Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dewi Nikita Pangesti

Kelas : 4G

NIM : 2127101040169

Mata Kuliah : SUPERVISI PENDIDIKAN

Semester : 4

Prodi : PGMI

JAWABAN PENYELESAIAN

1. Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah
mencapai tujuan itu.

Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat
yang efektif.

Membantu guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan
mengajar belajar.

Meningkatkan kesadaran guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan
kooperatif.

Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan aktivitas perkembangan
peserta didik.

Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan antar guru-guru

Meningkatkan komunikasi satu sama lainnya saling mengawasi di dalam suatu manajemen

2. tes adalah seperangkat soal atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi mengenai
kemampuan kognitif siswa. Dengan kata lain tes adalah seperangkat pertanyaan yang memerlukan
jawaban benar atau salah. Yang termasuk ke dalam kelompok tes adalah tes objektif atau biasa kita
kenal tes pilihan ganda, dan tes uraian. Sedangkan yang termasuk kelompok bukan tes (non tes) antara
lain adalah pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap, dan pedoman wawancara.

Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur. Sebagai ilustrasi, seorang
guru yang memberikan tes kepada siswanya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran
dengan cara memberi skor pada hasil tes para siswanya. Namun angka yang merupakan hasil dari
pengukuran itu belum mempunyai makna, asesmen lah nanti yang akan memberikan makna pada
angka-angka tersebut.

Asesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari
berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar siswa dan
perkembangan belajar siswa.

evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai dari perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan
dan peningkatan kemampuan guru manajemen pendidikan, dan sebagainya. Evaluasi juga bisa dilakukan
untuk menilai keberhasilan sebuah metode atau proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada
suatu waktu.

3. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain
untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.

Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat
bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta
sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.

Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan
sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang
disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan
kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.

4. Dalam supervisi pendidikan terdapat metode dan model yang dikembangkan oleh para ahli guna
meningkatkan mutu pendidikan. Metode adalah sarana untuk mencapai tujuan. Dapat diartikan bahwa
metode supervisi pendidikan adalah sarana yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan
pendidikan. Metode supervisi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: metode manajerial dan supervisi
akademik.

Selain dari metode supervisi pendidikan juga mempunyai model supervisi pendidikan. Model supervisi
pendidikan dapat diartikan sebagai pola atau ragam yang digunakan oleh seorang supervisor untuk
melakukan kegiatan supervisi di bidang pendidikan. 

5. Dalam supervisi pendidikan terdapat metode dan model yang dikembangkan oleh para ahli guna
meningkatkan mutu pendidikan. Metode adalah sarana untuk mencapai tujuan. Dapat diartikan bahwa
metode supervisi pendidikan adalah sarana yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan
pendidikan. Metode supervisi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: metode manajerial dan supervisi
akademik.

Selain dari metode supervisi pendidikan juga mempunyai model supervisi pendidikan. Model supervisi
pendidikan dapat diartikan sebagai pola atau ragam yang digunakan oleh seorang supervisor untuk
melakukan kegiatan supervisi di bidang pendidikan. 

Kurikulum dipandang sebagai jantung pendidikan, sebagaimana halnya jantung pada diri manusia, ketika
jantung bermasalah, maka hidup kita akan bermasalah. Jika pelaksanaan kurikulum masih seperti
pengertian lintasan pacu, maka pendidikan akan mengalami sesak nafas, dan mati pelan-pelan.

Anda mungkin juga menyukai