Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN KELUARGA TELAAH JURNAL DIABETES MILLITUS DAN HIPERTENSI

Dosen Pembimbing :

Asrina Pitayanti, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Anggi Anugrah Pratama 202002005


2. Ardhena Putri Sukmawan 202002008
3. Galik Animas Hakiki 202002017
4. Imam Tri Santoso 202002020
5. Irvan Wahyu H. 202002022
6. Mitaqul Faradina 202002027
7. Muhammad khaqqu M 202002029
8. Nisa Mulianti 202002034
9. Rohman Khomar rudin 202002044
PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2022/2023
Diabetes Militus
Judul Jurnal Pengaruh Pemberian Jahe (Zingiber Penurunan glukosa darah pasien ANALISIS PENGGUNAAN OBAT
Officinale) Terhadap Glukosa Darah diabetes melitus tipe 2 dengan HERBAL PASIEN DIABETES
Pasien Diabetes Millitus kombinasi terapi relaksasi napas dalam MELLITUS TIPE II DI KOTA
dan murotal LANGSA

Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Ners muda Jurnal JUMANTIK

Volume dan Volume 7, Nomer 3, Halaman 76-83 Volume 1 nomer 3 halaman 185-192 Vol. 4 No.2
Halaman

Tahun 2019 2020 2019

Penulis Sulistyoning Suharto, Erik Irham Muhammad duwi Setiawan,Arief Diza Fathamira Hamzah
Lutfi, Mega Diasty Rahayu yanto

Reviewer Anggi Anugrah Pratama Anggi Anugrah Pratama Anggi Anugrah Pratama
Ardhena Putri Sukmawan Ardhena Putri Sukmawan Ardhena Putri Sukmawan
Galik Animas Hakiki Galik Animas Hakiki Galik Animas Hakiki
Imam Tri Santoso Imam Tri Santoso Imam Tri Santoso
Irvan Wahyu H. Irvan Wahyu H. Irvan Wahyu H.
Miftaqul Faradina Miftaqul Faradina Miftaqul Faradina
Muhammad khaqqu M Muhammad khaqqu M Muhammad khaqqu M
Nisa Mulianti Nisa Mulianti Nisa Mulianti
Rohman Khomar rudin Rohman Khomar rudin Rohman Khomar rudin
Tanggal Review 14 Juni 2023 17 Juni 2023 17 Juni 2023
Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah sekelompok Diabetes melitus tipe 2 disebut juga M : Penyakit Diabetes Mellitus
penyakit metabolik yang dicirikan dengan DM tidak tergantung insulin sampai saat ini mendominasi kejadian
dengan adanya kondisi (Non Insulin Dependent Diabetes kematian penyakit tidak menular di
hiperglikemia(peningkatan level Mellitus [NIDDM]) yang disebabkan Indonesia. WHO melaporkan bahwa
glukosa darah) yang dikarenakan oleh penurunan sensitivitas jaringan Indonesia menduduki peringkat ke-4
adanya kelainan dalam hal sekresi target terhadap efek metabolik insulin terbesar di dunia dalam hal jumlah
insulin, kelainan kerja dari insulin yang sering disebut sebagai resistensi penderita Diabetes Mellitus, jumlah
atau mungkin bisa keduanya insulin (Guyton & Hall, 2012). ini diperkirakan akan terus meningkat
(Muntafiah, Yulianti, Cahyaningtyas, Prevalensi DM tahun 2017 sebesar setiap tahunnya. Pada tahun 2030
& Ismi, 2017). Diabetes mellitus 8,8% (total penduduk dunia usia 20-79 diperkirakan sekitar 21,3 juta
merupakan penyakit/kelainan yang tahun : 4,84 miliar jiwa) diprediksi penduduk Indonesia menderita
kasusnya cukup tinggi di dunia. meningkat hingga 9,9% total (total Diabetes Mellitus (Ismail, 2015).
Terdapat 382 juta kasus diabetes pada penduduk dunia usia 20-79 tahun : S : nternational Diabetes Federation
tahun 2013 dan bisa jadi meningkat 4,84 miliar jiwa) tahun 2045. Indonesia (IDF) tahun 2016 melaporkan bahwa
menjadi 471 juta kasus yang mungkin menempati urutan nomor 6 setelah Indonesia menduduki peringkat ke
akan ditemukan pada tahun 2035. Cina, India, USA, Brazil, Mexico pada enam terbesar di dunia yang memiliki
Pengobatan Diabetes Mellitus dapat tahun 2017. Jumlah Penderita DM di penyandang Diabetes Mellitus usia
dilakukan dengan menggunakan Indonesia juga terbilang tinggi, dilihat 20-79 tahun, yaitu sebanyak 10,3 juta
pengobatan farmakologi dan non dari laporan IDF bahwa jumlah orang. Angka prevalensi Diabetes
farmakologi, tindakan farmakologi penderita DM sebanyak 10,3 juta jiwa Mellitus semakin meningkat setiap
bukan merupakan suatu tindakan pada tahun 2017 dan diperkirakan akan tahunnya. Hasil Riskesdas Tahun
mandiri perawat melainkan suatu meningkat pada tahun 2045 sebanyak 2018 menunjukkan bahwa ada
tindakan kolaborasi dengan tindakan 16,7 juta jiwa (International Diabetes kenaikan prevalensi kejadian DM dari
medis lain. Salah satu dari Federation, 2017). 6.9% pada tahun 2015 menjadi 8,5%
pengobatan farmakologi yang sering Prevalensi komplikasi penderita pada tahun 2018. Semakin buruknya
digunakan adalah menggunakan diabetes melitus tipe 2 ini cenderung gaya hidup masyarakat Indonesia
terapi insulin, baik yang berbentuk meningkat dan semakin memburuk merupakan alasan utama penyebab
oral maupun yang memerlukan disebabkan karena ketidakmampuan kenaikan angka prevalensi tersebut
suntikan dengan dosis ringan sampai penderita dalam mengelola (Kemenkes RI, 2018),
dosis berat. Akan tetapi efek samping penyakitnya secara mandiri (American K : Kota Langsa merupakan salah satu
dari terapi obat ini banyak dialami Diabetes Association, 2018). Dalam daerah di Provinsi Aceh yang
pasien seperti hipoglikemia, hal ini manajemen diri menjadi sangat memiliki banyak penderita Diabetes
peningkatan berat badan, dan penting dalam pengobatan diabetes Mellitus. Angka penderita DM Kota
gangguan saluran cerna. Kondisi mellitus. Perawatan diri adalah salah 168
tersebut mendorong eksplorasi bahan satu manajemen diri diabetes mellitus
alam sebagai sumber pengobatan dan perlu untuk mendapatkan kontrol Langsa tahun 2018 ada sebanyak 3647
alternatif untuk terapi DM(Supit, glikemik yang memadai (Musmulyadi,
Massi, & Kallo, 2018). M., Malik Z. M., & Mukhtar, 2019). orang (Dinkes Langsa, 2018).
Saat ini pengobatan herbal sudah Perawatan diri atau self care yang S :
banyak digunakan secara luas dilakukan seseorang atau masyarakat
meskipun komponen zat/bahan aktif didasari oleh pengetahuan, sikap,
yang berkasiat belum diketahui secara efikasi diri/ keyakinan diri, tradisi, dan
pasti.WHO telah memberi ijin dalam sebagainya dari orang atau masyarakat
hal penggunaan tanaman obat/herbal yang bersangkutan (Notoatmodjo,
untuk beragam penyakit, termasuk 2010). Pada dasarnya semua manusia
DM. Contoh dari tanaman obat yang mempunyai kebutuhan untuk
ada di masyarakat adalah jahe. Jahe melakukan perawatan diri dan
memiliki berbagai manfaat terutama mempunyai hak untuk melakukan
bagi kesehatan. Kandungan fenolik perawatan diri secara mandiri (Sari,
membuat tanaman ini memiliki 2012).
kemampuan untuk menurunkan Meningkatnya self efficacy pada
glukosa darah bagi penderita diabetes penderita DM akan mendorong pasien
mellitus. Penggunaan jahe sebagai untuk mempertahankan perilaku yang
obat dirasa sangat bergunat karena dibutuhkan dalam perawatan diri atau
mudah ditemukan, praktis, dan self care pasien seperti diet, medikasi,
ekonomis (Wicaksono, 2015). dan perawatan DM lainnya. Selain self
efficacy dan self care, ada beberapa
faktor lain yang mempengaruhi
kepatuhan penderita dalam menjalani
pengobatan maupun diet yaitu
lingkungan sosial, dukungan keluarga
dan tenaga kesehatan (Tandra, 2017)
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk Studi kasus ini bertujuan untuk Tujuan penelitian untuk mengetahui
menganalisis efek pengaruh mengetahui penurunan glukosa darah penggunaan obat herbal pada pasien
pemberian jahe terhadap kadar pasien DM tipe 2 setelah dilakukan diabetes mellitus
glukosa darah diabetes militus kombinasi terapi relaksasi napas dalam
dan murrotal Ar- Rahman
Metodologi Teknik pengambilan sempel yang Studi kasus ini menggunakan desain penelitian ini adalah penelitian
Penelitian digunakan adalah metode total deskriptif dengan pendekatan proses kuantitatif analitik korelasional.
sampling yaitu dengan cara asuhan keperawatan. Studi kasus ini Berdasarkan waktu pengumpulan data,
pengambilan sampel pada semua mengukur Glukosa Darah Sewaktu penelitian ini termasuk dalam
populasi. Peneliti menggunakan alat (GDS) pada pasien Diabetes Mellitus penelitian cross sectionalyakni
ukur glukotest dan lembar observasi (DM) tipe 2. Pengukuran GDS penelitian ini mencari faktor yang
untuk mengukur kadar gula darah. dilakukan pre dan post kombinasi memengaruhi penggunaan obat herbal
Bahan yang digunakan untuk terapi relaksasi napas dalam dan pada penderita Diabetes Mellitus
penelitian ini adalah air rebusan jahe, murrotal Ar-rahman. Kombinasi terapi dengan satu kali pengukuranpenelitian
gelas, glukotest dan data calon relaksasi napas dalam dan murrotal Ar- ini adalah penelitian kuantitatif
responden penderita Diabetes rahman dilakukan 3 kali pertemuan analitik korelasional. Berdasarkan
Mellitus di Kelurahan Sukorame Kota waktu pengumpulan data, penelitian
Kediri. ini termasuk dalam penelitian cross
sectional yakni penelitian ini mencari
faktor yang memengaruhi penggunaan
obat herbal pada penderita Diabetes
Mellitus dengan satu kali pengukuran
Penelitian dilaksanakan di wilayah
Kota Langsa Provinsi Aceh. Penelitian
dilaksanakan dari Bulan Juni hingga
Bulan Juli 2019.
Hasil Penelitian Setelah dilakukan penilitian dengan Hasil pengkajian menunjukan, subjek Penggunaan obat herbal pada
metode total sampling yang studi kasus beragama islam dan penderita Diabetes Mellitus di Kota
menggunakan table dapat memasuki usia lansia (65 tahun dan 75 Langsa dapat dipengaruhi oleh
disimpulkan rerata kadar glukosa tahun). Subjek studi kasus memiliki beberapa karateristik penderita yang
darah sebelum pemberian terapi jahe jenis kelamin yang berbeda disajikan dalam bentuk analisis
adalah 270,5. Rerata kadar glukosa (perempuan dan laki-laki). Subjek univariat. Hasil penelitian
darah setelah pemberian terapi jahe studi kasus memiliki riwayat DM tipe menunjukkan bahwa, sebagian besar
adalah 222,75. Terdapat perbedaan 2 sebelumnya (memiliki riwayat DM penderita DM yang menggunakan
kadar glukosa darah sebelum dan tipe 2 sejak 5 tahun dan 3 tahun yang obat herbal adalah perempuan
sesudah diberikan terapi jahe pada lalu). Subjek studi kasus tidak sebanyak 52 orang (52%)
pasien Diabetes Mellitu melakukan pengelolaan DM tipe 2 mayoritas penderita DM memiliki
dengan baik dibuktikan subjek studi pendapatan yang tergolong cukup,
kasus tidak melakukan diet DM dan yakni di atas upah minimum provinsi
melakukan aktifitas fisik secara rutin. Aceh dengan jumlah sebanyak 70
Subjek studi kasus memiliki GDS yang
tinggi dibuktikan dengan mengeluh orang (70%).
pusing, lesu, dan terjadi peningkatan Sebagian besar responden memiliki
kadar glukosa darah, (GDS 237 mg/dl pengetahuan yang baik dalam
dan 260 mg/dl). Subjek studi kasus penggunaan obat herbal yaitu
memiliki masalah yang dapat sebanyak 62 orang (62%). Beberapa
diperparah kondisi tingginya kadar jenis tanaman dapat digunakan
glukosa darah (hipertensi dan ulkus sebagai obat herbal Diabetes Mellitus
diabetes serta inflamasi berupa yang biasanya relatif mudah
penyakit paru obstruktif kronik). didapatkan. Berikut ini adalah jenis
Subjek studi kasus mengalami stres tanaman yang sering digunakan
berupa kecemasan situasional ketika sebagai obat herbal penderita DM.
dilakukan pengkajian berupa sulit tidur mayoritas penderita DM
dan mengeluh dengan kondisinya yang menggunakan kunyit sebagai upaya
tidak sembuh-sembuh. pengobatan herbaldengan jumlah 41
orang (41%). Profil Penggunaan obat
herbal diklasifikasikan menjadi dua
golongan yakni kombinasi dan
tunggal. Sebagian besar penderita
Diabetes Mellitus menggunakan obat
herbal sebagai obat tunggal yakni
sebanyak 69 orang (69%). Motivasi
penggunaan obat merupakan alasan
penderita DM dalam menggunakan
obat herbal
Kelebihan 1. Pada jurnal ini nama penulis, 1. Pada jurnal ini terdapat nama 1. Pada Jurnal ini terdapat nama
judul jurnal, nomor volume, penulis, judul jurnal nomor penulis, judul jurnal nomor
bulan/tahun dan halamannya volume,bulan/tahun dan volume,bulan/tahun dan
sudah ada dan lengkap. halamannya sudah ada. halamannya sudah ada
2. Metodologi penelitian jurnal 2. Abstrak sudah mewakili
2. Abstrak sudah mewakili
sudah ada dan lengkap masalah,sampel,metodologi
masalah,sampel,metodologi
dan hasil.
dan hasil.
3. Dari hasil jurnal ini terdapat
3. Pada jurnal ini sudah
diagnosis
dijelaskan metode penelitian
keperawatan,intervensi
secara kuantitatif
keperawatan,implemantasi
keperawatan,dan hasil evaluasi

Kekurangan 1. Pada jurnal ini hanya 1. Pada jurnal ini bagian 1. Pada jurnal tidak disebutkan
memberikan isu yang dibahas pembahasan tidak ada tabel jenis obat herbal yang akan
dengan sangat sedikit namun atau grafik hanya dijelaskan diberikan hanya disebutkan
lebih banyak memaparkan penjelasannya ”obat herbal” aja
pada solusinya/penelitiannya 2. Tidak terdapat hasil penelitian 2. Belum ada hasil jelas
langsung. sebelumnya penelitian
2. Pada bagian abstrak belum 3. Hasil peneliti belum dijelaskan
terdapat isu masalah dan tidak secara detail
dipaparkan hasil penelitian 4. Dalam hasil penelitian hanya
sebelumnya. terdapat grafik perbedaan saja
3. Tidak ada pemaparan hasil- untuk tabelnya tidak ada
hasil penelitian sebelumnya
Analisa - Pada Jurnal 1 untuk abstraknya belum terdapat dampak dari masalah Pada Jurnal 2 dan 3 sudah
- Jurnal 1,2 dan 3 Tujuan dan metodologi sudah lengkap
- Jurnal 1,2, dan 3 belum memaparkan hasil-hasil peneleitian sebelumnya
- Jurnal 1 sudah memaparkan hasilnya dengan jelas, jurnal 2 dan 3 belum memparkan hasilnya dengan jelas
- Untuk terapi yang digunakan pada pasien Diabetes Militus pada jurnal 1 “Terapi Jahe” lebih efektik daripada
Jurnal 2 “Terapi kombinasi Napas dalam dan Murroal” dan Jurnal 3 “Terapi Obat Herbal” karena pada
Jurnal 1 dipaparkan hasil dengan jelas dan terdapat penurunan Gula Darah

Hipertensi

Judul Jurnal Pengaruh Konsumsi Labu Siam Terapi Foot Massage Umtuk Terapi Musik Untuk Pasien Hipertensi :
(Cucurbitaceae) Terhadap Perubahan Menurunkan Dan Menstabilkan A Literatur Review
Tekanan Darah Pada Wanita Usia Tekanan Darah Pada Penderita
Subur Dengan Hipertensi di Klinik Hipertensi
Citra Sehat Kota Bandung
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah ABDIMAS GALUH REAL in Nursing Journal (RNJ)
Kesehatan
Volume dan Halaman Volume 12 No. 2 Halaman 169 - 178 Volume 3, No. 2 Halaman 328 - Volume 2, No. 2 Halaman 56 - 65
336
Tahun 2020 2021 2019

Penulis 1. Merlinda Nur Fitri 1. Kamaliah Ainun 1. Puti Rania Yulastari,


2. Risza Choirunissa 2. Kristina 2. Feni Betriana
3. Andi Julia Rifiana 3. Srimis Leini 3. Imelda Rahmayunia Kartika
Reviewer Anggi Anugrah Pratama Anggi Anugrah Pratama Anggi Anugrah Pratama
Ardhena Putri Sukmawan Ardhena Putri Sukmawan Ardhena Putri Sukmawan
Galik Animas Hakiki Galik Animas Hakiki Galik Animas Hakiki
Imam Tri Santoso Imam Tri Santoso Imam Tri Santoso
Irvan Wahyu H. Irvan Wahyu H. Irvan Wahyu H.
Miftaqul Faradina Miftaqul Faradina Miftaqul Faradina
Muhammad khaqqu M Muhammad khaqqu M Muhammad khaqqu M
Nisa Mulianti Nisa Mulianti Nisa Mulianti
Rohman Khomar rudin Rohman Khomar rudin Rohman Khomar rudin
Tanggal Review 12 Juni 2023 12 Juni 2023 17 Juni 2023
Latar Belakang M : World Health Organization M :Hipertensi merupakan salah M : Hipertensi adalah peningkatan
(WHO) menyebutkan jumlah satu penyakit kardiovaskuler yang tekanan darah arterial abnormal yang
penderita hipertensi akan terus paling banyak diderita oleh
meningkat seiring dengan jumlah berlangsung secara terus- menerus
penduduk yang bertambah pada masyarakat dan pada umumnya
(Setiawan, 2015). Ada 4 faktor yang
2025 mendatang diperkirakan tidak merasakan keluhan, sehingga mempengaruhi terjadinya hipertensi,
sekitar 29% warga dunia terkena disebut sebagai the silent killer. yaitu sistem baroreseptor arteri,
hipertensi. Amerika sebesar 35% Faktor yang mempengaruhi
dan Asia Tenggara 36%. Kawasan pengaturan volume cairan tubuh, sistem
Asia penyakit ini telah membunuh hipertensi yaitu usia, genetik, dan
renin angiotensin, dan autoregulasi
1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal Terapi Foot Massage Untuk
ini menandakan satu dari tiga orang Menurunkan dan Menstabilkan vascular (Setiawan, 2015). Jika faktor-
menderita hipertensi. Tekanan Darah pada Penderita faktor tersebut tidak seimbang maka akan
S : Hipertensi di Indonesia Hipertensi lingkungan yang menimbulkan peningkatan abnormal
cenderung tinggi pada perempuan
berdampak pada keselamatan jiwa tekanan darah dalam pembuluh darah
(28,8%) daripada laki-laki (22,8%).
Persentase hipertensi di Indonesia yang mengakibatkan
arteri secara terus menerus lebih dari
pada usia subur (15-49) tahun meningkatnya angka morbiditas
adalah sebanyak ± 28,2% dari dan angka mortalitas suatu periode yang bila berlanjut dapat
jumlah prevalensi hipertensi di S : Data WHO didukung oleh data menimbulkan kerusakan jantung dan
Indonesia . Institute for Health Metrics and pembuluh darah (Setiawan, 2015).
K : Hipertensi pada wanita usia
subur akan mempercepat Evaluation (IHME) bahwa di S : Menurut catatan World Health
munculnya komplikasi penyakit Indonesia 1,7 juta kematian di
Indonesia dengan faktor risiko Organization (WHO) tahun 2011,
kardiovaskular dan dapat
mempercepat terjadinya penurunan yang menyebabkan kematian terdapat satu milyar orang di dunia
fungsi kognitif seseorang. Dampak adalah tekanan darah (hipertensi)
hipertensi pada wanita usia subur menderita hipertensi dan 2/3
sebesar 23,7%, hiperglikemia
adalah berhubungan dengan diantaranya berada di negara
penggunaan alat kontrasepsi dan sebesar 18,4%, merokok sebesar
masalah kehamilan (Manuaba, 12,7% dan obesitas sebesar 7,7%. berkembang yang berpenghasilan
2015). Riset Kesehatan Dasar tahun rendah hingga sedang. Prevalensi
S : Penelitian ini mengambil jumlah 2018, menunjukkan prevalensi
responden sebanyak 30 orang yang hipertensi diperkirakan akan terus
hipertensi di Indonesia mencapai
terbagi menjadi dua yaitu 15 meningkat, dan diprediksi pada tahun
kelompok eksperimen konsumsi 34,1% berdasarkan kriteria
labu siam dan 15 kelompok kontrol. pengukuran tekanan darah 2025, 29% orang dewasa di seluruh
penduduk usia ≥ 1 tahun.
dunia menderita hipertensi. Untuk di
K : Hipertensi perlu mendapatkan Indonesia, angka penderita hipertensi
perhatian khusus dan penanganan mencapai 31,7%. (Setiawan, 2015)
yang komprehensif mulai dari
K : Prevalensi penyakit menular
usaha preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif (Arianto, 2018). mengalami penurunan karena
S : Jumlah peserta 25 lansia keberhasilan dari program
dengan hipertensi. Kegiatan
dilaksanakan pemberantasan penyakit menular,
pada salah satu rumah kader 3 hari sedangkan penyakit degeneratif
berturut turut selama 15 sampai
cenderung meningkat, terutama
dengan 30 menit
penyakit kardiovaskuler dan
pembuluh darah. Tjandra dalam
sambutan Mentri Kesehatan (2013)
mengatakan bahwa hipertensi
merupakan faktor risiko utama
terjadinya kematian akibat Penyakit
Tidak Menular (PTM) (Finasari &
Setyawan, 2014)
Hipertensi seringkali disebut silent
killer karena tidak menunjukkan
banyak gejala sampai penyakit itu
mencapai taraf yang parah yang
akhirnya menyebabkan berbagai
komplikasi yang
serius jika tidak dirawat secara benar
dan bahkan dapat menimbulkan
kematian (Setiawan, 2015). Tekanan
darah yang tinggi menyebabkan
pembuluh darah menebal. Kondisi ini
memicu terjadinya arteriosklerosis
yang mengakibatkan perfusi jaringan
menurun dan berdampak terhadap
kerusakan organ tubuh diantaranya
infark miokard, stroke, gagal jantung,
dan gagal ginjal (Setiawan, 2015).
S : Terapi musik merupakan salah
satu terapi non- farmakologis yang
berdampak pada penurunan tekanan
darah. Dengan stimulasi beberapa
irama yang didengar, musik dapat
menurunkan kadar kortisol yaitu
hormon stres yang berkontribusi
terhadap tekanan darah tinggi, serta
memperbaiki fungsi lapisan dalam
pembuluh darah yang menyebabkan
pembuluh darah dapat meregang
sebesar 30% ( Finasari & Setyawan,
2014). Musik juga mempengaruhi
sistem saraf parasimpatis yang
meregangkan tubuh dan
memperlambat denyut jantung, serta
memberikan efek rileks pada organ-
organ tubuh ( Finasari & Setyawan,
2014).
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui manfaat dari Untuk menambah pengetahuan, Tujuan penelitian untuk mengetahui
mengkonsumsi labu siam pada orang peserta bisa melakukan terapi foot pengaruh terapi musik terhadap
yang terkena hipertensi massage dengan standar
penderita hipertensi.
operasional prosedur yang benar
sehingga dapat menstabilkan
tekanan darah, mengurangi rasa
nyeri dan membuat tubuh lebih
rileks.
Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian Metodologi yang digunakan Tinjauan pustaka ini menggunakan
quasy eksperiment dengan desain adalah dengan cara melakukan metode analisa PICO (problem,
Penelitian terapi foot massage yang
two grup with control pretest posttest
design. dilaksanakan selama 3 hari intervention, comparison, outcome) dari
berturut turut selama 15 menit pencarian artikel pada database
dengan menggunakan video,
leaflet, laptop, LCD projector, elektronik, yaitu Google Cendekia dan
spygnomanometer, stetoskop, OAJSE. Kriteria inklusi artikel adalah:
handuk kecil, dan baby oil publikasi dari tahun 2001-2018, full
paper, artikel berbahasa Indonesia dan
Inggris, dengan kata kunci ‘Terapi
Musik’, ‘Musik Untuk Hipertensi’, dan
‘Terapi Hipertensi’. Pencarian
menghasilkan 20 artikel yang terdiri dari
10 artikel berbahasa Indonesia dan 10
artikel berbahasa Inggris.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan Pelaksanaan terapi foot massage Hasil analisa dan sintesa dari 20 artikel
bahwa rata-rata tekanan darah dilakukan 3 hari berturut turut menunjukkan bahwa variasi terapi musik
sistolik sebelum pemberian labu selama 15-30 menit. Peserta yang
berefek terhadap penurunan tekanan
siam sebesar 148,33 dan rata-rata sudah bisa melakukan secara
mandiri merasakan darah pasien hipertensi. Musik yang
tekanan darah diastolik sebelum
kenyamanan dikarenakan otot otot digunakan adalah musik klasik, musik
perlakuan sebesar 98,00 mmHg.
kaki yang terasa kaku menjadi
Rata-rata tekanan darah sistolik instrumental dan tradisional, musik
sedikit lentur, ringan saat berjalan,
sesudah pemberian labu siam beberapa peserta menyatakan berfrekuensi sedang, dan musik pilihan
sebesar 125,67 mmHg dan rata-rata mampu berjalan di pagi hari untuk yang yang disukai oleh pasien.
tekanan darah diastolik sesudah berolahraga, nyeri pada kaki
perlakuan sebesar 92,00 mmHg. sampai dengan anggota badan
berkurang, peserta menyatakan
Sehingga disimpulkan ada pengaruh lebih rileks, tekanan darah selama
pemberian labu siam terhadap terapi terlihat stabil.
tekanan darah Wanita Usia Subur
dengan hipertensi di Klinik Citra.
Besarnya penurunan tekanan darah
dengan menggunakan labu siam
sebesar 6,54 dibanding yang tidak
menggunakan labu siam.
Kelebihan Konsumsi rutin labu siam dapat 1. Kelebihan dari terapi foot 1. Terdapat perbedaan yang
membantu menurunkan tekanan massage adalah aman dan signifikan antara tekanan darah
darah karena sifat anti-inflamasi dan mudah dilakukan secara sebelum dan sesudah pemberian
mandiri, terapi musik instrumental selama
efek diuretiknya dapat menurunkan
2. Bermanfaat meningkatkan 7 hari berturut-turut.
kadar garam dalam darah melalui sirkulasi dan mengeluarkan sisa 2. Terapi musik klasik Mozart
ekskresi urin. metabolisme, mampu menurunkan tekanan
3. Meningkatkan rentang gerak darah sistolik rata-rata 6,00
sendi, mengurangi rasa sakit, mmHg
merelaksasikan otot, dan
memberikan rasa nyaman pada
pasien.
Kekurangan 1. Durasi pengobatan yang singkat: 1. Tidak dicantumkannya rata-rata 1. Tidak terdapat perbedaan yang
Studi ini hanya berlangsung dalam tekanan darah sebelum dan signifikan antara rata-rata
waktu singkat, yang mungkin tidak sesudah terapi foot massage
cukup untuk mengevaluasi penurunan tekanan darah
2.
sepenuhnya keefektifan labu siam sistolik dan diastolik setelah
dalam menurunkan tekanan darah.
diberikan terapi musik klasik
2. Kurangnya tindak lanjut: Studi ini
tidak menyebutkan apakah peserta pada kelompok eksperimen
ditindaklanjuti setelah masa dan aromaterapi mawar
pengobatan untuk menilai efek labu
siam jangka panjang pada tekanan
darah.
Analisa

Anda mungkin juga menyukai