Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Ilmu Manajemen

Sebelum bahas lebih lanjut mengenai sejarah ilmu manajemen, maka hal yang perlu kita
ketahui dan pahami adalah apa itu manajemen, secara umum manajemen adalah suatu proses yang
dimana seseorang dapat merencanakan, koordinasi, serta mengatur baik individu maupun kelompok
untuk segala sesuatu yang dikerjakan guna untuk mencapai suatu tujuan secara kooperatif dengan
menggunakan sumber daya yang ada. Bisa disimpulkan bahwa ilmu manajamen adalah kemampuan
dalam mengatur sesuatu guna untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari pengertian diatas dapat
dikatakan bahwa secara tidak sengaja manajemen sudah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan terus berkembang hingga saat ini. Teori manajemen terbentuk dalam waktu yang panjang dan
melalui beberapa perkembangan. Berikut perkembangan manajemen.

Perkembangan awal Pemikiran Manajemen


Pada awalnya konsep manajemen ini sudah mulai dikembangkan di beberapa kerajaan kuno,
seperti bangsa Romawi, Babilonia, Yunani, Mesir, Sumeria, dsb. Yang dimana menurut Stoner J.A .,
R.E. Freeman dan D.K. Gilbert Jr. (1995), bahwa ada beberapa organisasi yang menerapkan
manajemen seperti bangsa Mesir yang menggunakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian dalam membangun piramida, pemerintah babilonia yang dalam
menjalankan pemerintahannya menerapkan hukum dan kebijakan, dsb. Yang dimana menurut kedua
tokoh di atas terdapat beberapa aliran dalam teori manajemen, yaitu Scientific management school,
classical organizational theory school, the behavioral school, the contingency approach, and
dynamic engangament approach.

Selain itu juga dikenal bahwa ada 2 tokoh yang menjadi pioner dalam perkembangan ilmu
manajemen yaitu, Sun Tzu dan Plato. Sun Tzu adalah seorang ahli perang Cina kuno yang dikenal
dengan strategi perangnya yang legendaris, sedangkan Plato adalah filosofi Yunani kuno yang
mendeskripsikan spesialisai pekerjaannya. Contoh salah satunya adalah ketika musuh di atas angin,
kita mundur, ketika musuh berhenti menyerang, kita goda, ketika musuh mencari perlindungan, kita
serang, ketika musuh mundur, kita kejar.

Ilmu Manajemen sebelum abad 20 juga terjadi 2 peristiwa. Peristiwa pertama adalah pada
tahun 1776 Adam Smith menerbitkan salah satu bukunya “The Wealth of Nation” yang dalam
bukunya berisi tentang keunggulan yang akan didapatkan oleh organisasi atas pembagian kerja,
dengan meneliti sebuah industri pabrik peniti yang dimana sebagai penelitian, Adam Smith
mengungkapkan bahwa dengan 10 orang yang menjalankan tugas khusus perusahaan bisa
memproduksi sekitar 48 ribu peniti dalam sehari, namun jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap tiap bagian dari pekerjaannya, maka menghasilkan 10 peniti saja sehari
sudah sangat bagus. Sehingga Adam Smith mengambil kesimpulan bahwa suatu pembagian
kerja bisa meningkatkan tingkat produktifitas dengan menghemat waktu , meningkatkan
keterampilan para pekerja, menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa
menghemat tenaga kerja. Peristiwa kedua adalah terjadinya revolusi industri di Britania. Yang
dimana revolusi ini adalah penggunaan mesin yang menggantikan peran manusia yang kemudian
mengakibatkan perpindahan aktivitas produksi yang awalnya dari rumah kerumah menuju pabrik.
Akibatnya membuat para manajer pada saat itu memerlukan teori yang bisa membantu dalam
memprediksi permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan tugas tugas untuk bawahan,
mengarahkan aktivitas sehari hari dan yang lainnya sehingga menyebabkan ilmu manajemen
kemudian mulai dikembangkan oleh para ahli. Berikut beberapa gambaran dalam perkembangan ilmu
manjemen.

Frederick W. Taylor (1856-1915)


Frederick W. Taylor merupakan pengusung aliran manajemen scientific management school.
Taylor pernah bekerja di beberapa tempat, Midvale Steel Company di Philadelphia sebagai mandor,
konsultan di beberapa perusahaan baja. Saat itu, Taylor melihat adanya fenomena “Soldering”, yang
dimana merupakan pekerja yang memperlambat kecepatan kerjanya. Taylor mencoba untuk mencari
tahu dengan menghitung lamanya setiap proses produksi baja yang seharusnya dan merancang cara
yang paling efisien untuk menyelesaikan produksi tersebut. Kemudian, Taylor menerapkan sistem
differential rate system yang dimana merupakan sistem imbal jasa yang tidak bersifat sama rata, yang
dimana berdasarkan hasil kerja. Bisa dikatakan bahwa differential rate system adalah sistem yang
dimana semakin produktifnya karyawan dalam bekerja makan semakin besar juga imbal jasa yang
didapatkan tetapi, sayangnya sistem ini memiliki kekurangan yaitu, dapat terjadinya pemutusan
hubungan kerja (PHK) serta ketidakpercayaan karyawan terhadap manajemen.

Henry L. Gantt (1861-1919)


Henry L. Gantt juga salah satu pengusung aliran manajemen yang dimana merupakan rekan kerja
Frederick W. Taylor pada saat mereka bekerja di Midvale Steel Company, Simonds Steel Company,
dan Bethlehem Steel Company. Henry L. Gantt mengembangkan suatu Teknik yang dikenal sebagai
Bagan Gantt ( Gantt Chart). Berikut salah satu contoh Bagan Gantt.

The Gilbreths
The Gilbreths merupakan pasangan suami istri Frank Gilbreth dan Lilian Gilbreth. The Gilbreths
mempelajari tentang kelelahan (fatigue) dan gerakan (motion) yang dimana dengan efisiensi gerakan
dalam bekerja dapat mengurangi tingkat kelelahan pekerja. Dalam studinya, The Gilberths dapat
mengurangi gerakan tukang penata bata dari 18 menjadi 5 gerakan fisik.

Henry Fayol (1841-1925)


Henry Fayol merupakan industrialis asal Prancis yang menerapkan teori “Classical Organization
Theory School” atau teori organisasi klasik. Yang dimana Fayol memperkenalkan 14 prinsip
manajemennya sebagai berikut :
1) Pembagian pekerjaan (division of labor)
2) Kewenangan (authority)
3) Displin (dicipline)
4) Kesatuan komando (unity of command)
5) Kesatuan dalam pengarahan (unity of direction)
6) Kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi (subordination of individual interest to the
common good)
7) Remunerasi (remuneration)
8) Sentralisasi (centralization)
9) Hierarki (the hierarchy)
10) Tata tertib (order)
11) Keadilan (equity)
12) Stabilitas staf (Stabilty of staff)
13) Inisiatif (initiative)
14) Semangat korps (esprite de corps)

Max Weber (1864-1920)

Max Weber memperkenalkan konsep birokrasi yang dimana menurut Max Weber bahwa
adanya aturan dan kewenangan yang tegas agar pekerjaan tersebut dapat terselesaikan secara rapi,
efektif, dan efisien.

Mary Parker Follet (1868-1933)

Mary Parker Follet memandang bahwa manajemen itu seni yang mencapai sesuatu tujuan
melalui orang lain.

Hugo Munsterberg (1863-1916)

Hugo Munsterberg salah satu pelopor pendekatan tingkah laku (behavioral school) bersama
dengan Elton Mayo, Abraham Maslow, dan Douglas McGregor, Munsterberg adalah seseorang yang
dikenal sebagai bapak psikologi industri yang berasal dari Jerman yang berpendapat bahwa psikologi
dapat berkontribusi bagi para manajer, bahkan dalam memotivasi karyawan.

Elton Mayo (1880-1949)

Elton melakukan riset di Hawthorne, pabrik Western Electric pada tahun 1927-1932 yang
dimana riset tersebut adalah mengenai pengaruhnya pencahayaan pabrik terhadap produktivitas
karyawan yang dimana dibuktikan bahwa kurangnya penerangan dapat menurunkan produktivitas
karyawan

Douglas McGregor

Douglas McGregor membahas mengenai perilaku dan motivasi para pekerja yang dikenal
dengan teori X (pandangan negatif) dan Y (pandangan positif).

Management Science Schools

Pada saat awal mula perang dunia ke-II, Inggris mengalami berbagai permasalahan yang
rumit yang dimana solusi yang didapatkan adalah dengan mengembangkan ilmu manajemen yang
dimana prinsipnya adalah teknik matematika yang digunakan dalam pembuatan model analisis dan
pencarian solusi masalah. Dalam hal ini dapat dirasakan berdampak pada perkembangan teknologi
komputer dan otomotif.

The System Approach

Organisasi ini dipandang sebagai suatu kesatuan yang dimana memiliki keterkaitan antar
masing-masing bagian. Dalam organisasi ini terdapat 2 jenis sistem, yaitu sistem terbuka yang dimana
organisasi yang memiliki interaksi dengan lingkungan dan sistem tertutup yang tidak memiliki
interaksi dengan lingkungan, walaupun tidak ada organisasi yang benar-benar tidak berhubungan
sama sekali dengan lingkungan, yang membedakan adalah batasan sistemnya, yang dimana sistem
terbuka lebih fleksibel sedangkan sistem tertutup lebih kaku. Terdapat aliran sistem yaitu. input yang
merupakan SDM, teknologi, informasi, kapital yang dimana memperolehnya dari eksternal dan
output yang berupa jasa atau barang yang dialirkan kepada bagian ekspternal yaitu konsumen.

Pendekatan Contigency

Seringkali disebut sebagai pendekatan situasional (situational approach) yang dimana


merupakan konsep perkembangan konsep manajemen yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan
tergantung pada masalah yang dihadapi.

Pendekatan Dynamic Engangement


Pendekatan ini menganggap bahwa faktor waktu dan hubungan manusia memengaruhi
konsep manajemen. Menurut Stoner J.A., R.E. Freeman dan D.R. Gilbert Jr. (01995), ada 6 tema teori
manajemen dalam pendekatan dinamis :

1) Lingkungan organisasi yang baru. Seorang pimpinan disarankan untuk tidak hanya peduli
pada pekerjaannya atau kesibukannya melainkan orang-orang disekitarnya baik manajer
lainnya maupun karyawannya.
2) Etika dan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang memperhatikan moral etika dan tanggung
jawab sosial akan memberikan kebanggan Dan dorongan moral bagi karyawannya yang
dimana dapat memberikan motivasi kerja sehinggan akan berdampak pada pencapaian kinerja
perusahaan.
3) Globalisasi dan menejemen. Era globalisasi seperti yang kita ketahui akan terus menyebabkan
dunia berubah-ubah maka dari itu perusahaan harus berhati-hati terhadap globalisasi karena,
persaingan perdagangan internasional akan semakin ketat.
4) Inventing dan reinventing organissasi. Beberapa perusahaan besar menunjukkan tidak
memiliki efisiensi dan mulai kehilangan daya saing dapat membuatnya memperbaiki kinerja
melalui rekayasa ulang prusahaan.
5) Budaya dan multibudaya. Manajer saat ini memiliki tuntutan yang jauh lebih berat
dikarenakan menghadapi berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda.
6) Kualitas. TQM (Total Quality Management) sudah wajib untuk dipahami oleh para manager
karena TQM dipakai oleh organisasi untuk mencapai standar kualitas sebagai target kinerja.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu manajemen terbukti ada dan digunakan
baik pada kehidupan sehari-hari maupun dalam suatu organisasi, jaman kerajaan hingga sekarang
yang dimana mengalami banyak perkembangan dan akan terus berkembang untuk mempermudah
suatu organisasi dalam menyelesaikan tujuan yang akan dicapai. Bahkan terdapat berbagai
metode manajemen yang dapat kita terapkan. Untuk saat ini, para manajer dituntut untuk
memahami semua teori manajemen yang dikarenakan agar manajer dapat memilih teori dan
konsep mana yang lebih cocok digunakan untuk menghadapi berbagai masalah baik sederhana
maupun kompleks.

Anda mungkin juga menyukai