Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAKTIKUM

FITOKIMIA I
“REVIEW JURNAL TAHAP PEMBUATAN SIMPLISIA”

Dosen Pengampun : 1. Dra. Ike Yulia W, M.Farm., Apt


2. Yulianita, M.Farm., Apt
3. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt
4. Siti Mahyuni, M. Sc
5. Marybet Tri R.H, M.Farm
6. Mindiya Fatmi, M.Farm., Apt
7. Cyntia Wulandari, M.Farm

Asisten Dosen : Nur Hidayanti

Disusun Oleh :
Nabila Aulia Permata Sukma 066119075
C

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
Nama : Nabila Aulia Permata Sukma
NPM : 066119075
Kelas : 5 C Farmasi

REVIEW JURNAL
Judul EFEKTIFITAS METODE PENGERINGAN PADA
PEMBUATAN SIMPLISIA
AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Radix)
Tanggal/Tahun publikasi April 2016
Nama Penulis Cica Riyani
No. ISSN 2337 – 8492
Tempat Publikasi Polhasains: jurnal sains dan terapan Politeknik Hasnur.
Metode Kerja  Alat dan bahan
1. Peralatan yang digunakan adalah muffle furnace,
oven, cawan porselin, timbangan digital, nampan,
pisau, pengukur dan desikator.
2. Bahan yang digunakan yaitu akar pasak bumi yang
berasal dari Muara Teweh, air, dan simplisia akar
pasak bumi diproduksi oleh Sari Akar Muara
Teweh
 Tahapan pembuatan simplisia
1. Akar pasak bumi yang diperoleh dari tanaman
koleksi Muara Teweh dibersihkan sampai tidak
terdapat kotoran yang menempel
2. Selanjutnya dikering anginkan dan dilakukan
pengecilan ukuran dengan memotong akar dengan
ukuran tebal 2 mm.
3. Potongan akar tersebut di timbang sebanyak 20
gram untuk masing-masing perlakuan. Untuk
panas buatan menggunakan oven waktu
pengeringan selama 8 jam sedangkan untuk panas
matahari selama 3 hari selama 7 jam.
 Pengujian Simplisia
1. Susut bobot Akar pasak bumi ditimbang sebanyak
20 gram, kemudian dikeringkan pada masing-
masing perlakuan. Hasil pengeringan kemudian
ditimbang kembali dan diperoleh susut bobot
simplisia.
2. Kadar air : 1 gram simplisia ditimbang seksama
dan dimasukkan ke dalam krus porselen yang
sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105oC
selama 30 menit dan telah ditara. Simplisia
diratakan dalam krus porselen dengan
menggoyangkan krus hingga merata. Masukkan ke
dalam oven, panaskan pada temperatur 105oC
selama 3 jam, setelah waktu pengeringan selesai
masukan cawan dlam desikator dan kemudian
ditimbang.
3. Warna simplisia : Simplisia hasil perlakuan dari
panas buatan dan panas matahari dibandingkan
tingkat kecerahan warnanya.
4. Kadar abu total : Sebanyak 2 gram simplisia
ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus
porselen yang telah dipijarkan dan ditara,
kemudian dipijarkan perlahanlahan menggunakan
muffle furnace hingga arang habis, didinginkan
dan ditimbang. Kadar abu total dihitung terhadap
berat ekstrak, dan dinyatakan dalam % b/b
Hasil  Warna simplisia pada perlakuan panas buatan lebih
cerah dari pada panas dengan matahari.
 Susut bobot simplisia lebih tinggi pada perlakuan
pengeringan panas buatan (T6 42,7) dan terendah
pada panas matahari (M 35,1 %).
 Kadar air dari perlakuan pengeringan panas buatan
termasuk kedalam persyaratan simplisia (≤ 10%)
yaitu T40 7,34%, T50 6% dan T60 6,34%. Sedangkan
perlakuan dengan panas matahari (M) 14%.
 Kadar abu pada masing-masing perlakuan berturut
turut T40 2%, T50 1,6 %, T60 1,8 % dan M 1,6%.
Semua perlakuan termasuk dalam persyaratan MMI
untuk kadar abu simplisia akar pasak bumi (≤ 3%).
Untuk penelitian pada simplisia komersial produksi
Sari Akar Muara Teweh, kadar ai 11 % dan kadar abu
1,6%.
Pembahasan Pasak bumi (Eurycoma longifoliaJack) merupakan salah
satu jenis tanaman obat. Bagian tanaman ini yang
dimanfaatkan adalah akarnya. Akar pasak bumi dapat
dibuat menjadi sediaan herbal berupa simplisia. Dalam
membuat simplisia akar pasak bumi diperlukan proses
pengeringan yang sangat berpengaruh terhadap simplisia
tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas pengeringan dengan metode
pengeringan panas buatan (oven) dan panas matahari.
Selain itu juga untuk mengetahui pengeruh pengeringan
dengan panas matahari pada simplisia komersial
produksi Sari akar Muara Teweh.
Pengolahan simplisia diawali dari pengumpulan bahan
baku yang selanjutnya diolah melalui tahapan pencucian,
pengubahan bentuk dan pengeringan. Untuk proses
pencucian dilakukan sampai akar bersih dan tidak
terdapat kotoran yang melekat pada akar. Tahap
selanjutnya adalah pengubahan bentuk. Pengubahan
bentuk akan berpengaruh terhadap proses pengeringan.
Semakin luas permukaan maka proses pengeringan baku
akan semakin cepat. Untuk akar pengubahan bentuk
dengan pemotongan. Pada penelitian ini, akar pasak bumi
dipotong dengan ukuran ketebalan 2-3 mm.
Pada pengujian warna simplisia, warna pada perlakuan
panas buatan lebih cerah dibandingkan dengan panas
matahari. Dari perbedaan warna dapat diketahui bahwa
pengeringan dengan panas matahari memerikan efek
gelap jika dibandingkan dengan panas buatan. Hal
tersebut disebabkan terdapatnya sinar UV pada panas
matahari membuat warna simplisia menjadi lebih gelap.
Susut bobot simplisia lebih tinggi pada perlakuan
pengeringan panas buatan (T6 42,7) dan terendah pada
panas matahari (M 35,1 %). Hal tersebut memberikan
gambaran bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka
akan semakin banyak air yang menguap dan semakin
besar kehilangan bobot.
Kadar Air tertinggi pada perlakuan panas matahari (M)
dan terendah pada perlakuan T60. Adanya perbedaan
nilai dari masingmasing perlakuan dapat disebabkan
karena panas matahari tidak konstan dan panas buatan
stabil dan merata. Dalam membuat simplisia, kadar air
yang ditetapkan untuk menjaga mutu simplisia adalah ≤
10 % . Kadar abu pada masing-masing perlakuan berturut
turut T40 2%, T50 1,6 %, T60 1,8 % dan M 1,6%.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan metode pengeringan tidak
berpengaruh pada kadar abu total simplisia namun
berpengaruh nyata pada susut bobot, kadar air dan warna
simplisia
Daftar Pustaka Riyani, C., 2016. EFEKTIFITAS METODE
PENGERINGAN PADA PEMBUATAN SIMPLISIA
AKAR PASAKBUMI (Eurycoma longifolia Radix).
Polhasains: jurnal sains dan terapan Politeknik Hasnur.,
4(01), pp.20-25.
CONTOH SOAL

Biji Kopi Robusta

 Berat panen : 2,5 kg


 Sortasi basah : 2 kg
 Sortasi kering : 1,8 kg
 Serbuk : 1,75 kg

Berapakah besar rendemen simplisia, rendemen serbuk dan susut pengeringan nya?

1. Rendemen simplisia
berat akhir (sortasi kering)
𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 = 𝑥 100%
berat awal (sortasi basah)
1,8 kg
= 𝑥 100%
2 kg
= 90 %
2. Rendemen serbuk
berat akhir (serbuk)
𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 = 𝑥 100%
berat awal (sortasi basah)

1,75 kg
= 𝑥 100%
2 kg

= 87,5%

3. Susut pengeringan
𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
berat awal (sortasi basah) − berat akhir (sortasi kering)
= 𝑥 100%
berat awal (sortasi basah)

2 kg − 1,8
= 𝑥 100%
2 kg

= 10 %

Anda mungkin juga menyukai