Anda di halaman 1dari 2

Kepecintaalaman

Munawarul Khoiroti
NIA.P.28.20.255

Pecinta artinya orang yang mencintai, mencintai berarti melakukan banyak hal untuk
sesuatu yang kita cintai dengan tulus dan alam dapat diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar
kita. Kalau kita perjelas lagi alam berarti segalanya baik benda hidup maupun benda tak hidup
yang ada di dunia ini Udara, tanah, dan air merupakan bagian dari alam yang membantu
kelangsungan hidup manusia. Demikian pula dengan tanaman hewan dan manusia mereka
termasuk bagian dari alam ini. Keberadaan mereka satu dengan yang lain saling mempengaruhi.
Jadi, jelas bahwa diri kita masing-masing pun merupakan bagian dari alam semesta ini.
Mencintai alam adalah melakukan banyak hal untuk alam tanpa pamrih, tanpa syarat-syarat
khusus untuk keberlangsungan alam tersebut.
Di Indonesia mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mengubah sejarah
kebangsaan dan perjalanan demokrasi, sebut saja tentang peranan aktif mahasiswa lewat
berbagai elemen organisasi yang mampu mengubah wajah perpolitikan Indonesia yaitu dengan
Gerakan Reformasinya. Dalam ranah kepecintaalaman dan lingkungan, mahasiswa juga telah
hanyak menorehkan catatan kebangsaan, catatan sejarah yang merefleksikan sikap patriotisme
lewat berbagai kegiatan alam dan program-programnya dalam upaya memposisikan diri sebagai
intelektual muda dan revolusioner yang mengemban amanah Tri Dharma Perguruan Tinggi
Organisasi yang sejak awal berdirinya disebut sebagai Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala).
Mapala lahir sebagai organisasi yang memiliki sikap tegas tentang bagaimana sejatinya
mencintai tanah air. Hal itu seperti yang dijelaskan Soe Hok Gie dalam catatannya "Kami
jelaskan apa sebenarnya tujuan kami Kami katakan balwa kami adalah manusia-manusia yang
tidak percava pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan
Seseorang hanya dapan mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan
mencintai tanah air Indamesia dapa ditumbulkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya
dari dekat Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang
sehat, karena itulah kami naik gunung (Soe Hok Gie September 1967 daram Harian Kompas,
berjudul "Menaklukkan Gunung Slamet").
Eksitensi nasionalisme dalam kepecintaalaman tidak diekspresikan dalam bentuk slogan-
slogan namun tercermin dalam tindakan nyata, Indonesia merupakan negara dengan risiko
bencana alam yang tingg seperti gunung meletus gempa bumi, kekeringan, banjir, tsunami dan
tanah longsor. Tidak diragukan lagi, bila terjadi bencana alam tersebut maka Mapala akan terjun
langsung menjadi relawan. Agar proses pencarian dan evakuasi bencana lebih efektif dan efisien
di kemudian hari, diperlukan mitigasi bencana sehingga penanganan bencana terlaksana secara
terarah dan terpadu. Seiring berkembangnya kegiatan kepecintaalaman serta kemampuan dasar
yang dimiliki Mapala, organisasi Mapala terlibat langsung menjadi relawan dalam berbagai jenis
bencana, antara lain sungai Citarum (1994), Tsunami Aceh (2004), Gunung Merapi (2010) dan
Pesawat Sukhoi Jet 100 dan Banjir Bandang di Padang (2012), Pendalaman materi yang diterima
Mapala seperti manajemen perjalanan, survival, Search And Rescue (SAR). Pertolongan Pertama
(PP) Navigasi Darat dan Metode Komunikasi sangat berperan besar untuk kemanusiaan.
Eksistensi Mapala juga akan terlihat dalam pola pengembangan sumber daya manusianya yang
menekankan kepada pendidikan karakter bagi para anggotanya. Proses ini akan
terimplementasikan melalui berbagai program pendidikan dan kesehariannya. Pendidikan
karakter merupakan bagian penting dari program pendidikan mapala karena terkait dengan ruang
lingkup kegiatannya di alam terbuka yang menuntut seorang mapala harus memiliki karakter
yang kuat dan positif dalam menjalankan aktivitasnya.

Anda mungkin juga menyukai