Anda di halaman 1dari 4

DEBBY RAHMADINA RISKI (210403020)

1. Judul jurnal KEBIASAAN DAN PREFERENSI MEMBACA GURU MAHASISWA

2. Volume dan halaman Volume 3, Nomor 2

3. Tahun 2013

4. Penulis Nana Priajana

5. Publikasi Jurnal Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

6. Reviewer Debby Rahmadina Riski

7. Diakses Pada 5/12/2022

8. Latar belakang Memiliki kebiasaan membaca bukanlah langkah mudah bagi sebagian besar
pembaca. Kebiasaan merupakan produk dari belajar dan kebiasaan
membaca adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara rutin, sadar dan
sengaja (Iftanti, 2012). Pandangan ini menunjukkan bahwa pembaca
dituntut untuk melatih bacaannya agar menjadi kebiasaan yang baik. Oleh
karena itu, untuk memacu kebiasaan membaca siswa, disarankan untuk
mendorong keinginan membaca dan teks harus bervariasi dan berdasarkan
tujuan yang ingin dibaca siswa misalnya, buku, majalah, surat kabar, fiksi,
nonfiksi, teks yang menginformasikan, teks yang menghibur, umum, khusus,
ringan, atau serius (Tamrackitkun, 2010). Sehingga dengan cara tersebut
siswa terpicu untuk memiliki kebiasaan membaca.

Dalam konteks pendidikan, banyak faktor yang dapat mempengaruhi apakah


siswa memiliki kebiasaan dan motivasi membaca yang tinggi atau rendah.
Iftanti (2012) berpendapat bahwa motivasi membaca siswa EFL dipengaruhi
oleh lingkungan literasi yang baik, membaca nyaring orang tua, karya sastra
yang fenomenal dan kebiasaan membaca yang baik di L1. Dalam pengertian
ini, untuk memiliki kebiasaan membaca yang baik, siswa perlu memiliki
keadaan yang mendukung dan kondusif baik lingkungan terdekat maupun
kesukaan membaca.

Oleh karena itu, menyelidiki kebiasaan membaca dan preferensi guru siswa
akan bermanfaat untuk dilakukan untuk melihat apakah mereka dipengaruhi
oleh kondisi ini dan apakah guru siswa memiliki preferensi membaca
bervariasi karena kemajuan teknologi dan media.

9. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan

kebiasaan dan preferensi membaca siswa guru program pascasarjana dalam


Pengajaran Bahasa Inggris dan untuk menentukan kecenderungan dan sikap
mereka terhadap membaca. Dari penelitian ini, temuan akan memberikan
wawasan tentang sikap membaca, preferensi, dan pengaruhnya.

10. Sampel Mahasiswa Guru Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang


DEBBY RAHMADINA RISKI (210403020)

11. Metode Kualitatif Deskriptif

12. Hasil Terlihat bahwa lebih dari separuh siswa menyukai membaca di waktu
senggang dan menganggapnya sebagai bagian tak terpisahkan dari
kehidupan mereka. Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa siswa cukup
selektif karena siswa mempertimbangkan keistimewaan bukusebelum
membacanya dan tidak dipengaruhi oleh preferensi teman. Namun, siswa
mengalami kesulitan dalam mencari buku dari perpustakaan karena mereka
mungkin tidak menemukan buku yang mereka cari. Akibatnya, mereka
terkadang membaca buku dalam versi elektronik (E-book) dan lebih sering
membaca teks dari internet daripada membeli buku. Terkait dengan minat
baca siswa, siswa lebih menyukai membaca buku karya penulis asing
daripada penulis Indonesia. Selain itu, siswa suka membaca artikel akademik
karena sesuatu yang baru di lapangan, laporan penelitian, bahan ajar, surat
kabar, dan mereka tidak mengikuti jenis majalah apa pun.Berkenaan dengan
efek membaca pada kinerja siswa, temuan menunjukkan bahwa umumnya
siswa percaya membaca dapat efektif dalam banyak aspek kehidupan
mereka. Selain itu, siswa percaya bahwa membaca memungkinkan mereka
untuk mengekspresikan perasaan mereka dan kebiasaan penalaran cepat.
Aspek terakhir dari penelitian ini terkait dengan pandangan negatif siswa
terhadap membaca. Data yang disurvei menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa tidak menunjukkan respon negatif terhadap kebiasaan
membaca.Berbeda dengan beban kerja siswa yang berat, mereka tidak
memiliki waktu luang untuk membaca dan siswa tidak membaca karena
menganggap buku terlalu mahal.

1. Judul jurnal Penggunaan Metode Terjemahan Tata Bahasa dalam Pengajaran Bahasa
Inggris

2. Volume dan halaman Volume 5, Nomor 2

3. Tahun 2015

4. Penulis Chatarina Elmayantie

5. Publikasi Jurnal Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing

6. Reviewer Debby Rahmadina Riski

7. Diakses pada 5/12/2022

8. Latar belakang Saat ini, bahasa Inggris memainkan peran penting dalam bidang pendidikan.
Misalnya, banyak jenis buku teks, jurnal, dan materi pengetahuan dan sains
DEBBY RAHMADINA RISKI (210403020)

lainnya telah diterbitkan ke dalam bahasa ini dan dikomunikasikan terutama


melalui dokumen cetak. Seperti dikemukakan Dardjowidjojo dalam Halim
(1999:1), bahasa Inggris digunakan hampir 85% buku referensi ilmu
pengetahuan. Bahasa Inggris telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan.
Era global membuat bahasa Inggris menjadi sangat signifikan dalam hal
komunikasi antar negara di dunia. Oleh karena itu, di Indonesia, untuk
mempersiapkan masyarakatnya menghadapi dampak tersebut, mata
pelajaran Bahasa Inggris diajarkan dari tingkat sekolah dasar (sebagai muatan
lokal) sampai dengan tingkat universitas. Untuk mengajar bahasa Inggris
secara efektif, peran metode pengajaran sangat dibutuhkan. Menurut Brown
(2001), ada berbagai macam metode yang dapat diterapkan dalam proses
belajar mengajar. Pertama, Metode Langsung (DM). Yang kedua adalah Total
Physical Response (TPR). Bersenang-senang membuat pembelajar bahasa
tertarik untuk belajar bahasa asing adalah salah satu prinsip dari metode ini.
Kegembiraan Respon Fisik Total diberikan melalui aktivitas fisik. Aktivitas fisik
dimaksudkan untuk mengurangi stres yang dirasakan orang saat belajar
bahasa asing. Ketiga, Whole Language Approach (WLA). WLA adalah metode
pengajaran membaca dan menulis yang menekankan pembelajaran seluruh
kata dan frase dengan menjumpainya dalam konteks yang bermakna.
Fokusnya adalah pada konstruksi sosial makna dan pemahaman melalui
proses membaca dan menulis. Yang berikutnya adalah Komunikatif
Pengajaran Bahasa (CLT). CLT didasarkan pada teori linguistik yang
menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Terakhir, Grammar
Translation Method (GTM) Metode ini mengharuskan siswa untuk
menerjemahkan seluruh teks kata demi kata dan menghafal banyak aturan
tata bahasa dan pengecualian serta daftar kosa kata yang sangat banyak.
Selain itu, Prator & Murcia di (nd:17) Setiyadi mencantumkan karakteristik
utama Metode Penerjemahan Grammar, sebagai berikut: (1) Kelas diajarkan
dalam bahasa ibu, dengan sedikit penggunaan bahasa target secara aktif, (2)
banyak kosakata diajarkan dalam bentuk daftar kata-kata terisolasi,
( 3)penjelasan panjang lebar tentang seluk-beluk tata bahasa diberikan, (4)
tata bahasa memberikan aturan untuk menyusun kata-kata, dan instruksi
sering berfokus pada bentuk dan infleksi kata, (5) membaca teks klasik yang
sulit dimulai lebih awal, (6) sedikit perhatian diberikan pada isi teks, yang
diperlakukan sebagai latihan dalam analisis gramatikal, (7) seringkali satu-
satunya latihan adalah latihan menerjemahkan terputus kalimat dari bahasa
target ke dalam bahasa ibu, (8) sedikit atau tidak ada perhatian yang
diberikan pada pelafalan, dan (9) fokusnya adalah pada ketepatan, dan
bukan kelancaran. Bahaya dari Grammar Translation, dengan kata lain,
mengajarkan siswa tentang bahasa tetapi tidak terlalu membantu siswa
untuk berkomunikasi secara efektif dengannya.

9. Tujuan Tujuan mendasar dari pengajaran bahasa target melalui Metode Terjemahan
Grammar adalah untuk dapat untuk membaca literatur yang ditulis dalam
bahasa target. Selain itu, dengan menggunakan metode ini dapat membantu
siswa untuk memahami teks yang diberikan dan mengetahui aturan
DEBBY RAHMADINA RISKI (210403020)

gramatikal suatu bahasa. Metode ini juga dapat meningkatkan kosa kata
siswa dengan lebih baik

10. Sampel Dua orang guru Bahasa Inggris kelas VII SMP Negeri 1 Palangka Raya.

11. Metode Deskriptif kualitatif

12. Hasil Metode Grammar Translation yang digunakan oleh dua guru siswa kelas
tujuh SMP Negeri 1 Palangka Raya, seperti: (1) kelas diajarkan terutama
dalam bahasa ibu (Bahasa Indonesia); (2) kosakata diajarkan dalam bentuk
daftar kata-kata terisolasi; panjang lebar (3)penjelasan tata bahasa; tata
bahasa menyediakan aturan untuk menyusun kata; (4) fokus pada bentuk
kata; (5) membaca teks klasik yang sulit dimulai dari sejak dini; (6) kurang
memperhatikan isi teks; (7) seringkali latihan tersebut berupa latihan
menerjemahkan kalimat kalimat yang terputus dari bahasa sasaran ke dalam
bahasa ibu; (8) sedikit perhatian diberikan pada pengucapan; dan (9)
fokusnya pada akurasi, bukan kelancaran. Alasan guru untuk siswa kelas
tujuh menggunakan Grammar Translation Method dalam pembelajaran
bahasa Inggris adalah: (1) metode ini dianggap cocok untuk siswa di sekolah
ini terutama siswa kelas tujuh yang memiliki tingkat bahasa Inggris yang
rendah; (2) dengan menggunakan metode ini, membantu siswa untuk
memahami teks yang diberikan, khususnya dalam pengajaran membaca dan
mengetahui aturan gramatikal suatu bahasa; (3)Metode Grammar
Translation juga dapat meningkatkan kosa kata siswa dengan lebih baik; dan
(4) dengan menggunakan Grammar Translation Method dengan sedikit
kombinasi

Anda mungkin juga menyukai