PEMERIKSAAN HER-2
DISUSUN OLEH :
1. ARDIANSYAH (G1C218105)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat :
1. Becker glass
2. Microwave
3. Objek glass
4. Deck glass
5. Pipet tetes
6. Waterbath
7. Chambers
8. Erlenmenyer
9. Gelas ukur
10. Mangkok
Bahan :
1. Xylol
2. Alkohol ( 96 %, 80 %, 70 %, dan 50 % )
3. Aquadest
4. H2O2 3%
5. Methanol
6. PBS
7. Antibodi Retrival
8. Antibodi Primer
9. Antibodi Sekunder Biotinilate (Warna Kuning )
10. Antibodi Sekunder II ( Warna merah )
11. DAB Cromogen substrat
12. Hematoxilin
C. Preparasi Reagen
Xylol: dituang xylol 100 ml ke dalam chamber, beri label xylol I,II,III
Alkohol: dibuat pengenceran alkohol 96% menjadi 80%,70%,50%.
H2O2 3% dalam methanol 194 ml,6 ml H2O2 absolut ditambah 97 ml methanol
absolut,dihomogenkan.
PBS PH ±7,4 dengan cara menimbang
NaCl : 42,2 gr
NaHPO4 : 6,66 gr
NaH2PO4 : 1,72 gr
PH 7,4 dalam 3 liter. Dilarutkan dalam 1 Liter Aquades. Dari Ph 7,4 dibuat PH 9,1 9,2 9,3
masing-masing sebanyak 200 ml
Disiapkan NSS ( Normal Swine Serum)
D. Prosedur Pemeriksaan
1. Sampel yang sudah siapkan dimasukan kedalam staining jar , Kemudian dilakukan
deparafinasi, di rendam objek glass yang berisi jaringan kedalam xylol 1,2,3 masing –
masing 5 menit.
2. Kemudian direndam dalam alkohol 96%, 80%, 70%, 50 % masing –masing 3 menit.
Dicuci dengan aquades (dengan pipet) selama 10 menit, pada bagian depan dan belakang.
Selanjutnya dimasukan antigen retrieval (PBS Sitrat) kemudian dimasukan di microwave
pada suhu 400 0C selama 15 menit.
3. Dikeluarkan dari microwave dan ditunggu selama 20 menit dalam keadaan masih
tertutup, angkat staining jar dari becker glass dan didiamkan selama 20 menit, kemudian
dibuka staining jar diamkan selama 15 menit.
4. Direndam dengan H2O2 3% dalam methanol 100 ml selama 20 menit.
5. Kemudian dicuci dengan air mengalir selama 15 menit.
6. Selanjutnya di rendam dengan PBS Ph 9,1; pH 9,2 ; pH 9,3 masing- masing selama 5
menit,
7. Dibilas dengan PBS pH 7,4 (1 celupan ).
8. Kemudian digenangi dengan NSS (Normal Swin Serum ) 80- 100 µl selama 7-10 menit.
Lalu dibilas dengan PBS pH 7,4.
9. Selanjutnya PBS dibuang tanpa dicuci, ditetesi dengan primer (HER2) didiamkan
semalam dikulkas.
10. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit.
11. Kemudian preparat tersebut dikeringkan dan dilap dengan tissu.
12. Ditetesi antibody sekunder biotinilate (warna kuning)/ Trekkie universal link biarkan
selama 10 menit.
13. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit
14. Kemudian preparat dikeringkan dilap dengan tissu.
15. Ditetesi antibody sekunder II (warna merah ) Trek avidin HRP (label) dibiarkan selama
10 menit.
16. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit.
17. Kemudian preparat dikeringkan dengan dilap dengan tissu.
18. Ditetesi dengan DAB Cromogen subrat (tanpa terkena cahaya) selama 10 menit dalam
suhu ruang.
19. Dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan
20. Selanjutnya dilakukan pengecatan (Counter Staining)
21. Digenangi preparat dengan Hematoxylin selama 3-5 menit.
Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
22. Kemudian digenangi dengan larutan lithium carbonat 5 % selama 2-3 menit.
Selanjutnya dicuci dengan air mengalir
23. Dikeringkan dalam oven pada suhu 40 – 50 oC selama 5 menit.
24. Kemudian ditetesi dengan entelan lalu ditutup dengan cover glass.
Diamati di bawah mikroskop
Skore
IHC
Pola Pengecatan IHC
Klasifikasi
0
Tidak ada pewarnaan membran
Negatif
1+
Pewarnaan membran tidak lengkap (<10%) dan lemah
Negatif
2+
Pewarnaan membran lengkap tapi tidak seragam atau lemah setidaknya sebesar 10%
tapi kecil atau sama dengan 30%
Equivocal
3+
Pewarnaan intensitas membrane seragam dengan nilai > 30% sel kanker
Positif HER2
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Kesimpulan pada hasil praktikum dapat disimpukan bahwa adanya
pertumbuhan sel HER2 di jaringan mammae
b. Saran
Perlu dilakukan pelatihan khusus untuk tekhnik pengecatan dan pengamatan
untuk menentukan skor atau derajat keparahan terhadap suatu kanker
DAFTAR PUSTAKA
ESTROGEN RESEPTOR ( ER )
DISUSUN OLEH :
1. ARDIANSYAH (G1C218105)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Definisi Reseptor Estrogen
Reseptor estrogen merupakan salah satu anggota reseptor inti yang memperantarai aksi hormone
estrogen didalam tubuh. estrogen bekerja meregulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel
system reproduksi baik pada wanita dan pria. Dapat juga meningkatkan kadar kolesterol HDL
dan menurunkan LDL, sehingga berpotensi mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.
Estrogen berperan penting pada perkembangan otak, penyakit autoimun, dan metabolism tulang
dan pada sisi lain, estrogen dapat memicu pertumbuhan, proliferasi dan metastase kanker
payudara. Reseptor estrogen terdiri dari 2 subtipe yaitu, estrogen (ER ) dan estrogen ß (ER ß).
Keduaα α reseptor ini berbeda dalam lokalisasi dan konsentrasinya di dalam tubuh.
(Zullies,2008)
Reseptor Estrogen Terdiri dari 2 subtipe : ER dan ER , Sama-samaα β berbeda, Dapat dijumpai
bersama-sama atau sendiri-sendiri dalam berbagai jaringan tubuh. Letaknya yaitu pada sistem
kardiovaskuler, gastrointestinal, payudara, SSP, dan sebagainya
Proses pengikatan hormone pada reseptor estrogen terjadi didalam membran sel, dan ikatan
tersebut berikatan dalam bentuk dimer. Setelah hormon berikatan dengan reseptornya, reseptor
berpindah ke inti sel dan kemudian reseptor tersebut berikatan ERE (estrogen response element)
dan kompleks tersebut akan berikatan dengan koaktivator sehingga factor transkripsi menjadi
aktif yang dapat mengubah ekspresi gen. Kemudian regulasi transkripsi gen akan menghasilkan
suatu protein spesefik yang terlibat dalam fungsi biologis tertentu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker payudara reseptor estrogen positif (ER+) adalah tipe kanker payudara yang paling
banyak ditemukan saat ini. Dua dari tiga kasus kanker payudara adalah kasus reseptor hormon
posittif. Kebanyakan yang dialami oleh penderita kanker adalah reseptif (ER+) baik terhadap
estrogen maupun progesteron.
Jika Anda merasa curiga terhadap adanya kanker payudara di dalam tubuh, maka pasien harus
melakukan biopsi untuk menguji sel-sel di dalam tubuh yang bersifat kanker. Jika sel-sel tersebut
adalah kanker, maka dokter atau ahli patologi harus mengecek kembali sel dan jenisnya,
termasuk pada reseptor yang ada di permukaan sel-sel kanker. Hasil pengujian sel-sel ini akan
menentukan pilihan pengobatan yang cocok untuk pasien.
Jika pasien mempunyai kanker payudara ER+, ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker di dalam
tubuh sedang tumbuh dalam hormon estrogen. Estrogen merupakan zat kimia alami di dalam
tubuh. Dengan menghalangi estrogen, dokter akan memperbaiki dan mengontrol kanker
payudara ER+. kanker payudara ER+ memiliki prognosis yang baik pada semua jenis dan dapat
merespon terapi hormon. Oleh karena itu, penurunan tingkat kesembuhan kanker payudara
berhubungan dengan efektivitas obat pada wanita.
Prognosis pada pasien tergantung pada stadium kanker yang ditemukan dalam tubuh pasien.
Setiap angka menunjukkan jumlah karakteristik berbeda pada kanker payudara. Perbedaan ini
meliputi ukuran tumor, perbedaan sel kanker, dan apakah kanker berpindah ke kelenjar getah
bening atau hanya berada pada sekitar jaringan tubuh. Hal yang penting untuk diketahui adalah,
jenis kanker tidak mempengaruhi tingkat stadiumnya. Ini hanya mempengaruhi jenis
pengobatannya.
Kelangsungan hidup perempuan dengan kanker payudara dapat diketahui melalui tiga sub tipe
kanker payudara yaitu ER+, HER 2+, dan triple negatif yang dikombinasi secara bersamaan.
Dengan pengobatan kanker payudara, para wanita dapat mengetahui tingkatan stadiumnya dan
harapan untuk kembali hidup normal.
Survival rate atau angka harapan hidup ditentukan dengan berapa pasien yang masih hidup
bertahun-tahun setelah mereka didiagnosis. Harapan hidup 5 tahun biasanya yang paling umum,
namun terkadang dapat mencapai 10 tahun.
Berikut ini data yang menunjukkan survival rate pada penderita kanker payudara di Amerika:
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Sabtu – Minggu 23-24 Februari 2019
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah
Semarang
B. Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
13. Xylol
14. Alkohol ( 96 %, 80 %, 70 %, dan 50 % )
15. Aquadest
16. H2O2 3%
17. Methanol
18. PBS pH 7,4
19. NSS ( Normal Swins Serum)
20. Antibodi Primer ( ER, PR, HER 2 )
21. Antibodi Sekunder Biotinilate (Warna Kuning )
22. Antibodi Sekunder II ( Warna merah ) / Trek Avidin HRP ( label )
23. DAB Cromogen substrat
24. Hematoxilin
C. Prosedur Kerja
a. Preparasi Reagen
1. Xylol : Dituang Xylol @ 100 ml kedalam chamber , beri label Xylol I, II,
III,
2. Alkohol
Dibuat pngenceran alcohol (pa) 96 % menjadi 80 %, 70 %, 50 % dengan
rumus Vi x Pi = V2 x P2.
3. H2O2 3 % dalam methanol
3ml H2O2 absolute ditambah 97 ml methanol absolute. Dihomogenkan.
4. PBS Ph 7,4 dengan cara menimbang
NaCl ; 42,2 gr
Na2HPO4 : 6,66 gr
NaH2PO4 : 1,72 gr
5. NSS / Backround Sniper / Susu krim
b. Prosedur Pemeriksaan
1. Sampel yang sudah siapkan dimasukan kedalam staining jar , Kemudian dilakukan
deparafinasi, di rendam objek glass yang berisi jaringan kedalam xylol 1,2,3 masing –
masing 5 menit.
2. Kemudian direndam dalam alkohol 96%, 80%, 70%, 50 % masing –masing 3 menit.
Dicuci dengan aquades (dengan pipet) selama 10 menit, pada bagian depan dan belakang.
Selanjutnya dimasukan antigen retrieval (PBS Sitrat) kemudian dimasukan di microwave
pada suhu 400 0C selama 15 menit.
3. Dikeluarkan dari microwave dan ditunggu selama 20 menit dalam keadaan masih
tertutup, angkat staining jar dari becker glass dan didiamkan selama 20 menit, kemudian
dibuka staining jar diamkan selama 15 menit.
4. Direndam dengan H2O2 3% dalam methanol 100 ml selama 20 menit.
5. Kemudian dicuci dengan air mengalir selama 15 menit.
6. Selanjutnya di rendam dengan PBS pH 7,4
7. Dibilas dengan PBS pH 7,4 (1 celupan ).
8. Kemudian tetesi dengan NSS (Normal Swin Serum ) 80- 100 µl selama 7-10 menit. Lalu
dibilas dengan PBS pH 7,4.
9. Selanjutnya PBS dibuang tanpa dicuci, ditetesi dengan primer (HER2) didiamkan
semalam dikulkas.
10. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit.
11. Kemudian preparat tersebut dikeringkan dan dilap dengan tissu.
12. Ditetesi antibody sekunder biotinilate (warna kuning)/ Trekkie universal link biarkan
selama 10 menit.
13. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit
14. Kemudian preparat dikeringkan dilap dengan tissu.
15. Ditetesi antibody sekunder II (warna merah ) Trek avidin HRP (label) dibiarkan selama
10 menit.
16. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit.
17. Kemudian preparat dikeringkan dengan dilap dengan tissu.
18. Ditetesi dengan DAB Cromogen subrat (tanpa terkena cahaya) selama 10 menit dalam
suhu ruang.
19. Dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan
20. Selanjutnya dilakukan pengecatan (Counter Staining)
21. Digenangi preparat dengan Hematoxylin selama 3-5 menit.
Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
22. Dehidrasi
Alkohol 80 % Selama 3 menit
Alkohol 96 % selama 3 menit
Alkohol Absolute selama 3 menit
23. Clearing
Xylol 1
Xylol 2
Xylol 3
24. Dikeringkan dalam oven pada suhu 40 – 50 oC selama 5 menit.
25. Kemudian ditetesi dengan entelan lalu ditutup dengan cover glass.
Diamati di bawah mikroskop.
Gambar : ER (+ )
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
c. Kesimpulan
Kesimpulan pada hasil praktikum dapat disimpukan bahwa adanya
pertumbuhan sel ER ( + ) di jaringan mammae
d. Saran
Perlu dilakukan pelatihan khusus untuk tekhnik pengecatan dan pengamatan
untuk menentukan skor atau derajat keparahan terhadap suatu kanker