Anda di halaman 1dari 14

NAMA : DEDE ASRIA

NIM : 855762185

KELAS :I

MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN di SD

POKJAR : ILIR TIMUR 2

MODUL 1
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pembelajaran
Berikut ini ada beberapa pengertian dari istilah-istilah pembelajaran yaitu:
1. Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai perangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk memperoleh informasi tentang trai atau sifat atau atribut pendidikan dimana setiaap
butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan
demikian maka setiap tes menuntut siswa untuk memberi respon atau jawaban. Respon yang
diberikan oleh siswa dapat benar atau salah. Jika respon yang diberikan siswa benar maka
kita katakan siswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran yang kita ukur melalui butir
soal tersebut. Tetapi jika respon yang diberikan salah berarti mereka belum dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin kita ukur. Apabila ada seperangkat tugas atau pertanyaan
yang diberikan siswa tetapi tidak ada jawaban yang benar atau salah maka itu bukan tes
(Zainul dan Nasoetion, 1997).
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ter merupakan alat ukur untuk
memperolah informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.
Yang termasuk dalam kelompok tes antara lain tes objektif dan tes uraian. Sedangkan
yang termasuk kelompok bukan tes (non tes) antara lain pedoman pengamatan, skala rating,
skala sikap, dan pedoman wawancara.
Berikut ini adalah contoh tes dan non tes.
a. Contohtes obyektif
Carry over effect dalam pemeriksaan hasil tes uraian dapat diatasi dengan cara…
A. Memeriksa hasil tes nomor per nomor soal untuk seluruh siswa
B. Memeriksa hasil tes siswa siswa per siswa
C. Menggunakan dua orang pemeriksa
D. Memeriksa hasil tes dengan menggunakan pedoman penskoran
b. Contoh tes uraian
Perhatikan percobaan yang dilakukan berikut ini: Disediakan 4 buah stoples A,
B, C, dan D. Masing-masing stoples diisi dengan air dan ikan yang jenis, ukuran,
dan jumlahnya sama, serta diberi makanan yang cukup. Pada stoples A
ditambahkan tumbuhan aor, pada stoples B ditambahkan bata merah, pada stoples
C ditambahkan air dan bata merah, sedangkan pada stoples D tumbuhan dan batu.
Pertanyaan:
1) Pada percobaan tersebut, apakah ada hubungan antara tumbuhan air dan
kelangsungan hidup ikan? Jelaskan!
2) Ikan pada stoples mana yang dapat bertahan hidup paling lama?
c. Contoh pedoman pengamatan untuk menilai keterampilan siswa dalam
menggunakan mikroskop.

Skor
No Indikator
4 3 2 1
1 Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2 Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3 Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4 Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5 Cara mencari fokus melihat objek 4 3 2 1
6 Cara melihat objek 4 3 2 1

Kriteria pemberian skor:


Skor 4 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan baik dengan benar
Skor 3 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan baik dengan kesalahan
Skor 2 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan baik dengan benar
Skor 1 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan baik dengan kesalahan

d. Contoh skala sikap untuk mengetahui sikap siswa terhadap mata pelajaran IPA

Skor
No Indikator
5 4 3 2 1
1 Saya senang belajar IPA 5 4 3 2 1
2 Saya senang mengerjakan tugas IPA 5 4 3 2 1
3 Saya sering berdiskusi pelajaran IPA 5 4 3 2 1
4 Saya sering bertaya kepada guru tentang IPA 5 4 3 2 1
5 Saya memiliki banyak buku IPA 5 4 3 2 1

Sekarang kita bahas mengenai pengukuran, asesmen, dan evaluasi.


1) Pengukuran
Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan
pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat
menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliabel. Jika dalam
melakukan pengukuran kita banyak melakukan kesalahan maka hasil
pengukurannya tidak dapat menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek
yang kita ukur.
Kesalahan pengukuran yang bersumber dari tiga hal yaitu: alat ukur, objek
yang diukur, atau orang yang melakukan pengukuran. Kesalahan pengukuran
tersebut dapat bersifat acak (random) atau dapat juga bersifat otomatis.
Kesalahan acak disebabkan karena adanya perbedaan kondisi fisik dan mental
yang diukur dan yang mengukur. Sedangkan kesalahan sistem bersumber dari
kesalahan alat ukur, yang diukur, atau yang mengukur.
2) Asesmen
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar
siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi
tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
Berbagai jenis tagihan yang digunakan untuk asesmen antara lain: kuis,
ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semster,
laporan kerja dan sebagainya.
3) Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan
penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan
kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara
keseluruhan.
Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas
suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat meningkatkan
kualitas, kinerja, dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului
dengan kegiatan pengukuran dan asasmen.
Tyler seperti dikutip oleh Mardapi, D (2004) menyatakan bahwa evaluasi
merupakan proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.

B. KEDUDUKAN TES, PENGUKURAN, ASESMEN, DAN EVALUASI


Tes merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk menagih hasil belajar
siswa. Jika telah melaksanakan tes matematika maka akan memperoleh data hasil belajar
siswa dalam mata matematika. Data hasil belajar tersebut merupakan hasil pengukuran. Jika
untuk melakukan pengukuran perlu alat ukur. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh
informasi hasil belajar dapat berupa tes atau non tes.
Jika melakukan beberapa kali tes maka akan mempunyai kumpulan data hasil belajar
matematika siswa. Dari kumpulan data tersebut anda akan dapat menarik kesimpulan tentang
perkembangan belajar matematika siswa. Kegiatan inilah yang disebut dengan asesmen. Jadi
untuk melakukan asesmen anda memerlukan alat ukur, hasil pengukuran, dan penyimpilan
dari data-data hasil pengukuran.

C. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi
2. Valid
3. Adil
4. Objektif
5. Berkesinambungan
6. Menyeluruh
7. Terbuka
8. Bermakna

D. PERGESERAN PARADIGMA PENILAIAN HASIL BELAJAR


Sebagai salah satu alat ukur hasil belajar siswa, tes mempunyai beberapa kelamahan
antara lain:
1) Hampie semua jenis tes hanya dapat mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif
dan keterampilan sederhana.
2) hasil tes sering dijadikan sebagai satu-satunya indikator keberhasilan belajar
siswa. Hasil tes sering dianggap sebagai gambaran yang valid dari kemampuan
dan pengetahuan siswa.
3) dalam pelaksanaannya, tes selalu menimbulkan kecemasan dapat mengganggu
peserta tes untuk menunjukkan kemampuannya secara maksimal. kecemasan
dapat mengganggu peserta tes untuk menunjukkan kemampuannya secara
maksimal.
4) tes sering kali menghukum siswa yang kreatif. Dengan demikian tes tidak akan
pernah memberi ruang gerak yang cukup kepada siswa untuk menunjukkan
kreativisnya.

KEGIATAN BELAJAR 2
JENIS DAN FUNGSI PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

Kita mengenal banyak tes yang ada di sekolah, misalnya tes seleksi, tes penempatan,
pre-tes pos – tes, tes formatif, tes diagnostik, tes sumatif, dan tes unjuk rasa. Jenis-jenis tes
tersebut mempunyai fungsi tertentu. Berikut ini penjelasan dari beberapa tes seleksi,
penempatan, pre test, tes normative, tes diagnostic, dan tes sumatif.
Tes seleksi dimaksud untuk menyeleksi atau memilih calon yang dapat diterima untuk
mengikuti suatu program, dengan demikian tes sseleksi digunakan dengan bertujuan untuk
menghasilkan calon-calok terpilih yang dapat diterima untuk dapat mengikuti suatu program.
Tes penempatan maksudnya untuk menempaatkan siswa sesuai dengan
kemampuannya, dengan demikian tes penempatan dapat digunakan untuk pengelompokan
siswa dalam satu kelompok yang relatif homogen kemampuan atau keterampilannya.
Pre – tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi
pelajaran yang akan disampaikan, sedangkan post – test dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan program setelah mereka mengikuti program
tersebut. Dengan demikian pre test post test dapat digunakan untuk menilai efektivitas proses
pembelajaran yang akan diajarkan.
Tes normatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengetahui
tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika banyak siswa yang belum dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan maka program pembelajaran tersebut harus diulang.
Tes diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam
memahami materi pelajaran, dengan demikian tes diagnostik dapat dimanfaatkan sebagai
langkah awal untuk menentukan dan memperbaiki kesulitan siswa dalam memahami
pelajaran.
Tes sumatif dimaksudkan untuk menilai keberhasilan siswa, sedangkan tes unjuk
kerja dimaksudkan untuk menilai performance siswa dalam menghayati hasil belajar.

A. TES SELEKSI DAN FUNGSINYA


Contoh:
Tahun 2020 Universitas Terbuka membutuhkan 3 dosen jurusan akuntansi dengan syarat:
1) ijazah minimal S1 akuntansi
2) IPK minimal 2,75
3) usia pada tanggal 1 Oktober 2002 maksimaln 38 tahun
4) lulus seleksi meliputi tes tertulis dan wawancara

B. TES PENEMPATAN DAN FUNGSINYA


Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah setiap siswa diharapkan dapat mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Manfaat dari tes penempatan adalah kita dapat memperoleh peserta program dengan
kemampuan yang relatif homogen sehingga program dapat dilaksanakan dengan lebih efektif
dan efesien.
Bagi program-program yang kelompok pesertanya mempunyai kemampuan di atas
rata-rata sudah tentu akan dapat menghasilkan keluaran yang berkualitas. Tetapi bagi
program-program yang kelompoknya pesertanya mempunyai kemampuan dibawah rata-rata
maka penyelenggaraan program perlu menggunakan berbagai macam metode penyampaian
serta dapat memilih alat bantu yang tepat sehingga seluruh peserta tetap dapat mencapai
tujuan program yang telah ditetapkan.

C. PRE TEST – POSR TEST


Pre tes merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada awal pre tes proses
pembelajaran selesai. Fre test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
menguasai materi yang akan diajarkan. Pre test pasti dilaksanakan sebelum proses
pembelajaran dimulai. Seluruh materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
Butir soal untuk pre test dikembangkan untuk mengukur semua tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran.
Perhatikan contoh hasil pre tes mata pelajaran IPA berikut.
Tabel 1.1
NAMA NOMOR SOAL Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Adi 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7
Saipul 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
Negara 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
Joko 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
Samsul 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
Huda
Hartini 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3
Lisa 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3
Marhalinah 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Huda 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
Jamilah 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3
Jumlah 10 1 1 10 0 2 0 0 0 0 24
Catatan: 1 siswa dapat menjawab benar
0 siswa tidak dapat menjawab
Angka adalah hasil rekaan penulis

Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah anda lakukan maka
pada akhir proses pembelajaran anda dapat melakukan post test agar dapat mengetahui
apakah pembelajaran yang anda lakukan berhasil atau tidak makan tes yang digunakan pada
saat pre test dan post test harus mengukur tujuan yang sama.
Tes yang digunakan pada saat pre test dan post test sebaiknya tidak tes yang sama
tetapi tes yang mengukur tujuan pembelajaran yang sama. Tes inilah yang disebut dengan tes
parallel.
Berikut ini adalah hasil pos test untuk mata pelajaran IPA
NAMA NOMOR SOAL Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Adi 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8
Saipul 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7
Negara 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7
Joko 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
Samsul 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 8
Hartini 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5
Lisa 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7
Marhalinah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
Huda 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Jamilah 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 4
Jumlah 6 9 6 8 8 6 6 5 8 6 68
Catatan : 1 siswa dapat menjawab benar
0 siswa tidak dapat menjawab
Angka adalah hasil rekaan penulis

Untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak antara hasil pre test dan post test dapat dibuat
table ringkasan sebagai berikut:
Table 1.3
Perbandingan skor pre test dan post tes
Faktor Hasil tes
Pre test Post tes
Skor tertinggi 4 9
Skor terendah 0 4
Rentang 4 5
Rata-rata 2 7,16
Simpangan baku 0,95 1,69

D. TES DIAGNOSTIK DAN FUNGSINYA


Tes diagnostic merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa. Dari hasil tes diagnostic guru dapat menemukan kesulitan belajar
yang dialami siswa. Selanjutnya guru harus berupaya untuk mencari cara menghilangkan
penyebab kesulitan belajar itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program
pembelajaran yang telah dirancang.
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mempelajari suatu konsep akan berbeda
satu sama lain, jadi walaupung tes diagnostic dilakukan secara klasikal tetapi terapi dari
setiap kesulitan tersebut harus tetap dilakukan secara indivisual. Kesuliatn siswa dapat
dilakukan karena proses pembelajaran yang kurang tepat dan dapat pula disebabkan oleh
beberapa factor diluar pembelajaran.
Guru merupakan actor penting dalam proses pembelajaran. Sebagai salah dsatu
komponen penentu dalam proses pembelajaran, guru memegang kunci dalam menentukan
keberhasilan siswa. Jika guru pandai dalam memilih dan menerepkan metode pembelajaran
yang tepat maka siswa akan mudah mencerna materi yang disampaikan oleh guru tersebut.
Factor diluar pembelajaran di luar pembelajaran yang dapat menjadi penyebab kesulitan
belajar siswa antara lain adanya hambatan fisik, psikologis, dan social. Adanya hambatan
fisik dan penyakit yang menyertai seperti gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran
kerap kali menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.

E. TES FORMATIF DAN FUNGSINYA


Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah siswa
menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak dimaksudkan untuk memberi nilai
kepada siswa tetapi hasil tes formatif akan dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan rencana pembelajaran atau belum.
Perhatikan tabel hasil tes formative mata pelajaran matematika berikut ini.
Tabel 1.4
Nama Nomor soal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Amin 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6
Joni 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7
Adisa 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7
Negara 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8
Nizam 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7
Decha 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5
Febri 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6
Marsha 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5
Josephine 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4
Joko 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4
Sandra 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
Ani 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5
Jumlah 12 6 7 7 8 9 5 6 7 6 73
Catatan : 1 siswa dapat menjawab benar
0 siswa tidak dapat menjawab
Angka adalah hasil rekaan penulis

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian preses pembelajaran anda perlu mengukur


sejauh mana siswa dapat mencapai seluruh tujuan pembelajaran yang telah anda terapkan.
Jenis tes yang tepat anda gunakan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti
seluruh rangkaian program pembelajaran adalah tes sumatif. Ada beberapa hal yang perlu
anda perhatikan agar tes sumatif benar-benar dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
siswa diakhir program pembelajaran, yaitu:
1. Tes sumatif harus berorientasi pada tujuan
2. Pemilihan sampel materi harus respresentatif
3. Jenis alat ukur yang digunakan harus tepat
4. Proses berfikir yang diukur harus sesuai dengan proses pembelajaran.
F. TES SUMATIF DAN FUNGSINYA
Untuk memperbaiki pembelajaran maka tes sumatif merupak jenis tes yang
dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam menguasai keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran akan mencakup pengembangan tiga
Kawasan yang ada pada diri siswa yaitu pengembangan Kawasan kognitif
(pengetahuan) afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Manfaat tes sumatif:
1. Bagi Siswa
Bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian
proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
Untuk dapat menjadi bahan renungan bagi guru untuk menganalisis kembali
proses pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat dilakukan apa yang
menjadi factor penyebab adanya siswa yang tidak dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang akan datang.
3. Bagi Orang Tua
Karena hasil tes akhir semester sangat bermanfaat bagi orang tua untuk
mengetahui prestasi anak di sekolah maka para guru hendaknya selalu
membagikan hasil tes tersebut kepada siswa agar hasil tersebut dapat disampaikan
kepada orang tuanya. Jika hasil tes tersebut memuaskan maka orang tua akan
memberikan motivasi kepada anaknya agar ia dapat mempertahankan prestasi
tersebut, sebaliknya jika hasil kurang memuaskan maka orang tua harus berupaya
untuk memberi perhatian yang lebih kepada anaknya pada saat anak belajar.
4. Bagi Kepala Sekolah
Hasil sumatif akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan dalam Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP). Lebih jauh tes sumatif dapat digunakan sebagai
pembanding dengan hasil serupa yang dicapai oleh sekolah lain.

MODUL 2

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR


1. Keunggulan dan kelemahan Tes

Tes merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan di sekolah untuk mengukur
hasil belajar siswa. Ada dua jenis tes yang digunakan di sekolah yaitu tes objetik dan
tes uraian. Tes objektif sering digunakan terutama pada saat penerimaan siswa baru,
tes sumatif, dan Ujian Nasional (UN) sedangkan tes uraian sering digunakan pada saat
ulangan harian.

a. Keunggulan Tes Objektif


1) Tes objektik tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah
sampai dengan sedang ( ingatan, pemahaman, dan penerapan).
2) Dengan menggunakan tes objektif maka semua atau sebagian besar
materi yang telah diajarkan dapat di tanyakan pada saat ujian
3) Dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap
siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan konsistenkarena
jawabanyang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
4) Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan
untuk dilakukan analisis butir soal.
5) Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
6) Informasi yang didapat dari tes objektif lebih kaya
b. Kelemahan tes objektif

Disamping mempunyai keunggulan, tes objektif juga mempunyai beberapa


kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Untuk itu anda sebagai seorang guru harus terus berlatih menulis tes
pilihan ganda yang baik terutama yang dapat mengukur proses berpikir
yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
2) Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar dari pada
membuat pertanyaan tes uraian.
3) Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam
membaca dan menerka. Jika tes objektif tidak di konstruksi dengan
baik misalnya ditilis dengan menggunakan kaliamat yang terlalu
panjang serta tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar maka maksud butir soal tersebut akan sukar di pahami oleh
siswa.
4) Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan dan
menyatakan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk
setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal.

Upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahantes objektif anatara lainsebagai
berikut.

1. Upaya untuk mengatasi untuk butir soal yang ditulis tidak cenderung
mengukur proses berpikir rendah.
2. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal
3. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan anak tidak terganggu oleh
kemampuan membaca dan menerka.
4. Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri tetapi
harus mengikuti ide orang lain ( dalam hal ini ide penulis soal).

Sekarang mari kita lihat bagaimana dengan tes uraian. Sama halnya dengan tes objektif , tes
uraian juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan tes uraian antara lain.

1. Tetap digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi


2. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian ( untuk satu waktu ujian)
lebih cepat dari pada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
4. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah sari pada menulis tes objektif
( pilihan ganda) yang baik.

Disamping keunggulan tersebut , tes uraian mempunyai beberapa kelemahan antara


lain.
1. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan
2. Sukar memeriksa jawaban siswa

Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena beberapa
hal antara lain:

a. Adanya Hallo Effect


b. Adanya efek bawaan ( carry Over Effect )
c. Efek urutan pemeriksaan ( Order Effect )
d. Pengaruh penggunaan bahasa
e. Pengaruh tulisan tangan

Beberapa upaya dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes uraian antara lain.

1. Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian.
2. Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa.
3. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa.
4. Upaya untuk mengurangi Hallo Effect.
5. Upaya untuk menghindari Carry Over EffectI.
6. Upaya untuk menghindari Order Effect.

MENGEMBANGKAN TES

Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan di sekolah yaitu tes objektif dan tes uraian.

Secara umum pengelompokan tes dapat dilakukan sebagai beriku :

a) Tes objektik:
- Benar – salah
- Menjodohkan
- Pilihan ganda

b) Tes Uraian:

- uraian terbatas

- uraian terbuka

a. Tes benar – salah ( true- false item)


Butir soal benar- salah merupakan butir soal yang terdiri dari suatu peryataan dimana
siswa diminta untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat
atau tidak tepat, ya atau tidak.
b. Tes menjodohkan ( matching exercise)
Tes menjodohkan merupakan tes objektik yang ditulis dalam dua kolom
c. Tes pilihan ganda ( Multiple choice)
Tes objektif jenis pilihan ganda ini merupakan jenis tes objektif yang paling banyak
digunakan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai