Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERBENGKELAN PERTANIAN

PENGUJIAN ALAT DAN MESIN


( ALAT UKUR PENGUJIAN ALAT DAN MESIN )

DOSEN PENGAMPU :
EDO SAPUTRA S.TP M.P

OLEH :
KELOMPOK 3
1. HANDRES F. LUMBATORUAN (J1B116038)
2. MUNIA FITRIANTI (J1B116051)
3. MULTI SILVIA AYU (J1B116067)
4. RIKI PRANINTA BANGUN (J1B116076)
5. NUR AZIZAH (J1B116088)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang
Maha Esa atas rahmat dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Perbengkelan Pertanian tentang Pengujian Alat Dan mesin ( Alat ukurp
Pengujian Alat Dan Mesin ).
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan benar. Apabila dalam penyusunannya masih terdapat banyak
kesalahan, hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan dalam menghasilkan makalahpada masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun bagi
pembaca pada umumnya.

Jambi, 11 April 2018

Penyusun

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah ada sejak lama dan
perkembanganya mengikuti perkembangan kebudayaan manusia. Pada
awalnya alat dan mesin pertanian masih tradisional dan terbuat dari kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula
sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat dan mesin pertanian yang
kompleks.
Indonesia sudah memiliki berbagai macam alat dan mesin pertanian,
sehingga adanya teknologi yang baru dapat mempermudah kelancaran dalam
proses pengolahan bahan hasil pertanian. Alat dan mesin pertanian
merupakan hal penting yang mempengaruhi hasil produktivitas pertanian.
Namun demikian, penggunaan alat dan mesin ditingkat petani skala
menengah kebawah masih terbatas. Petani umumnya masih menggunakan
cara-cara manual dan sederhana dalam mengolah produk pertaniannya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan
petani dalam penyerapan dan penerapan teknologi mekanisasi tersebut.
Mekanisasi pertanian merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang
penciptaan, modifikasi serta mengevaluasi alat dan mesin pertanian.
Perkembangan alat dan mesin pertanian di Indonesia cukup tinggi. Hal ini
setara dengan upaya yang telah dilakukan untuk menciptakan teknologi tepat
guna alat dan mesin pertanian. Alasan yang mendasari dilakukanya
pengembangan tersebut yaitu karena masih terdapat kekurangan yang
hasilnya masih kurang memuaskan. Berbagai upaya telah dilakukan secara
terus menerus dalam rangka pengembangan teknologi alat dan mesin
pertanian sehingga dapat mempertinggi produktivitas kerja di bidang
mekanisasi pertanian.
Untuk melakukan pengembangan mekanisasi pertanian tersebut
ditingkat petani dalam mendukung keberhasilan produksi dibutuhkan
pengujian alat dan mesin pertanian agar menghasilkan keluaran (produk)
yang lebih banyak dan bermutu. Salah satu cara pengujian alat dan mesin
pertanian yaitu dengan cara mengukur kinerja dari alat dan mesin pertanian
tersebut menggunakan alat ukur mekanisasi pertanian. Peningkatan ketepatan
dan keakurasian kerja alat dan mesin pertanian (alsintan) dilakukan melalui
pengembangan instrumentasi untuk melakukan pengukuran pada seluruh
aspek teknis alsintan yang diuji.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang digunakan dalam pembuatan makalah
ini antara lain yaitu :
a. Bagaimana pengujian alat dan mesin menggunakan Alat ukur?
b. Apa saja macam-macam alat ukur pengujian alat dan mesin pertanian
tersebut?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah yang ditarik dari rumusan masalah
makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana cara pengujian alat
dan mesin pertanian menggunakan alat ukur.
b. Untuk mengetahui dan memahami tentang macam-macam alat ukur
pengujian alat, fungsi dan penggunaannya.
II. PEMBAHASAN

2.1. Pengujian Alat Dan Mesin Pertanian (Alsintan)


Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu
perkakas, perabot yang dipakai untuk mencapai maksudnya. Alat uji
merupakan perangkat untuk mengukur dan tes yang digunakan sektor
indutstri pada alat alat produksi yang digunakan untuk menganalisis,
memvalidasi dan memverifikasi pengukuran sistem elektronik dan mekanik.
Pengukuran dan tes pada alat uji tersedia untuk penggunaan secara umum dan
alat uji yang sangat khusus terutaa digunakan untuk industri teknologi tinggi,
otomotif, komunikasi dan industri elektronik.
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau alat pembantu membantu mempermudah
pekerjaan manusia. Pengujian adalah kegiatan menilai mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu berdasarkan membandingkan hasil pengukuran
dengan suatu kriteria tertentu(ukuran baik atau buruk).
Ada banyak sekali alat uji sehingga aplikasinya pada perangkatnya pun
bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan dalam
pengukuran dan tesnya.

2.2. Macam-macam alat ukur pengujian Alsintan


Terdapat banyak macam alat pengujian untuk mengukur nilai keluaran
yang bernilai dari perubahan energi yang terdapat pada mesin.Pengukuran
yang dilakukan juga tergantung apa yang di ukur baik itu putaran mesin,daya
ataupun getaran yang dihasilkan oleh mesin tersebut.terdapat berbagai alat
pengujian yang akan di bahas yaitu Tachometer,Sound Level Meter,Vibration
Meter,Dynamometer dan multi tester.
2.2.1. Tachometer
Alat Tachometer adalah sebuah alat pengujian yang dirancang
untuk mengukur kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat
pengukur dalam sebuah mobil yang mengukur putaran per menit
(RPM) dari poros engkol mesin (Rana et al., 2016).
Kata tachometer berasal dari kata yunani tachos yang berarti
kecepatan dan metron yang berarti untuk mengukur (Ferdous et al.,
2010). Perangkat ini pada masa sebelumnya dibuat dengan dial, jarum
yang menunjukkan pembacaan saat ini dan tanda-tanda yang
menunjukkan tingkat yang aman dan berbahaya. Pada masa kini telah
diproduksi alat tachometer digital yang memberikan pembacaan
numerik tepat dan akurat dibandingkan menggunakan dial dan jarum.
Batas ukuran terkecil pada alat tachometer yaitu 0,011/min (Hung-jun,
2009).
Jenis-jenis tachometer ada empat yaitu tachometer rotor
bergigi Tachometer DC, Tachometer temple, tachometer laser/ Photo
alat tachometer. Prinsip Kerja Alat Tachometer menunjukan RPM
mesin dengan mengukur ratsi poros mesin perangkat menyerupai
generator listrik yang bervariasi sesuai dengan kecepatan putaran
mesin . Arus listrik yang dihasilkan ini kemudian di konversikan
dalam RPM (Restivo et al., 2011). Gambar dapat dilihat d bawah ini.

Gambar 1.Tachometer

2.2.2. Sound Level Meter


Kebisingan berasal dari kata bising yang artinya semua bunyi
yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi
kegiatan sehari-hari, bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi
yang tidak diinginkan dan juga dapat menyebabkan polusi lingkungan.
(Davis Cornwell.1998). Alat ukur yang dapat dipakai untuk
pengukuran tingkat suara adalah Sound Level Meter (Prabawa, 2009).
Sound level meter merupakan instrumen dasar yang digunakan
dalam pengukuran kebisingan. Sound level meter terdiri atas
mikropon dan sebuah sirkuit elektronik termasuk attenuator, tiga
jaringan perespon frekuensi, skala indikator dan amplifier. Tiga
jaringan tersebut distandarisasi sesuai standar sound level meter.
Tujuannya adalah untuk memberikan pendekatan yang terbaik dalam
pengukuran tingkat kebisingan total. Respon manusia terhadap suara
bermacam-macam sesuai dengan frekuensi dan intensitasnya.Telinga
kurang sensitif terhadap frekuensi lemah maupun tinggi pada
intensitas yang rendah.Pada tingkat kebisingan yang tinggi, ada
perbedaan respon manusia terhadap berbagai frekuensi.

Gambar 2. Sound Level Meter

2.2.3. Vibration Meter


Vibration meter adalah alat uji atau instrumen yang berfungsi
untuk mengukur getaran semua benda, misalnya motor, kompas,
screen, atau benda bergetar lainnya terutama dalam dunia industri.
Pengukuran vibrasi atau getaran merupakan salah satu pengukuran
yang paling umum dalam pemantauan kondisi mesin berputar. Tingkat
getaran yang terukur mengindikasikan tingkat gangguan yang terjadi,
semakin tinggi nilai getaran yang terukur menandakan gangguan yang
terjadi kemungkinan bisa menjadi sebuah kerusakan atau bahkan
kegagalan mesin. Hasil pengukuran ini juga memberikan informasi
penting kepada operator untuk segera memeriksa dan memperbaiki
mesin (Adams Jr. 2001: 243).
Cara kerja vibratoin meter adalah dengan cara menempelkan
sensor atau megnetik base ke benda atau mesin yang akan diukur.

Gambar 3. Vibration Meter

2.2.4. Dynamometer
Dynamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk
mengukur torsi (torque) dan kecepatan putaran (Rpm) dari tenaga
yang diproduksi oleh suatu mesin, motor atau penggerak berputar
lainnya. Dinamometer juga dapat digunakan untuk menentukan tenaga
dan torque yang digunakan untuk mengoperasikan suatu mesin.
Dinamometer yang dapat digunakan, baik penggerak maupun
penyerap tenaga disebut dinamometer aktif atau universal,
dinamometer yang dirancang utuk penyerap/adsorbsi dinamakan
dinamometer pasif.

Gambar 4. Dynamometer Pada Tekanan


2.2.5. Multytester
Multytester secara umum adalah alat ukur yang dipakai untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi).
Sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan
untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Multimeter atau multitester merupakan
piranti yang pada umumnya digunakan untuk mengukur besaran-
besaran tegangan (AC, DC), kuat arus (biasanya DC saja), dan
hambatan. Sesuai dengan fungsinya multimeter juga disebut AVO-
meter, yaitu sebagai Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter. Pada
dasarnya multimeter menggunakan meter arus tipe D'Arsonval.
Spesifikasi pokok dalam memilih multimeter adalah kepekaannya atau
sensitifitasnya. Kepekaan berkaitan dengan efek pembebanan pada
rangkaian yang diukur.

Gambar 5. Multytester

(Menurut David, 1985 : 264) umumnya multimeter elektronik


mengandung beberapa elemen yaitu :
a) Penguat DC jembatan setimbang dan alat pencatat
b) Pelemah masukkan atau saklar rangkaian
c) Rangkaian pengarah untuk mengubah tegangan masukkan AC
kenilai DC yang sebanding
d) Baterai internal dan rangakaian tambahan guna melengkapi
pengukuran tekanan tersebut.
Multitester terbagi menjadi dua, yaitu multitester analog
dan multitester digital.
a) Multitester analog
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat
pengkur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum
yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Analog
tidak dii gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai
komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau
jjeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan
untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan
baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada
b) Multitester digitas atau DMM
Multitester digital adalah multitester elektronik dengan
tampilan desimal digital contoh nya pada tampilan LCD nya.
Pengukuran ditampilkan oleh ADC. Untuk pengukuran tegangan
besarnya kurang, akan diperkuat sebelum ditampilkan. Untuk
pengukuran tegangan yang bervariasi, sirkuit latch digunakan untuk
menyimpan sampel sesaat sebelum sampel terakhir diukur dan
ditampilkan.
Adapun cara menggunakan alat uji multytester yaitu yang
pertama atur posisi saklar selektor ke ACV, kemudian pilih skala
sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog
Multimeter). Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur,
maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter. Setelah itu hubungkan
probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC,
tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+) dan terakhir baca hasil
pengukuran di Display Multimeter.
Kesalahan penggunaan multitester :

2.3. Pengaplikasian Pengujian Alsintan Menggunakan Alat Ukur


2.4.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai