Pengembangan Model Bimbingan Klasikal (Artikel)
Pengembangan Model Bimbingan Klasikal (Artikel)
Tabel 2 Perubahan tingkat kepercayaan diri anak antara Pre Test dan Post Test
Dari tabel di atas terlihat bahwa kepercayaan diri anak mengalami peningkatan sebesar 44,66%
setelah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal dengan teknik role playing. Uji keefektifan model
yang dikembangkan sekaligus untuk menjawab hipotesis penelitian adalah dengan
membandingkan perbedaan antara skor pre test dan skor post test menggunakan t-test dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak (software) SPSS 18.00 for Windows. Paparan lebih rinci
terhadap uji seignifikansi dengan menggunakan T- test dapat dilihat melalui tabel 3. Tabel 3
menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri anak mengalami perubahan perkembangan antara
sebelum dengan sesudah diberikan layanan bimbingan klasikal dengan teknik role playing. Hasil
statistik uji t signifikan dengan nilai uji statistik 9,724. Hal ini dapat dilihat dilihat dari
probabilitas < 0.05. Pada uji statistik diatas pada kolom Asymp. Sig. (2- tailed)/asymptotic
Significance untuk uji dua sisi tertera angka 0,000. Maka dapat dikatakan bimbingan klasikal
dengan teknik role playing signifikan meningkatkan kepercayaan diri anak Hal ini sesuai dengan
kajian jurnal penelitian yang berjudul Efektivitas Metode Bermain Peran (Role Playing) Untuk
Meningkatkan Keterampilan diberikan, berani tampil di depan kelas, memiliki ketenangan dalam
diri, merupakan indikator yang sama peningkatannya, ketiga indikator ini
Tabel 3 Uji Berpasangan Pre-Test dan Post-Test terhadap Tingkat kepercayaan diri
anak pada Skor Total
Komunikasi Pada Anak. (Astuti, P. 2012) dalam jurnal ini menyatakan bahwa metode bermain
peran (role playing) untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosialisasi pada anak
PAUD.
Melalui role playing dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan membuat anak yang
pasif menjadi lebih aktif kembali baik dari kemampuan berbicara, bersosialisasi maupun
kemandirian anak tersebut. Penelitian tersebut sejalan dengan (Achab, S & Nicolier. M. 2011)
penelitiannya yang berjudul Massively Multiplayer Online Role-Playing Games: Comparing
Characteristics Of Addictvsnon-Addict Online Recruited Gamers In A French Adult Population.
Dalam jurnal ini menyatakan bahwa melalui Role playing bisa meningkatkan kemampuan anak
dalam bersosialisasi, meningkatnya pengetahuan dan keberaniaan.
Indiktor keberhasilan proses pelaksanaan bimbingan dapat dilihat dari peran yang
dilaksanakan oleh pemimpin kelas dan anggota pada setiap kegiatan, baik kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup di mana pada setiap kegiatan tersebut pemimpin dan anggota telah
mengoptimalkan tingkat kepercayaan dirinya. Sedangkan efektifitas bimbingan dibuktikan dari
hasil lembar observasi yang menunjukkan adanya peningkatan hasil evaluasi awal dan evaluasi
akhir pada skor total kepercayaan diri. Indikator yang paling tinggi atau paling baik dalam
perkembangannya adalah indikator bisa bersosialisasi dengan teman sebaya, kemudian disusul
oleh indikator tidak bergantung pada orang tua, aktif berbicara dan bertanya, sedangkan
indikator bertanggung jawab terhadap tugas yang memiliki skor terendah, namun begitu tetap
terjadi perkembangan pada perilaku yang tampak pada anggota.
KALIMAT
1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap.[1] Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda
tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.
Jenis-jenis Kalimat
A. Kalimat langsung
C. Kalimat logis
D. Kalimat serasi
E. Kalimat padu
F. Kalimat hemat
G. Kalimat cermat
PARAGRAF
1. Pengertian Paragraf
paragraf adalah gagasan yang disusun dalam bentuk kalimat yang saling berhubungan
satu sama lain. Paragraf dapat pula diartikan kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan
membentuk kalimat yang menyatakan sebagai gagasan utama.
2. Struktur Paragraf
1. Kalimat topik
Struktur pertama yang harus ada dalam paragraf, harus memiliki kalimat topik. Kalimat topik
atau familiar dengan sebutan kalimat pertama. Kalimat topik adalah kalimat inti pembahasan
2. Kalimat pengembangan
Struktur yang kedua, terdapat kalimat pengembang. Dikatakan sebagai kalimat pengambang
memang kalimat ini berfungsi untuk menjelaskan atau mengembangkan kalimat topik agar lebih
gamblang, lebih spesifik sehingga pembaca bisa memahami.
3. Kalimat penegas
Struktur paragraf yang terakhir adalah kalimat penegas. Kalimat penegas adalah kalimat yang
bertanggungjawab untuk memberikan penjelasan terhadap kalimat utama yang telah disebutkan
oleh inti tiopik.
3. Jenis-jenis paragraph
A. Paragraf Deduktif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan layanan bimbingan klasikal di TK
Negeri Pontianak tidak diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan melalui instrumen
ataupun non instrumen seperti pada bimbingan klasikal, melainkan dengan cara
mengklasifikasi secara langsung kemampuan peserta didik dari kegiatan pendahuluan
sebelum digabung dengan peserta didik kelompok lainnya berdasarkan kemampuan
kegiatan yang akan diikuti. Bimbingan klasikal yang diberikan di TK Negeri Pembina
Pontianak terfokus pada pengembangan bakat dan minat peserta didik, melalui berbagai
kegiatan meliputi kegiatan senam bersama, menari, mewarnai, menggambar, meronce,
mengenal angka dan huruf (calistung). Tahapan pelaksanaan pada kegiatan klasikal yang
digunakan untuk melihat bakat dan minat anak TK terdiri dari tiga tahapan yaitu, tahap
awal, tahap kegiatan dan tahap akhir.
B. Paragraf Induktif
Indiktor keberhasilan proses pelaksanaan bimbingan dapat dilihat dari peran yang
dilaksanakan oleh pemimpin kelas dan anggota pada setiap kegiatan, baik kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup di mana pada setiap kegiatan tersebut pemimpin dan anggota telah
mengoptimalkan tingkat kepercayaan dirinya. Sedangkan efektifitas bimbingan dibuktikan dari
hasil lembar observasi yang menunjukkan adanya peningkatan hasil evaluasi awal dan evaluasi
akhir pada skor total kepercayaan diri. Indikator yang paling tinggi atau paling baik dalam
perkembangannya adalah indikator bisa bersosialisasi dengan teman sebaya, kemudian disusul
oleh indikator tidak bergantung pada orang tua, aktif berbicara dan bertanya, sedangkan
indikator bertanggung jawab terhadap tugas yang memiliki skor terendah, namun begitu tetap
terjadi perkembangan pada perilaku yang tampak pada anggota.
C. Paragraf Campuran
Berdasarkan tabel 1 penulis berkesimpulan bahwa perlu adanya upaya bantuan bagi anak,
agar dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal yang
konvensional tidak efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri anak. Guru membutuhkan sebuah
model layanan bimbingan klasikal yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri
anak yang rendah dan kurang.
F. Paragraf Naratif
G. Paragraf Deskriptif
H. Paragraf Ekspositoris