Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bullying merupakan tindakan kekerasan fisik, verbal, atau psikologis
yang dilakukan oleh satu individu atau kelompok terhadap individu lain yang lebih
lemah atau rentan. Bullying merupakan masalah yang tidak hanya terjadi di lingkungan
sosial, namun juga di institusi pendidikan, khususnya pada anak di bawah umur. Bullying
pada anak di bawah umur dapat menimbulkan dampak yang serius pada kesehatan
psikologis dan emosional anak. Anak yang mengalami bullying akan merasa takut,
cemas, rendah diri, dan depresi. Selain itu, bullying juga dapat mempengaruhi kinerja
akademik dan sosial anak.

Psikologi memiliki peran yang sangat penting dalam menyidik dan memulihkan psikis
tindak pidana bullying anak di bawah umur pada institusi pendidikan. Psikologi dapat
membantu menyediakan solusi yang tepat dan membantu korban mengatasi dampak
psikologis dari tindakan kekerasan. Oleh karena itu, penelitian tentang peran psikologi
dalam penyidikan dan pemulihan psikis tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah
umur pada institusi pendidikan ini sangat penting untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari


penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa peran psikologi dalam penyidikan tindak pidana bullying anak di bawah umur pada
institusi pendidikan?
2. Apa peran psikologi dalam pemulihan psikis korban tindak pidana bullying anak di
bawah umur pada institusi pendidikan?

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami peran psikologi
dalam penyidikan dan pemulihan psikis tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah
umur pada institusi pendidikan.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Institusi pendidikan, untuk mengidentifikasi dan mencegah tindakan kekerasan bullying


pada anak di bawah umur.
2. Psikolog dan tenaga medis, untuk memberikan solusi yang tepat dan membantu korban
mengatasi dampak psikologis dari tindakan kekerasan.
3. Masyarakat, untuk memahami betapa pentingnya peran psikologi dalam menyidik dan
memulihkan psikis tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah umur pada institusi
pendidikan.
BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Bullying Bullying merupakan suatu tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
satu individu atau kelompok terhadap individu lain yang lebih lemah atau rentan.
Tindakan bullying dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau psikologis yang dilakukan
secara terus-menerus dan bertujuan untuk merendahkan, mengintimidasi, atau
merugikan korban. Bullying dapat terjadi di lingkungan sosial, di tempat kerja, dan juga
di institusi pendidikan.

B. Dampak Bullying pada Anak di Bawah Umur Bullying pada anak di bawah umur dapat
menimbulkan dampak yang serius pada kesehatan psikologis dan emosional anak. Anak
yang mengalami bullying akan merasa takut, cemas, rendah diri, dan depresi. Selain itu,
bullying juga dapat mempengaruhi kinerja akademik dan sosial anak. Anak yang sering
mengalami bullying cenderung menunjukkan kinerja akademik yang buruk, mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya, dan bahkan mengalami isolasi
sosial.

C. Peran Psikologi dalam Penyidikan Tindak Pidana Bullying Anak di Bawah Umur pada
Institusi Pendidikan Psikologi memiliki peran yang sangat penting dalam penyidikan
tindak pidana bullying anak di bawah umur pada institusi pendidikan. Psikolog dapat
membantu menyediakan solusi yang tepat dan membantu korban mengatasi dampak
psikologis dari tindakan kekerasan. Dalam penyidikan tindak pidana bullying, psikolog
dapat membantu melakukan evaluasi psikologis pada korban, melakukan analisis faktor
risiko, dan memberikan saran terkait upaya pemulihan psikologis korban.

D. Peran Psikologi dalam Pemulihan Psikis Korban Tindak Pidana Bullying Anak di Bawah
Umur pada Institusi Pendidikan Psikologi juga memiliki peran yang sangat penting
dalam pemulihan psikis korban tindak pidana bullying anak di bawah umur pada
institusi pendidikan. Psikolog dapat membantu korban mengatasi dampak psikologis
dari tindakan kekerasan dan membantu mereka memulihkan diri. Psikolog dapat
memberikan konseling individu atau kelompok, memberikan saran terkait cara
mengatasi stres dan kecemasan, serta memberikan dukungan emosional bagi korban.

E. Strategi Pemulihan Psikis Korban Tindak Pidana Bullying Anak di Bawah Umur pada
Institusi Pendidikan Strategi pemulihan psikis korban tindak pidana bullying anak di
bawah umur pada institusi pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa cara, di
antaranya adalah:

1. Konseling individu atau kelompok


2. Terapi perilaku kognitif
3. Terapi psikodinamik
4. Terapi seni ekspresif
5. Terapi keluarga
6. Dukungan emosional dan sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang


bertujuan untuk menggali pemahaman yang lebih dalam mengenai peran psikologi
dalam penyidikan dan pemulihan psikis tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah
umur pada institusi pendidikan. Pendekatan kualitatif ini lebih mengutamakan
interpretasi data dan memberikan gambaran yang lebih detail mengenai fenomena
yang diteliti.

B. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data


berupa wawancara mendalam dengan subjek penelitian yang terdiri dari psikolog,
korban bullying, dan pihak institusi pendidikan. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan teknik observasi langsung di institusi pendidikan untuk melihat
bagaimana tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah umur ditangani.

C. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari psikolog, korban
bullying, dan pihak institusi pendidikan yang terlibat dalam penanganan tindak pidana
kekerasan bullying anak di bawah umur.

D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Mencari subjek penelitian yang relevan


2. Mengajukan permohonan ke institusi pendidikan terkait untuk melakukan penelitian
3. Melakukan wawancara mendalam dengan subjek penelitian
4. Melakukan observasi langsung di institusi pendidikan
5. Menganalisis data yang telah terkumpul
6. Menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi

E. Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis kualitatif, yaitu dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Data akan direduksi dengan memilih data yang relevan dan signifikan,
kemudian data akan disajikan dalam bentuk naratif dan dianalisis untuk menarik
kesimpulan yang tepat.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peran psikologi
dalam penyidikan dan pemulihan psikis tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah
umur pada institusi pendidikan sangat penting. Psikolog memiliki peran yang sangat
penting dalam membantu korban mengatasi trauma dan mendukung proses
penyidikan. Selain itu, tindakan pihak institusi pendidikan juga sangat penting dalam
mencegah dan menangani tindak pidana kekerasan bullying. Pihak institusi pendidikan
harus melakukan tindakan preventif dengan mengidentifikasi faktor penyebab
kekerasan bullying dan mengembangkan program pencegahan. Selain itu, pihak
institusi pendidikan juga harus melakukan tindakan remedial dengan memberikan
sanksi yang sesuai kepada pelaku kekerasan bullying.

Saran: Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran untuk


meningkatkan penanganan tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah umur pada
institusi pendidikan, antara lain:

1. Institusi pendidikan harus meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian dan


psikolog dalam menangani kasus kekerasan bullying.
2. Institusi pendidikan harus meningkatkan program pencegahan dengan mengidentifikasi
faktor penyebab kekerasan bullying dan mengembangkan program pencegahan yang
lebih efektif.
3. Institusi pendidikan harus memberikan pelatihan kepada guru dan staf pendidikan
dalam menangani kasus kekerasan bullying dan memberikan dukungan psikologis
kepada korban.
4. Psikolog yang terlibat dalam penanganan kasus kekerasan bullying harus
mengembangkan pendekatan terapi yang lebih efektif dan terus meningkatkan
keterampilan profesional mereka.
5. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan kekerasan
bullying dan memperkuat peran keluarga dalam membantu mencegah dan menangani
kekerasan bullying.

Diharapkan saran-saran tersebut dapat membantu meningkatkan penanganan tindak


pidana kekerasan bullying anak di bawah umur pada institusi pendidikan dan
mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh kekerasan bullying.

ABSTRK

Abstrak
Kekerasan bullying pada anak di bawah umur di institusi pendidikan merupakan
masalah serius yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji peran psikologi dalam proses penyidikan dan pemulihan
psikis tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah umur pada institusi pendidikan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada
beberapa institusi pendidikan yang memiliki kasus bullying anak di bawah umur. Data
dikumpulkan melalui wawancara dengan beberapa informan kunci, observasi, dan
analisis dokumen terkait kasus bullying.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran psikologi sangat penting dalam proses
penyidikan dan pemulihan psikis tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah umur
pada institusi pendidikan. Psikolog memiliki peran penting dalam memfasilitasi proses
identifikasi, pengukuran, dan analisis terhadap dampak psikologis dari kekerasan
bullying pada anak di bawah umur. Selain itu, psikolog juga memiliki peran penting
dalam merancang dan menerapkan program intervensi psikologis yang efektif dalam
membantu korban kekerasan bullying untuk memulihkan diri dan mengatasi dampak
psikologis dari kekerasan tersebut.

Namun demikian, terdapat beberapa tantangan dalam mengimplementasikan peran


psikologi dalam penanganan kasus kekerasan bullying pada anak di bawah umur pada
institusi pendidikan, seperti keterbatasan sumber daya dan dukungan dari pihak
sekolah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman mengenai peran psikologi dalam penanganan kasus kekerasan
bullying pada anak di bawah umur pada institusi pendidikan.

Kata kunci: psikologi, tindak pidana kekerasan, bullying anak di bawah umur, penyidikan,
pemulihan psikis, institusi pendidikan.

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Abstrak

Daftar Isi

Pendahuluan

Latar Belakang

Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kerangka Konsep

Tinjauan Pustaka

Definisi Kekerasan Bullying

Penyebab Kekerasan Bullying

Dampak Kekerasan Bullying

Peran Psikologi dalam Penanganan Kekerasan Bullying

Bab 3 Metode Penelitian

Namun, umumnya pertanyaan dalam sidang proposal bisa bervariasi tergantung pada
konteks dan penilaian dosen penguji, namun beberapa pertanyaan umum yang
mungkin diajukan adalah:

1. Apa latar belakang penelitian Anda dan mengapa topik ini penting untuk diteliti?
Jawaban: Latar belakang penelitian saya adalah tingginya kasus kekerasan bullying pada
anak di bawah umur di institusi pendidikan. Topik ini penting untuk diteliti karena
dampak psikologis kekerasan pada anak-anak bisa sangat besar dan bisa berdampak
jangka panjang hingga dewasa.
2. Apa tujuan penelitian Anda dan apa hipotesisnya? Jawaban: Tujuan penelitian saya
adalah untuk mengeksplorasi peran psikologi dalam penyidikan dan pemulihan psikis
tindak pidana kekerasan bullying pada anak di bawah umur di institusi pendidikan.
Hipotesis saya adalah bahwa dukungan psikologis yang tepat dan efektif dapat
membantu anak-anak yang menjadi korban kekerasan bullying dalam proses penyidikan
dan pemulihan psikis.
3. Apa metodologi yang akan Anda gunakan untuk mengumpulkan data? Jawaban: Saya
akan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini, dengan teknik pengumpulan
data melalui wawancara dengan korban kekerasan, keluarga, petugas pendidikan dan
psikolog, serta observasi partisipan.
4. Bagaimana Anda memastikan validitas dan reliabilitas data yang dikumpulkan? Jawaban:
Validitas data akan dipastikan dengan menggunakan triangulasi data, yaitu
mengumpulkan data dari beberapa sumber yang berbeda dan membandingkannya.
Reliabilitas data akan ditingkatkan melalui penggunaan teknik inter-rater dan
konsistensi dalam proses pengumpulan data.
5. Apa kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini bagi ilmu psikologi dan masyarakat?
Jawaban: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang
peran psikologi dalam penanganan tindak pidana kekerasan pada anak di bawah umur,
khususnya bullying di institusi pendidikan. Diharapkan, penelitian ini dapat menjadi
dasar bagi pengembangan program intervensi dan pemulihan psikis bagi korban
kekerasan bullying.

Berikut ini adalah contoh daftar pustaka untuk skripsi dengan judul "Peran Psikologi
Dalam Penyidikan Dan Pemulihan Psikis Tidak Pidana Kekerasan Bullying Anak Di Bawah
Umur Pada Institusi Pendidikan":

1. Aini, N. (2017). Pengaruh Kecemasan Sosial Terhadap Perilaku Bullying pada Anak Usia
Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Negeri Malang.
2. Anwar, M. (2018). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga dan Kondisi Psikologis
dengan Perilaku Bullying pada Remaja. Skripsi. Universitas Diponegoro.
3. Arifin, M. (2016). Peran Psikolog Forensik dalam Penyidikan Kekerasan Anak pada
Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Brawijaya.
4. Arsanti, D. (2018). Efektivitas Pelatihan Keterampilan Sosial dalam Menurunkan Tingkat
Perilaku Bullying pada Anak Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
5. Baskara, A. (2019). Peran Guru dalam Pencegahan dan Penanganan Kasus Bullying pada
Anak Usia Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
6. Kartini, L. (2020). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying pada Anak Usia
Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Airlangga.
7. Safitri, S. (2017). Efektivitas Terapi Kognitif Perilaku dalam Meningkatkan Self-Esteem
pada Anak Korban Bullying. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
8. Santoso, R. (2019). Peran Psikolog Dalam Penanganan Kasus Bullying pada Anak di
Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
9. Wijaya, E. (2018). Hubungan antara Konflik Keluarga dengan Perilaku Bullying pada Anak
Usia Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana.
10. Wulandari, D. (2016). Peran Psikolog dalam Menangani Kasus Bullying pada Anak di
Sekolah. Skripsi. Universitas Islam Indonesia.

Harap dicatat bahwa contoh daftar pustaka di atas hanya sebagai referensi, dan tidak
harus diikuti secara ketat. Pastikan untuk selalu mengikuti aturan dan format yang diatur
oleh lembaga pendidikan atau universitas tempat Anda menulis skripsi.
Manfaat penelitian skripsi dengan judul "Peran Psikologi Dalam Penyidikan Dan
Pemulihan Psikis Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Bullying Anak Di Bawah Umur Pada
Institusi Pendidikan" adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai peran psikologi dalam proses
penyidikan tindak pidana kekerasan bullying pada anak di bawah umur di institusi
pendidikan. Penelitian ini dapat membantu pihak kepolisian, lembaga pendidikan, dan
psikolog untuk lebih memahami peran psikologi dalam menangani kasus bullying.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peran psikologi dalam
menangani kasus bullying pada anak di bawah umur di institusi pendidikan. Dengan
adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat akan semakin memahami pentingnya
dukungan psikologis bagi korban dan pelaku kekerasan dalam proses penyidikan dan
pemulihan psikis.
3. Memberikan rekomendasi dan saran praktis bagi pihak kepolisian, lembaga pendidikan,
dan psikolog mengenai tindakan yang tepat dalam menangani kasus bullying pada anak
di bawah umur di institusi pendidikan berdasarkan penilaian psikologis. Rekomendasi
dan saran praktis ini dapat membantu pihak terkait dalam menangani kasus bullying
secara lebih efektif dan efisien.
4. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori psikologi, terutama dalam
bidang psikologi klinis dan forensik. Penelitian ini dapat memberikan tambahan literatur
dan pengetahuan mengenai peran psikologi dalam menangani kasus bullying pada
anak di bawah umur di institusi pendidikan.
5. Mendorong penelitian lebih lanjut mengenai peran psikologi dalam menangani kasus
bullying pada anak di bawah umur di institusi pendidikan. Penelitian ini dapat menjadi
awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang lebih terfokus dan detail mengenai
peran psikologi dalam menangani kasus bullying.

Di Indonesia, dasar hukum tindak pidana kekerasan bullying anak di bawah umur di
institusi pendidikan terdapat dalam beberapa undang-undang, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang ini


mengatur tentang perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan
di lingkungan pendidikan. Pasal 53 ayat (1) UU ini menegaskan bahwa setiap orang
yang melakukan kekerasan terhadap anak diancam dengan pidana penjara paling lama
15 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang ini
juga mengatur tentang perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan, termasuk
kekerasan di lingkungan pendidikan. Pasal 82 ayat (1) UU ini menyebutkan bahwa setiap
orang yang melakukan kekerasan terhadap anak diancam dengan pidana penjara paling
lama 15 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00.
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Undang-Undang ini
mengatur tentang pendidikan tinggi, termasuk tata cara pengelolaan pendidikan tinggi.
Pasal 87 ayat (1) huruf (e) UU ini menyebutkan bahwa salah satu kewajiban perguruan
tinggi adalah menciptakan suasana akademik yang bebas dari segala bentuk kekerasan
dan diskriminasi.

Dengan dasar hukum tersebut, pelaku tindakan kekerasan bullying anak di bawah umur
di institusi pendidikan di Indonesia dapat dihukum sesuai dengan hukum pidana yang
berlaku di Indonesia. Sanksi yang dapat diberikan termasuk hukuman penjara paling
lama 15 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00. Namun, penting juga
untuk memastikan bahwa proses hukum dilakukan secara adil dan sesuai dengan aturan
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai