Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMILIHAN LOKASI DAN DESAIN INTERIOR

TERHADAP JUMLAH TAMU PADA KALOKA AIRPORT


HOTEL

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan oleh :

ENGGAL ARDIASTUL AFRIANI

20.61.201.4.099

PR4ROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS SAMAWA

SUMBAWA BESAR

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satunya pada


industri perhotelan, terlebih adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang
semakin membuka peluang bagi pengusaha asing untuk turut berkompetisi dalam
menjaring pengusaha lokal. Pengusaha lokal sebagai tuan rumah semakin dituntut
untuk mengenali perilaku konsumen untuk menyesuaikan kemampuan perusahaan
dengan kebutuhan yang ingin mereka capai. Perusahaan yang ingin mensurvive
harus mempunyai nilai lebih yang menjadikan perusahaan tersebut berbeda atau
memiliki ciri khas tertentu dengan perusahaan lain. Nilai lebih yang ditawarkan
akan semakin memberikan kemantapan kepada calon konsumen untuk
bertransaksi atau mendorong para konsumen lama untuk bertransaksi kembali.

Industri perhotelan adalah industri yang memadukan antara produk dan


layanan, desain bangunan, interior dan ekterior kamar hotel serta restoran, suasana
yang tercipta di dalam kamar hotel, restoran serta makan dan minum yang dijual
beserta keseluruhan fasilitas yang ada merupakan contoh produk yang dijual.
Sedangkan layanan yang dijual adalah keramah-tamahan dan keterampilan
staff/karyawan hotel dalam melayani pelanggannya. Kotler dan Amstrong (2004)
mendefinisikan jasa sebagai aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu
pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidk menghasilkan kepemilikan
apapun. Definisi jasa adalah suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidak
berwujudan (intangibility) yang melibatkan beberapa interaki dengan konsumen
atau properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer
kepemilikan.

Perkembangan jumlah hotel di Sumbawa Besar yang sangat pesat,


menimbulkan persaingan perhotelan di Sumbawa Besar menjadi sangat ketat.
Pertumbuhan yang tidak seimbang mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara
jumlah permintaan dengan suplai yang tersedia dan secara tidak langsung akan
berimbas terhadap kelangsungan oprasional hotel. Hal ini memacu manajemen
hotel untuk semakin meningkatkan kualitas hotel untuk memperoleh konsumen
sebanyak-banyaknya.

Dahulu fungsi hotel hanya sebagai tempat bermalam bagi konsumen yang
melakukan perjalanan bisnis atau wisata dan tidak memiliki relasi di tempat
tujuan. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi hotel mengalami peningkatan.
Seperti adanya tempat makan dan tempat untuk menongkrong anak-anak muda
dan orang dewasa yang hanya sekedar mampir dan mencoba menu yang ada pada
hotel tersebut. Menurut Grolier Elektronik Publishing Inc. (1995) yang dikutip
oleh Agus Sulastiyono (2006), hotel adalah usaha komersial yang menyediakan
tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum. Tak
jarang pula hotel digunakan sebagai sarana untuk berakhir pekan bagi kalangan
masyarakat menengah. Pengusaha perhotelan diharapkan tanggap dan memiliki
raspon yang cepat terhadap perubahan-perubahan ini.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha perhotelan,


salah satunya adalah bagaimana pihak hotel dapat menarik pelanggan dan
mempertahankan mereka dengan cara memberikan kualitas-kualitas pelayanan
terbaik agar para tamu puas terhadap layanan yang diberikan. Dalam persaingan
bisnis sekarang ini, layanan merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan
untuk strategi diferensiasi ketika mereka menjual produk yang sama. Layanan
yang baik akan menyelamatkan makanan yang tak enak. Sebaliknya hidangan
utama yang lezat tidak menjamin dan dapat menyelamatkan layanan yang buruk
(Orilio, 2005). Hal tersebut membuktikan bahwa kualitas pelayanan merupakan
aspek yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh suatu hotel.

Kualitas pelayanan berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta


ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Pelayanan disini
adalah segala macam bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel selama
atau konsumen tersebut berada dihotel, meliputi pelayanan yang diberikan oleh
receptionist, bell boy, room service, security, cleaning, service, dan lain-lain.

Ada dua factor yang mempengaruhi kulitas jasa yaitu expected service dan
perceived service. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan da berakhir
pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti citra kualitas yang baik bukanlah
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pernyataan ini juga diperkuat
oleh (Zeithaml, 1996) yaitu “a customer’s judgment of the overall excellence or
superiority of a service”. Seringkali kita mendengar peribahasa yang mengatakan
bahwa pelaggan adalah raja yang harus dilayani dengan sebaik mungkin.
Umumnya kualitas layanan diharapkan mampu menarik konsumen untuk kembali
memiliki kecendrungan melakukan pembelian ulang terhadap produk yang
ditawarkan.

Disamping kualitas pelayanan yang baik, fasilitas juga turut berperan dalam
menjaring konsumen. Fasilitas adalah sarana yang fasilitasnya mempengruhi
konsumen untuk melakukan suatu aktivitas. Konsumen pada jaman sekarang
adalah konsumen yang kritis yang sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang.
Mereka mempertimbangkan banyak faktor untuk memilih sebuah produk atau jasa
termasuk perhotelan. Fasilitas menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam
menentukan pilihan. Pada tingkat harga yang hamper sama, semakin lengkap
fasilitas yang disediakan oleh hotel, maka akan semakin puas pelanggan dan
pelanggan tersebut akan terus memilih hotel tersebut sebagai pilihan prioritas
berdasarkan persepi yang di peroleh terhadap fasilitas yang tersedia. Menurut
Tjiptono (2006) persepsi yang diperoleh dari interaksi pelanggan dengan fasilitas
berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggan.

Dalam membangun sebuah usaha tentu diperlukan tempat diamana sebuah


perusahaan tersebut berlokasi yang strategis. Menurut Murti dan Soeprihanto
(1999) letak atau lokasi perusahaan sering disebut sebagai tempat kegiatan
perusahaan melakukan kegiatan sehari-hari. Mayoritas dari pengguna jasa hotel
adalah mereka yang berasal dari luar daerah yang sedang memiliki urusan
disekitar hotel tersebut berada baik untuk tujuan wisata, bisnis ataupun hanya
sebagai tempat transit sementara untuk kemudian melanjutkan perjalanannya.
Oleh karena itu penempatan lokasi hotel yang strategis akan memudahkan
konsumen untuk mendapatkan akses terhadap hotel tersebut. Kedekatan hotel
dengan beberapa tempat tujuan wisata atau fasilitas-fasilitas umum akan menjadi
nilai lebih bagi suatu hotel. Menurut Heizer (2001) lokasi mempunyai kekuatan
untuk mensukseskan ataupun menghancurkan strategi perusahaan, menyeleksi dan
memilih lokasi yang responsif terhadap kemungkinan perubahan ekonomi.

Dalam kegiatan usaha, pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan


keuntungan yang maksimal guna mempertahankan sebuah usaha di tengah
pesaing. Hotel dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap
konsumen/tamunya, selain itu desain interior juga perlu diperhatikan. Menurut
Dodsworth (2009) desain interior bertujuan untuk membuat manusia sebagai
pemakai ruang dapat beraktifitas dengan efektif dan merasa lebih nyaman pada
ruangan tersebut. Hotel sangat perlu desain yang menarik supaya konsumen/tamu
yang datang merasakan kenyamanan. Selain dengan menggunakan desain yang
menarik, pelaku usaha harus memperhatikan lokasi bisnis, lokasi sangat
berhubungan erat dengan sebuah usaha yang akan dibangun, karena dengan
memilih lokasi yang strategis maka usaha tersebut akan maju.

Pengaruh desain interior dan lokasi bisnis terhadap minat konsumen yaitu
dengan desain interior yang modern, memiliki ciri khas dan karakteristik
tersendiri dari hotel yang lain. Karakteristik inilah yang nantinya akan
memberikan suasana tersendiri pada konsumen/tamu yang berada pada hotel
tersebut. Dengan lokasi yang mudah dijangkau dan dekat dengan sarana dan
prasarana lainnya dapat menambah nilai tersendiri dari hotel tersebut. Lokasi yang
nyaman, bersih, ramai dan mudah dijangkau, merupakan beberapa kriteria yang
diminati oleh banyak konsumen/tamu.

Kaloka Airport Hotel adalah salah satu hotel keluarga berbintang tiga yang
berlokasi di Jalan Garuda no.44, Lempeh, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat.
Kaloka Airport Hotel adalah tempat inap dengan nuansa modern yang berjarak
0.30 kilometer dari bandara udara Sultan Muhammad Kaharuddin III, Sumbawa.
Kaloka Airport Hotel memiliki beberapa jenis kamar yaitu: Superior Double,
Superior Twin, Deluxe Double, Deluxe Twin, Junior Suite. Pada kamar-kamar
tersebut dilengkapi dengan pengaturan suhu, fasilitas pembuat kopi/the, LED
Televisi dan lain-lain, banyak kamar menawarkan pemandangan kota yang indah.
Kenyaman ekstra mencakup pengering rambut, topi mandi dan sandal mandi.
Memliki beberapa fasilitas yang ditawarkan seperti: Spa, Restaurant 24 jam,
Rooftop Bar, Meeting Room, Coffe Shop, dan dilengkapi dengan beberapa fasilitas
kenyaman lainnya seperti: Area merokok, Brankas, Mesin ATM, Wifi, 24 Hours
Receptionist, Room Service, 24 Hours Security, CCTV, dan Parkiran Gratis.

1.2. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas agar


penulisan proposal ini yidak mnyimpang dang mengambang dari tujuan yang
telah direncanakan sebelumnya, maka penulis menetapkan dan memfokuskan
penelitian kepada “Pengaruh Pemilhan Lokasi dan Desain Interor Terhadap
Jumlah Tamu Pada Kaloka Airport Hotel”.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh pemilihan lokasi terhadap jumlah tamu pada Kaloka
Airport Hotel?
2. Apakah ada pengaruh desain interior terhadap jumlah tamu pada Kaloka
Airport Hotel?
3. Apakah ada pengaruh pemilihan lokasi dan desain interior secara bersama-
sama terhadap jumlah tamu pada Kaloka Airport Hotel?

1.4. Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemilihan lokasi terhadap jumlah tamu pada
Kaloka Airport Hotel.
2. Untuk mengetahui pengaruh desain interior terhadap jumlah tamu pada
Kaloka Airport Hotel.
3. Untuk mengetahui pengaruh pemilihan lokasi dan desain interior secara
bersama-sama terhadap jumlah tamu pada Kaloka Airport Hotel.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik
Manfaat akademik dalam penelitian ini adalah sebagai media referensi dan
menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya yang nantinya menggunakan
konsep dan dasar penelitian yang sama, yaitu “Pengaruh Pemilihan Lokasi
dan Desain Interior Terhadap Jumlah Tamu Pada Kaloka Airport Hotel”.
b. Manfaat Praktisi
Manfaat praktisi dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat bermanfaat
bagi pihak Kaloka Airport Hotel, yaitu sebagai masukan dan pertimbangan
dalam mengembangkan dan menyempurnakan kebijakan hotel, terutama
yang berhubungan dengan kualitas pelayanan, desain interior, fasilitas
yang disediakan dan pemilihan lokasi sehingga bias mempertahankan
jumlah pelanggan/tamu dan bila perlu meningkatkan jumlah
pelanggan/tamu tersebut.

1.6. Definisi Konsep

1. Lokasi
Menurut (Fandy Tjiptono,2014), “Lokasi adalah tempat perusahaan
beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya”.
Menurut (Ujang Suwarman, 2011), “Lokasi merupakan tempat usaha yang
sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk dating dan
berbelanja”. Pemilihan lokasi menurut (Buchari Alma, 2013) memilih
lokasi usaha yang tepat sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan
usaha dimasa yang akan dating. Dan selanjutnya menurut (Heizer, 2012)
tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi
perusahaan. Keputusan lokasi sering bergantung kepada tipe bisnis. Pada
analisis lokasi disektor industri strategi yang dilakukan terfokus pada
minimalisasi biaya, hal ini disebabkan karena perusahaan manufaktur
mendapatkan bahwa biaya cenderumg sangat berbeda di lokasi yang
berbeda, sementara pada sektor jasa, fokus ditunjukkan untuk
memaksimalkan pendapatan.
Menurut (Tjiptono, 2007) pemilihan tempat atau lokasi usaha
memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas
dari jarak pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama yaitu
banyaknya orang yang lalu-lalang bias memberikan peluang besar
terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang
terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-
usaha khusus, juga kepadatan dan kemacetan lalu lintas bias juga
jadi hambatan.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk
kendaraan roda dua maupun roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ad
perluasan di kemudian hari.
6. Ligkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang
ditawarkan. Sebagai contoh, hotel yang berdekatan dengan
perumahan masyarakat, tempat makan, hotel lainnya dan lain
sebagainya.
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam
menentukan lokasi hotel, perlu dipertimbangkan apakah
dijalan/daerah yang sama terdapat hotel lainnya.
Menurut Peter dan Olson (2000) lokasi bisnis adalah aspek penting
dalam saluran distribusi. lokasi bisnis adalah tempat yang sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan hotel dan jumlah pelanggan/tamu
yang akan dating berkunjung untuk menginap ataupun hanya sekedar
menikmati makanan dan minuman.

2. Desain Interior
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, h.348) kata desain
dan interior memiliki arti motif atau corak ruang dalam gedung. Desain
interior merupakan kegiatan merencanakan, menata dan merancang ruang
dalam bangunan. Penataan suatu ruang brtujuan agar pengguna merasa
nyaman, betah dan senang berada diruangan tersebut. Menurut Cohen
(1994, h,547) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi desain interior
suatu gedung yaitu:
1. Tata ruang
Menurut Ching (1996, h.71) kebutuhan luas ruang dibedakan
dalam tugas jenis yaitu: (1) kebutuhan luas ruang terhadap
banyaknya orang yang dilayani, (2) perlengkapan yang dibutuhkan,
dan (3) aktifitas yang dilakukan.
2. Tata Warna
Menurut Pamudji (2003, h.159) pemilihan warna dapat
mempengaruhi kondisi pelanggan/tamu, dimana warna pada
dinding, lantai, atap dan perabotan dapat menciptakan suasana hati
dan kenyamanan seseorang.
3. Pencahayaan
Menurut Pamudji (2006, h.5) kegoatan didalam ruangan termasuk
kegiatan bekerja, membutuhkan system pencahayaan yang efektif.
Sumber penerangan dapat berasal dari cahaya buatan dan cahaya
alami.
4. Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara merupakan system pertukaran udara dalam ruang
untuk menjaga kebersihan udara dan kelembaban ruangan.
Menurut Listiani dan novalinda (2007, h.8) serta sebagai antisipasi
kepengapan dapat menggunakan alat bantu AC (Air Conditioner),
sirkulasi udara dapat berupa jendela dan ventilasi.
5. Tata Suara (Akuistik)
Akuistik berhubungan dengan pendengaran seseorang.
Perancangan tata suara bertujuan untuk mengurangi ataupun
menyingkirkan kebisingan pada suatu ruang agar tidak
mengganggu pelanggan/tamu yang lainnya.

Desain interior merupakan sebuah perencanaan tata letak ruangan dan


perancang ruang bangun, keadaan fisiknya untuk memenuhi kebutuhan
dasar ruang, mempengaruhi bentuk aktifitas dan memenuhi aspirasi dan
mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita, disamping itu
desain interior juga mempengaruhi pandangan, keindahan mata, suasana
hati dan kepribadian kita.

Anda mungkin juga menyukai