2023
i
DAFTAR ISI
i
JUDUL PENELITIAN
Pengembangan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Standard
Operating Procedure (SOP) pada Laboratorium di SMA Berbasis Animasi
ii
IDENTITAS PENULIS
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran berbasis animasi
yang efektif dalam meningkatkan pemahaman Standard Operating Procedure (SOP) di
laboratorium. Pemahaman yang baik terhadap SOP sangat penting untuk menjaga keamanan,
keakuratan, dan kualitas kerja di laboratorium. Namun, metode pembelajaran konvensional
seringkali tidak cukup efektif dalam menyampaikan informasi secara jelas dan menarik minat
peserta didik. Oleh karena itu, penggunaan multimedia pembelajaran berbasis animasi menjadi
pilihan yang menarik untuk meningkatkan pemahaman SOP di laboratorium.Penelitian ini akan
melibatkan pengembangan multimedia pembelajaran berbasis animasi yang menggambarkan
langkah-langkah prosedur SOP secara visual dan interaktif. Penggunaan animasi diharapkan
dapat membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang kompleks dengan lebih baik
dan mengingat informasi lebih lama. Selain itu, multimedia ini juga akan dirancang dengan
fitur interaktif yang memungkinkan peserta didik berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran.Efektivitas multimedia pembelajaran akan dievaluasi melalui pengukuran
peningkatan pemahaman peserta didik sebelum dan setelah penggunaan multimedia. Selain itu,
umpan balik pengguna terkait kegunaan, keterlibatan, dan kepuasan terhadap multimedia
pembelajaran juga akan dikumpulkan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif
dalam meningkatkan pemahaman SOP di laboratorium melalui penggunaan multimedia
pembelajaran berbasis animasi.
Kata Kunci: multimedia pembelajaran, animasi, Standard Operating Procedure (SOP),
laboratorium, pemahaman, interaktif.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemahaman yang baik tentang Standard Operating Procedure (SOP) di laboratorium
sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan proses laboratorium. SOP adalah
serangkaian prosedur tertulis yang harus diikuti secara konsisten untuk menjalankan aktivitas
di laboratorium dengan tepat. Namun, seringkali pemahaman SOP masih rendah di kalangan
mahasiswa, staf laboratorium, atau individu yang baru bergabung dengan laboratorium. Hal ini
dapat mengakibatkan kesalahan prosedur, penurunan kualitas hasil kerja, dan risiko keamanan.
Pendekatan pembelajaran konvensional yang hanya mengandalkan bahan tulisan atau
pengajaran langsung mungkin tidak cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman SOP di
laboratorium. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan interaktif
yang dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang SOP.
Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah pengembangan multimedia
pembelajaran berbasis digital. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran telah terbukti
efektif dalam meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. Multimedia pembelajaran
dapat menggabungkan elemen audiovisual, gambar, animasi, dan interaktivitas untuk
menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan memudahkan pemahaman konsep
yang kompleks seperti SOP.
Namun, saat ini belum banyak tersedia multimedia pembelajaran khusus yang
mengarah pada pemahaman SOP di laboratorium. Dalam konteks ini, penelitian yang berfokus
pada pengembangan multimedia pembelajaran berbasis digital untuk meningkatkan
pemahaman SOP di laboratorium sangat relevan dan berpotensi memberikan kontribusi yang
berharga.
Melalui pengembangan multimedia pembelajaran berbasis digital, diharapkan dapat
dihasilkan bahan ajar interaktif yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh mahasiswa dan
staf laboratorium. Multimedia pembelajaran tersebut dapat mencakup simulasi, animasi, video
demonstrasi, dan elemen interaktif lainnya untuk memvisualisasikan langkah-langkah SOP
secara lebih jelas dan membantu pengguna memahaminya dengan lebih baik.
Penelitian ini akan melibatkan pengembangan multimedia pembelajaran berbasis digital
yang dapat diakses melalui perangkat komputer, laptop, atau tablet. Dengan pendekatan ini,
diharapkan pemahaman SOP di laboratorium dapat ditingkatkan, kesalahan prosedur dapat
dikurangi, dan kualitas hasil kerja di laboratorium dapat meningkat secara signifikan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1
4. Apakah ada perbedaan dalam pemahaman SOP antara kelompok yang menggunakan
multimedia pembelajaran berbasis animasi dan kelompok yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional?
5. Bagaimana persepsi pengguna terhadap kegunaan, keterlibatan, dan kepuasan
pengguna terhadap multimedia pembelajaran berbasis animasi?
2
Peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih termotivasi
untuk belajar.
4. Mengurangi kesalahan prosedur: Penggunaan multimedia pembelajaran berbasis
animasi dapat membantu mengurangi kesalahan prosedur di laboratorium. Dengan
pemahaman yang ditingkatkan melalui multimedia, peserta didik dapat mengikuti
langkah-langkah prosedur dengan lebih baik, mengurangi risiko kesalahan, dan
meningkatkan kualitas kerja di laboratorium.
5. Pengembangan pendekatan pembelajaran yang inovatif: Hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan dalam pengembangan pendekatan pembelajaran yang
inovatif dalam konteks laboratorium. Penggunaan multimedia pembelajaran
berbasis animasi menjadi alternatif yang menarik untuk memperkaya pengalaman
belajar dan memfasilitasi pemahaman SOP di laboratorium.
6. Panduan pengembangan multimedia pembelajaran: Penelitian ini dapat
menghasilkan panduan atau pedoman bagi pengembang multimedia pembelajaran
berbasis animasi dalam konteks pemahaman SOP di laboratorium. Panduan ini
dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran
yang efektif dan relevan bagi laboratorium-laboratorium lainnya.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
4
3. Zhang, D., Zhou, L., Briggs, R. O., & Nunamaker Jr, J. F. (2006). Instructional video
in e-learning: Assessing the impact of interactive video on learning effectiveness.
Information & Management, 43(1), 15-27. Studi ini menyelidiki dampak penggunaan
video interaktif dalam pembelajaran elektronik. Hasilnya menunjukkan bahwa video
interaktif meningkatkan pemahaman dan efektivitas pembelajaran melalui pengalaman
belajar yang lebih menarik dan interaktif.
4. Mayer, R. E., & Moreno, R. (2003). Nine ways to reduce cognitive load in multimedia
learning. Educational psychologist, 38(1), 43-52. Artikel ini menyajikan sembilan
strategi untuk mengurangi beban kognitif dalam pembelajaran multimedia. Dengan
mengurangi beban kognitif, peserta didik dapat lebih fokus pada pemahaman materi
dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
5. Huang, H. M., Liaw, S. S., & Lai, C. M. (2016). Exploring learners' attention and
cognitive load in a multimedia learning environment. Computers in Human Behavior,
56, 21-34. Penelitian ini menginvestigasi perhatian peserta didik dan beban kognitif
dalam lingkungan pembelajaran multimedia. Hasilnya memberikan wawasan tentang
bagaimana faktor-faktor seperti pengaturan tampilan, animasi, dan interaktivitas dapat
memengaruhi pemahaman dan efisiensi belajar.
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 ANIMASI
Animasi adalah proses menciptakan ilusi gerakan melalui urutan gambar statis
yang diputar dengan cepat. Secara umum, animasi melibatkan penggunaan gambar,
objek, atau karakter yang bergerak atau berubah posisi dari satu frame ke frame
berikutnya. Teknik animasi dapat digunakan dalam berbagai bentuk media, seperti
film animasi, video game, presentasi multimedia, iklan, dan banyak lagi.
Animasi dapat dibuat dengan menggunakan berbagai metode dan teknik,
termasuk animasi tradisional tangan, animasi komputer 2D, dan animasi komputer
3D. Dalam animasi tradisional, gambar-gambar individu dihasilkan secara manual
pada kertas atau media lainnya, kemudian dipindai dan diatur dalam urutan untuk
menciptakan gerakan. Animasi komputer 2D menggunakan perangkat lunak khusus
untuk membuat gambar-gambar yang diperoleh secara digital dan
menganimasikannya. Sedangkan, animasi komputer 3D melibatkan pembuatan
objek tiga dimensi yang diberi animasi dengan menggunakan perangkat lunak dan
teknologi yang canggih.
Animasi dapat menjadi alat yang kuat dalam menyampaikan ide, cerita, atau
konsep. Ia memungkinkan pencipta untuk menciptakan dunia yang imajinatif,
menghidupkan karakter, memvisualisasikan proses yang kompleks, dan
mengkomunikasikan informasi dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti.
Selain itu, animasi juga dapat memberikan pengalaman interaktif kepada pemirsa
melalui penggunaan elemen interaktif, seperti animasi berbasis web atau aplikasi
interaktif.
Dalam konteks pembelajaran, animasi sering digunakan sebagai media
pembelajaran yang efektif untuk menjelaskan konsep yang sulit atau abstrak.
5
Dengan menggabungkan animasi dengan teks, suara, dan elemen multimedia
lainnya, pembelajaran dapat menjadi lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami
oleh peserta didik.
2.2.2 Standard Operating Procedure (SOP)
SOP (Standard Operating Procedure) adalah serangkaian instruksi atau panduan
yang sistematis dan terstruktur yang digunakan sebagai acuan dalam menjalankan
suatu proses atau kegiatan tertentu. SOP berisi langkah-langkah yang harus diikuti,
tindakan yang harus dilakukan, urutan kerja, dan aturan-aturan yang harus dipatuhi
untuk mencapai hasil yang konsisten dan memenuhi standar yang ditetapkan.
SOP digunakan di berbagai bidang dan sektor, termasuk industri, bisnis,
kesehatan, pendidikan, laboratorium, dan lain sebagainya. Tujuan utama SOP adalah
memastikan konsistensi, keselamatan, keamanan, efisiensi, dan kualitas dalam
menjalankan suatu proses atau tugas. SOP membantu dalam mengurangi kesalahan,
memastikan konsistensi dalam pelaksanaan tugas, meminimalkan risiko, dan
memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang berlaku.
SOP biasanya mencakup informasi seperti tujuan prosedur, tanggung jawab
individu atau tim, langkah-langkah yang harus diikuti, bahan atau alat yang
diperlukan, waktu yang diperlukan untuk setiap langkah, tindakan yang harus diambil
dalam situasi tertentu, dan aturan keselamatan yang harus diikuti. SOP dapat
berbentuk dokumen tertulis, diagram aliran kerja, panduan visual, atau kombinasi dari
beberapa format.
Dalam konteks laboratorium, SOP sangat penting untuk memastikan keamanan,
keakuratan, dan konsistensi dalam menjalankan eksperimen, pengujian, atau proses
laboratorium lainnya. SOP laboratorium dapat mencakup petunjuk tentang
penggunaan peralatan, prosedur pengujian, langkah-langkah pengambilan sampel,
pengolahan data, penanganan bahan kimia, dan langkah-langkah keamanan lainnya.
SOP memiliki peran yang krusial dalam menjaga kualitas, konsistensi, dan
keselamatan dalam pelaksanaan suatu proses atau kegiatan. Dengan mengikuti SOP
yang tepat, individu atau tim dapat menjalankan tugas mereka dengan efisien,
menghindari kesalahan, dan mencapai hasil yang diharapkan
6
khusus. Moho juga menyediakan fitur-fitur untuk pengeditan audio dan
pengaturan kamera.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Penelitian pengembangan dan riset (development & research). Penelitian
pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk atau inovasi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan dan memperbaiki proses pembelajaran. Dalam konteks
penelitian ini, penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan multimedia
pembelajaran berbasis animasi yang efektif dalam meningkatkan pemahaman dan
penerapan SOP di laboratorium. Proses penelitian pengembangan melibatkan
tahap-tahap seperti analisis kebutuhan, perancangan multimedia, pengembangan
prototipe, evaluasi dan revisi, serta implementasi produk akhir. Penelitian
pengembangan berfokus pada pengembangan solusi atau produk yang dapat
diterapkan di dunia nyata, dalam hal ini adalah multimedia pembelajaran berbasis
animasi. Selama proses pengembangan, peneliti akan mengumpulkan data dan
mengikuti metode pengembangan yang sistematis dan terstruktur, termasuk
pengumpulan data awal, pengujian dan evaluasi, serta peningkatan iteratif
berdasarkan umpan balik yang diperoleh.Dalam penelitian pengembangan ini,
penting untuk melibatkan partisipasi dan masukan dari para ahli dalam bidang
pendidikan, animasi, dan SOP laboratorium. Dengan demikian, penelitian
pengembangan ini akan menghasilkan multimedia pembelajaran berbasis animasi
yang relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan pemahaman SOP di
laboratorium.
8
akan dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas multimedia pembelajaran.
Pengujian dilakukan dengan melibatkan pengguna yang relevan, seperti mahasiswa
laboratorium atau staf laboratorium, untuk mendapatkan umpan balik terkait
pemahaman SOP dan pengalaman pengguna. Evaluasi dilakukan untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari multimedia pembelajaran yang
dikembangkan, serta melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Terakhir, tahap
pemeliharaan berfokus pada pemeliharaan dan peningkatan berkelanjutan dari
multimedia pembelajaran. Peneliti akan melakukan pembaruan atau modifikasi
sesuai dengan umpan balik yang diterima dari pengguna, serta menjaga agar
multimedia pembelajaran tetap relevan dengan SOP di laboratorium yang terus
berkembang. Dengan menggunakan MDLC, peneliti dapat mengelola proses
pengembangan multimedia pembelajaran dengan lebih terstruktur dan terarah.
MDLC membantu peneliti untuk memperhatikan aspek-aspek penting seperti
kebutuhan pengguna, konten multimedia yang relevan, desain antarmuka yang
interaktif, serta evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian,
penggunaan MDLC dalam penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
multimedia pembelajaran yang efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan penelitian
dalam meningkatkan pemahaman SOP di laboratorium berbasis animasi
1. Analisis Data
Pada analisis data, adapun hal yang dilakukan pada tahap ini yaitu
mengidentifikasi bahan - bahan yang akan digunakan
dalammengembangkan sebuah media informasi dalam bentuk animasi
interaktif diantaranya seperti cerita dari media informasi yang harus
akurat dan berdasarkan sumber yang terpercaya. Kemudian kepada siapa
animasi interaktif ini akan digunakan. Bahan-bahan yang diperlukan
dalam pengembangan media animasi ini sudah didapatkan melalui
observasi melalui internet dan sosial media serta juga mewawancarai
beberapa narasumber.
2. Analisis Media
Analisis media merupakan pemilihan penggunaan teknologi komputer
secara tepat dan maksimal khususnya dalam bidang multimedia sehingga
dapat dengan mudah dimengerti oleh penonton. Pengembangan animasi
interakftif ini menggunakan software Adobe Photosop untuk membuat
storyboard dan membuat karakter Kemudian perangkat pendukung lain
9
yang digunakan untuk mendukung pengembangan media seperti Adobe
After Effect, dan Adobe After Effects.
2. DESIGN (PERANCANGANN)
Tahap perancangan adalah tahap yang memvisualisasikan dari tahap analisis ke
dalam bentuk desain sehingga menjadi lebih mudah untuk dipahami dan
diimplementasikan. Tahapan perancangan ini dilakukan pada tahap pra produksi
pembuatan animasi interaktif. Adapun yang diperlukan pada tahap pra produksi
adalah sebagai berikut.
1. Ide Alur Video
Ide alur video ini merupakan pokok dan dasar dalam Pengembangan
Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Standard
Operating Procedure (SOP) di Laboratorium di SMA Berbasis Animasi
yang telah dikumpulkan kemudian disusun menjadi sebuah ide cerita
ataualur video sehingga dapat dituangkan dalam bentuk video animasi
agar dapat memberikan informasi materi pembelajaran bagi peserta
didik yang mudah untuk dipahami.
2. Rancangan karakter
10
Proses pemberian tulang pada karakter maupun objek yang diperlukan untuk
menggerakkan objek yang telah dibuat.
• Animation
Proses penggerakan karakter maupun pergerakan kamera yang diatur sesuai
dengan rancangan gerakan yang telah dibuat.
• Rendering
Tahap akhir dalam pembuatan animasi interaktif yang mencakup editing dan
komposisi yang dimana objek-objek yang telah dibuat dijadikan satu dalam
sebuah aplikasi.
2. Pasca Produksi
Pasca Produksi adalah tahap akhir dalam pembuatan film animasi. Pada tahap
ini ada 2 hal yang perlu disiapkan, diantaranya ada tahap perekam dan tahap
penggabungan. File yang sudah dirender digabungkan menjadi satu.
• Tahap perekaman
Proses perekaman narasi dan dialog video animasi yang telah dirancang pada
naskah yang peneliti buat. Software yang digunakan untuk perekaman dan
editing suara pada tahap ini adalah Adobe After Effects.
3. Tahap Penggabungan
Tahap akhir pada pembuatan video animasi ini dengan menggabungkan file- file
yang telah dibuat melalui proses render maupun perekaman audio/suara.
Peneliti menggunakan Adobe After Effects untuk menggabungkan semua file
agar berbentuk video animasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Gagne, R. M., Wager, W. W., Golas, K. C., & Keller, J. M. (2005). Principles of
Instructional Design (5th ed.). Wadsworth.
12