Anda di halaman 1dari 1

NILAI DULCE ET UTILE CERPEN RUMAH HAKIM

Oleh: Candra Prandana


Profesi: Pelajar
Cerpen "Rumah Hakim" karya Bram Stoker, adalah kisah hantu klasik yang memanfaatkan imajinasi dan bakat Stoker
sendiri untuk mendeskripsikan kisahnya. Ceritanya terbaca seperti argumen cerita rakyat, antara keyakinan pribadi dan
skeptisisme. Cerita pendek Bram Stoker yang lain juga mempertengahkan masalah, bahwa Stoker sangat menekankan
pada kepercayaan dan kekonkretan cerita lisan.

Nilai dulce et utile merupakan nilai keindahan dan kegunaan dalam karya sastra. Nilai ini dapat diambil manfaatnya oleh
pembaca. Nilai keindahan cerpen ini terlihat dari setting, alur, plot, dan karakteristik watak tiap tokohnya. Pendeskripsian
setting tempat dan suasananya begitu hidup, mampu membawa pembaca melihat dan merasakan keindahannya.

Stoker telah menggunakan banyak teknik lain dalam mendeskripsikan latar, untuk memberikan rasa keterasingan kepada
pembaca. Untuk contoh, Stoker menulis, "...dikelilingi oleh tembok bata tinggi yang dibangun secara masif". "...lebih
terlihat seperti rumah berbenteng dari pada tempat tinggal biasa." Kata "dibentengi" menggambarkan rasa bahaya, dan
kutipan ini juga menunjukkan lebih banyak tanda isolasi. Stoker juga memasukkan banyak momen kejutan dalam cerita,
dimana suasana cerita menjadi santai, kemudian meningkat hingga klimaksnya dan terjadi peristiwa yang tidak terduga.
Ilustrasi yang bagus untuk hal ini adalah ketika protagonis melihat sesuatu yang mengerikan dan reaksinya dapat dilihat
pada kalimat berikut.

"Malam ini tikus-tikus itu mengganggunya lebih dari malam sebelumnya. Bagaimana mereka berlari ke atas dan ke bawah
dan ke bawah dan ke atas! Betapa mereka mencicit, mencakar, dan menggerogoti! Bagaimana mereka, semakin berani
sedikit demi sedikit, sampai ke mulut lubang mereka dan ke celah dan celah di dinding sampai mata mereka bersinar
seperti lampu kecil saat cahaya api naik dan turun."

Kemudian, Bram Stoker juga pandai mendeskripsikan perwatakan tiap-tiap tokoh, dan diceritakan sedetail-detailnya.
Pembaca seakan-akan diajak mengakrabi setiap tokoh yang ada. Dia juga menggambarkan keunikan karakter tokoh cerpen
ini, diantaranya Malcoms, Tn. Carnford, Ny. Witham, Ny. Dempster, dan tokoh lainnya. Berbagai sifat dan karakteristik
para tokoh memberikan gambaran kepada pembaca, bahwa sifat dan karakter setiap orang berbeda-beda dan kita harus
menghargainya dan memahaminya.

Thiller abad ke-19 yang menarik ini, memiliki banyak elemen khas dari genre cerita hantu abad ke-19. "Rumah Hakim"
yang berlatar belakang terisolasi, terlihat jelas saat Stoker mendeskripsikannya sebagai "...kehancuran adalah salah satu
istilah yang menyampaikan gagasan yang cocok tentang keterasingannya." Stoker menggambarkan rasa pengasingan,
karena ini adalah elemen khas dari cerita hantu abad ke-19.

Nilai dulce yang lain adalah bahasa yang digunakan dalam cerpen ini. Stoker begitu piawai memilih diksi yang bagus, dan
ungkapan-ungkapan yang mampu mempengaruhi pembaca. Hal ini yang menyebabkan cerpen ini mudah diterima dan
disukai oleh orang banyak. Stoker mampu menyebarkan suasana ketegangan dari cerita, tersalurkan kepada pembaca.
Selain itu, Stoker banyak menggunakan kata atau istilah asing seperti skeptisisme, osilasi cycloidal, elliptik, laplace,
principia, quatanions, dan lain sebagainya.

Yang menarik bagi pembaca modern tentu saja adalah, ketika seberapa banyak cerita ini menjadi nyata, dan sebagai
produk imajinasi. Pada cerita pendek "Rumah Hakim", kita sudah bisa melihat kepiawaian Bram Stoker dalam membangun
ketegangan secara perlahan. Dalam beberapa hal ceritanya mirip, dengan protagonisnya yang naif, dan secara membabi
buta masuk ke rumah seram tak berpenghuni. Ceritanya terasa akrab, seperti semua cerita klasik, karena tiruannya. Meski
demikian, Rumah Hakim adalah sebuah plagiasi. Ini adalah kombinasi dari dua cerita oleh J. Sheridan Le Fanu: "Gangguan
Aneh di Jalan Aungier" dan "Mr Justice Harbottle" . Kedua cerita tersebut berkisar pada sebuah rumah yang ada. Beberapa
elemen tidak memerlukan komentar, tetapi hal ini sangat mirip, sehingga hampir seperti menceritakan kembali, kecuali
pada bagian akhirnya.

Anda mungkin juga menyukai