Anda di halaman 1dari 5

TATA CARA PENGUJIAN SLAKE DURABILITY

Oleh :

DANU MIRZA REZKY


212190012

PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
Uji Slake Durability merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
perubahan iklim pada batuan seperti oleh air dan sinar matahari yang dilakukan dengan
pengeringan dan pembasahan dengan abrasi. Uji ini sudah distandarrisasikan oleh Internasional
Society of Rock Mechanics (ISRM) dan American Society for Testing and Materials (ASTM).
Prosedur Uji slake durability ISRM (1977) dan ASTM D4644 (2008):
a. Sampel yang representatif dipilih yang terdiri dari sepuluh bongkahan batu, masing-masing
dengan massa 40-60 g, untuk memberikan total massa sampel 450-550 g. Ukuran butir
maksimum batu tidak boleh lebih dari 3 mm.

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil UMY

Gambar 1.
Sampel Uji Slake Durability

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil UMY

Gambar 2.
Proses Penimbangan berat sampel

1
Sumber: Laboratorium Teknik Sipil UMY

Gambar 3.
Proses Penimbangan berat drum
b. Sampel ditempatkan dalam drum yang bersih dan dikeringkan hingga massanya konstan
pada suhu 105o C, biasanya membutuhkan waktu 2 hingga 6 jam dalam oven. Menurut
ASTM D4644 sampel dikeringkan semalaman (12-16 jam) hingga mencapai massa konstan.
Massa dari drum ditambah massa sampel dicatat sebagai A. Sampelnya kemudian diuji
setelah pendinginan.

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil UMY

Gambar 4.
Alat Oven untuk mengeringkan sampel

2
c. Tutupnya diganti, drum dipasang di bak dan digabungkan ke motor.
d. Palung diisi dengan cairan slaking, biasanya air keran pada 20o C, hingga ketinggian 20 mm
di bawah sumbu drum, dan drum diputar selama 200 putaran selama periode 10 menit
hingga akurasi 0,5 menit.

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil UMY

Gambar 5.
Proses Pengujian Slake Durability

Sumber: Laboratorium Teknik Sipil UMY

Gambar 6.
Hasil Pengujian Slake Durability

3
e. Drum dikeluarkan dari bak, tutupnya dilepas dari drum, dan bagian sampel yang tertahan
dikeringkan hingga massa konstan pada 105o C di oven. Massa drum ditambah bagian
sampel yang tertahan setelah pendinginan dicatat sebagai B.
f. Langkah (c) - (e) diulang dan massa drum ditambah bagian sampel yang tertahan dicatat
sebagai C.
g. Drum disikat hingga bersih dan massanya dicatat sebagai D
h. Indeks slake-durability (siklus kedua) dihitung sebagai rasio persentase massa sampel
kering akhir dan awal.
i. Siklus minimal pengujian slake durability yaitu 2 kali, tapi bisa bertambah tergantung
dengan kekuatan batuan sampel uji.

Indeks durabilitas (siklus kedua) dihitung sebagai rasio persentase massa sampel kering akhir
dan awal sebagai berikut:
𝐶−𝐷
Index Durabilitas, 𝐼𝑑(2) (%) = ( ) × 100
𝐴−𝐷
Hasil dari perlakuan siklus pengeringan dan pembasahan selama 5 siklus dapat mempengaruhi
perubahan berat keringnya (Tabel 1.)
Indeks Durabilitas (%)
Sampel
Id (1) Id (2) Id (3) Id (4) Id (5)
3 93.59 92.42 91.25 90.38 89.50

Hasil Indeks Durabilitas menunjukkan perubahan berat seiring penambahan siklus, semakin
besar persentase dari indeks durabilitas maka semakin besar daya tahan lekang batuan terhadap
pelapukan, yang berarti batuan semakin kuat.

Referensi :

1. ISRM. 1977. Suggested Methods for Determination of the Slake-Durability Index.


2. ASTM D4644. 2008. Standard Test Method for Slake Durability of Shales and Similar
Weak Rock. United States.
3. Rianse, M.S. 2021. Analisis Pengaruh Tingkat Pelapukan Terhadap Kestabilan Lereng
pada Penambangan Kaolin, Daerah Semin, Gunung Kidul, D.I.Y. Thesis. Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai