Anda di halaman 1dari 14

Pertolongan Persalinan dalam Perspektif Filsafat Eksistensialisme

(Studi Kasus di tempat Bidan Praktek Mandiri Bidan Sinta)

Oleh : Sinta Daniawati F 20090321514

ABSTRAK menciptakan dirinya. Manusia yang bebas

Eksistensialisme merupakan paham dapat mengatur, memilih dan dapat memberi

yang menempatkan manusia pada titik makna pada realitas.

sentrum dari segala relasi kemanusiaan. Di zaman era digital seperti ini, salah

Eksistensialisme berakar dari upaya untuk satu yang bisa dilakukan adalah dengan

bangkit dari segala hegemoni untuk memanfaatkan media social seperti misalnya

menemukan eksistensi dan esensi diri. group whatsapp, sebagai sarana untuk

Untuk menemukan eksistensi diri tersebut berkomunikasi dengan pasien sehingga satu

manusia harus sadar karena tidak ada sama lain merasakan keberadaanya

makhluk lain yang bereksistensi selain walaupun hanya melalui telepon genggap.

manusia. Sartre dalam hal ini menempatkan Dan dalam semua proses persalinan selalu

eksistensi manusia mendahului esensi. mengedepankan kepercayaan dan keimanan

Eksistensi pada esensialnya menunjukkan terhadap Allah SWT dan juga hak ibu untuk

kepada kesadaran manusia (l‘etre-pour-soi), memperoleh kebebasan dengan menentukan

karena manusia berhadapan dengan dunia pilihan sesuai kenyamananya.

dimana dia berada sekaligus memikul PENDAHULUAN

tanggung jawab untuk diri dan masa depan Kita hidup di sebuah zaman

dunianya. Kebebasan adalah esensi manusia, kebebasan dan kejahatan menjadi kategori-

biasanya manusia yang bebas selalu kategori sentral. kesadaran akan kebebasan
merupakan jantung pemahaman diri kita. dalam suatu filsafat yang

Dalam banyak literatur dan filsafat pada mempermasalahkan eksistensi manusia,

masa kini, ada penekanan dari proses, yang berada dalam ruang dan waktu serta

dimana kita (manusia) merupakan kekuatan- kesejarahannya. Eksistensialisme berusaha

kekuatan yang aktif dan bebas dalam membuang jauh-jauh segala penyempitan

menentukan arah dunia dan kehidupan kita pandangan maupun penafsiran yang berat

sendiri.Atas nama ―kebebasan‖, suatu sebelah terhadap manusia. Dan

bangsa siap bertempur mempertaruhkan Eksistensialisme menolak sifat obyektif di

cita-citanya; atas nama ―kebebasan‖ wanita dalam memandang manusia, karena

mempertanyakan status sosialnya dan atas Eksistensialisme memandang manusia

nama ―kebebasan‖ tradisi agama secara subyektif.

dipertanyakan kesakralannya. Akan tetapi Eksistensialisme, dalam pengertian

suatu kenyataan juga bahwa atas nama Barat adalah suatu teori yang

―kebebasan‖ manusia mengalami menghubungakan makna dengan individu

dehumanisasi, di mana dehumanisasi tertentu. Pada tahap ini, mereka berbagi

dijalankan dengan lebih sistematis melalui pandangan yang sama dengan filosof-filosof

struktur-struktur yang ada. Islam. Kebutuhan utama para

Untuk itulah manusia berusaha eksistensialisme Islam maupun Barat dalam

mengadakan perombakan terhadap kondisi penekanan mereka terhadap hubungan

hidupnya, dan melakukan penilaian kembali antara makna dengan individu, adalah

terhadap dirinya sendiri serta keberadaanya. humanitas menyeluruh dengan

Dengan kata lain, keberadaan manusia yang memperhitungkan eksistensi manusia.

khas menjadi diper- soalkan kembali, yaitu


Dengan tujuan ini, para eksistensialis religius dan eksistensialisme atheistik / non

Islam mencoba menghubungkan suatu religious. Eksistensialisme theistik

makna dan nilai dengan kehidupan, merupakan suatu bentuk aliran

sementara di Barat, khususnya Jean Paul eksistensialisme yang orientasi

Sartre menilai kehidupan sebagai sesuatu pemikirannya ke arah penegasan adanya

yang tanpa makna dan men- dasarkan realitas ketuhanan. Dalam bentuk ini,

filsafatnya pada aspeknya yang negatif pemikiran disandarkan pada asumsi bahwa

(pesimistik). Dengan kata lain, filosof untuk memahami eksistensi manusia

eksistensialis Islam dan Barat bertolak dari diperlukan adanya Tuhan. Diperlukan nilai

jenis pemahaman yang sama, namun transendensi untuk memahami eksistensinya

akhirnya mengikuti jalan yang berbeda. Kini yang mengarah pada realitas ketuhanan.

perbedaan antara mereka begitu besar, Kierkegaard yang dikenal sebagai bapak

disebabkan oleh kenyataan bahwa eksistensialisme juga merupakan tokoh yang

eksistensialisme Islam tidak terlalu jauh biasanya menjadi rujukan terhadap

meninggalkan pijakan awalnya, sementara pemikiran eksistensialisme aliran theistik.

eksistensialisme Barat telah berhasil Sedangkan eksistensialisme atheistik

mencapai kemajuan tertentu, melalui adalah orientasi pemikiran eksistensialistik

perubahan struktural yang dilaluinya yang memilki implikasi menuju penolakan

(sekularisasi), namun melepaskan diri dari adanya realitas ketuhanan. Bentuk

sumber awalnya. pemikirannya terletak pada asumsi bahwa

Sehingga dalam perkembangan untuk menegaskan eksistensi manusia, maka

selanjut- nya eksistensialisme terbagi keberadaan Tuhan harus di- singkirkan atau

menjadi dua yaitu eksistensialisme theistik/ diingkari.


edua aliran ini bertentangan dalam tulisannya existentialist Elements in Iqbal‘s

memandang eksistensi Tuhan dalam Thought juga menyebut Iqbal sebagai

menggagas filsafat eksistensialismenya. seorang eksistensialis. Sedangkan di

Nama-nama seperti Soren Kierkegard yang Indonesia Alim Roswantoro juga

disebut-sebut sebagai pelopor berpendapat bahwa konsep egologi (filsafat

eksistensialisme, Karl Jaspers, Gabriel khudi) Iqbal itu sangat mewakili tema-tema

Marcel dan Muhammad Iqbal merupakan eksistensialisme. Hal ini juga semakin

tokoh dari eksistensialisme theistik. meyakinkan mengingat bahwa Iqbal pernah

Sedangkan Friedrich Nietzsche, Martin belajar filsafat di Jerman dan memiliki

Heidegger, dan Jean Paul Sartre merupakan pemahaman yang luas mengenai pandangan

pengusung eksistensialisme atheistic. filosof Jerman seperti Bergson dan

Muhammad Iqbal adalah salah satu Nietzsche yang memberikan konstribusi

filosof yang dapat dikategorikan sebagai yang banyak pada landasan dan pemikiran

representatif dari eksistensialisme theistik eksistensialisme.

dalam Islam. Filsafat Iqbal yang sepenuhnya KAJIAN PUSTAKA

didasarkan pada gagasan tentang pribadi Eksistensialisme

atau yang disebutnya dengan filsafat khudi/ Eksistensialisme merupakan gerakan

diri. Filsafat Khudi ini memiliki filosofis yang menganut paham bahwa tiap

karakteristik-karakteristik filsafat orang harus menciptakan makna di alam

eksistensialisme. Sehingga Hafeez Malik semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak

menilai Iqbal sebagai seorang pemikir yang hampa ini. Eksistensialisme berasal dari kata

berusaha merekonstruksi filsafat Islam pada "eksistensi" dengan akar kata eks "keluar"

dasar eksistensial. Wahid Akhtar melalui dan sistensi "berdiri", menempatkan


(diturunkan dari kata kerja sisto). Oleh mendahului esensi; Kedua, kebenaran itu

karena itu, kata "eksistensi" diartikan: subyektif, Ketiga, alam tidak menyediakan

manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan aturan moral. Prinsip-prinsip moral

keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dikontruksi oleh manusia dalam konteks

dirinya ada. bertanggungjawab atas perbuatan mereka

Yang dianggap sebagai pelopor atau dan perbuatan selainnya; Keempat,

bapak eksistensialisme adalah Soren Aabye perbuatan individu tidak dapat diprediksi;

Kierkegaard (1813—1855). Namun juga Kelima, individu mempunyai kebebasan

tidak dapat diingkari adanya pengaruh kehendak secara sempurna; Keenam,

filsafat lain terhadap eksistensialisme, yaitu individu tak dapat membantu melainkan

fenomenologi dari Friedrich Wilhelm sekedar membuat pilihan; dan Ketujuh,

Nietzsche (1844—1900), Edmund Husserl individu dapat secara sempurna menjadi

(1859—1941), Nicolas Alexandrovitch selain dari pada keberadaannya.

Berdyaev (1874—1948), Karl Jaspers Lebih lanjut, Harold H. Titus

(1883—1969), Jean-Paul Sartre (1905-- mencoba mencari sifat umum

1980), dan metafisika modern. Eksistentialisme, yang antara lain tampak

Karakteristik Eksistensialisme pada klasifikasi berikut: Pertama,

Berikut ini, sebelum melihat lebih Eksistentialisme menekankan kesadaran

jauh tentang eksistensialisme, perlu ―ada‖ (being), dan eksistensi. Nilai

dijelaskan sedikit karakteristik utama kehidupan nampak melalui pengakuan

eksistensialisme. Pater A. Anggeles10 terhadap individual, yakni ―I (aku)‖ dan

mengklasipikasikan menjadi beberapa bukan ―It‖. Kedua, Eksistentialisme percaya

bagian, antara lain: Pertama, Eksistensi bahwa tak ada pengetahuan yang terpisah
dari subyek yang mengetahui. Kita merupakan realitas yang belum selesai,

mengalami kebenaran dalam diri kita yang masih baru dibentuk.

sendiri. Kebenaran tidak dapat dicapai 4. Menetapkan bahwa eksistensi merupakan

secara abstrak. Oleh karena itu eksistensialis pemberian tekanan pada pengalaman

menggunakan bentuk-bentuk sastra dan seni yang konkrit

untuk mengekspresikan perasaan dan hati. Pemahaman terhadap karakteristik

Ketiga, Eksistentialisme menekankan dan sifat eksistentialisme seperti diungkap di

individual, kebebasan dan atas memberikan kesan bahwa

pertanggungjawabannya. Keempat, eksistentialisme memiliki model tersendiri

eksistentialis menekankan keputusan dan yang dapat dibedakan dari aliran filsafat

tindakan; pemikiran dan analisa tidaklah lainnya. Namun, perlu diperhatikan, di

cukup. kalangan eksistentialis sendiri dijumpai

Melihat kepada ciri-ciri perbedaan-perbedaan pendapat di sana sini.

eksistentialisme yang dijelaskan di atas, Nietzsche dan Sartre, misalnya, adalah

secara umum dapat disimpulkan dalam eksistentialis dengan pola atheisme;

empat hal: sementara Kierkegaard dan Heidegger

1. Menganggap bahwa hanya manusialah adalah eksistentialis berpola theism.

yang bereksistensi dan bahkan Makna Kebebasan Manusia

merupakan cara khas manusia mengada. Sartre mengatakan ‖aku dikutuk

2. Menjelaskan bahwa bereksistensi harus bebas, ini berarti bahwa tidak ada batasan

diartikan secara dinamis. atas kebebasanku, kecuali kebebasan itu

3. Menegaskan bahwa manusia sebagai sendiri, atau jika mau, kita tidak bebas untuk

―sesuaru‖ yang terbuka, dan ia berhenti bebas‖. Melihat pernyataan di atas


bahwa kebebasan menjadi tema sangat identitas, jika di dalam sesuatu yang ada itu

penting dalam bangunan filsafat Sartre. terdapat perkembangan, maka

Dalam bukunya Being and Nothingness, perkembangan itu terjadi karena sebab-

Sartre banyak menganalisis kebebasan dan sebab yang telah ditentukan. Oleh karenanya

cara berada manusia untuk menemukan perubahan-perubahan itu adalah perubahan

kebebasan. Menurut Sartre ada dua ―‘etre‖ yang kaku. Menurut Sartre segala yang

(berada) yaitu l‘etre-ensoi (berada pada ―berada dalam dirinya‖ (l‘etre-en-soi)

dirinya ) dan l‘etre-pour-soi (berada untuk memuakkan, yang ada begitu saja, tanpa

dirinya). Dalam bahasa Inggris en-soi dapat kesadaran, tanpa makna. Adanya pour-soi

diterjemahkan thingness sementara pour-soi membuat manusia begitu istimewa, karena

yaitu no-thingness. seakan-akan meninggalkan suatu ‗lubang‘

Maksud l‘etre-en-soi atau ‗berada dalam dunia benda, dunia objek-objek.

pada dirinya‘ adalah semacam berada an Lubang tersebut merupakan kebebasan

sich. Ada banyak yang berada, pohon, manusia. Hal inilah yang dapat melepaskan

binatang, manusia, benda-benda, dan diri dari adanya en-soi.

sebagainya, semuanya itu berbeda-beda Sementara yang dimaksud dengan

―berada‖ mewujudkan ciri segala benda l‘etre-pour-soi (berada untuk dirinya) yaitu

jasmani. Semua benda ada dalam dirinya- berada dengan sadar akan dirinya, yaitu cara

sendiri, tidak ada alasan mengapa benda- berada manusia. l‘etre-pour-soi tidak

benda berada begitu. Segala yang berada mentaati prinsip identitas seperti halnya

dalam diri ini tidak aktif, akan tetapi juga ‘etre-en-soi. Manusia mempunyai hubungan

tidak pasif, tidak meng-ia-kan dan tidak dengan keberadaannya. Ia bertanggung

menyangkal. ‘Etre-en-soi mentaati prinsip jawab atas fakta, berbeda dengan benda-
benda. Sebab benda hanyalah benda, tetapi kepada kebebasan. Ia terpaksa terusmenerus

tidak demikian dengan manusia, karena berbuat.

manusia memiliki kesadaran, yaitu Dalam keadaan yang demikian

kesadaran yang reflektif dan kesadaran yang manusia berusaha untuk membebaskan diri

pra reflektif. dari kecemasan dengan mencoba

Sartre melihat bahwa, kesadaran kita menghindari kebebasannya. Kebebasan

bukanlah kesadaran ‗akan‘ dirinya adalah esensi manusia, biasanya manusia

(conscience de soi) melainkan kesadaran diri yang bebas selalu menciptakan dirinya.

(conscience (de) (soi). Di dalam kesadaran Manusia yang bebas dapat mengatur,

diri selalu ada jarak antara kesadaran memilih dan dapat memberi makna pada

(conscience) dan diri (soi), jarak yang realitas. Bagi manusia, eksistensi memiliki

senantiasa ada ini oleh Sartre di sebut makna keterbukaan, berbeda dengan benda

‗ketiadaan‘ yang membuat kita dari en-soi lain yang keberadaannya sekaligus

(dalam diri sendiri) ke Pour-soi (untuk diri esensinya. Bagi manusia, eksistensi

sendiri). Kesadaran tidak boleh dipandang mendahului esensi. Dalam kata-kata Sartre

sebagai hal berdiri sendiri, sebab kesadaran ―man is nothing else but what he makes of

hanya ditemukan pada orang yang berbuat, himself. Inilah asas paling esensial dalam

mencari tempat dimana ia dapat berdiri. Ia filsafat eksistensialisme, yang disebut oleh

berusaha untuk dapat ―berada–dalam–diri‖, Sartre sebagai ‗subjektivitas‘

akan tetapi hal itu tidak mungkin, karena Eksistensi manusia selalu memiliki

tidak mungkin makhluk yang ―beradauntuk- kebebasan sejauh tindakannya

diri‖ berubah menjadi ―berada-dalam-diri‖. mendatangkan manfaat bagi eksistensi

Oleh karena itu manusia merasa terhukum hidupnya. Manusia harus selalu siap
bereskistensi dan mengisi nilai sendiri bagi demikian menurut Sartre eksistensialisme

eksistensi hidupnya. Dengan demikian adalah suatu doktrin yang mengajarkan

manusia harus sadar, bahwa kematian setiap bahwa tiap-tiap kebenaran dan tiap tindakan

saat siap merenggut eksistensi hidupnya. Hal mengandung keterlibatan lingkungan dan

semacam ini cukup dijadikan bukti bahwa subjektivitas manusia.

manusia tidak memiliki kemampuan apa- Persalinan

apa. Menurut Mochtar.R (2013)

Bagi Sartre kecemasan disebabkan persalinan atau disebut dengan partus adalah

karena manusia terhanyut oleh urusan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

sehari-hari. Kemungkinan seperti itu tidak yang dapat hidup dari dalam uterus melalui

menjadi obyek refleksi, tetapi manusia vagina ke dunia luar(Mochtar, 2013).

merealisasikan secara pra-refleksi, meskipun Persalinan atau melahirkan adalah kodrat

ia sadar bahwa segala tingkah laku seorang perempuan dimana saat melahirkan

seluruhnya bergantung pada dirinya sendiri. perempuan harus merasakan sakit.

Bahwa ia sendiri satu-satunya sumber segala Persalinan normal tanpa komplikasi

nilai dan makna. Oleh karena itu merupakan pengalaman yang positif dan

kemerdekaan manusia untuk membentuk memuaskan bagi seorang perempuan.

dirinya sendiri tanpa bantuan dari luar akan Proses kehamilan dan persalinan

berimplikasi pada ‗penolakan‘ dirinya merupakan pengalaman yang sangat

terhadap adanya Tuhan. Maka kecemasan berharga bagi setiap perempuan. Melahirkan

lalu timbul dalam hidupnya. Tetapi manusia merupakan puncak peristiwa dari

bisa menutup matanya bagi kebebasan dan serangkaian proses kehamilan. Melahirkan

melarikan diri dari kecemasan. Dengan tentu merupakan hal yang sangat luar biasa
yang dapat terjadi pada setiap perempuan, menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas

akan tetapi banyak wanita yang merasa pokok dan fungsiya secara baik, dalam

bingung, bimbang dan khawatir akan rasa menjalankan tugasnya, bidan diberikan

sakit yang timbul saat proses melahirkan. kewenangan yang cukup besar untuk

Dalam Kesehatan Ibu dan Anak memberikan pelayanan KIA, termasuk

(Depkes,1997), tenaga penolong persalinan pertolongan kegawatdaruratan obstetri dan

dibedakan dalam dua tipe, yaitu : neonatal (Depkes RI, 2002)

1. Tenaga profesional meliputi : dokter PEMBAHASAN

spesialis kebidanan, dokter umum, Proses kehamilan dan persalinan

bidan dan perawat kebidanan merupakan pengalaman yang sangat

2. Tenaga bukan Profesional penolong berharga bagi setiap perempuan. Melahirkan

persalinan tradisional merupakan puncak peristiwa dari

Bidan dalam SK Menteri Kesehatan serangkaian proses kehamilan. Melahirkan

Nomor 900 Tahun 2002, bidan adalah tentu merupakan hal yang sangat luar biasa

seorang wanita yang telah mengikuti yang dapat terjadi pada setiap perempuan,

program pendidikan bidan dan lulus ujian akan tetapi banyak wanita yang merasa

sesuai dengan persyaratan yang berlaku bingung, bimbang dan khawatir akan rasa

(Depkes,2002). Bidan merupakan tenaga sakit yang timbul saat proses melahirkan.

andalan dalam upaya menurunkan AKI di Eksistensialisme merupakan gerakan

Indonesia, untuk mempercepat penurunan filosofis yang menganut paham bahwa tiap

AKI maka ditempatkan 54.120 bidan di orang harus menciptakan makna di alam

desa, sehingga diharapkan semua desa semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak

mempunyai seorang bidan, untuk hampa ini. Eksistensialisme berasal dari kata
"eksistensi" dengan akar kata eks "keluar" melakukan apa yang ibu inginkan dalam

dan sistensi "berdiri", menempatkan proses persalinan. Dalam hal ini contohnya

(diturunkan dari kata kerja sisto). Oleh pada saat pembukaan sudah lengkap dan

karena itu, kata "eksistensi" diartikan: waktu bersalin sudah tiba maka bidan

manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan mempersilahkan ibu untuk memilih posisi

keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa persalinan sesuai kenyamanan dan keinginan

dirinya ada. ibu tanpa adanya paksaan dari siapapun

Berdasarkan penjelasan diatas, sehingga ibu merasakan keberadaannya

proses persalinan adalah suatu proses yang dihargai dan bebas menentukan keputusan

dilakukan oleh dua orang manusia yaitu dalam kehidupannya karena kehidupan

(bidan) sebagai penolong dan (pasien) manusia menurut eksistensialisme bahwa

sebagai yang ditolong. Ketika berkaitan eksistensi manusia terdapat pada kebebasan,

dengan manusia maka akan bersentuhan sehingga demikian maka akan ditemukan

dengan dimensi filosofis. Eksistensialisme eksistensi dirinya.

merupakan satu bentuk filsafat yang Kemudian sebagai penolong

berusaha keras untuk menganalisis struktur- persalinan seorang bidan harus berusaha

struktur dasar dari eksistensi manusia semaksimal mungkin menggunakan

sehingga sampai pada kesadaran akan kemampuan dan ilmunya untuk membantu

eksistensi mereka dalam kebebasan yang melahirkan sang bayi namun selain itu

hakiki. seorang bidan harus senantiasa berdoa

Dalam pemikiran filsafat kepada Allah SWT, percaya dan yakin

eksistensialism seorang bidan harus bahwa semua yang terjadi adalah kehendak

memberikan kebebasan kepada pasien untuk Allah SWT, sehingga keselamatan ibu dan
bayi yang dilahirkan adalah bukan karena manusia ciptaan-Nya dengan tetap

kehebatannya namun karena adanya melaksanakan aturan yang diturunkannya

pertolongan Allah SWT melalui perantara melalui delegasi Allah serta tetap menjauhi

seorang bidan. Dari sinilah manusia asusila yang dilarang-Nya.

mengakui kelemahan, walaupun Di tempat Bidan Praktek Mandiri

diberikannya akal tetapi jelas ada (BPM) Bidan Sinta tersedia Group

keterbatasan, artinya masih mengakui bahwa Whatsapp yang berjudul ―Kelas Online‖

masih ada ketergantungan dari orang lain. dimana dalam group tersebut beranggotakan

Dengan perkataan lain manusia harus 1 orang bidan, 1 orang dokter umum dan ibu

mengakui kelemahan yang dimiliki, dan itu hamil beserta ibu menyusui, sehingga para

sudah dijelaskan dengan keterangan- ibu dapat berkomunikasi secara langsung

keterangan yang terdahulu. Namun dengan ketika menemui permasalahan yang

demikian tidak berarti kelemahannya itu mengganggunya dengan berkomunikasi

tidak berusaha atau berdiam diri. Paling melalui Group Whatsapp dengan Bidan

tidak karena manusia merasa lemah maka ataupun Dokter. Hal ini tentunya sejalan

harus berusaha dan berdoa. dengan Filosofi Eksistensialism. Dimana

Sikap religious sebagaimana pasien dan bidan tetap merasakan

dikemukakan Kierkegaard atau percaya keberadaan satu sama lain dan dapat tetap

kepada Allah. Islam percaya kepada Allah berkomunikasi walaupun hanya melalui

yang Esa Dzat-Nya dan ciptaan-Nya, dengan media social Whatsapp.

kata lain Allah yang tunggal. Percaya bukan Pada saat proses persalinan, bidan

hanya sekedar percaya tetapi dilaksanakan memimpin untuk melakukan doa bersama

dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai dengan ibu dan keluarganya untuk meminta
perlindungan dan pertolongan Allah SWT esensinya, hal ini berbeda dari hewan,

dan Bidan harus melakukan pemeriksaan tumbuh-tumbuhan yang esensinya

beserta pencatatan dengan detail mengenai mendahului eksistensinya. Menurut

kondisi ibu dan janin. Sehingga apabila Sartre makna dari eksistensi mendahului

kondisi ibu dan janin memungkinkan Bidan esensi manusia adalah bahwa manusia

akan memberikan kebebasan kepada ibu yang hidup di dunia ini harus memikul

untuk tetap bergerak aktif. Pada saat tanggung jawab yang besar untuk dirinya

persalinan Bidan akan bertanya kenyamanan dan masa depannya. Sebab eksistensi

posisi ibu saat bersalin, sehingga ibu dapat manusia pada esensialnya menunjukkan

memilih posisi bersalin sesuai keinginanya kesadaran manusia (l‘etre-pour-soi),

sehingga ibu merasa nyaman dan karena manusia berhadapan dengan

mendapatkan kebebasannya. dunia dimana dia berada.

Dengan kondisi demikian maka akan 2. Dalam uraian yang lain Sartre

terjalin hubungan yang baik antara bidan mengatakan bahwa relasi antar manusia

dan pasien sehingga tercipta keterbukaan, bisa terjadi karena ikatan cinta kasih,

kenyamanan, dan kebebasan tanpa adanya ‗eksistensiku diakui‘ badanku

paksaan satu sama lain. Dalam hal ini Bidan diinginkan, aku dihargai. Sekalipun

melakukan tugas sesuai ilmu dan demikian dalam hubungan dengan cinta

kompetensinya dan pasien mendapatrkan kasih konflik tetap saja ada. Kendatipun

haknya. demikian manusia yang sadar adalah

KESIMPULAN manusia yang bertanggung jawab dan

1. Dalam filsafat eksistensialisme, memikirkan masa depan, inilah inti

eksistensi manusia mendahului ajaran utama dari filsafat


eksistensialisme. Bila manusia REFERENSI

bertanggung jawab atas dirinya sendiri, Sumber: http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sa


stra/artikel/Eksistensialisme.Ensiklopedia Sastra
bukan berarti ia hanya bertanggung Indonesia - Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
jawab pada dirinya sendiri, tetapi juga dan Kebudayaan Republik Indonesia

Aziz, N. MANUSIA SEBAGAI SABYEK DAN


pada seluruh manusia OBYEK DALAM FILSAFAT
EXISTENTIALISM MARTIN HEIDEGGER.
3. Salah satu contoh penerapan filsafat Jurnal Substantia Vol. 15, No. 2, Oktober 2013

eksistensialisme dalam praktek Yunus FM. KEBEBASAN DALAM FILSAFAT


EKSISTENSIALISME JEAN PAUL SARTRE
kebidanan yaitu dimana seorang bidan Firdaus M. Yunus Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. Al-Ulum.
melakukan tugas sesuai ilmu dan 2011;11(2):267-282.

Mochtar, Rustam. (2013). Sinopsis Obstetri


kompetensinya dengan tetap bergantung Fisiologi dan Patologi edisi 2. EGC : Jakarta.
terhadap Allah SWT dan menghargai Depkes RI. (2002). Asuhan persalinan normal.
Jakarta : Dinas Kesehatan
pasien dalam menentukan pilihan
Hudori. Eksistensi Manusia. 2017. Institut
hidupnya dalam proses persalinan. Agama Islam Negeri Raden Intan. Lampung

Anda mungkin juga menyukai