Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR MANUSIA : OKSIGENASI PADA BP. Z DENGAN CVA


NON HEMORALGIC DI RUANG PSA/ICU 2 RUMAH SAKIT
BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :
HAYU DWI CAHYANI
2304029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar :


Oksigenasi Pada Tn. Z dengan kasus CVA Non Hemoralgic di ruang PSA/ICU 2
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
akademik dan klinik

Yogyakarta, Januari 2024

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Tri Wahyuni Ismoyowati, S.Kep., Ns. Yossana Herlian, S.Kep.


Ns., M.Kep.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kebutuhan dasar manusia adalah bagian yang dibutuhkan oleh manusia
untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi dan psikologinya, yang
memiliki tujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Menurut Abraham maslow dalam teori huerarki kebutuhan menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yaitu fisiologis,
keamanan, cinta mencintai, hargadiri dan aktualisasi diri.
Stroke merupakan penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terjadi
secara tiba-tiba dan cepat yang disebabkan karena adanya perdarahan di
otak. Stroke non hemoragic adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan
jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga
menganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak. (Wilson &
Price, 2016).
B. Anatomi Fisiologi
System pernapasan
1. Hidung
Hidung merupakan organ utama saluran pernapasan yang langsung
berhubungan dengan lingkungan luar yang berfungsi sebagai jalan
masuk dan keluarnya udara melalui proses pernapasan. Selain itu
hidung juga berfungsi untuk mempertahankan dan menghangatkan
udara yang masuk, sebagai filter dalam membersihkan benda asing
yang masuk dan berperan untuk resonansi suara, sebagai tempat
reseptor alfaktorius.
2. Faring
Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan dasar dan jalan
makanan, terdapat dibawah tengkorak, di belakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang leher.
3. Laring
Tersusun dari kartilago arytenoid, cuneiform, dan corniculate.
Arytenoid bagian yang mempengaruhi pergerakan mukosa
(vokalisasi), tiga bagian lainnya tiroid, epiglottis, dan cricoid untuk
melindungi pita suara dan mengalihkan makanan dan minuman agar
melewati esofagus.
4. Trakea
Saluran tubuler yang dilewati udara dari laring ke paru-paru. Trakea
yang dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia dapat menjebak zat selain
udara yang akan didorong ke esofagus untuk ditelan atau dikeluarkan
sebagai dahak.
5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakea yang bercabang dua ke paru-
paru kanan dan kiri. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar
diameternya. Bronkus kiri lebih horizontal, lebih panjang dan lebih
sempit.
a) Bronkus
- Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus
lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 lobus)
- Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental
dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
- Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi menjadi
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki
: arteri, limfatik dan saraf
b) Bronkiolus
- Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
- Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang
memproduksi yang membentuk selimut tidak terputus untuk
melapisi bagian dalam jalan napas
c) Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis (tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
d) Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori.
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran tradisional antara
jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
6. Paru paru
Paru-paru merupakan organ tubuh yang sebagian besar organnya
berada pada rongga dada bagian atas dibagian kiri dan kanan dibatasi
oleh otot dan iga dan bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat.
Paru-paru merupakan organ yang elastis yang terletak pada rongga
dada atau thoraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru
mempunyai apeks dan basis paru kanan lebih besar dan terdiri dari 3
lobus oleh fisura interlobarus. Paru kiri lebih kecil dan terdiri dari 2
lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen
sesuai dengan segmen bronkusnya.
7. Alveoli
Merupakan bagian terminal cabang-cabang bronkus dan bertanggung
jawab akan struktur paru-paru yang menyerupai kantong kecil terbuka
pada salah satu sisinya dan tempat pertukaran 0₂ dan C0 ₂ terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu memberntuk satu lembar akan seluas
70 m2.

C. Etiologic
Etiologic dalam gangguan kebutuhan dasar oksigenasi
1. Hiperventilasi
2. Hipoventilasi
3. Deformitas tulang dan dinding dada
4. Nyeri
5. Cemas
6. Kelelahan
7. Kerusakan neuromuscular
8. Kerusakan musculoskeletal
9. Kerusakan kognitif atau persepsi
10. Obesitas
11. Posisi tubuh
12. Imaturasi neurologis kelelahan otot pernapasan
D. Klasifikasi
Stroke iskemik, stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan trombotik pada
arteri. Lokasi yang paling sering dari asal bekuan darah adalah arteri
serebral ekstrakanial, jantung (fibrilasi atrial), penyakit katup mitral,
thrombus ventrikular, arteri kecil yang mempenetrasi pada daerah otak,
dan adanya plak pada arkus aorta. Pada stroke iskemik terbagi atas
atetotrombosis arteri besar, stroke lakunar, emboli otak, dan hipoperfusi
sistemik. Stroke iskemik biasanya terjadi berupa defisit neurologis fokal
sesuai dengan distribusi pembuluh dara tunggal.

E. Patoflodiagram

Etiologic : depresi pusat pernapasan, hambatan


upaya napas (misalnya nyeri saat bernapas,
Etiologic : Virus, bakteri, kelemahan otot pernapasan), deformitas dinding
jamur dan benda asing dada, deformitas tulang dada,
(Nurarif dan Kusuma, imaturitas neurologia, posisi tubuh yang
2015) menghambat ekspansi paru, sindrom
hipoventilasi, dan efek agen farmakologis (PPNI,
2016)

Manifestasi klinis : dispnea,


Menginvasi saluran objektif yaitu penggunaan otot
pernapasan bantu pernapasan, fase ekspirasi
memanjang, pola napas abnormal Pola napas
(misalnya takipnea, bradipnea, tidak efektif
Terjadinya hiperventilasi, kussmaul, dan
peradangan Cheyne-stokes).

Pasokan
Manifestasi klinis : oksigen ke
Bersihan jalan paru-paru
adanya secret pada
napas tidak efektif menurun
saluran pernapasan

Gangguan
ketidakseimbangan
pertukaran gas
ventilasi- perfusi
Sumber : Nurarif dan Kusuma (2015) dan PPNI (2016)
Daftar Pustaka
Baughman, D. & Hackley, J. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka


Kerja (1st ed.). Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Keliat, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi &


Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: Buku Kedokteran IGC.

Mubarak, I. wahit, Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ilmu Keperawatan
Dasar (2nd ed.). Jakarta: Salemba Medika

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai