Anda di halaman 1dari 27

Analisis Rasio

Agus Saur Utomo,MSc.


 Rasio menyatakan hubungan matematika antara dua angka yaitu
numerator dan denominator
 Rasio untuk analisis laporan keuangan harus memiliki informasi
penting dalam hubungan ekonominya.
 Analisis rasio paling banyak digunakan namun justru sering disalah
artikan
 Rasio merupakan starting point suatu investigasi laporan keuangan
yang lebih mendalam bukan sebagai ending point.
 Analisis rasio tidak bisa dilakukan dengan mengisolasinya pada suatu
waktu dan objeknya, namun perlu perbandingan antar waktu atau
perbandingan dengan perusahaan lain/rata-rata industrinya.
 Faktor lain yang mempengaruhi analisis rasio selain aktivitas
operasional internal perusahaan adalah dampak dari kejadian
ekonomi ( economic events), faktor industry, kebijakan manajemen
dan metode akuntansi. Contohnya perbandingan nilai persediaan
yang menggunakan cara LIFO dan FIFO tentu berbeda hasilnya.
 Interpretasi pada rasio perlu dilakukan dengan hati-hati karena nilai
pada numerator dan denominator terkadang saling berhubungan.
Misalnya, rasio beban operasional terhadap penjualan. Jika
ditemukan rasionya besar, analisis tidak langsung menyarankan untuk
mengurangi beban operasionalnya seperti beban iklan, karena
pengurangan beban iklan kedepannya bisa menurunkan tingkat
penjualan.
Penggunaan utama analisis rasio:

1. Analisis Risiko (Kredit)


a. Likuiditas. Mengevalusasi kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek == Rasio Likuiditas
b. Struktur modal dan solvabilitas. Mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjang== Rasio Solvabilitas atau Rasio Hutang (Leverage)
2. Analisis Profitabilitas
a.Return on investment. Mengukur tingkat keuntungan perusahaan terhadap sumber
modalnya==Rasio Profitabilitas
b.Kinerja Operasional. Mengevalusasi profit margin terhadap aktivitas operasional
==Rasio Profitabilitas
c. Penggunaan asset. Mengukur efektifitas dan intensitas penggunaan asset terhadap
penjualan (turnover)==Rasio Aktivitas
3. Penilaian (Valuation). Mengestimasi nilai intrinsik perusahaan ( Saham)= = Rasio Pasar
Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya (pasiva
lancar) menggunakan aktiva lancarnya.
1. Rasio Lancar. Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka
pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar.
Aktiva Lancar 341.747.858.250
Rasio Lancar = ------------------------ ------------------------ = 6,4
Hutang Lancar 53.286.002.242

2. Rasio quick (acid-test ratio).


Aktiva Lancar – Persediaan 341.747.858.250 -192.406.055.690
Rasio Quick= --------------------------------------- --------------------------- --------------------= 2,8
Hutang Lancar 53.286.002.242
 Rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi
dan risiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
profitabilitas perusahaan.
 Aktiva lancar secara umum menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang
lebih rendah dibandingkan aktiva tetap. Ada trade-off antara risiko dengan return
dalam hal ini.
 Interpretasi hasil rasio likuiditas juga perlu dikaitkan dengan hasil rasio
perputaran piutang dan rasio perputaran persedian
 Rasio lancar PT IFI tahun 2021 sebesar 6,4 artinya tersedia Rp.6,4,- dari aset
lancar untuk membayar setiap Rp.1,- hutang jangka pendek pada saat jatuh
tempo atau dengan kata lain setiap Rp.1,- hutang jangka pendek ditanggung oleh
Rp.6,4,- aset lancar.
 Rasio cepat PT IFI Tahun 2021 sebesar 2,8 artinya tersedia Rp.2,8,- dari aset
lancar yang likuid untuk membayar setiap Rp.1,- hutang jangka pendek pada saat
jatuh tempo atau dengan kata lain setiap Rp.1,- hutang jangka pendek
ditanggung oleh Rp.2,8,- aset lancar yang likuid.
Rasio Aktivitas
 Rasio ini untuk mengukur seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh
perusahaan.
 Jika dana yang tertanam pada aset tertentu cukup besar, sementara dana
tersebut mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih
produktif, maka profitabilitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya.
 Beberapa rasio aktivitas adalah sbb:
(1) Rata-rata umur piutang
(2) Perputaran persediaan
(3) Perputaran aktiva tetap
(4) Perputaran total aktiva.
1. Rata-rata umur piutang (Days sales outstanding). Rasio untuk melihat berapa lama
waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang yang dipunyai oleh perusahaan
(merubah piutang menjadi kas).
Rata-rata piutang bisa dihitung melalui dua tahap seperti berikut ini.
Penjualan 714.581.513.385
Perputaran Piutang = ----------------- -------------------------------------
Rata-rata Piutang (72.731.990.124+ 52.507.724.804)/2
= 11,4

Rata-rata umur piutang = 365 / perputaran piutang 365/11,4


= 32
Cara lain:
Rata-rata Piutang Dagang 62.619.857.464
Rata-rata umur piutang = --------------------------------- -------------------------
Penjualan / 365 714.581.513.385/365
= 32
 Semakin lama rata-rata piutang, berarti semakin besar dana yang
tertanam pada piutang.
 Angka rata-rata yang tinggi mengandung risiko yang tinggi, tetapi
perusahaan bisa mengharapkan kenaikan keuntungan dari
meningkatnya penjualan.
 Sebaliknya, kebijakan kredit yang ketat akan memperkecil angka rata-
rata umur piutang, biaya dan risiko kredit macet menjadi berkurang,
tetapi potensi pendapatan juga menjadi berkurang.
 Manajer keuangan harus memperhatikan trade-off antara risiko, biaya
dan tingkat keuntungan.
 Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut, perusahaan bisa
membandingkan dengan angka industri atau dengan kebijakan kredit
perusahaan.
2. Rasio perputaran persediaan. Rasio perputaran persediaan menunjukkan
berapa sering (rata-rata) persediaan berganti di gudang.
Harga Pokok Penjualan 502.322.995.642
Perputaran persediaan = --------------------------------- ---------------------------
Rata-rata Persediaan 179.894.057.163
= 2,8
Rata-rata umur persediaan = 365 / perputaran persediaan
= 130
 Semakin besar angka perputaran persediaan, semakin efektif perusahaan
mengelola persediaanya.
 Sebaliknya, semakin besar angka rata-rata umur persediaan, semakin jelek
prestasi perusahaan, karena semakin besar dana yang tertanam pada aset
persediaan tersebut.
3. Perputaran aktiva tetap. Rasio untuk menghitung seberapa jauh
kemampuan aset tetap dalam menghasilkan penjualan dalam suatu periode
tertentu.
Penjualan 714.581.513.385
Perputaran Aktiva Tetap = ------------------ -----------------------
Rata-rata Aktiva Tetap 718.981.722.753
= 0,99

 Semakin tinggi angka perputaran aktiva tetap, semakin efektif perusahaan


mengelola asetnya.
 Agak sulit membandingkan perputaran aset tetap dengan perusahaan lain
karena aset tetap dicatat dengan harga perolehannya.
4. Perputaran total aktiva. Rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan
seluruh aset dalam menciptakan penjualan.

Penjualan
Perputaran Total Aktiva = -----------------
Rata-rata Total Aktiva
714.581.513.385
= ---------------------------
1.116.484.378.972
= 0,6
Rasio Hutang / Solvabilitas / Leverage
 Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.
 Rasio ini memfokuskan pada sisi kanan atau kewajiban perusahaan.
 Untuk keperluan analisis, akan dibedakan antara kewajiban (liabilities) dan
hutang (Debts).
 Hutang (Debts) adalah kewajiban (liabilities) yang menimbulkan bunga
 Hutang (Debts) disebut sebagai leverage (pengungkit) karena hutang memiliki
potensi menciptakan laba yang lebih besar asalkan labanya lebih besar dari
bunganya.
 Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih
besar dibandingkan dengan total asetnya
1. Rasio hutang terhadap total aset
Total Liabilities75.361.117.834
Rasio Total Hutang terhadap total aset = -------------------
-----------------------
Total Aktiva 1.158.730.182.419
= 0,06
 Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan hutang/financial leverage yang
tinggi.
 Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak,
hutang yang tinggi juga akan meningkatkan risiko.
 Hutang disebut sebagai pengungkit atau leverage karena jika penjualan tinggi, maka
perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi (karena hanya membayar
bunga yang sifatnya tetap) namun jika penjualan turun, perusahaan bisa mengalami
kerugian, karena adanya beban bunga yang tetap harus dibayarkan.
2. Rasio Hutang terhadap Ekuitas.

Total Liabilities
Rasio Hutang terhadap Ekuitas = -------------------
Total Ekuitas

75.361.117.834
-----------------------
1.083.369.064.585
= 0.07

Rasio 0,07 menunjukan untuk setiap Rp.1,- ekuitas PT IFI , Rp.0,07,- nya
didanai oleh kreditur.
3. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas.

Total Liabilities Jangka Panjang


Rasio Hutang jangka panjang terhadap Ekuitas = ------------------- ----------------------
Total Ekuitas
22.075.115.592
=------------------------------------------
1.083.369.064.585
= 0,02

Rasio 0,02 menunjukan untuk setiap Rp.1,- ekuitas PT IFI , Rp.0,02,- nya didanai
oleh dari hutang jangka panjang.
4. Rasio times interest earned. Rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar hutang (bunga tetap) dengan laba sebelum bunga dan
pajak.

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)


Times Interest Earned (TIE) = ------------------------------------
Biaya Bunga
107.007.461.014
-----------------------
1.416.399.583
= 75,5 X
 . Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang ’aman’, karena tersedia dana
yang lebih besar untuk menutup pembayaran bunga.
Rasio Profitabilitas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
1. Return On Asset (ROA). Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu.
Laba bersih + Bunga (1-Pajak)
Return On Asset (ROA) = ----------------------- ---------------- X 100%
Rata-rata Total Aset
82.349.452.240 + 1.090.627.679
--------------------------------------------- x100%
1.116.484.378.972
= 7,4 %
ROA PT IFI sebesar 7,4% berarti setiap Rp.1,- dari total aset yang diinvestasikan
menghasilkan Rp. 0,07,- laba bersih.
ROA sering juga disebut sebagai ROI (Return on Investment).
2. Return On Equity (ROE). Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan modal sendiri.
Laba bersih (EAT)
Return On Equity (ROE) = ------------------- ----- x100%
Rata-rata Ekuitas
82.349.452.240
------------------------- x100%
1.041.443.679.340
= 7,9 %
 ROE PT IFI sebesar 7,9% berarti setiap Rp.1,- dari ekuitas yang diinvestasikan
menghasilkan Rp. 0,08,- laba bersih.
 Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dilihat dari sudut pandang
pemegang saham.
 ROE sering disebut dengan Rentabilitas Modal Sendiri
3. Profit margin. Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Laba kotor
Gross Profit Margin = ---------------- x 100% == 29,7%
Penjualan

Laba operasi
Operating Profit Margin = ---------------- x 100%=== 14,97%
Penjualan
Laba bersih
Profit Margin = ---------------- x 100% === 11,52%
Penjualan
 Gross Profit Margin 29,7% menunjukan PT IFI mampu menjual produknya 29,7% diatas biaya
produksi .
 Operating Profit Margin 14,97% menunjukan PT IFI mampu mendapatkan laba14,97% diatas
biaya operasinya
 Net Profit Margin 14,97% menunjukan PT IFI mampu menghasilan laba Rp. 0,11,- untuk setiap
Rp.1,- penjualannya
 Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan laba-
rugi.
 Rasio ini bisa juga diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-
biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.
 Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu
 Rasio ini cukup bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Sebagai contoh,
industri ritel cenderung mempunyai profit margin yang lebih rendah dibandingkan
dengan industri manufaktur.
Rasio Pasar
 Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relatif terhadap nilai
bukunya.
 Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor
(atau calon investor).
1. Price Earning Ratio (PER). PER melihat harga pasar saham relatif terhadap
laba atau earning-nya
Harga Pasar per-lembar
PER = -------------------------------
Earning per-lembar (EPS)
Laba bersih
EPS = ----------------------------
Jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan
83.850.770.490
 EPS = ---------------- ---- = 8,9
9.412.000.000
147
 PER = -------------- = 16,5
8,9
 EPS 8,9 menunjukan bahwa setiap 1 lembar saham PT IFI mendapatkan laba
Rp.8,9,-
 Perusahaan yang diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tinggi
(yang berarti mempunyai prospek yang baik), biasanya mempunyai PER yang
tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan
yang rendah, akan mempunyai PER yang rendah.
 PER yang terlalu tinggi kadang dianggap terlalu mahal untuk dibeli oleh
investor
2. Market to Book Value Ratio atau PBV (Price to Book Value)
 Rasio yang membandingkan antara harga pasar saham per lembar
dengan harga buku ekuitas per lembar saham.

Harga pasar saham perlembar


MBV atau PBV = --------------------------------------
Harga buku saham per lembar

Nilai buku ekuitas


Harga buku saham = ------------------------------------------
Jumlah saham dimiliki perusahaan

.
1.083.369.064.585
Harga buku saham = -------------------------- = 115
9.412.000.000

147
MBV atau PBV = --------- = 1,27
115

Semakin tinggi MBV atau PBV menunjukan penilaian investor


terhadap perusahaan yang makin tinggi terhadap suatu perusahaan
3. Dividen Payout Ratio

Dividen per lembar


Dividen Payout Ratio = --------------------------
Earning per-lembar (EPS)

 Selama tahun 2021 PT IFI tidak membagikan dividen kepada pemegang


saham
 Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi akan memiliki rasio dividen
payout yang rendah karena laba perusahaan lebih banyak untuk
diinvestasikan kembali daripada dibagikan dalam bentuk dividen.
4. Dividen Yield

Dividen per lembar


Dividen Yield = ----------------------------
Harga Pasar Saham per lembar

 Dividen yield adalah sebagian return yang diperoleh investor selain capital gain.
 Perusahaan yang sedang tumbuh biasanya dividen yieldnya rendah, karena keuntungan
perusahaan banyak diinvestasikan kembali.

Anda mungkin juga menyukai