Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA

DENGAN PIPA GALVANIS DI BENGKEL PLAMBING DAN SANITASI


JURUSAN PTSP FT UNY

DISUSUN OLEH:

SITI KHOFIFAH NUR FADILLAH

NIM 185052410015

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

1
2022

A. Latar Belakang
Seiring laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan untuk saat ini dan
masa yang akan datang, kebutuhan air bersih bagi manusia, industri dan
lainnya sangat diperlukan. Permasalahan yang terjadi pada kenyataan nya
pendistribusian air bersih tidak merata dikarenakan adanya hambatan atau
jaringan perpipaan yang rusak. Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya
otomatisasi hampir di semua bidang. Sementara itu, kepemilikan perangkat
pintar di berbagai bagian dunia mengarah pada tingkat keterkaitan satu sama
lain yang tak terbayangkan sebelumnya.
Sejauh mana transformasi ini akan berdampak positif bergantung pada
bagaimana kita menavigasi risiko dan peluang yang muncul di sepanjang jalan.
Menavigasi risiko dan peluang yang muncul tentunya membutuhkan sumber
daya manusia yang kompeten. Terciptanya sumber daya manusia yang
kompeten didukung dengan adanya instansi pembelajaran yang kompeten.
Salah satu jurusan yang berkompeten di bidang konstuksi adalah Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta.
PTSP FT UNY merupakan salah satu jurusan di perguruan tinggi negeri
berstandar internasional yang cukup baik dan mempunyai fasilitas yang cukup
memadai. Fasilitas yang memadai tentunya akan menunjang proses
perkuliahan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang kompeten khususnya di
bidang kontstruksi. Salah satu Mata Kuliah konstruksi yang harus dikuasai
adalah Mata Kuliah Praktik Plambing. Mata Kuliah ini berfokus pada proses
saluran perpipaan.
Mata Kuliah ini diajarkan pada mahasiswa semester 2 di jurusan PTSP
UNY. Mata Kuliah Praktik Plambing memiliki bobot 3 SKS di setiap
semesternya, 1 SKS Mata Kuliah teori dan 2 SKS Mata Kuliah praktik. Dalam
penyampaianya Mata Kuliah Praktik Plambing menggunakan metode
konvensional dengan harapan mahasiswa dapat menerima materi dengan
mudah. Namun kenyaataan di lapangan banyak mahasiswa prodi PTSP UNY

2
yang masih kebingungan ketika Praktikum Mata Kuliah Praktik Plambing.
Media yang mudah diterima mahasiswa untuk menyerap atau menerima materi
adalah yang mengandung unsur gerak berupa video sehingga proses praktikum
Praktik Plambing dapat diperhatikan dengan baik. Adanya video pembelajaran
diharapkan mahasiswa lebih tertarik dan mampu menerapkan materi yang
terdapat pada video dalam pelaksanan praktik langsung di lapangan.
Media Pembelajaran adalah perantara yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau materi ajar. Media sangat diperlukan dalam
pembelajaran sebagai alat penyampaian informasi dan pesan dari dosen kepada
mahasiswa. Pembelajaran yang baik dan berlangsung lancar memerlukan
media pembelajaran yang baik pula. Mata Kuliah Praktik Plambing adalah
pembelajaran yang membutuhkan media visual berupa audio video. Oleh
karena itu, video pembelajaran merupakan salah satu media yang sesuai untuk
menampilkan tahap-tahap dalam proses praktikum yang disesuaikan dengan
materi pembelajaraan secara detail dan rinci.
Media video pembelajaran adalah media atau alat bantu mengajar yang
berisi pesan-pesan pembelajaran. Video sebagai media audio visual dan
mempunyai unsur gerak akan mampu menarik perhatian dan motivasi
mahasiswa dalam 4 melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995) mengartikan video dengan:
1) Bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi;
2) Rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi.
Video mampu merangkum banyak kejadian dalam waktu yang lama
menjadi lebih singkat dan jelas dengan disertai gambar dan suara yang dapat
diulang-ulang dalam proses penggunaannya. Video memiliki kelebihan yaitu
mampu membantu memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna
tanpa terikat oleh bahan ajar lainnya. Unsur gerak dan animasi yang dimiliki
video, video mampu menarik perhatian mahasiswa lebih lama bila
dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Namun dalam suatu
media pembelajaran tentu akan terdapat kekurangan dari media tersebut. Video
yang dikembangkan harus dapat menarik perhatian mahasiswa serta dikemas

3
agar penyampaiannya mudah diterima, maka perlu adanya refleksi untuk
mengetahui kelayakan media yang akan dikembangkan. Proses pembuatannya
video juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang cukup lama,
material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat
menampilkan gambar yang ada didalamnya, dan dalam pengambilan gambar
yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam
menafsirkan gambar yang dilihat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah, “Bagaimana pengembangan media pembelajaran berbasis
video untuk Praktik Plambing di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah:
1. Membuat pengembangan media pembelajaran untuk Praktik Plambing II
dengan menggunakan media video pembelajaran, yang layak untuk diterapkan
sebagai media pembelajaran (berfungsi sebagaimana mestinya) sebagai sumber
belajar.
2. Mengetahui kelayakan media video pembelajaran untuk Praktik Plambing
Mata Kuliah Praktik Plambing II di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan layak untuk diterapkan sebagai media pembelajaran.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Desain Penelitian


Pada penelitian pengembangan ini akan menghasilkan suatu produk
media video pembelajaran Praktik Kerja Pipa Galvanis pada Mata Kuliah
Praktik Plambing menggunakan pengembangan model 4D (Define,
Design, Development, and Dissemination). Tahapan-tahapan yang
dilakukan pada model penelitian dan pengembangan 4D dikembangkan

4
oleh Thiagarajan (1974) yang dikutip dalam Mulyatiningsih (2011) antara
lain:

1. Define (pendefinisian)
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini
sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu
membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam
pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan,
syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna serta model penelitian dan pengembangan yang cocok
digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa dilakukan melalui
studi literatur atau penelitian pendahuluan.

2. Design (Perancangan)
Tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal atau
rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap ini
dilakukan untuk membuat modul atau buku ajar sesuai dengan kerangka isi
hasil analisis kurikulum dan materi. Konteks pengembangan model
pembelajaran, tahap ini diisi dengan kegiatan menyiapkan kerangka
konseptual model dan perangkat pembelajaran dan mensimulasikan
penggunaan model dan perangkat pembelajaran tersebut dalam lingkup
kecil.

3. Develop (Pengembangan)
Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu:
expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan
teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk.
Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-
saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan
pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing merupakan
kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang
sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau

5
komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji coba digunakan 37
memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan
kembali sampai memperoleh hasil yang efektif.

4. Disseminate (Penyebarluasan)
Thiagarajan membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan yaitu:
validation testing, packaging, diffusion and adoption. Pada tahap
validation testing, produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan
kemudian diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai