Anda di halaman 1dari 8

KONSEP RUMAH SINGGAH TERNAK (COWS SHELTER)

Inovasi Rumah Singgah (Chows Shelter) merupakan salah satu ide, metode baru untuk
mencapai tujuan dari bidang Perbibitan dan Produksi pada Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Belu yang dicetuskan pada tahun 2019.
Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat)
yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah
tertentu.
Rumah Singgah Ternak (Cows Shelter) adalah : kandang tampung ternak yang dapat
digunakan sebagai wadah untuk melakukan paket Inseminasi Buatan secara tersistim yang
sesuai dengan SOP pelayanan Inseminasi Buatan yang diharapkan dapat meningkatkan
kebuntingan ternak dan kelahiran dari ternak betina hasil Inseminasi Buatan, sebagai
upaya meningkatkan kualitas ternak sapi di Kabupaten Belu. Dalam sistim rumah singgah
ternak (Cows Shelter) dilakukan pengamatan berahi, Inseminasi Buatan dan pemeriksaan
kebuntingan (PKB) setelah dilaksanakan Inseminasi Buatan.
Rumah Singgah ternak mempunyai tujuan antara lain memperbaiki kualitas / mutu
genetika ternak, meningkatkatkan keberhasilan inseminasi buatan, dengan tidak
mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga
mengurangi biaya, mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas
dalam jangka waktu yang lebih lama, mencegah terjadinya perkawinan sedarah
(Inbreeding), meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur, mencegah
penularan / penyebaran penyakit kelamin, membiasakan peternak untuk beternak secara
intensif dengan hasil maksimal serta dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat
petani peternak.
Inseminasi Buatan (IB) adalah salah satu bentuk bioteknologi dalam bidang reproduksi
ternak yang memungkinkan manusia mengawinkan ternak betina yang dimilikinya tanpa
perlu seekor pejantan unggul, dengan cara atau tehnik memasukan semen
(mani/spermatozoa) ke dalam alat reproduksi hewan betina sehat dengan menggunakan
metode dan alat inseminasi dengan tujuan hewan menjadi bunting.

Ruang lingkup kegiatan :


A. Persiapan : Sosialisasi, Alat/bahan, Kandang, Pengelola dan ISRA
B. Pelaksanaan : Administarsi, Pengamatan berahi, Inseminasi, tatalaksana dan
PKB
C. Evaluasi : Indikator keberhasilan (Out come) /Tingkat keberhasilan

Sasaran kegiatan :
1. 26 Desa di 12 Kecamatan : yang sudah dilakukan di 4 desa yaitu

a. Desa Dafala Kecamatan Tasifeto Timur


b. Desa Bauho Kecamatan Tasifeto Timur
c. Desa mandeu Kecamatan Raimanuk Kelompok Amea Baru
d. Desa Toheleten Kecamatan Raihat : Kelompok Krakat
2. Ternak sapi betina produktif Akseptor Rumah Singgah Ternak (Cows Shelter)

3. Petani peternak pemilik ternak sapi akseptor IB pada Rumah Singgah

PELAKSANAAN RUMAH SINGGAH

 Ternak sapi betina produktif yang sudah lolos seleksi teknis


(ISRA/Identifikasi Status Reproduksi) dan ditetapkan sebagai akseptor
dibawa ke rumah singgah ternak (Cows Shelter) dan diberikan kartu status
 Ternak sesuai hasil seleksi teknis yang dapat dilakukan penyerentakan
berahi memakai Prostaglandin F2-alpha
 Ternak diikat dalam Cows Shelter sambil dilakukan pengamatan berahi oleh
petugas teknis peternakan. Ternak yang menunjukkan gejala berahi dan
mencapai puncak berahi segera dilakukan Inseminasi memakai straw atau
bibit yang cocok dengan postur dan keadaan ternak betina akseptor
 Inseminasi dapat juga dilakukan dengan menunggu sapi betina menunjukan
gejala berahi alam (tanpa perlakuan hormon) Pelaksanaan Inseminasi sesuai
dengan prosedur baku yang telah ditetapkan
 Setelah dilakukan Inseminasi, 18 - 25 hari berikutnya dilakukan pengamatan,
apakah masih menunjukan gejala berahi atau tidak
 Apabila ternak hasil Inseminasi tidak menunjukan gejala berahi lagi,
dilakukan pengamatan sesuai SOP untuk memastikan bahwa ternak betina
tersebut sudah positif bunting
 Setelah pengamatan pada bulan kedua maka ternak tersebut dikembalikan
kepada pemiliknya
 Memasuki bulan ketiga, jika tidak menunjukan gejala berahi lagi, maka dapat
dilakukan Pemeriksaan Kebuntingan (PKb) untuk memastikan apakah tidak
ada kegagalan dalam kebuntingan dan Inseminasi. Pemeriksaan
Kebuntingan Ternak (PKb) dapat dilakukan dalam rumah singgah atau
dapat pula dilakukan di tempat pemilik ternak.

Petugas Pengelolaan
a. Petugas Pengelola
Petugas pengelola Rumah Singgah masing – masing 1 ( atu ) orang (jika
sudah ada) yang bertugas sebagai pengelola administrasi dan pengelola
teknis Rumah Singgah Ternak (Cows Shelter) serta tugas-tugas lain terkait
kebersihan, keamanan, kenyamanan ternak serta teknis yang berhubungan
dengan pelaksanaan Inseminasi Buatan pada Rumah Singgah.
b. Petugas Pengelola pada Rumah Singgah Ternak bekerjasama dengan
pemilik ternak dalam seluruh pengelolaan yang berhubungan dengan
keamanan, kenyamanan, kebersihan, kesehatan dan pemberian pakan dan
minum menjadi tanggungjawab pemilik ternak
PEMILIK
NO URAIAN PETUGAS WAKTU HASIL
TERNAK

1 Persiapan Alat dan Bahan


20 menit Alat Identifikasi Ternak
Identifikasi Ternak
2 Identifikasi Status Reproduksi 30 menit Akseptor
Ternak Sapi Betina
Pemilik Ternak membawa
3 ternaknya ke Rumah Singgah 3-4 jam Ternak Rawat Inap
(Cow Shelter)
4 Petugas menerbitkan Kartu 30 menit Kartu Status Ternak
Status Ternak
5 Ternak dicek berahi atau tidak 30 menit Berahi atau Tidak
Apabila belum berahi
6 10 menit Ternak Berahi
disuntikkan Prostaglandin F2α
Ternak yang memasuki fase
proestrus maka menunggu
7 3-4 hari Ternak Fase Proestrus
ternak hingga memasuki fase
estrus
Petugas melaksanakan
8 Inseminasi Buatan pada ternak 30 menit Ternak terinseminasi
yang sudah berahi
Pengamatan Post Inseminasi Ternak bunting atau
9 Bunting Tidak 18–25 hari
Buatan Bulan Pertama tidak
Apabila tidak bunting,
10 dilakukan pengamatan berahi 18-25 hari Ternak terinseminasi
lagi dan ternak diinseminasi lagi
Pengamatan Post Inseminasi Ternak bunting atau
11 Bunting Tidak 30 menit
Buatan Bulan Kedua tidak
Ternak dipulangkan ke Ternak Bunting atau
12 30 menit
Pemiliknya Gangrep
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN RUMAH SINGGAH
ALUR PELAYANAN RUMAH SINGGAH

Persiapan Alat dan Bahan Identifikasi Ternak

Identifikasi Status Reproduksi Ternak Sapi Betina

Pemilik Ternak membawa ternaknya ke Rumah Singgah


(Cow Shelter)

Petugas menerbitkan Kartu Status Ternak

Ternak dicek berahi atau tidak

Apabila belum berahi disuntikkan Prostaglandin


F2α

Ternak yang memasuki fase proestrus maka


menunggu ternak hingga memasuki fase estrus

Petugas melaksanakan Inseminasi Buatan pada ternak


yang sudah berahi

Pengamatan Post Inseminasi Buatan Bulan


pertama (fase estrus pertama)

Apabila tidak bunting, dilakukan pengamatan


berahi lagi dan ternak diinseminasi lagi

Pengamatan Post Inseminasi Buatan Bulan Kedua


(fase estrus kedua)

Ternak dipulangkan ke Pemiliknya


Rencana sasaran kegiatan :
1. 26 Desa di 12 Kecamatan
2. Ternak sapi betina produktif Akseptor Rumah Singgah Ternak (Cows Shelter)
3. Petani peternak pemilik ternak sapi akseptor IB pada Rumah Singgah

KONSEP BIAYA :
RENCANA ANGGARAN BIAYA COWS SHELTER
HRG SAT JMH HARGA
NO URAIAN VOLUME
(Rp.) (Rp.)

1 Kandang (3 Blok) + 1 Kandang Jepit 1 paket 2.500.000 2.500.000

2 Insentif Pakan Ternak 12 ekor 1.000.000 12.000.000

3 Petugas Pengelola (teknis)/org 12 bln 1.000.000 12.000.000

4 Jangka waktu Pengamatan 50 hari 20.000 1.000.000


300.0 3.600.0
12 ekor
5 Insentif bagi petugas inseminasi 00 00
6 Listrik dan Air Swadaya  

          31.100.000
TOTAL 26 KELOMPOK      
  808.600.000

RENCANA DESA SASARAN :


NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN
LAMAKNEN
1 KOTA ATAMBUA 1 FATUBENAO 8 SELATAN 1 LOONUNA
ATAMBUA
2 SELATAN 1 FATUKBOT   2 HENES
3 ATAMBUA BARAT 1 UMANEN 9 TASFETO BARAT 1 BAKUSTULAMA
4 TASIFETO TIMUR 1 DAFALA   2 NAIKASA
  2 MANLETEN   3 TUKUNENO
  3 BAUHO     4 NAITIMU
  4 HALIMODOK 10 KAKULUK MESAK 1 KABUNA
    5 TAKIRIN 11 NANAET DUABESI 1 NANAET
5 LASIOLAT 1 FATULOTU 12 RAIMANUK 1 MANDEU
    2 MANEIKUN   2 LEUNTOLU
6 RAIHAT 1 TOHE   3 TEUN
  2 TOHELETEN   4 TASAIN
7 LAMAKNEN 1 FULUR      
    2 DIRUN        
TOTAL 26 DESA INTERFENSI

Anda mungkin juga menyukai