TEKNOLOGI
JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains
Volume 10 No .1 April 2013
Daftar I
Titik-Titik Utama Siklus Kerja Mesin Diesel Truk Nissan 320 Aloysius Eddy Liemena 1105 -1108
Hp 2100 Rpm Empat Langkah Enam Silinder Dengan
Supercharger Dan Intercooler
Tinjauan Penggunaan Motor Diesel Mobil Mitsubishi L 300 Prayitno Ciptoadi 1109 - 1114
Sebagai Motor Induk Kapal Rakyat! J. Nanlohy,
Rusdin Lestaluhu
Analisa Pengaruh Modifikasi Kopling Otomatis Sentrifugal Willem M E. Wattimena 1115 - 1121
Dengan Kopling Plat Terhadap Kecepatan Motor Jialing
Evaluasi Profil Tegangan Dan Rugi Daya Jaringan Distribusi Marceau A. F. Haurissa 1122 - 1130
Primer 20 Kv Dengan Terintegrasinya Penyulang Gi Sirimau
Ke Penyulang Kota Ambon
Estimasi Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Imran Opier , 1131 - 1140
Manajer Proyek Konstruksi Gedung Dengan Model Linear Nasir Suruali
Berganda
Kajian Interferensi Aliran Pada Model Katamaran Untuk Ronald S. Hutauruk, 1141 - 1149
Mengungkapkan Hambatan Viskos Dengan Menggunakan Uji Hendrik S, Latumaerissa
Terowongan Angin
Analisis Siklus Kerja Yanmar Empat Langkah 5,5 Hp Dan Helly Simon Lainsamputty 1150 - 1154
2200 Rpm
Tinjauan Kebutuhan Air Tawar Untuk Melayani Refrigerasi Hedy Cynthia Ririmasse 1154 - 1162
Terapung Dalam Menjamin Mutu Produk Hasil Tangkapan
1141 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 10 Nomor 1, 2013; 1141 - 1149
Abstract
Catamaran consists of two demihulls which are separated at certain distance. Both of
demihulls induce interaction that generates viscous interference. Due to separation to
length ratio between demihulls, interference effect occurs significantly over viscous
resistance. These interference effects will be investigated by doing experimental test
in the wind tunnel to analyze the pressure distribution and velocity profile on the
catamaran. Catamaran model is designed without transition strip (turbulent
stimulator). The models will be tested at various velocities, commenced from 10; 12;
14 dan 15.5 m/s in speed and separation to length ratio (S/L) 0.2, 0.3 and 0.4.
Experimental results define that body separation effects both pressure distribution and
velocity profile. Increasing of body separation will increase pressure distribution
values. However, its increasing will decrease velocity profile values.
dengan menggunakan instrumen, baik terowongan model yang direfleksi pada garis air sarat penuh
angin maupun tank test di kolam uji. (datar) (Couser et al, 1997). Dengan pendekatan
Molland dan Utama (1997), melakukan ini, maka segala pengaruh gelombang permukaan
eksperimen di terowongan angin pada sepasang yang mungkin terjadi tidak lagi diperhitungkan,
elipsoid untuk mengkaji komponen hambatan sehingga hambatan yang dialami full hanya
viskos dan efek interaksi di antara lambung. hambatan viskos. Analisa hambatan viskos dengan
Model uji dibedakan dengan menggunakan simulasi numerik mengacu pada model yang
transition strip dan tanpa transition strip (turbulen direfleksi pada terowongan angin seperti yang
stimulator) dengan rasio jarak antara lambung disarankan oleh Lackenby (1965).
(S/L) 0.27, 0.37, 0.47 dan 0.57. Konfigurasi
koefisien tahanan dan gaya samping pada keadaan II. METODOLOGI
tanpa gangguan (zero incidence) serta distribusi
tekanan permukaan pada lambung elipsoid 2.1 Model Eksperimen Terowongan Angin
disajikan untuk memahami pengaruhnya lebih
detail. Model dibuat dengan skala yang sudah
Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh disesuailkan dengan ukuran test section pada
Couser dkk (1998) dan difokuskan terutama untuk terowongan angin. Pengujian model katamaran
menghitung induced drag dan gaya samping pada dilakukan di terowongan angin jurusan Teknik
katamaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh aliran Mesin ITS yang ditunjukkan dalam Gambar 1B.
asimetrik yang mengenai katamaran. Gaya Spesifikasi terowongan angin tersebut adalah
samping yang dihasilkan masing-masing demihull sebagai berikut:
bekerja berlawanan dan meniadakan, sedangkan
induced drag pada kedua demihull bekerja Jenis = Subsonic, Open
bersamaan untuk menghambat gerakan maju Circuit Wind Tunnel
kapal. Pada eksperimen tersebut, jarak antara Daya Listrik = 240 Volt/Single
demihull yang digunakan adalah S/L 0.225 dan Phasa 50 Hz, 1.5
0.329 yang divariasikan dengan beberapa Froud kW
Number. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan Dimensi Utama = 2980 x 1880 x 660
bahwa induced drag yang ditimbulkan katamaran mm
dapat diabaikan namun side force yang dihasilkan Bidang uji = 660 x 660 mm
cukup significant. Sideforce yang dihasilkan Panjang Bidang Uji = 1880 mm
menurun dengan cepat ketika adanya peningkatan Kecepatan Maksimal = 15,4 m/s
jarak antara lambung. Akurasi Pengukuran = 1 mN
Kemudian Jamaluddin dkk (2010)
melanjutkan penelitian dengan melakukan
eksperimen untuk meneliti viscous form factor
pada demihull dan katamaran dengan berbagai
konfigurasi lambung di tank test. Geometri model
yang digunakan adalah displasemen katamaran
dengan lambung simetris (symmetrical hull) dan
lambung tidak simetris (asymmetrical hull).
Variasi jarak melintang antara lambung adalah
S/L 0.2, 0.3 dan 0.4. Kesimpulan dari penelitian
yang dilakukan adalah viscous form factor
katamaran secara siknifikan lebih besar
dibandingkan dengan demihull. Namun ditemukan
variasi efek interaksi viscous karena perbedaan
jarak demihull. Penelitian lebih lanjut tentang A"
interaksi viscous tersebut disarankan untuk dikaji
melalui pengujian di terowongan angin.
Untuk mendukung saran yang diberikan oleh
Jamaluddin (2010) maka dilakukan ekseperimen
dengan menggunakan terowongan angin untuk
membahas fenomena interferensi hambatan viskos
pada lambung katamaran. Pendekatan yang
memungkinkan dalam mengkaji komponen
hambatan viskos adalah dengan membuat free
surface seolah-olah sebagai sebuah bidang datar
sehingga pengaruh wavemaking dapat dieliminasi.
Untuk mencapai maksud tersebut maka digunakan
R onald M Hutauruh, Hendrik S Latumeirissa, Kajian Interferensi Aliran Pada Model Katamaran
1143
Untuk Mengungkapkan Hambatan Viskos Dengan Menggunakan Uji Terowongan Angin
Cp&
Terhadap #0.20"
#100" Karakteristik Perpindahan Panas Konveksi Natural Pada Pelat Datar
#150" 0" Konveksi Oven Rumah
Koefisien 50" Tangga 100"
#0.30"
#200"
Pressure&(Pa)&
#0.40"
#250" %&L&
#300"
#350"
#0.10"
Cp"S/L"="0,2"""
#400"
0" 50" 100"
#450" #0.20"
%&L& #0.30"
Cp&
#0.40"
Pressure&S/L&=&0,3& #0.50"
#100"
0" 50" 100" #0.60"
#150"
%&L&
Pressure&(Pa)&
#200"
#250"
#300" S/L"="0,3""""""""
0.00"
#350" 0" 50" 100"
#400" #0.10"
%&L&
Cp&
#0.20"
Pressure&S/L&0,4&
#100"
0" 50" 100" #0.30"
#150" %&L&
#200"
Pressure&(Pa)&
#250"
#300" S/L&=&0,4&&&&
0.05"
#350"
Cp&
#400"
%&L& #0.05" 0" 20" 40" 60" 80" 100"
bertambah
Velocity"Profile"S/L"="0,2" Pada grafik aliran kecepatan terlihat bahwa
50"
terjadi perubahan yang cukup signifikan terhadap
40" distribusi profil kecepatan. Semakin kecil jarak
S/L maka kecepatan yang terjadi akan semakin
30" besar. Sebaliknya jika jarak S/L semakin besar
maka kecepatan yang dihasilkan akan semakin
y&
20"
10" 0.9925"
0" 0.9920"
0.4" 0.6" Vout/Vin
0.8"
&
1"
0.9915"
0.9910"
0.2" 0.25" 0.3" 0.35" 0.4"
S/L
= demihull
Gambar 4. Grafik aliran kecepatan pada Gambar 5. Grafik raSio Pin/Pout.
variasijarak antar lambung.
3.4.Rasio Kecepatan Dalam (Vin) dan
Penambahan kecepatan akan merubah Kecepatan Luar (Vout)
disrtibusi tekanan dengan signifikan dan distribusi
tekanan terbesar dialami oleh model dengan S/L Rasio kecepatan dalam terowongan katamaran
yang lebih besar. Sehingga hubungan yang (Vin) dan kecepatan di luar terowongan katamaran
diberikan antara S/L dengan distribusi tekanan diberikan pada Gambar 6. Kenaikan rasio jarak
adalah berbanding lurus. Jika S/L besar maka antara lambung (S/L) akan memperkecil rasio
distribusi tekanan yang dialami oleh model akan kecepatan.
R onald M Hutauruh, Hendrik S Latumeirissa, Kajian Interferensi Aliran Pada Model Katamaran
1147
Untuk Mengungkapkan Hambatan Viskos Dengan Menggunakan Uji Terowongan Angin
Average"Velocity"(Vin/Vout)" CV""S/L"="04"
1.035" 0.010"
0.009"
1.03" 0.008"
Vin/Vout&
CV&
Koefisien Konveksi Oven Rumah Tangga 0.006"
1.025"
0.005"
0.004"
1.02"
0.2" 0.25" 0.3" 0.35" 0.4" 0.003"
3.50" Re&(10 )& 4.50"
5
S/L& 2.50"
0.011"
CV""S/L"="03" berpengaruh terhadap hambatan viskos. Hambatan
kapal akan semakin bertambah apabila terjadi
penurunan nilai S/L. Fenomena ini timbul karena
0.009" adanya efek interaksi aliran yang menimbulkan
interferensi hambatan viskos dan juga interferensi
CV&
0.007"
gelombang di antara kedua lambung tersebut
(Groleau, dkk 2007).
0.005"
Besar interferensi yang timbul mengakibat
0.003" adanya perubahan hambatan viskos. Sehingga
2.50" 3.50" Re&(10 )& 4.50"
5 apabila dilakukan perhitungan hambatan antara
sebuah katamaran dengan mengalikan hambatan 2
1148 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 10 Nomor 1, 2013; 1141 - 1149