A. Pendahuluan
Visi Kementerian Lingkungan Hidup yaitu “Keberlanjutan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan
Hidup untuk Kesejahteraan Masyarakat” dalam mendukung: “Terwujudnya Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Untuk
mewujudkan Visi di atas, kemudian dijabarkan ke dalam Misi KLHK sebagai berikut:
mewujudkan hutan yang lestari dan lingkungan hidup yang berkualitas, mengoptimalkan
manfaat ekonomi sumber daya hutan dan lingkungan secara berkeadilan dan berkelanjutan,
mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam akses kelola hutan baik laki-laki maupun
perempuan secara adil dan setara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Tujuan yang akan dicapai oleh KLHK dibagi 4 pilar, yaitu: (1) Pilar Lingkungan: Kondisi
Lingkungan Hidup dan Hutan yang semakin tanggap terhadap perubahan iklim; (2) Pilar
Ekonomi: Aktualisasi Potensi Ekonomi dari Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup; (3)
Pilar Sosial: Pemanfaatan hutan bagi masyarakat yang berkeadilan; dan (4) Pilar Tata Kelola:
Tata kelola pemerintahan bidang LHK yang akuntabel, responsive dan ber pelayanan prima.
Adapun rumusan sasaran strategis untuk tingkat KLHK adalah: (1) Meningkatnya kualitas
lingkungan hidup; (2) Meningkatnya optimalisasi pengelolaan sampah; (3) Menurunnya emisi
GRK dari sektor limbah dan kehutanan; (4) Menurunnya laju penyusutan hutan; (5)
Meningkatnya ekonomi sirkular dari sampah dan limbah; (6) Meningkatnya pemanfaatan sumber
daya hutan yang berkelanjutan; (7) Meningkatnya ekspor hasil hutan, TSL, dan bioprospecting;
(8) Meningkatnya penerimaan negara dari Lingkungan Hidup dan Kehutanan; (9)
Terselesaikannya status kawasan hutan yang diakui secara legal dan legitimate; (10)
Meningkatnya kepastian hukum atas penguasaan tanah oleh masyarakat pada kawasan hutan;
(11) Meningkatnya pemanfaatan hutan oleh masyarakat yang adil dan merata; (12)
Meningkatnya SDM KLHK yang berkualitas; dan (13) Meningkatnya birokrasi dan layanan
publik yang lincah (agile), efektif dan efisien.
Kebijakan KLHK dalam periode Renstra (revisi) diarahkan dalam korektif kebijakan dan
kelembagaan yang mampu menumbuhkan harapan dan kepercayaan publik, dan menopang
devisa negara. KLHK juga melakukan berbagai upaya untuk mengurangi beban lingkungan.
Kebijakan KLHK diarahkan untuk menuju perubahan melalui: (1) Penataan kelembagaan
menuju perubahan cara kerja; (2) Pelaksanaan debirokratisasi, reorganisasi, deregulasi dan
penetapan holistik, integrative, tematik, spasial (hints) program; dan (3) Pembangunan tata nilai
di KLHK.
1) Kebijakan yang diambil dalam penataan kelembagaan yaitu reformasi struktural antara lain
dengan pengurangan besaran organisasi/jabatan kementerian/lembaga dan pemerintah
daerah dengan harapan dapat berdampak pada besaran belanja publik.
2) Upaya KLHK dalam pelaksanaan debirokratisasi, reorganisasi dan deregulasi serta holistik,
integrative, tematik, spasial (hints) program adalah dengan melakukan identifikasi isu yaitu
Brown issues dan green issues. Brown issues berkenaan dengan soal-soal lingkungan seperti
pencemaran, sampah, dan limbah. Green issues berkenaan dengan soal-soal hutan seperti
produksi, konservasi, penghijauan, deforestasi, biodiversitas, tumbuhan dan satwa liar.
Terdapat keterkaitan dalam identifikasi isu yaitu: (1) Penegakan hukum; (2) Konservasi
biodiversitas; (3) Ekonomi lingkungan, (4) Pengendalian DAS; (5) Pemberdayaan
masyarakat; (6) Pengendalian Kebakaran hutan; dan (7) Perubahan iklim.
3) Upaya KLHK dalam pelaksanaan holistik, integrative, tematik, spasial (hints) program
KLHK yaitu: (1) Alokasi sumberdaya hutan untuk pemerataan ekonomi; (2) Pengendalian
deforestasi dan degradasi hutan/lahan; (3) Konservasi dan pemeliharaan biodiversitas dan
biosfer; (4) Peningkatan produksi dan produktivitas hutan dan jasa lingkungan; (5)
Pengendalian kejahatan lingkungan; dan (6) Kemitraan dan keterlibatan multi stakeholders
dalam rantai usaha hutan dan sampah.
4) Langkah-langkah menata nilai dilakukan melalui: (1) Pembangunan LHK bermuara pada
kondisi lingkungan yang semakin baik, nyaman ditinggali dan menjadi bekal dalam
pembangunan berkelanjutan; (2) Aktualisasi potensi sumberdaya alam di LHK berbasis ilmu
dan teknologi, circular economy dan mendukung langsung sasaran pembangunan nasional;
(3) Transformasi keberadaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan sebagai faktor-faktor
produksi untuk membantu pemerataan antar wilayah; dan (4) Keberhasilan pembangunan
tak hanya direduksi dengan penyelesaian administrasi, tetapi harus terlihat wujudnya dan
terasa secara inderawi di tapak. Perubahan yang dilakukan oleh KLHK memberikan dampak
pada pergeseran program, dimana sebelumnya terdapat enam program, maka mulai tahun
2022 KLHK mendukung lima program. Lima program tersebut yaitu: (1) Program
Pengelolaan Hutan Berkelanjutan; (2) Program Kualitas Lingkungan Hidup; (3) Program
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi; (4) Program Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim;
dan (5) Program Dukungan Manajemen.
Berdasarkan visi KLHK di atas yang menekankan pada keberlanjutan sumberdaya hutan dan
lingkungan hidup serta kesejahteraan masyarakat, maka dirumuskanlah visi BSILHK yaitu:
“Standardisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam untuk Menjaga Kesehatan Lingkungan Hidup
dan Kecukupan Luasan Hutan” dalam Mendukung: “Terwujudnya Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong” Sebagai organisasi baru
KLHK, BSILHK didorong agar mampu menyediakan, mengembangkan, menguatkan standar
instrumen bidang LHK dalam mengendalikan lingkungan hidup dan kehutanan. Sehingga
kualitas dapat terus terjaga dan aktivitas pemanfaatan sumber daya alam dapat terkontrol dengan
ketat dengan adanya standar yang telah ditetapkan.
Mandat dari Peraturan Menteri LHK Nomor P.15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor
92 Tahun 2020 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.26 Tahun
2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Standardisasi Instrumen
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka Misi BSILHK yaitu: 1) Menyusun kebijakan teknis
rencana dan program perumusan dan pengembangan, serta penerapan standar dan penilaian
kesesuaian standar instrumen di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, 2) Melaksanakan
koordinasi dan perumusan, pengembangan, serta penilaian kesesuaian standar instrumen di
bidang lingkungan hidup dan kehutanan, 3) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan
fasilitasi penerapan standar instrumen di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
Organiasai BSILHK dalam hal ini mendukung 3 pilar tujuan yaitu: (1) Pilar Lingkungan:
Kondisi Lingkungan Hidup dan Hutan yang semakin tanggap terhadap perubahan iklim; (2)
Pilar Ekonomi: Aktualisasi Potensi Ekonomi dari Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup;
dan (3) Pilar Tata Kelola: Tata kelola pemerintahan bidang LHK yang akuntabel, responsif dan
ber pelayanan prima. Selain dukungan tiga pilar tersebut, BSILHK terlibat dalam 5 Sasaran
Strategis yaitu:
1) Sasaran Strategis 1: Meningkatnya kualitas lingkungan hidup,
2) Sasaran Strategis 3: Menurunnya emisi GRK dari sektor limbah dan kehutanan
3) Sasaran Strategis 4: Menurunnya laju penyusutan hutan
4) Sasaran Strategis 6: Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan yang berkelanjutan
5) Sasaran Strategis 13: Meningkatnya birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif dan
efisien.
Target sasaran strategis dan program BSILHK terhadap Renstra KLHK Tahun 2020-2024
dilaksanakan melalui empat program yaitu: (1) Program Pengelolaan Hutan Berkelanjutan; (2)
Program Kualitas Lingkungan Hidup; (3) Program Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim;
dan (4) Program Dukungan Manajemen.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 26 Tahun 2021
tanggal 16 Desember 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan
Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Penerapan Standar Instrumen
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Banjarbaru mempunyai tugas melaksanakan
pemantauan dan fasilitasi penerapan serta pengujian dan verifikasi penilaian kesesuaian standar
instrumen lingkungan hidup dan kehutanan.
Dalam melaksanakan tugas, BPSILHK Banjarbaru menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, anggaran dan laporan di bidang pemantauan dan fasilitasi
penerapan, pengujian dan verifikasi penilaian kesesuaian standar instrumen lingkungan
hidup dan kehutanan.
b. Pelaksanaan pemantauan penerapan standar instrumen lingkungan hidup dan kehutanan
pada tingkat tapak.
c. Pelaksanaan pengujian dan verifikasi penilaian kesesuaian standar instrumen lingkungan
hidup dan kehutanan pada tingkat tapak.
d. Pelaksanaan fasilitasi penerapan standar instrumen lingkungan hidup dan kehutanan pada
tingkat tapak.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.
BPSILHK Banjarbaru tidak membuat visi, misi dan tujuan sendiri. BPSILHK Banjarbaru hanya
menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran KLHK, serta visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan oleh BSILHK menjadi program dan kegiatan yang mendukung pencapaian visi, misi,
tujuan dan sasaran tersebut.
Agar kegiatan BPSILHK Banjarbaru ke depan terarah perlu dilakukan penyusunan rencana Balai
yang realistis dan terukur. Penyusunan rencana kerja merupakan langkah penting dan
menentukan keberhasilan Balai dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya sebagai Unit
Pelaksana Teknis BSILHK. Dalam kaitan ini, BPSILHK Banjarbaru menyusun Rencana Kerja
tahun 2022.
Rencana Kerja merupakan dokumen perencanaan untuk periode satu tahun yang memberikan
arah dan panduan kegiatan pokok, serta kegiatan pengembangan institusi dan ketatalaksanaan.
Penyusunan Rencana Kerja Balai mengacu pada Renstra KLHK, Renstra BSILHK serta
mempertimbangkan pencapaian hasil institutisi pada periode sebelumnya, SDM dan sarpras yang
tersedia, serta tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Program dan kegiatan di dalam Renja
mengacu pada Renstra BSILHK Tahun 2020-2024, khususnya pada kegiatan Pengelolaan Hutan
Berkelanjutan; Kualitas Lingkungan Hidup; Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim; dan
Dukungan Manajemen..
Program yang dilaksanakan pada tahun 2022 adalah 1) Program Kualitas Lingkungan Hidup
(029.07.FD); 2) Program Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (029.07.FB); 3) Program
Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (029.07.FF); dan 4) Program Dukungan Manajemen
(029.07.WA).
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2022 adalah 1) Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis (6758); 2) Kegiatan Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan
Hidup (6759); 3) Kegiatan Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (6761);
dan 4) Kegiatan Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (6762).
Jumlah anggaran yang dipergunakan dalam melaksanakan kegiatan tahun 2022 adalah sebesar
Rp. 11.743.357.000 (Sebelas Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Lima Puluh
Tujuh Ribu Rupiah), dengan rincian perkegiatan adalah :
1) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis (6758), adalah sebesar Rp.
11.323.357.000,- (Sebelas Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Lima Puluh
Tujuh Ribu Rupiah)
2) Kegiatan Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup (6759), adalah sebesar Rp.
100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah)
3) Kegiatan Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (6761), adalah sebesar
Rp. 220.000.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Juta Rupiah)
4) Kegiatan Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (6762), adalah
sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah)
Sebagai bentuk penjabaran dari dokumen Rencana Kerja (Renja) tahun 2022, perlu disusun
rencana aksi perjanjian kinerja yang akan dilakukan guna mencapai target rencana kerja yang
telah ditetapkan. Adapun rencana aksi perjanjian kinerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Untuk menjamin tercapainya target kegiatan dan anggaran tahun 2022, akan dilakukan langkah-
langkah sebagaimana disajikan pada tabel berikut.
No Kegiatan Trwiulan
I II III IV
1. Peningkatan kapasitas SDM terkait standar instrumen
2. Rapat pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran
3. Revisi terencana DIPA 2022
E. PENUTUP
Rencana aksi perjanjian kinerja Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (BPSILHK) Banjarbaru tahun 2022 yang berisi visi, misi, tujuan dan kegiatan serta
unsur pendukung lainnya merupakan pedoman bagi Balai di dalam pelaksanaan kegiatan selama
1 (satu) tahun kedepan. Rencana aksi perjanjian kinerja ini merupakan acuan untuk
mensinergikan program dan kegiatan BSILHK pada BPSILHK Banjarbaru.
Keberhasilan pelaksanaan dari rencana aksi perjanjian kinerja ini harus menjadi komitmen
semua pelaksana kegiatan, untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam
rencana aksi kinerja Balai Penerapan Standar Instrumen LHK Banjarbaru tahun 2022.
Kepala Balai,