Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN ASMA BRONKIAL

OLEH:
LIKHA ANTARI, S.Kep
C2223085

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG KOSALA RUMAH SAKIT
UMUM SURYA HUSADHA UBUNG
TANGGAL 24-26 APRIL 2023

Diajukan oleh:
Likha Antari, S.Kep
NIM. C2223085

Telah Disahkan Sebagai Laporaan


Stase Keperawatan Medikal Bedah Minggu Pertama

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Ns. Ni Kadek Lia Susanti, S.Kep Ns. Ni Putu Dita Wulandari.,M.Kep.Sp.Kep.J


NIP. 2011.08.1381 NIDN. 0826019001

Mengetahui,
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua

Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep


NIK: 11.01.0045

2
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT ASMA BRONCHIAL

I. Konsep Dasar Penyakit

A. Definisi

Asma adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan

serangan sesak nafas dan mengi berulang, yang bervariasi dalam tingkat

keparahan dan frekuensi yang berbeda-beda. Gejala dapat terjadi

beberapa kali dalam sehari atau seminggu pada penderita, dan bagi

sebagian orang menjadi lebih buruk selama aktivitas fisik atau dimalam

hari. Saat asma terjadi, lapisan tabung bronkial membengkak dan

menyempit sehingga mengurangi aliran udara masuk dan keluar paru-

paru, (Infodatin, 2019).

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami

penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu, yang

menyebabkan peradangan. Bersifat berulang dan diantar dengan episode

penyempitan bronkus tersebut terhadap keadaan ventilasi yang lebih

normal, (Nurarif, A.H., & Kusuma, 2015).

Asma adalah penyakit heterogen, biasanya ditandai dengan gejala

yang khas seperti mengi, sesak nafas, sesak pada dada dan batuk yang

3
2

intensitasnya bervariasi dari waktu ke waktu, bersamaan dengan

variable pembatasan aliran udara ekspiratori, (GINA, 2016).

B. Anatomi Fisiologi

Fungsi sistem pernafasan adalah untuk mengambil oksigen (O2)

dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentransfer karbon

dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel

tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga

berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan

asam basa, pertahanan tubuh, melawan benda asing dan pengaturan

hormonal tekanan darah. Udara biasa mengandung kurang lebih 20%

oksigen dan 0,04% karbondioksida. Pernafasan dibagi menjadi dua,

yaitu pernafasan interna (atau pernafasan jaringan) dan pernafasan

eksterna (atau pernafasan paru-paru). Pada pernafasan interna, oksigen

yang termuat di dalam darah digunakan untuk metabolisme jaringan,

sedangkan pada pernafasan eksterna pertukaran gas terjadi secara difusi.

Oksigen masuk kedalam darah kemudian berikatan dengan hemoglobin.

Karbon diokidan dan uap keluar dari darah dan masuk ke alveolus

sampai akhirnya dilepaskan keluar. Berikut organ yang berperan dalam

sistem pernafasan;
3

1. Hidung

Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,

mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung

(septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk

menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang

hidung.

2. Faring

Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan

pernapasan dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak,

di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang

leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas

berhubungan dengan rongga hidung, ke depan berhubungan dengan

rongga mulut, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring

dan ke belakang lubang esophagus).

3. Laring

Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan

bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian

faring sampai ketinggian vertebra servikal dan masuk ke dalam

trakhea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh


4

sebuah empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang

terdiri dari tulang - tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita

menelan makanan menutupi laring.

4. Trakea

Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang

dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang

rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam

diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel

bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm

dan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.

5. Bronkus

Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea,

ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan

V. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk

paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada

bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus

kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-

12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang

yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli).


5

6. Paru-paru

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang terdiri dari gelembung

(gelembung hawa atau alveoli). Gelembug alveoli ini terdiri dari sel-

sel epitel dan endotel, luas permukaannya kurang lebih 90 m². Pada

lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan

CO2 dikeluarkan dari darah. Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru

kanan, terdiri dari 3 lobus, lobus pulmo dekstra superior, lobus

media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra

lobus superior dan lobus inferior. Letak paru-paru di rongga dada

atau kavum mediastinum. Pada mediastinum depan terletak jantung.

Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura

dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral yaitu selaput

paru yang langsung membungkus paru-paru. Kedua pleura parietal

yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Keadaan

normal paru-paru dapat berkembang kempis dan terdapat sedikit

cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaanya

(pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada

sewaktu ada gerakan bernapas, (Saputra & Dwisang, 2012).


6

C. Etiologi/Predisposisi

1. Asma ektrinsik/alergi

Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui semenjak anak-

anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus, debu.

2. Asma intrinsik/idiopatik

Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yan jelas, tetapi adanya

faktor-faktor non spesifik seperti: flu, latihan fisik, atau emosi sering

memicu serangan asma. Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia

40 tahun setelah menderita infeksi sinus/cabang trakeobronchial.

3. Asma campuran

Asma yang terjadi/timbul karena adanya komponen ektrinsik dan

instrinsik, (Wijaya & Putri, 2013).

D. Manifestasi Klinis/Tanda Gejala

Tiga gejala umum asma terdiri atas:

1. Dispnea (sesak) terjadi karena pelepasan histamine dan leukotrien

yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga saluran nafas

menyempit.
7

2. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi

atau benda asing yang masuk ke saluran nafas.

3. Mengi (bengek), suara nafas tambahan terjadi oleh penyempitan

bronkus.

4. Gambaran klinis pasien yang menderita asma

a. Gambaran objektif: Sesak nafas parah dengan ekspirasi

memanjang disertai wheezing, dapat disertai dengan sputum

kental dan sulit dikeluarkan, bernafas dengan menggunakan

otot-otot nafas tambahan, sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus

paradoksus, fase ekspirasi memanjang dengan disertai wheezing

(di afek dan hilus)

b. Gambaran subjektif adalah pasien mengeluhkan sukar bernafas,

sesak dan anoreksia.

c. Gambaran psikososial adalah cemas, takut, mudah tersinggung

dan kurang pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya,

(Wijaya & Putri, 2013).

E. Patofisiologi

Asma adalah obstruksi jalan nafas difusi reversibel. Obstruksi

disebabkan oleh satu atau lebih dari kontraksi otot-otot yang


8

mengelilingi bronki, yang menyempitkan jalan napas, atau

pembengkakan membran yang melapisi bronkhi, dan pengisian bronki

dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronkial dan kelenjar

mukosa membesar menghasilkan sputum yang kental, alveoli menjadi

hiperinflasi, dengan udara terperangkap di dalam jaringan paru.

Beberapa individu dengan asma mengalami respons imun.

Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam

paru. Pemajanan ulang terhadap antigen dengan antibodi, menyebabkan

pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin,

bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang

bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator memengaruhi otot polos

dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan

membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak.

Pada asma idiopatik atau nonalergi, ketika ujung saraf pada jalan

napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok,

emosi dan polutan. Jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat.

Pelepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan

bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi.

Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap

respons parasimpatis, (Wijaya & Putri, 2013).


9

F. Pathway
10

G. Komplikasi

1. Pneumothoraks: keadaan adanya udara di dalam rongga pleura

yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan

ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat

menyebabkan kegagalan napas.

2. Pneumomediastinum: dikenal sebagai emfisema mediastinum

adalah suatu kondisi dimana udara hadir di mediastinum. kondisi

ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang

mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran udara ke dalam

rongga dada.

3. Atelektasis: pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat

penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau

akibat pernafasan yang sangat dangkal.

4. Aspergilosis: penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur

dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat.

Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ

lainnya

5. Gagal napas: terjadi bila pertukaran oksigen terhadap

karbodioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju


11

konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel-sel

tubuh.

6. Bronkhitis: atau radang paru-paru adalah kondisi di mana lapisan

bagian dalam dari saluran pernapasan di paru-paru yang kecil

(bronkhiolis) mengalami bengkak, peningkatan produksi lendir

(dahak). Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-ulang

untuk mengeluarkan lendir yang berlebihan, (Padila, 2015).

H. Klasifikasi

Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) tahun 2016

penggolongan asma berdasarkan beratnya penyakit dibagi 4 (empat)

yaitu:

Tabel 2.1: Klasifikasi Asma Bronkial

Derajat asma Karakteristik Faal paru


Asma Intermiten Gejala kurang dari a. FEV 1 atau PEV
(asma jarang) seminggu, serangan > 80%
singkat, gejala pada malam b. PEF atau FEV 1
hari < 2 kali dalam sebulan variabilitas 20% – 30%

Asma mild Gejala lebih dari sekali a. FEV 1 atau PEV >
persistent (asma seminggu, serangan 80%
persisten ringan) mengganggu aktivitas dan b. PEF atau FEV 1
tidur, gejala pada malam variabilitas < 20% – 30%
hari > 2 kali sebulan

Asma moderate Asma moderate persistent a. FEV 1 tau PEV


persistent (asma (asma persisten sedang) 60% – 80%
persisten sedang) b. PEF atau FEV 1
variabilitas > 30%
12

Asma severe Gejala setiap hari, serangan a. FEV 1 atau PEF =


persistent (asma terus menerus gejala pada 60%
persisten berat) malam hari setiap hari, b. PEF atau FEV
terjadi pembatasan aktivitas variabilitas > 30%
fisik

I. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

1. Spirometri: dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

bronkodilator (nebulizer/inhaler)

2. Uji provokasi bronkus

3. Pemeriksaan sputum: eosinofil meningkat, pemeriksaan cosinofit

4. Pemeriksaan test kulit: untuk mencari reaksi alergen

5. Pemeriksaan kadar IgE total dan spesifik pada sputum

6. Foto thorak untuk melihat pembengkakan atau penyempitan dan

mencari adanya sumbatan pada bronkus

7. Analis gas darah untuk mencari tau terjadinya hipoksemia dan

hipokapnia, (Padila, 2015).

J. Penatalaksanaan

Menurut Wijaya & Putri, (2013) penatalaksanaan pada pasien asma

dibagi atas dua jenis:

a. Non farmakalogi:
13

1) Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma

2) Mencegah kekambuhan

3) Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta

mempertahankannya

4) Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal

termasuk exercises

5) Menghindari efek samping obat asma

6) Mencegah obtruksi jalan nafas yang ireversibel

b. Farmakologi:

1) Broncodilator: Adrenalin, epedrin, terbutalin, fenotirol

2) Antikolinergik: Iptropiem bromide (atrovont)

3) Kortikosteroidm: Prednisone, hidrokortison, orodexon

4) Mukolitik: BPH, OBH, bisolvon, mucapoel dan banyak

minum air putih

II. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori

A. Pengkajian

Hal-hal yang dikaji dalam pengkajian skunder antara lain;

1. Identitas klien: Nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, No Cm,

Agama, Pendidikan, Asuransi, Golongan Darah, Pekerjaan,

Identitas Penanggung Jawab.


14

2. Keluhan utama: pasien biasanya mengeluhkan sesak, dada terasa

berat, disertai batuk-batuk, kelelahan dan terdengar suara nafas

mengi, disertai dahak sulit keluar.

3. Riwayat kesehatan sekarang: menceritakan kejadian dari awal

sampai timbul gejala dan mendapatkan penanganan di rumah

sakit

4. Riwayat kesehatan dahulu: pernah menderita penyakit asma

sebelumnya, menderita kelelahan yang amat sangat, memiliki

gangguan paru lainnya.

5. Riwayat kesehatan keluarga: riwayat keluarga dengan asma,

menderita penyakit alergi lainnya.

6. Genogram : untuk mengatahui penyakit yang sama atau penyakit

keturunan lain dalam keluarga pasien

7. Pola fungsi kesehatan : persepsi dan pemeliharaan kesehatan,

nutrisi dan metabolik, aktivitas dan latihan, tidur dan istirahat,

eleminasi, pola persepsi diri, peran dan hubungan, seksual dan

reproduksi, manajemen koping, kognitif dan perseptual, nilai dan

kepercayaan,

8. Pemeriksaan fisik : TD, Suhu, Nadi, RR, GCS, keadaan umum,

head to toe
15

9. Pemeriksaan lain : laboraturium, rontgen, terapi medik.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus

berlebihan, sekresi yang tertahan

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi

3. Hambatan pertukaran gas berhubungan dengan

ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen

5. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini (Keliat

dkk, 2015).
16

C. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.2: Intervensi Keperawatan Berdasarkan Teori

No. Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)


1 Ketidakefektifan bersihan 1. NOC Label: Status Pernafasan: Kepatenan Jalan i. NIC Label: Manajemen Jalan Nafas
jalan nafas berhubungan Nafas Aktivitas-aktivitas:

dengan mukus berlebih, Definisi: Saluran trakeobronkial yang terbuka dan lancar a. Monitor tanda-tanda vital, status pernafasan dan
untuk pertukaran udara oksigenasi sebagaimana mestinya
sekresi yang tertahan
Indikator: b. Atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
a. Frekuensi pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran c. Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya
Definisi: Ketidakmampuan
normal (skala 5) d. Lakukan penyedotan lendir endotrakea atau
membersihkan sekresi atau
b. Kedalaman inspirasi tidak ada deviasi dari kisaran nasotrakea bila diperlukan
obstruksi dari saluran napas normal (skala 5) e. Ajarkan tehnik batuk efektif
untuk mempertahankan c. Kemampuan untuk mengeluarkan secret tidak ada f. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, dan
bersihan jalan nafas. deviasi dari kisaran normal (skala 5) batuk.
d. Suara nafas tambahan tidak ada (skala 5) g. Kolaborasi pemberian bronkodilator, resep inhaler
e. Akumulasi sputum tidak ada (skala 5) dan pengobatan aerosol.
f. Batuk tidak ada (skala 5) 2. NIC Label: Manajemen Alergi
2. NOC Label: Kontrol Gejala Aktivitas-aktivitas
Definisi: Tindakan seseorang untuk mengurangi a. Identifikasi alergi yang diketahui dan reaksi yang
perubahan fungsi fisik dan emosi tidak biasa
17

Indikator: b. Monitor pasien terhadap reaksi alergi dan


a. Memantau munculnya gejala secara konsisten pengobatan
ditunjukkan (skala 5) c. Bantu pasien untuk melakukan tes alergi
b. Memantau keparahan gejala secara konsisten sebagaimana mestinya
ditunjukkan (skala 5) d. Intruksikan pasien untuk mencegah situasi yang
c. Memantau frekuensi gejala secara konsisten menimbulkan reaksi alergi
ditunjukkan (skala 5) e. Diskusikan bersama pasien dan keluarga metode
d. Melakukan tindakan pencegahan secara konsisten untuk mengontrol alergen dari lingkungan
ditunjukkan (skala 5) f. Kolaborasikan obat-obatan untuk mengurangi atau
e. Melakukan tindakan untuk mengurangi gejala secara meminimalkan respon alergi atau pemberian
konsisten ditujukkan (skala 5) injeksi anti alergi bila diperlukan
f. Mendapatkan perawatan kesehatan ketika gejala
muncul secara konsisten ditunjukkan (skala 5)
g. Melaporkan gejala yang dapat dikontrol secara
konsisten ditunjukkan (skala 5)
2 Ketidakefektifan pola nafas 1. NOC Label: Status Pernafasan: Ventilasi 1. NIC Label: Monitor Pernafasan
berhubungan dengan Definisi: Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru Aktivitas-aktivitas

hiperventilasi Indikator: a. Monitor kecepatan, irama, kedalam, dan adanya


a. Frekuensi pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran tanda kesulitan bernafas
normal (skala 5) b. Monitor adanya suara nafas tambahan seperti
Definisi: Inspirasi dan atau
b. Irama pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran normal mengi atau stridor
ekspirasi yang tidak
18

memberi ventilasi adekuat (skala 5) c. Monitor saturasi oksigen sesuai dengan protokol
c. Kedalaman inspirasi tidak ada deviasi dari kisaran yang ada
normal (skala 5) d. Monitor pola nafas (bradipneu, takipneu,
d. Suara perkusi nafas tidak ada deviasi dari kisaran hiperventilasi, pernafasan kusmaul,)
normal (skala 5) e. Pasang sensor atau alat pemantauan oksigen non
e. Volume tidal tidak ada deviasi dari kisaran normal invasi sesuai prosedur yang ada
(skala 5) f. Auskultasi suara nafas dan catat keberadaan suara
f. Penggunaan otot bantu nafas tidak ada (skala 5) nafas tambahan
g. Retraksi dinding dada tidak ada (skala 5) g. Diskusikan keluhan sesak termasuk kegiatan yang
h. Dispnea saat istirahat dan beraktivitas tidak ada (skala meningkatkan atau memperburuk sesak nafas
5) h. Kolaborasikan pemeriksaan foto thorak
i. Taktil fremitus tidak ada (skala 5)
2. NOC Label: Manajemen Diri: Asma 2. NIC Label: Manajemen Asma
Definisi: Tindakan seseorang untuk mengelola asma, Aktivitas-aktivitas:
pengobatannya dan untuk mencegah a. Identifikasi status dasar pernafasan sebagai titik
komplikasi pembanding
Indikator: b. Monitor reaksi asma
a. Menggambarkan faktor penyebab secara konsisten c. Berikan posisi semifowler untuk memaksimalkan
ditunjukkan (skala 5) pernafasan
b. Mengenali pemicu asma secara konsisten ditunjukkan d. Tawarkan minuman hangat untuk melegakan
(Skala 5) pernafasan
19

c. Melakukan modifikasi lingkungan yang tepat (skala 5) e. Ajarkan tehnik relaksasi nafas
d. Tidur nyenyak tanpa batuk dan suara wheezing (skala f. Diskusikan penggunaan fasilitas kesehatan
5) terdekat atau sumber yang ada jika terjadi
e. Menggunakan inhaler dan nebulizer dengan tepat serangan akut atau muncul gejala yang berbahaya
(skala 5) g. Kolaborasikan peresepan pemberian inaler dan
f. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol secara obat-obatan yang meringakan gejala
konsisten ditujukkan (skala 5)
g. Melaporkan pengontrolan asma secara konsisten
ditunjukkan (skala 5)
3 Hambatan pertukaran gas 1. NOC 1. NIC Label: Terapi Oksigen
berhubungan dengan Label: Perfusi Jaringan: Perifer Aktivitas-aktivitas

ketidakseimbangan Definis: Kecukupan aliran darah dan oksigen melalui a. Monitor Vital sign, status pernafasan dan status
pembuluh darah kecil di ujung kaki dan tangan oksigenasi
ventilasi dan perfusi
untuk mempertahankan fungsi jaringan. b. Monitor kecemasan pasien terhadap pemberian terapi
Indikator: oksigenasi
Definisi: Kelebihan atau
a. Pengisian kapiler jari tidak ada deviasi dari kisaran c. Pertahankan kepatenan jalan nafas pasien
defisit pada oksigenasi dan
normal (skala 5) d. Atur posisi pasien dalam posisi semifowler
atau eleminasi karbon b. Pengisian kapler jari kaki tidak ada deviasi dari e. Berikan terapi oksigenasi sesuai kebutuhan
dioksida pada membran kisaran normal (skala 5) f. Diskusikan bersama pasien dan keluarga untuk
alveolar-kapiler c. Pengisian kapiler jari tangan tidak ada deviasi dari penggunaan oksigen di rumah
kisaran normal (skala 5) g. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan lain mengenai
20

d. Muka pucat tidak ada (skala 5) penggunaan oksigen tambahan selama kegiatan atau
e. Sianosis tidak ada (skala 5) tidur.
f. Kelemahan otot tidak ada (skala 5) 2. NIC Label: Manajemen Asam Basa
2. NOC Label: Perfusi Jaringan: Pulmonari Aktivitas-aktivitas
Definisi: Kecukupan aliran darah dan oksigen melalui a. Monitor kecenderungan pH arteri, PaCO2, dan HCO3
pembuluh darah pulmonari untuk perfusi unit dan kompensasi mekanisme fisiologi yang terjadi
alveolar- kapiler b. Monitor gas darah arteri, level serum, dan urin
Indikator: elektrolit bila diperlukan
a. Pindaian perfusi ventilasi tidak ada deviasi dari c. Monitor adanya gejala kegagalan nafas
kisaran normal (skala 5) d. Monitor pola pernafasan pasien
b. Tekanan arteri pulmonalis tidak ada deviasi dari e. Pertahankan kepatenan jalan nafas pasien
kisaran normal (skala 5) f. Atur posisi pasien untuk mendapatkan ventilasi yang
c. Tekanan pasial oksigen dalam darah arteri (PaO2) adekuat
tidak ada deviasi dari kisaran normal (skala 5) g. Berikan terapi oksigen dengan tepat
d. Tekanan parsial karbon dioksida dalam darah h. Diskusikan bersama pasien dan keluarga atas
arteri (PaCO2) tidak ada deviasi dari kisaran tindakan yang disarankan untuk mengatasi
normal (skala 5) ketidakseimbangan asam basa.
e. Arteri pH tidak ada deviasi dari kisaran normal i. Kolaborasikan pemberian obat yang telah diresepkan
(skala 5) berdasarkan pada status pH, PaCO2, HCO3, dan
f. Saturasi oksigen tidak ada deviasi dari kisaran serum elektrolit dengan cara yang tepat
normal (skala 5)
21

g. Nyeri dada tidak ada (skala 5)


h. Gangguan pertukaran gas tidak ada (skala 5)

4 Intoleransi aktivitas 1. NOC Label: Toleransi Terhadap Aktivitas 1. NIC Label: Terapi Oksigen
berhubungan dengan Definisi: Respon fisiologi terhadap pergerakan yang Aktivitas-aktivitas

ketidakseimbangan memerlukan energi dalam aktivitas a. Monitor vital sign dan status
sehari-hari. pernafasan
antara suplai dan
Indikator: b. Monitor status oksigenasi
kebutuhan oksigen
a. Saturasi oksigen ketika beraktivitas tidak c. Monitor kecemasan pasien terhadap
terganggu (skala5) pemberian terapi oksigenasi
Definisi: ketidakcukupan
b. Frekuensi nadi dan pernafasan ketika beraktivitas d. Monitor efektifitas pemberian terapi
energi psikologis atau tidak terganggu (skala 5) oksigen
fisiologis untuk c. Warna kulit tidak terganggu (skala 5) e. Pertahankan kepatenan jalan nafas
mempertahankan atau d. Kemampuan melakukan aktivitas hidup harian pasien
menyelesaikan aktivitas (ADL) tidak terganggu (skala 5) f. Atur posisi pasien dalam posisi
kehidupan sehari-hari yang e. Kemampuan berbicara saat melakukan aktivitas semifowler
harus atau yang ingin fisik tidak terganggu (skala 5) g. Berikan terapi oksigenasi sesuai

dilakukan 2. NOC Label: Status Pernafasan kebutuhan


Definisi: Proses keluar masuknya udara di paru-paru h. Diskusikan bersama pasien dan
serta pertukaran oksigen dengan keluarga untuk penggunaan oksigen di rumah
22

karbondioksida di alveoli 2. NIC Label: Manajemen Energi


Aktivitas- aktivitas
Indikator: a. Kaji status fisiologi pasien yang
a. Frekuensi pernafasan tidak ada deviasi dari kisara menyebabkan kelelahan sesuai konteks usia dan
normal (skala 5) perkembangan
b. Irama pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran b. Monitor sistem kardiorespirasi pasien
normal (skala 5) selama kegiatan (dipsnea, pucat, frekuensi nafas)
c. Kedalaman pernafasan tidak ada deviasi dari c. Berikan kegiatan pengalihan yang
kisaran normal (skala 5) menenangkan untuk meningkatkan relaksasi
d. Kapasitas vital tidak ada deviasi dari kisaran d. Bantu pasien untuk membatasi
normal (skala 5) aktivitas
e. Saturasi oksigen tidak ada deviasi dari kisaran e. Bantu pasien untuk meningkatkan
normal (skala 5) tirah baring
f. Sianosis tidak ada (skala 5) f. Diskusikan bersama pasien dan
g. Penggunaan otot bantu nafas tidak ada (skala 5) keluarga untuk mempriotitaskan kegiatan untuk
mengakomodasi energi yang diperlukan
g. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
mengenali gejala kelelahan yang muncul ketika
beraktivitas
h. Konsultasikan dengan spesialis paru
untuk jadwal terapi bila diperlukan
23

5 Ansietas berhubungan 1. NOC Label: Tingkat Kecemasan 1. NIC Label:


dengan ancaman pada Definisi: Keparahan dari tanda-tanda ketakutan, Aktivitas-aktivitas

status terkini ketegangan, atau kegelisahan yang berasal a. Monitor tanda-tanda kecemasan
dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi b. Monitor respon terhadap kecemasan
Indikator: c. Bantu ciptakan lingkungan yang nyaman untuk
a. Perasaan gelisah tidak ada (skala 5) mengurangi kecemasan
Definisi: Perasaan tidak
b. Wajah tegang tidak ada (skala 5) d. Berikan tehnik relaksasi (terapi musik, terapi
nyaman atau kekhawatiran
c. Sangat panik tidak ada (skala 5) bermain, penggunaan aromaterapi) untuk
yang samar disertai respon d. Rasa takut yang disampaikan secara lisan tidak mengurangi kecemasan
otonom, perasaan takut ada (skala 5) e. Ajarkan pasien dan keluarga untuk memilih dan
yang sebabkan oleh e. Peningkatan frekuensi nadi dan napas tidak ada mempraktikkan tehnik relaksasi yang telah
antisipasi terhadap bahaya. (skala 5) disepakati
f. Berkeringat dingin tidak ada (skala 5) f. Kolaborasikan terapi tambahan farmakologi
untuk mengurangi kecemasan bila diperlukan
Sumber : (Moorhead et al, 2016), (Bulechek et al, 2016).
24

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara

optimal, (Setiadi, 2012).

E. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan klien, dengan melibatkan klien dengan

tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara yang

berkesinambungan dengan melibatkana klien, keluarga, dan tenaga

kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan

klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil

pada tahap perencanaa (Setiadi, 2012).


DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C. M. (2016).

Nursing Intervention Classification (NIC) (6th ed). Elsevier Inc.

GINA. (2016). Global Strategy for Asthma Management and Prevention ( 2016

update ). Global Initiative For Asthma.

Global Initiative For Asthma (GINA). (2016). Pocket Guide for Asthma Management

And Prevention for Adults and Children Older than 5 Year.

Infodatin. (2019). Penderita Asma Di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI.

Keliat, B.A., Windarwati, H.D., Pawirowiyono, A., Subu, M. A. (2015). Diagnosis

Keperawatan Definisi & Klasifikasi (Edisi 10). EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes

Classification (NOC) (5th ed). Elsevier Inc.

Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Padila. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Nuha Medika.

Saputra, Lyndon & Dwisang, E. . (2012). Anatomi & Fisiologi untuk Perawat dan

paramedis. Binarupa Aksara Publisher.

Setiadi. (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan; Teori dan
Praktik. Graha Ilmu.
Wijaya, A.S. & Putri, Y. . (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1 (Keperawatan

Dewasa (Pertama). Nuha Medika.


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK MENDIKNAS RI. NOMOR 122/D/O/2007
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/ Akred/ PT/IV/2015
Kompleks Kampus MAPINDO Jl. Padang Luwih, Tegal Jaya Dalung - Badung
Telp. (0361) 9072036,Email: binausada@yahoo.com Web: binausadabali.ac.id

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.K


DENGAN PENYAKIT ASMA BRONCHIAL
TANGGAL 24-26 APRIL 2023
DI RUANG KOSALA

I. PENGKAJIAN
A. Tanggal Masuk : 24 April 2023
B. Tanggal Pengkajian : 24 April 2023
C. Jam Pengkajian : 10.00 wita
D. CM : 11xxxxx
E. Sumber Data : Primer : Pasien dan Keluarga
F. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Tn.K
Umur : 55 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Jl Subak Darmayasa, Gg,Busana 2,Abiansemal
Status Pernikahan : Kawin
2. Penanggung Jawab Pasien
Nama : Ny.KN
Umur : 43 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl Subak Darmayasa, Gg,Busana 2,Abiansemal
Status Pernikahan : Kawin
Hub. Dengan PX : Istri
G. Riwayat Kesehatan
1. Alasan Utama Masuk Rumah Sakit dan Perjalanan Penyakit Saat Ini
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
pasien mangatakan merasa sesak sejak kemarin malam dan memberat pukul 03.00
wita.
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengeluh sesak dan batuk berdahak ,susah untuk mengeluarkan dahaknya,
pasien mengeluh lemas.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
pasien mengatakan udara pada malam hari agak dingin sehingga nafasnya sudah
mulai berat, pada saat pukul 03.00 wita pasien sudah tidak bisa menahannya lagi dan
langsung pergi berobat ke IGD. .
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asma kurang lebih 3 tahun ke RS.
Pasien masih rutin menggunakan symbiort inhalasi sebagai obat rutin.
4. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan memiliki alergi debu dan dingin, sedangkan tidak ada alergi terhadap
obat ataupun makanan.
5. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal

--------- : Tinggal satu rumah

Keterangan Genogram

Pasien merupakan seorang suami, pasien tinggal bersama istri dan anak perempuannya.
Pasien mengatakan keadaan lingkungan di rumahnya berdebu karena sering dilewati oleh
kendaraan dan jalan belum beraspal.

H. Pola Fungsi Kesehatan


1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu membersihkan lingkungan di rumahnya, jika
pasien sakit akan langsung berobat ke puskesmas
Saat sakit : pasien mengatakan mempercayakan pengobatannya pada dokter dan perawat
di RS.
2. Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan lauk, sayur dan habis 1 porsi
dan minum 5-7 gelas per hari.
Saat sakit : pasien makan 3x sehari sesuai diet dari RS dan hanya habis ¼ porsi, minum
air kurang lebih 500 cc per hari.
3. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Mobilisasi di tempat tidur & ambulasi ROM √

0: mandiri, 2: dibantu orang, 4: tergantung total


1: menggunakan alat bantu, 3: dibantu orang lain dan alat,
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa beraktivitas mandiri tanpa bantuan.
Saat sakit : pasien mengatakan sesak napas dan lemas saat beraktivitas sehingga perlu
bantuan perawat dan pasien menggunakan O2 3 ltr/menit
4. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa tidur malam dari pukul 21.00 wita sampai
dengan pukul 05.00 wita dengan kualitas tidur nyenyak. Saat sakit : pasien mengatakan
tidur 4-6 jam, sering terbangun karena batuk.
5. Eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1x per hari dengan konsistensi lembek, warna
kecoklatan, BAK 6-7x perhari dengan warna kuning jernih. Saat sakit, pasien
mengatakan BAB cair 2x tadi pagi, flatus (+) BAK 5-6 x/hari dengan warna kuning
jernih.
6. Pola Persepsi Diri (Konsep Diri)
Sebelum sakit : pasien mampu melakukan peran sebagai suami dan kepala keluarga.
Pasien biasa bekerja pegawai swasta.
Saat sakit : Pasien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur, pasien mengatakan ingin
cepat sembuh agar keluarga tidak cemas.
7. Peran dan Hubungan Sosial
Sebelum sakit, pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik. Saat
sakit, pasien mengatakan menjalin hubungan baik dengan pasien lain dan petugas
kesehatan.
8. Seksual dan Reproduksi
Sebelum dan saat sakit, pasien tidak memiliki keluhan reproduksi
9. Manajemen Koping
Sebelum dan saat sakit, pasien mengatakan selalu menceritakan keluhannya pada
keluarganya dan bersama-sama mencari solusi.
10. Kognitif Perseptual
Sebelum dan saat sakit pasien mengatakan mampu memahami dan menerima topik saat
berkomunikasi dengan orang lain.
11. Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Hindu, sebelum sakit pasien mengatakan rutin sembahyang setiap hari.
Saat sakit, pasien mengatakan berdoa agar cepat sembuh dan meminta dibawakan tirta
oleh keluarganya.
I. Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,6 °C
Nadi : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
SpO2 : 98% terpasang selang oksigen kanul 3 lpm
2. Kesadaran : CM
GCS : 15
Eye :4
Motorik :5
Verbal :6
3. Keadaan Umum:
a) Sakit/ nyeri : √ Ringan Sedang Berat
Skala nyeri : √
Lokasi nyeri :
b) Status gizi : Gemuk Normal √ Kurus
BB: 60 kg TB: 165 cm √

c) Sikap : √ Tenang Gelisah Menahan nyeri



d) Personal hygiene : √ Bersih Kotor
Lain-lain √
:……………………………………………………
e) Orientasi waktu/ tempat/ orang : √ Baik Terganggu
4. Pemeriksaan Fisik Head To Toe √

a. Kepala
 Bentuk : √ Mesochepale Mikrochepale
√ Hidrochepale

Lain-lain :……………………………………………………
 Lesi/luka : Hematome Perdarahan Luka sobek
Lain-lain :……………………………………………………
b. Rambut
 Warna : Hitam diselingi uban
 Distribusi rambut : merata
 Kelainan :

c. Mata
 Penglihatan : √ Normal Kaca Mata/ Lensa
Lain-Lain √
:…………………………………………………….
 Sklera : Ikterik √ Tidak ikterik
 Konjungtiva : Anemis √√ Tidak Anemis

 Pupil : √ Isokor Anisokor
√ Midriasis Katarak
 Kelainan : Kebutaan kanan/kiri
 Data tambahan : ………………………………………………………...
……………………………………………………………………….……

d. Hidung
 Penghidu : √ Normal Ada gangguan…………
√ ada
 Secret/darah/polip : tidak
 Tarikan cuping hidung : √ Ya Tidak

Lain-lain :…………………………………………….………………..
e. Telinga
 Pendarahan : √ Normal Kerusakan

Tuli kanan/kiri Tinnitus

Alat bantu dengar

Lain-lain :…………………………………………… ………………

 Skret/ cairan/ darah : Ada √ Tidak


Bau:………………………. √
Warna: ……………………

f. Mulut dan Gigi


 Bibir : Lembab √ Kering Cianosis Pecah-pecah
 Mulut dan Tenggorokan : √ √ Normal Lesi Stomatitis

 Gigi : √ Penuh/Normal Ompong Lain-lain:………..


g. Leher √

 Pembesaran tyroid : Ya √ Tidak


 Lesi : Tidak √ Ya, di sebelah…………

 Nadi karotis : √√ Teraba Tidak



 Pembesaran limfoid : Ya Tidak
h. Thorax
 Jantung :1. Nadi 98 x/menit
2. Kekuatan : √ Kuat Lemah

3. Irama : √ Teratur Tidak

4. Lain-lain:………………………………………

 Paru-paru : 1. Frekuensi nafas : √ Teratur Tidak


2. Kualitas : √
Normal Dalam Dangkal


3. Suara nafas : Vesikuler √ Ronchi

√ Wheezing

4. Batuk : √ Ya Tidak

5. Sumbatan jalan nafas : √ Sputum Lendir

Darah Ludah

 Retraksi dada : √ Ada Tidak



 I : Respirasi 28x/menit, menggunakan otot bantu pernapasan, takipnea
P : Fremitus menurun pada kedua paru

P : hipersonor

A: ronchi (+)lapang paru kanan, wheezing pada kedua lapang paru

i. Abdomen
 Peristaltik usus : √ Ada, 10 x/menit Tidak ada
√ Hiperperistaltik Lain-lain:……………

 Kembung : Ya √ Tidak

 Nyeri tekan : √ Tidak Ya,dikuadran…….../bagian……...
 Ascites : √ Ada √ Tidak ada

 I : Tidak ada lesi
P : tidak ada nyeri tekan

P : timpani

A: bising usus 10x/menit

Genetalia

 Pimosis : Ya √ Tidak

 Alat bantu : Ya √ Tidak
 Kelainan : √ Tidak √ Ya, berupa………………………
j. Kulit √

 Turgor : Elastis √ Kering Lain-lain………………



 Laserasi : Luka Memar Lain-lain di daerah…….
 Warna kulit : √ Normal(putih/sawo matang/hitam) Pucat
√ Sianosis Ikterik Lain-lain…………

k. Ekstrimitas
 Kekuatan otot : 4444 4444
4444 4444

 ROM : √ Penuh Terbatas


 Hemiplegic/ parese : √√ Tidak Ya, kanan/kiri
 Akral : √√ Hangat Dingin
 Capillary refill time : √√ < 3 detik >3detik
 Edema : √ Tidak ada √ Ada, di daerah tangan dan kaki

 Lain-lain :…………………………………………………………….

l. Data pemeriksaan fisik tambahan


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………

m. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap tgl 24 April 2023
HGB : 12,6 gr/dL
WBC : 12,76
PLT : 250
RBC : 4,20
HCT : 34,1

Faal Ginjal tgl 24 April 2023


Ureum : 23
Kreatinin Serum : 1,1
 Rontgen
Hasil Ro. Thorax tgl 24 April 2023
Ditemukan hiperinflasi paru dan hiperlusi
Lain-lain
EKG : Hasil sinus normal rhytime
n. Terapi Medik
Tanggal : 24 April 2023
Cara
No Terapi Dosis Fungsi Terapi
Pemakaian
1. NaCl 0,9% 20 tpm Cairan elektrolit IV line
2. Levofloxacin 1x750mg Antibiotik IV
3. Pantoprazole 2x40mg Antiemetik IV
4. Combivent @8jam Bronchodilator Nebulezer
5. Paracetamol 3x500mg Antipiretik Oral

II. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Klien : Tn. K No RM : 11xxxxxx
Umur /JK : 55 th/ Laki-laki Dx Medis : Asma Bronchial
Masalah
No. Tanggal Data Fokus Etiologi
Keperawatan

1. 24-04- DS : Pasien mengatakan Allergen (cuaca dingin) Ketidakefektifan


2023 sesak, batuk dan dahak susah bersihan jalan
Antigen yang terikat
dikeluarkan. Pasien IGE pada permukan sel napas
mast atau basofil
mengatakan memiliki alergi
dingin dan debu. Spasme otot polos
sekresi kelenjar bonkus
DO : takipnea,TD : 120/70 meningkat
Nadi : 98x/menit, respirasi
Sputum berlebih, batuk,
28x/menit, Suhu : 36,6 °C, Mengi / wheezing, sesak
ronchi (+) lapang paru napas

kanan,wheezing (+) pada Ketidakefektifan


kedua lapang paru, retraksi bersihan jalan napas
otot dada (+), sputum pada
saluran napas,napas cuping Ketidakseimbanga
n nutrisi: kurang
hidung,terpasang O2 kanul 3 dari kebutuhan
lpm
2. 24-04- Obstruksi jalan napas
2023
Penurunan asupan O2
DS : pasien mengatakan mual
muntah 2x, lemas, tidak ada Hipoksemia
nafsu makan.
Penurunan perfusi O2 ke
DO : pasien tampak lemas,
jaringan
pucat (+), bibir kering,
makanan hanya habis ¼
Mual muntah, penurunan
porsi, minum 200cc
nafsu makan
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh

ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn.K No RM : 11xxxxxx


Umur /JK : 55 th/ Laki-laki Dx Medis : Asma bronchial
Masalah
No. Tanggal Data Fokus Etiologi
Keperawatan

3. 24-04- DS : Pasien mengatakan Obstruksi jalan napas Intoleransi


2023 sesak nafas dan lemas Aktivitas
Suplai oksigen dalam
DO: pasien tampak pucat, jaringan kurang
ADL di bantu oleh perawat
Kelemahan
dan keluarga, respirasi
24x/menit, Nadi 98x/menit Intoleransi aktivitas
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No.
Dx Tgl Tgl
Diagnosa Keperawatan Paraf
Muncul Teratasi
Kep

1. 24-04- Ketidakefektifan bersihan jalan napas 26-04- Likha


2023 berhubungan dengan obstruksi jalan napas, 2023
peningkatan produksi sekret ditandai dengan
pasien mengatakan batuk berdahak dan susah
untuk dikeluarkan, takipnea,TD : 140/70 Nadi :
104x/menit, respirasi 28x/menit, Suhu : 36,6 °C,
ronchi (+)pada lapang paru kanan, wheezing (+)
pada kedua lapang paru, retraksi otot dada (+),
sputum pada saluran napas (+) napas cuping
hidung,terpasang selang O2 kanul 3 lpm

2. 24-04- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan 26-04- Likha


2023 tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan 2023
untuk makan ditandai dengan pasien mengatakan
mual muntah 2x, lemas, tidak ada nafsu makan,
pasien tampak lemas, pucat (+), bibir kering,
makanan hanya habis ¼ porsi.

3. 24-04- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan 26-04- Likha


2023 ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan 2023
oksigen ditandai dengan pasien mengatakan
mudah lelah, ngos-ngosan jika akan ke kamar
mandi, pasien tampak pucat, ADL dibantu oleh
perawat, respirasi 28x/menit, Nadi 104x/menit

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/ No. Rencana Keperawatan

Tang Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


gal Hasil

Seni 1 Setelah diberikan NIC: Manajemen jalan napas


n, asuhan keperawatan
selama 3x24 jam 1. Kaji frekuensi/ 1. Pernapasan
24- kedalaman dan gerakan dangkal (
diharapkan bersihan dada takipnea) terjadi
04- jalan napas efektif 2. Auskultasi area paru, karena
2023 dengan kriteria hasil : catat area penurunan ketidaknyamana
3. Bantu pasien latih n gerakan
NOC : status batuk efektif dinding dada
pernapasan 4. Delegatif pemberian 2. Suara tambahan
nebuliser sering terdengar
 Frekuensi pada
pernapasan pernapasan
dipertahankan sebagai respon
pada skala 2 terhadap
ditingkatkan ke pengumpulan
skala 4 ( cairan jalan
deviasi ringan napas.
dari kisaran 3. Merangsang
normal) batuk secara
 Irama mekanikuntuk
pernapasan pembersihan
dipertahankan jalan napas.
pada skala 2 4. Memaksimalka
ditingkatkna ke n pengeluaran
skala 4 dahak.
 Kepatenan
jalan napas
dipertahankan
pada skala 2
ditingkatkan ke
skala 4

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/ No. Rencana Keperawatan

Tang Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


gal Hasil

Seni 2 Setelah diberikan NIC : Manajemen nutrisi


n, asuhan keperawatan
1. Pastikan makanan 1. Memunculkan
3x24 jam diharapkan
disajikan dengan cara nafsu makan
24- kebutuhan nutrisi yg menarik dan pada pasien,
pasien terpenuhi, suhu yang tepat untuk makanan
04-
dengan kriteria hasil : di konsumsi dengan suhu
2023 2. Identitifikasi adanya dingin memicu
NOC : status nutrisi : alergi atau intoleransi mual
asupan makan dan makanan yang dimiliki 2. Mencegah
cairan oleh pasien adanya reaksi
3. Ciptakan lingkungan alergi pada
 Asupan yang optimal pada saat pasien
makanan mengkonsumsi 3. Menjaga
peroral makanan kenyamanan
dipertahankan 4. Kolaborasi dengan ahli pasien saat
pada skala 2 gizi untuk menentukan makan
ditingkatkan ke jumlah kalori dan 4. Mempertahanka
skala 4 nutrisi pasien n status nutrisi
 Asupan cairan 5. Pemberian obat-obatan pasien menjadi
peroral antiemetik sebelum lebih baik
dipertahankan makan 5. Mengurangi
pada skala 2 mual muntah
ditingkan pada
skala 4
 Asupan cairan
intravena
dipertahankan
pada skala 2
ditingkatkan
pada skala 4

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/ No. Rencana Keperawatan

Tang Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


gal Hasil

Seni Setelah diberikan NIC : Manajemen energi


n, asuhan keperawatan
3 1. Tentukan jenis dan 1. Mengurangi
selama 3x24 jam
banyaknya aktivitas kelelahan yang
24- diharapkan ADLs yang dibutuhkan pasien terjadi pada
pasien terpenuhi 2. Monitor intake nutrisi pasien
04-
dengan kriteria hasil pasien 2. Agar sumber
2023 NIC : Bantuan perawatan diri energi adekuat
NOC : Toleransi 3. Mengetahui
terhadap aktivitas 3. Monitor kemampuan kemampuan
perawatan diri secara pasien dalam
 Saturasi O2 saat mandiri perawatan diri
beraktivitas 4. Berikan bantuan secara mandiri
dipertahankan pada sampai pasien mampu 4. Kebutuhan
skala 2 ditingkatkan melakukan perawatan pasien menjadi
ke skala 4 mandiri secara mandiri terpenuhi
 Frekuensi nadi 5. Ciptakan rutinitas 5. Membantu
ketika beraktivitas aktivitas perawatan dalam jadwal
dipertahankan pada mandiri perawatan diri
skala 2 ditingkan pasien
pada skala 4
 Frekuensi napas
dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan
pada skala 4
NOC : Daya Tahan

 Melakukan aktivitas
rutin dipertahankan
pada skala 2
ditingkatkan pada
skala4
 Kelelahan
dipetahankan pada
skala 2 ditingkatkan
skala 4.

V. IMPLEMENTASI

Hari/ No. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

TGL Dx

Seni 1,3 10.00 Mengkaji status pernapasan DS: pasien mengatakan Likha
n, pasien batuk berdahak dan
terasa lengket di
24- Diskusikan bersama pasien dan
tenggorokan ,lemas,
04- keluarga metode untuk
pasien mengatakan
2023 mengontrol alergen dari
memiliki alergi dingin
lingkungan
dan debu

DO: ronchi(+)pada paru


kanan, wheezing (+) pada
kedua lapang paru,
menggunakan otot bantu
pernapasan, RR:
28x/menit, N: 98x/menit

1,2 11.15 Memberikan injeksi obat DS : - Likha


Levofloxacin 750mg iv,
DO:Obat masuk, alergi(-)
pantoprazole 40mg iv

1 11.30 Memberikan nebulizer DS: -


combivent DO: obat masuk, alergi(-)

1 11.45 Mengajarkan pasien untuk DS: pasien akan


batuk efektif mencoba

DO: pasien kooperatif

2 13.00 Membantu memberikan obat DS:-


ondansentron 4 mg iv
DO:obat masuk,alergi(-)

3 13.10 Membantu pasien untuk DS: pasien mengatakan Likha


memenuhi ADLnya nyaman

DO: pasien tampak


tenang

IMPLEMENTASI

Hari/ No. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

TGL Dx

1,2,3 13.20 Melakukan TTV TD: 140/70,


N:104x/menit, S:36,6
Likha
RR: 28x/menit, SpO2:
98%
Likha
2,3 13.30 Membantu pasien untuk DO: pasien mengatakan
memberikan makan dan masih agak mual
minum
DS: makanan hanya
habis ¼,minum 200cc

1 14.00 Memberi pasien posisi DS: pasien mengatakan


semifowler nyaman

DO: pasien tampak


tenang
Sela 1 09.00 Mengkaji status pernapasan DS: pasien mengatakan Likha
sa, pasien sesak berkurang, batuk
masih berdahak, pasien
25- Diskusikan bersama pasien dan
menggunakan pakaian
04- keluarga metode untuk
hangat agar terhindar dari
2023 mengontrol alergen dari
dingin
lingkungan
DO: penggunaan otot Likha

1,2,3 09.15 bantu pernapasan,


ronchi(+), wheezing (-),
pasien tampak
menggunakan pakaian
hangat agar terhindar dari
sumber alergi yaitu
dingin

Melakukan TTV

DS:pasien mengatakan
sesak berkurang

DO: TD 130/80 N:
94x/menit S: 36,5 RR:
24x/menit

IMPLEMENTASI

Hari/ No. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

TGL Dx

3 10.30 Monitor kemampuan DS: pasien lemas


perawatan diri pasien secara
DO: kebutuhan ADL Likha
mandiri
dibantu perawat
11.00

2,3 Memberikan injeksi obat DS:-


Levofloxacin 750mg iv,
DO: obat masuk,alergi(-)
pantoprazole 40mg iv
DS: pasien mengatakan
11.15 Memonitor intake nutrisi
masih lemas
2,3 pasien
DO: makanan habis ¼
Likha
porsi, minum 300cc

Memberikan injeksi obat


DS:-
13.00 ondansentron 4 mg iv
2
DO: obat masuk,alergi(-)

DS:- Likha

DO: obat masuk,alergi(-)


13.30
DS: pasien mengatakan
Memberikan nebulizer
1 dahak mau keluar
combivent
DO: pernapasan spontan,
13.45 Menganjurkan pasien untuk
irama napas teratur
1 batuk efektif

IMPLEMENTASI

Hari/ No. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

TGL Dx

Rab 1,3 16.00 Mengkaji kedalaman dan DS: Pasien megataka Likha
u, gerakan dada sesak berkurang, batuk
berkurang tetapi masih
26- berdahak
04-
DO: pasien tenang,
2023
batuk(+) dahak bisa
dikeluarkan

DS: pasien mengatakan


1,2,3 16.15 Melakukan TTV dahak bisa dikeluarkan

DO: TD: 130/70 N: Likha


88x/menit S: 36,5 RR:
22x/menit

DS: -
1 16.45 Memberikan nebulizer Likha
DO: obat masuk, alergi(-)
combiven

DS: pasien mengatakan


Menganjurkan pasien batuk
1 17.10 dahak bisa dikeluarkan
efektif
DO:pasien kooperatif

IMPLEMENTASI

Hari/ No. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

TGL Dx

2,3 17.50 Memberikan ondansectron 4 DS:- Likha


mg iv
DO: obat masuk,alergi(-)
Memonitor asupan nutrisi
2,3 18.30 DS: pasien mengatakan
pasien
sudah makan

DO: makanan habis 1


porsi, minum 300cc Likha
3 19.20
Membantu pasien untuk DS: pasien mengatakan
melakukan aktivitas rutin bisa melakukan aktivitas
secara teratur mandiri secara perlahan

DO: pasien tampak mulai


bisa beraktivitas, pasien
duduk.

VI. EVALUASI

No Hari/ No. Jam Evaluasi Paraf


Dx
Tanggal

1. Rabu, 1 19.30 S: pasien mengatakan masih batuk, dahak mudah Likha


untuk dikeluarkan. Pasien akan menggunakan
26-04-
jaket jika merasa cuaca mulai dingin agar tidak
2023
kambuh sesaknya.

O: pasien tampak masih batuk, dahak(+), pasien


tampak tenang, RR: 22x/menit, pasien tampak
sudah memahami jika cuaca mulai dingin agar
menggunakan pakaian hangat

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 2,3,4

2. Rabu, 2 19.30 S: pasien mengatakan sudah bisa makan Likha


perlahan-lahan, tidak ada mual
26-04-
2023 O: pasien tenang, makanan habis 1 porsi, minum
400cc

A: Masalah teratasi

P: pertahankan kondisi pasien


3. 3 19.30
S: pasien mengatakan sudah bisa beraktivitas
Rabu,
mandiri perlahan Likha
26-04-
O: pasien tampak duduk, pasien tampak mulai
2023
beraktivitas.

A: Masalah teratasi
P: pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai