Anda di halaman 1dari 20

Optimalisasi Peran DPRD dan Pemilu 2024:

Nasional & Banten

Dodi Ambardi
Departemen Sosiologi UGM
Disampaikan dalam Bimtek DPRD, Yogyakarta 20 Maret 2003
Pengantar

• Presentasi ini bertujuan memberi konteks pada upaya “Optimalisasi Peran


DPRD dalam Menghadapi Pemilu 2024 – dan setelahnya”.
• Tujuannya adalah mengingat ulang gagasan besar yang hendak dicapai dan
melalui reformasi 1998/1999, dan menempatkan upaya optimalisasi peran
DPRD dalam gagasan besar itu.
• Tujuan spesifiknya, presentasi ini ingin melihat kasus Banten dalam arus
gagasan besar dan sejumlah tantangan lokalnya.
• Di bagian akhir akan disajikan matriks optimalisasi peran DPRD dan Strategi
Elektoral
Baseline & Framework

Aspinall & Fealy 2003

• Sebelum 1998, perubahan politik hanya


berlangsung pelan dan gradual – meskipun
pertumbuhan ekonomi terhitung cepat.
• Setelah Mei 1998, perubahan politik dan
ekonomi berlangsung dramatik, agak
kacau,namun transformatif.
• Buku ini merekam sejumlah kesuksesan dan
beberapa tantangan di empat tahun pertama
periode reformasi.
Yang di atas kertas …

• UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah yang membagi kewenangan


pada pemerintahan daerah (desentralisasi), dan UU No. 25/1999 tentang
Perimbangan Keuangan pemerintah Pusat dan Daerah (porsi keuangan untuk
daerah yang lebih besar).
• Bagaimana kerja aturan baru ini di tingkat lokal?
Menanyakan Ulang …

Basis Evaluasi Evaluasi Mutakhir (2023)

a. Redistribusi kekuasaan politik dan


1. Kriteria ekonomi-politik: Siapa yang kesejahteraan ekonomi tidak
diuntungkan dengan perubahan politik banyak berubah. Benarkah?
yang dibawa Gerakan reformasi? b. Sejauh manakah kemampuan
2. Kriteria politik dan kelembagaan: pemerintahan lokal (eksekutif dan
Apakah kualitas pemerintahan legislatif) dalam melakukan
3. Kriteria sosial-kebangsaan: Sejauh playanan publik?
manakah perubahan reformasi c. Politik identitas semakin meruyak
berefek pada integrasi sosial? dan polarisasi juga semakin
menebal. Benarkah?
BPS 2018

• Banten dalam
Perbandingan
• Tingkat
Kemiskinan
Asesmen Banten-1: Hubungan Pemerintahan

Nasional-Lokal Lokal: Provinsi-Kab/Kota

• Nasional-lokal. Secara umum baik. • Lokal: Isu tentang transfer dana


Peluang ekonomi tersedia dari 5 pemerintah dari tingkat provinsi ke
proyek nasional jalan tol. Problem: tingkat kabupaten atau kota.
ketersediaan lahan.
• Sejauhmana perbaikan mekanisme
• Catatan-1: Ketegangan tentang aset dan proses transfer di tingkat lokal
Bank Banten ini?
• Catatan-2: Ketegangan flagship • Sejauh mana kemampuan
program jaminan Kesehatan lokal pendanaan lokal?
• Catatan-3: Manajemen pengelolaan • Bagaimana dengan isu Kerjasama
taman nasional dan koordinasi antar instansi?
Asesmen Banten-2: Pemerintahan dan Akuntabilitas

• HDI, investasi, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan, dan tingkat kemiskinan


secara umum cenderung membaik – kecuali tingkat pengangguran yang
menjadi salah satu terburuk dibanding provinsi lain.
• Tapi, ketimpangan wilayah terlihat kurang bagus, yakni antara wilayah
Tangerang Raya dibanding dengan Lebak, Pandeglang, dan Serang.
• Akuntabilitas pemerintahan di level provinsi dan kabupaten/kota menjadi isu
yang penting untuk diperhatikan.
Asesmen Banten-2a: Politik Dinasti

Akseptabilitas Plus-minus

• Dalam derajat tertentu, politik dinasti bisa


• Salah satu isu populer di tingkat diterima masyarakat ketika pemerintahannya
nasional tentang Banten adalah memiliki kemampuan memerintah dan
kuatnya kecenderungan politik merancang kebijakan.
dinasti.
• Problem percampuran politik formal dan
• Sejak turunnya Ratu Atut Chosiyah informal yang mirip pedang bermata dua –
intensitas politik dinasti di Banten positif dan negatif sekaligus.
menurun, tetapi dinasti berikut dan
dinasti yang lain juga mulai • Kepemimpinan informal memiliki peran
menguat. dalam mengelola ketegangan antara
perusahaan privat dan penduduk lokal.
Asesmen Banten-2b: Dana Desa & Layanan/Bantuan Sosial

• Dana Desa. Dua problem mengemuka dalam urusan ini, yakni [1] kapasitas
lokal tingkat desa dalam pengelolaan, serta [2] isu korupsi di level desa.
• Sejumlah keluhan dalam urusan bantuan sosial, jaminan Kesehatan,
transportasi dan keamanan sering muncul di masyarakat.
• Salah satu akar keluhan tersebut adalah kurang tahunya masyarakat tentang
hak mereka dan saluran untuk mengekspresikan tuntutannya.
Asesmen Banten-3: Layanan Dasar (Basic Service Delivery)

• Kesehatan. Tingkat kematian ibu dan bayi di Banteng masih tergolong tinggi.
Dua isu sekaligus muncul di sini: tenaga Kesehatan tradisional kualifikasinya
kurang, dan kurangnya pemnfaatan jaminan Kesehatan nasional yang lebih
lengkap (lihat slide sebelumnya).
• Perbaikan nyata soal akses ke air bersih, namun problem Kesehatan yang
berakar dari air bersih masih lumayan tinggi.
• Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan secara formal
sudah terpenuhi namun kualitasnya masih perlu ditingkatkan – lebih dari
sekadar formalitas saja.
Banten-4: Ekonomi Inklusif

• Penyerapan tenaga kerja untuk industry cukup tinggi. Problemnya, proporsi


warga lokal yang terserap masih rendah karena kurangnya keterampilan
bersertifikasi.
• Problem pelayanan administrasi untuk warga yang tinggal di pedesaan kurang
sehingga mereka mengalami kesulitan untuk memasuki sektor kerja formal.
• Regulasi yang menopang perkembangan ekonomi lokal masih tertinggal.
Individu, Partai, dan DPRD

• Partai sebagai “broker” ketimbang


“player” (Choi 2011).
• Apakah DPRD menjadi kekuatan
perubahan atau pemeliharaan sistem
lama?
Elit Lama dan Baru

• Indonesia’s political transformation


has dramatically increased the
significance of local elites in the
country’s politics and governance.
(Choi 2011).
• Sejauh manakah elit baru membawa
perbaikan?
Beberapa Studi tentang Politik Lokal

• Vedi Hadiz: Mereka yang merengkuh


keuntungan paling besar adalah elit
lama yang telah memiliki koneksi
politik sejak Orde baru.
• Seberapa kuat oligarki bertahan di
tingkat lokal?
Studi Politik
Banten: Jawara &
Dinasti
1. Yanwar Pribadi (2013)
tentang Peran Jawara di
Era Orde Baru
2. Agus Sutisna (2017)
tentang Dinasti di Era
Ratu Atut Chosiyah
3. Fahmi Irfani dkk (2018)
tentang Jawara, Elit
Muslim, dan Oligarki
Banten
Matriks Optimalisasi Peran DPRD

Problem/Isu Politik-Ekonomi-Sosial

Problem-1 Problem-2 Problem-3 Problem-4

Legislasi 1 2 3 4

Fungsi DPRD Anggaran 5 6 7 8

Pengawasan 9 10 11 12
Menuju Politik Elektoral 2024

Strategi Elektoral

Berbasis Kebijakan Berbasis Non-Kebijakan

Individu 1A 1B

Level Partai 2A 2B

DPRD 3A 3B
Penutup

• “Yang berbahaya bukanlah bercita-cita tinggi dan kegagalan


meraihnya. Yang berbahaya adalah: kita bercita-cita rendah dan
berhasil meraihnya.” (Hamid Basyaib, 2021).

Anda mungkin juga menyukai