Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PEMBUATAN DAN STANDARISASI SIMPLISIA

Dosen Pengampu:

apt. Novitaria Sembiring, S.farm., M.farm

OLEH :

KELOMPOK 5 REGULER A

1. Christina Sitorus 213307030018


2. Jesiska Muaratan 213307030021
3. Nirwana Sitepu 213307030022
4. Jenny Alfa Dilla Br Tarigan 213307030024
5. Tiara Fortuna 213307030030
6. Rania Rara Ardhana 213307030031
7. Cut Radhika Alda 213307030038
8. Rien Sapitri Sihaloho 213307030049

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

FAKULTAS KEDOKTERAN, KEDOKTERAN GIGI DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

2023
DAFTAR ISI

BAB I

PEMBUATAN SIMPLISIA......................................................................................................................1

1.1 Prosedur Praktikum........................................................................................................................1

1.2 Hasil Praktikum...............................................................................................................................2

BAB II

STANDARISASI SIMPLISIA..................................................................................................................3

2.1 PENETAPAN KADAR SARI LARUT DALAM AIR.................................................................3

a. Tujuan Praktikum............................................................................................................................3

b. Alat dan bahan.................................................................................................................................3

c. Prosedur Kerja.................................................................................................................................4

d. Hasil dan Pembahasan.....................................................................................................................5

2.2 PENETAPAN KADAR SARI LARUT DALAM ETANOL.........................................................6

a. Tujuan Praktikum............................................................................................................................6

b. Alat dan Bahan................................................................................................................................6

c. Prosedur Kerja.................................................................................................................................7

d. Hasil dan Pembahasan.....................................................................................................................7

2.3 SUSUT PENGERINGAN................................................................................................................9

a. Tujuan Praktikum............................................................................................................................9

b. Alat dan Bahan................................................................................................................................9

c. Prosedur Kerja.................................................................................................................................9

2.4 PENETAPAN KADAR AIR.........................................................................................................11

a. Tujuan Praktikum..........................................................................................................................11

b. Alat dan Bahan..............................................................................................................................11

c. Prosedur Kerja...............................................................................................................................11

ii
d.Hasil dan Pembahasan....................................................................................................................11

2.5 IDENTIFIKASI MIKROSKOPIK...............................................................................................13

a.Tujuan Praktikum...........................................................................................................................13

b.Alat dan Bahan...............................................................................................................................13

c.Prosedur Kerja................................................................................................................................13

d.Hasil dan Pembahasan....................................................................................................................14

iii
BAB I

PEMBUATAN SIMPLISIA

1.1 Prosedur
(i) Pengumpulan Bahan Baku

1. Nama simplisia Kayu Manis (Cinnamomi burmannii


cortex.)

2. Berat Awal 17,89 gram

3. Tanggal dan tempat pengambilan 1 Maret 2023 di Pasar Marelan

4. Bagian tumbuhan yang di ambil Cortex (Kulit Batang)

Pada percobaan praktikum farmakognosi bahan baku yang digunakan oleh


kelompok 5A yaitu kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni). Adapun berat
awal dari bahan baku tersebut ialah 17,89 gram yang diambil pada tanggal 1
Maret 2023 di Pasar Marelan dan bagian tumbuhan yang digunakan untuk
mendapatkan simplisia yaitu bagian kulit batang (cortex). Pengumpulan bahan
baku memiliki pengaruh terhadap kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia
tergantung pada bagian tanaman yang digunakan ,umur tanaman atau bagian
tanaman saat panen,waktu panen,dan lingkungan tempat tumbuh. Yang dimana
bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman saat
panen,waktu panen,dan lingkungan tempat tumbuh memiliki pengaruh terhadap
mutu simplisia yang dihasilkan.

1
(ii) Sortasi Basah

1. Warna simplisia Cokelat Tua

2. Bentuk simplisia (ukuran, Berbentuk pipih-melingkar


panjang, lebar, permukaan, membentuk tabung ; bertekstur
ketebalan,dsb) kasar dan tebal

sortasi basah dilakukan untuk memisahkan bahan-bahan asing yang tidak berguna
pada pembuatan simplisia seperti daun,bunga dan bagian yang tidak layak
digunakan(busuk).
(iii) Pencucian
Pencucian simplisia kulit kayu manis dilakukan untuk menghilangkan kotoran
seperti tanah yang masih menempel pada kulit kayu manis dengan
menggunakan air bersih yang mengalir. Pencucian sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan air bersih yang mengalir seperti air PAM,air sumur atau
air dari mata air. Jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah
mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang
terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan
mikroba. Pencucian sebaiknya dilakukan dengan menggunakan air mengalir
agar kotoran yang terlepas tidak menempel kembali.
Total penimbangan setelah dicuci = 19,28 gram

(iv) Perajangan
Proses perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan
simplisia. Pada proses perajangan awalnyadilakukan dengan

2
menggunakan pisau dikarekanakan kulit kayu manis yang digunakan cukup
keras maka cukup dipatahkan menjadi bagian-bagian kecil.

(v) Pengeringan
Proses pengeringan bisa dilakukan di bawah sinar matahari atau menggunakan
alat seperti oven. Dikarenakan kulit kayu manis sudah kering,maka proses
pengeringan cukup diangin-anginkan saja.
(vi) Sortasi Kering
Sortasi kering merupakan tahapan akhir pembuatan simplisia yang bertujuan
untuk memisahkan benda asing atau pengotor lainnya yang masih menempel
pada simplisia.

Adapun rumus %penyusutan untuk simplisia yang kering seperti kulit kayu
manis ialah :

simplisia kering
Persen Penyusutan= x 100 %
simplisia segar

17,32
¿ x 100 %=0,96 %
17,89

1.2 Hasil Praktikum

Berikut adalah hasil dan berat simplisia yang didapat setelah dilakukan tahap-tahapan
dalam proses pembuatan simplisia mulai dari pengumpulan bahan baku,sortasi
basah,pencucian,perajangan,pengeringan dan sortasi kering. Setelah tahap-tahapan

3
tersebut telah dilakukan simplisia kayu manis di blender beberapa saat hingga menjadi
halus/serbuk untuk mempermudah proses standarisasi-standarisasi yang akan dilakukan
pada simplisia kulit kayu manis.

Berat simplisia kulit kayu manis yang didapat = 17,32 gram

BAB II

STANDARISASI SIMPLISIA

2.1 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air

a. Tujuan Praktikum

Untuk menghitung kadar persentase senyawa yang dapat tersari dengan menggunakan

pelarut air suatu simplisia.

b. Alat dan bahan

Alat :

4
 Gelas ukur 100 ml

 Erlenmeyer 125 ml

 Beaker gelas

 Botol kaca 100 ml

 Batang pengaduk

 Penangas air (water bath)

 Pot obat

 Neraca analitik

 Penjepit tabung

Bahan :

 Simplisia kayu manis

 Air

 Klorofom

a. Prosedur Kerja

1. 1 gram simplisia dimaserasi dalam 20 ml air-kloroform.

2. Diamkan selama 20 menit, lalu lakukan pengocokan 2 kali .

3. Diamkan 24 jam lalu saring .

4. Timbang cawan penguap, lalu masukkan hasil filtratb yang telah disaring.

5
5. Panaskan cawan berisi filtrat di waterbath sampai kental.

6. Diamkan sampai suhu ruang.

7. Timbang sampai berat konstan.

c. Hasil dan Pembahasan

Simplisia yang dilarutkan dengan air-kloroform, terlihat mengental. Hal ini biasanya

dikarenakan oleh adanya kandungan saponin yang tinggi pada simplisia. Kadar saponin

tergantung dari pemilihan simplisia (biasanya kayu manis yang lebih tua mengandung

kadar saponin yang lebih tinggi).

berat cawan+ekstrak −cawan kosong


Persen Penyusutan= x 100%
Berat simplisia awal

57,87−54,99
¿ x 100%
1 gram

6
¿ 2,88 %

Diperoleh total persen penyusutan kadar sari larut air sebesar 2,88%, yang berarti

tidak memenuhi persyaratan di Farmakope Herbal Indonesia hal ini disebabkan oleh

pada saat diuapkan di waterbath terlalu lama.

Sumber : Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017

2.2 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol

a. Tujuan Praktikum

Untuk menghitung kadar persentase senyawa yang dapat tersari dengan menggunakan

pelarut etanol suatu simplisia.

b. Alat dan Bahan

Alat :

 Gelas ukur 100 ml

 Erlenmeyer 125 ml

 Beaker gelas

 Botol kaca 100 ml

 Batang pengaduk

7
 Penangas air (water bath)

 Pot obat

 Neraca analitik

 Penjepit tabung

Bahan :

 Simplisia kayu manis

 Etanol

a. Prosedur Kerja

1. 1 gram simplisia dimaserasi dalam 20 ml etanol.

2. Diamkan selama 20 menit, lalu lakukan pengocokan 2 kali .

3. Diamkan 24 jam lalu saring .

4. Timbang cawan penguap, lalu masukkan hasil filtrat yang telah disaring.

5. Panaskan cawan berisi filtrat di waterbath sampai kental.

6. Diamkan sampai suhu ruang.

7. Timbang sampai berat konstan.

8
c. Hasil dan Pembahasan

Diperoleh larutan cair, dengan warna merah kecoklatan. Etanol merupakan pelarut semi
polar sehingga senyawa aktif di kayu manis dapat lebih cepat larut

berat cawan +ekstrak −cawan kosong


Persen Kadar Sari Larut Etanol = x 100%
berat simplisia awal

63,87−53,84
¿ x 100 %
1 gram

¿ 10,03%

Diperoleh total persen penyusutan kadar sari larut etanol sebesar 10,03%, yang

berarti tidak memenuhi persyaratan di Farmakope Herbal Indonesia hal ini juga

disebabkan oleh terjadinya penguapan yang terlalu lama pada saat di waterbath.

Sumber : Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017

9
2.3 SUSUT PENGERINGAN

a. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui batas maksimal (rentang) besarnya senyawa yang hilang selama
proses pengeringan.

b. Alat dan Bahan

Alat:

 Desikator
 Cawan penguap
 Oven
 Neraca analitik

Bahan:

 Simplisia kayu manis

c. Prosedur Kerja

1. Timbang cawan penguap dan simplisia sebanyak 1 gr


2. Keringkan simplisia di oven dengan suhu 105 C selama 30 menit
3. Diamkan simplisia di suhu di suhu ruang selama 5 menit
4. Diamkan di eksikator selama 10 menit
5. Timbang sampai berat konstan
6. Hitung % susut pengeringan

10
d. Hasil dan Pembahasan
berat cawan+berat simplisia awal−berat akhir
% Penyusutan = X 100 %
berat simplisia

53,29−53,26 53,29−53,26
¿ = x 100 %
1 gram 1 gram

¿ 3%

Diperoleh persen penyusutan sebesar 3%, yang berarti memenuhi syarat sesuai

dengan Farmakope Herbal Indonesia

Sumber : Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017

11
2.4 PENETAPAN KADAR AIR

a. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui kandungan air yang terdapat di dalam simplisia atau sediaan
obat tradisional.

b. Alat dan Bahan

Alat :
 Cawan penguap
 Oven
 Neraca analitik
 Penjepit kayu
 Serbet

Bahan :

 Simplisia kayu manis sebanyak 5 gr

c. Prosedur Kerja

1. Timbang cawan penguap dan simplisia sebanyak 5gr


2. Keringkan simplisia di oven dengan suhu 105 C selama 5 jam
3. Diamkan simplisia di suhu ruang selama 5 menit

12
4. Timbang simplisia sampai berat konstan
5. Hitung % kadar air

d.Hasil dan Pembahasan

(i) Hasil Perhitungan

( Berat Cawan +Berat Simplisia awal ) −Berat Akhir


% kadar air = X 100 %
( Berat Simplisia )

58,85−58,43
= X 100%
5 gr

= 8,4 %

Diperoleh persen kadar air sebesar 8,4% yang berarti memenuhi syarat sesuai
dengan Farmakope Herbal Indonesia

Syarat Kadar Air Tidak Lebih Dari 10%

13
2.5 IDENTIFIKASI MIKROSKOPIK

a.Tujuan Praktikum

Untuk mengamati fragmen pengenal yang merupakan komponen spesifik untuk


mengindetifikasi tanaman tersebut.

b.Alat dan Bahan

Alat :

 Mikroskop
 Kaca objek/kaca preparat
 Pipet tetes

Bahan :

 Larutan fluoroglusinol
 Serbuk simplisia kayu manis

c.Prosedur Kerja

1. Ambil sedikit serbuk simplisia kayu manis


2. Letakkan di plat kaca
3. Teteskan dengan larutan Fluorolusinol 2-3 tetes

14
4. Tutup dengan cover glass
5. Amati di mikroskop

d.Hasil dan Pembahasan

(i) Idioblas berupa sel minyak dan sklerenkim

Terlihat pada perbesaran 4 dengan Numeral Aparture (N.A) sebesar 0,10

Sumber : Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017

15
(ii) Sklereida

Merupakan sklerenkim yang membulat dan memiliki dinding sel yang mengalami
penebalan. Terlihat dengan perbesaran 10 dengan Numeral Aparture (N.A) sebesar 0,25.

16
(iii) Sklerenkim

Merupakan jaringan penguat atau penyokong pada tumbuhan.

Terlihat dengan perbesaran 400 dengan Numeral Aparture (N.A) sebesar 0,65

17
18

Anda mungkin juga menyukai