Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TIMBANGAN SEDERHANA

Disusun oleh :

Nama : MUHAMMAD FERNANDI

Npm : 2006010106

Kelas : NON REGULER BANJARBARU (TEKNIK MESIN)


DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................................
I. PENDAHULUAN ............................................................................................
1.1Latar Belakang ...............................................................................................
1.2Tujuan .............................................................................................................
1.3Manfaat ...........................................................................................................
II. ISI ....................................................................................................................
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………………….…..
2.2 Metoda Kerja…………………………………………………………….…
2.3 Hasil dan Pembahasan……………………………………………………..
III. PENUTUP .....................................................................................................
3.1Kesimpulan .....................................................................................................
3.2Saran ...............................................................................................................
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan menimbang atau mengukur berat merupakan kegiatan yang sangat
lumrah terjadi pada manusia. Kegiatan pengukuran menggunakan timbangan ini juga
menjangkau banyak bidang baik untuk kegiatan perdagangan, transformasi,bahkan
pertanian.Tingkat ketelitian yangdipergunakan dalam timbangan ini pun sangat
bervariasi tergantung dengan kebutuhan sipengguna.Dalam dunia pertanian
timbangan dibutuhkan untuk menimbang berat produk pertanian. Timbangan sangat
berguna untuk pertanian karena dengan menggunakan timbangan bisa dilihat berat
ideal pada suatu produk pertanian yang menandakan jika produk tersebut berkualitas
baik. Pada beberapa produk pertanian seperti pada buah – buahan terkadang
diperlukan pengukuran berat buah untuk menentukan apakah buah tersebut sudah
bermutu atau berkualitas baik dengan perbandingan berat buah ideal yang menjadi
pembanding untuk mutu buah itu sendiri.
Untuk menimbang berat suatu produk pertanian diperlukan adanya sebuah alat
instrumentasi yang dapat digunakan untuk menimbang berat produk. Instrumentasi
yang dapat digunakan untuk menimbang berat misalnya adalah timbangan atau
neraca. Untuk menimbang produk pertanian diperlukan alat instrumentasi yang akurat
agar hasil pengukuran valid. Pada saat ini sudah banyak ditemukan neraca dengan
sistem digital sehingga keakuratannya benar – benar tidak diragukan lagi. Sensor
yang digunakan dapat menimbang berat yang sangat kecil sekalipun sehingga hasil
yang diperoleh adalah benar. Namun dengan perkembangan teknologi yang sangat
canggih sehingga timbangan dengan sistem digital memerlukan perangkat dan
komponen – komponen yang detail dan biaya pembuatan yang terbilang mahal.
Untuk mensiasatinya dapat dibuat suatu alat instrumentasi sederhana untuk membuat
timbangan dengan komponen dan perangkat yang dapat diperoleh dengan mudah.
Pembuatan alat instrumentasi sederhana ini menggunakan prinsip pegas sehingga
skala yang dihasilkan akan sesuai dengan berat benda yang akan ditimbang. Namun
keakuratan alat ini belum seakurat alat – alat instrumentasi yang menggunakan sistem
sensor digital.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan alat timbangan sederhana ini adalah :
1. Merancang alat instrumentasi sederhana untuk mempermudah pengukuran.
2. Melihat keakuratan alat yang dirancang.
3. Dapat melakukan pengkalibrasian alat yang dirancang.
4. Membandingkan hasil pengukuran alat yang dirancang dengan hasil pengukuran
sebenarnya.
5. Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dialami saat perancangan dan
pembuatan alat.
6. Mengetahui apakan alat yang dirancang dan dibuat layak digunakan atau tidak.

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan alat timbangan sederhana ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat merancang alat instrumentasi sederhana untuk mempermudah
pengukuran.
2. Untuk melihat keakuratan alat yang dirancang.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengkalibrasian alat yang dirancang.
4. Untuk membandingkan hasil pengukuran alat yang dirancang dengan hasil
pengukuran sebenarnya.
5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan kendala yang dialami saat
perancangan dan pembuatan alat.
6. Untuk mengetahui apakah alat yang dirancang dan dibuat layak digunakan atau
tidak.
I. ISI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Instrumentasi
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efeksuara, seperti pada
instrumen musik misalnya, namun secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi
utama:
1. Sebagai alat pengukuran
2. Sebagai alat analisa, dan
3. Sebagai alat kendali.
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik,
instrumentasi pengukuran suhu, dan lainnya. Contoh dari instrumentasi sebagai alat
analisa banyak dijumpai di bidang kimia dan kedokteran, misalnya, sementara contoh
instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang elektronika,
industri dan pabrik-pabrik. Sistem pengukuran, analisa dan kendali dalam
instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan),
tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan mengunakan komputer
(sirkuitelektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan
dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.

Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/ awal
dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari
semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di
antaranya adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban,
tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat
listrik (aruslistrik, teganganlistrik, tahananlistrik), viskositas, density, dan yang
lainnya.

Fungsi Instrumentasi
Instrumentasi dalam proses industri mempunyai beberapa fungsi yang dapat
di klasifikasikan kedalam empat golongan, yaitu sebagai alat untuk:
1. Pengukuran(Measurement)
2. Pengendalian/ Pengontrolan(Control)
3. Pengaman(Safety)
4. Penganalisa(Analyzer)

a. Alat ukur (Measurement)


Sebagai alat ukur, yaitu berfungsi untuk mengetahui/ memonitor jalannya
suatu kondisi operasi melalui pengukuran besaran dari variable proses yang sedang
diukur. Pengukuran yang banyak dilakukan adalah berupa pengukuran: tekanan,
temperatur, aliran (flow), dan tinggi permukaan cairan (level).

b. Alat Pengendali (Control)


Sebagai alat control yaitu befungsi untuk mengendalikan jalannya operasi
agar variable proses yang diukur dapat diatur atau dikendalikan sesuai harga yang
diinginkan.

c. Alat Pengaman (Safety)


Sebagai alat pengaman yaitu berfungsi untuk mencegah kerusakan pada
peralatan, mencegah terjadinya bahaya kecelakaan pada orang yang bekerja, dan
mencegah kerusakan lingkungan. Sistem pengaman ini mempunyai tahap-tahap, yaitu
memberi peringatan berupa alarm dan melakukan shutdown terhadap proses yang
ada.
d. Alat Analisa (Analyzer)
Sebagai alat analisa peralatan instrumen berfungsi untuk menganalisis kualitas
kandungan dari suatu produk yang dikelola. Kemudian dapat juga dipergunakan
sebagai alat analisa untuk pencegahan polusi dari hasil buangan industri agar tidak
membahayakan dan merusak lingkungan.
2.1.2 Timbangan atau Neraca
Timbangan yaitu alat yang digunakan melaksanakan pengukuran massa suatu
benda. Timbangan atau neraca dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga
elektronik/digital. Salah satu pola timbangan yaitu neracapegas (dinamometer).
Neraca pegas yaitu timbangan sederhana yang memakai pegas sebagai alat untuk
memilih massa benda yang diukurnya. Neraca pegas (seperti timbangan badan)
mengukur berat, defleksi pegasnya ditampilkan dalam skala massa (label angkanya
sudah dibagi gravitasi). Neraca/timbangan dengan bandul pemberat (seperti yang
terdapat di pasar ikan/sayur) menimbang massa. Biasanya memakai massa
pembanding yang lebih kecil dengan lever (tuas) yang panjang. Mengikuti aturan tuas
(persamaanmomen).Neracapegasmenunjukkanangka yang berbeda di bumi dan
bulan, atau di kawasan yangg gravitasinya berbeda. Timbangan bandul menunjukkan
angka yang sama di mana pun, asal masih ada gravitasi untuk menggerakkan
timbangan.
Kegunaan timbangan di pasar yaitu untuk menimbang dagangan pasar sesuai
dengan beratnya timbangan pasar dengan bandul atau biasa di sebut timbangan
belibis memilki wadah timbangan yang mirip kepala bebek yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan barang yang akan di timbang, tubuh timbangan di gunakan untuk
melihat barang yang di timbang sudah pas atau belum, dan bandul timbangan
digunakan sebagai menentu beberapa berat barang yang akan
di timbang. Timbangan bisa dikelompokkan dalam beberapa
kategori menurut klasifikasinya.
Jika dilihat dari cara kerjanya, jenis timbangan bisa dibedakan atas:
1. Timbangan manual
Timbangan manual, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis
dengan sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini memakai indikator berupa jarum
sebagai penunjuk ukuran massa yang telah terskala.
2. Timbangan digital
Timbangan digital, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara elektronis
dengan tenaga listrik. Umumnya timbangan ini memakai arus lemah dan indikatornya
berupa angka digital pada layar bacaan.
3. Timbangan Hybrid
Timbangan hybrid, yaitu timbangan yang cara kerjanya merupakan perpaduan
antara timbangan manual dan digital. Timbangan Hybrid ini biasa digunakan untuk
lokasi penimbangan yang tidak ada pemikiran listrik. Timbangan hybrid memakai
display digital tetapi bab paltform memakai plat mekanik.
4. Timbangan Badan
Timbangan badan, yaitu timbangan yang digunakan untuk mengukur berat
badan. Contoh timbangan yaitu timbangan bayi, timbangan tubuh anak dan dewasa,
timbangan tubuh digital.
5. Timbangan Gantung
Timbangan gantung, yaitu timbangan yang diletakkan menggantung dan
bekerja dengan prinsip tuas.
6.Timbangan Lantai
Timbangan lantai, yaitu timbangan yang diletakkan di permukaan lantai.
Biasanyadigunakan untuk mengukur benda yang bervolume besar.
7. Timbangan Duduk
Timbangan duduk, yaitu timbangan dimana benda yang ditimbang dalam
keadaan duduk atau sering kita ketahui platform scale.
8. Timbangan Meja
Timbangan meja, yaitu timbangan yang biasanya digunakan di meja dan rata-
rata timbangan meja ini yaitu timbangan digital.
9. Timbangan Counting
Timbangan counting, yaitu timbangan hitung yang biasa digunakan untuk
menimbang barang yang berjumlah, jadi barang sanggup timbangan persatuan
sebagai pola timbangan counting ini sering digunakan untuk menimbang baut, mur,
Spare part kendaraan beroda empat dan sebagainya.
10. Timbangan Platform
Timbangan platform, yaitu timbangan yang mempunyai tingkat kepresisian
lebih tinggi dari timbangan lantai, timbangan paltform merupakan solusi dalam
penimbangan di banyak sekali industri baik industri retail maupun manufacturing.
11. Timbangan Hewan
Timbangan hewan/ternak, yaitu jenis timbangan yang digunakan untuk
menimbang binatang baik sapi, kerbau maupun kambing serta sejenisnya.
12. Timbangan Emas
Timbangan emas, yaitu jenis timbangan yang mempunyai akurasi tinggi untuk
mengukur massa emas (logam mulia).
13. Timbangan digital gram
Timbangan digital gram, yaitu jenis timbangan yang mempunyai ketelitian baca
sangat kecil.

2.1.3 Kalibrasi

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem
pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan
terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025
memerlukan sistem kalibrasi yang efektif. Kalibrasi, pada umumnya, merupakan
proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran
agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.

Kalibrasi diperlukan untuk:

1. Perangkat baru

2. Suatu perangkat setiap waktu tertentu

3. Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

4. Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi


mengubah kalibrasi

5. Ketika hasil observasi dipertanyakan


2.1.4 Gaya Pegas

Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk memberikan gaya,
torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi disimpan pada
benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-recover dari sifat
elastis material yang telah terdistorsi. Beban yang bekerja pada pegas dapat
berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya beroperasi
dengan ‘high working stresses’ dan beban yang bervariasi secara terus menerus.

Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang


bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan energi.
Tetapi klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya.

Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik adalah :

1. Wire form spring (helical compression, helical tension, helical torsion,


custom form)

2. Spring washers (curved, wave, finger, belleville)

3. Flat spring (cantilever, simply supported beam)

4. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring)

Tegangan pegas pada kawat lurus adalah tegangan geser torsi, sedangkan pada
penampang kawat sudah dibentuk helix akan terjadi tegangan geser akibat beban torsi
dan tegangan geser akibat gaya geser. Tegangan maksimum yang terjadi pada
penampang kawat adalah merupakan kombinasi antara tegangan geser torsional dan
tegangan geser transversal.

2.1.5 Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas adalah perbandingan tegangan terhadap regangan atau


tegangan per satuan regangan. Semakin besar nilai modulus elastisitas, semakin besar
pula tegangan yang diperlukan untuk regangan tertentu. Modulus regangan atau
modulus Young adalah konstanta perbandingan tegangan tarik atau tegangan
kompresi terhadap regangan tarik atau regangan kompresi.

Dimana

L0 = panjang awal benda

A = luas penampang lintang

∆L = perubahan panjang

F = gaya yang diberikan

2.1.6 Sistem Translasi dan Rotasi

Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan
bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. Sebuah benda dapat dikatakan
melakukan gerak translasi (pergeseran) apabila setiap titik pada benda itu menempuh
lintasan yang bentuk dan panjangnya sama.

Gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk dan
lintasan lingkaran di setiap titiknya. Benda disebut melakukan gerak rotasi jika setiap
titik pada benda itu (kecuali titik-titik pada sumbu putar) menempuh lintasan
berbentuk lingkaran. Sumbu putar adalah suatu garis lurus yang melalui pusat
lingkaran dan tegak lurus pada bidang lingkaran. Penyebab suatu benda mengalami
gerak translasi karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Sedangkan,
penyebab suatu benda mengalami gerak rotasi karena adanya momen gaya (torsi)
yang bekerja pada benda tersebut.

Perbandingan dinamika translasi dan rotasi


Translasi Rotasi

Momentum linier p = mv Momentum sudut* L = I

Gaya F = dp/dt Torsi  = dL/dt

Benda massa Benda momen


F = m(dv/dt)  = I (d/dt)
Konstan inersia konstan*

Gaya tegak lurus Torsi tegak lurus


F=xp =L
terhadap momentum momentum sudut

Energi kinetik Ek = ½ mv2 Energi kinetik Ek = ½ I2

Daya P=F.v Daya P=.

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi

Konsep Translasi Rotasi Catatan

Perubahan sudut s  s = r.

Kecepatan v = ds/dt  = d/dt v = r.

Percepatan a = dv/dt  = d/dt a = r.

Gaya resultan, momen F   = F.r

Keseimbangan F=0 =0

v = v0 + at  = 0 + t

Percepatan konstan s = v0t = ½ at2  = 0t + ½t2

v2 = + 2as 2 = + 2

Massa, momen
m I I = miri2
kelembaman

Hukum kedua Newton F = ma  = I

Usaha W =  F ds W =   d
Daya P = F.v P=I

Energi potensial Ep = mgy

Energi kinetik Ek = ½ mv2 Ek = ½ I2

Impuls  F dt   dt

Momentum P = mv L = I

2.2 Metoda Kerja


2.2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan timbangan sederhana
ini adalah sebagai berikut :
1. Kotak ;
2. Pensil ;
3. Kayu ;
4. Karton ;
5. Kardus bekas ;
6. Karet gelang ;
7. Lem kayu ;
8. Lem tembak ;
9. Gunting ;
10. Pisau ;
11. Spidol ;
12. Lilin ;
2.2.2 Prosedur Kerja
1. Kotak dilubangi pada bagian tengan disisi kanan dan kirinya dengan
menggunakan gunting. Dan pada bagian depan dan belakang juga dilubangi .
2. Pensil diberi gulungan kertas karton pada bagian tengahnya dan dilapisi dengan
kardus bekas yang telah dipotong dan disesuaikan dengan ukuran yang
diinginkan.
3. Lapisan kardus pada pensil dihilangkan bagian atasnya sehingga berbentuk
seperti gear.
4. Pensil kemudian dimasukkan kedalam kotak pada bagian kanan dan kirinya.
5. Bagian atas kotak juga diberi lubang.
6. Pada bagian atas kotak dimasukkan kayu yang bagian kayu tersebut bergesekan
dengan gear pada pensil.
7. Pada bagian kiri dan kanan kayu dipasang karet gelang sebagai pengganti pegas.
8. Letakkan wadah pada bagian atas kotak sebagai tempat meletakkan benda yang
akan ditimbang.
9. Berikan skala pada bagian depan kotak sebagai penunjuk hasil pengukuran.
2.3 Hasil dan Pembahasan

2.3.1 Hasil

No. Nilai sebenarnya (gr) Hasil pengukuran (gr)


1 110 135
2 115 125
3 120 145
4 125 140
5 125 130
6 135 150
7 140 160
8 140 120
9 145 180
10 150 155
11 150 175
12 170 190
13 170 200
14 175 220
15 175 230
16 180 210
17 190 125
18 210 250
19 215 250
20 220 255
21 240 260
22 240 270
23 250 215
24 250 200
25 260 290
26 300 250
27 300 326
28 315 330
29 320 290
30 325 350
400

350

300
250 y = 0.8904x + 33.978
R² = 0.8079
200

150

100

50

0
0 50 100 150 200 250 300 350

2.3.2 Pembahasan

Alat instrumentasi yang kami buat yaitu timbangan sederhana. Sensor yang
digunakan pada alat sederhana ini yaitu karet gelang. Cara kerja dari alat sederhana
ini yaitu pada saat beban diletakkan diatas timbangan maka kayu didalam kotak akan
menarik karet gelang kebawah sehingga jarum penunjuk skala akan bergerak.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan 30 sampel yang telah diukur


beratnya menggunakan timbangan digital. Setelah dilakukan penimbangan dengan
menggunakan timbangan sederhana yang dibuat maka didapatkan nilai persamaan
y=0,890x + 33,97 dengan nilai R2 sebesar 0,807. Timbangan yang kami buat ini bisa
dikatakan akurat karena nilai korelasinya diatas 80% sehingga timbangan ini bisa
digunakan untuk mengukur bahan yang akan ditimbang beratnya. Tetapi bahan yang
bisa ditimbang pada alat sederhana ini hanya seberat <8 ons atau 800 gram.
Kelemahan dari alat instrumentasi ini yaitu disaat beban diangkat atau
dikeluarkan maka jarum skala tidak tepat berada pada angka nol. Sehingga kita perlu
melakukan kalibrasi pada alat sebelum digunakan kembali. Kalibrasi dilakukan
dengan cara memutar poros jarum skala yang berada dibagian belakang alat.
Kelemahan lain dari alat ini yaitu hasil penimbangan yang berbeda setiap kali
pengulangannya
walaupun angkanya tidak berbeda jauh, hal ini bisa disebabkan oleh tekanan dari
tangan penimbang saat meletakkan bahan diatas timbangan sehingga sensor (karet
gelang) tertarik kebawah yang akan mempengaruhi hasil pengukuran.

Batas deformasi dari karet gelang yang kami gunakan pada timbangan
sederhana dapat didefinisikan dengan rumus regangan dan tegangan yaitu:

Dimana: ε : regangan strain (tanpa satuan) ΔX


: pertambahan panjang (m)
X : panjang mula-mula (m)

Keterangan:
F: Gaya tarik atau tekan (N)
A: Luas permukaan (m2 )
σ : Tegangan (N/m2)
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alat instrumen yang kami buat yaitu timbangan sederhana dengan karet gelang
sebagai sensornya. Alat ini dibuat dengan menggunakan kotak plastik. Alat ini bisa
digunakan untuk membantu dalam pengukuran berat suatu benda jika alat ukur
standar tidak ada atau tidak bisa digunakan. Kendala yang dihadapi saat perancangan
alat ini yaitu menyesuaikan gear karena terdiri dari dua gear, gear ini berfungsi
sebagai tranduser pada timbangan sederhana tersebut. Kendala lainnya yaitu mencari
karet gelang yang memiliki elastisitas yang sama untuk menyeimbangkan sensor pada
alat karena sensor ini terdapat pada bagian kanan dan kiri alat.
Alat ini bisa digunakan untuk mengukur suatu benda yang beratnya <8 ons atau
600 gram. Jika melebihi batas maka alat ini tidak bisa menghasilkan nilai ukur yang
akurat. Kalibrasi alat dilakukan dengan cara memutar poros jarum skala pada bagian
belakang alat.
Sebelum melakukan pengukuran pada alat sampel ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital. Setelah dilakukan penimbangan atau pengukuran
pada timbangan sederhana maka didapatkan nilai R2 sebesar 0,807. Berarti nilai
akurasi yang didapatkan sebesar 80%. Nilai ini didapatkan dengan membandingkan
nilai pengukuran pada timbangan digital dengan timbangan sederhana. Dengan
akurasi yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa timbangan sederhana ini bisa atau
layak digunakan.

3.2 Saran

Adapun saran untuk pembuatan dan pengaplikasian alat ini yaitu:


1) Karet gelang yang digunakan mempunyai kelenturan yang sama;
2) Karet gelang yang digunakakn berukuran sama;
3) Beban diletakkan dengan perlahan;
4) Panjang kayu yang digunakan sama disetiap sisinya.

Anda mungkin juga menyukai