Anda di halaman 1dari 32

ANGIODEMA

DEFINSISI
Pembengkakan berisi cairan yang terletak dibalik kulit

ETILOGI
- Reaksi alergi (hipersensitivitas) seperti makanan , kosmetik, lateks, obat obatan, gigitan serangga, atau
stress
- Herediter

GAMBARAN KLINIS
- rasa terbakar dan gatal
- terjadi pembengkakakan pada bibir, lidah, rongga mulut, leher, tangan, kaki
- kesulitan untuk menelan
- pada kasus berat kesulitan bernafas pada angioedema mengenai saluran pernafasan
- Angiodema herediter : timbulnya biasanya pada usia 40 th, terjadi pembengkakan mendadak dan
berulang pada jaringan subkutan dan submucosa, terjadi selama 2-5 hari, dapat dipicu karena stress
trauma operasi emosi haid infeksi dan pengguna kontrasepsi oral

DD
- Selulitis wajah
- eksema akut diwajah
- dermatomiositis
- sindrom vena cava superior
- pembengkakan orofaring

ETIOPATOGENESA

Terjadi peningkatan sel mast akibat reaksi alergi Ig E – menyebakan terjadinya degranulasi sel mast-
terjadi pelepasan berbagai mediator seperti histamine, prostaglandin d2, dll – peningkatan
permeabilitas kapiler dan vena - mengeluarkan produksi radang – menyebabkan ekstravasasi cairan
intravascular – terjadinya pembengkakan / edema

TERAPI
- Herediter : Pada herediter ini kurang memberi repon jika diberi kortikosteroid, anti histamine dan
epinefrin. Jadi cukup menghindari aktifitas fisik yang menyebabkan trauma. Untuk obat obatan
danocrine (danazol) untuk memncegah serangan

-Non herediter: antihistamin dan kortikosteroid


RESEP

-Herediter

R/ Danazol 200mg Caps No. X


S 3 dd Caps 1 pc

-Non herediter :

R/ Klorfeniramin maleat 4mg Tab No.XII


S 3 dd Tab 1 dc

R/ Prednision 5mg Tab No.XXIII


S 3 dd 1 pc

MEDIAN RHOMBOID GLOSSITIS

Definisi

Median Rhomboid Glossitis (MRG) juga dikenal dengan nama cetral papillary atrophy,
posterior midline atropic candidiasis merupakan suatu lesi eritema yang berada pada garis
tengah lidah. Median rhomboid glossitis ini dahulu dianggap sebagai cacat perkembangan dari
turunan tuberculum impar yang tidak sempurna. Namun teori tersebut tidak mungkin terjadi
karena median rhomboid glossitis jarang terjadi pada anak-anak. Median rhomboid glossitis
merupakan daerah berbentuk rhomboid atau oval yang berwarna merah pada lidah. Penyebab
dari median rhomboid glossitis ini yaitu infeksi dari Candida Albicans yang kronis

Gambaran Klinis

Median Rhomboid Glossitis biasanya terletak pada sekitar garis tengah dorsal lidah, dengan
batas jelas, simetris, atrofi papilla filli formis, daerah depapilasi yang timbul di anterior papilla
sirkumvalata, dan permukaan lesi biasanya licin. Sebagian besar kasus asimptomatik, namun
juga beberapa pasien juga mengeluhkan nyeri yang terus-menerus, iritasi.

Etiologi dan Faktor Predisposisi

Terdapat beberapa faktor predisposisi dari Median Rhomboid Glossitis, yang pertama
adalah perokok. Perokok dapat meningkatkan angka kejadian Median Rhomboid Glossitis,
terutama disertai dengan penyakit sistemik. Penderita penyakit sistemik terutama diabetes,
memiliki jumlah kandida yang tinggi di dalam rongga mulut yang dilakukan dengan pemeriksaan
jamur. Kondisi ini terjadi pada pasien dengan kondisi sistemik, meskipun pasien telah berhenti
merokok bertahun-tahun yang lalu terutama dengan kondisi diabetes yang tidak terkontrol.
Faktor predisposisi lain adalah pemakai gigi tiruan terutama pada lansia. Kondisi rongga mulut
pada lansia mengalami penurunan, termasuk juga mempengaruhi kondisi imun yang membuat
lansian lebih rentan terhadap infeksi dari jamur Candida Albicans.
Patogenesis MRG ec Candida Albicans

Diagnosa Banding Median Rhomboid Glossitis


Diagnosa banding dari Median Rhomboid Glossitis yaitu geographic tongue

Median Rhomboid Geographic Tongue


Glossitis
Etiologi Candida Albicans Genetik
Tanda Klinis - Lesi eritema - Lesi eritema non
halus papilla tidak
- Berbatas jelas teratur
- Terletak pada - Dikelilingi tepi
garis tengah lidah pucat
/ pertemuan dua - Berbatas jelas
pertiga anterior - Terletak pada
dan sepertiga permukaan
posterior lidah dorsal dan lateral
- Atrofi papilla lidah
filiformis - Tidak berpotensi
sehingga lidah ganas
terasa licin
- Tidak berpotensi
ganas

Jarang terjadi pada anak- Dapat mengenai semua

anak, terutama terjadi kelompok usia, termasuk

pada orang dewasa anak-anak

Terapi Median Rhomboid Glossitis


- Pemberian obat anti jamur fluoconazole yang diminum satu kali sehari untuk
menyembuhkan infeksi dari jamur. Serta pemberian obat kumur berupa chlorhexidine
digluconat, dan pemberian vitamin yang diminum satu kali sehari yang berfungsi
sebagai antioksidan dan regenerasi sel, terutama apabila terjadi lesi di mukosa mulut.
- Pemberian rujukan kepada laboratorium mikrobiologi minat mikologi
- Pemberian KIE kepada pasien
K : komunikasi kepada pasien dengan menjelaskan bahwa diagnosis dari lesi yang
dikeluhkan oleh pasien yaitu Median Rhomboid Glossitis yang didasarkan pada
gambaran klinis serta gejala yang dirasakan oleh pasien meliputi adanya makula
kemerahan pada lidah, disertai dengan lidah terasa licin, sensasi pedas, susah
menelan, namun tidak mengalami perubahan rasa.
I : memberikan informasi kepada pasien bahwa lesi tersebut disebabkan karena jamur
Candida Albicans dan dapat sembuh sehingga pasien tidak perlu merasa khawatir.
Median rhomboid glossitis juga bukan merupakan penyakit yang ganas.
Menginformasikan kepada pasien bahwa diberikan resep obat antijamur untuk
mempercepat kesembuhan pasien.
E : memberikan edukasi kepada pasien untuk disiplin dalam konsumsi obat yang
diresapkan yaitu diminum 3 kali sehari. Kebersihan rongga mulut juga harus dijaga,
serta menginstruksikan pasien untuk melakukan kontrol setelah 7 hari untuk
evaluasi penyembuhan lesi.

Resep MRG ec candida albicans

Surat Rujukan
Eritema multiformis adalah Reaksi imunologi yang bersifat kronis yang melibatkan

mikrovaskuler superfisial akibat kelainan autoimun 

Microvaskularisasi : adalah pembuluh darah mikro yang berada di lamina propria. kalau ada

reaksi di mikro vaskularisasi terjadi Kompleks imun .

Eritema multiformis termasuk radang akut eksaserbasi 

etiologinya : diduga karena kelainan autoimun yang idiopatik predisposisi atau alergi obat 

Autoimun dalam eritema multiformis adalah alergi : autoimun di dalam darah yang mendorong

timbulnya efek Sitopatik diperantarai oleh komplemen dikombinasi dengan limfositik/

neurtrofilik yang telah menstimulasi cedera vaskuler dapat berperan sebagai patogen.

Faktor predisposisi

1.  alergi  > terutama terhadap obat-obatan yang mengandung sulfa dan barbiturat :

Sulfonamin antikonvulsi carbamazepine dan ponstan

2. Makanan
3. Reaksi virus bakteri jamur contohnya Herpes Simplex

4.  stress dan emosi kehamilan 

klinis :

1. Keropeng perdarahan yang gelap berwarna merah kecoklatan pada bibir

2. dapat mengenai mulut /kulit saja ataupun mulut dan kulit (mukokutan) 

3. Pada kulit terdapat Lesi target / Bull eye / Iris 

4. Pada bibir bawah terdapat krusta dan perdarahan

5.  ulserasi multipel pada pipi bibir palatum dan lidah

6.  timbulnya eritema multiformis didahului dengan demam rendah, malaise, sakit kepala

selama 3 sampai 7 hari

7. Eritema multiformis jarang menetap lebih dari 1 bulan 

8.  Ada yang berbentuk kronis dan kambuhan 

Kata kunci

1. ada Lesi target  Bull eye / Iris (mata sapi jantan) /cincin/ konsentris  Iya itu maqulat

seperti cincin konsentris warna merah dan putih bentukan bulat 

merah

Putih

merah

3.Ada perdarahan dan krusta keropeng pada bibir> karena itu terjadi kerusakan pada lamina

propria 
4. eritema :tepi kemerahan , multiformis : banyak bentuk (seperti papula , vesikel, bula, krusta,

ulser, stomatitis dan kutan .jadi eritema multifoormis : lesi kemerahan mempunyai banyak

bentuk

5. sulfonmamid

6. lesi merah multiple

Mekanisme :

Antigen obat-obatan masuk melewati oral >tenggorokan> esofagus> lambung >>hati pembuluh

darah >seluruh tubuh kemudian sistem tubuh atau imun yaitu antibodi bereaksi dengan benda

asing atau obat (antibodi dan antigen bereaksi )akan tetapi tubuh menolak reaksi antigen =

antibodi yang disebut reaksi autoimu>n pada stratum spinosum gampang pecah karena terjadi di

degenerasi liquefektif Yaitu penurunan/ kematian /kerusakan/ yang membentuk cairan maka

terjadi lesi vesikobulosa >lesi mukotan atau Lesi target

Eritema multiformis berhubungan dengan autoimun berarti mekanisme pertahanan tubuh yaitu

limfosit t  pada eritema multiformis terjadi penumpukan limfosit pada sel basalis.

 patogenesa

 makula sirkuler>  kecil dan merah dengan diameter 0,5-2cm >Membesar membentuk daerah

putih pucat jernih tengahnya >membentuk vesikel dan bula> pecah dan bergabung terbentuk

ulkus kasar lebar dangkal dengan tepi kemerahan> kulit mengelupas nekrotik dan pseudomonas

brand fibrosa menutup ulkus tersebut

Komplikasi :  Steven Johnson syndrome

 pada eritema multiformis dan PV  yang merupakan lesi vesikobulosa terjadi degenerasi

Liqueefektif yaitu penurunan/ kerusakan yang berupa cairan atau membentuk cairan terjadi

vesikobulosa.
DD :  pemphigusvulgaris,  solar cellitIs , OLP  tipe erosif herpes labialis

 persamaan eritema multiformis dengan solar cellitis  yaitu itu sama-sama ada krusta sama-sama

bisa terjadi perdarahan

 perbedaan eritema multiformis dengan solar cellitis

Pemeriksaan penunjang : tidak ada ok auto imun

Tx:

R/Prednison 5 mg No.XXI

S 3dd1

R/Prednison 5 mg No.XIV

S 2 dd1

R/Prednison 5 mg No.VII

S 1dd1
HERPES ZOZTER

1. ETIOLOGI :
virus yang menyebabkan cacar air (chicken pox) dan herpes zoster(shingles)
2. PATOGENESA :
Makula yang eritema Yang diikuti oleh melepuhnya vesikuler dan pustuler pembentukan
keropeng tujuh sampai 10 hari kadang menetap beberapa minggu. Sakit yang dirasakan
hebat tapi biasanya menghilang jika Keropeng nya menghilang dan sembuh tanpa jaringan
parut
3. TERAPI:
1. Acyvlovir 800 mg oral 5 kali sehari selama 7-10 hari atau 10 mg/kh setiap 8 jam 7-10
hari
2. Famciclovir 500mg oral 3 kali sehari selama 7 hari
3. Valacyclovir 1000mg oral 3 kali sehari selama 7 hari
4. Brivudin 125 mg/hari oral selama 7 hari
4. RESEP :
5.

6. RUJUKAN :

a. Oral swab Lab mikrobiologi minat virulogi


b. Oral swab lab PA minat sitologi
c. Pk minat serolog
7. GAMBARAN KLINIS
1. Vesickle ulser, sakit atau nyeri tapi Kemerahan dan bervariasi
2. Lesi Unilateral segmental
3. Pernah cacar air gatal, rasa terbakar dan kesemutan

4. Dua daerah yang mengalami paling parah yaitu batang tubuh antara vertebrata T3 dan
L2, wajah di sepanjanh dicisi opthalmikus dari saraf trigeminus

5. Timbul gejala prodomal ( gatal,sakit,kesemutan,rasa terbakar ) dan sembuh tanpa


jaringan parut

8. DIAGNOSE BANDING
stomatitis alergika

Frictional/ TraumaticHyperkeratosis & Chronic Biting


Frictional/ traumatichyperkeratosis adalah bercak putih yang disebabkan oleh iritasi mekanis
seperti friksi atau gesekan kronis pada mukosa mulut, sehingga daerah yang mengalami trauma
mengalami hiperkeratosis. Lesi ini sering ditemukan, terutama pada usia paruh baya dan usia tua,
dengan insidensi pada lelaki lebih tinggi dibandingkan pada perempuan.

Frictional keratosis mempunyai beberapa bentuk:

keratosis akibat gaya berlebih saat menggosok gigi (toothbrush keratosis)

gesekan konstan lidah dengan gigi (tongue thrust keratosis)

kebiasaan menghisap, menekan, dan iritasi konstan gigi terhadap mukosa bukal sepanjang
bidang oklusi (linea alba)

kebiasaan menggigit pipi, lidah, atau bibir secara konstan (chronic biting, cheek and lip bite
keratosis).

Gambaran klinis:

pada awalnya, lesi putih tampak pucat dan translusen. Namun dengan berlalunya waktu dapat
bertambah padat dan putih, kadangkala dengan permukaan yang kasar. Hiperkeratosis dari
trauma friksi tampak lebih jelas dalam kasus chronic cheek or lip biting (morsicatio buccarum,
morsicatio labiorum).

Mukosa mulut pada chronic biting tampak seperti bercak putih dan merah dengan permukaan
yang kasar dan dapat disertai ulserasi.

Gambaran klinis: dicirikan oleh daerah putih iregular, difus, disertai deskuamasi epitel. Namun
keluhan hampir selalu asymptomatik.

Perawatan cheek biting :


-Secara psikoterapi : dosis kecil (5-10mg) diazepam pada malam hari pada penderitakelainan
neurologi. tetapi cara ini tidak memberikan efek jangka panjang.
- Acrylic guard  : alat ini digunakan untuk menutupi bagian permukaan fasial dari gigi dimana
membatasi akses ke bukal dan mukosa labial.
Antibiotic Sore Mouth (Acute Atrophic Candidiasis)

1. Definisi

Akut atrofik kandidiasis, disebut juga antibiotik sore mouth. Secara klinis permukaan
mukosa terlihat merah dan kasar, biasanya disertai gejala sakit atau rasa terbakar, rasa kecap
berkurang. Kadang-kadang sakit menjalar sampai ke tenggorokan selama pengobatan atau
sesudahnya kandidiasis tipe ini pada umumnya ditemukan pada penderita anemia defiensi zat
besi (Greenberg, 2003).

2. Etiologi

Infeksi ini disebabkan oleh Candida albicans yang merupakan flora normal rongga mulut,
namun faktor seperti penggunaan obat-obatan (antibiotik) dapat menyebabkan C.albicans
menjadi pathogen.

Faktor Predisposisi : Penggunaan antibiotik spektrum luas dalam jangka waktu lama.

3. Patogenesis
4. Gambaran Klinis

Pada dorsal lidah terdapat bercak merah, memanjang -+ 1 cm, berbatas diffuse, tidak ada
peninggian, dan sakit.

5. Penatalaksanaan
Kunjungan 1 :
a. Melakukan swab pada lesi lalu specimen dikirim ke Lab. Mikrobiologi minat Mikologi.
b. Pemberian antiseptic Chlorexidine Digluconat 0,12%

Kunjungan 2 :
a. Setelah mendapat jawaban surat dari Lab. Mikrobiologi minat Mikologi, diberi obat
antijamur.
6. KIE

Komunikasi :

Mengkomunikasikan pada pasien tentang penyakit yang diderita, kasus ini terjadi karena
apa, dan proses terjadinya.

Informasi :

Menginformasikan pada pasien tentang perlu tidaknya rujukan dan arah mana rujukan
dilakukan serta tujuan dari rujukan.

Edukasi :

Memberi pengetahuan kepada pasien bahwa penyebabnya harus dihilangkan terlebih


dahulu, mengedukasikan tentang obat yang akan diberikan beserta aturan pakai.
HEMANGIOMA

1. Definisi dan Etiologi


Hemangioma merupakan tumor akibat malformasi pembuluh darah (vaskular)

2. Gambaran Klinis
 Dapat terjadi pada lidah, gingival, mukosa bukal
 Dapat berupa lesi datar atau meninggi
 Warna merah keunguan / merah kebiruan
 Batas jelas
 Konsistensi padat kenyal
3. Diagnosa Banding

Hemangioma Malignan Melanoma

Etiologi Malformasi pembuluh darah Paparan hebat terhadap radiasi


ultraviolet matahari

Tanda Klinis  Dapat terjadi pada  Lesi bisa pipih atau


bibir, gingiva, mukosa nodular
bukal  Variasi warna dari
 Warna merah hitam ke merah
keunguan/kebiruan  Ukuran >1cm
 Batas jelas  Batas tidak teratur
 Apabila lesi ditekan
dengan slide gas akan
pucat

4. Patogenesis

Belum diketahui secara pasti

5. Tatalaksana Hemangioma

 Tidak ada terapi, dilakukan observasi (bila diagnosa pasti dapat diketahui dari gambaran

klinis)

 Rujukan lab patologi anatomi untuk pemeriksaan biopsi insisi

 KIE

K : menjelaskan kepada px bahwa diagnosa hemangioma yang didapatkan dari gambaran

klinis yaitu lesi warna merah kebiruan/keunguan


I : menjelaskan kepada pasien bahwa hemangioma disebabkan oleh malformasi dari

pembuluh darah. Lesi dapat terjadi pada bibir, mukosa bukal, maupun gingiva. Lesi

tersebut dapat dilakukan terapi berupa tindakan pembedahan (eksisi) atau dirawat dengan

krioterapi

E : instruksi kepada pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut, dan kontrol ke

dokter gigi minimal setiap 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai