Muhammad bin Hasan beliau mengatakan bahwa ada perkataan yang sering berulang-ulang
diucapkan oleh orang-orang yakni mereka mengatakan apabila suatu negara itu negara yang
adidaya dan kuat, bangsannya bangsa yang perkasa lagi tangguh maka tidak ada seorang atau
negara pun yang berfikir atau berani memerangi atau menguasai negara tersebut. Kenapa?
Lantaran kekuatan dan kedidayaannya dan mereka menganggap bahwasanya unsur-unsur
kekuatan itu ada pada kekuatan fisik, materi, pemikiran, militer, kebudayaan namun yang
paling penting dari ini semua adalah kekuatan manusia. Banyak yang sibuk membangun
materi, infrasturustur tetapi lupa membangun manusia sehingga banyak manusia yang sadar
bahwa membangun kekuatan manusia itu penting karena unsur pondasi dari semua kekuatan
tersebut dan ini sesuai dengan logika dasar manusia.
Kata syekh Yusuf Muhammad al Hasan, suatu hal yang tidak bisa dibayangkan jika ada
senjata yang begitu canggihnya,dan ampuh tetapi tidak seorang pun yang bisa
menggunakannya atau mengaplikasikannya. Begitu juga misalnya ada suatu peralatan yang
begitu canggih tetapi tidak ada yang bisa menggunakannya maka tidak berguna begitu pun
harta tidak bermanfaat meskipun banyak jumlahnya apabila tak ada seorang pun yang bisa
mengaturnya, memanagenya, mempergunakannya untuk tujuan-tujuan baik dan bermanfaat.
Sehingga kita perhatikan banyak negara atau bangsa menaruh perhatian untuk membina dan
mengembangkan manusia atau individu-individunya dan mempersiapkan rakyatnya dengan
persiapan-persiapan karena apabila manusianya ini hancur maka akan hancur negaranya dan
pembangunan manusia semua sepakat dibangun atau dimulai dari rumah atau keluarga karena
apabila keluarganya hancur maka akan hancur pula manusia didalamnya.
Rumah, keluarga, orangtua adalah factor terbesar dalam membangun manusia, Nabi
shallallahu ‘alayhi wasallam sudah mengisyaratkan mengenai hal ini dalam sebuah hadis:
“setiap bayi dilahirkan diatas fitrah, namun kedua orangtuanya yang menyebabkan mereka
menjadi Yahudi dan Nasrani”. (HR. Bukhari: 6110)
Kita seringkali jika membahas hadis ini, menganggap bahwa kedua orangtua yang
menjadi anak kafir yaitu berpindah agama yang fitrahnya dari Islam menjadi Yahudi, Nasrani
atau Majusi. Namun kita lupa orang-orang Yahudi atau Nasrani sedikit banyak sudah
mempengaruhi semakin besar orangtua-orangtua kaum muslimin, bukan hanya keluar dari
agama tetapi dilakukan pelan-pelan dengan cara menjadikan orangtua mengikuti cara-cara
Yahudi, Nasrani dan Majusi. Tanpa sadar mereka menyeret anak-anaknya dengan kebiasaan-
kebiasaan Yahudi, Nasrani dan Majusi. Sebagaimana yang sudah diwanti-wanti oleh
Rasulullah yaitu kaum muslimin akan ada diantara mereka mengekor pada ahlul kitab
sebagaimana dalam hadis:
“Sungguh kalian akan mengikuti jalannya umat-umat terdahulu sejengkal demi sejengkal,
sedepa demi sedepa, sehingga seandainya mereka masuk lubang dhab (sejenis kadal) maka
kalian akan mengikutinya. Lalu para sahabat bertanya: wahai Rasulullah, apakah yang
engkau maksud umat terdahulu itu adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani? Rasulullah
menjawab: siapa lagi kalau bukan mereka?”. (muttafaqun ‘alaih). Disini Rasulullah
menjelaskan aka nada kaum muslimin yang mengekor dengan ahlul kitab, ini tidak terlepas
dari proganda orang-orng kafir dalam merusak kaum muslimin dengan dijadikan kaum
muslimin tanpa sadar terseret dengan kebiasaan mereka”.
Nabi juga mengatakan: “Orang yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian
dari kaum tersebut” (HR Abu Dawud). Karena keserupaan itu biasanya akan melahirkan cinta,
senang, loyal, ingin membela yang ia cintai. Maka Rasulullah juga mewanti-wanti bahwa
seseorang itu akan bersama dengan orang yang ia cintai. Sekarang kebanyakan kaum muslimin
digiring untuk mengidolakan orang-orang kafir, yang mana orang kafir ini jelas-jelas mengajak
kepada keburukan dan kejeleka namun manusia mudah teripu dengan penampilan karena
mereka itu memampakkan keindahan, ketampanan, kecantikan yang akhirnya mengidolakan
dan tidak takut dibangkitkan ketika hari kiamat dibarengkan dengan mereka.
Seperti kemaren ada sebuah konser cosplay tidak sampai enam menit tiket sebelah jutaan
habis. Katanya Indonesia yang memiliki banyak hutang atau keterbelakangan tetapi kalau lihat
Indonesia seperti negara kaya apalagi untuk hal maksiat begitu cepat untuk urusan-urusan
kebaikan, bantuan kemanusiaan Indonesia menjadi negara yang payah karena banyak orang-
orang yang egois sebab banyak diantara mereka hanya mementingkan diri dan kesenangan
pribadi ini tidak terlepas dari pendidikan yang sudah dilaksanakan bertahun-tahun.
Didalam agama ada banyak dalil yang jika kita diberikan perintah diantara maksudnya
untuk menyelesihi kekufuran, membedakan diri dari syaithan, dan membedakan diri dari
orang-orang kafir.
Coba diperhatikan saat ini kaum muslimin merasa asing dengan orang memakai sandal atau
sepatu, memang kita perlu bijak dalam hal ini jangan sampai masuk kemasjid memakai alas
kaki ini bisa menimbulkan fitnah karena tidak bisa dipingkiri masjid zaman sekarang beda
dengan zaman nabi. Zaman Nabi pakai pasir tetapi sekarang pakai karpet sehingga
dikhawatirkan jika pakai alas kaki bisa mengotori tetapi bukan artinya sunnah ini tidak bisa
dipraktekkan. Misalnya shalat ‘ied lapangan atau shalat waktu safar dipinggir jalan karena
tidak menemukan mushalla dan masjid padahal bisa melepas sandal dan sepatunya kita
masih bisa shalat menggunakan sendal dan sepatu. Ini sunnah yang sering ditinggalkan
bahkan asing disebagian kaum muslimin padahal Nabi memerintahkan agar kita
menyelesihi Yahudi, Yahudi tidak mau shalat pakai sendal atau sepatu kalau kita boleh
menggunakan asalkan kita yakini tidak ada najisnya kalaupun ada najis jika kita pakai
najisnya akan hilang ketika alas kaki terus-terusan menyentuh tanah atau pasir.
• Kemudian dalam hal kebiasaan (tradisi), Nabi mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak menyemir uban mereka, maka selisihilah mereka” (HR. Muslim)
Oleh karenanya menyemir uban adalah itu sunnah, membiarkan uban ulama berbeda
pendapat ada yang mengatakan boleh-boleh saja tetapi ada juga yang mengatakan makruh
maka dianjurkan uban disemir bukan dibiarkan. Jika keluar uban baik dirambut atau
jenggot maka semirlah tetapi bukan menggunakan bahan-bahan kimia meskipun sebagian
ulama memperbolehkan asalkan tidak merubah ciptaan dan tidak menutupi rambut
sehingga ketika wudhu air benar-benar tidak menyentuh rambut.
• Dalam hal penampilan, Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam menyampaikan: “Pendekkan
kumis dan biarkanlah (perihalah) jenggot dan selesihilah majusi” (HR. Muslim). Dahulu
orang majusi mencukur jenggot dan membiarkan kumis mereka tumbuh Panjang.
• Didalam adab, makan dianjurkan pakai tangan kanan bukan tangan kiri karena syaithan
makan pakai tangan kiri. Kita diminta untuk menyelisihi syaithan. Dan juga tidak boleh
menggunakan alas kaki satu saja, hanya menggunakan kiri atau kanan saja atau berbeda
sebelah maka ini juga termasuk perilaku syaithan. Jadi syariat-syariat yang disampaikan
Nabi punya maksud untuk menyelisihi kekafiran
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho dengan Islam artinya selama bumi
masih ada dan selama Yahudi Nasrani masih ada begitupun dengan kaum muslimin maka
mereka tidak akan pernah ridho dengan Islam. Ini sudah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang
benar”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu. Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (QS.Al
Baqarah:120).
Oleh karenanya kita dapati orang-orang kafir melakukan keburukan ini sudah hal
sunnahtullah maka tidak perlu heran atau kaget karena dari dulu sampai sekarang mereka tidak
pernah ridho dalam Islam. Ayat diatas mengajarkan kepada kita untuk selalu berhati-hati dan
waspada dari makar mereka. Dan mereka juga ingin memurtadkan kaum muslimin,
sebagaimana firman Allah:
“Sebahagian besar ahli kitab mengingkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran setelah kamu beriman, karena hasad yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah
nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah
mendatangkan perintahNya. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al
Baqarah:109)
Jadi mereka menginginkan agar kaum muslinin murtad. Maka ketika kita mendapatkan
kebaikan atau keberuntungan mereka tidak senang. Sebagaimana firman Allah:
“Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrikin tiada mengingkan
diturunkan sesuatu kebaikan kepadamu dari tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang
dikehendaki-nya (untuk diberi) rahmatNya (kenabian) dan Allah mempunyai karunia yang
besar” (QS. Al Baqarah:105). Ini adalah maklumat yang Allah berika kepada kita yang menjadi
pondasi agar selalu berhati-hati. Mereka tidk akan berhenti untuk mebuat makar kepada kita
yaitu dengan menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
C. Protokolat Yahudi
Supaya umat manusia tetap dalam kesesatan, tidak atau apa yang telah terjadi
dibelakannya dan apa yang akan terjadi dihadapnnya, tidak tau rencana yang ditujukan
terhadapnya, kami akan memalingkan pikiran mereka dengan membuat acara-acara hiburan
dan entertainment, permainan yang mengasyikkan, berbagai macam jenis olahraga dan
permainan yang memancing syahwat dan kelezatan mereka, memperbanyak gedung-gedung
yang indah dan bangunan-bangunan penuh hiasan kemudian kami buat surat kabar dan media
massa mengajak kepada lomba-lomba seni dan turnamen olahraga.
Dinukil dari buku beliau kongres zionis 1953 al-quds, orang zionis mengatakan: target
kita adalah tidak menghancurkan kaum muslimin tetapi kita akan ciptakan generasi-generasi
yang jauh dari agamanya. Mereka orang yang licik dan dikarunia kecerdasan, maka cerdas itu
belum tentu baik apabila diiringi dengan kekufuran itu menjadi licik dan berbahaya.
Mungkin memang ada yang mereka uji, sebagian kaum muslimin dibunuh oleh mereka
tetapi mereka tidak akan menghabisi semua kaum muslimin karena ini jaminan dari Allah.
Nabi juga mengatakan dalam hadis yang mutawatir:“ Pasti akan selalu ada sekolompok dari
umatku yang senantiasa meraih kemenangan, sampai ketetapan dari Allah ‘azza wa jalla
datang menghampiri mereka. Mereka pun tetap diatas kemenangannya”.
Kita melihat kondisi umat muslimin terhina atau terpuruk, ini sebenarnya sudah
dinubuwwatkan oleh Nabi tentang kehinaan ummat
“Nyaris umat-umat selain kalian mengerubungi kalian sebagaimana mereka
mengerebungi menyantap makanan diatas nampan”, salah seorang sahabat bertanya,
“Apakah karena saat itu jumlah kami sedikit? Beliau menjawab: Justru saat itu kalian banyak,
namun bagaikan buih dilautan. Allah akan membuang rasa takut mereka kepada kalian dan
akan memasukkan wahn didalam hati kalian”, apakah wahn itu wahai rasul? Tanya salah satu
sahabat. Beliau menjawab: cinta dunia dan benci kematian…” (HR.Bukhari)
Kita saat ini diperebutkan, menjadi sasaran objek mulai dari mereka ingin mengambil
sumber daya alam sampai mereka mengeksploitasi sumber daya manusianya dan ini kondisi
nyata. Kita sangat banyak tetapi kita tidak punya izzah karena kita seperti buih dilautan, yang
mana buih dilautan banyak tapi lemah mudah hancur, diombang-ambingkan, ditabrak-
tubrukan. Dahulu ketika orang-orang kafir mendengarkan Islam, mereka gentar namun
dizaman ini Allah sudah angkat rasa takut itu yang tersisa jika rasa takut hilang adalah
langcang, berani dalam menganiyaya kaum muslimin. Sebab hinanya kita karena terlalu cinta
dengan dunia dan takut dengan kematian.
Didalam hadis lain rasulullah memberikan solusi agar terangkat dari kehinaan:
“Apabila kalian sibuk dengan system jual beli inah dan kalian berpegang denagn ekor-ekor
sapi (sibuk dengan beternak) serta kalian terlena dengan bercocok tanam lalu kalian
tinggalkan jihad fisabilillah, niscaya Allah timpakan kehinaan kepada kalian yang Allah tidak
akan mengangkat kehinaan itu sampai kalian kembali kepada agama kalian” (HR. Abu
Dawud)
Kita berada dizaman ingin membeli apapun itu nyaris bagi kita untuk tidak terlepas dari
keharaman (riba), selalu dimana-mana mudah mendapat riba padahal itu jelas keharaman dan
kaum muslimin sulit terlepas dari jual beli inah. Sebagian orang ketikan ingin makan dirumah
makan, bertanya apakah makanan ii mengandung bahan haram tetapi disisi lain dia
mengentengkan transaksi yang mengandung riba misalnya kerja dikantor atau bank yang
ribanya. Padahal ketika menjaga diri dia dari makan haram lalu mendapat penghasilan dari
yang haram maka makanan yang ia beli menjadi haram. Nabi mengatakan bahwa Allah akan
mengangkat kehinaan sampai kalian kembali kepada agama kalian, disini kita melihat bahwa
bukan kembali kepada militer, kekuatan, daulah, persenjata kalian karena ini semua bukan
solusi tetapi ini angkat terangkat jika kembali keagama kalian termasuk membangun keluarga
diatas agama.
Kunci meraih kejayaan Islam, sudah Allah sebutkan dalam firmanNya:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman diantara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka
bumi, sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan sungguh
dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka dan dia benar-
benar akan menukar (keadaan) mereka sesuadah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku dengan tiada mempersekutukan sesuatu dengan apapun
dengan akau. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu. Maka mereka itulah
orang-orang yang fasik” (QS. An Nur:55)
Ini adalah kunci meraih kejayaan Islam dengan beriman dan beramal shaleh dan tidak
menyekutukan Allah dengan siapapun dan ini dimulai dibangun dari keluarga. Dan keluar dari
fitnah dengan kembali kesalaf (para sahabat Nabi, tabi’in) diantara dalilnya dalam hadis Nabi
ketika terjadi fitnah:
“Dari Abu Waqid al Latsi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Sesungguhnya rasulullah
shallallahu wa sallam bersabda, sementara kami sedang duduk-duduk diatas diatas hamparan
(tikar), “sesungguhnya akan terjadi fitnah, para sahabat bertanya, Apa yang kami perbuat?
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam meletakkan tangannya ditikar dan memegangnya
dengan kuat lalu bersabda, lakukanlah seperti ini, suatu hari rasulullah shallallahu ‘alayhi
wasallam menyebutkan kepada para sahabatnya, “sesungguhnya akan tejadi fitnah” tetapi
kebanyakan sahabat tidak mendengarnya, maka Muadz bin jabal radhiyallahu anhu berkata,
apakah kalian tidak mendengar perkataan rasulullah? Mereka bertanya, apa yang disabdakan
rasulullah? Beliau bersabda, sesungguhnya akan terjadi fitnah. Mereka bertanya, bagaimana
dengan kami wahai rasulullah? Apa yang harus kami lakukan? Beliau shallallahu alaihi
wasallam bersabda, hendaklah kalian kembali kepada urusan yang pertama kali” (Silsilah al
Ahadits ash Shahihah no. 3165). Urusan yang pertama adalah yang dibawa Nabi dan
disampaikan kepada para sahabat artinya solusi dari problamatika adalah kembali dari apa yang
dibawah oleh rasulullah, para sahabat diajarkan kepada tabi’in tabi’ut karena mereka adalah
sebaik-baik generasi sebagai dalam hadis rasulullah shalallahu mengatakan: “sebaik-baik
generasi adalah zamanku kemudian setelahnya dan setelahnya “
Solusi agar bisa kembali kejayaan Islam, terjaga dari syubhat dan syahwat dilancarkan
oleh orang-orang kafir agar bisa terbentengi dari makarnya orang-orang barat adalah
membangun keluarga diatas akidah, manhaj metode para salaf sebagaimana yang dikatakan
Imam Malik rahimahullahu ta’ala, “tidak akan baik urusan ummat ini kecuali mereka mau
mengikuti geberasi awalnya”. Maka kita mengembalikan semua cara beragama kita termasuk
dalam berkehidupan kita dengan mengembalikan kepada manusia terbaik yaitu para salafus
shalih, semoga dengan ikhtiar ini Allah menjaga dari berbagai macam keburukan.