinan berusaha di Indonesia. Hal ini menjadi
agenda yang penting dikarenakan peningkatan capaian Ease of Doing Business (EoDB) tahun
2018 menjadi suatu pijakan yang makin mantap untuk menyongsong tata kelola
perekenomian nasional yang semakin baik, dan tentu diharapkan dapat mendorong
kemudahan berusaha di Indonesia. Kebijakan yang hadir, sangat memiliki andil untuk
menggiring roda perekonomian bangsa. Kebijakan yang ramah untuk investor, namun tetap
disiplin dalam menegakkan kebijakan perizinan diharapkan dapat terjalin, di tingkat pusat
maupun daerah. Pasca diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang
Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat
dan mempermudah pelayanan untuk berusaha dengan penggunaan teknologi informasi

v
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single


Submission). Salah satu agenda kebijakan tersebut adalah dengan melakukan reformasi
peraturan perizinan berusaha, yang mana dalam reformasi peraturan tersebut pemerintah
pusat maupun daerah harus memahami konsep reformasi peraturan perizinan, bagaimana
prinsip dasar kebijakan percepatan pelaksanaan berusaha dan konsep evaluasi peraturan
terkait pelaksanaan proses perizinan berusaha agar sistem pelaksaksanaan berusaha yang
terintegrasi dapat tercipta di Indonesia.
Perbaikan tata kelola pada ranah pemerintah daerah ditunjukkan oleh Agit Kristiana,
Muhammad Syafiq, dan Aldhino Niki Mancer melalui instrumen Indeks Kapasitas
Pemerintah Daerah untuk mendukung investasi (Local Government Capacity for
Business/LGCB Index). Indeks LGCB dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan
inisiatif kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong kemudahan berusaha di daerah.
Penilaian Indeks dilakukan dengan menggunakan variabel pada penilaian Infrastruktur,
Keamanan, Ketenagakerjaan, SDM Pemerintah Daerah, Kebijakan, Pelayanan, Tren
Investasi, serta Daya Beli Masyarakat di daerahnya. Dari beberapa pemerintah daerah yang
dijadikan sebagai lokus, dapat diambil beberapa pembelajaran terkait penataan regulasi,
penguatan kapasitas pemerintah daerah, dan pentingnya pengembangan berbasis TIK untuk
pelayanan publik terpadu.
Salah satu peluang yang harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Indonesia saat ini
adalah tumbuhnya sektor ekonomi digital ditambah dengan bonus demografi Indonesia yang
berpotensi menjadi lahan subur tumbuhnya e-commerce di era Revolusi Industri 4.0. Di
tengah berbagai peluang yang ada Erna Irawati dan Putri Hening menelaah tantangan-
tantangan yang muncul dalam implementasi roadmap Peta Jalan Making Indonesia 4.0.
Beberapa tantangan yang ada antara lain permasalahan infrastruktur digital seperti
ketidakmerataan jaringan internet; disharmonisasi kebijakan yang tidak mendukung
implementasi peta jalan tersebut; serta kesiapan SDM yang belum memumpuni dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0. Pemerintah Pusat dan Daerah harus berkolaborasi untuk
mewujudkan strategi yang telah direncanakan dalam Peta Jalan yang telah disusun sehingga
dapat mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan visi peta jalan tersebut.
Dalam konteks desentralisasi yang sudah merambah hinggga ke level desa, Rusman
Nurjaman dan Robby Firman Syah mengangkat mengenai desa sebagai poros
pembangunan nasional berdasarkan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dan agenda Nawa Cita. Perubahan ini berimplikasi pada posisi desa dalam
pembangunan tidak lagi menjadi objek melainkan subjek pembangunan itu sendiri. Perspektif
baru ini juga menggeser model pembangunan desa dari government driven development atau
community driven development (CDD) menjadi village driven development (VDD). Dalam
sektor ekonomi, model pembangunan yang digerakkan oleh desa ini menempatkan desa
sebagai aktor penggerak ekonomi lokal. Artikel ini menampikan narasi atas pengalaman desa
dalam membangun ekonomi berdasarkan sejumlah studi kasus gerakan ekonomi berbasis
desa di tiga desa. Studi ini memberikan sejumlah pembelajaran penting, yakni terkait dengan
peran sejumlah faktor, antar lain kepemimpinan, tradisi berdesa, dan kemampuan
membangun jejaring dan melakukan kolaborasi, dalam mendorong penguatan institusi dan
efektivitas gerakan ekonomi berbasis desa sehingga bertranformasi menjadi desa unicorn.
Selain menyajikan artikel, Jurnal Analis Kebijakan juga mempublikasikan risalah
kebijakan atau policy brief yang akan mengulas isu-isu kebijakan dalam struktur yang lebih
ringkas, dan berorientasi pada pemberian rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti

vi
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dalam waktu cepat oleh para pembuat kebijakan. Dalam policy brief pertama, mencoba
membahas penciptaan iklim investasi untuk membangun tata kelola ekonomi yang lebih baik.
Penciptaan iklim investasi yang kondusif menjadi salah satu prioritas pemerintah di era
Jokowi-JK. Lebih jauh lagi, kegiatan prioritas yang tertulis dalam Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) 2018 telah menjadikan pelaksanaan harmonisasi dan simplifikasi peraturan perizinan;
serta pengembangan layanan perizinan terpadu menjadi kegiatan prioritas.
Kaitannya dengan hal di atas, Tities Eka Agustine dan Mohamad Yudha Prawira
mencoba membahas mengenai regulasi dan layanan perizinan (birokrasi). Tumpang tindihnya
regulasi pada tingkatan nasional menyebabkan regulasi daerah terus menjamur. Ketentuan
regulasi daerah yang belum disesuaikan dengan regulasi nasional hingga kebermasalahan
substansi yang menghambat iklim usaha masih menyisakan pekerjaan rumah. Di sisi lain,
pelimpahan kewenangan PTSP yang belum sempurna turut menambah daftar masalah dalam
peningkatan iklim investasi. Keterbatasan personil, penggunaan teknologi yang rendah dan
juga tidak tersedia panduan pelayanan perizinan membuat birokrasi perizinan belum bekerja
secara maksimal. Akibatnya, jumlah prosedur perizinan semakin panjang, waktu dan biaya
pun juga bertambah. Mengalir dari kondisi tersebut, maka dibutuhkan pendekatan yang
menyeluruh dimana seluruh komponen pemerintahan saling bersinergi. The whole
government approach, menjadi salah satu rekomendasi untuk menyederhanakan regulasi dan
birokrasi perizinan. Komitmen menyeluruh, konsistensi dalam evaluasi regulasi dengan
menggunakan alat pemantauan yang sama, penguatan dan pembinaan baik untuk instansi
vertikal serta horizontal perlu diinisiasi. Pada tataran birokrasi, penguatan kapasitas personil,
dukungan teknologi informasi serta panduan pelayanan perizinan akan menjadi tahapan
lanjutan yang komprehensif dalam memperbaiki iklim investasi di daerah.
Policy brief kedua ditulis oleh Barkun Kharisma Suko yang mencoba membahas
terkait Participating Interest 10 % (PI 10%) merupakan besaran sebesar maksimal 10% yang
wajib ditawarkan oleh Kontraktor kepada BUMD. PI 10% dimaksudkan untuk meningkatkan
peran serta daerah dalam pengelolaan industri migas di daerahnya. Proses penawaran PI 10%
masih belum berjalan dengan baik disebabkan sejumlah kendala seperti minimnya
pemahaman pemerintah daerah terkait PI 10%, perselisihan di daerah terkait pembagian porsi
saham, penunjukan BUMD yang belum memenuhi syarat dan permasalahan pada proses
verifikasi BUMD. Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut,
dalam policy brief ini mencoba menjabarkan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan
tersebut guna mempercepat proses penawaran PI 10%.
Lembaga Administrasi Negara menyampaikan terima kasih kepada para penulis yang
telah berpartisipasi aktif menyebarluaskan gagasan konstruktifnya untuk peningkatan kualitas
kebijakan publik di Indonesia melalui media Jurnal Analis Kebijakan. Kami nantikan
partisipasi aktif dari para penulis baik analis kebijakan maupun pemerhati kebijakan lainnya
untuk menuliskan hasil analisis kebijakannya dalam penerbitan Jurnal Analis Kebijakan edisi
berikutnya.
Salam Analis Kebijakan.

Jakarta, Juni 2018


Tim Redaksi

vii
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

ARTIKEL JURNAL

viii
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

PENGAWASAN E COMMERCE SEBAGAI PERLINDUNGAN KONSUMEN


DI INDONESIA
SUPERVISION OF E-COMMERCE AS CONSUMER PROTECTION IN INDONESIA

Deky Paryadi
Pusat Pengkajian Kerjasama Perdagangan Internasional,
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan

Abstrak
Transaksi perdagangan e-commerce berkembang dengan pesat dan tidak lagi melihat batas-
batas wilayah negara. Dengan karakteristik yang berbeda dengan perdagangan konvensional
dan belum adanya regulasi yang secara khusus menangani e-commerce menjadikan
kekosongan hukum dalam hal pengawasan transaksi e-commerce. Penelitian ini
menggunakan data-data sekunder dalam melihat permasalahan pengawasan, yaitu berupa
artikel, buku, hasil penelitian, jurnal, makalah dan tulisan ilmiah lainnya di bidang hukum
yang membahas mengenai perlindungan konsumen dan e-commerce. Pengawasan akan
mudah dilakukan apabila status pelaku usaha e-commerce terdaftar sesuai regulasi yang
berlaku. Pengawasan tidak serta merta tanggung jawab Pemerintah, namun masyarakat
sebagai konsumen harus ikut andil dalam pengawasan.
Kata Kunci : e-commerce, pengawasan, perlindungan konsumen

Abstract
E-commerce trade transactions are growing rapidly and no longer see the boundaries of the
country. Different characteristics from conventional trading and absence of regulations
concerning e-commerce create legal vacuum in terms of monitoring e-commerce
transactions. This study utilized secondary data in looking at supervisory issues, including
articles, books, research results, journals, papers and other scientific papers in the field of
law that discusses consumer protection and e-commerce. Supervision will be less problematic
if the status of e-commerce business actor is registered according to applicable regulation.
Supervision should not entirely be Government responsibility, but the community as
consumers must take part in the supervision.
Keywords : e-commerce, supervision, consumer protection

A. Pendahuluan menggunakan internet sebagai sarana


bertransaksi. Asia masih menjadi pasar
Pesatnya perkembangan e-commerce
yang menjanjikan bagi pertumbuhan e-
beberapa tahun belakangan ini membuat e-
commerce, terutama Cina dan negara
commerce menjadi prospek bisnis yang
ASEAN. Diprediksi pertum-buhan e-
besar dalam dunia perdagangan. Dengan
commerce di ASEAN dari tahun 2013
jumlah penduduk yang hampir lebih dari
258 juta jiwa (IMF, 2017), pasar e- hingga 2017 mencapai 25%, hasil ini
commerce Indonesia pada tahun 2013 masih jauh berada diatas pertumbuhan
pasar di Amerika Serikat yang hanya 11 %
mencapai US$ 1,3 miliar. Indonesia
dan negara Uni Eropa yang hanya 10%
merupakan pasar potensial bagi bisnis e-
(Kearney, 2015).
commerce, tercatat pengguna internet di
Indonesia mencapai 39 juta di mana Volume e-commerce diprediksi akan
sekitar 5 juta atau 12 % diantaranya menyaingi volume perdagangan konven-

1
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

sional, hal ini tidak mengherankan jika kita mulai diperkenalkan. Perkembangan inter-
lihat keuntungan dari e-commerce tersebut, net ini mendorong transaksi-transaksi
seperti jangkauan pasar yang luas dan perdagangan internasional semakin cepat.
dapat menekan biaya operasional atau Dengan internet, batas-batas wilayah
promosi (overhead) sebab perusahaan negara dalam melakukan transaksi dagang
tidak harus membuka gerai (showroom) di menjadi tidak lagi signifikan. Praktik
berbagai tempat dan memasang iklan perdagangan melalui internet digambarkan
promosi di berbagai media untuk memper- juga sebagai “final frontiers of commerce”
kenalkan produknya, cukup hanya dengan pada abad ke-21 ini (Kamlesh K. &
membuat homepage atau website saja yang Debjani Nag).
berisi informasi perusahaan beserta Banyaknya kemudahan dalam meng-
produk-produknya. Industri e-commerce di akses internet membuat konsumen e-
Indonesia diharapkan mampu terus ber- commerce meningkat, beberapa alasannya
kembang. Tak cuma sekadar mendukung antara lain, adalah praktis, kemudahan
perekonomian negeri ini, tapi juga menjadi sistem pembayaran, efisiensi waktu dan
tulang punggung Indonesia di era digital banyaknya harga promo yang menarik dari
ekonomi (http://biz.kompas.com).
pelaku usaha online. Namun di balik
Dalam kaitannya melakukan e- segala kemudahan dan keuntungan yang
commerce, terdapat 2 (dua) cara melaku- ditawarkan, timbul pula kekhawatiran akan
kan transaksi e-commerce yaitu melalui tanggung jawab perusahaan online kepada
media internet dan melalui aplikasi konsumen e-commerce mengingat begitu
Electronic Data Interchange (EDI) yang banyaknya perusahaan online. Melihat hal
digunakan untuk mentransfer dokumen tersebut, maka akan sangat penting melihat
secara elektronik seperti order pembelian, konsumen sebagai subjek yang sangat erat
invoice, dokumen pengapalan dan kores- kaitannya dengan bisnis online tersebut.
pondensi bisnis lainnya. EDI adalah cara Dengan segala kemudahan yang
mengganti transaksi melalui kertas ke diperoleh dari perkembangan e-commerce
dalam bentuk elektronik (Kamlesh K. &
menjadikan adanya potensi pelanggaran
Debjani Nag, 1999). Perkembangan yang akan dialami konsumen dalam
internet dalam intensitas tinggi, pening-
melakukan transaksi e-commerce. Anca-
katan kapasitas, kemudahan mengakses
man yang dimaksud adalah terdapatnya
dan semakin murahnya biaya penggunaan pelanggaran-pelanggaran yang berpotensi
internet menyebabkan perubahan revolu- merugikan konsumen dalam setiap
sioner dalam penggunaannya di berbagai transaksi. Dalam kenyataannya, banyak
bidang, seperti komunikasi, hiburan, kendala yang dihadapi terkait masalah
pariwisata dan bidang lainnya. Namun dari perlindungan konsumen dalam transaksi e-
sekian banyak tersebut, bidang perdagang- commerce, seperti ketidakjelasan hukum
an yang mengalami perkembangan paling antar pelaku e-commerce, termasuk
signifikan dalam penggunaan media mengenai hubungan-hubungan hukum dari
internet di masyarakat. para pihak yang melakukan transaksi e-
Perkembangan aturan-aturan perda- commerce.
gangan juga tidak terlepas dari pengaruh Hukum harus dapat menegaskan
perkembangan teknologi. Pengaruh tekno- secara pasti hubungan-hubungan hukum
logi tersebut semakin nyata dengan dari para pihak yang melakukan transaksi
lahirnya e-commerce. Perkembangan yang e-commerce. Tingginya pelanggaran dan
cukup signifikan terjadi dengan melihat penipuan transaksi e-commerce serta
dari kuantitas transaksi melalui sarana e-
rendahnya kualitas pasca layanan, meru-
commerce ini. E-commerce mulai berkem- pakan hambatan utama dalam membangun
bang secara signifikan ketika internet kepercayaan kepada masyarakat digital di

2
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pengaturan dalam UU ITE pada


banyaknya kasus jual beli data yang dasarnya memberikan panduan pengaturan
banyak dilakukan sehingga kasus phising mengenai e-commerce di Indonesia. Hal
di perbankan. ini dapat dilihat dari ruang lingkup UU
ITE. Berdasarkan penjelasan dari Pasal 2,
Menurut Indeks Kepercayaan Digital
pengaturan ini didasarkan karena peman-
(Digital Trust Index) dalam laporan Fraud
faatan teknologi informasi untuk informasi
Management Insights 2017 yang diterbit-
dan transaksi elektronik bersifat lintas
kan Experien dan International Data
teritorial atau universal. Selanjutnya
Corporation (IDC), Indonesia hanya mem-
‘merugikan kepentingan Indonesia’ juga
peroleh skor 1,8 dalam hal tingkat
memiliki ruang lingkup yang cukup luas
kepercayaan publik. Konsumen di
yaitu meliputi namun tidak terbatas pada
Indonesia memiliki toleransi yang lebih
merugikan kepentingan ekonomi nasional,
tinggi terhadap pelanggaran transaksi e-
perlindungan data strategis, harkat dan
commerce dibandingkan negara Asia
martabat bangsa, pertahanan dan keaman-
Pasifik yang lain. Berbeda dengan negara-
an negara, kedaulatan negara, warga
negara maju yang cenderung lebih intoler-
negara serta badan hukum Indonesia.
an terhadap pelanggaran e-commerce.
Dalam Pasal 10 disebutkan bahwa pelaku
Belum adanya perangkat hukum usaha yang terlibat dalam transaksi
yang secara spesifik mengatur kegiatan e- elektronik dapat disertifikasi oleh lembaga
commerce di Indonesia, menjadikan kegia- sertifikasi keandalan. Dengan penggunaan
tan e-commerce selama ini berjalan secara kata ‘dapat’ menunjukkan bahwa sertifi-
auto-pilot. Padahal pranata hukum meru- kasi ini tidak bersifat wajib sehingga
pakan salah satu instrumen utama dalam dalam implementasinya dimungkinkan
sebuah usaha. Perlindungan hak-hak tidak seragam antara satu pelaku usaha
konsumen e-commerce di Indonesia masih dengan pelaku usaha lainnya.
rentan. Belum diaturnya transaksi e-
UU Perlindungan konsumen merupa-
commerce secara spesifik dalam regulasi
kan pedoman pelaku usaha dan konsumen
di Indonesia, menjadikan payung hukum
dapat menjalankan usahanya secara fair
transaksi e-commerce terdapat di beberapa
dan tidak merugikan konsumen. Perlin-
bentuk regulasi, diantaranya
dungan konsumen dalam era digital e-
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun
commerce ini menjadi hal yang penting
2008 mengenai Informasi dan
dan dibutuhkan, ketika penjual dan pem-
Transaksi Elektronik (“UU ITE”);
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 beli hanya bermodalkan asas kepercayaan
mengenai perdagangan (“UU dalam melakukan transaksi perdagangan
elektronik. Jangan sampai perdagangan
Perdagangan”);
elektronik dijadikan alat bagi pihak yang
c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tidak bertanggung jawab dalam memasar-
tentang Perlindungan Konsumen (UU
kan produknya (http://news.liputan6.com).
Perlindungan Konsumen);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun Perdagangan melalui e-commerce
2012 mengenai Penyelenggaraan Sis- juga menjadi perhatian khusus dalam UU
tem dan Transaksi Elektronik (PP 82 No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
Tahun 2012); dan Adanya Bab VIII tentang Perdagangan
e. Rancangan Peraturan Pemerintah Melalui Sistem Elektronik Pasal 65 dan 66
tentang e-commerce sebagai imple- UU Perdagangan, maka semuanya akan
mentasi atas UU Perdagangan yang diatur dengan jelas mulai dari identitas dan
belum disahkan hingga saat ini (RPP e- legalitas pelaku usaha, persyaratan teknis
commerce). barang dan kualifikasi jasa yang ditawar-

3
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kan, harga dan cara pembayaran, sampai Indonesia yang memang dirasa belum siap.
dengan cara penyerahan barang. E-commerce merupakan model perjanjian
jual beli dengan karakteristik yang berbeda
UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang
dengan transaksi jual beli konvensional
perlindungan konsumen memang telah
dan lingkupnya pun tidak hanya lokal
mengatur hak dan kewajiban bagi
namun juga bersifat global. Sifatnya yang
produsen dan konsumen, namun tidak
sangat spesifik menjadikan e-commerce
secara spesifik dapat diterapkan dalam e-
memerlu-kan regulasi serta treatment
commerce. Belum adanya regulasi khusus
khusus, terutama terkait dengan pengawas-
yang mengatur masalah perjanjian virtual,
an transaksi e-commerce. Belum adanya
maka secara otomatis perjanjian-perjanjian
regu-lasi yang secara khusus menangani e-
di internet tersebut akan diatur oleh hukum
commerce menjadikan kekosongan hukum
perjanjian yang berlaku secara konvensio-
dalam hal pengawasan transaksi e-
nal.
commerce.
Dalam PP 82 Tahun 2012 tentang
Berdasarkan latar belakang tersebut
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
terdapat permasalahan yang hendak diang-
Elektronik khususnya Pasal 10, dalam hal
kat dalam studi ini, antara lain adalah
penyelenggaraan sistem elektronik, diatur
bagai-mana peran dan fungsi pemerintah
bahwa tenaga ahli untuk sektor strategis
dalam pengawasan e-commerce di
harus merupakan WNI. Dalam hal tenaga
Indonesia untuk menjamin terselenggara-
ahli belum tersedia, dimungkinkan untuk
nya hak-hak konsumen dalam transaksi e-
memperkerjakan WNA. Dalam penje-
commerce.
lasannya disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan “Sistem Elektronik yang bersifat B. Studi Literatur
strategis” adalah Sistem Elektronik yang
dapat berdampak serius terhadap kepen- a. Pengawasan Perdagangan
tingan umum, pelayanan publik, kelan- Definisi pengawasan, menurut
caran penyelenggaraan negara, atau per- Peraturan Menteri Perdagangan No.20/M-
tahanan dan keamanan negara. Contoh: DAG/ PER/5/2009 tentang Ketentuan dan
Sistem Elektronik pada sektor kesehatan, Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau
perbankan, keuangan, transportasi, perda- Jasa adalah serangkaian kegiatan yang
gangan, telekomunikasi, atau energi. diawali pengamatan kasat mata, penguji-
an, penelitian dan survei terhadap barang
Rancangan Pemerintah terkait e- atau jasa, pemenuhan ketentuan standar,
commerce yang saat ini tengah disusun pencantuman label, klausula baku, cara
seolah menambah keyakinan pelaku usaha
menjual, pengiklanan, serta pelayanan
bahwa pemerintah tidak serius untuk purna jual barang dan jasa beredar di
mendorong industri berbasis elektronik.
pasar adalah barang atau jasa yang
Sementara untuk ketentuan lebih lanjut ditawarkan, dipromosikan, diiklankan,
akan diatur dalam Peraturan Pemerintah diperdagangkan, dipergunakan, atau
yang hingga saat ini masih didorong dimanfaatkan konsumen di wilayah
penyelesaiannya. Indonesia baik produksi dalam negeri
Dari latar belakang yang telah maupun luar negeri.
dipaparkan sebelumnya, terdapat hal yang Adapun ruang lingkup dari penga-
belum diperhatikan yaitu masalah wasan yang dilakukan meliputi barang
pengawasan. Sudah menjadi rahasia umum dan/atau jasa yang beredar di pasar,
masalah pengawasan merupakan kendala barang yang dilarang beredar di pasar,
yang amat sulit dikarenakan kondisi barang yang diatur tata niaganya, perda-
geografis dan kondisi infrastruktur serta gangan barang-barang dalam pengawas-
sumber daya manusia aparat pemerintah di an, serta distribusi. Pengawasan peme-

4
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

nuhan ketentuan standar dilakukan barang dan/atau jasa yang ditawarkan


terhadap barang dan/atau jasa yang mempunyai kondisi yang baik namun
beredar di pasar, yang telah diberlakukan pada kenyataannya tidak (Nasution,
Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib, 2001).
SNI yang diterapkan oleh pelaku usaha, Dalam transaksi e-commerce, aspek
atau persyaratan teknis lain yang tanggung jawab juga berlaku untuk
diberlakukan wajib oleh instansi teknis pelaku usaha, dalam hal ini merchant,
yang berwenang. Untuk mencegah apabila konsumen menemui barang
timbulnya pelanggaran terhadap konsu- dan/atau jasa yang dibelinya tidak sesuai
men maka dibentuk Badan Penyelesaian perjanjian. Aspek tanggung jawab pelaku
Sengketa Konsumen (BPSK), yang usaha dalam UU Perlindungan Konsumen
tugasnya tidak hanya menyelesaikan diatur dalam Pasal 19 sampai dengan
sengketa, namun juga melakukan penga- Pasal 28. Aspek ini berlaku pada saat
wasan terhadap pencantuman klausula pelaku usaha melakukan perbuatan yang
baku. menyebabkan kerugian bagi konsumen.
b. Transaksi E-Commerce Dalam UU Kerugian ini dapat berupa kerusakan,
Perlindungan Konsumen pencemaran barang dan/atau jasa yang
Dalam konteks hukum perlindungan diperdagangkan oleh pelaku usaha. Aspek
konsumen yang berlaku di Indonesia, tanggung jawab ini tidak hanya berlaku
yaitu UU No 8 Tahun 1999 tentang bagi pelaku usaha dalam memproduksi
Perlindungan Konsumen, hak dan kewa- barang dan/atau jasa, namun juga bagi
jiban konsumen dan pelaku usaha telah pelaku usaha periklanan serta importir
diatur dengan jelas dan tegas. Untuk hak barang atau penyedia pelaku jasa asing.
dan kewajiban konsumen diatur dalam Aspek hukum perlindungan konsu-
Pasal 4 dan 5 UU Perlindungan Konsu- men di atas akan berlaku apabila diantara
men, sedangkan untuk hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen berada dalam
pelaku usaha diatur dalam Pasal 6 dan 7 satu wilayah yurisdiksi yang sama yaitu
UU Perlindungan Konsumen. Dalam
yurisdiksi Indonesia. Masalah akan
pasal-pasal tersebut diatur bagaimana timbul apabila antara pelaku usaha dan
proporsi atau kedudukan konsumen dan
konsumen memiliki yurisdiksi yang
pelaku usaha dalam suatu mekanisme
berbeda. Untuk pelaku usaha yang berada
transaksi bisnis atau perdagangan. dil uar wilayah Indonesia, sebenarnya
Dalam konteks transaksi e- tergantung kepada perjanjian antara para
commerce, aspek hukum perlindungan pihak yang telah disepakati sebelumnya.
konsumen yang berkaitan langsung Biasanya dalam kontrak akan dimuat
dengan konsumen adalah yang mengenai klausula choice a law (pilihan hukum),
aspek perbuatan yang dilarang bagi namun dari beberapa yang ada di
pelaku usaha dan tanggung jawab pelaku lapangan, seperti halnya amazon.com,
usaha. Aspek perbuatan yang dilarang dalam klausula condition of use yang
bagi pelaku usaha dalam UU Perlin- diterbitkannya, amazon.com menegaskan
dungan Konsumen diatur dalam Pasal 8 bahwa untuk setiap transaksi yang
sampai dengan Pasal 17. Aspek ini dapat dijalankannya berlaku The Law of State of
diberlakukan apabila dapat dibuktikan Washington sebagai pilihan hukumnya
bahwa barang dan/jasa yang diper- (Nasution, 2001). UU Perlin-dungan
dagangkan melalui e-commerce melang- Konsumen belum secara jauh mengatur
gar ketentuan ini. Selanjutnya terkait tentang hal tersebut, dan apabila suatu
dengan hal ini pula tentang dilarangnya ketika terjadi suatu sengketa maka
iklan yang menyesatkan konsumen instrumen hukum yang tepat digunakan
maupun yang mengelabui, seolah-olah adalah menggunakan hukum perdata

5
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

internasional, seperti perjanjian dan Secara sistematis lingkup pengaturan


yurisprudensi. mengenai perdagangan yang diatur
didalam UU perdagangan ini meliputi,
Prinsip utama transaksi secara online
perdagangan dalam negeri, perdagangan
di Indonesia masih lebih mengedepankan
luar negeri, perdagangan perbatasan,
aspek kepercayaan atau “trust” terhadap
standarisasi, perdagangan melalui sistem
penjual maupun pembeli. Prinsip
elektronik, perlindungan dan pengamanan
keamanan infrastruktur transaksi secara
perdagangan, pemberdayaan koperasi dan
online seperti jaminan atas kebenaran
usaha mikro kecil menengah, pengem-
identitas penjual/pembeli, jaminan
bangan ekspor, kerjasama perdagangan
keamanan jalur pembayaran (payment
internasional, sistem informasi perda-
gateway), jaminan keamanan dan
gangan, tugas dan wewenang pemerintah
keandalan website e-commerce belum
di bidang perdagangan, komite perda-
menjadi perhatian utama bagi penjual
gangan nasional, pengawasan dan
maupun pembeli, terlebih pada transaksi
penyidikan.
berskala kecil sampai medium dengan
nilai nominal transaksi yang tidak terlalu Terkait dengan e-commerce, dalam
besar (misalnya transaksi jual beli melalui UU Perdagangan juga telah mengatur
jejaring sosial, komunitas online, toko mengenai perdagangan melalui sistem
online, maupun blog). elektronik atau e-commerce, yang diatur
dalam Pasal 65 dan 66. Pemberlakuan
Adanya payung hukum yang jelas
aturan e-commerce yang tercantum di
terkait perlindungan konsumen dan
dalam UU Perdagangan ini berlaku untuk
kesadaran masyarakat terhadap product
skala internasional. Maksudnya adalah
awarnesss diharapkan dapat mengurangi
seluruh transaksi elektronik yang dilaku-
atau meminimalisir resiko terjadinya
kan pelaku usaha dalam negeri dan luar
praktek perdagangan yang curang yang
negeri, yang menjadikan Indonesia
dapat melindungi konsumen, terutama
sebagai pasar wajib mematuhi aturan e-
konsumen e-commerce.
commerce yang ada di dalam UU Perda-
c. E-Commerce Dalam UU gangan dan peraturan pelaksanaannya
Perdagangan (Nasution, 2001). Dalam UU Perdagang-
Undang-Undang perdagangan ini an ini, Pemerintah mengatur bagaimana
merupakan manifestasi dari keinginan un- transaksi elektronik dan bisnis online
tuk memajukan sektor perdagangan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaku
dituangkan dalam kebijakan perdagangan bisnis dan dapat memberikan perlindung-
dengan mengedepankan kepentingan an terhadap konsumen. Tujuan dari
nasional. Hal ini sangat jelas dalam Pasal pengaturan e-commerce dalam UU
2 huruf (a) UU Perdagangan tersebut Perdagangan adalah untuk memberikan
yang menyatakan bahwa: “Kebijakan perlindungan kepada konsumen dan juga
perdagangan disusun berdasarkan asas bagi para pelaku usaha.
kepentingan nasional”. Kepentingan
Dalam pasal 65 UU Perdagangan ini
nasional tersebut antara lain meliputi:
mewajibkan pelaku usaha e-commerce
mendorong pertumbuhan ekonomi, men-
untuk menyediakan data dan/atau infor-
dorong daya saing perdagangan, melin-
masi secara lengkap dan benar sehingga
dungi produksi dalam negeri, memperluas
pasar tenaga kerja, perlindungan konsu- akan memudahkan untuk menelusuri
men, menjamin kelancaran/ketersediaan legalitasnya. Hal ini sangat baik dalam
segi perlindungan konsumen namun,
barang dan jasa, penguatan UMKM dan
implementasi dari ketentuan ini akan sulit
lain sebagainya (Nasution, 2001).
terwujud jika aturan pelaksananya tidak
segera diterbitkan oleh pemerintah,

6
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

karena e-commerce itu sendiri sangat hal perlindungan konsumen. Isu yang pen-
kompleks dan terjadi di lintas negara. ting dari perdagangan e-commerce dalam
Undang-undang Perdagangan berusaha UU Perdagangan ini adalah bagaimana UU
untuk merumuskan sebuah kebijakan ini dapat melindungi pelaku usaha mikro
untuk mengatur perdagangan, baik itu yang baru berkembang tanpa mengesam-
perdagangan dalam negeri maupun luar pingkan perlindungan konsumen. Adanya
negeri melalui sebuah kebijakan dan amanat dari Pasal 65 UU Perdagangan
pengendalian, dan salah satunya adalah terkait pelaku usaha e-commerce yang
terkait dengan perlindungan konsumen. diharuskan menyediakan data dan
informasi akan memberikan dampak baik
Kementerian Perdagangan bersama
bagi perlindungan konsumen. Dalam Pasal
stakeholder terkait sedang menyusun
65 ayat (4) UU Perdagangan disebutkan:
peraturan pelaksana berupa Rancangan
(4) Data dan/atau informasi
Peraturan Pemerintah yang relevan terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan perdagangan e-commerce sebagai
paling sedikit memuat:
implementasi dari amanat Pasal 66 UU
a. identitas dan legalitas Pelaku
Perdagangan. Hal ini merupakan awal
Usaha sebagai produsen atau
yang baik karena akhirnya Indonesia
Pelaku Usaha Distribusi;
memiliki dasar hukum untuk melakukan
pengelolaan perdagangan transaksi elek- b. persyaratan teknis Barang yang
tronik. Pengaturan e-commerce ini tentu- ditawarkan;
c. persyaratan teknis atau kualifi-kasi
nya dapat memberikan kejelasan bagi
Jasa yang ditawarkan;
pelaku usaha e-commerce dan konsumen
d. harga dan cara pembayaran
masyarakat yang sering melakukan
Barang dan/atau Jasa; dan
kegiatan bisnis berbasis internet. Sebagai-
e. cara penyerahan Barang.
mana dijelaskan sebelumnya pangsa pasar
e-commerce Indonesia merupakan Pasal 65 UU Perdagangan ini hampir
tertinggi di ASEAN dan diperkirakan selaras dengan ketentuan Pasal 25
akan tumbuh sekitar US$ 25-30 miliar Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2012
(Kearney, 2015). Tentang Penyelenggara Sistem Transaksi
Aspek perlindungan konsumen Elektronik (PP PSTE). Harmonisasi kebi-
dalam UU perdagangan dapat dilihat dari jakan ini penting untuk dapat menjamin
adanya aturan terkait standarisasi dan adanya kepastian hukum dalam menjalan-
label. Hal ini akan sangat mendukung kan bisnis e-commerce baik bagi pelaku
praktek perlindungan bagi konsumen. usaha maupun bagi konsumen. Sehingga
Adanya aturan standarisasi sebuah produk pelaku bisnis e-commerce dapat menja-
menjadikan suatu produk yang akan lankan bisnisnya tanpa mengabaikan
dijual ke konsumen memiliki kualitas perlindungan sebagai konsumen.
yang sudah terstandar dan diakui oleh Penguatan perlindungan konsumen
peme-rintah, sehingga akan mengurangi dalam perdagangan e-commerce adalah
resiko dari segi keamanan dan kesela- aspek yang sangat penting. Selain aturan
matan konsumen. Terkait dengan label, dan regulasi, diperlukan juga penguatan
hal ini juga salah satu aspek perlindungan dalam bentuk mekanisme kelembagaan
konsumen dalam UU Perdagangan, yang meningkatkan signifikansi dan
karena dalam ketentuannya semua kepercayaan (kredibilitas) dari
barang/jasa yang masuk ke Indonesia lembaga‐lembaga terkait yang memiliki
harus menggunakan label bahasa kewenangan untuk melindungi kedua
Indonesia. belah pihak (pelaku usaha dan konsumen)
Dalam UU Perdagangan tersebut dari praktik penipuan dan penyalahguna-
telah memuat beberapa poin penting dalam an media internet.

7
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Bentuk penguatan mekanisme C. Metode Penelitian


kelembagaan dapat dilakukan dengan Metode penelitian yang digunakan
memperkuat fungsi lembaga keandalan dalam penelitian ini adalah penelitian
sebagai pihak ketiga yang dapat dipercaya hukum Juridis Normative, penelitian ini
dalam menerbitkan Sertifikat Digital dan berbasis pada analisis terhadap norma
membuat iklim perdagangan Elektronis hukum, yaitu hukum dalam arti law as it is
menjadi lebih aman dan terpercaya oleh written in the books and statutes (dalam
masyarakat pengguna. Untuk dapat literatur dan peraturan perundang-
berjalan secara efektif, UU Perdagangan undangan) (Dworkin, 1973). Metode ini
yang ada saat ini membutuhkan suatu dipilih karena obyek kajian penelitian
Peraturan Pemerintah terkait e-commerce adalah mengenai fakta-fakta empiris
agar dapat menjalankan aturan-aturan e- (reality) dari interaksi antara hukum dan
commerce tersebut. masyarakat.
Sertifikasi bagi pelaku usaha pada Penelitian ini menggunakan data
Perdagangan e-commerce telah diatur sekunder yang diperoleh melalui studi
secara komprehensif dalam hukum positif kepustakaan. Penggunaan data sekunder
lain, yaitu melalui UU ITE dan PP PSTE. atau kepustakaan dimaksudkan untuk:
Sementara terkait dengan pembayaran 1) memberikan informasi kepada
online, RPP e-commerce sebaiknya meni- pembaca mengenai hasil penelitian lain
tikberatkan eksistensi sertifikasi bagi
yang berhubungan dengan penelitian
pelaku usaha (merchant) e-commerce ter- yang sedang dilakukan,
kait penyelenggaraan pembayaran secara 2) menghubungkan suatu penelitian yang
online. Tujuan sertifikasi penyelenggara dilakukan secara berkesinambungan
pembayaran e-commerce adalah untuk untuk mengisi kekurangan dan
meningkatkan keamanan dan kenyaman- memperluas penelitian lainnya, dan
an bertransaksi melalui sistem pembayar- 3) memberikan kerangka dan acuan untuk
an online. Sertifikasi penyelenggara ini membandingkan suatu penelitian
dilakukan oleh penyedia jasa keuangan
dengan temuan-temuan lainnya.
(PJK), serta diatur dan diawasi oleh
otoritas jasa keuangan terkait (BI) sebagai Adapun data sekunder dalam peneli-
suatu bagian tak terpisahkan dari lalu tian ini menggunakan bahan hukum
lintas sistem pembayaran nasional. primer, bahan hukum sekunder, bahan
Pemerintah melalui juga perlu mem- hukum tersier dan bahan non hukum.
bangun kepercayaan antara pelaku usaha Bahan hukum primer berupa peraturan
dan konsumen dalam perdagangan e- perundang-undangan terkait perlindungan
commerce melalui penerapan praktik konsumen dan perdagangan elektronik.
bisnis yang adil dan tidak merugikan Bahan hukum sekunder berupa artikel,
semua pihak. Penerapan praktik bisnis buku, hasil penelitian, jurnal, makalah dan
yang adil memerlukan penguatan sistem tulisan ilmiah lainnya di bidang hukum
hukum yang mangatur perlindungan yang membahas mengenai perlindungan
kedua belah pihak (pelaku usaha dan konsu-men dan e-commerce. Bahan
konsumen), kebijakan praktis, dan hukum tersier berupa kamus dan
kebijakan proteksi yang dapat diandalkan, ensiklopedia hukum serta dari media
yang bertujuan untuk meningkatkan elektronik berupa internet. Bahan non
kepercayaan konsumen dan menjaga hukum adalah segala dokumen, gambar,
derajat keseimbangan hak dan kewajiban data statistik, berita surat kabar dan
antara konsumen dan pelaku usaha dalam berbagai artikel umum.
transaksi perdagangan e-commerce. Data yang terkumpul dalam peneli-
tian ini akan dianalisis secara deskriptif

8
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dengan pendekatan kualitatif (qualitative baik terhadap transaksi e-commerce.


approach), yaitu dengan memberikan Fungsi pengawasan yang diamanatkan
pemaparan dan menjelaskan secara me- oleh UU perdagangan hanya sebatas pada
nyeluruh dan mendalam (holistic/vers- perdagangan secara umum bukan pada
telen), berdasarkan kata-kata yang disusun perdagangan e-commerce yang memiliki
dalam sebuah latar ilmiah, untuk me- karakteristik yang berbeda dengan perda-
ngungkap apa yang tampak maupun yang gangan konvensional.
terdapat dibalik peristiwa nyata dengan Adanya celah dalam fungsi penga-
maksud mencari pemahaman dan jawaban wasan ini dapat menjadi celah bagi pelang-
dari pokok permasalahan penelitian. garan-pelanggaran dalam transaksi e-
commerce, seperti masalah standarisasi.
D. Analisis dan Pembahasan
Mudahnya bertransaksi di internet dengan
a. Pengawasan Transaksi E-Commerce iming-iming harga yang murah, terkadang
Maraknya perdagangan online atau banyak konsumen hanya melihat pada
yang kita sebut e-commerce belakang ini harga yang murah, bukan pada kualitas
menjadikan masyarakat sangat dimudah- barang yang dijual. Hal ini yang menjadi-
kan dalam melakukan transaksi dalam kan celah bagi pelaku usaha/importir nakal
memenuhi berbagai kebutuhannya. Pene- untuk menyiasati masuknya barang-barang
rapan e-commerce telah menjadi sesuatu yang seharusnya tidak memenuhi standari-
yang lumrah dilakukan oleh para pelaku sasi yang ditetapkan oleh pemerintah
usaha untuk menyesuaikan diri dengan melalui Standar Nasional Indonesia (SNI),
kebutuhan pasar. Perkembangan e- namun lewat transaksi e-commerce
commerce secara global memberikan barang-barang produk non SNI ini dapat
peluang bagi perusahaan kecil, menengah bebas masuk di masyarakat.
untuk bersaing lebih baik dengan peru-
Dari ketentuan perundangan-undang-
sahaan besar karena akses pasar yang
an regulasi yang telah ada, terlihat
menjadi setara. Peluang ini hanya bisa
Pemerintah sangat concern terhadap per-
dimanfaatkan pelaku usaha yang kompeten
lindungan konsumen di Indonesia. Namun
dalam pemanfaatan e-commerce.
seperti kita ketahui, maraknya perda-
Pelaksanaan transaksi e-commerce gangan online dewasa ini menjadikan
harus diimbangi dengan adanya pengawas- semakin terbukanya pangsa pasar di
an yang tegas dalam setiap implementasi- Indonesia, mudahnya offering dan
nya. Dalam UU Perdagangan sendiri acceptance terhadap sebuah produk barang
fungsi pengawasan terhadap perdagangan yang dijual lewat e-commerce menjadikan
e-commerce belum sepenunya diatur oknum-oknum yang tidak bertanggung
dengan jelas. Dalam Bab XVI Pasal 98 jawab menggunakan sarana e-commerce
UU Perdagangan mengenai pengawasan ini dalam memperdagangkan produknya
disebutkan: yang seharusnya tidak memenuhi syarat
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk diperdagangkan di Indonesia. Tidak
mempunyai wewenang melakukan hanya itu e-commerce pun dijadikan sara-
pengawasan terhadap kegiatan na bagi sindikat pengedar narkoba dalam
Perdagangan. menjaja-kan narkoba kepada konsumen
(2) Dalam melaksanakan pengawasan dengan bentuk lain, seperti makanan lewat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) e-commerce. Hal ini tentunya sangat
Pemerintah menetapkan kebijakan mengkhawatirkan, terutama dari sisi
pengawasan di bidang Perdagangan. konsumen, karena ketiadaan jaminan atas
Nilai transaksi e-commerce yang barang atau produk yang dibeli dari segi
cenderung naik (Kemendag, 2016) belum kesehatan maupun keselamatan, sebagai
diimbangi oleh fungsi pengawasan yang prinsip dalam perlindungan konsumen.

9
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Pengawasan terhadap pelaku transak- dengan perdagangan konvensional pada


si e-commerce akan mudah dilakukan umumnya yang tidak membutuhkan
apabila setiap pelaku usaha e-commerce kehadiran fisik bagi pelaku usaha
memiliki status yang jelas. Dalam UU (http://bisnis.liputan6.com). Dikarenakan
ITE, setiap pelaku usaha online harus karakteristik e-commerce berbeda dengan
disertifikasi oleh lembaga yang berkom- perdagangan konvensional, Pemerintah
peten. Legalitas dan identitas pelaku melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil
industri e-commerce menjadi sangat (PPNS) harus dapat meningkatkan
penting dalam fungsi pengawasan. Adanya kemampuan teknis dalam hal teknologi
status yang jelas dan terdaftar ini, selain informasi dan bila perlu menggandeng
mempermudah Pemerintah sebagai penga- perusahaan dibidang teknologi informasi
was juga akan memberikan nilai tambah guna meningkatkan kemampuan penyidik-
kepercayaan masyarakat konsumen terha- nya di lingkup teknologi informasi.
dap pelaku usaha e-commerce. Banyaknya fenomena pelanggaran
Selain belum adanya mekanisme yang dilakukan dalam transaksi e-
regulasi yang jelas terhadap status pelaku commerce menjadikan konsumen belum
usaha e-commerce, mereka juga keberatan sepenuhnya percayanya terhadap layanan
dengan pengenaan pajak yang akan dibe- e-commerce di Indonesia. Hal ini juga
bankan oleh pemerintah. Karena mereka tercermin dari data yang di tunjukkan oleh
menganggap perdagangan online berbeda penelitian A.T. Kearney.

Gambar 1. Kendala E-Commerce di Negara ASEAN

Sumber: AT. Kearney Analysis


Dalam Penelitian Kearney disebut- Singapura yang memiliki tingkat keper-
kan bahwa konsumen membutuhkan cayaan konsumennya dalam menggunakan
sebuah transaksi e-commerce yang aman, credit card terbilang cukup tinggi diban-
dan dari enam negara ASEAN yang ada, dingkan yang lain, yaitu 41% yang
60% konsumen di Indonesia masih belum menyatakan tidak aman menggunakan
sepenuhnya percaya terhadap penggunaan kartu kredit pada saat melakukan transaksi
credit card dalam transaksi e-commerce. e-commerce.
Dari enam negara ASEAN, hanya

10
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari data dan penelitian tersebut dan keseimbangan, tidak boleh merugikan
disebutkan sebab-sebab konsumen merasa kepentingan pelaku usaha (Ahmadi Miru
tidak aman dalam melakukan transaksi e- dan Sutarman Yodo, 2010), namun seba-
commerce, yaitu adanya kesenjangan liknya melalui perlindungan konsumen
peraturan, tidak ada yurisdiksi lintas batas tersebut diharapkan dapat mendorong
dan adanya kejahatan dunia maya (cyber iklim berusaha yang sehat dan lahirnya
crime) yang sulit dihindari. Melihat hal ini perusahaan yang tangguh dalam meng-
concern pertama yang harus dilakukan hadapi persaingan melalui penyediaan
pemerintah adalah memberikan aturan barang dan/atau jasa yang berkualitas.
hukum dan regulasi yang jelas dan tegas Upaya pembinaan perlindungan konsumen
terkait transaksi e-commerce dengan yang diselenggarakan oleh pemerintah
melibatkan stakeholder dan pelaku usaha sebagai amanat UU adalah sebagai upaya
e-commerce. untuk menjamin diperolehnya hak konsu-
men dan pelaku usaha serta dilaksana-
Adanya UU Perdagangan ini men-
kannya kewajiban masing-masing sesuai
jadikan transaksi e-commerce memiliki
asas keadilan.
payung hukum yang jelas dalam pelaksa-
naannya. Namun UU Perdagangan masih Terkait dengan pengawasan juga di
memerlukan Peraturan Pemerintah terkait atur dalam Pasal 30 UU PK, dalam Pasal
e-commerce yang akan mengatur secara 30 tersebut fungsi pengawasan lebih
teknis transaksi e-commerce yang ada. banyak menitikberatkan pada peran
Sebagai informasi saat ini Rancangan masyarakat dan Lembaga Perlindungan
Peraturan Pemerintah E-commerce sedang Konsumen Swadaya Masyarakat, diban-
dirumuskan oleh Pemerintah, dalam hal ini dingkan dengan peran pemerintah yang
Kementerian Perdagangan dengan me- pelaksa-naannya dilakukan oleh menteri
libatkan kementerian terkait lainnya serta dan/atau menteri teknis terkait. Dalam
stakeholder dan pelaku usaha, agar dapat Pasal 30 ayat (4) tersebut juga disebutkan
menghasilkan, rumusan yang baik bagi bahwa apabila pengawasan oleh masya-
perkembangan e-commerce di Indonesia. rakat dan Lembaga Perlindungan Konsu-
men Swadaya Masyarakat ternyata men-
b. Fungsi Pengawasan dan kontrol
dapatkan hal-hal yang menyimpang dari
Pemerintah dalam UU Perlindungan
peraturan perundang-undangan yang ber-
Konsumen (UU PK)
laku dan membahayakan konsumen,
Dalam menjalankan fungsi pem-
menteri dan/atau menteri teknis mengam-
binaan dan pengawasan serta menjamin
terlaksananya perlindungan konsumen atas bil tindakan sesuai dengan peraturan
barang-barang yang diperjualbelikan, perundang-undangan yang berlaku
(Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2010).
Pemerintah menyusun UU Perlindungan
Hal ini berarti untuk mengetahui ada atau
Konsumen. Dalam pasal 29 UU PK
tidaknya suatu barang dan/atau jasa yang
tersebut, faktor utama yang menjadi
tidak memenuhi ketentuan peraturan yang
kelemahan konsumen adalah tingkat
berlaku yang beredar di pasaran, maka
pemahaman dan kesadaran akan haknya
pemerintah sepenuhnya menyerahkan dan
yang masih rendah dan hal ini berkorelasi
menanti adanya laporan masyarakat dan/
dengan faktor pendidikan konsumen yang
atau Lembaga Perlindungan Konsumen
rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka
Swadaya Masyarakat untuk kemudian
dalam Pasal 29 UU PK disebutkan adanya
diambil tindakan.
tanggung jawab pemerintah atas pembina-
an penyelenggaraan perlindungan konsu- Masih minimnya kesadaran masya-
men untuk memberdayakan konsumen rakat sebagai konsumen terhadap hak-hak
dalam memperoleh haknya. Pemberdayaan mereka masih rendah, hal ini dapat terlihat
konsumen tersebut, sesuai asas keadilan dari Indeks Kepercayaan konsumen (IKK)

11
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Indonesia tahun 2016 sebesar 30,86%, luasnya wilayah Indonesia. Demikian pula
jauh dari IKK negara Eropa yang men- pembinaan pelaku usaha dan pengawasan
capai 51,31% (http://mediaindonesia.com). terhadap barang dan/atau jasa yang beredar
Konsumen belum sadar untuk melakukan di pasar tidak semata-mata ditujukan untuk
tindakan preventif atau pencegahan, dan melindungi kepentingan konsumen namun
baru akan bertindak melaporkan kepada sekaligus bermanfaat bagi pelaku usaha
pihak yang berwenang, jika sesuatu dalam rangka meningkatkan daya saing
masalah telah terjadi, misalnya keracunan barang dan/atau jasa di pasar global. Di
suatu produk makananan yang tidak layak samping itu diharapkan pula tumbuhnya
konsumsi menimpa dirinya atau keluar- hubungan usaha yang sehat antara pelaku
ganya. Satu-satunya pihak yang diharap- usaha dan konsumen, yang pada gilirannya
kan dapat melaksanakan tugas pengawasan dapat menciptakan iklim usaha yang
sesuai harapan pasal 30 ini adalah kondusif.
Lembaga Perlindungan Konsumen Adanya keterlibatan pemerintah
Swadaya Masyarakat (LPKSM), hanya dalam pengaturan ekonomi rakyat, seperti
saja untuk melaksanakan fungsi penga- hubungan antara pelaku usaha dengan
wasan yang menuntut adanya penelitian,
konsumen, berdasarkan asas keseimbang-
pengujian dan atau melaksanakan survey an kepentingan, asas pengawasan publik
terhadap sebuah produk dan atau jasa yang dan asas campur tangan negara terhadap
diduga melanggar ketentuan, membutuh- kegiatan ekonomi, yang ketiganya ber-
kan biaya yang tidak sedikit jumlahnya sumber pada aspek hukum publik. Adanya
dan hal itu akan menimbulkan ketidak- asas keseimbangan yang dalam hal ini
konsistenan hasil dalam melakukan tindak- hakikat keseimbangan yang dimaksud
an pengawasan. adalah juga keadilan bagi kepentingan
Ketidakjelasan peran pemerintah maing-masing pihak, yaitu konsumen,
yang seolah hanya menyerahkan fungsi pelaku usaha dan pemerintah. Kepentingan
pengawasan kepada masyarakat dan pemerintah dalam hubungan ini tidak
Lembaga Perlindungan Konsumen Swa- dapat dilihat dalam hubungan transaksi
daya Masyarakat ini kemudian dijawab dagang secara langsung menyertai pelaku
dengan lahirnya Peraturan Pemerintah usaha dan konsumen. Kepentingan
Nomor 58 tahun 2001 Tentang Pembinaan pemerintah dalam rangka mewakili
Dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlin- kepentingan publik yang kehadirannya
dungan Konsumen. Dalam Peraturan tidak secara langsung diantara para pihak,
Pemerintah ini, pemerintah telah ikut aktif namun melalui berbagai pembatasan
melakukan fungsi pengawasan sebagai- dalam bentuk kebijakan yang dituangkan
mana masyarakat dan LPKSM, walaupun dalam berbagai peraturan perundang-
dengan objek pengawasan yang sedikit undangan.
berbeda. Sistem perekonomian yang semakin
Lebih jelasnya bentuk pengawasan kompleks, berdampak pada perubahan
tersebut diatur dalam Pasal 8 dan 9 PP No konstruksi hukum dalam hubungan antara
58 Tahun 2001. Menyangkut bentuk produsen dan konsumen. Dengan adanya
pengawasan yang dilakukan oleh ma- UU Perlindungan Konsumen, kecen-
syarakat, dalam penjelasan umum per- derungan caveat emptor dapat mulai
aturan pemerintah tersebut menentukan diarahkan menuju caveat venditor
bahwa pengawasan perlindungan konsu- (Shidarta, 2006:62). Caveat emptor adalah
men saat ini dilakukan secara bersama suatu kondisi dimana konsumen harus
oleh pemerintah, masyarakat dan LPKSM, berhati-hati karena posisi pelaku usaha
mengingat banyak ragam dan jenis barang kuat, diarahkan menuju caveat venditor
dan/atau jasa yang beredar di pasar serta yaitu suatu kondisi dimana pelaku usaha

12
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

harus berhati-hati karena konsumen sudah melalui konsumen sebagai first taker,
memahami mengenai perlindungan dalam bertransaksi. Pola ini diambil
konsumen. karena melihat masih terbatasnya SDM
pengawas dalam instansi pemerintah
E. Kesimpulan dibandingkan perkembangan teknologi
Perkembangan transaksi e-commerce informasi yang sedemikian masif saat ini.
yang pesat harus diimbangi dengan adanya Selain fungsi pengawasan yang menjadi
pengawasan yang tegas dalam setiap tanggungjawab Pemerintah, Masyarakat
implementasinya. Pengawasan dalam juga harus terus diberikan sosialisasi akan
setiap transaksi e-commerce memang tidak pentingnya hak-hak mereka sebagai
semudah ketimbang melakukan penga- konsumen.
wasan terhadap transaksi perdagangan
Daftar Pustaka
konvensional. Pengawasan akan mudah
dilakukan apabila status pelaku usaha e- Buku
commerce terdaftar sesuai regulasi yang
berlaku. Pengawasan tidak serta merta Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia
tanggung jawab Pemerintah, namun (APJII), 2015, Profil Pengguna Internet
masyarakat sebagi konsumen harus ikut Indonesia 2014. Jakarta: Puskakom UI.
andil dalam pengawasan, karena dalam hal Asyhadie, Zaeni, 2012, Hukum Bisnis:
ini konsumen harus menjadi konsumen Prinsip dan Pelaksanaannya di
cerdas yang harus mengerti produk apa Indonesia. Yogyakarta: PT.
yang mereka konsumsi, karena karak- Rajagrafindo, 2012.
teristik perdagangan e-commerce yang Badrulzaman, Mariam Darus, 1986,
berbeda dengan perdagangan konven- Perlindungan Terhadap Konsumen
sional. Adanya pengawasan ini juga akan Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku
memberikan rasa kepercayaan konsumen (Standar), dalam BPHN, Simposium
terhadap produk dan jasa e-commerce Aspek-Aspek Hukum Perlindungan
yang diperjualbelikan. Konsumen. Bandung: Binacipta.
Bajaj, Kamlesh K. & Debjani Nag, 1999,
Hukum perlindungan konsumen
E-commerce: The Cutting Age of
yang berlaku di Indonesia telah mengatur
Business. New Delhi: Tata Mcgraw-
hak dan kewajiban konsumen serta pelaku
Hill Publishing Company Limited.
usaha dengan jelas dan tegas. Dalam pasal-
Direktorat Kerjasama ASEAN, Kemendag,
pasal tersebut diatur bagaimana proporsi
2015, Indonesia E-commerce Menuju
atau kedudukan konsumen dan pelaku
Asean Free Trade Area (AFTA).
usaha dalam suatu mekanisme transaksi
Hartano, Sri Redjeki, 2000, Aspek-aspek
bisnis atau perdagangan. Telah jelasnya
Hukum Perlindungan Konsumen Pada
proporsi antara pelaku usaha dan
Era Perdagangan Bebas, Dalam
konsumen akan memudahkan pemerintah
Hukum Perlindungan Konsumen.
melakukan fungsi pengawasan terhadap
Bandung: Mandar Maju.
perdagangan yang ada.
Kearney, A.T., 2015, Lifting The Barriers
F. Rekomendasi of E-commerce in ASEAN. CIMB
ASEAN Research Institute.
Fungsi pengawasan Pemerintah ter- Kian, Catherine Tay Swee. Et al., 2001, E-
hadap perdagangan elektronik harus tetap commerce Law (What You Need to
dilakukan dengan melibatkan masyarakat Know). Singapore: Times Books
sebagai konsumen aktif. Dengan mulai International.
beralihnya pola perdagangan konvensional Kyauk, S.T., & Chaipoopirutana, S., 2014,
ke pola perdagangan digital, fungsi Factors Influencing Repurchase
pengawasan diharapkan dapat berkembang Intention: A Case Study of Xyz.Com

13
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Online Shopping Website in Myanmar. Indonesia Tahun 1999 Nomor 42.


International Conference on Trends in Jakarta.
Economics, Humanities and Undang - Undang No.11 Tahun 2008.
Management (ICTEHM'14) Aug 13-14, Informasi dan Transaksi Elektronik.
2014 Pattaya (Thailand). 21 April 2008. Lembaran Negara
Laudon, K. C, & Laudon, J., 2014, Republik Indonesia Tahun 2008
Management Informaton System. Nomor 58. Jakarta.
England: Pearson Education Inc. Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2001.
Marzuki, Peter Mahmud, 2011, Penelitian Pembinaan dan Pengawasan
Hukum. Jakarta: Prenada Media Group. Penyelenggaraan Perlindungan
Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo, 2010, Konsumen. 21 Juli 2001. Lembaran
Hukum Perlindungan Konsumen. Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nomor 103. Sekretaris Negara
Nasution, Az., 2001, Revolusi Teknologi Republik Indonesia. Jakarta.
Dalam Transaksi Bisnis Melalui Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012.
Internet, Jakarta: Jurnal Penyelenggaraan Sistem Transaksi
KeadilanVolume I. Elektronik. 15 Oktober 2012. Lembaran
Nasution, Az., 1995, Konsumen dan Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Hukum. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Nomor 189. Jakarta.
Newsletter Komisi Hukum Nasional, Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-62/
2014, Desain Hukum (Kiblat UU PJ/2013. Mengenai Penegasan
Perdagangan Baru). Jakarta, Vol 14. Ketentuan Perpajakan AtasTransaksi
Sanusi, Arsyad, 2001, E-commerce: E-Commerce. 27 Desember 2013.
Hukum dan Solusinya. Bandung: PT Direktur Jenderal Pajak. Jakarta.
Mizan Grafika Sarana. Peraturan Menteri Perdagangan No 73/M-
Sanusi, Arsyad, 2011, Hukum E- Dag/Per/9/2015. Kewajiban
Commerce. Jakarta: Sasrawarna Pencantuman Label Dalam Bahasa
Printing. Indonesia Pada Barang. 28 September
Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan 2015. Jakarta
Konsumen Indonesia. Jakarta:
Grasindo. Internet
Yodo, Sutarman, 2014, Hukum
Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT http://www.jpnn.com/read/2015/04/27/300
A. Miru – Raja Grafindo Persada. 672/Perkembangan-Bisnis-e-
commerce-di-Indonesia-Melesat.
Peraturan Perundang-Undangan Diunduh 13 Agustus 2015.
http://www.neraca.co.id/article/50848/tra
Undang - Undang No.5 Tahun 1999. nsaksi-e-commerce-dilindungi-uu-
Larangan Praktek Monopoli dan perlindungan-konsumen. Diunduh 13
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Agustus 2015.
5 Maret 1999. Lembaran Negara http://news.liputan6.com/read/2221236/bis
Republik Indonesia Tahun 1999 nis-penjualan-online-kue-ganja-
Nomor 33. Jakarta dibongkar. Diunduh 15 Agustus 2015.
Undang - Undang No.7 Tahun 2014. http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20
Perdagangan. 11 Maret 2014. 151102145625-92-88914/kemendag-
Lembaran Negara Republik Indonesia wajibkan-barang-jualan-e-commerce-
Tahun 2014 Nomor 45. Jakarta bersertifikat-sni/. Diakses November
Undang - Undang No.8 Tahun 1999 2017.
Perlindungan Konsumen. 20 April https://blog.veritrans.co.id/yuk-mengenal-
1999. Lembaran Negara Republik payment-gateway-dan-keuntungan-bila-

14
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

menggunakannya/#.VkvzbdIrJ1s.
Diakses Oktober 2017.
http://bisnis.liputan6.com/read/3126906/p
engusaha-keberatan-pajak-e-
commerce-ini-tanggapan-ditjen-pajak.
Diakses Desember 2017.
http://mediaindonesia.com/news/read/976
07/kesadaran-akan-hak-konsumen-
masih-rendah/2017-03-22. Diakses
Desember 2017
Indrajit, Richardus Eko. Mekanisme
Electronic Commerce di Dalam Dunia
Bisnis. http://dosen.narotama.ac.id/wp-
content/uploads/2012/01/mekanisme-
electronic-commerce-di-dalam-dunia-
bisnis.pdf. Diakses Oktober 2017
Kompas, Tahun 2020, Volume Bisnis E-
commerce di Indonesia Mencapai USD
130 Miliar,
<http://biz.kompas.com/read/2015/11/2
0/101500128/Tahun.2020.Volume.Bisni
s.E-
commerce.di.Indonesia.Mencapai.USD.
130.Miliar>. Diakses tanggal Agustus
2017.

15
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

URGENSI REFORMASI BIROKRASI DAN REFORMASI REGULASI


DALAM MEMBANGUN TATA KELOLA EKONOMI DI INDONESIA
THE URGENCY OF ADMINISTRATIVE AND REGULATORY REFORM
TO BUILD ECONOMIC GOVERNANCE IN INDONESIA

Paramita Nur Kurniati


Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia
Alita Roesida
Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran

Abstrak
Salah satu tujuan pembangunan tata kelola ekonomi di Indonesia adalah untuk meningkatkan
kepercayaan pihak eksternal, termasuk investor dan lembaga pemeringkat, terhadap potensi
perekonomian Indonesia baik secara makro maupun mikro. Tata kelola ekonomi merupakan
instrumen untuk membentuk iklim investasi yang kondusif dan membangun daya saing
industri nasional. Reformasi birokrasi dan reformasi regulasi dipandang menjadi faktor kunci
dalam membangun tata kelola ekonomi nasional. Untuk itu, debirokratisasi, deregulasi dan
reregulasi harus terus diupayakan. Di samping itu, pelaksanaan gerakan revolusi mental dan
peningkatan kualitas Aparatur Sipil Negara harus dikedepankan dan dilakukan bersamaan
dengan restrukturisasi kelembagan birokrasi. Upaya-upaya tersebut tentu membutuhkan
dukungan dari segenap masyarakat berupa sikap optimisme dan kepercayaan terhadap
pemerintah. Hal ini modal penting bagi pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kata kunci: tata kelola ekonomi, daya saing, kemudahan berusaha, reformasi birokrasi,
reformasi regulasi, debirokratisasi, deregulasi, reregulasi

Abstract
One of economic governance development goals in Indonesia is increasing the confidence
level of external parties, including investors and international rating agencies, of the
potential of Indonesia's macroeconomic and microeconomic. Economic governance is an
instrument to create conducive investment climate and to build national industry
competitiveness. Administrative and regulatory reform are the key factors in building
national economic governance. Therefore, debureaucratization, deregulation and re-
regulation must be continuously pursued. In addition, the implementation of the mental
revolution and the improvement of the quality of the Civil Servant must be considered as top
priority and carried out simultaneously with bureaucratic institutions restructuring. Public
trust is needed to support government’s efforts in creating sustainable economic growth and
improve social welfare.
Keywords : economic governance, competitiveness, ease of doing business, administrative
reform, regulatory reform, debureaucratization, deregulation and re-regulation

A. Pendahuluan telah dijadikan sebagai salah satu prioritas


Agenda kebijakan untuk mewujud- nasional sesuai dengan Nawa Cita Peme-
rintahan Jokowi–JK yang kedua yaitu
kan tata kelola pemerintahan yang baik
“membuat Pemerintah untuk selalu hadir

16
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dengan membangun tata kelola peme- untuk menganalisis tren tata kelola
rintahan yang bersih, efektif, demokratis, pemerintahan di negara tertentu. Lebih
dan terpercaya”. Hal ini menunjukkan jauh lagi, untuk dapat membandingkan
bahwa Pemerintah memiliki komitmen kinerja pemerintahan suatu negara dengan
yang tinggi dalam hal membangun tata negara lainnya.
kelola pemerintahan yang baik (good Keenam indikator tersebut antara
governance), di mana salah satu tujuannya lain: (1) voice and accountability – mengu-
adalah untuk meningkatkan kepercayaan kur persepsi partisipasi warga negara
pihak eksternal, termasuk investor dan dalam memilih pemerintah mereka, serta
lembaga pemeringkat internasional, terha- kebebasan berekspresi, kebebasan berseri-
dap potensi perekonomian Indonesia baik kat, dan kebebasan menyuarakan aspirasi;
secara makro maupun mikro. (2) political stability and absence of
Sejarah pemunculan konsep good violence - mengukur persepsi tentang
governance, dimulai hasil laporan yang kemungkinan ketidakstabilan politik dan/
dikeluarkan oleh World Bank atau Bank atau kekerasan bermotif politik, termasuk
Dunia pada tahun 1989 yang berjudul terorisme; (3) government effectiveness -
“From Crisis to Sustainable Growth – sub mengukur persepsi kualitas layanan publik,
Saharan Africa: A Long Term Perspective kualitas layanan sipil dan tingkat indepen-
Study”. Laporan tersebut merupakan studi densinya dari tekanan politik, kualitas
tentang economic growth wilayah Sub formulasi kebijakan dan implementasi, dan
Sahara Afrika. Di dalam laporan tersebut kredibilitas komitmen pemerintah terhadap
diketahui economic growth Afrika tetap kebijakan tersebut; (4) regulatory quality -
lesu meskipun telah diberikan bantuan mengukur persepsi kemampuan pemerin-
dengan jumlah besar. Menurut World Bank tah dalam merumuskan dan menerapkan
kegagalan ini disebabkan adanya kebijakan dan peraturan yang baik, yang
governance deficit. memungkinkan dan mendorong pengem-
bangan sektor swasta; (5) rule of law -
Konsep tata kelola pemerintahan
mengukur persepsi tentang sejauh mana
yang baik atau good governance mulai
masyarakat mematuhi aturan yang ada, dan
banyak dikenal sejak World Bank
kepercayaan masyarakat dalam kualitas
mengeluarkan sebuah laporan yang
penegakan hukum, property rights,
berjudul “Governance dan Development”
institusi kepolisian, dan pengadilan; dan
pada tahun 1992. Good governance
(6) control of corruption - mengukur
dilayangkan sebagai tindakan korektif dari
adanya governance deficit yang terjadi di persepsi tentang kekuasaan publik dalam
Afrika, sebagaimana telah dikemukakan di mengontrol tingkat korupsi baik besar
maupun kecil.
atas. Definisi good governance menurut
World Bank adalah “the manner in which Menurut Khan (2015) dalam Jamil
power is exercised in the management of a et. al, World Bank lebih memahami
country’s economic and social resources governance sebagai suatu sarana untuk
for development” atau tata kelola pemerin- meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
tahan yang baik merupakan suatu cara di bukan hanya sebagai suatu tujuan akhir.
mana negara menggunakan kekuasaannya Sejalan dengan Bank Dunia, organisasi-
untuk mengelola sumber daya ekonomi organisasi internasional seperti PBB,
dan sosial dalam rangka pembangunan. OECD, dan IMF juga mengampanyekan
Kemudian tahun 1996, World Bank tata kelola pemerintahan yang baik sebagai
salah satu dari agenda kebijakan. Tata
menerbitkan 6 (enam) indikator tata kelola
kelola pemerintahan yang baik dipandang
pemerintahan (Worldwide Governance
sebagai unsur penting dari pertumbuhan
Indikator (WGI)) untuk semua negara
dan kemajuan ekonomi. Secara spesifik di
anggotanya. Informasi ini dapat digunakan

17
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

bidang ekonomi, tata kelola merupakan regulasi yang sebenarnya tidak diperlukan.
instrumen untuk membentuk iklim inves- Proses reformasi regulasi di setiap K/L
tasi yang kondusif dan membangun daya akan dilakukan dengan pendampingan
saing industri nasional yang pada akhirnya serta monitoring dan evaluasi dari
dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi Bappenas dan Kantor Staf Presiden (KSP).
yang signifikan. Berbagai kebijakan dan program
Reformasi birokrasi dan reformasi reformasi tersebut merupakan wujud nyata
regulasi merupakan salah satu bagian pemenuhan harapan dan kepercayaan
membangun tata kelola ekonomi yang masyarakat pada pemerintah untuk meng-
sangat mendesak untuk dilakukan di hadirkan kesejahteraan sosial. Adanya
Indonesia. Subagio (2009) mengungkap- investor asing yang masuk ke Indonesia
kan bahwa kondisi birokrasi pada masa tentu akan mendatangkan multiplier effect
Orde Baru memiliki rapor yang buruk. yang besar. Investor asing dapat mendanai
Dampak dari semua itu adalah masyarakat pembangunan infrastruktur yang sekarang
harus membayar biaya yang mahal. Keti- sedang marak dilakukan oleh Pemerintah
dakpastian waktu, ketidakpastian biaya dan Indonesia. Pembangunan infrastruktur ten-
ketidakpastian siapa yang bertanggung tunya akan meningkatkan pertumbuhan
jawab adalah beberapa fakta empiris ekonomi daerah-daerah yang dibangun.
rusaknya layanan birokrasi. Lebih dari itu, Investor asing yang menanamkan
layanan birokrasi justru menjadi salah satu
modal dengan cara membangun perusaha-
penyebab utama maraknya Korupsi, an atau pabrik di Indonesia diharapkan
Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Pembahas- bisa menyerap tenaga kerja lokal dengan
an reformasi birokrasi tidak hanya maksimal. Dengan mempekerjakan sumber
mencakup aspek organisasi, namun juga daya manusia lokal, perusahaan asing yang
mencakup reformasi administrasi. Samonte beroperasi di Indonesia bisa mengedukasi
dalam Effendi (2000) menyatakan bahwa pekerja mengenai kualitas produk, tekno-
reformasi administrasi adalah inovasi logi produksi, dan etos kerja yang baik.
secara terencana untuk meningkatkan
Jadi, investasi bukan hanya dilakukan
kemampuan sistem administrasi sebagai untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga
social agent yang lebih efektif, instrumen
membangun investasi intelektual bagi
yang lebih baik untuk menyelenggarakan
tenaga kerja. Penanaman modal asing
demokrasi politik, keadilan sosial, dan secara otomatis akan meningkatkan jumlah
pertumbuhan ekonomi, yang merupakan ekspor terutama pada sektor produk. Pada
unsur terpenting dalam proses nation sektor pariwisata, pembangunan tujuan
building dan pembangunan. wisata yang pesat akan menarik minat
Reformasi birokrasi dan reformasi wisatawan asing untuk datang sehingga
administrasi merupakan hal mendasar yang akan meningkatkan pendapatan devisa
perlu untuk dilakukan mengingat peran negara.
birokrasi yang sangat strategis, yaitu Berdasarkan uraian di atas, strategi
sebagai pembuat kebijakan. Reformasi pembangunan governansi khususnya di
regulasi, dilansir dari laman bidang ekonomi diharapkan dapat menarik
www.presidenri.go.id, merupakan program investor asing masuk ke Indonesia dan
prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah meningkatnya daya saing nasional yang
2017 dan akan dilakukan oleh seluruh pada akhirnya diharapkan dapat
Kementerian dan Lembaga secara mandiri. meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Hal ini penting untuk dilakukan karena Indonesia, yang kemudian diukur dengan
percepatan pembangunan selama ini kerap
GDP Annual Growth Rate dan GDP Per
terkendala oleh bermacam regulasi yang Capita.
tidak efisien dan efektif, bahkan banyak

18
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

B. Metode Penelitian birokrasi yang bersih dan efektif meru-


pakan syarat wajib (necessary condition)
Teknik analisis yang digunakan bagi keberhasilan pembangunan. Birokrasi
dalam penelitian ini adalah analisis yang efektif akan sangat menentukan
deskriptif kualitatif dengan menganalisis terutama dalam tahap-tahap awal jalannya
(1) pentingnya reformasi birokrasi dan pembangunan. Negara bisa menjalankan
refor-masi regulasi, (2) langkah-langkah peran hanya jika ada birokrasi yang efektif.
yang telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dalam melakukan reformasi Semangat pemerintahan Jokowi–
birokrasi dan reformasi regulasi, (3) JK dalam membangun tata kelola yang
rekomendasi langkah-langkah yang harus baik diiringi dengan semakin meningkat-
terus didorong untuk membangun tata nya indeks reformasi birokrasi. Dikutip
kelola ekonomi nasional. dari situs Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Metode yang digunakan dalam (KemenPAN RB), kenaikan nilai indeks
pencarian data dan informasi yaitu pene- reformasi birokrasi dialami di tingkat
litian pustaka dan menelaah data sekunder. Kementerian/Lembaga hingga level
Data sekunder adalah data yang diperoleh kabupaten dan kota, dengan rincian
secara tidak langsung, berupa keterangan sebagai berikut:
yang ada hubungannya dengan penelitian.
Menurut Uma Sekaran (2009), data sekun- Tabel 1. Indeks Reformasi Birokrasi
der bisa diperoleh melalui akses internet, Indonesia tahun 2015- 2016
data online, situs web, penelusuran Tingkat Indeks RB Indeks RB
dokumen atau publikasi informasi. 2016 2015
Kementerian/
C. Pembahasan 69,58 66,13
Lembaga
Reformasi birokrasi dan reformasi Provinsi 56,69 41,62
regulasi merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten
yang terus digaungkan di dalam tiap 55,94 42,61
atau Kota
kesempatan. Reformasi birokrasi dan
reformasi regulasi merupakan langkah Sumber: www.menpan.go.id
strategi untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demo- Reformasi birokrasi juga dilakukan
krasi dan terpercaya. Dengan adanya di bidang ekonomi. Dalam beberapa
reformasi birokrasi dan reformasi regulasi kesempatan, Presiden Joko Widodo
diharapkan investor akan mendapatkan ijin menyampaikan arahan terkait peningkatan
usaha yang mudah serta biaya perijinan kecepatan dalam pelayanan investasi.
yang murah, menghilangkan hambatan- Salah satu bentuk peningkatan kecepatan
hambatan dalam melakukan investasi tersebut misalnya dengan pelaksanaan
(misal seperti pungli), meningkatkan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
kepastian usaha dan menjamin adanya Program ini diharapkan mampu memberi-
penegakan hukum. kan pelayanan yang cepat dan betul-betul
terpadu dan terintegrasi. Standar pelayanan
Reformasi Birokrasi investasi pun harus dibuat terpadu antara
Agenda dan strategi pembangunan pusat dan daerah. Jangan sampai pusat
governansi di Indonesia harus terus dido- cepat namun daerah masih lama, ataupun
rong dengan semangat Reformasi sebaliknya.
Birokrasi. Prof. Dr. Boediono, B.Sc., M.Ec Badan Koordinasi Penanaman
dalam orasi ilmiah di Fakultas Ilmu Modal (BKPM) Republik Indonesia meru-
Administrasi Universitas Indonesia bulan pakan penghubung utama antara dunia
April 2018 menyampaikan bahwa

19
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

usaha dan pemerintah. BKPM memiliki laporan 3 tahun Pemerintahan Joko


tiga tugas utama yaitu memberikan kemu- Widodo – Jusuf Kalla, #kerja3ersama,
dahan memperoleh lisensi, membantu dan disampaikan bahwa PTSP pusat semakin
memfasilitasi proyek investasi, serta diperkuat untuk melayani investasi.
meningkatkan hasil investasi. Di dalam
Gambar 1. Online Single Submission System

Sumber : BKPM
Upaya untuk memperkuat PTSP cepatan importasi jalur hijau atau perce-
pusat antara lain: (1) sebanyak 124 izin patan proses kepabeanan impor barang
dari Kementerian/Lembaga sudah didele- modal. Terobosan lainnya adalah: (1)
gasikan kepada BKPM; (2) aplikasi izin layanan izin investasi khusus untuk sektor
prinsip dan izin usaha dapat dilakukan ESDM, (2) digital signature untuk izin
secara online; (3) pelayanan investasi prinsip, dan (3) data sharing - bekerja
prioritas dilakukan oleh satu Direktorat sama dengan Kementerian Perhubungan,
khusus; (4) layanan investors relation unit Kemen-terian Lingkungan Hidup dan
di nomor 0807 100 2576 (BKPM) yang Kehutanan, Ditjen Pajak, dan Ditjen Bea
dapat memberikan informasi terkait Cukai - untuk mempercepat perizinan antar
dengan investasi dan penanaman modal. K/L. Proses perizinan sangat didorong
Di samping itu, BKPM juga untuk menjadi lebih modern dan lebih
mengeluarkan inovasi kebijakan berupa: cepat dengan sistem data yang terpadu dan
(1) layanan izin investasi 3 jam di PTSP terintegrasi. Sistem yang digagas
pusat; (2) Kemudahan Investasi Langsung Pemerintah Indonesia ini bernama Online
Single Submission System. Dengan adanya
Konstruksi (KLIK), dan (3) fasilitas per-

20
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

sistem ini diharapkan dapat membawa Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia
perubahan besar untuk membuat seluruh mencatat bahwa 70% perputaran uang di
perizinan dari pusat hingga ke daerah dan Indonesia ada di Jakarta. Mesin penggerak
betul-betul terintegrasi menjadi satu ekonomi nasional mulai dari perusahaan
kesatuan. Sistem ini tentunya akan mem- nasional, perusahaan asing, pusat per-
perpendek rentang birokrasi dalam bankan, penggerak sektor jasa dan per-
perizinan usaha. Kemudian BKPM juga dagangan, hingga penggiat usaha kecil dan
semakin membuka investasi dan insentif menengah ada di Jakarta.
antara lain dengan: (1) mengeluarkan atau Sejalan dengan hal tersebut, Bank
merevisi 141 bidang usaha dari Daftar Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI
Negatif Investasi; (2) 8 industri pionir Jakarta, dalam www.metronews.com, men-
(sebelumnya 5) bisa mendapatkan tax catat tingkat pertumbuhan ekonomi DKI
holiday hingga 20 tahun; dan (3) 145 Jakarta pada triwulan III tahun 2017
bidang usaha (sebelumnya 129) bisa tumbuh mencapai 6,29% (yoy) dan berada
mendapatkan tax allowance. di atas perkiraan Bank Indonesia. Capaian
Untuk mendukung peningkatan ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional
investasi, pada Oktober 2017, Pemerintah sebesar 5,06%. Sebagai kota dengan
DKI Jakarta di bawah Dinas Penanaman tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan juga sebagai kota megapolitan, Jakarta
(DPMPTSP) berkolaborasi dengan juga kerap kali diidentikkan dengan kota
Kementerian Pendayagunaan Aparatur yang memiliki banyak mal. Konsep mal ini
Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi merupakan hal yang baru untuk di Jakarta
(Kemen-PAN RB) bersama unit-unit terutama dalam hal pelayanan publik.
pelayanan publik lainnya di Jakarta mulai Mengapa tempat pelayanan publik yang
mengoperasionalkan Mal Pelayanan Publik terintegrasi ini disebut dengan mal? Ketika
(MPP). Penyelenggaraan MPP sejalan orang mendengar kata mal maka hal yang
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan muncul dalam pikiran adalah bahwa di
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam satu gedung masyarakat dapat
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 melakukan berbagai kegiatan, misalnya
tentang Penyelenggaraan Mal Pelayanan belanja, makan, menonton film, menukar
Publik. uang di money changer, dan sebagainya.
Mal juga identik dengan tempat yang
Mal Pelayanan Publik Jakarta sebagai nyaman dan memiliki lokasi strategis.
Bentuk Perwujudan Reformasi Birokrasi
Dengan MPP, masyarakat tak perlu
Penyelenggaraan MPP di Jakarta repot mondar-mandir ke tiap kantor
merupakan upaya nyata untuk merespon layanan untuk urusan perizinan, adminis-
tuntutan kebutuhan masyarakat Jakarta trasi kependudukan atau pembayaran
yang kompleks dan dinamis. Jakarta tagihan layanan publik. Cukup ke mal
sebagai ibu kota negara merupakan cer- pelayanan ini, lalu semua urusan selesai
minan wajah Indonesia sekaligus meru- karena MPP mengadopsi konsep mal di
pakan pusat pemerintahan dan juga pusat mana di dalamnya tersedia berbagai layan-
ekonomi dan bisnis. Pembangunan infra- an yang dapat diakses oleh masyarakat.
struktur yang pesat serta lokasi geografis
Beberapa instansi yang ada di
Jakarta yang ditunjang dengan adanya
dalam MPP adalah: (1) Direktorat Jenderal
pelabuhan laut sebagai jalur perdagangan
Pajak; (2) Direktorat Bea dan Cukai; (3)
internasional membuat kendali pergerakan
Direktorat Jenderal Imigrasi; (4) Direktorat
perekonomian terbesar di Indonesia berada
di kota ini. Dikutip dari www.detik.com Jenderal Administrasi Hukum Umum; (5)
Badan Koordinasi Penanaman Modal; (6)
pada tanggal 27 Februari 2013, data Kamar
Kanwil BPN Provinsi DKI Jakarta; (7)

21
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Kepolisian Negara Republik Indonesia nai perizinan yang identik dengan


Daerah Metro Jaya; (8) Badan Pajak dan kerumitan. Dengan konsep pelayanan
Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta; (9) terpadu satu pintu, kemudahan dalam
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berbisnis di Jakarta jadi meningkat, salah
Provinsi DKI Jakarta; (10) Jasa Raharja; satunya contohnya melalui program fast
(11) BPJS Kesehatan; (12) BPJS track service. Hanya dibutuhkan waktu 3
Ketenagakerjaan Kanwil DKI Jakarta; (13) hari saja untuk mengurus perizinan jika
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya; pemohon adalah direktur sendiri tanpa
dan (14) Bank DKI. melalui perantara pihak ketiga. Program
ini secara nyata memberi kontribusi dalam
Sampai saat ini, MPP sudah memi-
pening-katan ease of doing business
liki 328 jenis layanan dan perizinan, 269
(EoDB) di Indonesia, khususnya di
layanan berasal dari Pemda DKI dan 59
Jakarta. Masyarakat pun memberikan
lainnya berasal dari 7 kementerian maupun
tanggapan positif dengan adanya MPP ini.
lembaga. Fasilitas pelayanan ini berlokasi
di Jalan HR Rasuna Said Kav. C-22, Pemprov DKI banyak mendapatkan
Jakarta Selatan. Lokasi MPP yang berada penghargaan dengan adanya MPP ini.
di Kuningan merupakan lokasi yang Contohnya mendapat Predikat Kepatuhan
strategis agar mudah dijangkau oleh Tinggi (Zona Hijau) terhadap standar
masyarakat. Daerah Kuningan merupakan Pelayanan Publik dari Ombudsman
daerah segitiga emas atau golden triangle Republik Indonesia, sebagai Role Model
Jakarta yang mencakup Kuningan, Penyelenggara Pelayanan Publik kategori
Sudirman dan Thamrin. Pamor dan “Sangat Baik” versi Kementerian
reputasi kawasan segitiga emas sebagai Pendayagunaan Aparatur Negara dan
pusat-pusat komersial dan bisnis terpadu- Reformasi Birokrasi, serta menjadi
nya masih merupakan hal yang belum pemerintah provinsi yang memiliki Inovasi
tergoyahkan. MPP menyediakan layanan Pelayanan Publik A (Sangat Baik) menurut
dengan jadwal sebagai berikut: Senin Lembaga Administrasi Negara (LAN).
sampai Jumat jam operasional dimulai Penyelenggaraan MPP juga merupakan
pada pukul 07.30 hingga pukul 16.00 WIB. bagian dari upaya untuk menghapus
pungutan liar (pungli) yang selama ini
Nilai SETIA (Solusi, Empati,
kerap kali menjadi hambatan dalam
Tegas, Inovasi, dan Andal) merupakan
investasi dan dampak yang lebih luas dapat
komitmen awal dalam pembentukan MPP.
melemahkan daya saing nasional.
Dengan nilai ini, MPP diharapkan dapat
memberikan pelayanan prima kepada Sejalan dengan hal ini, Pemerintah
masyakarat dan mampu menjadi solusi juga membentuk Satgas Anti Pungli yang
perizinan bagi mereka yang ingin dikenal dengan nama Saber Pungli,
melakukan usaha di Jakarta. DPMPTSP singkatan dari Sapu Bersih Pungutan Liar.
memiliki 3 prioritas dalam memberikan Maksud dan tujuan dari pembentukan
pelayanan kepada masyarakat yaitu zero Satgas ini adalah untuk membentuk layan-
delay, zero complaint and 100% service an pengaduan dalam rangka percepatan
excellent. Penyelenggaraan layanan publik penyelesaian Perizinan Berusaha, agar
MPP yang berkualitas merupakan salah menjadikan pemerintah yang bersih, jujur,
satu wujud nyata good governance di dan adil dari kegiatan pungutan liar guna
sektor pemerintahan. Pengelolaan pelayan- meningkatkan kemajuan bangsa dan
an publik terpadu dan terintegrasi dianggap negara di bidang hukum.
perlu untuk memelihara kualitas pelayanan Keberadaan MPP juga menjadi
publik yang berkelanjutan.
benchmark bagi Pemerintah Daerah lain di
Pelayanan prima MPP diharapkan Indonesia. Melalui Surat Keputusan
dapat melunturkan stigma negatif menge- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

22
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dan Reformasi Birokrasi Nomor 11/2018 Palembang (Sumatera Selatan); (3)


tentang Lokasi Penyelenggaraan Mal Pekanbaru (Riau); (4) Denpasar (Bali; (5)
Pelayanan Publik Tahun 2018, Pemerintah Badung (Bali); (6) Makassar (Sulawesi
telah menetapkan 11 Pemda di tanah air Selatan); (7) Samarinda (Kalimantan
untuk mengoperasikan MPP di tahun ini. Timur); (8) Mojokerto ; (9) Sidoarjo (Jawa
Ke-11 daerah tersebut adalah sebagai Timur); (10) Tangerang (Banten) dan (11)
berikut: (1) Padang (Sumatera Barat); (2) Banyumas (Jawa Tengah).

Gambar 2. Capaian Reformasi Regulasi

Sumber: Laporan 3 Tahun Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla


Bagian Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Produktivitas, hal 17

23
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Reformasi Regulasi atau Penyederhaan Energi (EBTKE) (6 menjadi 2 regulasi),


Aturan Investasi dan SKK Migas (27 menjadi 18 regulasi).
Selain reformasi birokrasi, Kementerian Keuangan juga telah
Presiden juga memberikan arahan untuk melakukan upaya untuk mendorong
melakukan penyederhanaan regulasi perbaikan iklim berusaha di Indonesia
pelayanan investasi atau perbaikan melalui pemberian insentif berupa tax
perizinan. Hal ini sejalan dengan tahap amnesty, perbaikan sistem perpajakan, di
kedua dari Kebijakan Percepatan antaranya pengembangan pembayaran dan
Pelaksanaan Berusaha yang dituangkan pelaporan pajak yang berbasis online serta
dalam pasal 2 Perpres No. 91 tahun 2017. penyederhanaan sistem pengecekan barang
impor di pelabuhan.
Kebijakan Percepatan Pelaksanaan
Berusaha merupakan bagian dari Paket Dilansir di liputan6.com, data
Kebijakan Ekonomi Pemerintah yang telah Center for Indonesia Taxation Analysis
dilakukan sejak tahun 2015. Dalam kurun (CITA) menunjukkan bahwa Program
waktu lebih kurang 3 tahun Pemerintah Pengampunan Pajak (tax amnesty)
Indonesia telah menggulirkan paket merupakan yang tersukses di bandingkan
Kebijakan Ekonomi sebagai upaya negara lain di dunia yang pernah
meningkatkan daya saing industri nasional, menerapkan kebijakan serupa. Data CITA
ekspor dan investasi. Capaian Paket menunjukkan, hingga 28 September 2016,
Kebijakan Ekonomi selama 3 tahun nilai deklarasi harta dari program tax
terakhir digambarkan sebagaimana dalam amnesty menembus Rp 2.514 triliun,
Gambar 2 di atas. dengan perolehan uang tebusan Rp 81,1
triliun.
Sejalan dengan pencapaian
tersebut, beberapa Kementerian baik Penyederhaan sistem pengecekan
sebagai utama (leading) maupun pendu- barang impor berdasarkan Harmonized
kung (supporting) telah melakukan System (HS) Code Buku Tarif Kepabeanan
penyederhanaan regulasi yang dapat Indonesia (BTKI) merupakan bagian dari
mendorong tingkat investasi. Beberapa paket peraturan Kementerian Perdagangan
kementerian tersebut antara lain: dan Kementerian Perindustrian bekerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya sama dengan Bea Cukai. Kebijakan ini
Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan, berlaku mulai dilakukan pada 1 Februari
Kementerian Perdagangan, Kementerian 2018. Aturan tersebut memungkinkan
Perindustrian, Kementerian Pariwisata dan proses administrasi sebagian barang bisa
Kementerian Dalam Negeri. dilakukan di luar pos perbatasan (post
border). Hal itu agar proses verifikasi
Sampai dengan Februari 2018,
barang impor yang masuk ke Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya
bisa berlangsung cepat. Dengan adanya
Mineral (ESDM) telah mencabut 54
kebijakan ini diharapkan dapat mendukung
regulasi atau peraturan untuk mendorong
industri dalam negeri yang bergantung dari
investasi. Dengan pencabutan peraturan
impor bahan baku penolong.
yang sudah tidak relevan dan menghambat
investasi diharapkan dapat semakin Dalam paparan pada Regional
meningkatkan fleksibilitas investasi. Dari Investment Forum (RIF) 2018, Menteri
54 regulasi disimplifikasi menjadi hanya Pariwisata menyampaikan bahwa untuk
29 regulasi yang terdiri dari regulasi di menarik turis mancanegara dan investor,
subsektor migas (dari 10 menjadi 7 Indonesia melakukan usaha deregulasi
regulasi), ketenagalistrikan (2 menjadi 1 kebijakan yang difokuskan kepada 2 (dua)
regulasi), minerba (6 menjadi 1 regulasi), hal yaitu : ease of entering Indonesia dan
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi ease of doing business (Foreign Direct

24
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Investment). Dalam hal ease of entering Dengan pencapaian ini, posisi


Indonesia, Pemerintah mencanangkan Indonesia masih lebih tinggi di antara
program bebas visa (visa free), sebagian negara berkembang lainnya, di
mempermudah ijin kedatangan Yacht antaranya Afrika Selatan (82), India (100),
dengan Waiving Clearance Approval for Filipina (113), dan Brazil (125). Dan
Indonesia Territory (CAIT) Policy, dan posisi Indonesia berhasil melewati
Abolition of Cruise Cabotage Principle. Tiongkok yang berada pada peringkat ke-
Sementara itu, sebagai hasil deregulasi 78. Laporan World Bank ini merangkum
dalam hal ease of doing business berbagai indikator pencapaian sektor
Indonesia, lebih dari 90% bisnis pariwisata publik (pemerintah) dalam memperbaiki
telah terbuka untuk Foreign Direct regulasi iklim usaha dan investasi di
Investment (FDI). negaranya masing-masing.
Sementara Kementerian Dalam World Bank mengakui bahwa
Negeri sebagai Kementerian Pendukung Indonesia setidaknya telah melakukan
(supporting) telah mencabut beberapa perbaikan pada tujuh indikator, yaitu (1)
Permendagri terkait perizinan yang simplifikasi pendaftaran usaha baru, (2)
memerlukan jalur birokrasi sangat perbaikan akses atas listrik, (3) efisiensi
panjang, misalnya Keputusan Menteri biaya pengurusan izin properti usaha, (4)
Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2002 transparansi data kredit, (5) penguatan
tentang Pajak Penerangan Jalan, perlindungan terhadap investor minoritas,
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor (6) perbaikan akses kredit usaha melalui
28 Tahun 2002 tentang Tata Cara pendirian credit Bureau dan (7) perkem-
Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan bangan perizinan berbasis elektronik untuk
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, perdagangan internasional. Laporan terse-
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri but juga menganggap Indonesia sebagai
Nomor 64 Tahun 2012 tentang Pedoman “Top 10 Reformer” atau di antara 10
Pelaksanaan Pemberian Insentif dan negara terbaik di dunia yang paling
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal melakukan reformasi kemudahan berusaha
di Daerah. Dengan pencabutan aturan selama 15 tahun terakhir. Misalnya untuk
tersebut investor dapat lebih mudah dalam pendaftaran usaha baru, kini proses
berinvestasi. pendaftaran di Jakarta hanya membutuh-
kan waktu 22 hari dibandingkan 181 hari
Reformasi Birokrasi dan Reformasi
pada tahun 2004.
Regulasi merupakan Faktor Kunci dalam
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Perbaikan ekonomi Indonesia juga
Meningkatkan Daya Saing Nasional semakin diakui dunia internasional. Pada
tahun 2017, Indonesia mendapatkan pre-
Dari upaya reformasi birokrasi dan
dikat negara layak investasi yang ditun-
reformasi regulasi di atas, Indonesia
jukkan dengan Tabel 2. Penyematan predi-
semakin memperkuat kinerja ekonominya
kat negara layak investasi tentu bukanlah
yang ditunjukkan dengan perbaikan daya
hal yang mudah diraih. Pemerintah harus
saing Indonesia dan persepsi investor.
mampu mengelola perekonomian secara
Data yang disampaikan Perwakilan Bank
makro dan juga harus memiliki strategi
Dunia di Indonesia, Rodrigo A. Chaves di
yang matang dalam meningkatkan
Jakarta, November 2017 lalu menunjukkan
pada 2017, peringkat kemudahan investasi ketahanan ekonomi terhadap gejolak
Indonesia atau ease of doing business eksternal atau external shock.
(EODB) meningkat cukup pesat, naik dari Sejalan dengan hal tersebut, sebuah
109 (2015), 91 (2016) menjadi peringkat daftar yang diterbitkan oleh US News
ke 72 (2017). bertajuk 2018 Best Countries menyatakan
bahwa Indonesia merupakan peringkat 2

25
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

negara terbaik untuk investasi di dunia. tasi yang diproyeksikan akan menjadi
Hal ini berdasarkan survei terhadap 21.000 motor pertumbuhan ekonomi.
orang di seluruh dunia. Dalam penyusunan Namun demikian, Pemerintah juga
peringkat tersebut, US News menilai dari 8 harus memperhatikan faktor-faktor lain
(delapan) kriteria yaitu (1) inovasi; (2) dalam membangun tata kelola ekonomi
kewirausahaan; (3) stabilitas ekonomi; (4) nasional antara lain: (1) penyediaan
lingkungan pajak yang baik; (5) tenaga infrastruktur yang memadai, (2) penyedia-
kerja terampil; (6) keahlian teknologi; (7) an tenaga kerja yang mumpuni, dan (3)
dinamis; dan (8) tingkat korupsi. kondisi keamanan dan situasi politik yang
Pencapaian-pencapaian ini merupa- kondusif. Apabila faktor-faktor ini dapat
kan pengakuan dunia terhadap perbaikan dikelola dengan baik maka pemerintah
yang sedang dilakukan oleh Pemerintah dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Reformasi birokrasi dan refor- yang berkelanjutan dan meningkatkan
masi regulasi diharapkan menjadi faktor kesejahteraan rakyat.
kunci dalam meningkatkan potensi inves-

Tabel 2. Indonesia sebagai negara layak investasi

No. Lembaga Peringkat Peringkat Peringkat Keterangan


Pemeringkat (2015) (2016) (2017)

1. Moody's Baa3 Baa3 Baa3 dengan Moody’s memberikan apresiasi


Investor dengan dengan outlook positif atas upaya Indonesia untuk
Services outlook outlook melakukan reformasi guna
stabil stabil menggenjot investasi dan iklim
usaha, stabilitas makroekonomi
serta disiplin fiskal Indonesia.

2. Standard & BB+ BB+ BBB- dengan Di tahun 2017, S&P


Poor’s (S&P) dengan dengan outlook stabil memandang Indonesia telah
outlook outlook menunjukkan perumusan
positif positif kebijakan yang efektif untuk
mendukung keuangan
pemerintah yang
berkesinambungan dan
pertumbuhan ekonomi yang
berimbang sehingga menaikkan
peringkat menjadi BBB- dengan
outlook stabil (afirmasi status
layak investasi atau investment
grade).

3. Fitch Ratings BBB- BBB- BBB dengan Sebelumnya lembaga ini


dengan dengan outlook stabil memberikan peringkat BBB-.
outlook outlook Kenaikan peringkat ini secara
stabil positif otomatis mengkonfirmasi status
layak investasi atau investment
grade bagi Indonesia.

Sumber: https://tradingeconomics.com/indonesia/rating, diakses pada tanggal 6 Juni 2018

26
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Penyediaan Infrastruktur yang Memadai sia. Suleman (2012) memberikan beberapa


contoh penelitian yang membuktikan
Indonesia merupakan negara
hubungan antara pembangunan infrastruk-
dengan luas wilayah yang cukup besar
tur dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
yaitu 5.193.250 km2 yang terbentang dari
diantaranya studi yang dilakukan Mawardi
Sabang sampai Merauke. Di awal kemer-
(2004) menunjukkan bahwa infrastruktur
dekaannya, Indonesia melaksanakan sis-
memiliki dampak pada pertumbuhan eko-
tem pembangunan secara terpusat. Namun
nomi Indonesia. Selain itu ada juga
dengan karakteristik negara kepulauan dan
penelitian yang dilakukan oleh Mustajab
keanekaragaman budaya di setiap wilayah
(2009) yang menunjukkan peningkatan 1%
membuat pembangunan Indonesia menjadi
investasi pada infrastruktur berkontribusi
tidak merata. Salah satu upaya untuk
pada peningkatan PDB Indonesia sebesar
mengatasi ketidakmerataan pembangunan
0,3%.
ini adalah dengan sistem pembangunan
wilayah. Dalam Muljaridjadi (2011), Komitmen pemerintah dalam mem-
pembangunan yang membagi-bagi wilayah bangun infrastruktur dilakukan melalui
nasional ke dalam region tertentu menjadi- program percepatan infrastruktur dan
kan pembangunan lebih terfokus. Sesuai investasi di Indonesia, di mana program ini
dengan penjelasan Undang-Undang terfokus pada perbaikan dan pembangunan
Pemerintahan Daerah, fokus utama infrastruktur pertanian, pelabuhan dan
pelaksanaan pembangunan ada di provinsi. sarana transportasi, dan infrastruktur eko-
Kondisi ini diperlukan untuk menjamin nomi lainnya yang akan mendorong
bahwa pelaksanaan kegiatan pembangunan peningkatan kegiatan investasi. Kemen-
benar-benar dapat dinikmati oleh masya- terian Keuangan melaporkan dalam
rakat, sehingga perencanaan dan pelaksa- rentang waktu 2015-2017, belanja
naan pembangunan harus dilakukan di infrastruktur terus mengalami peningkatan
daerah. Akan tetapi harus diingat bahwa dengan alokasi dana pembangunan
pembangunan yang dilaksanakan di daerah infrastruktur mencapai Rp. 990 triliun atau
harus sesuai dengan arah pembangunan meningkat 123,4% dari periode 2011-
nasional yang dituju. 2014. Bahkan anggaran pembangunan
infrastruktur tahun 2018 melonjak sangat
Perencanaan pembangunan Indone-
tinggi mencapai Rp 410,7 triliun. Namun
sia yang diatur dalam Undang-Undang
pemerintah mengakui untuk mengejar
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
ketinggalan infrastruktur Indonesia dari
Perencanaan Pembangunan Nasional
mengatur sistem perencanaan pembangun- negara-negara ASEAN lain seperti
an pada tingkatan nasional dan tingkatan Singapura, Malaysia dan Thailand, Rp.
990 triliun bukanlah uang yang cukup.
wilayah. Perencanaan pembangunan ini
Oleh sebab itu, investasi yang berkelanjut-
dilakukan secara bertahap berdasarkan
an di pembangunan infrastruktur menjadi
tahapan waktu, dari perencanaan jangka
faktor penting untuk memeratakan pem-
panjang (20 tahun), perencanaan pemba-
bangunan wilayah Indonesia yang pada
ngunan jangka menengah (5 tahun) hingga
akhirnya dapat menarik minat investor.
jangka pendek (1 tahun). Tujuannya
adalah agar pelaksanaan pembangunan Pembangunan infrastruktur juga
lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan multiplier effect pada
menghasilkan outcome yang jelas. perekonomian nasional. Pembangunan
Untuk meratakan pembangunan infrastruktur dapat meningkatkan mobilitas
dan produktivitas yang akan meningkatkan
wilayah, pemerintah pusat berkomitmen
investasi terutama di berbagai pelosok
membangun infrastruktur karena dengan
Indonesia.
adanya pembangunan infrastruktur terbukti
mendorong pertumbuhan ekonomi Indone-

27
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Penyediaan Tenaga Kerja yang Mumpuni syaratan penting untuk investasi untuk
meningkatkan kepercayaan investor agar
Indonesia merupakan negara
tidak lagi wait and see dalam menanamkan
dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dan
uangnya di Indonesia. Lembaga dan
diperkirakan akan mencapai fase bonus
Kementerian bidang Politik, Hukum dan
demografi diproyeksi akan terjadi di
Keamanan RI terus meningkatkan kinerja
Indonesia pada tahun 2020-2035. Arti dari
dalam menjaga kondisi keamanan nasional
bonus demografi sendiri yaitu kondisi
terutama dalam situasi politik belakang ini.
ketika jumlah populasi usia produktif lebih
Peran serta masyarakat juga sangat dibu-
besar dari usia nonproduktif. Bonus
tuhkan demi tercapainya tujuan tersebut.
demografi merupakan kesempatan yang
harus dikelola dengan baik. D. Kesimpulan dan Rekomendasi
Dengan melimpahnya tenaga kerja Pemerintah terus berupaya untuk mem-
produktif, Indonesia memiliki peluang bangun tata kelola kelola ekonomi nasio-
emas untuk mendorong kemajuan roda nal. Upaya reformasi birokrasi dan refor-
perekonomiannya. Untuk itu, pemerintah masi regulasi dalam bidang ekonomi
harus menciptakan kebijakan ketenaga- selama beberapa tahun terakhir secara
kerjaan yang bersifat aktif (active labor nyata telah memberikan hasil bagi perbaik-
market policy) yang secara sistematis an ekonomi Indonesia. Oleh karena itu,
mempercepat penciptaan lapangan peker-
Pemerintah Indonesia harus terus men-
jaan, mempercepat proses matching
dorong proses debirokratisasi, deregulasi
pencari kerja dan pemberi kerja serta dan reregulasi, terutama di bidang ekono-
mengurangi ketidaksesuaian keterampilan mi. Debirokratisasi artinya penghapusan
(skill mismatch). Hal yang ingin dicapai atau pengurangan hambatan yang terdapat
adalah terpacunya pertumbuhan ekonomi, dalam sistem birokratisasi. Sinergi antara
terangkatnya sektor riil, dan pada akhirnya K/L pusat dan pemerintah daerah serta
akan meningkatkan daya saing global. unit-unit terkait investasi lainnya harus
Momentum bonus demografi harus menjadi prioritas utama untuk membentuk
dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan cara iklim investasi yang kondusif serta
menyiapkan tenaga kerja yang mampu membangun daya saing nasional.
bersaing dengan negara lainnya. Strategi Syarat keberhasilan reformasi birokrasi
yang dapat dilakukan diantaranya diversi- antara lain (1) adanya komitmen atau
fikasi program pelatihan dari tataran pra- dukungan politik yang kuat pada level
sekolah sampai dengan perguruan tinggi tertinggi dan (2) adanya rencana strategis
termasuk vokasional dan profesional,
yang terfokus dan dilaksanakan secara
prioritas pengembangan pendidikan sesuai konsisten. Sedangkan, deregulasi dan
kebutuhan pasar tenaga kerja, matching
reregulasi artinya kegiatan atau proses
jenis pendidikan dan jenis pekerjaan, serta menghapuskan pembatasan dan peraturan
investasi pendidikan dalam meningkatkan atau memformulasikan aturan baru yang
kualitas tenaga kerja. Dengan pengelolaan sifatnya untuk menyederhanakan peratur-
yang baik maka akan tersedia tenaga kerja an-peraturan yang ada dan sifatnya
yang mempunyai pengetahuan, keahlian, tumpang tindih. Menurut Prof. Boediono,
keterampilan dan inovatif sebagai kunci
komitmen politik dan institusi hukum
penggerak perekonomian.
harus tertata dengan baik untuk menopang
Kondisi Keamanan dan Situasi Politik berjalannya birokrasi yang efektif dan
yang Kondusif efisien dalam menghasilkan kerangka
regulasi yang berkualitas.
Pemerintah harus mengendalikan
kondisi keamanan dan situasi politik agar Gerakan revolusi mental yang
selalu kondusif. Faktor ini menjadi per- digaungkan oleh Presiden Jokowi harus

28
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

menjadi dasar untuk membenahi birokrasi International Fund for Agricultural


Indonesia, yang diwujudkan dengan Development -6-7th Ed, 1999,Good
merubah nilai, etika, pola pikir serta Governance : An Overview. Rome.
budaya birokrasi saat ini. Sistem birokrasi Khan, Akbar Ali in Jamil et. Al, 2015, The
harus berorientasi pada pelayanan masya- Relevance of the Concept of Good
rakat, kemudian tidak lagi birokrasi yang Governance: Revisiting Goals,
berorientasi kepada keluaran (output) Agendas, and Strategies – Ch. 7
semata ke birokrasi yang berorientasi Governance in South, Southeast, and
kepada hasil (outcome) dan manfaat East Asia: Trends, Issues and
(benefit). Challenges, New York: Springer
Muljarijadi, Bagdja, 2011, Pembangunan
Di sisi lain, Aparatur Sipil Negara
Ekonomi Wilayah Pendekatan Analisis
harus menjunjung tinggi integritas dan
Tabel Input-Output I, Bandung: Unpad
profesionalitas dalam melakukan tugasnya.
Press
Hal tersebut tentu harus ditunjang dengan
Nicholson, Walter dan Christopher
peningkatan kompetensi sumber daya
Snyder, 2012, Microeconomics Theory:
aparatur birokrasi dalam penyelenggaraan
Basic Principles and Extensions 11th
pemerintahan. Hal lainnya yang perlu
Edition, South-Western Cengage
dilakukan adalah restrukturisasi dan revi-
talisasi kelembagaan birokrasi. Struktur Learning
birokrasi harus ditata agar tepat ukuran Pemerintah RI, 2017, “Laporan 3 Tahun
Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf
dan tepat fungsi (right sizing). Struktur
Kalla”, Jakarta.
birokrasi sebagai penggerak penyeleng-
Schwab, Klaus, 2017, The Global
garaan pemerintahan harus menunjukkan
Competitiveness Report 2017-2018,
performa yang tangguh, efektif dan efisien.
World Economic Forum.
Upaya-upaya tersebut diharapkan Sekaran, Uma, 2009,Metodologi
dapat meningkatkan tingkat kepercayaan Penelitian untuk Bisnis Buku I ed 4,
pihak eksternal, termasuk investor dan Jakarta : Salemba Empat
lembaga pemeringkat, terhadap potensi Suleman, Areef dan Zafar Iqbal, 2012,
perekonomian Indonesia baik secara Infrastructure Development:
makro maupun mikro. Perbaikan yang Challenges and the Way Forward,
sedang dilakukan oleh pemerintah Publication of the Asia Development
Indonesia dalam segala lini harus didu- Bank and Anthem Press.
kung oleh segenap masyarakat, terutama U.S. News and World Report LP, 2018,
dengan sikap optimisme dan kepercayaan Best Countries 2018 Global Rankings,
terhadap pemerintah. Hal ini modal International News and Data Insights.
penting bagi pemerintah untuk mencip- Yahya, Arief, 2018, Indonesia Priority
takan pertumbuhan ekonomi yang holistik Sector : Tourism, Paparan disampaikan
dan berkelanjutan guna meningkatkan pada Regional Investment Forum 2018,
kesejahteraan rakyat. Yogyakarta.

Daftar Pustaka Peraturan Perundang-Undangan


Buku Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017
Effendi, S, 2000, Reformasi Administrasi, tentang Percepatan Pelaksanaan
Ceramah Pada Re-entry Workshop Berusaha. 22 September 2017. Berita
Strategic Management of Local Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Authorities tanggal 21 Juli 2000, Nomor 210, Jakarta.
diselenggarakan oleh Badan Diklat Peraturan Menteri Pendayagunaan
Depdagri, Jakarta. Aparatur Negara Republik Indonesia
No. 23 tahun 2017 tentang

29
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Penyelenggaraan Mal Pelayanan efektif-kunci-keberhasilan-


Publik. 3 Oktober 2017. Berita Negara pembangunan/ pada Juni 2018
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor Situs Resmi Kementerian Keuangan,
1387, Jakarta. “APBN 2017” diakses dari
Undang-Undang Republik Indonesia No. https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017
25 tahun 2004 tentang Sistem pada Juni 2018
Perencanaan Pembangunan Nasional. Situs Resmi Kementerian Keuangan,
5 Oktober 2004. Lembaran Negara “APBN 2018” diakses dari
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor https://www.kemenkeu.go.id/apbn2018
104, Jakarta. pada Juni 2018
Detik.com, “Jakarta Kuasai 70%
Website Perputaran Uang, Sayangnya
Kesenjangan Tinggi”, 27 Februari
Situs Resmi Presiden RI, “Mempercepat 2013, diunduh dari
Program Reformasi Regulasi”, 14 Juni https://finance.detik.com/berita-
2016, diunduh dari, ekonomi-bisnis/d-2181083/jakarta-
http://presidenri.go.id/berita- kuasai-70-perputaran-uang-sayangnya-
aktual/mempercepat-program- kesenjangan-tinggi pada Juni 2018
reformasi-regulasi.html pada Juni 2018 Liputan6.com, “Ini Bukti Program Tax
Situs Resmi Kementerian Pendayagunaan Amnesty RI Tersukses di Dunia”, 29
Aparatur Negara dan Reformasi September 2016, diunduh dari
Birokrasi, “Tiga Tahun Pemerintahan https://m.liputan6.com/bisnis/read/2613
Jokowi - JK , Indeks Reformasi 791/ini-bukti-program-tax-amnesty-ri-
Birokrasi Meningkat“, 20 Oktober tersukses-di-dunia pada Juni 2018
2017, diunduh dari, Metronews.com, “Ekonomi DKI Jakarta
https://www.menpan.go.id/site/berita- Tumbuh 6,29% di Kuartal III-2017”, 7
terkini/tiga-tahun-pemerintahan- November 2017, diunduh dari
jokowi-jk-indeks-reformasi-birokrasi- http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro
meningkat-2 pada Juni 2018 /5b255vdN-ekonomi-dki-jakarta-
Situs Resmi Fakultas Ilmu Administrasi tumbuh-6-29-di-kuartal-iii-2017 pada
Universitas Indonesia, “Prof. Juni 2018
Boediono: Birokrasi yang Bersih da Trading Economics.com, “Indonesia –
Efektif Kunci Keberhasilan Credit Rating”, 6 Juni 2018, diunduh
Pembangunan”, 13 April 2018, dari
diunduh dari http://fia.ui.ac.id/prof- https://tradingeconomics.com/indonesia
boediono-birokrasi-yang-bersih-dan- /rating pada Juni 2018

30
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

STRATEGI KEBIJAKAN PERCEPATAN PERIZINAN BERUSAHA


MENUJU TARGET EODB 2020
EASE OF DOING BUSINESS POLICY STRATEGY TOWARDS THE 2020
EODB TARGET

Muhammad Rezky Aditya Ardiyan


Lembaga Administrasi Negara

Sabilla Ramadhiani Firdaus


Lembaga Administrasi Negara

Abstrak
Peningkatan capaian Ease of Doing Business (EODB) tahun 2018 menjadi suatu pijakan yang
makin mantap, untuk menyongsong tata kelola perekenomian nasional yang semakin baik,
dan tentu diharapkan dapat mendorong kemudahan berusaha di Indonesia. Kebijakan yang
hadir, sangat memiliki andil untuk menggiring roda perekonomian bangsa. Kebijakan yang
ramah untuk investor, namun tetap disiplin dalam menegakkan kebijakan perizinan
diharapkan dapat terjalin, di tingkat pusat maupun daerah. Pasca diberlakukannya Peraturan
Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan untuk berusaha
dengan penggunaan teknologi informasi melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik (Online Single Submission). Salah satu agenda kebijakan tersebut, adalah
dengan melakukan reformasi peraturan perizinan berusaha. Dalam reformasi peraturan
tersebut, setiap pemerintah pusat maupun daerah harus memahami konsep reformasi
peraturan perizinan, bagaimana prinsip dasar kebijakan percepatan pelaksanaan berusaha dan
konsep evaluasi peraturan terkait pelaksanaan proses perizinan berusaha, agar sistem
pelaksanaan berusaha yang terintegrasi dapat tercipta di Indonesia.
Kata kunci: kebijakan publik, reformasi peraturan perizinan berusaha, percepatan
pelaksanaan berusaha, kemudahan berusaha

Abstract
Ease of Doing Business (EODB) achievement in 2018 brought hope as well as challenge
towards the top 40 rank by 2020 as targeted by President Joko Widodo. Government policy is
critical in improving licensing services. Government of Indonesia has made efforts to
establish policy that is conducive for doing business, at the same time enforcing licensing
policies through out central and regional levels. Following the enactment of Presidential
Regulation No. 91 of 2017 concerning Acceleration of Doing Businesses, the government
issued a policy to accelerate and facilitate doing business utilizing information technology
through Electronic Single Submission System (Online Single Submission). One of the agenda
is reforming licencing regulation. This reform aimed for integration of doing business in
Indonesia. Central and local governments are required to follow the reform, to adhere the
principles of the reform. In addition, evaluation of business licencing related regulation is
conducted to obtain appropriate input in decision making to ease doing business in
Indonesia.
Keywords: doing-business license policy, bureaucracy inefficiency, acceleration of doing-
business license, RBM Model, EODB 2020 Target

31
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

A. Pendahuluan berusaha dengan masih adanya kondisi


pelayanan yang masih belum optimal.
Sebagai salah satu pertimbangan
investor dalam berinvestasi di dunia usaha, Capaian peringkat Ease of Doing
kemudahan perizinan menjadi suatu Business (EoDB) tahun 2018, dalam
tagline yang sedang gencar diupayakan laporan terbaru yang dikeluarkan oleh
oleh pemerintah. Kemudahan perizinan di Bank Dunia tentang Kemudahan Berusaha,
Indonesia ramai diusung melalui media peringkat kemudahan berusaha di
sosial, yang dinilai efektif di era millennial Indonesia naik 19 peringkat ke posisi 72
ini. Tidak hanya gencar dalam hal dari 190 negara yang disurvei. Capaian ini
pemberitaan, pemerintah juga mengupa- melanjutkan tren percepatan peningkatan
yakan kemudahan berusaha ini dengan peringkat dalam dua tahun terakhir.
menuangkannya dalam suatu rumusan Seperti diketahui, pada EoDB 2017 posisi
kebijakan. Melalui Peraturan Presiden Indonesia naik 15 peringkat, dari 106 ke
Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan peringkat 9 dan Indonesia masuk dalam 10
Pelaksanaan Berusaha (untuk selanjutnya negara Top Reformers. Dengan demikian,
disebut Perpres Percepatan Pelaksanaan dalam 2 tahun terakhir posisi Indonesia
Berusaha), pemerintah menjabarkan me- telah naik 34 peringkat. Sebelum EoDB
ngenai konsep kebijakan percepatan pelak- 2017 posisi Indonesia berkisar antara
sanaan berusaha. Kebijakan ini lahir dari peringkat 116 – 129. Akan tetapi penguat-
dinamika perkembangan berusaha, baik an ekonomi global dan di Indonesia belum
dari sektor mikro, kecil dan menengah, tercermin dalam data penanaman modal
serta dilihat dari evaluasi pelaksanaan asing ke Indonesia.

Gambar 1: Peringkat EODB Negara-negara di Kawasan ASEAN

Sumber: Bank Dunia, diolah

32
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 2: Rasio FDI Inflows terhadap PDB

Sumber: IMF WEO database dan IIF database


Pertanyaannya adalah, mengapa biaya yang tinggi, seperti tercermin dalam
penanaman modal asing ke Indonesia Executive Opinion Survey tahun 2017 oleh
masih rendah? Salah satunya adalah World Economic Forum:
karena faktor birokrasi yang kompleks dan
Gambar 3: Faktor yang paling bermasalah dalam melakukan usaha

Sumber: World Economic Forum, Executive Opinion Survey 2017

Faktor birokrasi pemerintah yang belum seluruhnya menggunakan teknologi


kompleks dan inefisien memang menjadi informasi (online), waktu penyelesaian dan
perhatian besar. Sebagai contoh, perizinan biaya perizinan yang tidak jelas, serta
di Indonesia masih bersifat parsial dan paradigma dalam birokrasi yang masih
tidak terintegrasi, sekuensial (berurutan), berbelit. Di samping itu, seperti dilansir

33
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dalam Bhasin (2010) korupsi adalah mana prinsip dasar kebijakan percepatan
masalah serius dan perlu langkah-langkah pelaksanaan berusaha yang sudah ada
diambil pada level tertinggi untuk disandingkan dengan dan konsep-konsep
memberantas hal tersebut. Praktik suap evaluasi perizinan berusaha.
muncul karena banyak peraturan yang
ditempatkan untuk meningkatkan pen- B. Kebijakan Percepatan Perizinan
dapatan. Gaji rendah pejabat pemerintah Berusaha di Indonesia
adalah salah satu penyebab korupsi.
Birokrasi berjalan lambat dan tidak efisien, Menurut Ridwan dan Sudrajat
dan praktik suap membuat semuanya (2009) Perizinan adalah wujud pelayanan
bergerak. Hal-hal tersebutlah yang publik yang sangat menonjol dalam tata
menjadikan pelayanan birokrasi menjadi pemerintahan. Dalam relasi antara
kompleks dan berbiaya tinggi dalam setiap pemerintah dan warga masyarakat sering-
proses perizinan berusaha di Indonesia. kali perizinan menjadi sebuah indikator
untuk menilai apakah sebuah tata
Faktor penghambat sebagaimana pemerintahan sudah mencapai kondisi
disebutkan di atas, menjadi salah satu “good governance” atau belum.
pijakan pemerintah untuk melakukan pem-
benahan diri, melakukan evaluasi di berba- Terdapat disharmoni regulasi
gai sektor dalam rangka peningkatan dalam pengaturan perizinan sebelumnya.
peringkat kemudahan berusaha yang ditar- Misalnya pada contoh kasus Kementerian
getkan Indonesia dapat mencapai pering- Dalam Negeri yang telah mengeluarkan
kat 40 pada EoDB 2020. Hal ini telah Permendagri No. 20/2008 tentang
menjadi fokus capaian kinerja pemerin- Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
tahan Presiden Joko Widodo, yang juga Pelayanan Terpadu di Daerah yang mana
sejalan dengan visi Indonesia 2025 yaitu selanjutnya disusul dengan terbitnya
mencapai target 12 besar kekuatan ekono- Perpres No. 27/2009 tentang PTSP di
mi dunia pada tahun 2025 (Zuhal, 2013). Bidang Penanaman Modal. Urgensi
dilakukannya penataan regulasi di
Sehingga, untuk mencapai target Indonesia dilansir dari DAPP-BAPPENAS
40 pada EoDB 2020, masih banyak hal (2012) adalah: 1) Terlalu banyaknya
yang perlu dibenahi, salah satunya adalah regulasi (Hyper-regulation); 2) Saling
pembenahan birokrasi terkait standar bertentangan (Conflicting); 3) Tumpang
pelayanan pada kementerian/lembaga, tindih (Overlapping); 4) Multitafsir (Multi
provinsi, dan kabupaten/kota yang salah Interpretation); 5) Tidak taat asas
satu upayanya dilakukan melalui evaluasi (Inconsistency); 6) Tidak efektif; 7)
perizinan berusaha dan penerapan Sistem Menciptakan beban yang tidak perlu
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara (Unnecesarry Burden); 8) Menciptakan
Elektronik (Online Single Submission). Ekonomi Biaya Tinggi (High-Cost
Berdasarkan hal tersebut, Pemerin- Economy).
tah telah menetapkan kebijakan percepatan Dalam beberapa kali kesempatan,
pelaksanaan berusaha sebagaimana diatur Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia,
dalam Perpres Percepatan Pelaksanaan Bapak Yasonna Laoly mengingatkan agar
Berusaha,yang mana terdapat kewajiban setiap kementerian/lembaga/pemerintah
bagi menteri/kepala, gubernur, dan bupati/ daerah harus melaksanakan reformasi
walikota untuk melaksanakan percepatan regulasi (Yasonna Laoly, personal
pelaksanaan berusaha sebagaimana diatur communication, November 15, 2017).
dalam Perpres tersebut. Untuk itu, Dengan kondisi dan tuntutan penataan
pemerintah perlu pemahaman secara baik regulasi diatas, juga diberlakukan dalam
dan menyeluruh mengenai konsep konteks pelaksanaan berusaha di
percepatan kemudahan berusaha, bagai- Indonesia.

34
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Pada pasal 2 Perpres Percepatan perdagangan bebas dan pelabuhan


Pelaksanaan Berusaha, dalam rangka bebas, kawasan industri, dan
percepatan pelaksanaan berusaha, dilaku- kawasan strategis pariwisata
kan 2 (dua) tahapan, yaitu: nasional.
a. Tahap kesatu, yaitu: b. Tahap kedua, yaitu:
1. pengawalan dan penyelesaian 1. pelaksanaan reformasi peraturan
hambatan melalui pembentukan perizinan berusaha; dan
satuan tugas; 2. penerapan sistem perizinan
2. pelaksanaan perizinan berusaha berusaha terintegrasi secara elek-
dalam bentuk pemenuhan persya- tronik (Online Single Submission).
ratan (checklist) yang dilakukan di Percepatan pelaksanaan tidak
kawasan ekonomi khusus, kawasan hanya dilakukan sebagai suatu tahapan
perdagangan bebas dan pelabuhan
atau proses estafet saja, namun dapat
bebas, kawasan industri, dan kawa- dilaksanakan secara bersamaan. Melihat
san strategis pariwisata nasional; tingginya peluang peningkatan investasi
dan dan semangat perbaikan reformasi
3. pelaksanaan perizinan berusaha kebijakan dalam proses perizinan usaha,
dengan menggunakan data sharing maka pemerintah mulai melaksanakan
dan penyampaian yang tidak ber- Tahap II dalam rangka penyiapan
ulang yang dilakukan di luar kawa-
pelaksanaannya (preparasi), dengan jadwal
san ekonomi khusus, kawasan pelaksanaan sebagai berikut.

Gambar 4: Langkah persiapan Tahap II Pelaksanaan Reformasi Perizinan Berusaha

Sumber: Lampiran Permenko Perekonomian tentang Pedoman Pelaksanaan


Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017

Pelaksanaan reformasi peraturan an reformasi peraturan perizinan dilakukan


perizinan berusaha dilakukan oleh tiap melalui:
satuan tugas di masing-masing sektor (K/L a. menyusun daftar peraturan yang akan
Leading, K/L Supporting, K/L Gabungan, diganti berdasarkan hasil evaluasi;
Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Pelaksana-

35
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

b. menyusun rancangan peraturan Koordinasi antar lembaga ini


pengganti peraturan sebelumnya; dan memunculkan sinergi, untuk mencapai
c. menyusun dan menyampaikan usulan titik harmonisasi peraturan perundang-
perubahan peraturan yang menghambat. undangan. Sebab, persoalan perizinan
berusaha tidak hanya dimiliki, diinisiasi
Sebagai suatu bentuk reformasi
dan dilaksanakan oleh tingkat pemerintah
peraturan, mekanisme pelaksanaan seba-
pusat atau tingkat daerah saja, tetapi
gaimana disebut di atas, tentu dapat dinilai
bersifat nasional, artinya bahwa persiapan,
baik, karena melalui proses atau tahapan
pelaksanaan hingga evaluasi dilaksanakan
yang tepat dalam melakukan suatu refor-
lintas sektoral. Pada proses harmonisasi
masi peraturan, yang dimulai dari proses
tersebut, baik kementerian/lembaga/
evaluasi peraturan, dan dilanjutkan dengan
pemerintah daerah inisiator, Kementerian
proses identifikasi, penyusunan rancangan
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kemen-
peraturan pengganti dan penyusunan, serta
terian Dalam Negeri serta kementeri-
penyampaian peraturan perundang-
an/lembaga terkait, wajib memahami dan
undangan yang dirasa menghambat pelak-
siap dengan isi materi muatan peraturan
sanaan perizinan berusaha. Khusus dalam
tersebut. Pemahaman dan penggunaan asas
penyusunan peraturan menteri/kepala
materi muatan yang tepat dalam
lembaga untuk mengganti peraturan pelak-
sanaan perizinan berusaha sebelumnya, pembentukan undang-undang meru-pakan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi hal penting untuk mencegah terjadinya
hiper regulasi, maupun overlapping
Manusia memberikan asistensi teknik
maupun inkonsistensi peraturan (Astuti,
penyusunan rancangan peraturan menteri/
November 20, 2017).
kepala lembaga.
Sehingga, merujuk pada Anggono
Sedangkan dalam hal penyusunan
(2014) pencegahan hal tersebut amat
peraturan daerah/peraturan kepala daerah
penting dilakukan dalam proses harmoni-
untuk mengganti peraturan pelaksanaan
sasi untuk menghindari kerugian secara
perizinan berusaha sebelumnya, mengacu
substansi, anggaran, dan bahkan bagi
ketentuan sebagai berikut:
kepastian dan kemanfaatan hukum itu
a. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
sendiri. Kepastian dan kemanfaatan hukum
Manusia bersama dengan Kemen-
yang diidamkan justru menjadi eksekutor
terian Dalam Negeri memberikan
yang salah karena penerapan asas materi
asistensi teknik penyusunan rancangan
yang tepat diabaikan sehingga menghasil-
peraturan daerah atau rancangan
peraturan kepala daerah; dan kan produk hukum yang tidak berkualitas.
b. Kementerian/lembaga yang kewena-
C. Evaluasi Pelaksanaan Proses
ngannya didelegasikan ke pemerintah
daerah, memberikan asistensi terhadap Perizinan Berusaha
materi yang dimuat dalam rancangan Konsep evaluasi sederhana yang
peraturan daerah atau rancangan sering menjadi acuan adalah konsep RBM
peraturan kepala daerah. (Results-based Management), yang mana
Dapat dilihat dalam materi Perpres konsep RBM dilihat sebagai konsep
Percepatan Pelaksanaan Berusaha ini, dengan pendekatan siklus hidup (life cycle
mengamanatkan adanya koordinasi antar approach), dimulai dari perencanaan,
lembaga pemerintahan, demi tercapainya pelaksanaan hingga proses monitoring dan
tujuan yang diharapkan oleh pemerintah evaluasi sebagaimana terlihat pada grafik
yakni kemudahan perizinan berusaha, di bawah ini.
dengan sistem perizinan yang terintegrasi.

36
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kesenjangan antara harapan dengan


kenyataan. Menurut Anderson dalam
Winarno (2008), secara umum evaluasi
kebijakan dapat dikatakan sebagai
kegiatan yang menyangkut estimasi atau
penilaian kebijakan yang mencakup
substansi, implementasi dan dampak
pelaksanaan kebijakan tersebut.
Menurut Lester dan Stewart dalam
Winarno (2008) evaluasi kebijakan dapat
dibedakan ke dalam dua tugas yang ber-
beda, tugas pertama adalah untuk menen-
tukan konsekuensi-konsekuensi yang
ditimbulkan oleh suatu kebijakan dengan
Sumber: UNDP, Handbook of Planning, cara menggambarkan dampaknya. Sedang-
M&E for Development Result (2009) kan tugas kedua adalah untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan dari suatu
Dalam konsep evaluasi RBM, kebijakan berdasarkan standar atau kriteria
perencanaan dapat didefinisikan sebagai yang telah ditetapkan sebelumnya.
proses menetapkan tujuan, mengembang- Evaluasi kebijakan merupakan persoalan
kan strategi, menguraikan pengaturan fakta yang berupa pengukuran serta
pelaksanaan dan mengalokasikan sumber penilaian baik terhadap tahap
daya untuk mencapai tujuan tersebut. implementasi kebijakannya maupun
Monitoring dapat didefinisikan sebagai terhadap hasil (outcome) atau dampak
proses berkelanjutan di mana para (impact) dari bekerjanya suatu kebijakan
pemangku kepentingan mendapatkan atau program tertentu, sehingga
umpan balik secara berkala tentang menentukan langkah yang dapat diambil
kemajuan yang sedang dibuat untuk dimasa yang akan datang.
mencapai tujuan dan sasaran dimaksud.
Evaluasi adalah penilaian yang obyektif Lebih lanjut, evaluasi kebijakan
dan independen baik dari kegiatan yang secara sederhana menurut William Dunn
diselesaikan atau yang sedang berlangsung dalam Agustino (2008), berkenaan dengan
untuk menentukan sejauh mana organisasi produksi informasi mengenai nilai-nilai
mencapai tujuan yang dinyatakan dan atau manfaat-manfaat kebijakan hasil
berkontribusi terhadap pengambilan kebijakan. Menurut Muhlizi (2017),
keputusan (UNDP, 2009). analisis dan evaluasi dilakukan tidak hanya
untuk memperbaiki materi hukum yang
Framework tersebut mengutama- ada (existing), tetapi juga untuk perbaikan
kan pendekatan yang bersifat holistik dan terhadap sistem hukum yang mencakup
mengintegrasikan aktivitas-aktivitas fung- materi hukum, kelembagaan dan penegak-
sional untuk memberikan kepuasan kepada an hukum, pelayanan hukum serta
stakeholders selaku pengguna layanan dan kesadaran hukum masyarakat. Hasil
menghasilkan kebijakan yang tepat analisis evaluasi adalah rekomendasi
menyesuaikan perubahan lingkungan yang terhadap status peraturan perundang-
dinamis (Bartels dan Pass, 2000). undangan yang ada, apakah perlu
Evaluasi biasanya ditujukan untuk perubahan (revisi), penggantian (dicabut),
menilai sejauh mana efektifitas kebijakan atau dipertahankan.
publik guna dipertanggungjawabkan kepa- Menteri/kepala lembaga, gubernur,
da konstituennya. Sejauh mana tujuan dan bupati/walikota melakukan evaluasi
dicapai serta untuk melihat sejauh mana atas seluruh dasar hukum pelaksanaan

37
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

proses Perizinan Berusaha yang 2017). Permenko Perekonomian tentang


merupakan kewenangannya, termasuk bagi Pedoman Pelaksanaan Peraturan Presiden
usaha mikro, kecil, dan menengah. Pelak- Nomor 91 Tahun 2017 lahir sebagai
sanaan evaluasi tersebut mencakup pula landasan hukum untuk pembentukan dan
rekomendasi penyempurnaan atas peratur- pelaksanaan satuan tugas pada kemen-
an perundang-undangan yang menjadi terian/lembaga, provinsi, dan kabupaten/
referensi atau dasar hukum penerbitan kota, pelaksanaan reformasi peratuan
Perizinan Berusaha yang dilaksanakan perizinan berusaha, dan penerapan sistem
oleh Satuan Tugas Nasional, Satuan Tugas perizinan berusaha secara terintegrasi
Kementerian/Lembaga, Satuan Tugas Pro- (online single submission) percepatan
vinsi, dan/atau Satuan Tugas Kabupaten/ pelaksanaan berusaha dan untuk
Kota. melaksanakan ketentuan Pasal 39 Perpres
Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
Berdasarkan evaluasi tersebut,
menteri/kepala lembaga, gubernur, dan Berdasarkan konsep RBM dengan
bupati/ walikota mengganti peraturan yang pendekatan life-cycle approach, untuk
merupakan dasar hukum pelaksanaan mempercepat kemudahan perizinan
Perizinan Berusaha sebelumnya, dengan berusaha di Indonesia maka proses dimulai
memuat ketentuan: dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
a. Standar Pelayanan Perizinan dan evaluasi. Hal penting yang harus
Berusaha, yang mengatur mengenai, dicermati dalam tahap perencanaan adalah
Pelaku Usaha yang dapat mengajukan mengenai kesiapan. Kesiapan hadir disaat
permohonan, persyaratan, penyampai- pembuat kebijakan maupun stakeholder
an permohonan dan pendaftaran, yang terkait, yakin dan siap untuk
prosedur penyelesaian, dan jangka mengimplementasikan hasil analisis dan
waktu penyelesaian; evaluasi, yang sudah disusun dari poin-
b. Biaya penerbitan Perizinan Berusaha poin rekomendasi. Pada prinsipnya,
dalam hal dikenakan penerimaan kesiapan dalam hal ini mencangkup antara
negara bukan pajak atau pajak daerah lain:
dan retribusi daerah; 1. Sistem Online Single Submission
c. Perizinan Berusaha wajib diberikan
(OSS) yang Bersinergi dan
setelah semua persyaratan telah
Terintegrasi
lengkap dan benar; Sebelum OSS muncul, seluruh
d. Layanan pengaduan perizinan perizinan usaha harus melewati
berusaha; dan berbagai macam perizinan lintas
e. Penerapan teknologi informasi online kementerian dan lembaga. Sedangkan
dalam pelaksanaan perizinan berusaha dengan sistem OSS, perizinan
dan keputusan berbentuk elektronis. berusaha akan berubah melalui satu
Lebih lanjut, pedoman mengenai kantor dan secara online. Sistem
percepatan pelaksanaan berusaha diatur tersebut akan terintegrasi dan
dalam Peraturan Menteri Koordinator melengkapi sistem Pelayanan Terpadu
Bidang Perekonomian Republik Indonesia Satu Pintu (PTSP).
Selaku Ketua Satuan Tugas Nasional Perizinan berusaha pada sistem OSS
Percepatan Pelaksanaan Berusaha Nomor mengharuskan pelaku usaha atau
8 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksa- investor mengajukan permohonan
naan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun perizinan berusaha hanya ke
2017 tentang Percepatan Pelaksanaan PTSP. Seluruh data perizinan
Berusaha (selanjutnya disebut Permenko
berusaha yang ditujukan kepada
Perekonomian tentang Pedoman Pelaksa- kementerian/lembaga/pemerintah ber-
naan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun ada dalam 1 (satu) sistem OSS,

38
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

sehingga investor tidak perlu 4. Pengawasan, dengan ketentuan:


melakukan registrasi ulang saat a. Kementerian/lembaga dan peme-
mengurus perizinan lain. Bahkan rintah daerah yang memberikan
investor tak harus datang ke kemen- perizinan kepada pemegang izin
terian teknis untuk menyerahkan berusaha wajib melakukan penga-
dokumen. Cukup dengan mendaftar wasan pelaksanaan perizinan sesuai
melalui online dengan menggunakan ketentuan peraturan perundang-
gadget, investor akan mendapat undangan.
kemudahan perizinan berusaha, b. Pelaksanaan pengawasan perizinan
sebagai solusi atas permasalahan yang dapat dilakukan pada tahapan
selama ini dikeluhkan investor selama pengajuan perizinan berusaha atau
ini. pada pelaksanaan perizinan ber-
usaha (pembangunan konstruksi
2. Sumber Daya Manusia
dan komersial) atau pada seluruh
Dalam hal ini, Tim Pelaksana perce-
tahapan.
patan pelaksanaan berusaha bersama
c. Tujuan pengawasan adalah untuk
dengan Kementerian Komunikasi dan
menjamin pemegang perizinan ber-
Informatika, Kementerian Pendayagu-
usaha melaksanakan perizinannya
naan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Kementerian Dalam sesuai dengan standar yang telah
Negeri, dan Lembaga Administrasi ditetapkan oleh Kementerian/lem-
baga dan pemerintah daerah.
Negara serta pihak lain untuk
d. Dalam rangka pengawasan per-
menyiapkan dan melaksanakan
izinan berusaha dilakukan pemerik-
pelatihan bagi sumber daya manusia
saan sesuai standar yang
yang akan menggunakan OSS.
ditetapkan.
3. Dukungan dan Kerjasama Seluruh e. Kementerian/lembaga dan peme-
Stakeholders rintah daerah harus menetapkan
Sebuah sistem yang baik, harus standar perizinan dan pemenuhan
didukung oleh seluruh stakeholders. persyaratan perizinan termasuk
Menurut Friedman (1975), salah satu standar pemeriksaannya sesuai
faktor yang cukup dominan yang ketentuan peraturan perundang-
mempengaruhi proses penegakan undangan dan mengacu pada
suatu regulasi yaitu faktor kultural praktek yang sehat dan efisien dan
(lawculture) yang dalam hal ini dalam hal tertentu dapat mengacu
dimaknai sebagai sikap manusia, nilai pada standar internasional.
pemikiran, serta harapannya. Dengan f. Satuan Tugas (Satgas) Nasional,
kata lain, faktor kultur sangat berpe- Satgas Kementerian/Lembaga,
ngaruh pula terhadap kelancaran Satgas Provinsi, dan Satgas Kabu-
pelaksanaan kebijakan, dalam hal ini paten/Kota melakukan evaluasi
yaitu kebijakan percepatan pelaksa- atas prosedur pengawasan dan
naan berusaha. Pemerintah bersama pemeriksaan yang telah ada dan
dengan seluruh stakeholders harus mengusulkan perubahan atas
bersatu membangun kerjasama yang prosedur pengawasan dan peme-
baik, demi tercapainya sistem tata riksaan yang lebih mudah, efektif,
kelola perekonomian nasional, dan efisien, serta penggunaan
khususnya untuk mendorong kemu- teknologi informasi. Pengembang-
dahan berusaha di Indonesia. an pengawasan diarahkan ke
bentuk post audit dengan standar
yang telah ditetapkan.

39
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

g. Pelaksanaan pengawasan dan aktor legislatif, eksekutif dan juga


pemeriksaan perizinan berusaha yudikatif. Dalam hal ini, pemerintah
oleh kementerian/lembaga dan sebagai lembaga yang mengeluarkan kebi-
pemerintah daerah dapat dilaku- jakan penataan perekonomian nasional,
kan sendiri dalam hal sumber daya yang dalam hal ini adalah untuk menata
manusia yang berkualifikasi telah perizinan berusaha, juga pemerintah
terpenuhi. sebagai lembaga yang menjalankan
h. Dalam hal sumberdaya manusia kegiatan pelaksanaan perizinan berusaha,
belum terpenuhi dan/atau tidak serta pemerintah juga memiliki andil untuk
efisien dalam penyediaannya, maka mengontrol dan menindak dengan tegas
dapat dilakukan kerjasama dengan segala hal yang tidak sesuai dengan
auditor dan/atau profesi tertentu kebijakan yang ditetapkan.
yang terkait dengan pengawasan Reformasi peraturan perizinan
dan pemeriksaan perizinan. berusaha muncul sebagai upaya penataan
i. Dalam rangka kerjasama dengan kembali sistem perizinan berusaha yang
auditor dan/atau profesi tertentu diterbitkan oleh kementerian/lembaga dan
tersebut, kementerian/lembaga atau
pemerintah daerah untuk memulai, melak-
pemerintah daerah harus menetap- sanakan, dan mengembangkan kegiatan
kan terlebih dahulu standar yang usaha agar menjadi pendukung kegiatan
menjadi dasar pengawasan atau berusaha tersebut, dan bukan sebaliknya
pemeriksaan. menjadi hambatan perkembangan kegiatan
j. Satgas Nasional mendorong untuk usaha.
pengembangan sumber daya
manusia pada kementerian/ Pasca diberlakukannya Perpres
lembaga dan pemerintah daerah Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pelak-
serta auditor dan/atau profesi sanaan reformasi peraturan perizinan
tertentu melalui vocational training berusaha diwajibkan untuk dilaksanakan,
yang bekerja sama dengan asosiasi oleh setiap pemerintah pusat dan daerah
profesi. yang memiliki keterkaitan dengan
perizinan berusaha. Pelaksanaan reformasi
Kebijakan percepatan perizinan
peraturan perizinan berusaha dilakukan
berusaha melalui OSS yang sudah
oleh tiap satuan tugas di masing-masing
direncanakan dengan matang dan akan sektor (K/L Leading, K/L Supporting, K/L
diimplementasi-kan dalam waktu dekat Gabungan, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,
harus diiringi dengan komitmen kuat pada dengan melakukan evaluasi peraturan yang
monitoring dan evaluasi yang juga sudah ada.
masuk dalam paket kebijakan yang telah
ditetapkan. Strategi ini menurut Mooney Dalam melaksanakan reformasi
dan Evans (2007) merupakan art of perizinan berusaha tersebut, harus diiringi
government sebagai langkah pemerintah dengan pendekatan RBM yang dimulai
untuk mencapai target dan menjawab dari kesiapan untuk melaksanakan peren-
permasalah-an sekaligus tantangan canaan, pelaksanaan program dan
perizinan berusaha. komitmen kuat dalam monitoring serta
evaluasi terkait pelaksanaan perizinan
D. Penutup berusaha di Indonesia secara holistik dan
terintegrasi.
Reformasi Peraturan Perizinan
Berusaha, pasca diundangkannya Perpres Strategi ini diharapkan dapat
Percepatan Pelaksanaan Berusaha, mem- mereduksi potensi disharmoni diantara
bawa angin segar bagi investor, masya- tubuh pemerintah didalam menetapkan
rakat dan juga dari sisi pemerintah sebagai regulasi dan mengimplementasikan

40
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

praktek kemudahan perizinan berusaha, Peraturan Perundang-Undangan


sehingga tidak akan dijumpai lagi Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017.
kedepannya pengurusan dokumen Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
pemerintahan yang berbelit dan berbiaya 26 September 2017. Lembaran Negara
tinggi. Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 210. Jakarta.
Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Buku Perekonomian Republik Indonesia
Selaku Ketua Satuan Tugas Nasional
Agustino, Leo. (2008). Dasar-dasar Percepatan Pelaksanaan Berusaha
Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Nomor 8 Tahun 2017. Pedoman
Bartels, Frank L. & L. Pass, Christopher. Pelaksanaan Peraturan Presiden
(2000). International Business: A Nomor 91 Tahun 2017 tentang
Competitivensess Approach. Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
Singapore: Prentice Hall. 25 Oktober 2017. Berita Negara
Bhasin, Balbir B. (2010). Doing Business Republik Indonesia Tahun 2017
in the Asean Countries. New York: Nomor 1504. Jakarta.
Business Expert Press, LLC.
Dwi Anggono, Bayu. (2014).
Perkembangan Pembentukan Undang- Website
Undang Di Indonesia. Jakarta: Astuti, Tri Sulistianing. (2017, November
Konpress (Konstitusi Press). 20). Hiper Regulasi Di Era Reformasi.
Lawrence M. Friedman, (1975). The Legal Retrieved from
System: Social Science Perspective, http://www.itrc.or.id/?p=69
New York: Russel Sage Foundation. Dilema Birokrasi Satu Pintu. (2015,
Mooney, Annabelle & Evans, Betsy. January 8). Retrieved June 23, 2018,
(2007). Globalization: The Key from
Concepts. New York: Routledge. https://nasional.kompas.com/read/2015
Muhlizi, Arfan Faiz Muhlizi. (2017). /01/08/19033681/Dilema.Birokrasi.Sat
Penataan Regulasi Dalam Mendukung u.Pintu.
Pembangunan Ekonomi Nasional. World Bank Doing Business 2018 Report.
Jurnal Rechtsvinding, 6 (3), 349-367. (2018, March 10). Retrieved March 10,
Winarno, Budi, (2008). Kebijakan Publik: 2018, from
Teori dan Proses. Jakarta: PT Buku http://www.doingbusiness.org/~/media
Kita. /WBG/DoingBusiness/Documents/Ann
Zuhal (2013). Gelombang Ekonomi ual-Reports/English/DB2018-Full-
Inovasi: Kesiapan Indonesia Report.pdf
Berselancar Di Era Ekonomi Baru.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

41
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

MENGUKUR INISIATIF PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG


KEMUDAHAN BERUSAHA MELALUI LOCAL GOVERNMENT CAPACITY FOR
BUSINESS (LGCB) INDEX

MEASURING LOCAL GOVERNMENT INITIATIVE FOR ENFORCING EASE


OF DOING BUSINESS THROUGH LOCAL GOVERNMENT CAPACITY FOR
BUSINESS (LGCB) INDEX

Agit Kristiana
Lembaga Administrasi Negara
Muhammad Syafiq
Lembaga Administrasi Negara
Aldhino Niki Mancer
Lembaga Administrasi Negara

Abstrak
Indeks Kapasitas Pemerintah Daerah untuk Mendukung Investasi (Local Government
Capacity for Business atau Indeks LGCB) dikembangkan untuk mengukur dan
mendeskripsikan inisiatif kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong kemudahan
berusaha di daerah. Penilaian Indeks LGCB dilakukan dengan menggunakan variabel pada
penilaian infrastruktur, keamanan, ketenagakerjaan, SDM Pemerintah Daerah, kebijakan,
pelayanan, tren investasi, serta daya beli masyarakat di daerahnya. Terdapat 12 Pemerintah
Daerah yang terpilih secara purposive untuk menjadi lokus assessment, dan difokuskan pada
4 Pemerintah Daerah yang menunjukkan inisiatif terbaik dalam membangun investasi di
daerah. Keempat pemerintah daerah yang terpilih yaitu Kota Pontianak, Kota Surabaya,
Kabupaten Siak, dan Kabupaten Demak. Keempat daerah tersebut memberikan beberapa
pembelajaran terkait keberhasilan dalam mendorong kemudahan berusaha di daerahnya.
Pembelajaran pertama yang dapat diambil adalah pentingnya penataan regulasi pelayanan
perijinan di daerah dengan sinergi bersama Pemerintah Pusat. Pembelajaran kedua terkait
penguatan kapasitas Pemerintah Daerah dalam melakukan reformasi regulasi di daerah,
Pemerintah Daerah dalam waktu yang sama juga perlu mengawal pelaksanaan reformasi
birokrasi. Pembelajaran ketiga menekankan pentingnya pengembangan sistem berbasis TIK
untuk membangun sistem pelayanan publik terpadu oleh Pemerintah Daerah.
Kata kunci: inisiatif, kemudahan berusaha, kapasitas pemerintah daerah

Abstract
LGCB Index was developed to measure and describe Local Government Initiative to ease
Doing Business in the regions. This index comprises of variables namely infrastructure,
security, labor, government human resources, incentive policy, service, investment trend, and
buying power in region. There were 12 Local Governments purposively selected for
assessment. Analysis is focused on four Local Governments performed best initiatives to ease
doing business in the regions. Pontianak City, Surabaya City, Siak Regency, and Demak

42
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Regency presented lessons on success story to ease doing business within their regions. First,
urgency of regulatory reform for simplify investment’s licences. Second, local government
capacity building for establishing reform in region. Thirtd, urgency for implementing e-
governance to bulit integrated investment service mechanism based on information and
technology.
Keywords: intiative, ease of doing business, local govermnent, capacity

A. Latar belakang sisi lain, masih banyak pula pemerintah


daerah yang tertatih-tatih untuk mengem-
Tahun 2018 Indonesia kembali
bangkan ekonomi di daerahnya.
mencapai progres terbaik terkait peringkat
kemudahan berusaha. Dalam laporan Birokrasi menjadi salah satu mesin
terbaru yang dirilis oleh Bank Dunia, utama (enabling factor) penggerak pereko-
peringkat Indonesia dalam Ease of Doing nomian daerah. Namun salah satu perma-
Business (EoDB) mengalami kenaikan 19 salahan utama yang terjadi dalam mem-
peringkat, naik dari posisi 91 pada tahun bangun perekonomian daerah adalah
2017 ke posisi 72 untuk tahun 2018 (The terkait dengan peran pemerintah daerah
World Bank, 2018). Laporan tersebut juga melalui instrumen kebijakannya untuk
menempatkan Indonesia sebagai “top 10 membangun tata kelola ekonomi yang baik
reformer”, sepuluh negara terbaik di dunia di daerahnya sehingga kondusivitas iklim
yang paling progresif melakukan reformasi usaha terpengaruh. Implementasi
kemudahan berusaha selama 15 tahun kebijakan merupakan tantangan bagi
terakhir. pemerintah, bahkan beberapa studi
literatur dan kajian yang ada menyebutkan
Pencapaian ini merupakan penga-
bahwa proses implementasi kebijakan
kuan dunia terhadap perbaikan yang
menjadi permasalahan utama yang
sedang dilakukan oleh pemerintah
dihadapi pemerintah. Hal tersebut salah
Indonesia. Dalam menggenjot perbaikan
kekuatan Ekonomi Indonesia, Presiden satunya diungkapkan oleh Grindle (1980)
yang melakukan studi kasus implementasi
Joko Widodo menuangkan perbaikan daya
kebijakan di beberapa dunia ketiga, salah
saing Indonesia kedalam Nawa Cita.
satunya adalah Indonesia.
Berbicara mengenai daya saing nasional
Indonesia, daerah memerankan peran Kondusivitas iklim investasi di
penting dalam meningkatkan daya saing daerah sangatlah mempengaruhi ketertari-
nasional. Hal tersebut tidak terlepas dari kan pengusaha untuk menginvestasikan
kenyataan bahwa keberhasilan daya saing usahanya di suatu daerah. Tentunya untuk
suatu negara dikontribusikan oleh daya dapat menarik pengusaha harus ada
saing masing-masing daerahnya. Adanya jaminan dan daya dukung untuk menjaga
era desentralisasi di Indonesia, mendorong kelangsungan usaha. Jaminan dan daya
daerah untuk semakin berkompetisi dukung tersebut dapat dilihat dari tingkat
meningkatkan kemampuan daya saingnya. infrastruktur, keamanan, sumber daya
Dengan mudah kita jumpai berbagai manusia, kebijakan pemerintah daerah dan
daerah dapat menunjukan kesuksesannya tingkat pelayanan serta output yang
dalam membangun perekonomian daerah- dihasilkan terkait pelayanan perizinan
nya sehingga mampu meningkatkan usaha.
kesejah-teraan masyarakatnya. Namun di

43
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Walaupun banyak penilaian Gambar 1 : Dimensi LGCB Indeks


sebagai indikator dalam melihat kemam-
puan daya saing suatu daerah tetapi saat ini • Dimensi Inisiatif Daerah
belum tersedia penilaian secara khusus 50%
dilakukan untuk menilai kapasitas
• Dimensi Potensi Daerah
pemerintah daerah untuk mendukung iklim 20%
usaha yang dapat merepresentasikan ting-
kat kemampuan daerah dalam mengelola • Dimensi Hasil
30%
perekonomian di daerahnya. Artikel ini
secara khusus akan membahas tentang
pengukuran kapasitas dan inisiatif
Sumber: Tim LGCB Awards, 2017
pemerintah daerah dalam mendorong
kemudahan berusaha melalui Local Dalam melakukan pengukuran
Government Capacity For Business kapasitas pemerintah daerah melalui
(LGCB) Index. Indeks LGCB, diperlukan berbagai data,
baik data sekunder maupun data primer.
B. Metodologi Kebutuhan data primer ini dipenuhi
Pengukuran Indeks LGCB didasar- dengan penyebaran kuesioner kepada
kan pada beberapa dimensi dan indikator- pemerintah kabupaten/kota. Penyebaran
indikator kunci. Dimensi dan indikator kuesioner dilakukan secara online dengan
yang ada dalam Indeks LGCB merupakan memanfaatkan aplikasi survey online
alat yang digunakan untuk melakukan dengan metode self assessment. Hasil dari
penilaian terhadap kapasitas pemerintah self assessment yang diperoleh dari
daerah dalam mendukung terciptanya pengumpulan survey online kemudian
iklim usaha yang positif. Oleh karena itu, diverifikasi secara langsung oleh tim dan
penilaian harus dilakukan secara kompere- dilakukan penilaian terhadap capaian skor
hensif, sehingga pengukuran kapasitas di masing-masing dimensi.
pemerintah daerah menjadi suatu kesatuan Pengukuran kapasitas pemerintah
yang utuh. daerah dalam mendukung iklim usaha
Agar penilaian terhadap kapasitas yang kondusif melalui Indeks LGCB
pemerintah daerah dalam mendukung dilakukan di seluruh Kabupaten dan Kota
terciptanya iklim usaha yang positif di Indonesia. Namun sebagai upaya
tersebut dapat dinilai secara komprehensif, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
maka dimensi dan indikator penilaian penilaian, dipilih 12 daerah terbaik 1 yang
disusun dalam sebuah index sesuai dengan dilakukan dengan perbandingan dari
tujuan pengukuran. Dilakukan pembobot- beberapa kajian serupa yang telah
an pada setiap dimensi yang pada dilakukan sebelumnya.
prinsipnya didasari pada kekuatan setiap
1
dimensi dalam menggambarkan kapasitas Berdasarkan hasil perbandingan dengan kajian
pemerintah daerah. Bobot setiap dimensi dan peneliti terdahulu, dipilih 12 daerah sebagai
lokus penilaian LGCB index, yang meliputi:
yang ada pada indeks ini didasarkan pada
Kabupaten Siak, Kabupaten Demak, Kabupaten
expert judgement terhadap sejauh mana
Gresik, Kabupaten Deli Serdang, Kota Surabaya,
dimensi tersebut menjadi faktor yang Kota Bandung, Kota Pontianak, Kota Jambi, Kota
penting dalam kegiatan usaha di daerah. Magelang, Kota Gorontalo, Kota Bekasi, dan Kota
Makasar

44
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

C. Hasil dan Analisa ten Siak merupakan daerah dengan skor


dimensi inisiatif tertinggi, sebesar 0,92.
Mengukur kapasitas pemerintah
Sedangkan skor terkecil ada pada Kota
daerah dengan LGCB Index
Gorontalo sebesar 0,48. Untuk mengukur
Pencapaian peringkat EoDB skor total dimensi inisiatif dilakukan
Indonesia pada tahun 2018 ini merupakan dengan melihat kondisi kebijakan,
hasil atas upaya perbaikan pada tujuh pelayanan perizinan, dan SDM peme-
indikator, yaitu: (1) Simplifikasi pendaftar- rintah di Kabupaten/Kota tersebut.
an usaha baru; (2) perbaikan akses atas
2. Dimensi Potensi
listrik; (3) efisiensi biaya pengurusan izin
Dimensi Potensi pada LGCB
properti usaha; (4) transparansi data kredit;
indeks digunakan untuk mengukur potensi
(5) penguatan perlindungan terhadap
yang dimiliki daerah yang dapat
investor minoritas; (6) perbaikan akses
dimanfaatkan dalam mendukung
kredit usaha melalui pendirian kredit
terciptanya iklim investasi yang kondusif
bureau; dan (7) perkembangan perizinan
di daerah. Dalam pelaksanaan pengukuran
berbasis elektronik untuk perdagangan
indeks LGCB, gambaran kualitatif dari
internasional (The World Bank, 2018).
dimensi potensi di masing-masing daerah
Hasil pengukuran Indeks LGCB tahun
berperan penting sebagai pendukung
2017 pada dasarnya mencatat poin-poin
dalam mengidentifikasi inisiatif-inisiatif
perbaikan yang telah dilakukan oleh
yang telah dilakukan masing-masing
pemerintah daerah. Di mana perbaikan ini
kabupaten/kota. Berikut adalah gambaran
sendiri diukur melalui dimensi dan
secara umum potensi 12 kabupaten/kota
indikator-indikator kunci berikut.
yang diukur.
1. Dimensi Inisiatif
a. Infrastruktur
Berikut adalah gambaran umum dari
Salah satu faktor krusial dalam pengem-
skor total inisiatif 12 Kabupaten/Kota
bangan ekonomi daerah adalah keterse-
peserta LGCB Awards 2017 dalam men-
diaan infrastruktur yang memadai.
dukung iklim investasi di wilayahnya.
Meskipun saat ini Pemerintah telah
Gambar 1: Skor Total Dimensi Inisiatif meletakkan pembangunan insfrastruktur
sebagai salah satu prioritas, namun
Kabupaten Magelang 0.57 kondisi di berbagai daerah menunjuk-
Kabupaten Demak 0.77 kan bahwa permasalahan tentang
Kabupaten Deli… 0.74 kondisi ideal infrastruktur masih jauh
Kabupaten Siak 0.92 dari harapan. Secara umum tidak ada
Kabupaten Gresik 0.73
satu daerah peserta LGCB Awards 2017
Kota Gorontalo 0.48
yang memiliki seluruh jenis infrastruk-
Kota Bekasi 0.82
tur dengan kualitas baik. Meskipun
Kota Makassar 0.78
Kota Jambi
secara pemenuhan insfrastruktur dasar,
0.81
Kota Bandung 0.82
seluruh kabupaten/kota telah
Kota Surabaya 0.86 memenuhi.
Kota Pontianak 0.85 b. Keamanan
Sumber: Data primer LGCB Awards 2017 Kondisi keamanan sebuah daerah
merupakan pilar penting bagi tumbuh-
Berdasarkan perolehan gambaran
nya sektor usaha di daerah. Faktor
lapangan menunjukkan bahwa Kabupa-
keamanan dalam konteks ini selain

45
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

menyangkut tingkat kriminalitas juga makro data investasi dari pemerintah


terkait dengan tingkat kejadian konflik daerah yang diukur dengan Indeks
sosial di masyarakat. Data dan kondisi LGCB menunjukkan angka yang
keamanan di sebagian besar kabupaten/ berada di atas rata-rata nasional dan
kota peserta LGCB Awards 2017 mengalami tren yang meningkat,
menunjukkan kondisi keamanan yang namun masih ada juga pemerintah
baik. Kondisi keamanan yang baik ini daerah yang angka realisasi
merupakan dampak dari rendahnya investasinya masih berada di bawah
tingkat pencurian dan konflik sosial. rata-rata nasional namun menun-
Untuk tingkat keamanan daerah yang jukkan tren yang meningkat.
ada di luar Jawa cenderung di atas rata- b. Daya Beli Masyarakat dan
rata nasional. Sedangkan konflik sosial Pendapatan per Kapita
juga sangat minim terjadi di daerah- Daya beli adalah kemampuan
daerah tersebut. masyarakat sebagai konsumen untuk
c. Ketenagakerjaan membeli barang atau jasa yang
Tenaga kerja merupakan faktor dibutuhkan. Data di lapangan
produksi yang penting bagi pelaku menunjukkan angka pendapatan per
usaha, terutama bagi industri padat kapita di beberapa daerah yang
karya. Kemudahan memperoleh tenaga berada di atas rata-rata nasional dan
kerja produktif yang memiliki keahlian mengalami tren yang meningkat,
dan tingkat upah yang rasional akan namun masih ada juga pemerintah
mempengaruhi daya saing perusahaan daerah yang angka pendapatan per
dalam memasarkan produknya. Hasil kapita masih berada di bawah rata-
temuan di lapangan menunjukkan rata nasional meskipun menunjukkan
bahwa hampir seluruh pemerintah tren yang meningkat.
daerah telah berupaya untuk berperan c. Pemerataan
konstruktif dalam menciptakan Pertumbuhan ekonomi pada satu sisi
hubungan yang harmonis dengan pelaku menjadi target yang harus ditingkat-
usaha. Salah satu upaya yang dilakukan kan oleh pemerintah. Namun
adalah menjadi mediator dalam perma- sayangnya, pertumbuhan ekonomi
salahan yang melibatkan pelaku usaha tidak selalu berkorelasi positif
dan tenaga kerja. Selain itu, pemerintah dengan nilai keadilan terutama
daerah juga telah memanfaatkan kewe- dalam hal pemerataan pendapatan.
nangannya untuk menetapkan kebijakan Indeks LGCB tahun 2017 mencatatat
pengupahan dalam bentuk UMR yang bahwa rasio gini di beberapa daerah
adil bagi tenaga kerja maupun pelaku telah di bawah rasio gini nasional
usaha. dan trennya cenderung menurun.
Namun masih ada sebagian kecil
3. Dimensi Hasil
daerah yang rasio gininya masih di
a. Perkembangan Investasi
bawah rasio gini nasional namun
Sejak diterapkannya kebijakan oto-
mengalami tren yang meningkat.
nomi daerah tahun 2001, pemerintah
daerah mempunyai wewenang untuk
mengatur pemerintahannya terutama
dalam menggali sumber-sumber
pendapatan asli daerah. Secara

46
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Kapasitas Pemerintah Daerah dalam kapasitas dalam menarik para investor,


Menarik Investasi seperti: 1. Kurang memberikan kepastian
berusaha, 2. Kurang Optimalnya
Pusaran liberalisasi ekonomi yang
Penggunaan IT, 3. Unit PTSP belum
salah satunya adalah keikutsertaan Indone-
memiliki kewenangan sepenuhnya dalam
sia dalam masyarakat ekonomi ASEAN
pelayanan perizinan memulai usaha, 4.
menimbulkan beberapa konsekuensi. Oleh
Kondisi infrastruktur yang belum men-
karenanya, kematangan proses otonomi
dukung, 5. Program pengembangan
daerah saat ini mendorong setiap instansi
kompetensi yang belum optimal, dan 6.
pemerintah harus berlomba-lomba dalam
Kurangnya kualitas tenaga kerja
menarik investasi di daerahnya. Banyak
inovasi-inovasi yang telah dilakukan oleh 1. Kurang Memberikan Kepastian
pemerintah daerah guna dapat menarik Berusaha
para investor untuk dapat masuk ke Kepastian berusaha menjadi alasan
daerah. penting bagi pengusaha untuk berinvestasi.
Hal tersebut oleh daerah dapat diejawan-
Salah satu langkahnya adalah
tahkan dalam Rencana Tata Ruang dan
dengan memberikan kemudahan dan
Wilayah (RTRW). Berdasarkan hasil
kepastian pelayanan perijinan usaha.
peng-galian data lapangan, ditemukan
Namun demikian, data lapangan
fakta bahwa beberapa fakta bahwa masih
menunjukkan bahwa terdapat beberapa
ada beberapa instansi pemerintah belum
permasalahan yang dihadapi terkait
memiliki RTRW.

Tabel 1: Kondisi RTRW dan Zonasi Usaha di Pemerintah Daerah


No Instansi Daerah RTRW/Zonasi Usaha
1 Kota Pontianak 1. Sudah ditetapkan zona untuk kawasan
investasi/usaha, seperti Kawasan Sentra Agribisnis
dan Kawasan Usaha Ternak Terpadu (KUNAK).
2. Usaha untuk mempermudah penyediaan lahan:
menyediakan bangunan pemerintah untuk pasar
2 Kota Surabaya Kota Surabaya juga telah memiliki zona peruntukan
yang dikhususkan untuk kawasan investasi, peta
zonasi ini dapat diakses melalui SSW
3 Kota Gresik Sudah jelas RTRW, Telah memiliki zona peruntukan
yang dikhususkan untuk kawasan investasi: JIIPE,
KIM, KIG, Wilmar
4 Kota Bekasi Sudah memiliki RTRW
5 Kota Bandung Sedang dalam proses pembuatan zonasi usaha
6 Kota Makassar Masih dalam tahap pembahasan
7 Kota Gorontalo Masih dalam tahap pembahasan
8 Kota Jambi Masih dalam pembahasan
9 Kabupaten Demak Sudah ada RTRW namun sedang dalam proses revisi
karena terdapat penambahan zona insdustri
10 Kabupaten Magelang Belum ada RTRW
11 Kabupaten Siak Sudah ada RTRW dan zonasi
12 Kabupaten Deli Serdang Sudah ada RTRW dan zonasi
Sumber: Data Lapangan Tim LGCB Awards

47
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Tidak adanya kejelasan RTRW dan Indonesia berada pada posisi 106 dalam
zonasi usaha di pemerintah daerah cukup EoDB 2016, 91 dalam EoDB 2017, serta
menggangu kinerja dalam menarik inves- 72 dalam EoDB 2018 (World Bank, 2015,
tasi. Kondisi tersebut salah satunya diung- 2016, dan 2017). Hal tersebut tidak lain
kapkan oleh Kepala Unit PTSP Kabupaten salah satunya karena langkah pemerintah
Magelang yang mengungkapkan bahwa dalam optimalisasi pembentukan unit kerja
banyak perjanjian investasi dengan PTSP di daerah.
investor gagal karena masih belum Namun, capaian tersebut agaknya
jelasnya RTRW di Kabupaten Magelang. masih agak jauh dari target Presiden
2. Unit Kerja PTSP belum Memiliki Jokowi yang menargetkan Indonesia pada
Kewenangan Sepenuhnya dalam posisi 40 dalam EoDB 2017. Hasil
Pelayanan Perizinan Usaha diagnosa menunjukkan bahwa ternyata
Pembentukan unit kerja PTSP unit kerja PTSP belum memiliki
merupakan langkah kongkrit pemerintah kewenangan sepenuhnya dalam pelayanan
dalam memberikan kemudahan berusaha. perizinan usaha. Banyak perizinan usaha
Hal itu sangatlah relevan jika melihat yang masih berada pada dinas teknis.
proses birokratisasi pelayanan perizinan Sehingga, proses yang harus dilalui oleh
usaha yang sudah semakin berlebihan dan pengusaha dalam mengurus perizinan akan
cenderung berbelit-belit. Capaian EoDB semakin lama utamanya pada proses di
Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun luar PTSP.
terakhir perlu untuk diapresiasi bersama.
Tabel 2 : Status Pemberian Kewenangan Pelayanan Perizinan Kepada Unit PTSP
No Nama Kota Pemberian Kewenangan Perizinan
1 Kota Pontianak Jumlah perizinana yang diterbitkan selama satu tahun:
18.721 izin dengan 20 jenis izin dan 5 non perizinan yang
benar-benar telah ditangani sepenuhnya secara satu pintu.
2 Kota Surabaya Jumlah perizinan yang dilayani selama satu tahun: 72 jenis
dengan 4 jenis yang benar-benar telah ditangani sepenuhnya
secara satu pintu.
3 Kota Gresik Jumlah perizinan yang diterbitkan selama satu tahun: 8691
izin dengan 86 jenis izin yang benar-benar telah ditangani
sepenuhnya secara satu pintu.
4 Kota Bekasi Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
5 Kota Bandung Jumlah perizinan yang dilayani ada 54 jenis perizinan, tetapi
baru sekitar 85% perizinan yang ditangani sepenuhnya
secara satu pintu. Masih ada sekitar 58 perizinan yang
dilayani terpisah di Dinas Kesehatan. Rencananya tahun
depan akan ada integrasi seluruh perizinan.
6 Kota Makassar Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
7 Kota Gorontalo Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
8 Kota Jambi Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
10 Kabupaten Demak Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
11 Kabupaten Magelang Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
12 Kabupaten Siak Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
13 Kabupaten Deli Serdang Belum sepenuhnya perizinan di PTSP
Sumber: Data Lapangan Tim LGCB Awards, 2017

48
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

3. Belum Optimalnya Penggunaan IT investor dalam mengurus perizinan.


Penggunaan IT dalam pelayanan publik Beberapa contoh daerah inovatif yang
menjadi hal yang sangat mutlak untuk telah mengoptimalkan IT dalam
dilakukan termasuk dalam proses perizinan usaha diantaranya: Kota
pelayanan perizinan usaha. Beberapa Pontianak, Kota Surabaya, Kota Gresik,
daerah telah mengoptimalkan penggu- Kota Bekasi, Kota Bandung, dan
naan IT dalam proses Perizinan. Hal Kabupaten Siak.
tersebut sangat memudahkan para calon
Tabel 3 Contoh Inovasi Penggunaan IT dalam Pelayanan Perizinan
No Nama Kota Pemberian Kewenangan Perizinan
1 Kota Pontianak 1. Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan,
juga sudah dikembangkan perizinan berbasis android (untuk
pendaftaran dan tracking).
2. Inovasi perizinan yang dilakukan juga sudah banyak, meliputi
inovasi pendaftaran secara online, inovasi tracking izin, inovasi
early warning with SMS, MANJUR, SIUP dan TDP online,
IMB dan jasa arsitek gratis, one day service, antar jemput izin.
2 Kota Surabaya Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan
yang terintegrasi dalam Surabaya Single Window.
3 Kota Gresik 1. Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan,
juga sudah dikembangkan perizinan berbasis android.
2. Inovasi perizinana yang dilakukan juga sudah banyak, meliputi
one day service serta penerbitan izin integrase TDP, SIUP,
PIRT, dan TDI langsung di tempat permohonan izin.
5 Kota Bandung Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan
(GAMPIL), juga sudah dikembangkan perizinan berbasis android
(Hayu Bandung).
Sumber: Data Lapangan Tim LGCB Awards, 2017

Optimalisasi penggunaan IT di atas nistrasi Negara (2016) yang melakukan


terbukti berhasil dalam menarik calon studi kasus di beberapa daerah diantaranya
investor karena memberikan kemudahan Kota Yogyakarta, Kabupaten Karimun,
dan kepastian pelayanan perizinan usaha. Kota Bandung, Kota Tangerang Selatan,
Namun, banyak daerah yang ternyata serta Kota Serang. Akses masyarakat pada
belum mengoptimalkan penggunaan IT internet yang belum memadai pada sebagi-
dalam proses perizinan. Hal tersebut ber- an daerah juga menjadikan pemanfaatan IT
dasarkan hasil penuturan dari beberapa yang sudah dibangun belum optimal.
informan Tim LGCB Awards ketika
melakukan visitasi ke Pemerintah Daerah. 4. Kondisi Infrastruktur yang Belum
Diantara daerah yang dianggap belum Mendukung
Beberapa pemerintah daerah telah
optimal dalam penggunaan IT diantaranya
melakukan perbaikan-perbaikan infras-
Kabupaten Magelang, Kota Jambi,
Kabupaten Demak, serta Kota Gorontalo. truktur guna menarik investor. Salah
Temuan tersebut sejalan dengan hasil satunya yang dilakukan oleh Kabupaten
kajian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Demak yang melakukan program
betonisasi. Namun, secara umum
Reformasi Administrasi, Lembaga Admi-
infrastruktur di Indonesia masih menjadi

49
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

masalah bagi Pemerintah Daerah. Indeks kualitas tenaga kerja di Indonesia masih
Infrastruktur Indonesia masih tergolong menjadi masalah. Hingga tahun 2014,
rendah rendah. Dari 12 (dua belas) pilar ketenagakerjaan Indonesia masih di domi-
yang digunakan dalam pengukuran global nasi oleh tenaga kerja berpendidikan
competitiveness index (CGI), tantangan rendah sebesar 64,82 persen sedangkan
terberat Indonesia yaitu pada pilar penduduk bekerja berpendidikan tinggi
infrastruktur yaitu pada posisi ke 60 (Diploma ke atas) sebesar 9,79 persen
(WEF, 2016). (BPS, 2015).

5. Pengembangan Kompetensi ASN D. Kesimpulan dan Rekomendasi


yang Belum Optimal
Penilaian LGCB Indeks tahun 2017 telah
Aparatur Sipil Negara (ASN)
mencatat praktek-praktek terbaik inisiatif
merupakan asset yang mampu menggerak-
perbaikan iklim investasi di beberapa
kan kinerja birokrasi untuk menarik
kabupaten dan kota di Indonesia. Berbagai
investasi di Pemerintah Daerah. Oleh
upaya, inisiatif, maupun inovasi telah
karena peran strategis tersebut, sudah
dilakukan, namun masih banyak hal yang
seyogyanya pengembangan kompetensi
harus secara berkelanjutan terus
bagi ASN menjadi hal yang harus
diperbaiki. Hasil penilaian LGCB indeks
diperhatikan oleh Pemerintah Daerah.
menawarkan beberapa alternatif kebijakan
Berdasarkan hasil wawancara yang
yang dapat menjadi pembelajaran bagi
dilakukan oleh Tim LGCB Awards di 12
pemerintah daerah, termasuk pemerintah
instansi lokus, telah dilakukan beberapa
pusat, dalam mendorong investasi.
pelatihan bagi ASN diantaranya: pelatihan
Beberapa highlight rekomendasi yang
penyusunan SOP, pelatihan manajemen
ditawarkan untuk peningkatakan kapasitas
pelayanan dll. Namun, apa yang dilakukan
pemerintah daerah dalam membangun
oleh pemerintah daerah saat ini dirasa
iklim berusaha yang kondusif di daerah
belum optimal apabila merujuk pada UU
dapat difokuskan pada beberapa area di
No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN dan PP
bawah ini, antara lain:
No 11 Tahun 2017 tentang manajemen
PNS yaitu: 1. Pengembangan kompetensi 1. Penataan regulasi dan kewenangan
ASN belum didasarkan pada kesenjangan perijinan usaha di daerah
kompetensi dan kinerja, serta Pembelajaran untuk rekomendasi
pengembangan karier, 2. Pengembangan pertama yang dapat diambil adalah
kompetensi belum didukung dengan pentingnya penataan regulasi
perencanaan tahunan yang matang, 3. pelayanan perijinan di daerah dengan
Lebih berfokus pada pelatihan klasikal, sinergi bersama Pemerintah Pusat
serta 4. Belum berdasarkan pada seperti di antaranya Kemenko Bidang
pemenuhan hak minimal 24 Jam Pelajaran Perekono-mian, Kementerian Dalam
(JP) per tahun. Negeri, Badan Koordinasi Penanaman
Modal, dan Badan Pembinaan Hukum
6. Kurangnya Kualitas Tenaga Kerja Nasional. Penataan regulasi diarahkan
Mayoritas pemerintah daerah telah
untuk melakukan simplifikasi prosedur
memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) bagi
perijinan usaha yang sebenarnya tidak
masyarakat. Keberadaan BLK bagi masya-
terlalu diperlukan dan dapat memakan
rakat sangat penting untuk menyiapkan
waktu yang cukup lama. Salah satunya
SDM handal dan merespon pergerakan
antara lain terkait implementasi
investasi di Pemerintah Daerah. Namun,

50
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kebijakan Pemerintah Pusat melalui peningkatan kapasitas SDM dalam


Peraturan Menteri Dalam Negeri No. perumusan kebijakan.
19 Tahun 2017 tentang Pencabutan Ijin
Gangguan (HO) yang belum sepenuh- 3. Pengembangan sistem berbasis TIK
nya ditindaklanjuti oleh pemerintah Rekomendasi ketiga menekankan pen-
daerah. Stigma publik terhadap kultur tingnya pengembangan sistem berbasis
lama birokrasi “kalau bisa dipersulit, TIK untuk membangun sistem
mengapa dipermudah?” harus dikikis pelayanan publik terpadu oleh
habis melalui inisiatif reformasi Pemerintah Daerah. Semakin tingginya
regulasi secara sistematis. kebutuhan pelayanan kepada
masyarakat dan keterlibatan banyak
2. Penguatan Reformasi Birokrasi pihak dalam sebuah proses perijinan
Inisiatif reformasi regulasi adalah satu usaha, kini tidak lagi dapat ditangani
sisi dari dimensi kebijakan yang harus secara cepat dan transparan dengan
dibenahi oleh Pemerintah Daerah. metode pelayanan tradisional. Penyam-
Rekomendasi kedua dari pembelajaran paian pelayanan publik menggunakan
LGCB Awards adalah memperkuat sistem informasi dan aplikasi menjadi
kapasitas Pemerintah Daerah dalam sebuah kebutuhan yang harus dibangun
melakukan reformasi regulasi di oleh pemerintah. Namun, tantangan
daerah bersamaan dengan pelaksanaan memperbaiki meka-nisme pelayanan
reformasi birokrasi. Reformasi publik tidak hanya berhenti sampai
birokrasi yang diinginkan adalah untuk terbangunnya sistem informasi tetapi
mengefisienkan struktur birokrasi dan juga harus diarahkan pada terbangun-
memperkaya fungsi birokrasi dalam nya integrasi kewenangan untuk
membangun kebijakan publik yang penyelesaian proses-proses pelayanan
lebih baik. Faktor kepemimpinan investasi dalam satu pintu layanan.
menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Daerah-daerah penerima LGCB
Daerah-daerah yang progresif dalam Awards telah membangun sistem
pengalaman penilaian LGCB sangat pelayanan secara online dengan keung-
ditentukan oleh kepemimpinan kepala gulan fitur masing-masing misalnya
daerah yang visioner. Keempat daerah self-assessment perijinan, tracking
penerima LGCB Awards dengan jelas system proses perijinan, bahkan lebih
menunjukkan figur kepala daerah yang jauh hingga penggunaan tanda tangan
berkapasitas membangun berbagai digital dan pencetakan sertifikat per-
inovasi untuk melaksanakan reformasi ijinan secara mandiri. Kesemua inovasi
regulasi dan reformasi birokrasi untuk ini merupakan inspirasi yang dapat
kemajuan daerahnya. Strategi yang menjadi referensi untuk membangun
dilakukan oleh Kepala Daerah pene- inisiatif dan mendorong peningkatan
rima LGCB Awards juga didukung kapasitas pemerintah daerah lainnya
dengan pengembangan inovasi dalam menciptakan iklim berusaha
kebijakan peningkatan kapasitas SDM yang kondusif di daerah.
Pemda dan SDM tenaga kerja di
daerahnya. Peningkatan SDM perlu
dilakukan tidak saja pada tataran
pemberi layanan, namun juga

51
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Daftar Pustaka Peraturan Perundang-Undangan


Buku
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014.
Djankov, S., La Porta, R., Lopez-de- Aparatur Sipil Negara. 15 Januari
Silanes, F., Shleifer, A. 2000. The 2014. Lembaran Negara Republik
Regulation of Entry. National Bureau of Indonesia Tahun 2014 Nomor 6.
Economic Research Jakarta.
Global Economy. 2015. South China Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
Morning Post (May 7). 2017. Manajemen Pegawai Negeri
Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Sipil. 30 Maret 2017. Lembaran
Policy Implementation in The Third Negara Republik Indonesia Tahun
World. New Jersey: Princeton 2017 Nomor 63. Jakarta
University Press
Klapper, L., & Love, I. 2010. The Impact Website
of Business Environment Reforms on
New Firm Registration. World Bank About Us: Doing Business. (2014).
Policy Research Working Paper Series Retrieved March 8, 2014, from Doing
Number 5493. Business Web site:
The World Bank. 2017. About doing http://www.doingbusiness.org
business: measuring for impact..

52
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

RE-THINKING KEBIJAKAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0


RE-THINKING INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0 POLICY

Erna Irawati
Lembaga Administrasi Negara

Putri Hening
Lembaga Administrasi Negara

Abstrak

Revolusi Industri 4.0 menjadi fenomena yang tidak terelakan. Berbagai strategi melalui
serangkaian kebijakan dipersiapkan oleh Pemerintah Indonesia agar Indonesia dapat
memanfaatkan Revolusi Industri keempat ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan
kesejahteraan umum. Pemerintah Indonesia menyusun Peta Jalan Making Indonesia 4.0
sebagai roadmap dengan visi menjadikan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia. Di era
revolusi industri 4.0 ini, Indonesia juga memanfaatkan potensi ekonomi berbasis digital yang
perkembangannya cukup pesat di Indonesia dengan mengeluarkan Peta Jalan Sistem
Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik atau Roadmap e-commerce Tahun 2017-2019
melalui Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017. Indonesia harus memahami kondisi dan
kemampuan Indonesia saat ini untuk mewujudkan tujuan dari roadmap tersebut. Indonesia
memiliki berbagai peluang dan tantangan. Dari sisi kesiapan infrastruktur digital nasional,
Indonesia memiliki permasalahan disparitas infrastruktur digital antara Indonesia bagian
Barat dan bagian Timur menyebabkan perdagangan berbasis digital terpusat di Jawa-Bali.
Sedangkan dari sisi SDM, Indonesia akan masuk ke dalam fase Bonus Demografi. Dengan
adanya kualitas SDM yang mumpuni, maka bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Pemerintah juga harus membangun tatanan
regulasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus mampu mengubah
berbagai tantangan yang muncul di era revolusi industri 4.0 ini menjadi sebuah peluang guna
mewujudkan visi 10 ekonomi besar dunia.
Kata kunci: Revolusi Industri 4.0, e-commerce, infrastruktur digital

Abstract

Industrial Revolution 4.0 becomes an inevitable phenomenon. Series of policy have been
arranged by Indonesian Government to take advantage of this fourth industrial revolution as
a golden opportunity to increase public welfare in Indonesia. Indonesian government have
formulated Making Indonesia 4.0 Roadmap, making Indonesia as 10 world’s great
economies as its vision. In this Industrial Revolution 4.0 era, Indonesia is harnessing the
potential of digital economy, which have rapid growth in Indonesia, among others by
implementing Electronic Based National Commerce System Road Map (2017 to 2019)
through enacment of Presidential Decree (Perpres) Number 74 in 2017. Indonesia must
discern its current condition and ability to achieve the roadmap’s goals in the face of
opportunities and challenges. One challenge is in the readiness of national digital
infrastructure. Disparity of digital infrastructure in Western and Eastern Indonesia causing
e-commerce to concentrate in Jawa-Bali. In addition, as Indonesia will reach into its
Demographic Bonus phase, human resource is another concern. The availability of qualified
human resources will be the key to utilize demographic bonus in encountering Industrial

53
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Revolution 4.0. Besides, the government must develop regulation frameworks to drive
economic growth. The government must be able to transform various challenges of industrial
revolution 4.0 into opportunities to achieve the vision of becoming one of the 10 world’s
great economies.
Keywords: Industrial Revolution 4.0, e-commerce, digital infrstructure

A. Latar Belakang

Dunia dihadapkan pada berbagai revolusi industri ke empat ini. Pada


realitas perubahan yang tak terelakan. Revolusi Industri 4.0, terjadi peningkatan
Perkembangan teknologi yang bergerak digitalisasi manufaktur yang didorong oleh
cepat secara eksponensial mendorong empat faktor: 1) peningkatan volume data,
adanya perubahan pada fase industri yaitu kekuatan komputasi, dan konektivitas; 2)
perubahan dari Revolusi Industri 1.0 munculnya analisis, kemampuan, dan
menjadi Revolusi Industri 4.0 yang mem- kecerdasan bisnis; 3) terjadinya bentuk
bawa dampak pada kondisi ekonomi, interaksi baru antara manusia dengan
industri, pemerintahan, dan politik. mesin; dan 4) perbaikan instruksi transfer
digital ke dunia fisik (Lee, et al, 2013).
Fase industri pertama diawali pada
tahun 1784 saat ditemukannya mesin uap. Perubahan fase industri yang tak
Penemuan mesin uap tersebut merupakan terelakan ini menuntut seluruh negara di
tanda lahirnya revolusi industri 1.0 (1IR), belahan dunia manapun, termasuk
sejak saat itu dunia industri mulai beralih Indonesia, untuk segera melakukan respon
dari penggunaan tenaga manusia dan terhadap perubahan tersebut secara
hewan menjadi teknologi mekanik. Hal adaptive. Dalam rangka hal tersebut,
tersebut terus berlangsung hingga pada Indonesia memiliki “Peta Jalan Making
awal abad 20 lahir Revolusi Industri 2.0 Indonesia 4.0” sebagai langkah-langkah
(2IR) yang ditandai dengan adanya strategis untuk memanfaatkan peluang di
produksi massal menggunakan tenaga era revolusi industri keempat ini yang
listrik. Pada tahun 1970, Revolusi Industri tentunya dalam realisasinya tidak terlepas
3.0 (3IR) hadir dengan ditandai dengan dari berbagai tantangan. Dengan visi yang
penggunaan alat elektronik dan IT sebagai digaungkan oleh Peta Jalan Making
mesin/ robot yang menggantikan tugas- Indonesia 4.0 yang ingin menjadikan
tugas operator dalam proses manufaktur. Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia,
Kemudian, dengan terus berkembangnya lantas, bagaimana kondisi dan kemampuan
teknologi dan inovasi digital, pada tahun Indonesia saat ini untuk mewujudkan visi
2012 lahirlah Revolusi Industri 4.0 (4IR) tersebut?
yang ditandai dengan adanya proses B. Revolusi Industri 4.0: Mendorong
produksi Cyber-Physical. Proses produksi Pertumbuhan Ekonomi dari
Cyber-Physical merupakan proses manu- Sektor Industri
faktur yang mengandalkan jaringan
wireless internet sehingga dapat dikendali- Pemerintah memiliki tanggung
kan dari jarak jauh. Adanya kecerdasan jawab untuk memenuhi kesejahteraan
buatan (artificial intelligence), super rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam
komputer, rekayasa genetika, teknologi Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat
nano, mobil otomatis, dan inovasi menjadi yang menyebutkan salah satu dari tujuan
elemen-elemen yang mewarnai dunia pokok negara Indonesia ialah mewujudkan

54
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kesejahteraan umum. Tiga hal fundamental pemerataan pendapatan masyarakat, serta


yang menandai terwujudnya kesejahteraan mendongkrak tumbuhnya lapangan kerja
umum yang berkeadilan ialah; (1) semakin baru yang memiliki daya serap yang tinggi
berkurangnya jumlah penduduk miskin, terhadap pertumbuhan tenaga kerja
(2) semakin berkurang jumlah penduduk (Setkab, 2018). Pemerintah terus berupaya
usia produktif yang masih menganggur, untuk meningkatkan pertumbuhan ekono-
(3) semakin mengecilnya kesenjangan mi sebagai salah satu cara untuk men-
ekonomi antar sesama penduduk suatu ciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Pada
negara. Ketiga hal tersebut dapat dicipta- tahun 2017, pertumbuhan ekonomi
kan dengan adanya pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dalam kurun waktu 2
yang berkualitas. Pertumbuhan ekonomi tahun terakhir yaitu berada di angka 5,07%
yang berkualitas tercermin dari aktivitas (Gambar 1).
perekonomian yang mampu memberikan

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018


Di era revolusi industri 4.0 ini, 2018). Sektor Industri, terlebih industri
peningkatan sektor industri berbasis tekno- manufaktur, sangat berperan penting
logi dan informasi dapat menjadi kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan eko-
bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. nomi nasional. Pada laporan Daily
Pemanfaatan teknologi dan informasi Economic and Market Review Bank
diyakini dapat meningkatkan produktivitas Mandiri disebutkan bahwa pada tahun
sektor industri yang nantinya berimplikasi 2017, Indonesia menempati peringkat
pada peningkatan kontribusi dari sektor keempat dunia dari 15 negara yang
industri kepada pertumbuhan ekonomi. industri manufakturnya memberikan kon-
Pada tahun 2017, angka pertumbuhan tribusi signifikan terhadap Produk
ekonomi berada di angka 5.07% dan Domestik Bruto (PDB) setelah Korea
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Selatan (29 persen), Tiongkok (27 persen),
(2017) bahwa angka tersebut ditopang oleh dan Jerman (23 persen). Kontribusi sektor
sektor industri, khususnya di sektor industri terhadap PDB Indonesia mencapai
industri pengolahan/manufaktur yang tum- 20,16% (Gambar 2).
buh sekitar 0,91% (ekbis.sindonews.com,

55
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 2. Kontribusi dan Pertumbuhan Sekotral PDB Indonesia (2017)

Sumber: Kemenko Perekonomian, 2017


Pemerintah Indonesia memiliki prioritas nasional yang terdiri dari: (1)
tanggung jawab untuk terus mendorong perbaikan alur aliran barang dan material;
pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan (2) desain ulang zona industri; (3)
memanfaatkan peluang revolusi industri mengakomodasi standar-standar keberlan-
4.0. Dikeluarkannya Peta Jalan Making jutan (sustainability); (3) memberdayakan
Indonesia 4.0 (Gambar 3) dirasa menjadi UMKM; (4) membangun infrastruktur
langkah awal yang baik untuk mendorong digital nasional; (6) Menarik minat
pertumbuhan ekonomi di era revolusi investasi asing; (7) peningkatan kualitas
keempat ini. Roadmap Making Indonesia SDM; (8) pembangunan ekosistem
4.0. ini diluncurkan untuk menjadi inovasi; (9) insentif untuk investasi
landasan pertumbuhan ekonomi indonesia teknologi; dan (10) harmonisasi aturan dan
menuju 10 besar ekonomi dunia dengan 10 kebijakan (Gambar 4).

56
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 3. Kebijakan Penerapan Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

Sumber: Kementerian Perindustrian, 2018

Gambar 4. Sepuluh Prioritas Nasional dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

Sumber: Kementerian Perindustrian, 2018

57
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Secara teknis, Peta Jalan Making 41 ke 36, dan peringkat Indonesia dinilai
Indonesia 4.0 ini dapat menjadi penuntun lebih kompetitif secara ekonomi diban-
arah bagi kebijakan-kebijakan selanjutnya dingkan dengan negara-negara lain yang
yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah telah dikenal sebagai negara maju seperti
Indonesia guna mewujudkan visi Brazil (peringkat 80), Rusia (peringkat
Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia. 38), Italia (peringkat 43) ataupun Turki
Jika kesepuluh prioritas nasional tersebut (peringkat 53), Sedangkan di lingkup
dapat dijalankan, tentunya era revolusi ASEAN, Indonesia berada di peringkat 4
industri 4.0 menjadi peluang emas bagi setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand
Indonesia untuk mengakselerasi pertum- (Gambar 6).
buhan ekonomi melalui revitalisasi sektor Gambar 6. ASEAN Global Competitiveness
industri. Index
Gambar 5. Global Competitiveness Index

Tahun 2017/2018
Sumber: Annual Report World Economic Sumber: Annual Report World Economic
Forum 2017/2018 Forum 2017/2018
Guna mewujudkan visi Indonesia Jika dibandingkan dengan
menuju 10 besar ekonomi dunia, Singapura, Malaysia, dan Thailand,
Pemerintah harus mengetahui dan mema- Indonesia masih berada di bawah ketiga
hami bagaimana kondisi dan kemampuan negara tersebut, padahal Indonesia memi-
Indonesia saat ini. Jika dilihat dari sisi liki potensi yang tinggi namun terkendala
kemampuan Indonesia dalam bersaing dengan masalah kesiapan teknologi dan
secara global, maka berdasarkan pada efisiensi pasar tenaga kerja. Jika kedua hal
Annual Report World Economic Forum ini dapat diatasi, dipastikan daya saing
2017/2018, Indonesia menempati pering- Indonesia di ranah global akan meningkat
kat Global Competitiveness Index (GCI) dan akan berdampak pada peningkatan
ke-36 dari 137 negara yang terdaftar dalam pertumbuhan ekonomi.
daftar WEF (Gambar 5). Dalam annual
report tersebut dijelaskan pula bahwa
Indonesia berhasil naik lima peringkat dari

58
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

C. Kesiapan Infrastruktur Digital Peta Jalan SPNBE 2018-2019. Peta Jalan


Nasional Menuju Indonesia 4.0 ini menyentuh semua aspek yang dibutuh-
kan untuk Revolusi Industri 4.0.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0 Meski saat ini sumbangan usaha
adalah kondisi dan kesiapan infrastruktur perdagangan berbasis online (e-commerce)
digital nasional. Di era revolusi industri ke PDB terhitung sangat kecil yaitu hanya
4.0 ini, penerapan teknologi dalam 0.75% atau sekitar 1,34% dari total
membangun infrastruktur digital menjadi konsumsi rumah tangga (techinasia.com,
faktor kunci daya saing dalam akselerasi 2018) tetapi e-commerce memiliki potensi
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah pun untuk terus berkembang di era revolusi
menyadari pentingnya penerapan teknologi industri 4.0 ini. Data Sensus Ekonomi
dalam dunia perdagangan untuk terus 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS)
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menyebutkan, industri e-Commerce
untuk itu Pemerintah Indonesia menge- Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir
luarkan Peraturan Presiden Nomor 74 tumbuh sekitar 17% dengan total jumlah
Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem usaha e-Commerce mencapai 26,2 juta unit
Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (www.liputan6.com, 2017) Riset global
atau Roadmap e-Commerce Tahun 2017- dari Bloomberg juga menyatakan, pada
2019. Perpres peta jalan SPNBE 2017- 2020 lebih dari separuh penduduk
2019 tersebut diterbitkan sebagai panduan Indonesia akan terlibat di aktivitas e-
perdagangan elektronik di tanah air. commerce. Pertumbuhan usaha e-com-
merce menjadi gambaran bahwa masya-
Pemerintah meyakini bahwa eko- rakat Indonesia mulai familiar dengan
nomi berbasis elektronik mempunyai perdagangan berbasis digital. McKinsey
potensi ekonomi yang tinggi bagi dalam laporan bertajuk ‘Unlocking
Indonesia dan merupakan salah satu tulang Indonesia’s Digital Opportu-nity’ menye-
punggung perekonomian nasional. Peta butkan, peralihan ke ranah digital akan
Jalan SPNBE 2017-2019 atau Roadmap e- meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Commerce ini berfungsi sebagai acuan hingga US$ 150 miliar dolar pada 2025.
bagi pemerintah pusat dan pemerintah Keputusan pemerintah untuk mendorong
daerah untuk menetapkan kebijakan
perdagangan berbasis elektronik melalui
sektoral dan rencana tindak dalam rangka Peta Jalan SPNBE adalah keputusan yang
percepatan pelaksanaan sistem perda- tepat mengingat e-commerce terus tumbuh
gangan nasional berbasis elektronik (e- secara signifikan di Indonesia dan
commerce) pada bidang tugas masing- memiliki potensi untuk meningkatkan
masing yang termuat dalam dokumen pertumbuhan ekonomi.
perencanaan pembangunan, serta sebagai
acuan bagi pemangku kepentingan Untuk mendorong tumbuhnya
(stakeholders) dalam menjalankan Sistem usaha perdagangan berbasis online (e-
Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik commerce), Pemerintah harus memastikan
(e-Commerce). Peta Jalan ini mencakup tersedianya fasilitas TIK yang memadai,
program pendanaan, perpajakan, perlin- khususnya infrastruktur akses internet di
dungan konsumen, pendidikan dan sumber seluruh Indonesia yang menjadi senjata
daya manusia, infrastruktur komunikasi, utama dalam menaklukan era revolusi
logistik, keamanan siber (cyber security) industri 4.0 ini. Jika dilihat dari sisi
dan pembentukan manajemen pelaksana pertumbuhan internet di Indonesia, angka

59
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

pertumbuhan pengguna internet di pengguna internet berada di angka 143,26


Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. juta jiwa (Gambar 7).
Pada tahun 2017, angka pertumbuhan

Gambar 7. Pertumbuhan Pengguna Internet 1998-2017

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2017


Indonesia menduduki peringkat ke satu tahun, angka ini merupakan yang
enam pengguna internet terbanyak di dunia terbesar di dunia, bahkan jauh melebihi
(Kominfo, 2017). Jika dilihat dari sisi pertumbuhan rata-rata global yang hanya
pertumbuhan, berdasarkan data dari We 10%. Pertumbuhan internet di Indonesia
Are Social dan Hootsuite (2017), pertum- per tahun menjadi angka pertumbuhan
buhan pengguna internet di Indonesia terbesar yang diikuti oleh FIlipina dan
tumbuh mencapai 51% dalam kurun waktu meksiko (Gambar 8).

Gambar 8. Pertumbuhan Pengguna Internet Berdasarkan Negara

Sumber: We Are Social dan Hootsuite, 2017

60
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Selain pertumbuhan pengguna terbesar yaitu 72.19% di Kalimantan


internet yang besar secara nasional, (Gambar 9). Komposisi pengguna internet
Indonesia juga memiliki persebaran di berbagai wilayah di Indonesia
penetrasi internet yang cukup merata. berbanding lurus dengan jumlah penduduk
Penetrasi pengguna internet berkisar antara wilayah tersebut, yaitu terpusat di
41.98% di Maluku-Papua hingga penetrasi Indonesia bagian barat.

Gambar 9. Pengguna Internet Berdasar Wilayah Tahun 2017

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 2017


Walaupun penetrasi penggunaan e-commerce di ASEAN dan Indonesia
internet di Indonesia merata, pemanfaatan memiliki potensi e-commerce yang besar
internet dalam ekonomi digital masih namun masih memiliki kendala penetrasi
timpang dan masih berpusat di Jawa-Bali. e-commerce di luar Jawa-Bali. Peman-
Menurut Riset DBS yang bertajuk “E- faatan internet untuk e-commerce yang
Commerce in Asia: Bracing for Digital tidak merata ini terkait dengan ketidak-
Disruption” yang menyebutkan buruknya merataan kualitas internet di Indonesia.
infrastruktur logistik, khususnya di luar Menurut data Kementerian Komunikasi
Jawa-Bali, membuat e-commerce sulit dan Informatika tahun 2016, kecepatan
memperluas pasar dan menjangkau rata-rata internet di berbagai wilayah
wilayah terpencil di Indonesia, karena itu, Indonesia sangat timpang, dengan
penjualan online selama ini bahkan lebih kecepatan rata-rata internet sebesar 0.4
banyak terpusat di seputar Jakarta. Dalam Mbps di Maluku-Papua berbanding
riset tersebut, DBS juga mengungkapkan dengan 7 Mbps di Jakarta (Gambar 10).
bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar

61
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 10. Kecepatan Rata-rata Internet di berbagai Daerah

Sumber: Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2016

Kondisi kualitas internet yang tidak adanya Peraturan Bupati Kepulauan


merata menjadi kendala bagi upaya Anambas yang mengatur tentang pendirian
pemerintah dalam mendorong pertumbuh- Base Transceiver Station (BTS) pada
an e-commerce di Indonesia. Disparitas ketinggian diatas 52 meter diwajibkan
internet di wilayah Indonesia menjadi PR menggunakan Analisis Dampak Lingkung-
besar bagi Pemerintah Indonesia. Proyek an sehingga hal ini memperlambat
Palapa Ring 2020 menjadi salah satu pembangunan BTS untuk proyek PRB di
langkah yang diambil oleh Pemerintah Kepulauan Anambas, padahal proyek PRB
Indonesia untuk menjangkau daerah ter- ini menjadi sangat penting mengingat
pencil sehingga dapat mengurangi dispari- kondisi telekomunikasi di Kepulauan
tas yang ada. Palapa Ring merupakan Anambas yang masih jauh tertinggal dari
proyek infrastruktur telekomunikasi wilayah-wilayah lainnya. Pemerintah
berupa pembangunan serat optik di seluruh Daerah harus mulai memberikan perhatian
Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. untuk segera mereview kembali terhadap
Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil aturan-aturan yang justru memperlambat
serat optik yang akan menjangkau 440 program pemerintah pusat untuk proyek
kota/kabupaten di seluruh Indonesia Palapa Ring ini. Proyek pembangunan
(Kominfo, 2018). percepatan jaringan telekomunikasi yang
mencakup wilayah-wilayah terpencil ini
Hingga saat ini, proyek Palapa
harus didukung oleh kolaborasi antara
Ring masih dalam tahap pengerjaan. Ada
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
beberapa hambatan yang dialami dalam
Jika proyek Palapa Ring ini telah selesai,
proyek ini, salah satunya hambatan yang
maka lahirlah jaringan internet dan
datang dari peraturan pemerintah daerah
itu sendiri. Misalnya saja ketika komunikasi yang berkapasitas besar,
berkualitas tinggi, aman, dan murah
pembangunan Palapa Ring Barat (PRB) di
sejumlah desa di tiga pulau Kepulauan sehingga dapat mendukung pertumbuhan
e-commerce dan juga mendukung
Anambas mengalami kendala akibat

62
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

akselerasi pertumbuhan ekonomi di yaitu dalam kurun 2020 hingga 2035


Indonesia. Palapa Ring 2020 dapat dengan masa puncak pada tahun 2030.
menjadi senjata Indonesia dalam Pada saat fase bonus demografi, jumlah
menaklukan era revolusi industri 4.0. kelompok usia produktif (umur 15-64
tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak
D. Kualitas Sumberdaya Manusia
produktif (anak-anak usia 14 tahun ke
Era revolusi industri 4.0 tidak bawah dan orang tua berusia 65 ke atas).
hanya menuntut adanya infrastruktur Jadi, selama terjadi bonus demografi
digital nasional yang memadai secara tersebut komposisi penduduk Indonesia
merata, tetapi era ini juga menuntut akan didominasi oleh kelompok usia
kesiapan SDM dalam menghadapi era produktif yang bakal menjadi mesin
revolusi industri 4.0. Dalam beberapa pendorong pertumbuhan ekonomi
tahun kedepan, SDM Indonesia akan (Gambar 11).
masuk kedalam fase bonus demografi

Gambar 11. Piramida Penduduk Indonesia 2010-2035

Sumber: Bappenas, 2013

63
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari Gambar 11 terlihat bahwa SMK yang notabennya seharusnya mudah


bonus demografi berada pada puncaknya mendapatkan pekerjaan dengan basis ilmu
di tahun 2030. Menurut Kepala Badan terapan pun banyak yang berujung menjadi
Kependudukan dan Keluarga Berencana pengangguran. Sebanyak 8,92% dari
Nasional (BKKBN), Surya Chandra jumlah seluruh pengangguran terbuka
Surapat, bahwa bonus demografi ini bisa ialah lulusan SMK.
menjadi pedang bermata dua, bisa menjadi Gambar 12. Jumlah Penangguran Berdasarkan
anugerah jika melahirkan tenaga kerja Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
berkualitas. Jika tidak, akan menjadi
bencana kependudukan yang akan
menimbulkan pengangguran, kriminalitas
dan kemiskinan (news.detik.com, 2018).
Di dalam roadmap Making Indonesia 4.0,
salah satu program prioritasnya adalah
peningkatan kualitas SDM. Menteri
Perindustrian, Airlangga Hartarto,
menyatakan bahwa talent menjadi kunci
atau faktor penting untuk kesuksesan
implementasi industri 4.0 Sumber: BPS (2017)
(www.merdeka.com, 2018) SDM harus
Selain pada masalah ketersediaan
memiliki kecakapan khusus dan juga dapat
lapangan pekerjaan, banyaknya pengang-
menguasai teknologi agar dapat bersaing
guran terdidik di Indonesia disebabkan
di Era Revolusi keempat ini. Infrastruktur
oleh kurikulum yang tak sesuai dengan
jaringan telekomunikasi yang memadai
akan kurang optimal pemanfataannya jika kebutuhan pasar. Terlebih di era revolusi
masyarakat tidak bisa memanfaatkannya industri 4.0 ini, kebutuhan pasar menuntut
untuk bersaing secara global. Jika melihat SDM untuk menguasai teknologi.
kondisi daya saing SDM di Indonesia saat Sehingga sangat diperlukan reorientasi
ini, berdasarkan data dari World Economic kurikulum yang berbasis digital. Salah satu
Forum (2017), daya saing indonesia di re-orientasi kurikulum yang diperlukan
ialah adanya transformasi dari literasi lama
tahun 2017 berada di peringkat ke 36 dari
kepada literasi baru yang berbasis digital.
total 137 negara. Di ASEAN, SDM
Literasi baru yang dianggap sesuai dengan
dengan daya saing tertinggi ialah
Singapore yang berada di peringkat 3, era revolusi industri 4.0 ialah literasi
Malaysia di peringkat 23, Thailand digital yang tawarkan oleh Auon (2017)
peringkat ke 32, dan diikuti oleh Indonesia dalam bukunya yang berjudul “Robot-
di peringkat 36. Proof: Higher Education in the Age of
Artificial Intelligence”, yaitu; (1) literasi
Selanjutnya, BPS (2017) juga data, yaitu kemampuan untuk membaca,
merilis data bahwa dari total 618 ribu analisis, dan menggunakan informasi (Big
sarjana yang dimiliki oleh Indonesia, 8,8% Data) di dunia digital, (2) literasi
diantaranya menganggur. Sehingga, total teknologi, yaitu memahami cara kerja
pengangguran terbuka di Indonesia sekitar mesin aplikasi teknologi (coding, artificial
7 juta orang dari total kurang lebih 128 intelligence, & engineering principles),
juta angkatan kerja. Tak hanya lulusan dan (3) literasi manusia, yang didalamnya
sarjana yang banyak menganggur, lulusan

64
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

terdiri dari humanities, komunikasi, dan match antara SMK dengan industri di
desain. berbagai daerah di Indonesia. Saat ini,
Kemenperin telah menjalin kerja sama
Pemerintah Indonesia melalui
dengan Swiss untuk pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan
Politeknik dan menjalankan program silver
Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
expert dalam rangka melibatkan tenaga
mencoba mengadopsi ketiga literasi terse-
ahli dari sektor industri sebagai instruktur.
but yang kemudian dituangkan dalam
Memiliki skill khusus dan mampu
kurikulum Hybrid/Blended Learning
menguasai teknologi adalah kunci keber-
sebagai solusi pembelajaran di era revolusi
hasilan SDM dalam bersaing secara global
industri 4.0. Kurikulum tersebut meru-
di era revolusi Industri 4.0 ini. Kecakapan
pakan strategi pendidikan bagi kaum
SDM yang mampu bersaing di dunia
milenial untuk menghadapi era revolusi
industri, tidak hanya dapat mengurangi
industri 4.0. Kurikulum tersebut diimple-
angka pengangguran, tetapi juga dapat
mentasikan melalui Sistem Pembelajaran
mendorong peningkatan sektor industri
Daring Indonesia (SPADA Indonesia).
untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi di
Sampai saat ini Sistem tersebut telah
diimplementasikan di 51 perguruan tinggi Indonesia.
dengan total 6.927 mahasiswa. Penerapan E. Strategi Menghadapi Era
kurikulum seperti ini merupakan langkah Revolusi Industri 4.0 Melalui Peta
yang tepat untuk meningkatkan daya saing Jalan SPNBE 2017-2019
SDM di era revolusi industri 4.0. Namun,
Dalam mendorong pertumbuhan
sejauh ini penerapan kurikulum berbasis
ekonomi berbasis digital di Indonesia,
digital masih dalam lingkup Perguruan
Indonesia dihadapkan pada berbagai
Tinggi. Dalam lingkup pendidikan
tantangan. Permasalahan infrastruktur
sekolah, Kemendikbud masih dalam tahap
digital dan kesiapan SDM menjadi isu
rencana untuk merancang ulang kurikulum
yang harus segera dituntaskan oleh
baru agar para siswa siap menghadapi era
Pemerintah. Peta Jalan SPNBE 2017-2019
revolusi industri 4.0. Kurikulum yang
atau road-map e-commerce disusun oleh
direncanakan oleh Kemendikbud berfokus
Pemerintah sebagai salah satu senjata
pada 5 kemampuan yang harus dikuasai
untuk mengatasi berbagai tantangan yang
oleh siswa yaitu kemampuan berpikir
hadir dalam mendorong sektor ekonomi
kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan
digital, termasuk tantangan di bidang
berkomunikasi, kemampuan bekerja sama,
infrastruktur digital dan kesiapan SDM.
dan percaya diri. Meski 5 kemampuan
Melihat dari sisi konten, program yang
siswa dalam kurikulum yang direncanakan
hadir dalam Peta Jalan tersebut sudah
oleh Kemendikbud tersebut tidak disebut-
cukup akomodatif. Melalui Peta Jalan
kan secara spesifik mengenai kemampuan
tersebut, Pemerintah telah menyusun
literasi digital, sudah seyogyanya Kemen-
serangkaian kegiatan untuk membangun
dikbud juga harus menjadikan literasi
infrastruktur TIK dan SDM yang siap
digital sebagai basis perancangan ulang
dengan dunia e-commerce. Namun, dalam
kurikulum yang direncanakan.
pengimplementasiannya berbagai kendala
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia hadir dan tentunya Pemerintah harus
melalui Kementerian Perindustrian juga responsif dalam mengatasi kendala-
telah meluncurkan program pendidikan kendala yang ada.
vokasi yang mengusung konsep link and

65
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari sisi infrastruktur digital, Peta pusat. Padahal, pembangunan proyek


Jalan SPNBE 2017-2019 memiliki Palapa Ring di wilayah tersebut sangat
Program “Infrastruktur Komunikasi” yang dibutuhkan dapat terealisasi dengan cepat
disusun untuk mengatasi permasalahan mengingat kondisi telekomunikasi di
disparitas jaringan internet di wilayah Kepulauan Anambas yang masih jauh
Indonesia. Dalam program tersebut, tertinggal. Peraturan Bupati tersebut
pemerintah berupaya meningkatkan infra- menjadi salah satu contoh bahwa
struktur komunikasi nasional sebagai seharusnya peraturan daerah tidak boleh
tulang punggung pertumbuhan industri menghambat program pemerintah pusat
sistem perdagangan berbasis elektronik (e- yang tujuannya untuk kepentingan
commerce). Infrastruktur komunikasi ini masyarakat. Peraturan Daerah harus
mencakup kecepatan internet, jaringan, sejalan dalam mendukung pelaksanaan
dan keamanan. Salah satu output yang Peta Jalan SPNBE 2017-2019 ini.
diren-canakan dalam program peningkatan Apabila terdapat berbagai
infra-struktur komunikasi Peta Jalan Peraturan di daerah yang justru
SPNBE 2017-2019 ini berupa adanya menghambat program pemerintah pusat
infrastruktur pita lebar (broadband) dalam untuk mendukung Indonesia dalam
rangka peningkatan kecepatan internet
menghadapi Revolusi Industri 4.0,
seluruh wilayah Indonesia. Dari sisi
tentunya langkah deregulasi perlu
konten program, program ini dapat dilakukan. Hal ini sesuai dengan ketentuan
menjadi solusi dari permasalahan Pasal 250 UU Nomor 23 Tahun 2014
ketidakmerataan kecepatan internet di tentang Pemerintah Daerah (UU Pemda),
Indonesia yang mengakibatkan adanya bahwa Perda dan Peraturan Kepala Daerah
disparitas penetrasi e-commerce di dilarang bertentangan dengan ketentuan
Indonesia. Program pembangunan infra- peraturan perundang-undangan yang lebih
struktur pita lebar (broadband) diyakini
tinggi, kepentingan umum, dan/atau
dapat mengatasi permasalahan lambatnya kesusilaan. Apabila bertentangan pada
jaringan internet di berbagai wilayah. ketiga hal tersebut, maka sesuai dengan
Pembangunan serat optik di seluruh Pasal 251 UU No. 23 Tahun 2014, maka
Indonesia sepanjang 36.000 kilometer Perda tersebut dapat dibatalkan.
melalui Proyek Palapa Ring 2020 mejadi
Serangkaian Perda yang dinilai mengham-
langkah awal yang tepat untuk mengatasi bat Peta Jalan SPNBE 2017-2019 perlu
disparitas internet di wilayah Indonesia. dikaji kembali. Jika suatu Perda terbukti
Seperti pada pembahasan sebelumnya menghambat jalannya kebijakan Peta Jalan
pada sub bab “kesiapan infrastruktur SPNBE 2017-2019, maka peraturan
digital” bahwa implementasi proyek tersebut sebaiknya ditinjau kembali atau
Palapa Ring 2020 ini tidak terlepas dari dihapuskan.
berbagai kendala, salah satunya dari
disharmonisasi kebijakan antara Perda dan Dalam implementasi Peta Jalan
Kebijakan Pusat. Sebagai contoh, SPNBE 2017-2019, harmonisasi kegiatan
keberadaan Peraturan Bupati di Kepulauan dengan Pemerintah Daerah menjadi sangat
Anambas yang mengharuskan adanya penting. Dalam desain implementasi,
Analisis Dampak Lingkungan dalam Pemerintah harus mempertimbangkan
pendirian BTS pada ketinggian diatas 52 berbagai permasalahan teknis, termasuk
Meter menjadi peraturan daerah yang keberadaaan Peraturan Daerah, sehingga
menghambat program kebijakan dari mempermudah pelaksanaan program/

66
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kebijakan dari pemerintah pusat. Adanya lebih besar daripada perusahaan taksi
harmonisasi antara kebijakan pusat dengan terbesar Indonesia, Blue Bird Group,
Peraturan daerah, tidak hanya akan dengan 22.000 armada (viva.co.id, 2018).
mempermudah pelaksanaan program/ Sampai di September 2018, dua perusa-
kebijakan dari pemerintah pusat, tetapi haan tersebut secara regulasi belum
juga mendorong efisiensi dari sisi sumber dianggap sebagai perusahaan transportasi.
daya dan keuangan, sehingga harmonisasi Hal tersebut mengakibatkan Gojek dan
aturan dan kebijakan menjadi sangat Grab terlepas dari hak dan kewajiban
penting. sebagai perusahaan transportasi. Belum
melekatnya status “perusahaan
Dalam proses penyusunan kebijak-
transportasi” pada perusahaan gojek dan
an, Revolusi Industri 4.0 tidak hanya
grab menyebabkan kedua perusahaan
menuntut kemampuan pemerintah untuk
tersebut tidak perlu mematuhi aturan
dapat memperbaharui dan mengharmoni-
ketenagakerjaan, aturan perpajakan, dan
sasi aturan serta kebijakan yang beriringan
aturan keselamatan dalam penyediaan
dengan perkembangan teknologi, tetapi
transportasi. Kondisi tersebut membawa
juga menuntut kemampuan pemerintah
untuk menyusun kebijakan yang bersifat keuntungan bagi perusahaan namun
merugikan pemerintah sendiri, perusahaan
outward looking dan juga future setting.
transportasi konvensional, dan karyawan,
Pemerintah harus mampu mengantisipasi
khususnya para driver. Sedangkan, jika
hal-hal baru yang dibawa oleh era revolusi
dibandingkan dengan negara-negara di
industri 4.0 ini dengan serangkaian
Eropa, hal tersebut telah diantisipasi
kebijakan yang tepat. Salah satu kebaruan
melalui putusan European Court of Justice
yang dibawa oleh era “serba internet” ini
di tahun 2017 yang memutuskan bahwa
adalah terbukanya lapangan pekerjaan
uber 2 merupakan perusahaan transportasi,
baru yaitu transportasi online. Fenomena
dan harus menjalankan regulasi seperti
trans-portasi online tengah merebut pangsa
pasar transportasi konvensional. Teknologi operator taksi lain (www.reuters.com,
2017). Hal tersebut mendandakan bahwa
informasi yang dimanfaatkan oleh
transportasi online memudahkan seorang adanya transformasi bisnis dari basis
konvensional ke basis digital, sebagai
pengemudi untuk melakukan navigasi ke
salah satu ciri dari Revolusi Industri 4.0,
tujuan secara otomatis dan memper-
harus diikuti dengan tatanan regulasi yang
temukan antara demand dan supply trans-
bersifat outward looking dan future
portasi online dari jarak jauh. Kehadiran
setting. Pemerintah harus tanggap dan
transportasi online ini menjadi tantangan
merespon secara cepat perubahan-
bagi Pemerintah untuk segera melahirkan
perubahan yang terjadi di era Revolusi
kebijakan yang akomodatif.
Industri 4.0 ini dengan melakukan
Pada tahun 2018, Indonesia penataan regulasi. Penataan regulasi yang
memiliki 2 perusahaan raksasa yang dilakukan tidak hanya sebatas melakukan
tengah menguasai pangsa pasar pemba-haruan aturan, tetapi Pemerintah
transportasi online yaitu Grab dan Gojek. Indonesia juga harus menyambut Revolusi
Gojek kini telah memiliki 1 juta Industri 4.0 dengan mengeluarkan
pengemudi di Indonesia sedangkan Grab serangkaian kebijakan yang tepat.
memiliki 2 juta pengemudi di Asia
Tenggara (bisnis.tempo.co, 2018). Armada
perusahaan transportasi online ini jauh 2
Transportasi online multinasional

67
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari sisi kesiapan SDM, merahnya, sebenarnya terdapat kesamaan


Pemerintah berupaya mempersiapkan dari tujuan kurikulum-kurikulum tersebut
SDM yang siap dengan dunia e-commerce yaitu mempersiapkan SDM yang “melek”
melalui Peta Jalan SPNBE. Salah satu teknologi agar mampu bersaing di era
program dalam Peta Jalan SPNBE ini ialah revolusi industri 4.0.
program “Pendidikan formal untuk Implementasi kurikulum yang
kebutuhan talenta perdagangan berbasis mencakup subjek e-commerce diberbagai
elektronik (e-commerce)”. Kegiatan dalam tingkatan satuan Pendidikan, sebagaimana
program tersebut ialah mempersiapkan menjadi strategi pengembangan SDM
kebutuhan talenta dalam rangka memper- dalam Peta Jalan SPNBE 2017-2019 ini,
tahankan keberlangsungan ekosistem tentunya akan lebih efektif dan efisien jika
perdagangan berbasis elektronik (e-
dilakukan integrasi kurikulum antar
commerce) melalui Pendidikan formal. instansi. Instansi-instansi yang memiliki
Salah satu output dari kegiatan tersebut pengembangan kurikulum berbasis digital
ialah adanya implementasi kurikulum yang diharapkan dapat duduk bersama untuk
mencakup subjek terkait perdagangan berkoordinasi dan berkolaborasi dalam
berbasis elektronik (e-commerce) di berba- melahirkan kurikulum berbasis digital
gai tingkatan satuan Pendidikan. Kemen-
yang terintegrasi guna terwujudnya SDM
dikbud dan Kemenristekdikti ditunjuk
yang siap menghadapi era revolusi industri
menjadi Penanggung Jawab dalam 4.0 ini.
program pendidikan formal untuk
kebutuhan talenta e-commerce ini. F. Penutup
Kurikulum e-commerce sangat erat kaitan-
Aplikasi kecerdasan buatan, data
nya dengan kemampuan literasi digital.
raksasa, hingga serba internet (Internet of
Sehingga, keputusan Kemenristekdikti
Things) menandai datangnya Revolusi
untuk mengadopsi lite-rasi digital dalam
Industri 4.0. Indonesia dengan bonus
kurikulumnya adalah hal yang tepat.
demografi berupa penduduk berusia
Seperti pada sub bab “Kesiapan SDM”
produktif yang semakin besar, sumber
yang telah dijelaskan sebelumya bahwa
daya alam yang beragam dan kaya, serta
beberapa Kementerian telah memiliki
lokasi yang strategis di antara ekonomi
kurikulum tersendiri untuk menyiapkan
raksasa dunia tentu dapat ikut menyong-
SDM yang mampu menghadapi revolusi
song revolusi ini di barisan depan jika kita
industri 4.0, seperti Kemendikbud yang
mempersiapkan diri dengan baik.
memiliki rencana melakukan reorientasi
Indonesia harus mampu mengubah segala
kurikulum agar para siswa dapat bersaing
tantangan yang ada menjadi sebuah
di era revolusi Industri 4.0, serta
peluang. Roadmap Peta Jalan Making
Kemenperin yang telah memiliki program
Indonesia 4.0 dapat dijadikan sebagai tun-
link and match antara SMK dan industri
tunan dalam pembuatan kebijakan selan-
serta bekerjasama dengan Swiss untuk
jutnya. Peta Jalan tersebut dimaksudkan
pengembangan politeknik.
untuk mengatasi berbagai tantangan dan
Sejauh ini, masing-masing Instansi merubahnya menjadi sebuah peluang.
Pemerintah Pusat masih mengembangkan
Salah satu peluang yang dimanfaat-
kurikulum secara sendiri-sendiri. Belum
kan oleh Pemerintah Indonesia ialah
ada keterkaitan antara kurikulum-kuriku-
dengan pengembangan sektor ekonomi
lum tersebut. Jika dilihat benang
digital mengingat Indonesia memiliki

68
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

potensi e-commerce yang cukup baik. Lembaran Negara Republik Indonesia


Secara konten, Roadmap tersebut sudah Tahun 2017 Nomor 176. Jakarta.
cukup akomodatif, namun, pemerintah
juga harus fokus terhadap pengimple- Dokumen
mentasian roadmap kebijakan tersebut.
DBS. 2018. E-Commerce in Asia: Bracing
Berbagai tantangan muncul dalam pengim- for Digital Disruption.
plementasian roadmap tersebut, diantara- Kementerian Perindustrian. Making
nya; permasalahan infrastruktur digital Indonesia 4.0.
seperti ketidakmerataan jaringan internet; Mckinsey. 2016. Unlocking Indonesia’s
dishar-monisasi kebijakan yang tidak Digital Opportunity.
mendukung implementasi peta jalan Peningkatan Pertumbuhan Industri
tersebut; serta kesiapan SDM yang belum Manufaktur. Daily Economic and
memumpuni dalam menghadapi era Market Review by Office of Chief
Economist: Peningkatan Pertumbuhan
revolusi industri 4.0. Pemerintah Pusat dan
Industri Manufaktur. Jakarta: Bank
Daerah harus berkolaborasi untuk mewu-
Mandiri.
judkan strategi yang telah direncanakan We Are Social dan Hootsuite. 2017.
dalam Peta Jalan yang telah disusun Annual Report.
sehingga dapat mendorong akselerasi
pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan Website
visi peta jalan tersebut yaitu Indonesia Abdurrahman, M. Syufan. 2017.
menjadi 10 besar ekonomi dunia. “Pertumbuhan e-Commerce Indonesia
Daftar Pustaka Tertinggi di Dunia”.
https://www.liputan6.com/tekno/read/2
Buku 957050/pertumbuhan-e-commerce-
Auon, Joseph E. 2017. Robot-Proof: indonesia-tertinggi-di-dunia diakses
Higher Education in the Age of pada tanggal 17 September 2018
Artificial Intelligence. Badan Pusat Statistik (2017). “Jumlah
Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., Kao, H. Penangguran di Indonesia”.
2013. Recent Advances and Trends in https://www.bps.go.id/statictable/2009/
Predictive Manufacturing Systems in 04/16/972/pengangguran-terbuka-
Big Data Environment. Manuf. Lett. 1 menurut-pendidikan-tertinggi-yang-
(1), 38–41. ditamatkan-1986---2017.html diakses
Schwab, K. (2017). The fourth industrial pada tanggal 17 September 2018
revolution. Crown Business Press Bayu. 2017. “Indonesia Dapat Bonus
Demografi, Kepala BKKBN: Bisa Jadi
Peraturan Perundang-Undangan Bencana”.
https://news.detik.com/berita-jawa-
Undang-Undang Dasar 1945 tengah/d-3583281/indonesia-dapat-
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. bonus-demografi-kepala-bkkbn-bisa-
Pemerintahan Daerah. 15 Oktober jadi-bencana diakses pada tanggal 17
2014. Lembaran Negara Republik September 2018
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Bappenas. “Proyeksi Penduduk Indonesia
Jakarta. 2010-2035”.
Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017. https://www.bappenas.go.id/files/5413/
Peta Jalan Sistem Perdagangan 9148/4109/Proyeksi_Penduduk_Indon
Nasional Berbasis Elektronik (Road esia_2010-2035.pdf diakses pada
Map E-Commerce). 21 Juli 2017. tanggal 20 September 2018

69
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Embu, Wilfridus S. 2018. “Revolusi Maulana, Rizqi F. 2018. “Indef:


industri 4.0 buka peluang dongkrak Sumbangan E-commerceterhadap
skill SDM”. PDB Indonesia di Tahun 2018
https://www.merdeka.com/uang/revolu Diperkirakan Masih Terlalu Kecil”.
si-industri-40-buka-peluang-dongkrak- https://id.techinasia.com/sumbangan-e-
skill-sdm.html diakses pada tanggal commerce-pdb-kecil. Diakses pada
19September 2018 tanggal 16 September 2018
Fajriah, Liliy Rusna. 2018. “Ekonomi Paskalis, Yohanes. 2018. “Intip Peta
Indonesia 2017 Ditopang Sektor Kekuatan Armada Gojek Versus
Industri”. Grab”.
https://ekbis.sindonews.com/read/1279 https://bisnis.tempo.co/read/1073905/i
502/33/ekonomi-indonesia-2017- ntip-peta-kekuatan-armada-go-jek-
ditopang-sektor-industri-1517815324 versus-grab/full&view=ok Diakses
diakses pada tanggal 15 September pada tanggal 22 September 2018
2018 Putera, Andri D. 2017. “Lulusan SMK
Floretti, Julia. 2017. “Uber dealt blow Banyak Menganggur, Bappenas Cek
after EU court classifies it as transport Ulang Sistem Pendidikan Vokasi”.
service”. https://ekonomi.kompas.com/read/201
https://www.reuters.com/article/us- 7/11/13/190154026/lulusan-smk-
uber-court/uber-dealt-blow-after-eu- banyak-menganggur-bappenas-cek-
court-classifies-it-as-transport-service- ulang-sistem-pendidikan-vokasi
idUSKBN1EE0W3 Diakses pada tanggal 19 September
Kementerian Perekonomian. 2017. 2018
“Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral Sekretariat Kabinet. 2018. “Pemerataan
PDB Indonesia”. Kesejahteraan Rakyat”.
https://databoks.katadata.co.id/datapub http://setkab.go.id/pemerataan-
lish/2018/04/06/industri-masih- kesejahteraan-rakyat/ diakses pada
mendominasi-kontribusi- tanggal 18 September 2018
perekonomian-indonesia Diakses pada Tim Content Writer. 2017. “Kenapa Bonus
tanggal 15 September 2018 Demografi Jadi Kesempatan Emas
Kemenkominfo. 2016. “Kecepatan Rata- bagi Indonesia?”.
Rata Internet di Berbagai Daerah”. http://www.tribunnews.com/kilas-
https://databoks.katadata.co.id/datapub kementerian/2017/09/29/kenapa-
lish/2016/11/24/jakarta-kecepatan- bonus-demografi-jadi-kesempatan-
internet-tercepat-di-indonesia Diakses emas-bagi-indonesia Diakses pada
pada tanggal 19 September 2018 tanggal 16 September 2018
_____________. 2017. “Pengguna Tim Penulis Viva. 2017. “Perpres E-
Internet Indonesia Nomor Enam Commerce Terbit, Begini Detailnya”.
Dunia”. https://www.viva.co.id/digital/945471-
https://kominfo.go.id/content/detail/42 perpres-e-commerce-terbit-begini-
86/pengguna-internet-indonesia- detailnya. Diakses pada tanggal 16
nomor-enam-dunia/0/sorotan_media September 2018
Diakses pada tanggal 21 September _____________. 2018. “Daya Saing Naik,
2018 Bluebird Tambah 4000 armada tahun
_____________. 2018. “Sekilas Palapa ini.”
Ring”. https://www.viva.co.id/berita/bisnis/10
ahttps://kominfo.go.id/content/detail/3 39686-daya-saing-naik-blue-bird-
298/sekilas-palapa-ring/0/palapa_ring
tambah-4-000-armada-tahun-ini
Diakses pada tanggal 19 September
2018

70
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI LOKAL


POTRET TRANSFORMASI EKONOMI TIGA DESA DI JAWA

Rusman Nurjaman
Lembaga Administrasi Negara

Robby Firman Syah


Lembaga Administrasi Negara

Abstrak

Seiring dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan agenda
Nawa Cita, desa kini menjadi poros pembangunan nasional. Perubahan ini berimplikasi pada
posisi desa dalam pembangunan tidak lagi menjadi objek melainkan subjek pembangunan itu
sendiri. Perspektif baru ini juga menggeser model pembangunan desa dari government driven
development atau community driven development (CDD) menjadi village driven development
(VDD). Dalam sektor ekonomi, model pembangunan yang digerakkan oleh desa ini
menempatkan desa sebagai aktor penggerak ekonomi lokal. Artikel ini menampikan narasi
atas pengalaman desa dalam membangun ekonomi berdasarkan sejumlah studi kasus gerakan
ekonomi berbasis desa di tiga desa. Studi ini memberikan sejumlah pembelajaran penting,
yakni terkait dengan peran sejumlah faktor, antar lain kepemimpinan, tradisi berdesa, dan
kemampuan membangun jejaring dan melakukan kolaborasi, dalam mendorong penguatan
institusi dan efektivitas gerakan ekonomi berbasis desa sehingga bertranformasi menjadi desa
unicorn.
Kata kunci: village driven development, gerakan ekonomi desa, jejaring-kolaborasi,
kepemimpinan transformatif.

Abstract

With implementation of Law Number 6 of 2014 concerning Villages and the Nawa Cita (nine
agendas), village is considered as national development axis. This change has shifted the
position of village in development to become subject of development rather than merely as
object of development. This new perspective has shifted village development model from
government driven development or community driven development (CDD) to village driven
development (VDD). In economic sector, village-driven development model places village as
driving force of local economy. This article descripbes a narrative of village experience in
building local economy, based on case studies of village-based economic movements in three
villages in Java. This study found several determinant factors, including leadership, village
tradition, and the ability to build networks and collaborate as important factors to encourage
institutional strengthening and effectiveness of village-based economic movements so that
they can transform into unicorn villages. The results of this study provide valuable learning
in improving and implementing policies related to direction, development strategy and
economic governance of villages in Indonesia.
Keywords: village driven development, village economic movement, collaboration networks,
transformative leadership

71
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

A. Latar Belakang atau yang lebih dikenal sebagai Dana


Desa, sebagaimana diamanatkan oleh UU
Kemajuan daerah dimulai dari level No. 6/2014. Pada tahun 2015, Dana Desa
terkecilnya yaitu keluarga, masyarakat, dianggarkan sebesar Rp 20,7 triliun,
dan desa. Undang-Undang Desa menem- dengan rata-rata setiap desa mendapatkan
patkan desa sebagai ujung tombak alokasi sebesar Rp 280 juta. Pada tahun
pembangunan dan peningkatan kesejah- 2016, Dana Desa meningkat menjadi Rp
teraan masyarakat. Membangun desa 46,98 triliun dengan rata-rata setiap desa
adalah membangun Indonesia. Hal ini memperoleh sebesar Rp 628 juta, dan di
tidak bisa dilepaskan dari tujuan tahun 2017 meningkat menjadi Rp 60
pembangunan yang secara khusus tertuang Triliun dengan rata-rata setiap desa
dalam Nawacita ke-3, membangun memperoleh sebesar Rp 800 juta (Buku
Indonesia dari pinggiran dengan memper- Pintar Dana Desa, 2017).
kuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Adanya kebijakan Dana Desa dan
Indonesia. Desa sejauh ini telah diberikan Alokasi Dana Desa yang bersumber dari
kewenangan dan sumber dana yang me- APBD sesungguhnya merupakan konseku-
madai agar dapat mengelola potensi yang ensi dari prinsip rekognisi dan
dimiliki untuk meningkatkan ekonomi dan subsidiaritas yang menjadi asas UU No.
kesejahteraan masyarakat. 6/2014. Rekognisi bukan saja berarti
mengakui dan menghormati keberagaman
Amanah Nawacita ke-3 menjadi desa, kedudukan, kewenangan dan hak
suatu acuan dalam membuka ruang-ruang asal-usul maupun susunan pemerintahan.
desa yang selama ini seolah tanpa potensi Namun dengan bertumpu pada asas
dan menjadikannya sebagai teras bagi rekognisi, UU Desa juga melakukan
penciptaan lapangan kerja, mengatasi redistribusi ekonomi dalam bentuk alokasi
kesenjangan, dan pengentasan kemiskinan. dana dari APBN maupun APBD. Dengan
Hal ini sesuai dengan asas rekognisi itu demikian, selain dimaksudkan sebagai
sendiri dengan adanya pengakuan bentuk pengakuan dan penghormatan
keragaman budaya untuk membangun terhadap keberagaman identitas, adat-
keadilan budaya serta kemandirian desa. istiadat, serta pranata dan kearifan lokal
Pada sisi kemandirian desa, masyarakat sebagai bentuk tindakan untuk menunai-
atau lembaga yang lebih tinggi kedu- kan keadilan kultural, rekognisi juga
dukannya harus memberi bantuan kepada diwujudkan dalam bentuk redistribusi
anggota-anggotanya atau lembaga yang uang negara kepada desa sebagai resolusi
lebih terbatas sejauh mereka sendiri tidak untuk menjawab ketidakadilan sosial-
dapat menyelesaikan tugas mereka secara ekonomi karena intervensi, eksploitasi,
memuaskan. Sedangkan apa yang dapat dan marjinalisasi yang dilakukan oleh
dikerjakan secara memuaskan oleh satuan- negara (Eko, 2015: 41).
satuan masyarakat yang lebih terbatas
jangan diambil oleh satuan masyarakat Dalam implementasinya, adanya
yang lebih tinggi. Inilah yang disebut kebijakan redistribusi uang negara tersebut
sebagai asas subsidiaritas (Suseno, 1987: telah memberikan ruang bagi terbangun-
307; Eko, 2015: 42-45). nya infrastruktur dan penguatan sumber
daya finansial bagi pengembangan
Berbicara tentang desa tidak dapat ekonomi desa. Berdasarkan hasil evaluasi
dilepaskan dari teropong potensinya yang tiga tahun (2015-2017) pelaksanaannya,
beragam dan melimpah. Di sisi lain, setiap Kementerian Desa Pembangunan Daerah
tahun negara telah mengalokasikan dana Tertinggal dan Transmigrasi (2018)
yang bersumber dari APBN untuk desa mencatat bahwa penggunaan Dana Desa

72
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

telah menghasilkan sarana prasarana yang dataran rendah. Pada masing-masing desa
mendukung pengembangan ekonomi desa, juga telah tumbuh berbagai gagasan,
diantaranya dengan terbangunnya lebih inisiatif lokal, dan aksi kolektif pemerintah
dari 123.858 kilometer jalan desa; 791.258 dan warga desa untuk menggali dan
meter jembatan; 38.331 unit sambungan mengembangkan pendayagunaan potensi
air bersih; 2.960 unit tambahan perahu; dan sumber daya ekonomi desa, dengan
26.750 unit kegiatan BUMDes; 6.576 unit memanfaatkan momentum lahirnya UU
pasar desa; 38.217.065 unit drainase dan Desa yang mengusung semangat pemba-
28.830 unit irigasi; dan 1.971 unit haruan (restorasi) desa.
embung. Beberapa sarana prasarana
tersebut menjadi pemantik bagi lahirnya Secara lebih spesifik, tulisan ini
inisiasi, inovasi, kreasi dan kerjasama ingin menjawab bagaimana desa bergerak
antar desa melalui peran aktif masyarakat, membangun perekonomiannya hingga
untuk mengoptimalkan pendayagunaan dapat memberikan dampak bagi
sumber daya dan potensi ekonomi desa. peningkatan PADes dan kebermanfaatan
bersama; apa pembelajaran yang dapat
Pengembangan ekonomi desa juga dipetik dari temuan di lokus penelitian;
menjadi fokus dari pemerintah supradesa dan faktor apa saja yang menjadi
dalam mewujudkan cita-cita kemandirian. pendorong keberhasilan desa dalam
Pemerintah Pusat misalnya melalui mengoptimalkan pengelolaan sumber daya
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah ekonominya.
Tertinggal dan Transmigrasi pada 2018
menjalankan empat program prioritas B. Desa Membangun Ekonomi:
untuk menggenjot kapasitas ekonomi desa. Beberapa Konsep Penting
Empat program prioritas tersebut antara
Analisis terhadap upaya desa dalam
lain Program Unggulan Kawasan Perde-
membangun perekonomiannya bertumpu
saan (Prukades), Pembangunan Embung
pada beberapa konsep yang dipandang
Desa, Pembentukan Badan Usaha Milik
relevan dengan upaya tersebut, yaitu desa
Desa (BUMDes), dan Pembangunan
membangun (village driven developmet)
Sarana Olahraga Desa (Permendes
dan “desa memandang ekonomi”. Kedua
4/2017).
konsep tersebut akan dijelaskan pada
Estafet dengan Pemerintah Pusat, bagian berikut di bawah ini.
di level lokal, beberapa Pemerintah Daerah
1. Village Driven Development (VDD)
juga terus fokus untuk mengembangkan
desa dengan cara yang inovatif. Pengem- Menjelang lahirnya UU Desa,
bangan kapasitas ekonomi di daerah juga muncul perdebatan konseptual tentang
diwadahi melalui kebijakan regulasi untuk pembangunan desa. Perdebatan ini dilatar-
memperkuat kedudukan program dan belakangi oleh adanya berbagai kritik
tujuan yang hendak dicapai. Sehingga terhadap pembangunan desa selama ini
melalui tulisan ini, secara khusus ingin yang justru melemahkan dan memarjinali-
melihat lebih jauh estafet pengembangan sasi desa. Sebelum era UU Desa, model
ekonomi lokal di tiga lokus desa yaitu pembangunan desa mengacu pada konsep
Desa Panggungharjo (Kabupaten Bantul), government driven dvelopment atau
Desa Dermaji (Kabupaten Banyumas), dan community driven development (CDD).
Desa Ketapang (Kabupaten Banyuwangi). Kerangka CDD merupakan konsep
Ketiga desa tersebut dipilih sebagai lokus pembangunan yang dirumuskan oleh Bank
studi karena masing-masing mewakili Dunia, yang kemudian dipercaya oleh
tipologi/karakteristik desa-desa di Jawa: pemerintah Indonesia sebagai model
desa agraris/pesisir, desa pertanian/dataran penanggulangan kemiskinan berbasis
tinggi, dan desa industri (sub-urban)/

73
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

pemberdayaan masyarakat (Bebbington, desa tidak bertindak sebagai kepanjangan


etc., 2004). Inilah yang kemudian tangan pemerintah, melainkan berdiri dan
melahirkan Program Nasional Pemberda- bertindak sebagai pemimpin masyarakat;
yaan Masya-rakat (PNPM) Mandiri 5) Otoritas dan akuntabilitas pemerintah
Pedesaan. PNPM Mandiri merupakan desa yang memperoleh legitimasi dari
program penanggulangan kemiskinan yang masya-rakat; 6) Desa mempunyai
menggunakan model CDD. Oleh karena pemerintah desa yang kuat dan mampu
itu, PNPM tidak dijalankan secara menjadi penggerak potensi lokal dan
monopolis oleh peme-rintah, melainkan memberikan perlindungan secara langsung
juga didukung lembaga donor, dan terhadap warga, termasuk kaum marginal
melibatkan swasta untuk mengelola dana dan perempuan yang lemah; 7)
dan SDM. PNPM ditempuh dengan cara Demokratisasi desa yang mencakup: (a)
memberikan dana pembangunan secara institusionalisasi nilai-nilai transparansi,
langsung kepada masyarakat tanpa melalui akuntabilitas, partisipasi, inklusivitas dan
jalur hierarkis birokrasi pemerintah. keseteraan gender (b) institusi representasi
Dengan kata lain, meskipun pelaksana- dan deliberasi, dan (c) pertautan
annya dilakukan di level komunitas (engagement) antarpelaku di desa; 8)
masyarakat di kelurahan/ desa, PNPM Pelembagaan perencanaan dan pengang-
bekerja di luar sistem desa dan sama sekali garan secara inklusif dan partisipatoris
tidak melibatkan pemerintah daerah. serta berbasis pada aset lokal; 9)
Proyek pembangunan direncanakan dan Pembangunan berbasis pada aset
dijalankan secara partisipatif oleh penghidupan lokal; 10) Dana Alokasi Desa
masyarakat dengan didampingi fasilitator dari pemerintah sebagai bentuk redistribusi
dan konsultan yang dikelola oleh swasta ekonomi dari negara dan menjamin
(Eko, 2013: 72; Eko, dkk, 2013: 25-29). keadilan ekonomi bagi desa; 11) Desa
CDD-PNPM juga dipandang sudah tidak bermartabat secara budaya, yang memiliki
relevan ketika desa kini tidak lagi identitas atau sistem sosial-budaya yang
berbentuk pemerintahan semu. UU Desa kuat, atau memiliki kearifan lokal yang
sebagai campuran (hybrid) antara self kuat untuk mengelola masyarakat dan
governing community dan local self sumberdaya lokal; 12) Satu desa, satu
government (Eko, 2014: xxii). rencana, satu anggaran; 13) Warga yang
kritis, aktif dan terorganisir. Ikatan warga
Village driven development (VDD) dalam komunitas sangat penting tetapi
kemudian hadir sebagai koreksi atas model tidak cukup, namun butuh warga yang
pembangunan ala CDD. VDD menempat- aktif, melek dan sadar politik terhadap hak
kan desa sebagai subjek utama yang dan kepentingan mereka, serta
menggerakkan pembangunan atau pemb- berpartisipasi dalam penyelenggaraan
angunan yang digerakkan oleh desa. VDD pemerintahan dan pembangunan desa.
hadir sebagai alternatif atas pembangunan
yang digerakkan oleh masyarakat atau 2. “Desa Memandang Ekonomi”
komunitas. VDD mempunyai beberapa (DME)
karakteristik (Eko, 2014: 45-46): 1) Desa
hadir sebagai sebuah kesatuan kolektif Debat tentang kebijakan pemba-
antara pemerintah desa dan masyarakat ngunan ekonomi desa selama ini
desa; 2) Kepentingan dan kegiatan dalam menghadirkan dua mazhab yang berbeda,
pemerintahan dan pembangunan diikat dan yaitu mazhab pertumbuhan dan mazhab
dilembagakan secara utuh dan kolektif pemberdayaan. Mazhab pertumbuhan
dalam sistem desa; 3) Kemandirian desa menempatkan “ekonomi memandang
yang ditopang dengan kewenangan, desa” (EMD) yang berhadapan secara
diskresi dan kapasitas lokal; 4) Kepala diametral dengan mazhab pemberdayaan
atau dikenal sebagai mazhab “desa

74
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

memandang ekonomi” (DME) (Sutoro: akses kontrol sumber daya ekonomi desa.
2017: 124). Dalam mengakselerasi pembangunan
ekonomi desa, mazhab DME menekankan
Mazhab EMD merupakan teori pada kekuatan atau potensi desa sendiri
ekonomi arus utama (neoklasik) yang (endogen). Artinya pembangunan ekonomi
selama ini masuk ke desa, namun desa dilakukan dengan mengoptimalkan
memunculkan berbagai paradoks. Dalam pemanfaatan aset dan sumber daya lokal.
mendorong laju perekonomian desa, Namun semua itu dilakukan dengan
Mazhab EMD, menekankan pada kekuatan dipagari oleh sejumlah rambu-rambu
dari luar desa (eksogen) sebagai faktor (nilai) berupa kecukupan, keseimbangan
pendorong, berupa intervensi teknologi, dan keberlanjutan, sehingga eksploitasi
modal, industri, dan SDM, dengan yang berlebihan atas sumber daya ekonomi
korporasi sebagai aktor utama. Dengan desa dapat dihindari. Sebagai antitesis dari
bertumpu pada prinsip-prinsip neolibe- mazhab/teori ekonomi mainstream,
ralisme ekonomi, seperti kompetisi dan mazhab DME menghindari prinsip
efisiensi, korporasi memiliki keleluasaan kompetisi dan efisiensi dengan mengede-
untuk mengeksploitasi sumber daya pankan prinsip kegotongroyongan dan
ekonomi desa. Harapannya, dengan kemanfaatan bersama. Secara sederhana,
menggelontorkan investasi besar akan perbandingan mazhab DME dan EMD
memunculkan surplus ekonomi dan dapat dituangkan dalam matriks berikut.
menciptakan trickle down effect, seperti
lapangan kerja dan peningkatan pen- Tabel 1: Perbandingan Dua Mazhab
dapatan. Mazhab EMD, berargumen Pembangunan Ekonomi Desa
bahwa dengan memiliki pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi yang berskala Ekonomi Desa Memandang
besar, maka lapangan kerja dan pen- Memandang Desa Ekonom (DME)
(EMD)
dapatan masayarakat desa meningkat, Modern Tradisional
sehingga laju urbanisasi dapat ditekan. Pertumbuhan Pemberdayaan dan
Pada kenyataannya, mazhab DME kemandirian
memang mampu menciptakan pertum- Eksogen Endogen
buhan, namun di saat yang sama diikuti Surplus ekonomi Kecukupan,
dengan ketimbangan, involusi dan keseimbangan, dan
keberlanjutan
marjinalisasi. Di sinilah paradoks itu Jika mengambil 10 Jika mengambil 1 sudah
muncul. bisa kenapa hanya cukup, tidak perlu
mengambil 1 mengambil 10
Sebaliknya, mazhab DME meman- Kompetisi dan Kegotongroyongan dan
dang bahwa pertumbuhan ekonomi desa efisiensi kebersamaan
tidak ada maknanya jika hanya dinikmati Intervensi teknologi, Memanfaatkan aset lokal
oleh segelintir elite ekonomi-politik. modal, industri, dan dan kearifan lokal
SDM
Mazhab DME hadir sebagai alternatif atas
Pembangunan Pembangunan kawasan
gagalnya berbagai teori ekonomi arus kawasan perdesaan perdesaan sebagai
utama ketika dibawa ke ranah desa. menciptakan pusat membangun desa:
Sebagai mazhab yang berorientasi pada pertumbuhan memeratakan
pemberdayaan dan kemandirian, mazhab pembangunan
DME menenkankan pada urgensi mengor- Top down dan trickle Bottom up
down effect
ganisir dan memperkuat masyarakat desa Korporasi sebagai Rakyat desa sebagai
untuk memiliki dan mengontrol sumber pemilik pemilik
daya ekonomi desa. Oleh karena itu, Sumber: Sutoro Eko, 2017: 124.
rakyat desa berperan sebagai pelaku
utama dalam pembanguna ekonomi desa.
Mereka memiliki hak kepemilikan dan

75
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

C. Tinjauan Kebijakan Berdasarkan substansi di atas jelas


tersurat bahwa pembangunan desa, ter-
Undang-Undang Nomor 6 tahun masuk dalam ranah ekonomi, merupakan
2014 tentang Desa (UU Desa) menyatakan kewenangan desa. UU Desa juga mengatur
bahwa pembangunan desa memiliki empat tentang sumber-sumber pendapatan desa
tujuan, yaitu a) meningkatkan kesejah- antara lain berasal dari alokasi dana yang
teraan masyarakat desa dan kualitas hidup berasal dari APBN atau Dana Desa dan
masyarakat serta penanggulangan kemis- alokasi dana yang berasal dari APBD atau
kinan melalui pemenuhan kebutuhan alokasi dana desa (ADD). Dengan demi-
dasar; b) pembangunan sarana dan kian, UU Desa meredistribusi uang negara
prasarana desa; c) pengembangan potensi untuk membiayai desa dalam menjalankan
ekonomi lokal; dan d) pemanfaatan kewenangannya, baik dalam ranah peme-
sumber daya alam dan lingkungan secara rintahan, pembangunan, dan pemberda-
berkelanjutan (Pasal 81). Keempat tujuan yaan, dan pembinaan kemasyarakatan.
pembangunan desa tersebut jelas berkait
erat dengan agenda pembangunan desa di Dana Desa merupakan bagian dari
sektor ekonomi. Kesejahteraan material hak keuangan (rezim) desa untuk men-
dan pengurangan kemiskinan, adalah jalankan kewenangannya. Namun demi-
tujuan akhir pembangunan ekonomi desa kian, pemerintah mengatur prioritas
dengan bertumpu pada optimalisasi penggunaan Dana Desa. Hal ini dilakukan
pendayagunaan sumber daya ekonomi melalui Peraturan Menteri Desa,
(potensi dan aset) desa. Sementara Pembangunan Daerah Tertinggal dan
perbaikan kondisi sarana dan prasarana Transmigrasi (Permendesa PDTT) tentang
yang menunjang mobilitas dan konek- prioritas penggunaan Dana Desa yang
tivitas memudahkan aktivitas masyarakat diperbaharui setiap tahun. Hingga kini,
desa untuk menjalankan roda perekono- terdapat tidak kurang dari 4 Permendesa
miannya. PDTT terkait (No. 5/2015, No. 21/2015,
No. 22/2016, No. 4/2017). Melalui
UU Desa menekankan fokus pem- Permendesa PDTT No. 22/2016 jo PP No.
bangunan ekonomi desa pada pengem- 4/2017, Pemerintah menentukan bahwa
bangan ekonomi pertanian berskala penggunaan Dana Desa dipriotaskan untuk
produktif dan pengembangan dan pembangunan infrastruktur dan pember-
pemanfaatan teknologi tepat guna untuk dayaan desa dalam 4 (empat) bidang,
mengerek kemajuan ekonomi desa. yaitu: 1) pengembangan produk unggulan
Pelaksanaan pembangunan desa mengacu desa/kawasan perdesaan; 2) pembentukan
pada rencana kerja pemerintah desa dan BUMDes; 3) embung desa; 4) sarana dan
dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan prasarana olahraga. Terakhir, pemerintah
melibatkan seluruh masyarakat desa menerbitkan Permendesa PDTT No.
melalui semangat gotong royong, dan 19/2017 yang mengatur prioritas penggu-
memanfaatkan kearifan lokal dan sumber naan Dana Desa untuk membiayai
daya alam desa. Terakhir, UU Desa pelaksanaan program/kegiatan di bidang
menegaskan desa sebagai aktor utama pembangunan desa dan pemberdayaan
pelaksanaan pembangunan lokal desa. masyarakat desa dan program/kegiatan
Adapun pelaksanaan program pembangun- lintas bidang (Prudes/Prukades, BUMDes/
an sektoral dari pemerintah supradesa BUMADes, embung, dan sarana olah raga)
wajib diinformasikan kepada pemerintah sesuai kewenangan desa. Di tingkat lokal,
desa untuk diintegrasikan dengan banyak pemerintah daerah yang juga turut
pembangunan desa. mengatur penggunaan Dana Desa sebagai-
mana terjadi, misalnya, di Kabupaten
Pandeglang, Banten. Masalah krusial lain

76
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

muncul manakala Pemerintah Kabupaten yang secara langsung berkaitan dengan


lamban dalam menerbitkan regulasi pemberdayaan ekonomi desa meliputi
tentang daftar kewenangan desa sehingga pelatihan usaha ekonomi, pertanian,
meng-hambat kinerja pemerintah desa perikanan, dan perdagangan; pemanfaatan
untuk mengelola anggaran desa. Sebagai teknologi tepat guna, dan peningkatan
contoh, desa menghadapi hambatan kapasitas masyarakat kelompok usaha
administratif untuk mengalokasikan ekonomi produktif, kelompok tani, kelom-
anggaran untuk pemberdayaan ekonomi pok nelayan, dan kelompok pengrajin.
masyarakat desa.
Kebijakan terkait pembangunan
Kebijakan Dana Desa dan ADD ekonomi desa era UU Desa juga dapat
hadir untuk menjawab kelangkaan sumber- dilihat dari penguatan peran Badan Usaha
sumber pendanaan sebagai modal investasi Milik Desa (BUMDes) sebagai instrumen
ekonomi lokal yang selama ini diderita penggerak ekonomi lokal. Dari segi
oleh desa. Sebelum era UU Desa, memang hukum, kedudukan BUMDes diperkuat
sudah ada kebijakan ADD melalui PP No. karena keberadaannya diatur langsung
72/2005 namun belum merata di semua dalam UU Desa. Selanjutnya, terbit
daerah. Kondisi ini menyebabkan gerakan Permendesa PDTT No. 4/2015 tentang
ekonomi lokal desa lebih banyak Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan,
bergantung pada modal dari bantuan dan Pembu-baran Badan Usaha Milik
pemerintah yang lebih bersifat top down Desa. Pendirian BUM Desa dimaksudkan
sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan sebagai upaya menampung seluruh
lokal. Selain itu, pembangunan desa pada kegiatan di bidang ekonomi dan/atau
masa itu selalu bias fisik, yang tidak pelayanan umum yang dikelola oleh Desa
sensitif terhadap gerakan ekonomi lokal dan/atau kerja sama antar desa. Tujuan
(Eko, 2014: 215). pendirian BUMDes adalah untuk mening-
katkan perekonomian desa, mengoptimal-
Pemerintah juga menerbitkan kan aset desa untuk kesejahteraan desa;
Peraturan Menteri Dalam Negeri meningkatkan usaha masyarakat dalam
(Permendagri) No. 114 Tahun 2014 ten- pengelolaan potensi ekonomi desa;
tang Pedoman Pembangunan Desa. Terkait mengembangkan rencana kerja sama usaha
dengan pembangunan desa di sektor antar desa atau dengan pihak ketiga;
ekonomi, Permendagri ini menekankan menciptakan peluang dan jaringan pasar
pada pengembangan usaha ekonomi yang mendukung kebutuhan layanan
produktif, serta pembangunan sarana dan umum warga; membuka lapangan kerja;
prasarana ekonomi, meliputi pasar desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pembentukan dan pengembangan BUM melalui perbaikan pelayanan umum,
Desa, penguatan permodalan BUMDes, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
pembibitan tanaman pangan, penggilingan Desa; dan meningkatkan pendapatan
padi, lumbung desa, pembukaan lahan masyarakat desa dan Pendapatan Asli
pertanian, pengelolaan usaha hutan desa, Desa. Peraturan ini tidak secara tegas
kolam ikan dan pembenihan ikan, kapal menyatakan badan hukum BUMDes.
penangkap ikan, cold storage (gudang Namun dalam Pasal 4 disebutkan bahwa
pendingin), tempat pelelangan ikan, pendirian BUMDes berdasarkan Peraturan
tambak garam, kandang ternak, instalasi Desa tentang Pendirian BUM Desa. Dalam
biogas, mesin pakan ternak, dan sarana pendirian BUMDes tersebut, setiap desa
dan prasarana ekonomi lainnya sesuai harus mempertimbangkan inisiatif peme-
kondisi desa. Permendagri ini juga rintah desa dan/atau masyarakat desa,
mengarahkan agar pemberdayaan masya- potensi ekonomi, sumber daya alam,
rakat desa diisi dengan program/kegiatan sumber daya manusia yang mampu

77
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

mengelola BUM Desa, dan penyertaan Secara sosiologis, karakteristik


modal dari pemerintah desa. warga desa sedikit banyak mencirikan
karakter masyarakat perkotaan, di mana
D. Desa Membangun Ekonomi: sumber pendapatan ekonominya sudah
Pembahasan dan Analisis tidak lagi ditopang oleh sektor pertanian
dalam arti luas, tapi didominasi dari sektor
Pada bagian di bawah ini dipapar- jasa dan perdagangan. Kemiskinan di desa
kan kondisi empiris dan analisis terhadap Panggungharjo sedikit banyak mencirikan
praktik-praktik pembangunan ekonomi karakter kaum miskin kota, yaitu kondisi
desa dari tiga desa di tiga daerah yang kemiskinan yang dicirikan oleh situasi
menjadi lokus studi ini. homeless/tidak punya rumah, landless/
tidak punya tanah, jobless/tidak punya
1. Lokus Desa Panggungharjo, pekerjaan.
Kabupaten Bantul
Desa Panggungharjo membangun
Profil Desa ekonomi
Desa Panggungharjo merupakan 1 Cerita tentang bagaimana Desa
dari 75 desa di Kabupaten Bantul Provinsi Panggungharjo membangun ekonomi pada
Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara bagian berikut ini akan diklasifikasikan
geografis, desa Panggungharjo merupakan berdasarkan beberapa indikator, yaitu
desa dengan karakter urban karena berada kelembagaan ekonomi desa, dan optimali-
di pinggiran dan berbatasan langsung sasi potensi dan aset sumber daya ekonomi
dengan Kota Yogyakarta. Pada tahun 2017 desa.
jumlah penduduk Desa Panggungharjo
lebih dari 28.000 jiwa. Walaupun Dari segi kelembagaan, Desa
demikian, penduduk yang berdomisili di Panggungharjo merupakan salah satu desa
Panggungharjo sebenarnya kurang lebih yang mendirikan BUMDes bahkan
sekitar 40.000 jiwa, karena di wilayah ini sebelum terbit UU No. 6 Tahun 2014,
terdapat 4 perguruan tinggi dan 1 pondok yaitu dengan mengacu Permendagri No.
pesantren besar dengan jumlah santri dan 39/2010 tentang BUMDes. Dalam kurun
maha-siswanya kurang lebih 15.000 jiwa. kurang dari satu windu, keberadaan
Luas wilayah Desa Panggungharjo sekitar BUMDes yang diberi nama BUMDes
560 hektar secara administratif terbagi Desa Panggung Lestari tersebut memiliki
menjadi 14 kampung dan 118 RT. peran yang cukup signifikan dalam
memajukan perekonomian desa. Hal
Karena sebagian besar wilayahnya tesebut dibuktikan dengan bertambahnya
berbatasan langsung dengan ibukota omset hasil usaha, diversifikasi produk
provinsi, Desa Panggungharjo merupakan unggulan desa, meningkatnya kerjasama
kawasan strategis perkotaan Yogyakarta, desa dengan pihak ketiga, dan penam-
hal ini berarti desa Panggungharjo bahan unit usaha yang pada gilirannya
merupakan kawasan strategis ekonomi dari membuka peluang kerja baru di desa.
kota Yogyakarta. Pada tahun 2015, Sebagai salah satu lembaga ekonomi desa,
pendapatan sektoral warga desa BUMDes tersebut juga turut berkontribusi
Panggungharjo kurang lebih sekitar Rp. 26 dalam pengembangan kawasan ekonomi
Miliar. Jika seluruh pendapatan warga perdesaan melalui inisiatif bersama dalam
digabungkan dalam satu tahun, jumlahnya membangun platform e-commerce
sekitar Rp. 86 Miliar, dimana 75% berasal www.usahadesa.com. Platform tersebut
dari sektor perdagangan, dan 25% berasal merupakan salah satu etalase online Gerai
dari sektor pertanian dalam arti luas. Desa Panggungharjo sebagai sarana
pemasaran produk-produk warga desa.

78
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Terkait hal ini, Wahyudi, Kepala Desa leluasa untuk menentukan model pemba-
Panggungharjo, mengatakan: ngunan dan pemberdayaan desa. Tahun
Lanskap desa kami tidak terlalu baik, 2018, Desa Panggungharjo mengelola
di mana kami berada di pinggiran kota. anggaran sekitar 5,6 Miliar, di mana
Oleh karenanya, kami mencoba untuk sekitar 1,2 miliarnya ditargetkan bersum-
memanfaatkan lanskap tersebut dalam ber dari PAD.
rangka untuk memberdayakan ekono-
mi masyarakat desa. Jadi bentang Pengalaman Desa Panggungharjo
hidup dari masyarakat desa baik tersebut membuktikan misi UU Desa
bentang ekonomi, bentang sosial, untuk memperkuat peran kelembagaan
bentang budaya, bentang teknologi ekonomi desa melalui BUMDes sebagai
yang ada di warga desa sebagai agen nomen-klatur lembaga ekonomi berbasis
untuk mengungkit potensi ekonomi desa yang diharapkan dapat menjadi
yang ada di desa. Salah satu tumpuan dalam menggerakkan roda
strateginya adalah dengan mendirikan perekonomian desa. BUMDesa diarahkan
BUMDES jauh sebelum diamanatkan agar dapat mengembangkan ekonomi
oleh UU Nomor 6 Tahun 2014. kreatif dan produktif di desa, sehingga
(Wawancara, 3 April 2018) dengan demikian dapat menjadi magnet
baru untuk menahan laju urbanisasi. UU
Untuk mengembangkan usahanya, Desa menegaskan peran strategis tersebut
BUMDes Panggung Lestari membangun pada Pasal 87-90 yang mengatur
kerjasama B to B (bussiness to bussiness) pembentukan BUMDes, dan penggunaan
dengan salah satu multinasional korporasi hasil usaha BUMDes untuk pengembang-
Danone Aqua, yang menyerap produk an usaha, pembangunan desa, pemberda-
produk bahan bakar penganti solar dari yaan masyarakat dan meningkatkan kese-
olahan minyak goreng bekas. Rata-rata jahteraan masyarakat miskin di desa.
pengiriman sekitar 10.000 liter.
Dalam membangun ekonomi desa,
Guna membangun budaya akunta- Panggungharjo juga mengoptimalisasi
bilitas dan transparansi, Panggungharjo pemanfaatan potensi dan aset desa. Dalam
merancang aplikasi BUMDes yang dapat hal ini, Panggungharjo menerapkan konsep
diakses warga melalui android, sehingga asset based development community
BUMDes menjadi dapat dimonitor (ABCD) yang diintegrasikan dengan
bersama-sama. Itulah yang menyebabkan sistem desa. Pertama, mengolah potensi
terjadi perubahan modal. Dengan nilai ekonomi dari sampah dengan melakukan
modal awal Rp37 juta, saat ini nilai pemilahan sampah domestik. Desa
kapitalisasi aset yang dikelola BUMDes Panggungharjo setiap harinya mempro-
Panggung Lestari lebih dari Rp 5 Miliar. duksi sekitar 55 meter kubik sampah. Tarif
Total equity di luar tanah dan bangunan retribusi yang rata-rata 20.000 rupiah
pada tahun 2017 sekitar Rp 1,2 Miliar. dikalikan 1.700 KK, pendapatan desa dari
Tahun 2018, pendapatan BUMDes dari 3 hasil retribusi sekitar 32 juta rupiah per
bulan pertama sebesar Rp 957 juta. Jika bulan. Hasil pemilahan sampah dijual
pada tahun 2018 ini, pendapatan desa dengan pendapatan 10 juta rupiah per
melalui BUMDes Panggung Lestari bulan. Kedua, mengolah minyak goreng
mencapai lebih dari Rp 1 miliar, maka bekas menjadi produk bahan bakar
Panggungharjo dapat dikategorikan pengganti solar yang dibuat dengan
sebagai “unicorn” desa—yaitu sebutan menggunakan alat yang buatan sendiri dan
untuk suatu organisasi yang berhasil dikelola melalui bengkel inovasi tepat
mencapai market share, dalam hal ini guna dengan memanfaatkan sumber daya
pendapatan asli desa, di atas Rp 1 miliar. lokal. Tahun 2016, tambahan pendapatan
Dengan pendapatan setinggi itu desa dari penjualan minyak goreng bekas rata-

79
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

rata dari 30-40 juta rupiah. Ketiga Berdasarkan paparan di atas, Desa
memproduksi taman oils, yang merupakan Panggungharjo, di era kepemimpinan
satu komoditas internasional yang Kepala Desa Wahyudi saat ini, telah mela-
digunakan secara luas sebagai bahan baku kukan sejumlah upaya untuk mengop-
kosmetika, di amazon.com 100 ml dijual timalkan tata kelola potensi ekonomi dan
dengan harga 12-14 USD dollar. Tahun aset desa. Hal ini dilakukan antara lain
2017 memproduksi kurang lebih sekitar dilakukan dengan mengolah beberapa
3000 floss dan dikirim ke pasar potensi ekonomi yang ada sehingga
internasional. Keempat, mengembangkan mampu memberikan nilai tambah dan
usaha Jasa Wisata Desa melalui pendirian meng-hasilkan produk yang dibutuhkan
Kampung Mataraman. Kampung wisata ini oleh masyarakat. Konsekuensinya, berbeda
menggali kembali tradisi nuansa dengan rata-rata desa lain, sebagian besar
masyarakat agraris pada awal abad 19 anggaran desa dialokasikan untuk pengem-
terkait sandang, pangan dan papan dan bangan dan pendayagunaan ekonomi dan
sebagainya. Kelima, memproduksi komo- potensi desa.
ditas beras dengan nama “Bestari” (Beras
Panggung Lestari) untuk memenuhi 2. Lokus Desa Dermaji, Kabupaten
kebutuhan unit usaha jasa wisata desa. Banyumas
Satu bulan rata-rata konsumsi berasnya
sekitar 1,2 ton untuk usaha jasa wisata Profil Desa
desa di Kampung Mataraman. Keenam,
Desa Dermaji terletak di Kecama-
melakukan pemberdayaan/ pendampingan
tan Lumbir Kabupaten Banyumas Provinsi
terhadap 50 orang warga difabel agar bisa
Jawa Tengah. Sebagian besar wilayah
memproduksi satu produk unggulan desa.
Desa Dermaji merupakan daerah pegu-
Tabel 2 Pemanfaatan Potensi dan Aset nungan dan perbukitan dengan ketinggian
Desa Panggungharjo berkisar antara 100-300 meter di atas
permukaan laut. Curah hujan rata-rata
Bentuk Bentuk Keterangan 1.500 mm sampai dengan 2.500 mm per
Potensi/Aset Pemanfaatan/ tahun. Jumlah penduduk Desa Dermaji
Produk
Sampah Pemilahan Kontribusi
pada tahun 2017 sebanyak 6.293 jiwa,
sampah terhadap dengan jumlah penduduk laki-laki 3.183
pendapatan desa jiwa dan jumlah penduduk perempuan
Rp 42 juta/per 3.110 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK)
bulan sebanyak 2.019 KK (Profil Desa Dermaji,
Minyak Bahan bakar Rata-rata
2017).
goreng pengganti solar produksi 10.000
bekas liter/bulan, dan
tambahan
Desa Dermaji Membangun Ekonomi
pendapatan
Rp 30-40 juta Keberadaan BUMDes merupakan
Taman Taman oils Jumlah produksi salah satu upaya memperkuat kelem-
(bahan baku 3000 floss, @ bagaan ekonomi desa di Desa Dermaji.
kosmetika) 12-14 USD Namun BUMDes tersebut diupayakan agar
Budaya dan Kampung wisata tidak menjadi pesaing yang mematikan
Lahan mataraman
usaha ekonomi warga. Oleh karena itu,
Pangan Beras Panggung Terjual 1,2
Lestari (Bestari) ton/bulan BUMDes Dermaji tidak membuka usaha
SDM Pemberdayaan 50 Produk toko sembako/kelontong. Jadi mereka
orang warga unggulan desa mencari bentuk usaha BUMDes yang
difabel disesuaikan dengan potensi desa. Saat ini
Sumber:diolah dari hasil penelitian PKDOD, 2018. sudah ada dua unit usaha, yakni unit
simpan pinjam dan pengolaan air minum.

80
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Pengelolaan air minum memanfaatkan aset satu potensi unggulan di Desa Dermaji.
program PAMSIMAS dari Dirjen Cipta Hampir seluruh rumah tangga di Desa
Karya Kementerian PU dan Perumahan Dermaji membudidayakan ternak
Rakyat yang saat ini sudah dilimpahkan ke kambing. Jumlah ternak kambing tiap
Desa Deramaji. Pengelolaan air minum tahun bisa mencapai lebih dari tiga ribu
oleh BUMDes dimaksudkan sebagai upaya ekor. Keempat, menghelat festival
desa dalam pemenuhan pelayanan dasar, kambing Dermaji setiap tahun. Tujuannya
sehingga unsur ekonomisnya masih untuk memperluas skala, memotivasi
dinomorduakan. Dalam prakteknya, pelaku usaha/petani ternak kambing dan
masyarakat harus membayar pemakaian mempromosikannya ke khalayak yang
air bersih per meter kubik air sebesar Rp lebih luas. Dalam praktiknya, festival
2500,00. tersebut tidak hanya menjadi ajang
promosi dan transaksi hasil ternak
Jika dilihat maka dengan harga kambing etawa saja, melainkan juga
seperti itu, usaha pengelolaan air bersih ini menjadi sarana promosi seluruh produk
tidak mementingkan keuntungan. Namun, warga desa, serta menjadi panggung bagi
menekankan tujuan sosial dalam pena- penampilan berbagai karya seni yang
nganan masalah kebutuhan air bersih selama ini ditekuni warga desa untuk
masyarakat. Saat ini, pengelolaan air ditampilkan dan dinikmati khalayak ramai
bersih tersebut baru tersambung untuk dari kawasan Kabupaten Banyumas dan
kurang lebih 300 rumah. Jadi, masih sekitarnya. Kepala Desa Dermaji, Bayu
belum mencukupi kebutuhan seluruh Setyo Nugroho, mengemukakan bahwa:
masyarakat desa. Oleh karena itu, tahun “Festival kambing Dermaji merupakan
depan akan direncanakan untuk memba- upaya yang dilakukan oleh pemerintah
ngun satu penampungan lagi. Masyarakat desa Dermaji bersama dengan kelom-
yang belum mendapatkan air dari penam- pok peternak kambing dan masyarakat
pungan, saat ini masih mengambil air desa untuk mengangkat dan memper-
langsung dari mata air atau dari sungai, kenalkan potensi unggulan yang ada di
tentu saja dengan tingkat kesulitan yang desa Dermaji. Ternak kambing meru-
cukup tinggi. pakan potensi ekonomi terbesar desa
dermaji, karena hampir semua warga
Untuk mengembangkan ekonomi
memiliki ternak kambing. Festival ini
desa, Dermaji juga melakukan sejumlah
menjadi ajang bagaimana kegiatan
upaya lain. Pertama, membangun website
ternak kambing ini tidak saja menjadi
desa yang menjadi sarana penguatan
usaha sampingan, tetapi akan diting-
ekonomi desa melalui platform e-
katkan menjadi usaha berskala industri.
commerce sebagai wahana produk-produk
Itu arahnya ke sana. Jadi, dengan
warga desa agar dapat dipasarkan ke luar
adanya festival kambing ini diharapkan
desa. Kedua, mengembangkan potensi
kesejahteraan ekonomi masyarakat
wisata desa dengan membangun objek
meningkat.” (Wawancara, 7 Juni 2018)
wisata desa Wanasuta. Desa Dermaji
merupakan desa hutan yang memiliki area Tabel 3 Pemanfaatan Potensi dan Aset Desa
hutan dan berbatasan langsung dengan Dermaji untuk Membangun Ekonomi Desa
hutan milik PT Perhutani. Keberadaan
hutan tersebut dipandang sebagai potensi Potensi/Aset Bentuk Keterangan
untuk mengembangkan wisata hutan desa. Desa Pemanfaatan
Upaya ini dilakukan melalui kerja sama SDM melek IT Pembuatan Wahana
platform e- pemasaran
dengan PT Perhutani sebagai pemilik commerce produk desa
lahan hutan pinus. Ketiga, mengem- Sumber daya Wisata hutan
bangkan budi daya kambing peranakan alam (hutan) desa
etawa. Ternak kambing merupakan salah “Wanasuta”

81
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Peternakan Budidaya Jumlah ternak dan menengah. Tidak salah apabila


kambing etawa 3.000 ekor kemudian desa ini menjadi salah satu desa
/tahun
Budaya Festival Wahana
yang memiliki penilaian terbaik dalam
Kambing promosi pelaksanaan program Smart Kampung di
Dermaji produk Kabupaten Banyuwangi.
unggulan desa
dan kreasi seni Pelaksanaan Banyuwangi Smart
budaya warga Kampung diwadahi melalui regulasi
desa Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 18
Sumber:diolah dari hasil penelitian PKDOD, 2018.
Tahun 2016 Tentang Integrasi Program
Kerja Berbasis Desa/Kelurahan Melalui
3. Lokus Desa Ketapang, Kabupaten
Smart Kampung. Ruang lingkup program
Banyuwangi
kerja pemerintah Kabupaten Banyuwangi
Profil Desa tersebut diprioritaskan dalam bidang (a)
Pelayanan Publik; (b) Pemberdayaan
Desa Ketapang terletak di Ekonomi; (c) Kesehatan; (d) Kemiskinan;
Kecamatan Kalipuro Kabupaten (e) Informasi Hukum; (f) Pendidikan, Seni
Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. dan Budaya; dan (g) Peningkatan
Wilayah Desa Ketapang berada di lokasi Kapasitas SDM.
strategis pesisir timur Kabupaten
Banyuwangi yang berbatasan langsung Sejalan dengan inisiasi program
dengan Selat Bali. Di desa ini pula lokasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa
Pelabuhan Ketapang berada, dimana (BUMDes) yang dilakukan oleh
sebagai pintu lalu lintas utama yang Pemerintah Pusat, di Pemerintah Desa
menghubungkan Pulau Jawa dengan Ketapang juga membentuk BUMDes
Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali. Desa sebagai salah satu upaya memperkuat
Ketapang terdiri dari 5 dusun dengan luas ekonomi desa. Dalam prakteknya, Desa ini
3767,14 ha, dengan 33 Rukun Warga, dan memiliki delapan BUMDes yang bergerak
88 Rukun Tetangga. Jumlah penduduk di beberapa bidang pelayanan antara lain
pada tahun 2015 yaiu 16.313 jiwa yang toserba, Himpunan Penduduk Pemakai Air
terdiri dari 8.108 penduduk laki-laki dan Minum (HIPPAM), Sistem Online
8.255 penduduk perempuan. Payment Point dan Payment Point Online
Bank (SOPP-PPOB), pengelolaan sampah
Desa Ketapang Membangun Ekonomi (jasa angkut dan bank sampah), fotocopy,
kantin, dan pengelolaan pasar desa. Lokasi
Pengembangan ekonomi Desa kantor desa yang strategis, berada di jalan
Ketapang tidak dapat dilepaskan dari raya utama menuju Pelabuhan Ketapang
program Banyuwangi Smart Kampung. turut mempengaruhi BUMDes meraih
Secara khusus dalam dimensi smart target omset yang terus tumbuh positif.
economy program ini, bertujuan untuk
mening-katkan aktivitas ekonomi masya- Industri skala rumahan (UMKM) di
rakat yang selaras dengan perkembangan desa ini tumbuh pesat hingga mampu
pariwisata, serta meningkatkan literasi menembus pasar ekspor. Hal itu mungkin
keuangan masya-rakat melalui program tidak dapat tercapai seandainya tidak ada
less-cash society. Financial literacy kontribusi dan peran aktif Pemerintah
tersebut disajikan dengan warna dan tradisi Desa memberdayakan warganya.
Banyuwangi yang kuat dari segi arsitektur, Pemerintah Desa seolah menempatkan diri
amenitas, keramahtamahan, tradisi, hingga sebagai pihak intermediary yang menj-
hiburan. Pembangunan ekonomi kreatif embatani warga dengan pasar (market).
juga terus dilakukan termasuk diantaranya Pemerintah Desa bertindak sebagai pihak
pember-dayaan sektor usaha mikro, kecil, yang menggagas, mendorong, memantik

82
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

produk-produk lokal untuk dikembangkan daya bahan lokal. Cara-cara kreatif ter-
sesuai tuntutan pasar. Dalam kapasitas ini, sebut secara simultan mampu memberikan
Pemerintah Desa didaulat sebagai pihak nilai tambah ekonomi, dimana dukungan
yang menilai kelayakan (quality control) Pemerintah Desa berbalas dengan sharing
sekaligus agen penjualan produk masya- profit yang disepakati bagi kelanggengan
rakat mereka sendiri. Dalam kesempatan simbiosis mutualisme diantara mereka.
wawancara dengan Kepala Desa Ketapang,
Bapak H. Slamet Kasihono menuturkan: Industri rumah tangga yang tumbuh
Hasil produk olahan masyarakat dan berkelanjutan juga tidak dapat dilepas-
dipasarkan melalui toserba (BUMDes) kan dari peran program desa literasi.
dan platform online (e-commerce). Program literasi di Desa Ketapang menjadi
Pihak Desa yang menjadi quality sarana berkumpul dan berbagi informasi
control hingga pengemasan dan bagi masyarakat tanpa memandang latar
branding. Pemerintah Desa menerima belakang ekonomi mereka. Benih-benih
bagi hasil penjualan sebesar 10%. ekonomi lahir dari pertautan informasi
Produksi industri rumah tangga mam- yang kemudian peluang itu ditangkap oleh
pu ekspor ke Timor Leste. Gerakan Pemerintah Desa sebagai peluang pember-
industri rumah tangga berdampak dayaan. Beberapa program Desa Literasi
positif bagi ekonomi keluarga. di Desa Ketapang antara lain: Satu RW
(Wawancara, 6 Juni 2018) Satu Rumah Baca; School of Parenting
(Sekolah Pengasuhan Bagi Orang Tua);
Mahalnya sumber daya yang dibu- Street Shop (Bazar Amal Barang Layak
tuhkan dalam membangun sistem market Pakai untuk Komunitas Tertarget);
online mandiri, mereka sikapi dengan Panggung Literasi (Media Aktualisasi
menggunakan platform e-commerce yang Minat dan Bakat Masyarakat); i-Desa
saat ini tersedia secara gratis. Hingga saat (Inkubasi Informasi Ide dan Inovasi
ini tersedia media sosial Pemerintah Desa Pembangunan Desa); Eco Literasi
Ketapang di platform Facebook, Twitter, (Gerakan Kepedulian Lingkungan Alam
dan Instagram. Kapasitas jejaring ekonomi Pedesaan); Sekolah Relawan (Rekruitmen
juga dibangun dengan unsur perbankan dan Upgrading Relawan Baca); Kid Zone
dan Bulog. Tidak cukup hanya dengan (Taman Ramah Anak); Literart
memanfaatkan media online dan pember- (Pendidikan Karakter Berbasis Seni dan
dayaan masyarakat yang telah dilakukan, Budaya).
Pemerintah Desa Ketapang juga secara
aktif membangun gerakan-gerakan keman- Tabel 4 Pemanfaatan Potensi dan Aset
dirian ekonomi melalui Gerakan Membeli Desa Ketapang untuk Membangun
Desa. Ekonomi Desa
Potensi/Aset Bentuk Keterangan
Penguatan kapasitas ekonomi desa Desa Pemanfaatan
SDM Pembuatan Aplikasi
juga dilakukan melalui pengelolaan pasar berkompetensi aplikasi Sistem layanan desa
desa. Pengembangan pasar desa dilakukan Manajemen dan media
untuk mengenalkan hasil produk masyara- Desa penjualan
kat Desa Ketapang dengan masyarakat Terintegrasi online produk
lokal. Hal ini juga sebagai upaya mem- dan E- lokal
Commerce
berikan akses pasar bagi produk hasil
Sumber Daya Budidaya Ekowisata
rumah tangga dengan konsumen secara Alam (laut) rumput laut, Pantai Desa
luas (market engagement). Industri rumah keramba ikan, Ketapang
tangga berkembang dengan komoditas dan pelestarian
yang variatif, seperti peternakan lele skala terumbu
karang
rumahan dengan skema bioflox dan
(wisata)
produksi makanan ringan dengan sumber

83
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Akses, BUMDes Citra Media promosi Disamping program dan regulasi


Konektivitas, Mandiri: produk lokal yang disiapkan Pemerintah Desa, aspek
dan Pasar toserba, (industri rumah
HIPPAM, tangga) dan
penting selanjutnya adalah kapasitas
SOPP-PPOB, menaikkan nilai membangun jejaring. Kerjasama dibangun
pengelolaan tambah bersama BNI46 sebagai unsur perbankan
sampah, ekonomi dalam mengembangkan BUMDes, begitu
fotocopy, juga dengan Bulog dalam kerjasama
kantin, pasar
desa, dan
penyediaan kebutuhan pangan masyarakat.
pengelolaan Desa Ketapang juga bekerjasama dengan
tambatan kapal PLN dan Telkom dalam mengelola dan
Peternakan Budidaya lele Penggunaan meningkatkan kapasitas digital mereka
sistem bioflox, lahan ternak lele serta mengembangkan UMKM hingga
usaha menjadi efektif
peternakan dan efisien
level terbawah. Pada ranah pengembangan
kambing potensi, peran instansi Perguruan Tinggi
Budaya Desa Literasi: Kepedulian seperti Politeknik Negeri Banyuwangi dan
Rumah komunitas Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
Literasi memberdayakan terus dilakukan untuk pengembangan
Indonesia, sesama (social
potensi wisata desa, pelatihan kewirausa-
Pengembangan solidarity)
kerajinan batik haan UMKM, hingga akses pendidikan
asli bagi masyarakat Desa Ketapang. Dalam
Banyuwangi pengelolaan sampah, Pemerintah Desa
Sumber: diolah dari hasil penelitian PKDOD, Ketapang bekerjasama dengan PT. ASDP
2018. Indonesia Ferry (Persero) cabang
Ketapang dalam program Kemiteraan dan
Keberadaan potensi dan gerakan Bina Lingkungan.
ekonomi Desa Ketapang saat ini bukanlah
suatu proses yang diraih dengan instan. E. Pembelajaran
Semangat yang diusung Banyuwangi
Smart Kampung dengan konsep cerdas Penguatan lembaga ekonomi
dari bawah menunjukkan suatu tujuan berbasis desa menemukan momentumnya
mewujudkan kampung humanopolis di pasca berlakunya era UU Desa. Selain
setiap desa. Pesan penting supradesa koperasi dan UMKM, UU Desa memper-
tersebut ditangkap dengan baik oleh kuat peran kelembagaan ekonomi desa
Pemerintah Desa dengan kekuatan literasi melalui BUMDes sebagai nomenklatur
ekonominya, suatu gerakan literasi yang lembaga ekonomi berbasis desa yang
dimulai dari keluarga. diharapkan dapat menjadi tumpuan dalam
menggerakkan roda perekonomian desa.
Sebagai sebuah organisasi, tidak BUMDesa diarahkan agar dapat mengem-
bisa dipungkiri bahwa kemandirian yang bangkan ekonomi kreatif dan produktif di
diraih oleh Desa Ketapang tidak dapat desa, sehingga dengan demikian dapat
dilepaskan dari sosok kepemimpinan menjadi magnet baru untuk menahan laju
Kepala Desa transformatif. Aspek urbanisasi.
kepemimpinan menjadi salah satu key
success factor dari perjalanan Desa Kendati BUMDes yang didirikan
Ketapang membangun ekonomi. Selain belum secara merata berkontribusi
kemampuan kepemimpinan Bapak H. optimal, namun pengalaman tiga desa di
Slamet Kasihono dalam berinovasi atas mengkonfirmasi 4 (empat) manfaat
mengembangkan potensi dan BUMDes, pengembangan BUMDes sebagai lembaga
beliau juga memastikan rencana dan ekonomi sosial desa (Sri Palupi, 2016: 81).
anggaran desa harus mencantumkan Manfaat tersebut antara lain, pertama,
program untuk pengembangan UMKM. sebagai sumber pendapatan desa.

84
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

BUMDes dapat menjadi sumber pendapat- sosial (kerukunan warga, lembaga-lem-


an desa yang dapat menyumbang baga sosial, gotong royong, lumbung desa,
kesejahteraan desa dan masyarakatnya. arisan, dll); e) aset keuangan (tanah kas
Hal ini dapat terjadi terutama jika desa, bantuan dari kabupaten, BUMDes,
BUMDes dikembangkan dengan sistem KUD), dan f) aset politik (lembaga-
kepemilikan bersama. Kedua, menjadi aset lembaga desa, forum warga, BPD,
desa. BUMDes dapat menjadi salah satu kepemimpinan, rencana strategis,
aset desa yang berwujud lembaga peraturan desa, dll.).
ekonomi. Desa dapat belajar mengem-
bangkan kelembagaan ekonomi melalui Tata kelola ekonomi desa tentunya
BUMDes. Ketiga, sebagai sarana mem- wajib memikirkan bagaimana mendaya-
bangun kepercayaan. Melalui BUMDes, gunakan potensi dan aset desa tersebut.
desa dapat bekerja sama dengan pihak lain Dalam konteks ini, memaksimalkan
dan hal ini dapat meningkatkan kemampuan ekstraksi memang tidak
kepercayaan pihak lain terhadap desa. mudah, namun juga tidak terlalu sulit.
Keempat, sebagai alat demokratisasi Namun tentunya tidak selalu membutuh-
perekonomian desa. Melalui pembiayaan kan dukungan dana besar. Terkait hal
secara gotong royong dan kepemilikan tersebut, Sutoro Eko (2013) mengemuka-
bersama, BUMDes dapat menjadi alat kan:
mewujudkan demokratisasi ekonomi desa. Umumnya langkah awal peningkatan
kemampuan ekstraksi dimulai dengan
Kemampuan tata kelola potensi analisis potensi desa (termasuk
dan aset ekonomi desa erat kaitannya pemetaan tata ruang desa) yang
dengan kapasitas ekstraksi desa. Artinya, kemudian dirumuskan menjadi rencana
desa memiliki kemampuan untuk strategis desa… mencakup tentang visi
mengumpulkan, mengerahkan dan desa, yang kemudian dijabarkan
mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset, menjadi rangkaian kebijakan, program
potensi, beserta segala sumber daya dan kegiatan (Sutoro, 2013: 350).
ekonomi desa untuk menopang kebutuhan
dan kepentingan pemerintah dan Kesemua itu merupakan bagian
masyarakat desa itu sendiri. Terkait aset narasi yang menjelaskan bagaimana desa
desa, Permendagri No. 1 Tahun 2016 menjalankan tata kelola aset dan potensi
tentang Pengelolaan Aset Desa menye- ekonomi yang dimilikinya. Pertanyaannya
butkan bahwa jenis aset desa yang berasal kemudian, bagaimana desa menjamin agar
dari kekayaan asli desa terdiri dari tanah upaya untuk optimalisasi pemanfataan
kas desa, pasar desa, pasar hewan, potensi ekonomi dan aset desa ini mem-
tambatan perahu, bangunan desa, pelelang- berikan dampak nyata bagi peningkatan
an ikan yang dikelola oleh desa, pele- kesejahteraan warga desa? Bagaimana
langan hasil pertanian, hutan milik desa, pula agar desa tidak menjadi arena
mata air milik desa, pemandian umum, dan eksploitasi baru bagi pelaku swasta/
lain-lain kekayaan milik desa. Namun korporasi seiring dengan semakin terbuka-
demikian, dalam kondisi empirisnya, yang nya peluang yang diberikan kepada
menjadi aset desa bisa jauh lebih luas dari mereka melalui berbagai bentuk kerjasama
itu. Oleh karenanya, Sutoro Eko (2013: yang ditawarkan desa? Studi ini belum
350) mengelompokkan aset desa ke dalam menemukan jawaban yang memuaskan
enam jenis berikut: a) aset fisik (kantor terkait upaya yang dilakukan oleh desa,
desa, balai dusun, jalan desa, sarana maupun pemerintah supradesa atas
irigasi, dll); b) Aset alam (tanah, sawah, kekhawatiran tersebut. Namun demikian,
hutan, perkebunan, ladang, kolam, dll.); c) hal ini menjadi menjadi isu krusial yang
Aset manusia (penduduk, SDM); d) aset harus dicarikan solusinya di masa

85
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

mendatang karena menjadi ancaman bagi faatan sumber daya dan potensi ekonomi
kedaulatan ekonomi desa. Sebagai contoh, desa, munculnya inisiatif berjejaring dan
sebuah desa di Kalimantan Timur hanya melakukan kerja sama, sembari membuka
menguasai 7 % dari total aset desa yang ruang-ruang partisipasi, serta responsif
dimilikinya. Hal tersebut menunjuk-kan terhadap aspirasi dari masyarakat.
bahwa tata kelola ekonomi desa harus
mengutamakan dampak riilnya terhadap Kedua, kemampuan membangun
kesejahteraan warga desa itu sendiri. jejaring dan kerja sama. Selama ini, proses
Membuka diri terhadap pasar memang pembangunan dan pola pemberdayaan
penting, tapi jangan sampai menjadikan desa umumnya menciptakan ketergan-
desa sebagai arena eksploitasi (penghisap- tungan. Sehingga desa tidak tumbuh
an) baru oleh pihak swasta/korporasi. menjadi desa yang mandiri dalam mengu-
rus dan mengelola sumber daya dan
Selain penguatan kelembagaan potensi yang dimilikinya, termasuk
ekonomi desa dan kapasitas ekstraksi, jaringan sosial yang telah tumbuh dan
terdapat sejumlah faktor kunci yang berkembang di desa. Kekuatan dari potensi
memampukan desa menjadi aktor peng- jaringan sosial, seperti semangat kegotong-
gerak ekonomi lokal sehingga mendorong royongan dan kepercayaan (trust) belum
transformasi ekonomi desa. Berdasarkan dapat dioptimalkan untuk mengatasi
penelitian lapangan di ketiga lokus, studi berbagai persoalan yang dihadapi desa
ini menemukan bahwa keberhasilan (Arsyad, 2015: 9-10).
penerapan desa cerdas bergantung pada
sejumlah faktor kunci. Pertama, adanya Hal ini rupanya disadari betul oleh
kepemimpinan kepala desa bertipe pemerintah desa baik di Desa Panggung-
inovatif-progresif yang secara serius mela- harjo (Bantul), Desa Melung dan Desa
kukan reformasi desa tanpa melakukan Dermaji (Banyumas). Mereka memiliki
korupsi. Kepala desa inovatif-progresif kapasitas membangun jejaring dan
selalu memiliki beragam prakarsa, kerjasama tersebut. Desa Panggungharjo,
berjejaring dengan stakeholder (LSM, misalnya, berhasil menggandeng pelaku
akademisi, media, dll.), dan melek usaha dan institusi supradesa seperti PT.
teknologi, demokratis, paham hakekat UU Danone yang menjadi mitra BUMDes
Desa, dan berani melakukan advokasi Panggung Lestari dari Desa Panggung-
terhadap kebijakan pemerintah yang harjo dalam usaha pengolahan minyak
merugikan desa. Semua itu menjadi jelantah yang diolah menjadi bahan bakar
modalitas mereka untuk menjalankan pengganti solar. Panggungharjo juga
perubahan desa sehingga memberi manfaat membangun kerjasama dengan Sekolah
untuk rakyat banyak, termasuk dalam Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa
ranah ekonomi. Mereka memanfaatkan Akademi Pembangunan Masyarakat Desa
UU Desa untuk memperkuat agenda (STPMD APMD) Yogyakarta, yang mem-
kerakyatan, kemandirian, dan kemakmuran bantu Desa Panggungharjo dalam pengem-
desa. Pada masing-masing lokus, sosok bangan kapasitas aparatur desa. Desa
kepemim-pinan transformatif tersebut Dermaji melakukan kerjasama PT.
yang melekat pada kepala desa menjadi Perhutani dalam rangka mengembangkan
faktor yang melandasi keberhasilan objek wisata hutan desa, dan membangun
pembangunan ekonomi yang digerakkan kemitraan dengan pihak ketiga untuk
oleh desa. Baik di Panggungharjo (Bantul), mengembangkan usaha budi daya atau
Dermaji (Banyumas), atau Ketapang ayam potong. Sedangkan Desa Ketapang
(Banyuwangi), kepemimpinan desa yang mendapat dukungan dari sejumlah
mengusung semangat transformatif men- lembaga, seperti perguruan tinggi lokal
jadi pengungkit bagi optimalisasi peman- dan perusahaan BUMN, dalam hal ini

86
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Telkom, BULOG dan PLN. Telkom antar desa, maupun antar desa dengan
membantu mengembangkan infrastruktur pihak ketiga (Eko, 2017: 128).
telekomunikasi berbasis IT di desa.
Sedangkan PLN melakukan investasi di Ketiga, adanya tradisi berdesa
bidang pertanian untuk mengakselerasi sebagai faktor yang sangat berpengaruh
pengembangan ekonomi desa. Adapun terhadap daya tahan dan keberlanjutan
BULOG menjadi mitra BUMDesa untuk BUM Desa. Jika ada bermasyarakat dan
menyalurkan produk-produk pertanian bernegara tentu juga ada berdesa. Tradisi
desa. berdesa mengandung unsur bermasyarakat
dan bernegara. Desa menjadi wadah
Tabel 5 Kemitraan Desa dengan Pihak kolektif dalam bernegara dan bermasya-
Ketiga dalam Rangka Pengembangan rakat. Pertama, desa menjadi basis sosial
Ekonomi Lokal Desa atau menjadi basis memupuk modal sosial,
Ranah Kerja yakni memupuk tradisi solidaritas, kerja-
Desa Mitra sama, swadaya, gotong royong secara
Sama
Panggungharjo, - STPMD - Pengembangan inklusif yang melampaui batas-batas
Bantul, DIY APMD kapasitas eksklusif seperti kekerabatan, suku,
Yogyakarta aparatur desa agama, aliran atau sejenisnya. Kedua, desa
- PT. Danone - Pengolahan
minyak jelantah
memiliki kekuasaan dan berpemerintahan,
yang diolah yang di dalamnya mengandung otoritas
menjadi bahan (kewenangan) dan akuntabilitas untuk
bakar pengganti mengatur dan mengurus kepentingan
solar. masyarakat setempat. Ketika mandat dari
Dermaji, - PT. - Pengembangan
rakyat koheren dengan otoritas dan
Banyumas, Perhutani wisata hutan
DIY - Pamsimas desa akuntabilitas, maka legitimasi dan keper-
Dirjen Cipta - Pengelolaan cayaan akan menguat. Desa mampu
Karya Air Bersih di menjalankan fungsi proteksi dan distribusi
Kementeria bawah pelayanan dasar kepada warga masyarakat.
n PU dan BUMDes
Perumahan
Rakyat
F. Penutup
Ketapang, - Telkom - Infrastruktur TI
Banyuwangi, - PLN - Pengembangan 1. Kesimpulan
Jawa Timur - Bulog agrobisnis Berpijak pada paparan dan analisis
- BNI46 - Distribusi di atas, terdapat beberapa kesimpulan.
- PT. ASDP produk-produk Pertama, peluang yang diberikan oleh UU
Indonesia pertanian desa Desa melalui penguatan kewenangan desa
Ferry - Program
(Persero) Kemiteraan dan tentunya memberi keleluasaan bagi desa
cabang Bina untuk mengelola dan mengoptimalkan
Ketapang Lingkungan pemanfaatan peluang-peluang ekonomi di
dalam desa berdasarkan kemampuan, prakarsa
Pengelolaan lokal, dan hasil diharapkan oleh peme-
Sampah
Sumber: diolah dari hasil penelitian PKDOD, rintah dan warga desa. Untuk mewujudkan
2018. hal tersebut, desa mengoptimalkan kapasi-
tas ekstraksi dan kemampuannya dalam
Kolaborasi dengan pihak ketiga membangun jejaring dan kolaborasi
tersebut juga sekaligus menghindarkan dengan pihak ketiga, seperti korporasi,
desa dari jebakan isolasi, lokalisme, dan perguruan tinggi, atau kelompok lainnya,
autarki. Hal ini selaras dengan UU No. sembari berupaya membuka dan memper-
6/2014 tentang Desa yang memberi luas akses dan penetrasi pasar bagi ber-
resolusi tentang membangun desa, pemba- bagai produk atau komoditas unggulan
ngunan kawasan perdesaan, kolaborasi desa.

87
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Kedua, faktor kepemimpinan desa Kedua, perlunya rambu-rambu


yang mengusung semangat inovatif dan dalam mengoptimalkan potensi sumber
transformatif, partisipasi masyarakat, dan daya dan aset ekonomi desa. Desa harus
kemampuan membangun jejaring, serta memastikan bahwa desa tidak menjadi
kearifan lokal berperan penting dalam arena eksploitasi baru. Potensi ekonomi
mendorong upaya desa untuk mengopti- desa seharusnya memberikan kesejahtera-
malkan pemanfaatan sumber daya dan an kepada masyarakatnya. Tidak hanya
potensi ekonomi yang dimiliki dengan sekedar menjadi lahan eksploitasi yang
mempertimbangkan prinsip-prinsip keber- manfaatnya hanya dirasakan segelintir
manfaatan bersama dan berkelanjutan. orang (elite-elite ekonomi di desa atau
pengusaha luar) saja. Hal ini akan
Ketiga, UU Desa menegaskan melemahkan potensi desa dan keman-
peran strategis BUMDes sebagai instru- faatannya tidak kembali ke desa. Seharus-
men penggerak ekonomi desa. BUMDes nya desa berdaulat atas berbagai potensi
tidak hanya berperan dalam untuk dan aset yang dimilikinya, sehingga apa
pengembangan usaha ekonomi dan yang menjadi potensi desa sepenuhnya
pembangunan desa, melainkan juga dalam harus dikuasai oleh desa. Rambu-rambu
pemberdayaan masyarakat dan meningkat- (syarat) dalam pengembangan potensi desa
kan kesejahteraan masyarakat miskin di antara lain harus memperhatikan tingkat
desa. Hal ini karena BUMDes, sebagai kemanfaatan untuk masyarakat dan
lembaga sosial ekonomi tidak hanya kapasitas lokal yang kuat ketika berhadap-
berorientasi pada keuntungan (profit) an dengan pihak-pihak pembawa kapital/
semata, melainkan juga berorientasi pada korporasi dari luar. Dengan demikian,
asas kemanfaatan (benefit) untuk mendu- potensi dan aset desa yang dimiliki tetap
kung peningkatan kesejahteraan masya- berada di bawah kendali dari pemerintah
rakat. Pemerintah (Pusat dan Daerah) juga desa dan masyarakatnya.
berperan penting dalam mendorong
pengembangan BUM-Des dengan mem- Selain itu, rambu-rambu lainnya
beri akses modal pendampingan teknis dan yang harus menjadi pegangan adalah
akses pasar, serta memprioritaskan kesetaraan akses atas segenap potensi dan
BUMDes dalam pengelolaan SDA di desa. sumber daya ekonomi desa. Akses kelom-
pok marjinal terhadap sumber daya lokal
2. Rekomendasi yang ada di desa harus diprioritaskan.
Dalam upaya mewujudkan trans- Implikasinya, pengembangan ekonomi
formasi ekonomi desa—sebagai penggerak lokal desa tidak sebatas bertumpu pada
ekonomi lokal—menuju desa unicorn, optimalisasi pemanfaatan potensi desa
studi ini merekomendasikan beberapa hal. saja, tetapi juga harus memperhatikan
Pertama, pembangunan desa harus menge- stakeholder yang berperan dalam menge-
depankan pemberdayaan ekonomi warga, lola potensi tersebut. Dalam hal ini,
karena selama ini pembangunan desa pemerintah desa harus mengupayakan agar
selalu bias fisik. Konsekuensinya, BUMDes tetap dikelola oleh pihak lokal
kebijakan yang mengatur penggunaan desa sehingga nanti manfaatnya pun juga
Dana Desa agar memprioritaskan pem- akan dirasakan oleh masyarakat desa,
bangunan infrastruktur sudah saatnya termasuk kelompok warga miskin.
diminialisir. Dengan demikian, Dana Desa Monopoli elit-elit desa/swasta dalam
dapat digunakan untuk pemberdayaan pengelolaan potensi ekonomi desa wajib
ekonomi desa sesuai dengan potensi, dihindari.
sumber daya, dan aset yang dimilikinya.
Ketiga, perlunya penyusunan peta
jalan pembangunan ekonomi desa. Konsep

88
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

membangun Indonesia dari pinggiran, Eko, Sutoro. 2013. Daerah Inklusif:


sebagaimana ditegaskan dalam Nawacita, Pembangunan, Demokrasi Lokal, dan
menempatkan desa sebagai poros pem- Kesejahteraan. Yogyakarta: Penerbit
bangunan nasional. Hal ini semestinya IRE.
diikuti dengan arah dan dan strategi Eko, Sutoro, dkk. 2013. Mutiara
pembangunan yang jelas. Keberadaan peta Perubahan dari Timur. Yogyakarta:
jalan pembangunan ekonomi desa dapat IRE.
memberi panduan pengembangan ekonomi Eko, Sutoro, dkk. 2014. Desa Membangun
desa sehingga desa-desa lebih berdaya Indonesia. Yogyakarta: FPPD.
secara ekonomi. Eko, Sutoro. 2015. Regulasi Baru, Desa
Baru: Ide, Misi, dan Semangat UU
Keempat, pemerintah melalui Desa. Jakarta: Kementerian Desa
Kementerian Hukum dan Hak Asasi PDTT.
Manusia perlu segera mengakomodir Eko, Sutoro, dkk. 2017. Desa Baru,
Peraturan Desa sebagai salah satu bentuk Negara Lama. Yogyakarta: STPMD-
regulasi atau payung hukum yang sah dan APMD.
diakui dalam kerangka peraturan perun- Mariana, Dina, dkk.. 2017. Desa: Situs
dang-undangan yang berlaku di Indonesia. Baru Demokrasi Lokal. Yogyakarta:
Hal ini antara lain dapat ditempuh melalui IRE.
revisi terbatas atas UU No. 12 Tahun 2011 Peraturan Menteri Desa Pembangunan
tentang Pembentukan Peraturan Perun- Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
dang-undangan. Diakuinya Perdes sebagai Nomor 19 Tahun 2017 Tentang
salah satu payung hukum, hal tersebut Penetapan Prioritas Penggunaan Dana
akan berdampak pada penguatan kelem- Desa Tahun 2018.
bagaan BUMDes. Dengan demikian, Sri Palupi, dkk. 2016. Pelaksanaan UU
BUMDes akan lebih leluasa dan percaya Desa Berbasis Hak. Jakarta:
diri dalam menjalin kolaborasi dengan Lakpesdam NU
pihak mana pun untuk memperluas skala Subkhan, Farid, dkk. 2018. Banyuwangi
usaha ekonomi desa, tanpa harus terganjal Smart Kampung: Menggapai Mimpi
payung hukum yang mendasari pemben- Menjaga Tradisi. Jakarta: Elex Media
tukannya dan statusnya sebagai badan Komputindo.
usaha kolektif berbasis desa. Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Politik:
Prinsip-Prinsip Moral Dasar
Kelima, perlunya studi lanjutan
Kenegaraan Modern. Jakarta: PT
untuk mengetahui bagaimana dinamika
Gramedia Pustaka Utama.
ekonomi desa pasca implementasi UU
Desa di desa-desa luar Jawa atau desa-desa
Peraturan Perundang-Undangan
yang memiliki tipologi/karakteristik ber-
beda dengan lokus studi ini.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.
Daftar Pustaka
Desa. 15 Januari 2014. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
Buku
2014 Nomor 7. Jakarta
Arsyad, Idham. 2015. Membangun Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114
Jaringan Sosial dan Kemitraan. Tahun 2014. Pedoman Pembangunan
Jakarta: Kementerian Desa PDTT. Desa. 31 Desember 2014. Berita
Direktorat Jenderal Perimbangan Negara Republik Indonesia Tahun
Keuangan. 2017. Buku Pintar Dana 2014 Nomor 2094. Jakarta.
Desa. Jakarta: Kementerian Keuangan. Peraturan Menteri Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

89
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

No. 22/2016. Prioritas Penggunaan Badan Usaha Milik Desa. 13 Februari


Dana Desa Tahun 2017. 16 Agustus 2015. Berita Negara Republik
2016. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296.
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1883.
Jakarta. Website
Peraturan Menteri Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Bebbington, Anthony, etc. 2004. Village
No. 4/2017. Perubahan Atas politics, culture and community-driven
Peraturan Menteri Desa, development: insights from Indonesia.
Pembangunan Daerah Progress in Development Studies 4,3
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor (2004) p. 187–205 diakses melalui
22 Tahun 2016 Tentang Penetapan http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/do
Prioritas Penggunaan Dana Desa wnload?doi=10.1.1.1016.9132&rep=re
Tahun 2017. 5 April 2017. Berita p1&type=pdf pada 30 Juni 2018
Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 552. Jakarta.
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Wawancara
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
No. 19/2017. Penetapan Prioritas Wawancara dengan Wahyudi Anggoro
Penggunaan Dana Desa Tahun 2018. Hadi, Kepala Desa Panggungharjo, 3
22 September 2017. Berita Negara April 2018 di Bantul
Republik Indonesia Tahun 2017 Wawancara dengan Bayu Setyo Nugroho,
Nomor 1359. Jakarta. Kepala Desa Dermaji, 7 Juni 2018 di
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Banyumas
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Wawancara dengan H. Slamet Kasihono,
No. 4/2015. Pendirian, Pengurusan Kepala Desa Ketapang, 6 Juni 2018 di
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Banyuwangi

90
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

POLICY BRIEF CORNER

91
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

REFORMASI REGULASI DAN BIROKRASI PERIZINAN USAHA DALAM


MENDORONG PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAERAH

Tities Eka Agustine


Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD)

Mohamad Yudha Prawira


Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD)

Abstrak

Penciptaan iklim investasi yang kondusif menjadi salah satu prioritas pemerintah di era
Jokowi-JK. Lebih jauh lagi, kegiatan prioritas yang tertulis dalam Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) 2018 telah menjadikan pelaksanaan harmonisasi dan simplifikasi peraturan perizinan;
serta pengembangan layanan perizinan terpadu menjadi kegiatan prioritas. Hingga saat ini
tumpang tindihnya regulasi pada tingkatan nasional tak dapat dihindarkan, disisi lain
kebermasalahan regulasi daerah terus menjamur. Ketentuan regulasi daerah yang belum
disesuaikan dengan regulasi nasional hingga kebermasalahan substansi yang menghambat
iklim usaha masih menyisakan pekerjaan rumah. Disisi lain, pelimpahan kewenangan PTSP
yang belum sempurna turut menambah daftar masalah dalam peningkatan iklim investasi.
Keterbatasan personil, penggunaan teknologi yang rendah dan juga tidak tersedia panduan
pelayanan perizinan membuat birokrasi perizinan belum bekerja secara maksimal. Akibatnya,
jumlah prosedur perizinan semakin panjang, waktu dan biaya pun juga bertambah. Mengalir
dari kondisi tersebut, maka dibutuhkan pendekatan yang menyeluruh di mana seluruh
komponen pemerintahan saling bersinergi. The whole government approach, menjadi salah
satu rekomendasi untuk menyederhanakan regulasi dan birokrasi perizinan. Komitmen
menyeluruh, konsistensi dalam evaluasi regulasi dengan menggunakan alat pemantauan yang
sama, penguatan dan pembinaan baik untuk instansi vertikal serta horizontal perlu diinisiasi.
Pada tataran birokrasi, penguatan kapasitas personil, dukungan teknologi informasi serta
panduan pelayanan perizinan akan menjadi tahapan lanjutan yang komprehensif dalam
memperbaiki iklim investasi di daerah.
Kata kunci: regulasi, birokrasi, perizinan

Abstract

The creation of conducive investment climate has become one of government's priorities in
Jokowi-JK era. Government policy to harmonize and simplify licensing regulation and
developing integrated licensing services are listed as one of priorities in the 2018
Government Workplan. Overlapping regulation at the national level is obvious. At the same
time regional regulation remains problematic. Incoherence of local and national regulations
as well as regulations that hamper business climate remain problematic. In addition,
incomplete authority delegation to One Stop Service (OSS) adds more problems in
improving investment climate. Lack of personnel, low technological utilization and
unavailability of licensing services guidance contribute to mediocre licencing bureaucracy.
Those aspects affect in increasing number of procedures, time and cost. In consequence,
approach to synergize all components of government is required. The whole government
approach is recommended to be implemented to simplify the licensing regulation and
bureaucracy. A thorough commitment, consistency in evaluating regulation using the same
tools, strengthening vertical and horizontal level of government should to be initiated. At

92
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

bureaucratic level, human resource capacity strengthening, information technology support,


and license service guidance should be considered as comprehensive steps for investment
climate improvement in the regions.
Keywords: regulation, bureaucracy, license

Pendahuluan ditempuh menjadi beban dalam


peningkatan iklim investasi.
Perbaikan iklim investasi dan
Data lain tentang penyelenggaran
pengembangan dunia usaha di Indonesia
pelayanan izin di daerah juga membukti-
menjadi salah satu prioritas yang tertuang
kan masih belum paripurnanya pelimpahan
dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
kewenangan penerbitan izin kepada Dinas
2018. Salah satu instrumen yang paling
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
mendapat sorotan dari Pemerintah adalah
Satu Pintu (DPM PTSP). Diantaranya, izin
perizinan. Di satu sisi, izin merupakan
mendirikan bangunan, tanda daftar gudang
suatu perangkat hukum administrasi yang
dan izin lingkungan masih membutuhkan
sangat penting yang oleh digunakan
rekomendasi teknis dari instansi terkait
pemerintah untuk mengendalikan dampak
negatif atas kegiatan tertentu. Namun, sebelum mendaftar ke PTSP. Hal tersebut
menandakan bahwa kewangan DPM PTSP
ketidakpastian pada aspek regulasi dan
masih lemah dalam implementasinya.
birokrasi justru hanya memberikan
ketidakpastian bagi iklim usaha. Kaitan antara regulasi dan birokrasi
perizinan dalam tata kelola ekonomi
Pada aspek regulasi, juga mencer-
daerah menjadi simpul yang harus diurai.
minkan hal yang sama. Jumlah regulasi
Merujuk pada problematika tersebut maka
nasional yang mengatur perizinan
policy brief ini disusun untuk memberikan
memiliki jumlah yang cukup besar dan
alternatif langkah kebijakan yang dapat
berpotensi tumpang tindih (KPPOD,
dilakukan oleh Pemerintah (nasional dan
2016a). Sama halnya dengan regulasi
daerah). Ringkasan ini berupaya untuk
daerah yang menunjukan situasi kurang
menjawab beberapa permasalahan yang
baik, berdasarkan temuan analisis regulasi
terjadi atas kondisi perizinan di Indonesia
yang dilakukan oleh KPPOD (2016b)
yang masih memiliki hambatan pada dua
sebanyak 152 dari 410 peraturan daerah
aspek utama (regulasi-birokrasi). Lebih
yang dianalisis memiliki permasalahan.
jauh lagi harapannya dapat menjadi
Hal demikian didukung juga dengan hasil
membantu pemerintah untuk memperbaiki
evaluasi regulasi daerah yang telah
iklim investasi daerah di seluruh
dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri
Indonesia.
(Kemendagri). Pemerintah Pusat telah
menemukan sebanyak 3.142 regulasi
daerah bermasalah yang harus segera Kondisi Regulasi dan Birokrasi Perizinan
dibatalkan. di Daerah
Terdapat beberapa regulasi yang
Dari segi birokrasi, penguatan dan merupakan produk hukum nasional yang
peningkatan kualitas layanan di daerah berlaku umum yakni berupa peraturan
masih menyimpan persoalan. Hal ini perundang-undangan (regeling) dan
terbukti dengan keluhan pelaku usaha yang peraturan kebijakan (beleidsregel) yang
merasa beban terberat tata kelola ekonomi masih berlaku. Kedua produk hukum
daerah berada pada indikator perizinan tersebut saling mengatur tentang ketentuan
(KPPOD, 2017). Masih terjadi pungutan perizinan, baik dari sisi teknis dan
tidak resmi, lama proses pengurusan izin, substansi. Dari 180 regulasi, peraturan
dan juga persyaratan berlapis yang harus menteri memiliki jumlah yang paling
mendominasi terkait dengan ketentuan

93
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

perizinan (Grafik 1). Banyaknya jumlah Selain regulasi nasional, permasa-


peraturan menteri terebut tentu akan lahan yang sama juga masih terjadi di
berpotensi tumpang tindih dan berbagai regulasi daerah. Masalah tersebut
menyebabkan distorsi pada tataran diantaranya belum ada harmonisasi dan
implementasinya. kebaruan antara regulasi daerah dan
regulasi nasional baik secara substansi
maupun acuan yuridis. Selain itu,
Grafik 1. Jumlah Regulasi Nasional
“Kreativitas” bermasalah dari Pemda,
(Perizinan) antara lain, melalui upaya pengenaan
90 retribusi tambahan menimbulkan dampak
pungutan berganda. Salah satunya terjadi
di Pemkot Kendari yang mengatur bahwa
pemohon izin gangguan dikenakan pula
35 33 retribusi pengangkutan sampah dan
retribusi pemeriksaan alat pemadam
14
3 5 kebakaran (Perda No. 3 Tahun 2013).
Regulasi adalah bagian hulu dari
Regulasi
seluruh rangkaian proses perizinan, namun
UU PP Perpres Kepres Permen Kepmen pelayanan perizinan dan birokrasi menjadi
hilir juga patut untuk dikawal. Walaupun
Sumber: KPPOD Penyederhanaan kini sudah terbentuk DPM PTSP yang
Perizinan 2016 menjadi satu-satunya institusi penerbit
perizinan, nyatanya di daerah tidaklah
Beberapa catatan permasalahan demikian. Kewenangan tersebut juga
yang terjadi pada regulasi nasional yakni masih terbagi dalam tubuh Organisasi
masih terdapat ketentuan dokumen Perangkat Daerah (OPD). Seperti proses
persyaratan izin yang cukup rumit. perizinan yang membutuhkan rekomendasi
Eksistensi SITU (Surat Izin Tempat teknis (IMB, TDUP, TDG, dan
Usaha) dan SKDU (Surat Keterangan sebagainya) ini belum sepenuhnya
Domisili Usaha) muncul dalam beberapa dilimpahkan ke PTSP (KPPOD, 2017).
persyaratan distributor pupuk subsidi, Masih tersebarnya kewenangan persetuju-
Sertifikasi Alat dan Mesin Budidaya dan an izin tersebut justru menjadi hambatan
Rekomendasi Teknis Izin Usaha Pertanian. dalam memperbaiki iklim usaha. Pelaku
Ketentuan ini termaktub di dalam usaha harus menuju beberapa institusi
Permendag 15/M-DAG/PER/4/ 2013, untuk memperoleh dokumen prasyarat
Permentan 26/2015 dan Permentan 5/2007. izin. Hal tersebut mengurangi esensi
Lebih lanjut, terkait pencabutan keberadaan PTSP yang satu pintu menjadi
izin gangguan (HO), juga menjadi polemik banyak pintu.
yang kontroversial di daerah. Penerbitan Keterbatasan Sumber Daya
Permendagri 3/2017 tentang Pencabutan Manusia (SDM) menjadi salah satu faktor
Izin Gangguan menimbulkan masalah lambatnya kerja PTSP. Personil PTSP
dalam implementasi di daerah. Pada satu selama ini hanya didominasi oleh
sisi, daerah harus mencabut izin gangguan administrasi, sedangkan beberapa izin
sedangkan di dalam UU 28/2009 tentang membutuhkan tim ahli yang secara teknis
pajak dan retribus daerah masih terdapat memahami detail keseluruhan aspek
ketentuan retribusi HO. Hal ini pemberian izin (keselamatan, pengendali-
berkonsekuensi pada beragamnya praktik an, penilaian dan sebagainya). Namun, hal
di daerah, ada daerah yang mencabut HO tersebut sulit diwujudkan karena OPD
dan ada daerah yang tetap mempersyarat- teknis juga membutuhkan keahlian yang
kan HO (KPPOD, 2017).

94
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

sama. Hal tersebut membuat pemda Pemda. Pemkot Kediri menyederhanakan


mempertimbangkan rekomendasi atas izin dari 142 izin menjadi 72 izin, sedangkan
yang diterbitkan oleh PTSP. Jeneponto dari 65 izin menjadi 15 izin.
Tindakan didasari oleh kesadaran
Kedua masalah sebelumnya
pemerintah daerah yang merasakan bahwa
berkelindan dengan tidak tersedianya
terdapat beberapa jenis izin yang
panduan ataupun pedoman pelaksanaan
cenderung memiliki fungsi dan syarat yang
kualitas pelayanan perizinan. Pra kondisi
sama sehingga dapat disederhanakan.
dan juga standar operasional prosedur
Termasuk dalam hal ini komitmen dari
(SOP) dari nasional yang belum mumpuni
Kepala Daerah menjadi faktor kunci untuk
untuk menjawab dinamika yang terjadi di
menyederhanakan jenis perizinan di
daerah. Penyediaan Norma, Standar,
Kabupaten Jeneponto yang menerbitkan
Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang tak
Surat Keputusan.
kunjung selesai juga berkontribusi terjadi-
nya variasi praktik layanan perizinan di Selain itu, penggunaan sistem
daerah yang pada akhirnya membuat elektronik yang sudah dikembangkan oleh
lambatnya kinerja PTSP. beberapa daerah (Kota Kediri, Kota
Surabaya, DKI Jakarta, Kota Denpasar dan
Upaya Perbaikan Reformasi daerah lainnya) patut direplikasi. Seperti
Regulasi dan Birokrasi di Daerah Kota Surabaya yang telah lama
menggunakan Surabaya Single Window
Hal positif yang patut diapresiasi (SSW) sebagai portal pelayanan publik,
diantaranya, terdapat beberapa langkah termasuk juga perizinan usaha. Lebih jauh
konkret telah dilakukan oleh pemerintah lagi, portal tersebut juga memiliki fitur
dengan melibatkan berbagai kementerian pengurusan izin yang bersifat pararel dan
dengan melakukan upaya simplifikasi paket. Pengunaan media elektronik untuk
regulasi seperti dirilis oleh Bappenas mempercepat proses pendaftaran dapat
(2017), diantarnya adalah: membantu pelaku usaha dalam mengurus
• Bappenas telah membatalkan 324 izin, sehingga tidak perlu lagi datang ke
regulasi dan merevisi 75 regulasi; kantor DPM PTSP dan hal ini juga
• Kementerian Koordinator Bidang menghindari praktek pungutan liar serta
Perekonomian telah melakukan pencaloan yang kerap terjadi.
deregulasi terhadap 204 regulasi
melalui 14 paket kebijakan ekonomi; Pada tingkatan yang lebih tinggi,
integrasi pelayanan melalui penggabungan
• Kementerian Dalam Negeri telah
lokasi terpusat menjadi salah satu upaya
membatalkan 3.143 regulasi daerah
yang kini mulai dikembangkan. Gedung
yang menghambat iklim investasi;
Sewaka Dharma di Kota Denpasar, Mall
• Kementerian Koordinator Bidang
Pelayanan Publik di DKI Jakarta
Politik Hukum dan Ham telah
merupakan upaya untuk memberikan
berupaya memperkuat proses pemben-
kemudahan layanan dalam satu gedung.
tukan regulasi dengan merevitalisasi
Harapannya dengan berkumpulnya
evaluasi serta penyusunan database
berbagai produk layanan dalam satu
regulasi;
gedung akan mengefisiensikan waktu
Tidak hanya pada tingkat nasional, pemohon.
Pemda juga telah melakukan beberapa
inovasi dalam menyederhanakan perizin- Rekomendasi Kebijakan
an. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh
Pemkot Kediri dan Pemkab Jeneponto. Upaya deregulasi atau penyeder-
Dua daerah ini berupaya menyederhana- hanaan regulasi sudah tertuang pada RKP
kan jumlah izin yang diterbitan oleh Nasional 2018 (Perpres 79/2017). Upaya

95
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

pemangkasan, penyederhanaan dan sudah ada. Bahkan daerah juga dituntut


deregulasi merupakan kepentingan semua untuk melakukan update regulasi serta
instansi baik pusat dan daerah. Dengan berinisiatif menyederhanakan perizin-
demikian pemerintah sepatutnya melaku- an.
kan pendekatan whole government 4. Tahapan selanjutnya dari reformasi
approach, dengan melibatkan berbagai regulasi adalah menterjemahkannya
lembaga pemerintah. Berikut adalah dalam kerangka managerial. Sesuai
rekomendasi untuk memperbaiki regulasi dengan agenda reformasi birokrasi,
dan birokrasi untuk peningkatan iklim penyederhaan perizinan dilakukan
investasi, yakni: dengan pengurangan prosedur melalui
penyederhaan prasyarat perizinan,
1. Whole government approach
pengurangan waktu melalui teknologi
(Ekeksekutif-Legislatif). Keterlibatan
informasi ataupun dengan meningkat-
lembaga legislatif atau DPR diperlukan
kan proses pengawasan/ pengendalian
untuk membangun komitmen bersama
pasca penerbitan izin, serta pengu-
terkait dengan pentingnya melakukan
rangan biaya dengan menerbitkan
deregulasi terhadap peraturan-
regulasi tentang insentif fiskal maupun
peraturan yang menimbulkan beban
kemudahan berusaha.
bagi iklim usaha di Indonesia. Hal ini
dapat mempermudah untuk menindak- 5. Penguatan kapasitas personil dapat
lanjuti upaya deregulasi terhadap ditempuh dengan membuat daftar
kemampuan petugas pelayanan terpadu
peraturan setingkat Undang-Undang.
satu pintu. Formulasi personil, berikut
Praktik di UK (United Kingdom) dapat
juga dengan kebutuhan pelayanan
dijadikan contoh, ketika Pemerintah
dapat memudahkan PTSP untuk
(eksekutif) melakukan pendekatan
melakukan perekrutan. Selanjutnya,
kepada Parlemen untuk membangun
tim tersebut perlu penguatan kapasitas
komitmen bersama dalam rangka
yang berkala dengan tujuan
cutting the red tape (menghapus
memberikan pemahaman regulasi
regulasi yang membebani pelaku
terbaru, berbagi pengetahuan dan
usaha). Komitmen ini terbentuk antara
harapannya dapat berinovasi. Untuk
Perdana Menteri dan Parlemen dengan
lahirnya Deregulation Act 2015. mencapai hal tersebut dibutuhkan
pemetaan di daerah atau nasional untuk
2. Pendekatan whole government
membantu menyelesaikan masalah
approach (Presiden-Kementerian/Lem-
yang ada.
baga). Banyaknya regulasi perizinan
pada level peraturan menteri serta Daftar Pustaka
beberapa permasalahan yang ada di
dalamnya maka sudah sepatutnya KPPOD. 2016a. Penyederhanaan
terdapat evaluasi terhadap kewenangan Perizinan Usaha. Jakarta.
menteri dalam mengatur perizinan. KPPOD. 2016b. Tata Kelola Ekonomi
Bahkan perlu adanya komitmen Daerah 2016. Jakarta: Knowledge
bersama untuk menyusun tools dalam Sector Initiative.
mengevaluasi regulasi-regulasi yang KPPOD. 2017. Reformasi Kemudahan
bermasalah. Berusaha: Evaluasi Pelaksanaan
3. Pendekatan whole government Paket Kebijakan Ekonomi. Jakarta
approach (Pusat dan Daerah). Perlu Bappenas. 2017. Indonesia on Regulatory
adanya tahapan evaluasi oleh peme- Reform Indonesia’s experience on
rintah pusat terhadap rancangan Regulatory Reform. The Ministry of
regulasi daerah serta regulasi yang Planning and Development/Bappenas.

96
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

PERCEPATAN PENAWARAN PARTICIPATING INTEREST 10%


KEPADA BUMD UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH

Barkun Kharisma Suko


Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi – Kementerian ESDM

Abstrak
Participating Interest 10 % (PI 10%) merupakan besaran sebesar maksimal 10% yang wajib
ditawarkan oleh Kontraktor kepada BUMD. PI 10% dimaksudkan untuk meningkatkan peran
serta daerah dalam pengelolaan industri migas di Indonesia. Ketentuan mengenai PI 10%
diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri ESDM No. 37 Tahun 2016 (“Permen ESDM
37/2016”) tentang Ketentuan Penawaran Participating Interest 10% (Sepuluh Persen) pada
Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi. Proses penawaran PI 10% masih belum berjalan
dengan baik disebabkan sejumlah kendala seperti minimnya pemahaman pemerintah daerah
terkait PI 10%, perselisihan di daerah terkait pembagian porsi saham, penunjukan BUMD
yang belum memenuhi syarat dan permasalahan pada proses verifikasi BUMD. Mengingat
penawaran PI 10% ini sangat penting bagi daerah maka perlu dilakukan langkah-langkah
untuk mengatasi permasalahan tersebut guna mepercepat proses penawaran PI 10%.
Kata kunci: participating interest 10%, kontraktor, BUMD

Abstract
Participating Interest 10% (PI 10%) is maximum amount of 10% which must be offered by
Contractor to local company. PI 10% is intended to increase regional participation in the
management of oil and gas industry in Indonesia. The provisions of PI 10% are regulated in
detail in Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 37 of 2016
("MEMR Regulation 37/2016") on the Terms of Participating Interest 10% (Ten Percent)
Actions on the Oil and Gas Working Area. The PI 10% offering process is not well
implemented due to obstacles such as lack of local government understanding on PI 10%,
regional disputes due to stock share, appointing unqualified local company and problems in
local company verification process. Considering the importance of PI 10% offer to the
region, government should overcome these problems in order to accelerate bidding process
of the PI 10%.
Keywords: participating interest 10%, contractor, local company

Pendahuluan Minyak dan Gas Bumi mengatur sebagai


berikut: “Sejak disetujuinya rencana
Minyak dan Gas Bumi merupakan
pengembangan lapangan yang pertama
komoditas yang sangat penting bagi negara
kali akan diproduksikan dari suatu
dan mengusai hajat hidup orang banyak
Wilayah Kerja, Kontraktor wajib
sehingga pengelolaannya diatur oleh
Pemerintah Pusat. Sejak era reformasi, menawarkan participating interest 10%
Pemerintah terus berupaya untuk (PI 10%) kepada Badan Usaha Milik
Daerah.
meningkatkan peran serta daerah dalam
pengelolaan industri migas di Indonesia. Participating interest adalah hak
Pemerintah melalui ketentuan Pasal 34 dan kewajiban sebagai Kontraktor Kontrak
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun Kerja Sama (KKKS), baik secara langsung
2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu maupun tidak langsung, pada suatu WK

97
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

migas (PP 35/2004). Dengan demikian ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri


pemegang PI mempunyai kewajiban untuk ESDM Nomor 37 Tahun 2016 (“Permen
menanggung biaya operasi dan berhak ESDM 37/2016) tentang Ketentuan
mendapat keuntungan dari hasil produksi Penawaran Participating Interest 10%
migas di WK tersebut secara proporsional pada Wilayah Kerja Minyak dan Gas
sesuai dengan persentase PI yang Bumi. Permen ini diharapkan bisa
dimilikinya. Sebagai ilustrasi apabila memecahkan permasalahan yang sering
dalam suatu wilayah kerja dibutuhkan timbul di dalam peralihan PI 10% kepada
biaya operasi US$ 100 juta, maka pemilik BUMD. Permen ini antara lain mengatur
PI 10% harus menyetorkan modal sebesar bahwa mekanisme pembiayaan PI 10%
US$ 10 juta dan selanjutnya berhak atas menggunakan skema pembiayaan terlebih
10% hasil produksi dari wilayah kerja dulu oleh Kontraktor sehingga daerah
tersebut. tidak perlu lagi mengeluarkan biaya di
awal. Sebagai contoh, untuk Wilayah
Adanya ketentuan PP 35/2004
Kerja Mahakam biaya modal sebesar US$
tersebut membuka ruang bagi Pemerintah
180 juta ditalangi terlebih dahulu oleh
Daerah melalui BUMD untuk ikut terlibat
Kontraktor, selanjutnya daerah akan
dalam pengelolaan minyak dan gas bumi.
mengganti biaya tersebut melalui bagi
Namun PP tersebut belum mengatur secara
rinci mengenai proses pengalihan PI 10% hasil produksi. Jadi dari 10% minyak atau
sehingga seringkali menimbulkan polemik. gas bagian BUMD, sebagian akan
digunakan untuk mengganti pembiayaan
Misalnya PP tersebut belum mengatur
yang telah dikeluarkan oleh Kontraktor.
mengenai syarat-syarat BUMD yang
berhak menerima PI 10% dan mekanisme Permen ESDM 37/2016 menjadi
peralihan PI 10% kepada BUMD. Apabila “angin segar” bagi daerah penghasil migas
peralihan PI 10% kepada BUMD dan diharapkan mempercepat proses
mengikuti kelaziman bisnis, maka BUMD pengalihan PI 10% kepada BUMD.
harus membayar kepada Kontraktor senilai Namun sampai satu tahun setelah Permen
10% dari biaya operasi. Misalnya untuk tersebut terbit, belum ada pengalihan PI
Wilayah Kerja Mahakam biaya operasi 10% kepada BUMD yang selesai
yang diperlukan adalah sekitar US$ 1,8 dilakukan, hal ini tentunya menimbulkan
milyar sehingga apabila Pemerintah pertanyaan mengenai apa yang
Provinsi Kalimantan Timur ingin ikut menyebabkan hal tersebut. Tulisan ini
mengelola wilayah kerja tersebut mereka akan membahas mengenai kendala yang
harus menyetorkan modal sebesar US$ terjadi pada proses penawaran dan
180 juta (sekitar Rp 2,4 Trilyun). pengalihan PI 10% serta bagaimana
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur solusinya.
menyatakan bahwa mereka tidak memiliki
anggaran sebanyak itu sehingga mereka Proses Penawaran dan Pengalihan
ingin menggandeng pihak swasta dalam PI 10% kepada BUMD
penyertaan modal, keterlibatan pihak Prosedur penawaran dan
swasta tentunya tidak sesuai dengan pengalihan PI 10% kepada BUMD diatur
semangat kebijakan PI 10% yang ingin dalam Permen ESDM 37/2016 (Gambar
mensejahterakan daerah. 1).
Untuk mengatur secara lebih rinci
mengenai PI 10%, selanjutnya Menteri

98
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 1. Skema Penawaran PI 10% kepada BUMD

Sumber: Kementerian ESDM


Kendala pada proses Penawaran PI penunjukan BUMD yang akan menerima
10% PI 10% kepada SKK Migas.
Dari tabel 1, terlihat bahwa dari 30 BUMD calon penerima PI 10%
WK yang penawaran PI 10%-nya sudah dapat berupa perusahaan daerah yang
diproses sejak keluarnya Permen ESDM seluruh kepemilikan sahamnya dimiliki
37/2016, Sebanyak 22 buah (73%) masih oleh pemerintah daerah atau perseroan
berada di tahap I, yaitu SKK telah terbatas yang paling sedikit 99% sahamnya
meminta Gubernur yang wilayah adminis- dimiliki oleh pemerintah daerah dan sisa
trasinya terdapat lapangan yang disetujui kepemilikan sahamnya terafiliasi seluruh-
rencana pengembangannya untuk nya dengan pemerintah daerah. Status
menyiapkan BUMD namun Gubernur BUMD tersebut disahkan melalui
belum membalas surat tersebut. Gubernur peraturan daerah dan tidak melakukan
diberikan waktu paling lama 1 tahun kegiatan usaha lain selain pengelolaan PI.
kalender untuk menyampaikan surat

Tabel 1. Status Penawaran dan Pengalihan PI 10% kepada BUMD


Jumlah
No Proses Nama WK
WK
1 SKK telah meminta Gubernur untuk 22 1) Bangkanai 12) Nunukan
menyiapkan BUMD 2) Belida 13) Palmerah
3) Bengara I 14) Pandan
4) Kampar 15) Pasir
5) Kangean 16) Sebuku
6) Karang Agung 17) Simenggaris
7) Ketapang 18) Tarakan Offshore
8) Kisaran 19) Tonga

99
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

9) Lemang 20) West Air Komering


10) Lematang 21) West Madura
11) Merangin II Offshore
22) West Salawati
2 Gubernur telah menyampaikan surat 2 1) Ganal
penunjukan BUMD ke SKK Migas 2) Rapak
3 SKK telah meminta Kontraktor untuk 2 1) Bontang,
menawarkan PI 10% pada BUMD yang 2) Souh Sumatra
ditunjuk
4 Kontraktor telah menyampaikan surat 2 1) Mahakam,
penawaran kepada BUMD 2) Northwest Natuna
5 BUMD telah menyatakan minat dan 1 Siak
kesanggupan
6 BUMD telah melakukan uji tuntas & akses - -
data
7 BUMD telah menyatakan meneruskan - -
minat dan kesanggupan
8 Kontraktor telah mengajukan permohonan 1 Offshore North West Java
pengalihan PI 10% kepada Menteri ESDM
melalui SKK Migas
9 SKK Migas telah menyampaikan - -
permohonan persetujuan pengalihan PI
10% kepada Menteri ESDM c.q. Dirjen
Migas disertai pertimbangan
10 Dirjen Migas telah melakukan - -
pemeriksaan dan evaluasi
11 Menteri ESDM telah memberikan - -
persetujuan pengalihan PI 10%

2) Perselisihan di daerah terkait


Hal-hal yang menyebabkan
pembagian porsi PI 10%
terhambatnya proses penawaran PI 10%
Pembagian porsi PI 10%
antara lain sebagai berikut:
seringkali menimbulkan permasalahan
1) Pemerintah Daerah kurang memahami di daerah. Misalnya yang terjadi pada
aturan terkait PI 10% WK Mahakam. Pada WK Mahakam
Pemahaman Pemerintah Daerah terjadi perselisihan antara Pemerintah
mengenai PI 10% masih kurang. Hal Provinsi Kalimantan Timur dan
ini terlihat dari banyaknya permintaan Pemerintah Kabupaten Kutai
konsultasi Pemda kepada Ditjen Migas Kartanegara terkait pembagian porsi
terkait ketentuan penawaran dan saham BUMD yang akan mengelola
pengalihan PI 10%. Pertanyaan yang PI 10%. Permasalahan lain yang
sering muncul antara lain mengenai timbul misalnya antara Pemerintah
penyertaan modal pemerintah daerah, Provinsi Kalimantan Selatan dan
persyaratan BUMD/PPD penerima dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
pengelola PI 10%, pembagian porsi PI terkait PI 10% WK Sebuku.
10% antar pemerintah daerah dan
skema pembiayaan yang digunakan. 3) BUMD/PPD yang dibentuk belum
Sebagian besar pertanyaan tersebut memenuhi syarat
sebenarnya sudah diatur di dalam BUMD/PPD yang ditunjuk oleh
Permen 37/2016, namun Pemerintah Gubernur sebagai penerima penawaran
Daerah merasa perlu untuk berkon- PI 10% harus memenuhi sejumlah
sultasi dengan Ditjen Migas agar persyaratan yang tercantum di dalam
mendapatkan penjelasan yang lebih Permen ESDM 37/2016, antara lain
komprehensif. dibentuk berdasarkan perda, bentuk

100
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

BUMD berupa PPD yang seluruh pengalihan PI 10% kepada BUMD adalah
sahamnya dimiliki oleh pemerintah sebagai berikut:
daerah atau perseroan terbatas yang 1) Sinergi antar seluruh pemangku
99% sahamnya dimiliki BUMD dan kepentingan terkait
sisa 1% sahamnya terafiliasi dengan Seluruh pemangku kepentingan
pemerintah daerah, tidak terdapat terkait baik di tingkat pusat maupun
unsur swasta dalam kepemilikan daerah diharapkan dapat bersinergi
saham dan tidak melakukam kegiatan untuk mempercepat proses penawaran
usaha lain selain pengelolaan PI 10%. dan pengalihan PI 10%, tidak boleh
Dalam beberapa kasus ternyata BUMD lagi muncul ego sektoral. Di tingkat
yang ditunjuk masih belum memenuhi daerah misalnya, diharapkan gubernur
persyaratan tersebut, misalnya ada atau bupati dapat bekerjasama dengan
BUMD yang dasar pembentukannya DPRD untuk mempercepat proses
tidak tercantum di dalam perda atau pembentukan BUMD.
BUMD yang dalam kepemilikan
sahamnya masih terdapat unsur swasta. 2) Sosialisasi kepada pemda dan
Kekeliruan dalam penunjukan BUMD
Kontraktor
ini tentunya mengakibatkan proses Ditjen Migas dan SKK Migas
penawaran PI 10% menjadi terhambat. perlu meningkatkan sosialisasi menge-
nai mekanisme penawaran dan
4) Verifikasi BUMD/PPD pengelolaan PI 10% terhadap seluruh
Selama ini SKK Migas pemangku kepentingan terkait,
menugaskan Kontraktor untuk melaku- khususnya kepada pemda dan
kan verifikasi terhadap BUMD/PPD Kontraktor.
yang diusulkan oleh gubernur padahal
tidak ada ketentuan dalam Permen 3) Pemerintah Pusat hadir menengahi
ESDM 37/2016 yang menyebutkan perselisihan di daerah
bahwa verifikasi dilakukan oleh Perselisihan di daerah akibat
Kontraktor. Hal ini menyebabkan
pembagian porsi saham akan memper-
sejumlah Kontraktor tidak melakukan lambat proses penawaran PI 10%.
verifikasi dengan baik, misalnya waktu Pemerintah pusat dalam hal ini Menteri
verifikasi menjadi lama, selain itu ESDM diharapkan dapat menengahi
Kontraktor yang berbeda-beda menye- perselisihan tersebut agar percepatan
babkan standar verifikasi menjadi tidak
penawaran PI 10% bisa terwujud dan
sama. manfaatnya segera dirasakan oleh
daerah terkait.
Rekomendasi

Kebijakan penawaran PI 10% 4) Menugaskan SKK Migas untuk


kepada BUMD merupakan hal yang sangat melakukan verifikasi terhadap
bagus untuk mendorong perekonomian BUMD/PPD
daerah sehingga harus dipertahankan. Pemerintah dalam hal ini Menteri
Dibandingkan pemberian Dana Bagi Hasil ESDM sebaiknya menugaskan SKK
(DBH) migas dimana daerah hanya tinggal Migas untuk melakukan fungsi verifi-
menerima dana saja, kebijakan PI 10% ini kasi terhadapap kelayakan BUMD/
memberikan nilai tambah bagi keman- PPD yang diusulkan oleh gubernur.
dirian daerah karena daerah akan terlibat Dengan demikian diharapkan standar
langsung dalam pengelolaan industri yang digunakan menjadi sama dan
migas. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk proses verifikasi bisa berjalan lebih
mempercepat proses penawaran dan cepat.

101
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Daftar Pustaka http://katadata.co.id/berita/2017/12/28/J


aga-Produksi-Mahakam-Tahun-2018-
Peraturan Perundang-Undangan
Pertamina kucurka-23-Triliun. Diakses
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun tangga 10 Maret 2018.
2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Metronews.com. Porsi Hak Partisipasi
Minyak dan Gas Bumi. 14 Oktober Daerah Atas Blok Mahakam di Tangan
2004. Lembaran Negara Republik Pemerintah Pusat. 3 Januari 2018.
Indonesia tahun 2004 Nomor 4435. http://metronews.com/porsi-hak-
Jakarta. partisipasi-daerah-atas-blok-mahakam-
Peraturan Negeri Energi dan Sumber Daya di-tangan-pemerintah-pusat. Diakses
Mineral Nomor 37 Tahun 2016 tentang tanggal 11 Maret 2018.
Ketentuan Penawaran Participating Migasreview.com. PHE ONWJ dan MUJ
Interest 10% (Sepuluh Persen) pada ONWJ Tandatangani Perjanjian
Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi. Pengalihan PI 10% pada Wilayah
29 November 2016. Berita Negara Kerja ONWJ. 19 Desember 2017.
Republik Indonesia tahun 2016 Nomor http://migasreview.com/phe-onwj-dan-
1795. Jakarta muj-onwj-tandatangani-perjanjian-
pengalihan-pi10%-pada-wilayah-kerja-
Website: onwj. Diakses pada 11 Maret 2018
Katadata.co.id. Jaga Produksi Blok
Mahakam Tahun 2018 Pertamina
Siapkan 23 Triliun. 28 Desember 2017.

102
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

EDITORIAL OF CONCERN

MENEROPONG TRANSAKSI NON TUNAI DI INDONESIA

Dear Oasisenz,
Online shopping dan credit card menjadi gaya hidup masyarakat millennial
Indonesia. Meskipun survey Bank Dunia (2014) menyebutkan hanya sekitar 36% (900 juta)
penduduk dewasa Indonesia memiliki akses terhadap perbankan (sebut memiliki rekening
bank), namun dengan berbagai alternatif prepaid credit card budaya non-tunai (cashless -
society-culture) menjadi tren dewasa ini. Pembayaran tunai (cash) bahkan disebut sebagai
anachronism (tidak seharusnya ada di ‘jaman now’) di beberapa negara.3
Apakah tren masyarakat millennial ini menjadi potret untuk masyarakat Indonesia
seluruhnya? Apakah Indonesia (ingin?) segera menjadi Cashless Society? Apa keuntungan
dan tantangannya? Kita harus akui, booming transaksi non-tunai di Indonesia ditandai dengan
maraknya transaksi online pelaku usaha baik dalam bentuk jasa transportasi ataupun belanja
kebutuhan sehari-hari. Bagaimana dengan sektor pemerintah? Beberapa kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah tidak ketinggalan juga mengembangkan transaksi non-tunai
ini, namun hasilnya belum secepat dan seefektif sektor swasta.
Terdapat perbedaan konsumen untuk kedua sektor ini. Sektor swasta memiliki
segmen pasar atau target yang jelas dan sifat pelayanannya seringkali voluntary atau optional
(mekanisme pasar yang berjalan, individu memiliki berbagai opsi pelayanan, dan mereka bisa
memilih tunai atau non-tunai). Keberhasilan pengenalan transaksi non-tunai tergantung pada
strategi pemasaran, penetapan segmen pasar, target, serta barang/jasa yang ditawarkan serta
faktor lain yang sifatnya untuk mempercepat, mempermudah dan juga seringkali
menawarkan harga yang murah untuk menarik konsumennya. Seringkali pelayanan yang
diberikan sektor pemerintah bersifat obligatory atau mandatory (masyarakat tidak punya
plilihan), dalam konteks kebijakan publik, pemerintah melihat kondisi ini sebagai kewajiban
sehingga harus berhati-hati dalam delivery-nya.
Kesiapan masyarakat, kesiapan pemerintah, rasa keadilan, rasa keamanan, atau
dampak kebijakan adalah beberapa faktor penting sebagai pertimbangan untuk setiap
kebijakannya. Dalam kasus transaksi non-tunai, masalah akses adalah tantangan utama.
Dalam konteks akses dan keadilan, sektor publik sering menggunakan transaksi non-tunai
sebagai alternatif solusi (selain transaksi tunai yang masih digunakan). Pemerintah memiliki
target bahwa di tahun 2019 sekitar 75% penduduk memiliki rekening bank (akses terhadap
perbankan), ini merupakan langkah awal sebagai investasi menuju masyarakat non-tunai.
Selama masalah akses ini belum dipenuhi, pelayanan kepada masyarakat masih harus

3
Di Jerman terdapat gerakan untuk melarang transaksi tunai dan supporternya menyebut pembayaran tunai
sebagai anachronism; di Swedia sebagai pioneer dalam cashless society hampir semua transaksi
menggunakan pembayaran secara elektronik (bahkan Bank-bank pada kantor cabang tidak menyediakan
fasilitas transaksi secara tunai), serta penggunaan berbagai currency alternative (nonofficial payment system)
seperti di Yunani dan Canada menjadi gambaran nyata dimulainya cashless society.

103
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

menyediakan opsi-opsi pelayanan tunai untuk menjamin keadilan dan keefektifan sebuah
pelayanan.
Apakah masyarakat Indonesia sudah siap menyambut cashless society? Keunggulan
transaksi non-tunai adalah kemampuannya untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan
konsumen, catatan ini merupakan bank atau gudang data yang sangat berharga, yang sangat
rentan (jika dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab). Kewajiban
pemerintah untuk mengedukasi dan melindungi kepentingan warga akan kondisi ini.
Misalnya dengan membudayakan membaca kontrak dengan provider (baik swasta maupun
publik) tentang informasi penggunaan data-data, dan juga tanggung jawab provider terkait
dengan keamanan dan kerahasiaan data yang dikelola provider tertentu.
Apakah sektor publik juga sudah siap untuk berpartisipasi? Transaksi non tunai
menawarkan berbagai kemudahan bagi sektor publik seperti mengurangi perdagangan gelap
(black market), mempermudah kontrol terhadap wajib pajak, melacak kondisi perekonomian
masyarakat, karena semua transaksi keuangan dapat dimonitor dan dievaluasi/analisis.
Transparansi dan akuntabilitas menjadi lebih mudah mudah dilakukan serta dapat
mengurangi perilaku korup dalam transaksi langsung. Agenda menciptakan organisasi publik
yang mencintai transaksi non-tunai juga merupakan strategi jika ingin menjadi cashless
society.
Kesiapan adalah kunci utama dalam menyongsong masyarakat non tunai, baik dari
sisi masyarakat, pelaku usaha maupun pemerintah.

Erna Irawati

104
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

105

Anda mungkin juga menyukai