OLEH :
MAULIDIN
NIM. 2206501040108
Kelas : IPS 02
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jawab :
1. Pendekatan Culturally Responsive Teaching atau yang biasa disingkat CRT merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya persamaan hak setiap peserta
didik untuk mendapatkan pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya peserta
didik. Pendekatan Culturally Responsive Teaching menempatkan peserta didik yang
merasa dirinya berasal dari budaya minoritas punya kesamaan hak memperoleh
kesempatan mengembangkan kemampuan diri. Melalui pendekatan pembelajaran CRT
ini, peserta didik juga menjadi lebih memahami budayanya sendiri serta menghargai
budaya orang lain. Pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat terjadi apabila
peserta didik memiliki rasa saling menghormati terhadap latar belakang dan keadaan
tanpa memandang status individu dan kekuasaan.
2. Etnopedagogi sebagai praktik pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal digunakan
sebagai sumber pengetahuan yang inovatif. Praktik pendidikan ini harapannya mampu
mengasah keterampilan peserta didik dalam melakukan pemberdayaan dalam
masyarakat. Etnopedagogi secara sederhana ialah pembelajaran berbasis etnik, baik yang
digunakan sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran. Kearifan lokal
merupakan pandangan hidup suatu masyarakat diwilayah tertentu mengenai lingkungan
alam tempat mereka tinggal. Bagi peserta didik, pendekatan etnopedagogi dapat menarik
minat mereka dalam belajar serta dapat mengenalkan keanekaragaman kearifan lokal
setempat. Selain itu, pendekatan etnopedagogi juga diperlukan untuk melestarikan sebuah
kebudayaan disuatu wilayah agar tidak tergerus perkembangan zaman.
3. Hubungan karakteristik materi dengan konteks budaya peserta didik
Misalnya pada materi Menghargai budaya lokal yang mana materi ini menjelaskan
tentang memahami budaya lokal . budaya lokal adalah tradisi lokal wilayah aceh.
Hubungan nya dengan konteks budaya adalah misalnya di Aceh masyarakat Aceh pada
saat acara keuduri Blang, masyarakat aceh turun kesawah melakukan upacara adat
kenduri blang dengan serangkaian kegiatan yang dipimpin oleh seorang yang di sebut
keujruen Blang, kenduri blang ini dilakukan juga untuk proses memulai Pembajakan
lahan tanah sawah dilakukan serentak, ini dilakukan untuk mengurangi hama pada
tanaman padi nantinya dan dapat mensejahterakan petani.
a. Capaian Pembelajaran
Mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan utuh dan
wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia; menjaga keutuhan wilayah
NKRI; menunjukkan perwujudan demokrasi yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila serta menunjukkan
contoh serta praktik kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi;
mengidentifikasi sistem pemerintahan Indonesia, kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan
antarlembaga-lembaga negara, hubungan negara dengan warga negara baik di bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya maupun pertahanan dan keamanan; dan menyusun laporan singkat tentang sistem
pemerintahan Indonesia, kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan antarlembaga-lembaga negara,
hubungan negara dengan warga negara.
b. Tujuan Pembelajaran
perubahan budaya
di lingkungannya,
dan mampu
mengapresiasi
makanan
tradisional, produk
dan jasa lokal
daerahnya, dan
berpartisipasi
mengembangkan
lingkungan dan
budaya lokal sesuai
tingkatnya
c. Pemahaman Bermakna
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik akan memperoleh manfaat dalam:
1. Mampu Mengenal Lingkungan Sekitar
2. Mampu Menghargai Budaya Lokal, Menghargai Makanan Tradisional, dan Menghargai Produk dan
Jasa Lokal
3. Mampu Mengembangkan Lingkungan & Budaya Lokal
d. Pertanyaan Pemantik
1. Sudahkah kalian mengenal lingkungan sekitar?
2. Apa budaya lokal, dan bagaimana cara menghargainya?
3. Apa makanan tradisional daerah asal kalian?
4. Produk lokal apa yang ada di daerah kalian?
5. Bagaimana cara mengembangkan lingkungan dan budaya lokal?
6. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 15 menit
• Orientasi
• (Menanya)
- Peserta didik dipersilahkan untuk menyatakan pendapat atau
pertanyaan secara bergantian berkaitan dengan video
pembelajaran yang ditampilkan.
• (Mengasosiasikan)
• (Mengkomunikasikan)
Penutup 20 menit
Menyimpulkan
Refleksi
7. Penilaian
1. Teknik penilaian: Observasi (Penilaian sikap, sosial, dan keterampilan) dan tes tertulis (Formatif)
Prosedur penilaian sebagai berikut :
No Teknik Instrumen Keterangan
Pengamatan Lembar Observasi Terlampir
1
Tes Uraian Terlampir
2 tertulis/Formatif
Kinerja Lembar Observasi Terlampir
3 Keterampilan
2. Remedial
Remedial dilaksanakan untuk peserta didik yang belum menguasai materi dan belum
mampu memahami materi. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang materi
pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila
peserta didik yang sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan dengan
:
- Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas
- Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas
- Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan
Perlu diperhatikan bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau
keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh peserta didik. Kegiatan remedial
bagi kompetensi sikap dilakukan dalam bentuk pembinaan secara holistis, yang melibatkan
guru bimbingan konseling dan orang tua.
3. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai materi.
Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan antara lain sebagai berikut.
- Pendidik memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk
laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
- Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor
sebaya
8. Glosarium
Budaya : Suatu gaya hidup yang berkembang dalam suatu
kelompok atau masyarakat dan diwariskan secara
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya
Budaya Lokal : semua ide, aktivitas dan hasil aktivitas manusia dalam
suatu kelompok masyarakat di lokasi tertentu. Budaya
lokal tersebut secara aktual masih tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat serta disepakati dan
dijadikan pedoman bersama
Makanan : warisan makanan yang diturunkan dan telah
Tradisional membudaya di masyarakat Indonesia
Produk Lokal : barang atau kerajinan masyarakat yang ada di sekitar
tempat tinggal masing-masing
Lingkungan : segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia
Jasa Lokal : layanan yang diberikan oleh penyedia jasa yang berada
di dalam negeri atau di suatu daerah tertentu dalam
negeri
Adat Aceh : Aturan yang mengatur kehidupan rakyat, yang
diciptakanoleh para cerdik dan pandai Aceh bersama
Poe Meureuhom/Sultan Aceh. Aturan hidup ini
mengikat seluruh rakyat Aceh tanpa kecuali
9. Daftar Pustaka
https://youtu.be/ymKY8O9iJDU Tradisi meugang di Aceh
https://youtu.be/crbJEb4iBB4 Tradisi Kenduri Blang di Aceh
Rahmayana, Winda. 2021. Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Khanduri Jeurat Oleh Masyarakat
di Desa Cot Trap Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya. Skipsi. Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala
Zaim Uchrowi dan Usrina wati. 2021. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas
VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia.
10. Asesmen
Terlampir
11. Lkpd
Terlampir
12. Materi
Terlampir
Maulidin, S.Pd
Nurdiana, S.Pd
NIP.
NIP.
Penilaian Sikap
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi. Observasi merupakan teknik penilaian
yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan instrument yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2. Instrumen ini diisi oleh pendidik yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Pendidik memberi tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila peserta didik sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukannya.
2 = kadang-kadang, apabila peserta didik kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukannya.
1 = tidak pernah, apabila peserta didik tidak pernah melakukannya.
C. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Kelas : VII
Semester : II
Tahun Ajaran : 2022/2023
No Aspek Pengamatan
Lembar Observasi
Aspek Pengamatan
Keterangan
Jumlah
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dst
Keterangan : A = 100 – 82
B = 81 – 63
C = 62 – 44
D = 43 – 25
Penilaian Sosial
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi. Sikap sosial yang dikembangkan pada
Kompetensi Inti 2 di jenjang SMP/MTs meliputi:
a. Tanggung jawab
b. Peduli (toleran, gotong royong)
c. Percaya diri
2. Instrumen ini diisi oleh pendidik yang mengajar pada kelas peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Pendidik memberi nilai pada kolom skor sesuai sikap sosial yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila peserta didik sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukannya.
2 = kadang-kadang, apabila peserta didik kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukannya.
1 = tidak pernah, apabila peserta didik tidak pernah melakukannya.
C. Lembar Observasi
Sikap
Bertanggung Peduli Percaya
No Nama Peserta Didik jawab (Toleransi Diri Jumlah Nilai Keterangan
dan Gotong
Royong
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
Rumus : nilai = jumlah skor x 100
12
Keterangan : A = 100 – 80
B = 79 – 60
C = 59 – 40
D = 39 – 0
Penilaian Pengetahuan/ Asesmen
Formatif
Tabel 1. Kisi-kisi Soal
Komepetensi Yang Tingkatan Bentuk No. Butir
Materi Indikator Soal
Diuji Soal Soal Soal
Pengetahuan Mengharga Pendidik menyajikan C2 Uraian 1
i pernyataan
Lingkunga mengenai
n dan lingkungan sekitar,
Budaya peserta didik
lokal mampu menjelaskan
keadaan lingkungan
sekitar
Pendidik menyajikan C4 Uraian 2
pernyataan
mengenai budaya
lokal, peserta didik
mampu menelaah
contoh budaya lokal
Pendidik menyajikan C2 Uraian 3
pernyataan
mengenai makanan
tradisional, peserta
didik mampu
menjelaskan
beberapa makanan
tradisional
Pendidik menyajikan C3 Uraian 4
pernyataan
mengenai produk
lokal, peserta didik
mampu
mengidentifikasi
contoh produk lokal
Pendidik menyajikan C3 Uraian 5
pernyataan
mengenai jasa lokal,
peserta didik
mampu
menganalisis upaya
pemberdayaan jasa
lokal di daerahnya.
Tabel 2. Soal
No Soal Skor
1 Membuang sampah sembarangan, melakukan pencemaran 15
lingkungan, penebangan liar, dan perburuan liar merupakan
perbuatan buruk yang tidak bertanggungjawab terhadap
lingkungan. Jelaskan secara rinci akibat dari perbuatan buruk
tersebut!
2 Aceh adalah provinsi yang mempunyai banyak perbedaan budaya lokal, 30
meskipun penyebutan nama budaya tersebut sama. Coba kalian telaah 5
contoh budaya lokal di aceh berdasarkan daerah kabupaten/kotanya?
3 Kuah pliek adalah salah satu makanan lokal khas daerah Aceh. Jelaskan 15
asal muasal kuah pliek?
4 Daerah Aceh memiliki bebagai macam tradisi atau adat istiadat, salah 20
satunya adalah tradisi Kenduri Jeurat. Jelaskan makna dalam tradisi
Kenduri Jeurat dan keterkaitanya dengan keberagaman masyarakat
Indonesia!
5 Aceh merupakan provinsi yang mempunyai banyak destinasi wisata, salah 20
satu kabupaten/kota yang punya destinasi wisata yang belum terekspos
adalah Kabupaten Aceh Singkil, Yaitu wisata Pulau Banyak. Bagaimana
upaya memberdayakan wisata tersebut menjadi aset sebagai penunjang
ekonomi masyarakat Kabupaten Aceh Singkil?
Skor perolehan
Nilai = ------------------------- x 100
Skor maksimal
Penilaian Keterampilan
Formatif
Tabel Rubrik Penilaian Keterampilan
Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
1 Keterampilan dalam bekerja sama dalam
kelompok
2 Keterampilan menghargai pendapat teman
antar kelompok
3 Keterampilan menggunakan waktu se-efisien
mungkin
4 Keterampilan mempresentasikan hasil diskusi
5 Keterampilan dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan
Jumlah
Skor Maksimum
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d.4
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Kadang-kadang
1 = Tidak pernah
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor perolehan
Penilaian keterampilan = ----------------------- x 100
Skor maksimal
Penilaian Pengetahuan/ Asesmen Sumatif
Skor perolehan
Nilai = ------------------------- x 100
Skor maksimal
1. Nilai - nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengolah
lingkungan hidup secara lestari disebut ....
A. norma
B. adat budaya
C. kearifan lokal
D. tradisi
2. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi dan manfaat kearifan lokal adalah ....
4. Cara melestarikan budaya yang ada di Indonesia dapat dilakukan dengan cara berikut ini, kecuali ....
6. Daerah atau kawasan pesisir pantai memiliki ciri lingkungan fisik ....
A. daerah bertebing
B. dataran berpasir
7. Mata pencaharian orang- orang yang tinggal di daerah pesisir pantai adalah ....
A. perkebunan
B. industri
C. perikanan
D. pertanian
8. Banyaknya bencana seperti banjir, tanah longsor, sebagian besar disebabkan karena perbuatan manusia
dalam mengelola alam. Pernyataan yang tepat terkait hal tersebut adalah ....
9. Di bawah ini yang merupakan faktor yang memengaruhi lingkungan hidup adalah ....
A. geografis
B. sosial budaya
C. teknologi
10. Di bawah ini aktivitas manusia yang dapat memengaruhi perubahan lingkungan adalah ....
A. gempa bumi
B. Tsunami
C. penebangan hutan
D. gunung meletus
11. Salah satu cara untuk menghargai budaya lokal khususnya memelihara keberadaan situs lokal yang
mengandung nilai sejarah adalah ....
12. Berikut ini adalah perilaku yang mencerminkan wujud kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, kecuali ....
13. Di bawah ini yang bukan termasuk nilai- nilai budaya untuk mempersatukan bangsa Indonesia adalah ....
A. gotong royong
B. rasisme
C. toleransi
D. tenggang rasa
14. Langkah yang tepat untuk melestarikan keberadaan suku dan budaya bangsa adalah ....
lampiran
MATERI AJAR
Menghargai Lingkungan dan Budaya Lokal
Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi perilaku masyarakatnya. Masyarakat di suatu wilayah dapat
memiliki budaya dan perilaku yang berbeda dengan masyarakat di daerah lain karena lingkungan
isiknya berbeda. Masyarakat dengan budaya dan perilaku masing-masing itulah lingkungan sosial yang
juga perlu diperhatikan.
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang mudah diperhatikan adalah menyangkut kawasan pesisir atau daratan.
Daerah pesisir adalah yang dekat dengan laut. Biasanya berupa daerah datar dengan tanah
berpasir. Sedangkan wilayah daratan yang dimaksudkan adalah daerah yang agak jauh dari laut.
Daratan dapat berupa dataran rendah maupun dataran tinggi atau pegunungan. Di pegunungan,
wilayahnya juga dapat berupa gunung dan lembah yang landai. Namun dapat juga berupa tebing-
tebing yang terjal. Di beberapa daerah, seperti di Ternate, pesisirnya langsung bersambung dengan
gunung yang tinggi.
Coba perhatikan, tempat tinggal kalian di lingkungan fisik yang mana? Apa yang paling menarik
dari lingkungan tersebut? Sungai atau aliran air juga merupakan bagian dari lingkungan fisik. Ada
yang berupa sungai berbatubatu, ada juga yang berupa sungai atau saluran air yang tenang.
Sebagian daerah malah punya mata air dan air terjun. Kadang juga ada hal khusus lain yang
menarik. Seperti jenis batubatuannya. Ada daerah yang memiliki batu besar yang berbentuk
tertentu. Seperti di Belitong, Provinsi Bangka Belitung serta di Natuna, Kepulauan Riau terdapat
batu-batu besar di pantai yang menarik perhatian.
Di Purwodadi, Jawa Tengah, ada tempat lumpur panas yang meletup terusmenerus. Ada daerah
yang juga punya tempat api muncul dari tanah, seperti di Pamekasan, Madura maupun Sungai
Siring, Samarinda. Tentu ada hal cukup menarik di sekitar daerah kalian masing-masing yang
layak disyukuri untuk dikembangkan.
2. Flora dan Fauna
Perhatikan juga jenis-jenis tumbuhan dan hewan di sekitar daerahmu? Adakah yang menarik
untuk diperhatikan. Ada daerah yang dekat dengan hutan, dengan perkebunan, dengan sawah, atau
taman. Apa pohon-pohon yang paling banyak di sana? Adakah jenis pohon tertentu yang menarik
diperhatikan?
Di pantai selatan Jogja, daun-daun pohon cemara laut membentuk lorong semacam gua. Daerah
itu lalu dikenal sebagai gua cemara. Ada daerah yang memiliki pohon beringin putih. Beringin
dalam bahasa Jawa adalah wringin. Maka daerah itu disebut Wringin Putih. Tentu ada yang unik
di setiap daerah.
Jenis bunga di berbagai daerah bisa berbeda-beda. Ada daerah yang banyak bunga lamboyannya.
Ada daerah yang subur saat ditanami bunga bougenvil. Ada desa yang mengembangkan kebun
mawar. Setiap jenis bunga itu dapat memberi keunikan pada masing-masing daerah.
Jenis-jenis hewan juga dapat menjadi ciri suatu daerah. Ikan bilis misalnya, hanya dikenal di
beberapa tempat saja seperti di Danau Singkarak, Sumatra Barat. Ikan pesut menjadi ciri khas
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Jalak putih ada di Bali. Lalu, di beberapa tempat ada
serangga khas. Daerah Bantimurung Sulawesi Selatan terkenal dengan kupu-kupunya.
Bukan hanya hewan langka yang perlu diperhatikan. Hewan yang dianggap biasa saja juga dapat
menjadi keunikan daerah sekitar. Kerbau mungkin dianggap ternak biasa saja di suatu desa.
Namun kegiatan naik kerbau atau memandikan kerbau di sungai dapat menjadi kegiatan menarik
buat warga lainya. Melestarikan lora dan fauna khas masing-masing akan meningkatkan daya tarik
lingkungan kalian masing-masing.
3. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Ada masyarakat
yang kuat mengikuti adat tertentu serta memiliki tokoh yang kuat pula. Ada masyarakat yang tidak
menganut adat khusus. Kegiatan bersama masyarakat yang ini bukan berupa adat melainkan
kegiatan bersama lainnya.
Lingkungan tempat tinggal antardaerah juga dapat berbeda. Perhatikan lebih cermat, apa yang
beda dengan lingkungan tempat tinggal kalian dengan lingkungan di daerah lainnya? Sekarang
banyak kampung dan desa mengembangkan keunikan masing-masing. Ada kampung warna-
warni, kampung lampion, dan lain-lainnya.
Ada juga hal khusus yang terkait dengan kegiatan warganya. Misalnya kampung hidroponik
karena banyak warga di situ banyak yang menanam sayur secara hidroponik. Atau kampung lele
karena banyak warganya yang beternak ikan lele. Di kampung batik tentu banyak warganya
mengembangkan usaha batik.
Tempat yang men jadi kegiatan ber sama masyarakat juga beragam. Sebagian di lapangan
pemukiman, ada yang di taman-taman, di balai pertemuan warga, bahkan juga di rumah ibadah.
Masing-masing dapat dibuat indah hingga menyenangkan semua warga yang beraktivitas.
Bagaimana di tempat tinggal kalian masing-masing?
Yang disebut sebagai budaya lokal ini antara lain mencakup situs lokal, tradisi lokal, kesenian
tradisional yang ada di daerah masing-masing, hingga permainan tradisional. Hal-hal ini juga menjadi
bagian dari kekayaan Indonesia yang berperan buat mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil
makmur.
1. Situs Lokal
Setiap daerah memiliki situs masing-masing. Ada daerah yang memiliki banyak situs yang mudah
ditandai. Ada daerah dengan situs yang sedikit dan sulit dikenali. Situs yang dimaksudkan di sini
adalah tempat yang memiliki nilai sejarah atau riwayat tertentu.
Salah satu bentuk situs yang penting dicermati adalah situs sejarah. Situs sejarah ini merupakan
karya peninggalan orang zaman dulu yang ada di daerah kalian masing-masing. Contoh yang
paling mudah dalam situs sejarah adalah candi.
Situs sejarah itu juga bisa berupa batu-batu tertentu, seperti batu bertulis, undakan batu kuno, dan
sebagainya. Masjid atau gereja tua juga merupakan situs sejarah. Begitu juga makam tokoh masa
lalu, rumah lama, bahkan sumur lama sekalipun.
2. Tradisi Lokal
Yang dimaksud tradisi lokal di sini adalah tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang terkait dengan
siklus kehidupan maupun kegiatan bersama masyarakat. Di antara tradisi itu antara lain
menyangkut kelahiran bayi, khitanan atau tradisi menyambut akil balig, tradisi dalam pernikahan,
hingga tradisi terkait kematian.
Selain itu ada tradisi terkait dengan kegiatan bersama masyarakat. Seperti syukuran untuk panen
maupun penangkapan ikan di laut. Tradisi mendirikan rumah, hingga tradisi menyambut hari-hari
besar keagamaan masing-masing. Yasinan, misalnya, termasuk dalam tradisi lokal.
3. Kesenian Tradisional
Setiap daerah memiliki kesenian tradisionalnya masing-masing. Di antaranya adalah musik serta
tarian tradisional. Di daerah Jawa Tengah antara lain seni mocopatan. Itu jenis kesenian yang
sangat tradisional. Ada juga pop tradisional seperti lagu-lagu campursari.
Beberapa daerah juga mengenal seni bercerita. Di kampung-kampung di Aceh ada seni hikayat, di
daerah-daerah Kalimantan dikenal seni lamut. Lalu ada seni pentas seperti yang berupa wayang,
juga ludruk di desa-desa Jawa Timur. Kenali dengan baik apa saja kesenian tradisional apa saja
yang ada di daerah kalian masing-masing.
4. Permainan Tradisional
Yang juga sangat penting diperhatikan adalah permainan tradisional. Congklak, engklek, egrang,
gasing, petak umpet, hingga layangan adalah sebagian dari permainan tradisional. Apa yang masih
kalian dapat mainkan dari permainan tradisional itu?
Di beberapa daerah, permainan tradisional yang sudah terlupakan mulai dihidupkan kembali. Ada
kelompok-kelompok permainan yang dibentuk lagi. Hal ini penting dilakukan untuk menguatkan
raca cinta pada bangsa.
Makanan tradisional memiliki nilai lebih dibanding makanan umum yang terkenal. Makanan tradisional
mewakili kearifan lokal dari masing-masing masyarakat. Makanan tradisional diolah khusus oleh suatu
masyarakat berdasarkan resep khusus yang turun temurun.
Seringkali makanan tradisional kurang dihargai masyarakatnya sendiri karena sudah terlalu terbiasa.
Sehingga dianggap sebagai makanan biasa saja. Padahal para ahli makanan atau ahli kuliner dunia justru
menghargai makanan tradisional karena khas. Kekhasan makanan itu merupakan kekayaan budaya
daerah-daerah di Indonesia.
1. Ragam Makanan Tradisional
Ragam makanan tradisional mencakup makanan pokok, olahan daging, hingga olahan sayuran.
Makanan tradisional untuk makanan pokok umumnya berbasis pada beras, jagung, ketela, ubi, dan
sagu.
Makanan tradisional berbasis beras sangat banyak. Seperti nasi krawu, nasi megono, nasi kuning,
nasi uduk, dan lain-lain. Biasanya juga ditambahi lauknya serta sambal yang khas di masing-
masing daerah. Seperti sambal matah, sambal oncom, sambal roa dan masih banyak lainnya.
Air guraka, teh talua, wedang uwuh, wedang secang, bir pletok, maupun lahan adalah sebagian
dari jenis minuman tradisional lainnya. Lalu ada minuman es cendol, es cincau, es doger, hingga
es selendang mayang. Tentu masih banyak minuman tradisional lainnya.
3. Ragam Jajanan
Jajanan tradisional di Indonesia banyak yang menggunakan tepung beras serta tepung ketan. Di
antaranya adalah serabi, kue putu, kue lapis, talam, klepon, onde-onde, dan sebagainya. Bahan
kelapa serta gula merah banyak dipakai untuk jajanan tradisional kita. Ketan juga banyak dipakai
untuk bahan jajanan. Ada lemang, lepat, wajik, lemper, hingga ketan-mangga.
Pisang juga merupakan bahan yang banyak dipakai untuk jajanan tradisional. Ada yang sekadar
dibakar, atau digoreng, hingga diolah sebagai kue seperti nogosari dan pisang hijau. Dari ketela,
ada getuk hingga lemet, dari tepung sagu ada bagea dan kue kenari, sedangkan dari buah-buahan
dibuat berbagai macam kue dodol. Itu semua contoh jajanan tradisional Indonesia.
Berbagai jamu di tanah air banyak menggunakan tanaman empon-empon seperti jahe, kencur,
temulawak, hingga sereh. Kayu putih, sirih, pinang, mahkota dewa, kelor, kapulaga, kayu manis,
jinten adalah sebagian dari bahan herbal buat obat serta penguat kesehatan.
Semakin banyak produk serta jasa lokal di sekitar tempat tinggal kalian masing-masing akan membuat
daerah kalian semakin maju. Produk lokal dapat berupa produk kerajinan masyarakat serta barang-
barang lainnya. Sedangkan jasa lokal adalah layanan apapun yang ada di sekitar tempat tinggal masing-
masing.
1. Kerajinan Masyarakat
Kerajinan masyarakat merupakan bentuk produk lokal. Umumnya produk kerajinan menyesuaikan
dengan budaya masing-masing daerah, seperti ukiran Toraja serta patung Asmat. Kerajinan
tersebut kebanyakan sebagai hiasan rumah, baik untuk dipasang di dinding maupun diletakkan di
meja atau bufet.
2. Produk Lokal
Produk lokal mungkin saja banyak terdapat di daerah kalian masing-masing. Seperti produk yang
berupa sandang atau pakaian, baik yang terkait dengan kerajinan tradisional maupun produk
modern. Beragam jenis pakaian, baik untuk laki-laki, perempuan, maupun anak-anak, yang
diproduksi di sekitar tempat tinggal masing-masing dapat disebut produk lokal.
3. Jasa Lokal
Yang juga perlu diperhatikan di masing-masing daerah adalah penyedia jasa lokal. Tidak sedikit
warga yang melayani jasa untuk masyarakat sekitarnya seperti jasa rias, jasa fotograi dan video,
penjahit, potong rambut, memasak, cuci dan setrika, pertukangan, jasa arsitektur, hingga jasa
untuk memijat.
Bentuk apresiasi terhadap lingkungan sekitar dan budaya lokal bermacam-macam. Di antaranya adalah
ikut aktif melakukan atau menjalani praktik-praktik budaya. Selain itu juga mengkonsumsi makanan
tradisional serta menggunakan produk dan jasa lokal. Setelah itu tentu ikut merawat dan
mengembangkannya agar lebih baik lagi.
1. Aktif Melakukan
Seperti disebutkan di atas, setiap kampung, desa, atau kelurahan memiliki keseni an lokal masing-
masing. Ter utama seni tradisional. Untuk mengapresiasi atau menghargai produk dan jasa lokal,
kalian tentu perlu aktif ber partisipasi ikut berkesenian tersebut. Bersamaan dengan itu, yang juga
perlu dilakukan adalah permainan tradisional.
2. Aktif Mengonsumsi
Aktif mengonsumsi makanan tradisional juga merupakan bagian dari mengapresiasi lingkungan
dan budaya lokal. Semakin aktif mengonsumsi makanan tradisional, semakin tinggi pula apresiasi
kalian pada makanan tradisional.
3. Aktif Menggunakan
Bentuk apresiasi lainnya adalah dengan aktif menggunakan. Yakni menggunakan produk dan jasa
dari lingkungannya sendiri. Dengan aktif menggunakannya, kalian menghargai para pembuat
produk dan penyedia jasa yang menjadi tetangga kalian masing-masing.
4. Aktif Mengembangkan
Selain aktif melakukan, mengonsumsi, dan menggunakan, yang juga diperlukan untuk
mengapresiasi lingkungan dan budaya lokal adalah aktif mengembangkan. Yakni ikut menata
lingkungan sekitar agar lebih baik, berpartisipasi mengembangkan budaya lokal, hingga ikut
meningkatkan mutu makanan tradisional serta produk dan jasa lokal.
NAMA KELOMPOK :
KELAS :
TEMA : PEUSIJUEK
Diskusikanlah budaya lokal di bawah ini bersama kelompokmu. Analisislah asal muasal budaya tersebut di
bawah ini berdasarkan daerah tempatnya, karakteristik wilayahnya, persebaran wilayahnya, dampak
yang ditimbulkan dari budaya tersebut !
NAMA KELOMPOK :
KELAS :
TEMA : SEUMAPA
Diskusikanlah budaya lokal di bawah ini bersama kelompokmu. Analisislah asal muasal budaya tersebut di
bawah ini berdasarkan daerah tempatnya, karakteristik wilayahnya, persebaran wilayahnya, dampak
yang ditimbulkan dari budaya tersebut !
NAMA KELOMPOK :
KELAS :
TEMA : MEUGANG
Diskusikanlah budaya lokal di bawah ini bersama kelompokmu. Analisislah asal muasal budaya tersebut di
bawah ini berdasarkan daerah tempatnya, karakteristik wilayahnya, persebaran wilayahnya, dampak
yang ditimbulkan dari budaya tersebut !
NAMA KELOMPOK :
KELAS :
TEMA : PEUTREN ANEUK
Diskusikanlah budaya lokal di bawah ini bersama kelompokmu. Analisislah asal muasal budaya tersebut di
bawah ini berdasarkan daerah tempatnya, karakteristik wilayahnya, persebaran wilayahnya, dampak
yang ditimbulkan dari budaya tersebut !
CERITA SINGKAT BUDAYA KHAS ACEH
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/29/183500169/cerita-singkat-budaya-khas-aceh?page=all
KOMPAS.com - Provinsi Aceh merupakan wilayah di Indonesia yang berada di ujung bagian barat Pulau
Sumatera. Aceh dikenal jugan dengan Nanggoroe Aceh Darussalam (NAD) dan memiliki julukan
Serambi Makkah. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Aceh sangat
kaya dengan aneka ragam kebudayaan, suku dan bahasa daerahnya. Aceh memiliki kebudayaan, adat
istiadat, dan bahasa daerah yang berbeda-beda. Kebudayaan Aceh Berikut kebudayaan di Aceh:
Bahasa daerah
Aceh memiliki bahasa daerah lebih kurang 12 buah. Masyarakat Aceh sehari-harinya menggunakan
bahasa tersendiri di tiap-tiap daerah, kecuali dalam kegiatan formal menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa daerah Aceh seperti, Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Bahasa Alas, Bahasa Tamieng, atau Bahasa
Aneuk Jame.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Singkat Budaya Khas Aceh", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/29/183500169/cerita-singkat-budaya-khas-aceh?page=all.
Penulis : Ari Welianto
https://kumparan.com/berita-hari-ini/ragam-tradisi-dan-upacara-adat-aceh-yang-masih-dilestarikan-1xbfLRdTlx1/1
Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas, terdiri dari 34 provinsi dengan beragam suku mulai
dari Jawa, Sunda, Batak, Betawi, hingga Aceh. Suku Aceh yang mayoritas penduduknya beragama
Muslim ini dikenal dengan keteguhannya dalam menganut ajaran Islam.
Tidak berbeda dengan suku lainnya, masyarakat Aceh juga masih kental dengan adat istiadat. Walau ada
beberapa tradisi yang sudah ditinggalkan dan hanya dilakukan di tempat tertentu saja, namun kebudayaan
Aceh masih mampu bertahan di tengah masyarakat modern saat ini.
Contohnya adalah upacara adat Aceh dari suku Gayo yang dinamakan Beguru. Tradisi ini dilaksanakan
sebelum melangsungkan pernikahan, biasanya seluruh anggota keluarga dan sanak saudara akan
berkumpul untuk mengaji bersama.
Masuknya budaya asing ke Indonesia dapat menjadi ancaman bagi kelestarian budaya bangsa kita jika
tidak disikapi dengan baik. Maka dari itu, generasi baru harus mempertahankan serta melestarikan adat
istiadat dan budaya yang ada.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Sulaiman Tripa dalam bukunya yang berjudul Peradilan Gampong,
bahwa pelestarian adat dan istiadat perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dari generasi ke generasi
berikutnya sehingga akan selalu terjaga seiring berkembangnya zaman.
Bagi warga Aceh sendiri, adat, kebudayaan, hingga upacara ritual yang dilakukan memiliki nilai yang
sangat kental dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut adalah ulasan mengenai beberapa upacara adat
Aceh yang unik dan menarik.
Perbesar
Ilustrasi anak-anak memakai baju tradisional Aceh. Foto:Pixabay
Tradisi Upacara Adat Aceh
Upacara adat dilakukan untuk perayaan tertentu secara turun-temurun, sesuai dengan kepercayaannya
masing-masing. Adapun tradisi dan upacara adat Aceh yang telah dirangkum dari beberapa sumber, yaitu:
1. Peusijuek
Fatiharrifah dalam bukunya yang berjudul 100 Tradisi Unik di Indonesia menjelaskan bahwa Peusijuek
merupakan tradisi masyarakat Aceh yang dilakukan hampir di semua upacara adat. Baik itu perkawinan,
kelahiran, kematian, berangkat haji, selamatan, dan lain sebagainya.
Peusijuek menurut bahasa artinya “Pendingin” serta bertujuan untuk mendoakan atau memberkati
sesuatu. Tradisi ini diadakan oleh seluruh tokoh masyarakat desa dan kota yang biasanya dipimpin oleh
tokoh agama atau tokoh adat yang dituakan.
2. Sumang
Sumang merupakan tradisi dari suku Gayo di Aceh yang memiliki keunikan dalam pergaulan antara laki-
laki dan perempuan. Tradisi Sumang merupakan bagian dari budaya Gayo yang masuk ke dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan.
Adat ini terdiri dari empat macam, yaitu Sumang Kenunulen, Sumang Percerakan, Sumang Pelangkahan,
dan Sumang Penengonen. Tujuan dari tradisi ini yaitu mendidik manusia agar memiliki akhlak yang
mulia dalam kehidupan bermasyarakat.
Perbesar
Ilustrasi sunset di Aceh. Foto:Pixabay
3. Meugang
Meugang atau biasa disebut Makmeugang adalah hari kumpul bersama keluarga disertai pesta makan
daging pada hari “Semi suci”. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Tabangun Aceh Edisi 47 (2015)
terbitan Tabloid Tabangun Aceh, Meugang dihelat di tiga momentum, yaitu pada penyambutan puasa
Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.
Di momen ini, mereka yang merantau akan pulang untuk berkumpul bersama keluarga. Mereka wajib
membeli daging lembu atau kerbau yang segar dalam jumlah besar untuk dimasak dan dihidangkan
bersama anggota keluarga.
4. Uroe Tulak Bala
Uroe Tulak Bala merupakan tradisi masyarakat Pantai Barat Selatan Aceh yang dilakukan setiap satu
tahun sekali. Upacara ini diyakini dapat menolak bala atau musibah.
Mengutip dari buku Kitab Doa-doa Tolak Bala yang ditulis oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM
Indonesia, Tolak Bala atau Rabu Abeh adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar. Di mana pada bulan ini
Allah SWT menurunkan berbagai bentuk bala di muka bumi.
Semua masyarakat yang memiliki sawah dan hendak menanam padi, terlebih dahulu berpartisipasi untuk
mengadakan acara keunduri. Keikutsertaan masyarakat ini didasarkan atas perintah dari keujruen blang
(lembaga adat aceh yang khusus mengurusi di bidang persawahan). Keujruen blang sebagai ketua di
bidang persawahan akan memberikan aba-aba dua minggu menjelang para petani turun ke sawah.
Perintah keujruen blang sangat disegani dan dipatuhi oleh petani setempat. Karena pada saat penanaman
padi, gotong royong di sawah, aliran air dan lain sebagainya perlu bermusyawarah dengan keujruen
blang.
Keunduri yang dilaksanakan menjelang turun ke sawah yang disertai dengan doa-doa bertujuan supaya
padi petani bebas dari penyakit dan hama yang membahayakan tanaman. Seluruh masyarakat gampong
dan petani serta warga gampong sekitarnya diundang untuk menikmati keunduri secara bersama-sama.
Jumlah masyarakat yang diundang sesuai dengan jumlah makanan yang tersedia. Pembacaan doa
dipimpin oleh ustaz dan santri dari dayah-dayah di sekitar.
Masyarakat bersama ustaz sedang menikmati kenduri blang
Tujuan lainnya yang ingin diwujudkan melalui acara keunduri blang adalah supaya terbangun silaturahmi
yang harmonis antara warga masyarakat. barangkali di antara mereka jarang berjumpa, dengan adanya
acara tersebut di antara masyarakat Gampong saling bertegur sapa. Nilai lain yang terkandung adalah
sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas rezki yang telah diberikan oleh Allah.
Keunduri blang dilaksanakan tiga kali sejak mulai dari persiapan turun sawah hingga menjelang panen.
Di saat padi sudah mulai menghijau (pade dara) masyakarat melakukan kenduri kedua dan di saat musim
panen tiba petani akan mengakan keunduri ketiga. Semua masyarakat sangat antusias mengikuti acara
tersebut.
Setiap petani diharuskan membawa 10 bungkus nasi, lauk pauk lainnya, dan ketan beserta kuah tuhe.
Acara keunduri tersebut tidak ada paksaan dari keujruen blang. Bahkan masyarakat yang bukan petani
yang hendak ingin melaksanakan keunduri juga diperbolehkan. karena hal ini merupakan salah satu
bentuk masyarakat terhadap rizki yang dikaruniai oleh Allah.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kenduri Blang: Sebuah Kearifan Lokal Aceh”
Kreator: Mansari