Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RANCANGAN INOVASI

CALON PEGAWAI BLU RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA


TAHUN 2023

OPTIMALISASI SERAH TERIMA OBAT KEMOTERAPI DENGAN PEMBUATAN


PAPAN PENERIMAAN OBAT KEMOTERAPI DI RAWAT INAP CEMPAKA
RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA TAHUN 2023

Disusun Oleh:
Annisa Ramadhani, A.Md.Kep NIP. 202103011999121201

RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS

JAKARTA BARAT

TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN INOVASI
CALON PEGAWAI BLU RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA
TAHUN 2023

Disusun Oleh:
Annisa Ramadhani, A.Md.Kep NIP. 202103011999121201

Telah disetujui oleh:

Juni, 2023

Pembimbing,

Ismayati, S.Kep., Ns
NIP:198005222006042016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan
rancangan inovasi pegawai calon BLU RS Kanker Dharmais yang berjudul “Efektivitas
Serah Terima Obat Kemo dengan Pembuatan Papan Penerimaan Obat Kemo di Rawat Inap
Cempaka Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Tahun 2023”.Penulis menyadari banyak
pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan rancangan inovasi ini, Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS
2. Kepala Substansi Pelayanan Keperawatan RS Kanker Dharmais Retno Setiowati,
S.Kep.,Sp.Kep.Onk.,MKM.
3. Kepala Instalasi Rawat Inap yang telah merekomendasikan nama kami sebagai CBLU
RS. Kanker Dharmais
4. Kepala Ruang Rawat Inap Cempaka Ibu Ismayati, S.Kep, Ns. yang telah mendukung
dan memfasilitasi kami dalam penyusunan inovasi
5. Kedua Orang Tua, keluarga tercinta dan teman-teman ruang Cempaka.

Penulis menyadari bahwa penulisan rancangan inovasi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya.
Akhir kata, semoga rancangan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

LAPORAN RANCANGAN INOVASI


LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN INOVASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Inovasi
B. Manfaat Inovasi 10
C. Ruang Lingkup 10
BAB II 11
TINJAUAN TEORI 11
A. Kemoterapi 11
B. Stabilisasi Obat 15
BAB III 16
RANCANGAN AKTUALISASI 16
A. Identifikasi Isu 19
B. Menetapkan Akar Penyebab Core Issue 21
C. Gagasan Kreatif Pemecah Core Issue 24
D. Matriks Rancangan Inovasi 25
E. Jadwal Kegiatan Inovasi 26
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Diagram Fishbone

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Akar penyebab core issue


Tabel 2 : Rancangan Kegiatan Inovasi
Tabel 3 : Matriks Rancangan Kegiatan Inovasi Tabel
Tabel 4 : Rencana Jadwal Kegiatan Inovasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang pelayanan jasa
kesehatan dengan tanggung jawab memberikan pengobatan, perawatan, mengusahakan
kesembuhan dan kesehatan pasien serta mengupayakan pendidikan hidup sehat bagi
masyarakat. Menurut PERMENKES RI Tahun 2020 Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan mengakibatkan tuntutan
peningkatan pelayanan kesehatan maka fungsi pelayanan merupakan suatu bentuk
penilaian terhadap tingkat pelayanan yang diharapkan. Rumah Sakit Dharmais Pusat
Kanker Nasional merupakan rumah sakit khusus kelas A. Rumah sakit ini mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis maupun keperawatan
profesional. Rumah sakit ini ditetapkan sebagi rujukan tertinggi atau disebut pula sebagai
rumah sakit pusat. Selain meningkatkan pelayanan terhadap pasien , peran dan fugsi
dalam organisasi RSKP Tipe 1 tertuang dalam PERMENKES RI Tahun 2022 tentang
organisasi dan tata kerja rumah sakit di lingkungan kementerian kesehatan yang dalam
peran dan fungsinya yang menerapkan PPK-BLUD.
Di dalam pelayanan keperawatan inovasi yang berkaitan dengan peningkatan mutu
pelyanan dan pencegahan terhadap kesakitan di RSKD merupakan tujuan dari
menyelenggarakan pelayanan perorangan secara paripurna. Sejalan dengan KEMENKES
RI Tahun 2020 Tentang standar profesi perawat yang menyatakan Pelayanan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Fokus
Keperawatan yaitu respons Klien terhadap penyakit, pengobatan, dan lingkungan.
Tanggung jawab Perawat yang sangat mendasar yaitu meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan dan mengurangi penderitaan. Tanggung jawab ini
bersifat universal. Dalam pelayanan keperawatan profesional akan senantiasa
memperhatikan sasaran keselamatan pasien diantaranya keamanan obat yang perlu
diwaspadai, salah satunya obat kemoterapi dimana seorang perawat akan memastikan
Pelaksanaan prinsip pemberian obat sesuai dengan Standar Prosedur Operasional rumah
sakit untuk menjamin keselamatan pasien (Depkes, 2008).
Patient safety merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Keselamatan pasien adalah prinsip dasar perawatan kesehatan dan sekarang
diakui sebagai tantangan kesehatan masyarakat global yang besar dan terus berkembang.
Upaya global untuk mengurangi beban kerugian pasien belum mencapai perubahan yang
substansial selama 15 tahun terakhir, meskipun pekerjaan perintis di beberapa pengaturan
perawatan kesehatan. Keselamatan pasien adalah kerangka kerja kegiatan terorganisir
yang menciptakan budaya, proses, prosedur, perilaku, teknologi, dan lingkungan dalam
pelayanan kesehatan yang secara konsisten dan berkelanjutan menurunkan risiko,
mengurangi terjadinya bahaya yang dapat dihindari, memperkecil kemungkinan
kesalahan, dan mengurangi dampaknya ketika hal itu terjadi.
Kesalahan dalam pemberian obat dalam Jurnal Ilmu Keperawatan sering ditemukan
meliputi kekeliruan dalam mengidentifikasi pasien, menetapkan jenis obat, order dosis yang
salah, rute yang tidak tepat, waktu pemberian yang tidak tepat, obat yang
menimbulkanalergi atau kombinasi yang bertentangan sehingga menimbulkan akibat berupa
kematian (Syamsuni, 2016; 36).
Di Indonesia data tentang kesalahan pemberian obat (medication error) belum dapat
ditemukan. Darmansjah, (dalam Kuntarti, 2005), ahli farmakologi dari FKUI menyatakan
bahwa kasus pemberian obat yang tidak benar maupun tindakan medis yang berlebihan
(tidak perlu dilakukan tetapi dilakukan) sering terjadi di Indonesia, hanya saja tidak
terekspos media massa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Auburn
University di 36 rumah sakit dan nursing homedi Colorado dan Georgia, USA, pada tahun
2002, dari 3216 jenis pemberian obat, 43% diberikan pada waktu yang salah, 30% tidak
diberikan, 17% diberikan dengan dosis yang salah, dan 4% diberikan obat yang salah (Joint
Commission on Accreditation of Health Organization(JCAHO) dalam Kuntarti, 2005).

Fenomena yang berkaitan dengan Pasient safety masih sering ditemukan


berdasarkan pengamatan peneliti dimana tingkat kejadian pemberian obat kemoterapi
tahun 2023 di Ruang Cempaka terdapat kasus pemberian obat kemoterapi dengan waktu
kadaluarsa yang berdekatan sebanyak kasus. Kasus tersebut merupakan salah satu bukti
tidak menerapkan kewaspadaan dalam pemberian obat. Contohnya kurang optimalnya
serah terima obat kemoterapi oleh perawat di ruangan dikarenakan oleh human error
seperti lupa dan kurang peduli terhadap obat – obatan kemoterapi dengan waktu expired
yang cepat, sehingga pendistribusian obat ke pasien menjadi tergesa – gesa dan
mempercepat pengaturan waktu pada infus pump yang dapat berisiko meningkatkan
Kejadian phlebitis dan ekstravasasi pada pasien dengan kemoterapi. Oleh karena itu,
peneliti melakukan inovasi mengenai Optimalisasi Serah Terima Obat Kemoterapidengan
Pembuatan Papan Penerimaan Obat Kemoterapi di Rawat Inap Cempaka Rumah Sakit
Kanker Dharmais Jakarta Tahun 2023.

B. Tujuan Inovasi
1. Tujuan Umum
Mewujudkan visi dan misi RS Kanker Dharmais Jakarta dengan Menerapkan ilmu
biomedik, ilmu humaniora, ilmu Keperawatan, dan ilmu kesehatan masyarakat yang
terkini untuk mengelola masalah Keperawatan secara holistik, terpadu, dan kontinum.
Area ini sesuai dengan 5 (lima) domains of the ASEAN Nursing Common Core
Competencies.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan identifikasi, penyusunan, dan penetapan isu yang terjadi dan segera
dipecahkan dengan inovasi, peran dan fungsi Perawat profesional
b. Membuat gagasan pemecahan isu dengan menyusun rencana dan waktu
pelaksanaan
c. Meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan perawat dalam penerimaan obat
kemoterapi sehingga dapat tercapainya kualitas pelayanan oftimal terhadap
program patient safety.

C. Manfaat Inovasi
1. Bagi Rumah Sakit.
Hasil inovasi ini diharapkan dapat:
a. Memberikan solusi terhadap isu yang berkembang di instansi
b. Meningkatkan pelayanan yang diberikan di instansi dengan habituasi sehingga
dapat mewujudukan pelayanan prima kepada pasien
c. Menjadi inovasi dan referensi bagi rumah sakit dalam meningkatkan kualitas
pelayanan dan keselamatan pasien

2. Bagi Penulis
Hasil inovasi ini diharapkan dapat:
a. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam memecahkan isu terkait
inovasi keperawatan yang diterapkan kepada perawat
b. Sebagai salah satu persyaratan kelulusan CBLU di RS. Kanker Dharmais tahun
2023
c. Menjadi proses pembelajaran dalam peningkatan pelayanan keperawatan
professional dengan pelaksanaan serah terima antar perawat dan mengaitkan
petugas produksi.

D. Ruang Lingkup
Kegiatan inovasi ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap Cempaka RS Kanker Dharmais
Jakarta dimulai dari bulan Juni 2023. Selama menjalankan kegiatan penulis akan
dibimbing oleh Kepala Ruangan sebagai Mentor.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kemoterapi
1. Pengertian
Kemoterapi Kemoterapi (terkadang hanya disebut "kemo") adalah penggunaan obat
untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Obat tersebut disebut juga
sitotoksik, yang artinya toksik bagi sel (cyto). Beberapa obat berasal dari sumber alami seperti
tumbuhan, sedangkan sebagian lainnya dibuat secara lengkap di laboratorium (Sheard, 2020).

2. Tujuan Penggunaan Kemoterapi


Menurut (Sheard, 2020) Kemoterapi dapat digunakan untuk berbagai alasan: - Untuk
mencapai remisi atau penyembuhan (kemoterapi kuratif). Kemoterapi dapat diberikan sebagai
pengobatan utama dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan tanda dan gejala kanker
(sering disebut sebagai remisi atau respons lengkap). - Untuk membantu perawatan lain.
Kemoterapi dapat diberikan sebelum atau sesudah perawatan lain seperti pembedahan atau
terapi radiasi. Jika digunakan sebelumnya (terapi neoadjuvan), tujuannya adalah untuk
mengecilkan kanker sehingga pengobatan lain (biasanya pembedahan) lebih efektif. Jika
diberikan setelah (terapi adjuvan), tujuannya adalah untuk membuang sel kanker yang tersisa.
Kemoterapi sering diberikan dengan terapi radiasi agar terapi radiasi lebih efektif
(kemoradiasi). - Untuk mengontrol kanker: Bahkan jika kemoterapi tidak dapat mencapai
remisi atau respons lengkap (lihat di atas), kemoterapi dapat digunakan untuk mengontrol
bagaimana kanker tumbuh dan menghentikan penyebarannya untuk jangka waktu tertentu. Ini
dikenal sebagai kemoterapi paliatif. - Untuk meredakan gejala: Dengan mengecilkan kanker
yang menyebabkan rasa sakit dan gejala lainnya, kemoterapi dapat meningkatkan kualitas
hidup. Ini juga disebut kemoterapi paliatif. –
Untuk menghentikan kanker datang kembali: Kemoterapi mungkin berlanjut selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun setelah remisi. Ini disebut kemoterapi pemeliharaan dan dapat
diberikan dengan terapi obat lain. Ini bertujuan untuk mencegah atau menunda kembalinya
kanker.

3. Cara Pemberian Kemoterapi


Kemoterapi paling sering diberikan ke pembuluh darah (intravena). Kemoterapi
terkadang diberikan dengan cara lain, seperti tablet (kemoterapi oral), krim yang dioleskan ke
kulit atau
berupa suntikan ke berbagai bagian tubuh. Pilihannya tergantung pada jenis kanker yang
dirawat dan obat kemoterapi yang digunakan. Tim medis akan memutuskan cara yang paling
tepat untuk memberikan obat (Sheard, 2020).

4. Mekanisme Kerja Kemoterapi


Semua sel dalam tubuh tumbuh dengan membelah atau membelah menjadi dua sel.
Kemoterapi merusak sel yang membelah dengan cepat. Sebagian besar obat kemoterapi
memasuki aliran darah dan berjalan ke seluruh tubuh untuk menargetkan sel kanker yang
membelah dengan cepat di organ dan jaringan. Ini dikenal sebagai pengobatan sistemik.
Terkadang kemoterapi diberikan langsung ke kanker. Ini dikenal sebagai kemoterapi lokal
(Sheard, 2020).

5. Efek Samping Kemoterapi


Kemoterapi merusak sel yang membelah dengan cepat, seperti kanker sel. Namun,
beberapa sel normal seperti sel darah, folikel rambut, dan sel di dalam mulut, usus, dan organ
reproduksi juga membelah dengan cepat. Efek samping terjadi ketika kemoterapi merusak sel-
sel normal ini. Karena tubuh terus-menerus membuat sel-sel baru, sebagian besar efek samping
bersifat sementara (Sheard, 2020). Di antara efek samping yang disebabkan kemoterapi yang
paling umum adalah supresi sumsum tulang, neuropati, gangguan gastrointestinal, rambut
rontok, kelelahan dan kelainan kulit. (Ismail et al., 2011).
Secara umum, menurut (Sheard, 2020) para pasien akan mengalami efek samping berupa :
- Kelelahan dan kurang energy. Merasa sangat lelah dan kurang energi (kelelahan) adalah efek
samping paling umum dari kemoterapi. Pasien mungkin mengalami nyeri otot dan nyeri, cepat
lelah, sulit berkonsentrasi atau sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Kelelahan bisa muncul
tiba-tiba dan tidak selalu hilang dengan istirahat atau tidur. Kelelahan dapat berlangsung
selama beberapa minggu atau bulan setelah siklus pengobatan berakhir. Tingkat energi
biasanya meningkat seiring waktu. Walaupun kelelahan adalah efek samping umum dari
kemoterapi, kelelahan juga bisa menjadi gejala depresi.
- Perubahan nafsu makan, mual atau muntah. Nafsu makan biasanya berubah selama
kemoterapi. Terkadang pasien mungkin tidak merasa lapar atau lebih menyukai jenis makanan
yang berbeda. Obat-obatan juga dapat mengubah rasa makanan untuk sementara. Kemoterapi
bisa membuat mual atau menyebabkan muntah (Sheard, 2020). Mual dan muntah dialami oleh
lebih dari dua pertiga pasien setelah siklus terakhir kemoterapi. CINV telah digolongkan
sebagai dua dari efek samping yang paling ditakuti dan menyusahkan sejak tiga dekade
terakhir (Farrell et al., 2013).
- Sembelit atau diare. Beberapa obat kemoterapi, obat pereda nyeri, dan obat antimual dapat
menyebabkan sembelit atau diare.
- Rambut rontok. Banyak orang yang menjalani kemoterapi khawatir tentang kerontokan
rambut (alopecia). Beberapa orang kehilangan semua rambutnya dengan cepat, sementara yang
lain mungkin hanya kehilangan sedikit rambut atau tidak sama sekali. Meskipun rambut rontok
dari kepala adalah yang paling umum, pasien mungkin menemukan alis dan bulu mata rontok,
dan juga mungkin kehilangan rambut dari ketiak, kaki, dada, dan area kemaluan.
- Pemikiran dan ingatan berubah. Beberapa orang mengatakan mereka mengalami kesulitan
berkonsentrasi, fokus dan mengingat sesuatu setelah mereka menjalani kemoterapi. Ini disebut
gangguan kognitif terkait kanker. Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan hal ini
termasuk "otak kemo", "kabut kanker" dan "kabut otak".
- Sariawan. Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan sariawan, seperti sariawan, atau
infeksi. Ini lebih mungkin terjadi jika pasien pernah atau sedang menjalani terapi radiasi ke
area kepala, leher atau dada, kemoterapi dosis tinggi atau transplantasi sel induk, atau jika
memiliki masalah gigi atau gusi atau memerlukan antibiotic.
- Perubahan kulit dan kuku. Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan kulit mengelupas,
menggelap atau menjadi kering dan gatal. Selama perawatan dan beberapa bulan setelahnya,
kulit cenderung lebih sensitif terhadap sinar matahari.
- Anemia. Jika jumlah sel darah merah turun di bawah normal, ini disebut anemia. Jumlah
oksigen yang berkurang beredar ke seluruh tubuh yang dapat membuat merasa lelah, lesu,
pusing atau sesak napas.
- Infeksi. Kemoterapi dapat menurunkan kadar sel darah putih, sehingga tubuh lebih sulit
melawan infeksi. Virus seperti pilek, flu, dan COVID-19 mungkin lebih mudah tertular dan
lebih sulit dihilangkan, dan goresan atau luka mungkin lebih mudah terinfeksi
- Masalah pendarahan. Tingkat trombosit yang rendah (trombositopenia) dapat menyebabkan
masalah. Pasien mungkin mengalami pendarahan lebih lama dari biasanya setelah luka kecil
atau goresan, mimisan atau gusi berdarah, atau mudah memar. Periode mungkin lebih lama
atau lebih berat.
- Efek saraf dan otot. Beberapa obat kemoterapi dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal
antara sistem saraf pusat dan lengan serta kaki. Ini disebut neuropati perifer. Gejala berupa
kesemutan ("kesemutan"), mati rasa atau nyeri di tangan dan kaki, dan kelemahan otot di kaki.
- Masalah seksualitas dan kesuburan. Kemoterapi dapat memengaruhi seksualitas dan
kesuburan secara emosional dan cara fisik. Perubahan ini biasa terjadi. Beberapa perubahan
mungkin hanya sementara sementara yang lainnya bersifat permanen.
- Perubahan pendengaran. Beberapa obat kemoterapi dapat memengaruhi pendengaran.
- Mata berair. Ini bisa menjadi gejala saluran air mata yang tersumbat, yang bisa disebabkan
oleh beberapa obat kemoterapi.
- Bau badan. Kemoterapi dapat memengaruhi indra penciuman dan mungkin lebih merasakan
bau yang tidak sedap.

B. Peningkatan Kewaspadaan Obat

1. Pengertian Obat-Obatan Yang Perlu Diwaspadai


Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah obat-obatan yang
memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara
tepat (drugs that bear a heightened risk of causing significant patient harm when they are used in
error (ISMP - Institute for Safe Medication Practices). Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert
Medications) merupakan obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya
kesalahan/ error dan/ atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang
tampak mirip (nama obat, rupa dan "ucapan mirip, NORUM atau Look-Alike Sound-Alike,
LASA, termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi. Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan
obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat
menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.

2 Tujuan Dari Meningkatkan Keamanan Obat-Obat Yang Perlu Diwaspadai


Bila obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien, maka penerapan manajemen
yang benar penting/krusial untuk memastikan keselamatan pasien. Obatobatan yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang persentasinya tinggi dapat menyebabkan
terjadi kesalahan/ error dan/ atau kejadian sentinel (sentinel event). Obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome). Demikian pula obat-obat yang
tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike
Sound-Alike/ LASA) (PMK. No. 11 Th. 2017).

Tujuan penerapan sasaran keselamatan pasien meningkatkan keamanan obat-obatan yang perlu
diwaspadai, adalah:
a. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu diwaspadai (high-
alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien rumah sakit.
b. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
c. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome
d. Mencegah terjadinya kesalahan/ error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai kepada
pasien.
e. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

3. Kegiatan Yang Harus Dilaksanakan dan Difasilitas Pelayanan Kesehatan


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 disebutkan bahwa kegiatan yang
dilaksanakan untuk meningkatkan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai, adalah:
a. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai
b. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila
diperkenankan kebijakan.
d. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted)

4. Prinsip 7 (Tujuh) Benar Obat Pasien


Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh) benar untuk mencapai
medication safety
1) Benar obat
2) Benar waktu dan frekuensi pemberian
3) Benar dosis
4) Benar rute pemberian
5) Benar identitas pasien
✓ Kebenaran nama pasien
✓ Kebenaran nomor rekam medis pasien
✓ Kebenaran umur/tanggal lahir pasien ✓ Kebenaran alamat rumah pasien
✓ Nama DPJP
6) Benar informasi
7) Benar dokumentasi
5.Cara Pemberian Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Ruang Perawatan
a. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain harus
melakukan pemeriksaan kembali (double check) secara independent.

1) Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter


2) Ketepatan perhitungan dosis obat
3) Identitas pasien
b. Obat high alert infus harus dipastikan:
1) Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump)
2) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan di setiap ujung
jalur selang
c. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai perhitungan standar yang
telah baku, yang berlaku di semua ruang perawatan
d. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada perawat
penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert dan menyerahkan formulir
pencatatan obat
e. Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan tindakan pencegahan
terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan
memberikan dampak yang buruk pada pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan
terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double
check dapat tidak dilakukan,namun sesaat sebelum memberikan obat, perawat harus
menyebutkan secara lantang semua jenis obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui
dan didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang lainnya
BAB III

RANCANGAN INOVASI

A. Identifikasi Isu
Rancangan inovasi ini dibuat berdasarkan isu-isu yang ada unit kerja penulis di
Instalasi Rawat Inap Ruang Cempaka Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Pada
tahapan pertama rancangan inovasi ini, penulis mencoba untuk mengidentifikasi isu/
masalah yang ada di unit kerja masing-masing. Isu/ masalah merupakan suatu hal yang
terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik
akan memberikan efek negatif terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap
krisis. Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, penulis mengangkat satu isu yang
perlu diselesaikan, yaitu:

1. Belum optimalnya serah terima obat kemoterapi oleh perawat di ruang rawat
inap Cempaka Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2023.
Fakta :
Perawat mempunyai peran dalam melakukan pengkajian secara berkelanjutan,
untuk ini perawat harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang farmakologi
obat yang diberikan kepada pasien sehingga dapat sehingga dapat mengobservasi
keefektivitas obat dan mendeteksi adanya toksisitas. Peningkatan keamanan obat yang
membutuhkan perhatian Perawat dalam melakukan tindakan pemberian obat kepada
pasien harus teliti agar bisa menjamin keselamatan pasien dan terhindar dari kesalahan
pemberian obat. Obat-obatan yang perlu diwaspadai perawat ketika memberikan
kepada pasien adalah obat yang sering terjadi kesalahan serius (sentinel event), obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
Pengamatan yang saya lakukan disini adalah mengamati perawat dalam
menerapkan peningkatan kewaspadaan obat kemoterapi. Dari data yang kami temukan
tingkat kejadian di tahun 2023 ruang cempaka terdapat kali kasus, lalu dalam penilaian
selama hari terdapat pasien dengan kemoterapi ada . Contohnya, Sedangkan perawat
yang menerima obat kemoterapi lupa seharusnya memberitahu perawat yang bertugas
mendistribusikan obat kemoterapi kepada pasien sesuai dengan peningkatan
kewaspadaan obat tidak dilakukan sesuai SOP dikarenakan beban perawat yang
tinggi.

Oleh karena itu, dari temuan isu tersebut dibutuhkan output yang dapat
menyelesaikan masalah terkait. Output yang akan dibuat adalah Optimalisasi Serah
Terima Obat Kemoterapi Oleh Perawat dengan PPOK (Papan Penerimaan Obat
Kemoterapi) di Rawat Inap Cempaka Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Tahun
2023.

a. Dampak jika isu tidak diatasi: Jika hal ini dibiarkan maka akan berdampak angka
kejadian phlebitis dan ekstravasasi saat kemoterapi, serta peningkatan obat kadaluarsa
semakin meningkat, terjadinya cedera pada pasien sehingga mempengaruhi proses
pengobatan, hari perawatan dan biaya perawatan akan bertambah, turunnya nilai
indikator mutu.
b. Pihak yang terlibat : Perawat dan Petugas Produksi.
B. Menetapkan Akar Penyebab Core Issue
Isu yang kami ambil yaitu Belum optimalnya serah terima obat kemoterapi oleh perawat di ruang rawat inap Cempaka
Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2023 akan dibahas lebih lanjut untuk dicari akar
masalah penyebabnya dengan menggunakan metode Fishbone, Berikut ini merupakan analisis yang dibuat :
Gambar 1. FISHBONE DIAGRAM
Surroundings
Supplier

Sulitnya edukasi terkait peningkatan


kewaspadaan obat kepada
Perawat sering lupa perawat yang dilatarbelakangi
memberitahu rekan
dan memperhatikan
beban kerja perawat yang tinggi
waktu expired saat dan kurangnya tingkat kesadaran
serah terima obat perawat saat melakukan serah
kemoterapi Habit/ terima obat kemoterapi
Belum optimalnya
Kebiasaan
serah terima obat
kemoterapi oleh
perawat

Tingginya beban
Perawat lupa mengingatkan kerja perawat Belum adanya
rekan perawat lain untuk media untuk
melakukan peningkatan mengingatkan
kewaspadaan obat perawat untuk
melakukan
peningkatan
kewaspadaan
obat

Skills System
Berdasarkan analisis isu diatas terkait “Belum optimalnya serah terima obat kemoterapi
oleh perawat di rawat inap Cempaka Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun
2023” menggunakan metode Fishbone, adapun akar penyebab dari isu tersebut ialah sebagai
berikut:

1. Surroundings (Lingkungan) : Perawat sering lupa memberitahu rekan dan


memperhatikan waktu expired saat serah terima obat kemoterapi
2. Suppliers (Pemasok) : Sulitnya edukasi terkait peningkatan kewaspadaan obat kepada
perawat yang dilatarbelakangi beban kerja perawat yang tinggi dan tingkat kesadaran
perawat tersebut sehingga masih banyak perawat yang lupa memberitahu kepada rekan
lain saat obat kemoterapi datang dan jarang memperhatikan waktu expired obat saat
melakukan serah terima obat dari atribut rambu-rambu peningkatan kewaspadaan obat
yang sudah dijelaskan dan dievaluasi pada sasaran keselamatan pasien oleh Komite
Keperawatan. Reedukasi harus selalu dilakukan berulang kali sehingga perawat
teredukasi tentang peningkatan kewaspadaan obat tersebut.
3. Skills (Keahlian) : Tingginya beban kerja perawat serta banyaknya formulir yang harus
diisi tekadang membuat perawat lupa untuk mengingatkan rekan perawat lain untuk
melakukan peningkatan kewaspadaan obat kemoterapi berkelanjutan .
4. Systems (Sistem) : Belum adanya media pengingat bagi perawat dalam serah terima
obat kemoterapi untuk turut berpartisiapsi dalam peningkatan kewaspadaan obat.
Tabel 1. Akar Penyebab Corre Isu

Isu Prioritas Penyebab/Akar Penyebab Isu Solusi/Rekomendasi


(Gagasan Kreatif)

Belum optimalnya 1. Perawat yang menerima


serah terima obat obat kemoterapi sering
kemoterapi oleh lupa memberitahu rekan
perawat di rawat inap perawat yang bertugas
Cempaka Rumah Sakit memberikan obat
Kanker Dharmais kemoterapi
Jakarta tahun 2023
Dilakukan resosialisasi kepada
teman sejawat mengenai
peningkatan kewaspadaan obat
sebagai salah satu aspek sasaran
keselamatan pasien

2. Perawat lupa mengingatkan


rekan lain untuk melakukan
peningkatan kewaspadaan
obat

3. Perawat kurang Dilakukan reedukasi terhadap


memperhatikan waktu perawat tentang prinsip pemberian
expired sesuai dengan obat dan peningkatan kewaspadaan
penyimpanan obat obat
kemoterapi saat serah terima
4. Belum optimalnya serah Optimalisasi Serah Terima Obat
terima obat kemoterapi oleh Kemoterapi Oleh Perawat
perawat dengan PPOK (Papan
Penerimaan Obat Kemoterapi)

C. Gagasan Kreatif Pemecahan Core Isu


Setelah mencari penyebab masalah/ isu yang akan diangkat maka diperlukan upaya
penyelesaian masalah yaitu gagasan kreatif sehingga ditemukan solusi atau problem solving
atas masalah yang diangkat. Sehingga gagasan penyelesaian dan pemecahan isu yang
direncanakan berhubungan dengan penyelesaian atas penyebab masalah yaitu “Belum
optimalnya serah terima obat kemoterapi oleh perawat di ruang rawat inap Cempaka
Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2023”.
Gagasan masalah yang dicoba oleh penulis sebagai sarana alternatif atau saran yaitu
berupa “Optimalisasi Serah Terima Obat Kemoterapi Oleh Perawat dengan PPOK
(Papan Penerimaan Obat Kemoterapi) di Rawat Inap Cempaka Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta Tahun 2023.” dengan meningkatkan pengetahuan keluarga dan
penerapannya dalam upaya pencegahan resiko jatuh pada pasien. Gagasan ini cukup efektif
dilakukan karena melibatkan langsung perawat dan petugas produksi untuk meningkatkan
Kewaspadaan Obat.
Tabel 2. Rancangan Kegiatan Inovasi
No Kegiatan Sumber Kegiatan
1. Melakukan persiapan untuk membuat PPOK (Papan Inovasi
Penerimaan Obat Kemoterapi)
2. Melakukan reedukasi kepada teman sejawat tentang Inovasi
Kewaspadaan penerimaan obat kemoterapi dengan
menggunakan PPOK (Papan Penerimaan Obat
Kemoterapi)
3. Melakukan edukasi kepada perawat dan rekan sejawat Inovasi
tentang peningkatan kewaspadaan obat dengan
menggunakan PPOK (Papan Penerimaan Obat Kemoterapi)

4. Mengevaluasi perawat dalam menerapkan peningkatan Inovasi


kewaspadaan obat sesuai dengan PPOK (Papan
Penerimaan Obat Kemoterapi)

D. Matriks Rancangan Kegiatan Inovasi

Tabel 3. Matriks Rancangan Kegiatan Inovasi


Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Ruang Cempaka Rumah Sakit
Kanker Dharmais Jakarta.
Identifikasi Isu Beberapa perawat yang menerima obat kemoterapi
dari petugas produksi lupa untuk memberi tahu
kepada perawat yang bertugas memberikan obat
kemoterapi kepada pasien serta tidak
memperhatikan waktu expired saat serah terima obat
kemoterapi.
Isu yang diangkat Belum optimalnya serah terima obat kemoterapi
oleh perawat di ruang rawat inap Cempaka Rumah
Sakit Kanker Dharmais tahun 2023.

Gagasan Pemecah Isu Optimalisasi serah terima obat kemoterapi Oleh


perawat dengan PPOK (Papan Penerimaan Obat
Kemoterapi) di Rawat Inap Cempaka Rumah Sakit
Kanker Dharmais Jakarta Tahun 2023.

E. Jadwal Kegiatan Inovasi

Tabel 4. Jadwal Kegiatan Inovasi


No Kegiatan Minggu Ke-
1 2 3 4
1 Melakukan persiapan dan kajian pustaka untuk pembuatan PPOK

2 Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perawat dan petugas


produksi tentang pengisian PPOK

3 Monitoring dan Evaluasi kepatuhan perawat dalam pengisian


PPOK
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI). (2018). Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Isnaini, N. M., & Rofii, M. (2014). Pengalaman perawat pelaksana dalam menerapkan
keselamatan pasien. Jurnal Manajemen Keperawatan, 2(1), 30-37. Diakses tanggal 25
Juni 2023 dari https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/view/3995.

Kemenkes RI (2020 ) Stadar Profesi Perawat diakses tanggal 25 Juni 2023 dari
https://ktki.kemkes.go.id/info/sites/default/files/KMK-No-HK-01-07-MENKES-425-
2020-ttg-Standar-Profesi-Perawat.pdf.

WHO. (2023) Patient Safety. Diakses tanggal 25 Juni 2023 dari https://www.who.int/health-
topics/patient-safety#tab=tab_1
LAMPIRAN
PAPAN PENERIMAAN OBAT
KEMO

Petuga
Tangg s
N al Nama No.M Nama Expir Peraw
o dan Pasien R obat kemo ed at Tempat
Produk
Jam Penyimpan
si an
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               

Anda mungkin juga menyukai