Anda di halaman 1dari 4

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

MISI HIDUP MANUSIA


-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setiap manusia yang dihadirkan ke dunia mengemban tugas (misi) suci dariAllah SWT. Misi
suci manusia yang satu berbeda dengan misi suci manusia yang lainnya (tidak ada yang sama satu
sama lainnya) hal ini berkaitan dengan tujuan penciptaan individual. Sangat sedikit sekali manusia
yang menemukan kembali dan hidup dalam misi sucinya (akibat mempertuhankan hawa nafsu dalam
hidupnya dan juga dalam beragama).

Tujuan dihadirkan manusia ke alam dunia :

SECARA UMUM

Secara umum tujuan dihadirkan manusia ke alam dunia ini adalah untuk beribadah kepada-Nya.

" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. "
(QS. 51:56)

Dengan menyembah Allah ini kelak tujuan diciptakannya manusia adalah sebagai saksi Allah SWT.

Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti
rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang
keesaan Allah)". (QS. 3:53)

Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

" Bukankah Aku ini Rabbmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi"...
(QS. 7:172)

Sebagai saksi Allah SWT ini tidak dalam satu tingkat tetapi bertingkat-tingkat, yaitu seperti yang
dikatakan Allah dalam Surat An-Nisaa ayat 69 :

1. Tingkatan para Nabi


2. Tingkatan para shiddiiqiin
3. Tingkatan para syuhada
4. Tingkatan Shalihin
SECARA KHUSUS

Secara khusus, tujuan diciptakannya manusia adalah sebagai khalifah bumi, untuk memakmurkan
bumi.

"Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi..."


(QS. 35:39)

Dalam kerangka sebagai khalifah di muka bumi ini, seseorang manusia secara unik mempunyai peran
(bidang) yang khusus, apa atau sebagai apa seorang manusia turut serta sebagai pemakmur bumi.
Seorang manusia secara unik mempunyai Misi Hidup yang berbeda dengan yang lainnya. Proses
menemukan diri sendiri termasuk misi hidupnya.

Ketika seseorang mengatakan "Inilah diri saya".


Maka hakikatnya orang tersebut menunjuk karakteristik jati dirinya
(An Nafsul Muthmainnahnya).

Namun karena saat itu yang mendominasi adalah hawa nafsu atau syahwatnya, maka ketika
mengatakan "inilah diri saya", maka yang ditunjuk adalah karakteristik hawa nafsu dan syahwat
yang mendominasi dirinya.
Sesungguhnya karakteristik jati diri manusia, tidak hanya tertuju kepada sifat-sifat nya saja,
tetapi juga tertuju kepada fungsinya.

Sehingga, jati diri manusia sesungguhnya juga akan merepresentasikan Misi Hidup seorang manusia.
Sehingga kalimat hikmah (bagi sebagian ulama ini merupakan hadits) yang mengatakan bahwa
"Barangsiapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya", juga mengarah kepada
maksud dirinya sebagai karakateristik fungsi (Misi Hidupnya).

Artinya, seorang yang mengenal dirinya, akan mengenal misi hidupnya. Ia akan tahu apa dan sebagai
apa ia tercipta di dunia ini.

Sebagai deskripsi misalnya si A hidup dalam misi hidup si B. Maka akan terjadi, si A akan banyak
menghadapi kesulitan-kesulitan atau benturan-benturan kehidupan. Dan juga si A akan sulit menjadi
saksi Allah yang benar juga untuk ma'rifatullah.
(Bagaimana bisa mengenal Allah SWT dengan membawa kebutaan atau tidak mengenal dirinya
sendiri)

Sedangkan si B hidup dalam misi hidup si B sendiri. Karena sesuai antara diri dan misi hidupnya,
maka ia akan menemukan kelapangan (kemudahan-kemudahan) dalam menempuh kehidupan. Dan
lebih mudah untuk ma'rifatullah sebagai modal utama untuk menjadi hamba-Nya yang dekat.

Untuk itulah, seorang manusia seharusnya bekerja, beramal atau berjalan sesuai dengan misi
hidupnya, sesuai dengan untuk apa ia diciptakan dan menurut apa yang dimudahkan kepadanya. Agar
kelak ia dimudahkan untuk menjadi hamba yang didekatkan kepada-Nya.

Seperti yang dikatakan Rasulullah SAW dalam hadits dibawah ini :


Dari Imran bin Husain RA. katanya : Ada seseorang bertanya :

"Yaa Rasulullah! adakah telah dikenal para penduduk syurga dan para penduduk neraka?"

Jawab Nabi, "Ya!"


Bertanya kembali, "Kalau begitu apalah gunanya lagi amal-amal orang yang beramal?"

Beliau SAW menjawab, "masing-masing bekerja sesuai dengan untuk apa dia diciptakan atau
menurut apa yang dimudahkan kepadanya...." (Shahih Bukhari No. 1777)

Dari Imran RA, saya bertanya,


"Yaa Rasulullah! apa dasarnya kerja orang yang bekerja?"

Beliau menjawab,
"setiap orang dimudahkan mengerjakan apa yang telah diciptakan untuk itu ...
" (Shahih Bukhari No. 2026)

Orang yang akibat memper-Tuhan-kan hawa nafsunya,


maka Allah akan melupakannya dengan dirinya.
Sehingga ia akan tersesat dari Misi Hidupnya (jati dirinya). Maka yang akan ditemuinya adalah
kehidupan-kehidupan yang sulit di dunia apalagi di akhirat.

Cobalah simak Surat Al Lail ayat 4 –11 dibawah ini :

- Sesungguhnya usaha kamu berbeda-beda


- Adapun orang yang berderma dan bertaqwa dan membenarkan kebaikan Maka Kami
menyiapkan baginya jalan yang mudah.
- Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup Serta mendustakan kebaikan.
- Maka Kami menyiapkan baginya jalan yang sukar.
- Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.

Setiap makhluk di dunia ini, bila telah tahu dan dapat terus berjalan secara konsisten sesuai
dengan misi hidupnya, adalah merupakah tasbih yang tiada henti dari sang makhluk kepada Allah
SWT.

Seekor burung Merpati. Beterbangan dengan mengepakkan sayapnya adalah merupakan tasbih
darinya kepada Sang Pencipta, karena ia tahu tugasnya (misi hidupnya) adalah untuk beterbangan.
Dan ia juga tidak akan mau melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan misi hidupnya.
Demikian juga makhluk yang lainnya. Beraktivitas dan beramal sesuai dengan apa dan sebagai apa ia
diciptakan ke dunia ini.

Namun manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Seringkali ia tidak berjalan sesuai dengan misi
hidupnya. Karena banyak dari manusia yang kehilangan dirinya sendiri, sehingga tidak tahu apa misi
hidupnya.

Sehingga apabila seorang manusia berhasil menemukan apa misi hidupnya, maka seluruh amal dan
aktivitasnya adalah merupakan Tasbih kepada Allah SWT.
Karena ia berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan dan ditugaskan kepadanya.

"Tidakkah kamu tahu bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan
(juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.

Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan Tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka kerjakan." (QS. 24:41)

Sekarang ini, mungkin kita termasuk orang yang mencari apa misi hidup kita.
Apakah berarti kita harus meninggalkan pekerjaan kita yang sekarang karena kita tidak tahu
kesesuaiannya dengan misi hidup kita ?

Tidak! Tetapi melakukan yang terbaik dari apa yang menjadi tanggung jawab kita sekarang, sebagai
ungkapan rasa syukur kita kepada-Nya.
Semoga dengan ungkapan syukur ini, kelak Dia akan menambah nikmat-Nya.
Sehingga membimbing kita untuk berjalan sesuai dengan misi hidup kita.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. 14:7)

Semoga kita semua kelak termasuk orang yang ditunjukkan oleh-Nya kepada Misi Hidup kita. Amiin.

Wallahu'alam
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

IMAM SUHADI
E-mail : suhadi@pii.or.id

Anda mungkin juga menyukai