Anda di halaman 1dari 36

Materi Silsilah Qawaidul Arba : 

Halaqah 01 ~ Pengantar dan Penjelasan


Halaqah 02 ~ Penjelasan Kalimat ‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم‬
ِ ‫ِبسْ ِـم‬
Halaqah 03 ~ Penjelasan Kalimat ‫أسأل هللا‬
Halaqah 04 ~ Penjelasan Doa Pengarang
Halaqah 05 ~ Makna Istighfar dan Ketaatan
Halaqah 06 ~ Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya
Manusia
Halaqah 07 ~ Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan
Tauhid
Halaqah 08 ~ Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak
Ibadah
Halaqah 09 ~ Qa’idah Pertama Bagian 1
Halaqah 10 ~ Qa’idah Pertama Bagian 2
Halaqah 11 ~ Qa’idah Pertama Bagian 3
Halaqah 12 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 1
Halaqah 13 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 2
Halaqah 14 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 3
Halaqah 15 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 4
Halaqah 16 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 5
Halaqah 17 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 6
Halaqah 18 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 7
Halaqah 19 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 8
Halaqah 20 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 9
Halaqah 21 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 1
Halaqah 22 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 2
Halaqah 23 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 3
Halaqah 24 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 4
Halaqah 25 ~ Qa’idah Yang Keempat
Halaqah 1 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Pengantar
dan Penjelasan

PENGANTAR DAN PENJELASAN


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

 Halaqah yang pertama Penjelasan kitab Al-Qawa’idul


Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
at Tamimi rahimahullah
‫ السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬, ‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم‬
ِ ‫ِبسْ ِـم‬

Kita akan bersama-sama mempelajari tentang sebuah


kitab yang ringkas akan tetapi telah memberikan manfaat
yang banyak kepada kaum muslimin yang dikarang oleh
seorang Ulama yang lahir pada tahun 1115 H yaitu kurang
lebih 300 tahun yang lalu dan beliau meninggal dunia pada
tahun 1206 H.

Beliau adalah Al Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul


Wahab at Tamimi dan Kitab yang akan kita pelajari adalah
Al-Qawa’idul Arba’ yang artinya adalah qa’idah-qa’idah
yang empat atau empat qa’idah.

Kitab ini adalah kitab yang ringkas, telah banyak diantara


Ulama dan para penuntut Ilmu yang telah mengambil
pelajaran dan mengambil manfaat dari kitab yang mulia ini.
Syaikh Muhammad at Tamimi seorang ulama jazirah Arab
dan beliau lahir pada tahun 1115 H dan mulai menuntut
Ilmu semenjak beliau kecil, dan beliau mengambil ilmu dari
bapak beliau sendiri demikian pula dari ulama-ulama besar
di zamannya, diantaranya adalah Syaikh Muhammad
Hayyah as Sindi dan juga yang lain dan telah melakukan
banyak perjalanan dalam rangka menuntut ilmu Agama
pergi ke daerah-daerah yang ada di Hijaj ini ke kota
Madinah ke kota Mekkah dan mengambil ilmu dari banyak
ulama, demikian pula pergi ke Bashrah dan hampir-hampir
beliau pergi ke Syam akan tetapi karena suatu halangan
beliau tidak bisa kesana.

Di zaman beliau banyak kerusakan-kerusakan didalam


Agama, daerah beliau sendiri dan juga daerah-daerah
tetangga tersebar yang dinamakan dengan kesyirikan,
penyembahan terhadap selain Allah ‘Azza wa jalla
diantaranya :
1. Ada diantara mereka yang mengagung-agungkan
kuburan para Shahabat radhiyallahu ‘anhum.
2. Ada diantara mereka yang mengagung-agungkan pohon
yang besar, meminta kepadanya, meminta manfaat dari
pohon tersebut.

Oleh karena itu beliau rahimahullah selama hidupnya


menghabiskan waktunya untuk berdakwah dan mengajak
orang-orang yang ada disekitar beliau, baik orang yang
awam, anak kecil orang yang sudah besar bahkan para
petinggi kerajaan tidak lepas dari dakwah beliau.

Dan diantara usaha beliau adalah mengarang beberapa


karangan (beberapa kitab) diantaranya adalah kitab yang
akan kita pelajari, dan beliau rahimahullah memiliki banyak
karangan yang sangat bermanfaat diantaranya adalah
Kitabut Tauhid, Kasyfu Syubhat, Al Ushul Tsalasah,
Fadhlul Islam, Ushulul Iman dan juga Kitab-kitab yang lain
dan kaum muslimin telah banyak mengambil manfaat dari
beliau.

Dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 H, semoga


Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬menerima amal Ibadah beliau, ketaatan
beliau, dan memberikan manfaat kepada kaum muslimin
dari apa yang sudah beliau sampaikan.

Kitab ini yaitu Al-Qawa’idul Arba’ berisi tentang 4 Qa’idah,


supaya seseorang bisa memahami ” Apa itu Tauhid?”.
Mungkin ada diantara kita atau banyak diantara kita sudah
mendengar dan pernah mendengar apa itu Tauhid dan apa
itu Asy-Syirk, didalam kitab ini beliau berusaha untuk
memberikan pemahaman kepada kita tentang Tauhid dan
juga Syirik dengan kalimat-kalimat yang ringkas dan beliau
meringkasnya menjadi empat qa’idah.

Halaqah 2 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Penjelasan


Kalimat ‫الرَّ ِحيْـم‬ ‫هللا الرَّ حْ َم ِن‬
ِ ‫ِبسْ ِـم‬

 Halaqah 02 | Penjelasan Kalimat ‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم‬


ِ ‫ِبسْ ِـم‬

PE
NJELASAN KALIMAT ِ

‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم‬


ِ ‫سْ ِـم‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-2 Penjelasan kitab Al-Qawa’idul Arba’
karangan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at
Tamimi rahimahullah
Beliau mengatakan :

‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم‬


ِ ‫ِبسْ ِـم‬

Mengawali kitab beliau dengan Basmallah, mengikuti apa


yang Allah lakukan didalam Al-Quran, karena Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬memulai Kitab-Nya yaitu Al-Quranul Karim dengan
basmalah, demikian pula Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika beliau
mengirim risalah ke sebagian para penguasa yang ada di
zaman beliau, beliau memulai risalahnya, memulai
suratnya yang isinya adalah dakwah kepada Islam kepada
Tauhid dengan basmallah, diantaranya ketika Beliau ‫ﷺ‬
mengirim surat kepada Hiraql, beliau memulai memulai
surat nya dengan Basmalah. ‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم‬
ِ ‫ ِبسْ ِـم‬disini
Syaikh Muhammad At-Tamimi memulai risalah beliau
memulai kitab beliau dengan Basmalah.

Basmallah (bi) disini adalah (‫ )ب‬isti’anah yaitu (‫ )ب‬yang


fungsinya adalah memohon pertolongan, orang yang
mengatakan ‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم‬
ِ ‫ ِبسْ ِـم‬Maka maknanya, aku
memohon pertolongan kepada Allah Ar-Rahman Ar-Rahim,
orang yang mengucapkan basmalah maka pada
hakikatnya dia telah memohon pertolongan kepada Allah
‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬

Ism artinya adalah Nama, (‫ )بسم هللا‬artinya adalah Nama


Allah, dan sebuah kalimat yang mufrad apabila jika
disandarkan maka ini maknanya adalah umum sehingga
ِ ‫ ِبسْ ِـم‬adalah Seluruh Nama Allah, bukan hanya
makna ‫هللا‬
satu Nama akan tetapi mencakup seluruh Nama Allah, ‫ِبسْ ِـم‬
‫هللا‬
ِ dengan Nama Allah maksudnya dengan Nama-Nama
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬, karena Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬memiliki Al-
Asmaul Husna, Lahul asmaa-ul husna.
‫َۖ وهَّلِل ِ اَأْلسْ َما ُء ْالحُسْ َن ٰى َف ْادعُوهُ ِب َها‬
“Dan Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬memiliki Nama-Nama yang Husna
maka hendaklah kalian berdoa dengan-Nya
Orang yang mengatakan ‫هللا‬ ِ ‫ ِبسْ ِـم‬berarti telah beristi’anah
memohon pertolongan dengan seluruh Nama Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫َت َعالَى‬

Allah adalah lafdzhul Jalalah diambil dari kata Al-Huluhah


yang artinya adalah Al-Ma’lub yaitu Al-Ma’bud yang
disembah dan lafdzhul Jalalah adalah Nama Allah yang
paling Agung disandarkan nama-nama yang lain kepada
nama ini.
Seorang mengatakan ‫ الرَّ حْ َم ِن‬adalah diantara nama Allah,
‫ الرَّ ِحيْـم‬adalah diantara nama Allah, ‫ العزيـز‬adalah diantara
nama Allah, nama-nama yang lain kembalinya kepada
Lafdzul Jalalah yang artinya adalah Al-Ma’bud Al-Ma’lub
yang disembah, ‫ الرَّ حْ َم ِن‬adalah salah satu di antara nama-
nama Allah yang berasal dari Ar-Rahmah yang artinya
adalah Yang Maha Penyayang ‫ الرَّ ِحيْـم‬juga demikian berasal
dari Ar-Rahmah yang artinya adalah Maha Penyayang dan
perbedaan antara ‫ الرَّ حْ َم ِن‬dengan ‫ الرَّ ِحيْـم‬disebutkan oleh para
ulama diantaranya :
Bahwasanya ‫ الرحمن‬ini adalah Allah Maha Penyayang, dan
kasih sayang disini mencakup seluruh makhluk baik yang
mukmin maupun yang kafir, baik yang taat kepada Allah
maupun yang berbuat maksiat kepada Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
semuanya mendapatkan rahmat dari Allah, orang kafir
meskipun dia adalah orang yang kafir mendapatkan rezeki
dari Allah ‫( ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬mendapatkan makanan,
mendapatkan minuman, diberikan kesempatan hidup) dan
ini adalah bagian dari rahmat Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Adapun ‫ الرَّ ِحيْـم‬maka rahmat-Nya disini adalah rahmat untuk
orang-orang yang beriman tidak diberikan kepada orang-
orang kafir dan diantara rahmat yang Allah berikan kepada
orang-orang yang beriman adalah iman itu sendiri, hidayah
kepada agama islam, dibuka hatinya untuk beriman dan
percaya kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada
Malaikat-Malaikat, kepada Kitab-Kitab, kepada Takdir.
Dan ini adalah bagian dari rahmat Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬yang
Allah khususkan untuk orang-orang yang beriman.
‫وكان بالمؤمنين رحيما‬
“Dan Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬adalah Dzat Yang sangat
Penyayang kepada orang-orang yang beriman”
Halaqah 3 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Penjelasan Kalimat
‫هللا‬ ‫أسأل‬
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 03 | Penjelasan Kalimat ‫أسأل هللا‬


PENJELASAN KALIMAT ‫أسأل هللا‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

 Halaqah yang ke-3 Penjelasan kitab Al-Qawa’idul


Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
at Tamimi rahimahullah
Beliau mengatakan
‫أسأل هللا الكريم رب العرش العظيم أن يتوالك في الدنيا واآلخرة‬
Beliau mengatakan,
“Aku berdoa kepada Allah (‫ )الكريم‬Yang Maha Pemurah, (‫رب‬
‫ )العرش العظيم‬Rabb yang memiliki yang Menguasai Arsy yang
besar, supaya Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬menjagamu di dunia dan
juga di akhirat “.
Setelah beliau mengucapkan Basmalah, beliau
mendoakan untuk kita, setiap yang membaca kitab beliau
dengan beberapa doa diantaranya adalah
‫أن يتوالك في الدنيا واآلخرة‬
“Supaya Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬menjagamu, menolongmu di
dunia maupun di akhirat”
Dan ini adalah adab yang sangat baik, seorang yang
mengajari orang lain mendoakan muridnya dengan doa-
doa yang baik. dan Rasulullah ‫ ﷺ‬didalam Al-Quran
diperintahkan oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬untuk mendoakan
orang lain, mendoakan para shahabat radhiyallahu
‘anhum, sebagaimana firman Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
..‫ك َس َكنٌ لهم‬
َ ‫صال َت‬
َ َّ‫عليه ْم إن‬
ِ ‫وص ِّل‬..
“Dan hendaklah engkau wahai Muhammad mendoakan
mereka karena sesungguhnya doa yang engkau panjatkan,
yang engkau tujukan, yang engkau berikan kepada mereka
ini adalah (sakanullahum) memberikan ketenangan kepada
mereka”
Doanya Rasulullah ‫ ﷺ‬doa yang berupa kebaikan untuk
para sahabat beliau menjadikan ketenangan di dalam hati
para shahabat radhiyallahu ‘anhum.
Oleh karena itu disini beliau rahimahullah mendoakan
kepada setiap yang mendengar dan mendoakan kepada
setiap yang membaca kitab beliau ini supaya Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬menolong, menjaga di dunia maupun di akhirat.
Ini adalah doa yang agung, Seseorang
– Di jaga di dunia baik agamanya maupun dunia-nya,
– Di jaga dari musibah,
– Di jaga dari kecelakaan demikian pula di dalam
agamanya
– Di jaga dari kesesatan dari kerancuan-kerancuan dari
keraguan-keraguan dan
– Di jaga dari akhirat semenjak seseorang meninggal
dunia,
– Di jaga dari adzab kubur,
– Di jaga dari kegagalan didalam menjawab pertanyaan
malaikat,
– Di jaga ketika di bangkitkan oleh Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ketika manusia dalam keadaan takut, menghadapi dan
melihat kejadian-kejadian besar pada hari kiamat,
– Di jaga oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬dari ketakutan tersebut,
dan seterusnya
– Di jaga ketika melewati Ash-Shirath,
– Di jaga dari neraka,
Maka ini adalah doa yang sangat Agung, beliau
mengatakan :
‫أن يتوالك في الدنيا واآلخرة‬
Halaqah 4 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Penjelasan
Doa Pengarang
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 04 | Penjelasan Doa Pengarang

PENJELASAN DOA PENGARANG


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
 Halaqah yang ke-4 penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
At Tamimi rahimahullaah
Beliau rahimahullah mengatakan :
‫وأن يجعلك مباركا أينما كنت‬
“Dan semoga Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬menjadikan engkau wahai
pembaca, wahai pendengar ‫ مباركا‬menjadi orang yang
berbarakah dimanapun engkau berada”
Dan ini juga doa yang sangat agung, beliau mendoakan
untuk kita supaya kita menjadi orang yang berbarakah,
artinya berbarakah (Banyak kebaikan) bisa memberikan
manfaat memiliki banyak kebaikan dan kebaikan tersebut
langgeng dan terus menerus bersama kita.
Dan orang yang berbarakah ini adalah orang yang banyak
kebaikannya, memberikan kebaikan tersebut kepada diri
sendiri maupun kepada orang lain.
Ketika dia memiliki ilmu dan dia adalah orang yang
berbarakah bermanfaat ilmu yang dimiliki baik untuk diri
sendiri maupun untuk orang lain.
Ketika Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬memberikan keluasan didalam
masalah rizki, bermanfaat rizki tersebut untuk dirinya dan
juga untuk orang lain yang ada di sekitarnya.
Apabila dia seorang pengusaha atau penjabat bermanfaat
kekuasaannya atau jabatannya untuk dirinya dan juga
untuk orang lain yang ada di sekitarnya, dia memiliki
kebaikan yang banyak dan kebaikan tersebut adalah
kebaikan yang langgeng, beliau mengatakan:
‫وأن يجعلك مباركا أينما كنت‬
“Dan semoga Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬menjadikan engkau
berbarakah dimana pun engkau berada”
Baik di dalam rumah, ketika keluar rumah, baik bersama
keluarga maupun bersama orang lain, baik bersama
bawahannya maupun dengan teman-temannya,
menjadikan seseorang menjadi orang yang berbarakah.,
tidak ada orang yang duduk dengannya atau dekat
dengannya kecuali dia mengambil faidah dari dirinya.
‫وأن يجعلك مباركا أينما كنت‬
Kemudian beliau mengatakan :
‫وأن يجعلك ممن إذا أعطى شكر‬
“Dan semoga Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬menjadikan engkau
termasuk orang yang apabila diberi maka dia bersyukur”
‫وإذا ابتلي صبر‬
”Dan apabila diberikan ujian menjadikan orang yang
bersabar”
‫وإذا أذنب استغفر‬
”Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar”
‫ عنوان السعادة‬:‫فإن هذه الثالث‬
”Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah termasuk
tanda-tanda kebahagiaan”
Ini adalah doa yang lain yang beliau panjatkan kepada
Allah untuk kita beliau berdoa supaya kita termasuk orang
yang apabila diberi bersyukur kepada Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
diberikan kenikmatan, diberikan karunia sekecil apapun
kenikmatan tersebut,
Beliau berdoa kepada Allah, supaya kita termasuk orang
yang bersyukur apabila diberikan oleh Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Dan beliau berdoa supaya apabila kita terkena musibah
maka kita termasuk orang yang bersabar.
Dan apabila kita berdosa atau melakukan maksiat kepada
Allah (melakukan dosa) maka kita termasuk orang-orang
yang beristighfar kepada Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬beliau
menyebutkan tiga perkara dan tidak terlepas keadaan kita
dari salah satu diantara tiga perkara ini.
Seorang manusia didalam kehidupannya terkadang
mendapatkan kenikmatan, maka kewajiban dia saat itu
adalah bersyukur kepada Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬seorang yang
tidak bersyukur maka cepat atau lambat Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
akan mengambil kenikmatan tersebut.
Tapi orang yang bersyukur kepada Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬maka
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬akan menambah kenikmatan di atas
kenikmatan.
‫لَِئنْ َش َكرْ ُت ْم َأَل ِزي َد َّن ُك ْم َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابي لَ َشدِي ٌد‬
“Apabila engkau bersyukur (mengakui bahwasanya
kenikmatan ini dari Allah, bersyukur dengan lisannya,
menggunakan kenikmatan ini di dalam perkara yang di
ridhai oleh Allah ‫ ) ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬maka Allah menjanjikan akan
menambah kenikmatan tersebut ditambah kenikmatan di
atas kenikmatan”
‫َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم‬
”Dan apabila engkau kufur kepada Allah mendapatkan
kenikmatan akan tetapi mengingkari bahwasanya itu dari
Allah ‫” ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Menganggap bahwasanya kenikmatan itu dari dirinya dari
ilmu yang dia miliki dari usaha yang dia kerjakan, lupa
bahwasanya Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬yg telah memberikan
kenikmatan tersebut dan memudahkan dia untuk
mendapatkan kenikmatan tersebut
‫َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم‬
“Apabila engkau kufur kepada Allah ‫” ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Maka ketahuilah bahwasanya Adzab Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
adalah adzab yang sangat pedih.
Ini adalah akibat dari orang yang kufur kepada Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬, seorang ketika diberikan kepada Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
kenikmatan maka kewajiban dia adalah bersyukur kepada
Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Dan Apabila mendapatkan musibah maka hendaklah ia
bersabar kepada Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬seseorang tidak lepas
dalam kehidupannya terkadang mendapatkan kenikmatan
dan terkadang dia mendapatkan musibah, maka kewajiban
dia ketika mendapatkan musibah adalah bersabar.
Beriman bahwasanya ini semua adalah takdir dari Allah
‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬sudah ditulis oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬bahkan
sudah sejak lama 50.000 tahun sebelum diciptakan langit
dan bumi.
Langit dan bumi telah diciptakan oleh Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
dalam waktu yang sudah cukup lama dan di tulisnya takdir
sebelum diciptakan langit dan bumi 50.000 tahun
Telah ditulis oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬kenikmatan yang akan
diterima oleh seseorang, Umurnya, Rezekinya, termasuk
diantaranya musibah,. dan tidak mungkin apa yang sudah
ditulis oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬luput dari seseorang.
Oleh karena itu seseorang ketika ditimpa musibah baik
didalam dirinya, hartanya, keluarganya ataupun yg lain
bahkan hendaklah dia ingat dan beriman bahwasanya ini
semua sudah ditulis oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬dan harus
terjadi
Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, beriman
kepada Takdir dan mengetahui bahwasanya ini adalah
termasuk takdir Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬ketika terjadi musibah,
maka Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬akan memberikan hidayah,
memberikan hidayah kepada hatinya, memberikan
ketenangan didalam menghadapi musibah tersebut
bagaimanapun besar musibah tersebut
‫ومن يؤمن باهلل يهد قلبه‬
“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah maka Allah
‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬akan memberikan hidayah atau memberikan
petunjuk kepada hatinya”

Halaqah 5 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Makna Istighfar


dan Ketaatan
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 05 | Makna Istighfar dan Ketaatan

MAKNA ISTIGHFAR DAN KETAATAN


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
 Halaqah yang ke-5 penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
At Tamimi rahimahullaah
Beliau mengatakan
َ ‫َوِإ َذا َأذ‬
‫نب اسْ َت ْغ َفر‬
“Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar ”
Beristighfar kepada Allah, memohon ampun kepada Allah
‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬atas dosa yang telah dilakukan.
Makna Istighfar mengandung dua perkara :
1. Memohon kepada Allah supaya ditutupi dosa tersebut
Karena ‫ اسْ َت ْغ َفر‬berasal dari kata ‫ َغ َف َر‬yang artinya menutupi
Ketika seseorang mengatakan ‫ َأسْ َت ْغفِ ُر هّٰللا‬berarti dia telah
memohon kepada Allah supaya Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬menutupi
dosanya, ditutupi kemaksiatan yang dia lakukan dari mata
manusia, sehingga tidak diketahui, sehingga tidak
terbongkar kemaksiatan tersebut.
Seorang yang mengatakan ‫ اسْ َت ْغ َف ُر هّٰللا‬maka dia telah
memohon kepada Allah supaya dosanya ditutupi oleh Allah
‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
2. Makna ‫ اسْ َت ْغ َفر‬adalah memohon supaya dosanya dihapus
sehingga dosa yang sudah ditulis oleh Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
meminta supaya catatan tersebut dihapus dari catatan
amalnya. Sehingga kelak dihari kiamat tidak akan diadzab
oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬dengan sebab dosanya
‫الث ُع ْن َوانُ ال َّس َعادَة‬ َّ ‫َفِإنَّ َهُؤ ال ِء‬
َ ‫الث‬
“Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah alamat atau
ciri-ciri dari kebahagiaan”
Orang yang bahagia adalah orang yang apabila diberi
bersyukur dan apabila mendapatkan musibah dia bersabar
dan apabila dia berdosa dia beristighfar kepada Allah ‫ُسب َْحا َن ُه‬
‫َو َت َعالَى‬
Kemudian beliau mengatakan :
َ ‫اِعْ لَ ْم َأرْ َش َد‬
َ ‫ك هللاُ لِ َط‬
‫اع ِت ِه‬
“Ketahuilah semoga Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬memberikan
petunjuk kepadamu kepada ketaatan“
Beliau (semoga Allah merahmati beliau) kembali
mendoakan kepada kita, supaya Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
memberikan petunjuk kepada kita kepada ketaatan, yaitu
mengilmui kebenaran dan mengamalkan kebenaran
tersebut.
Halaqah 6 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Makna Al Hanifiah
dan Tujuan Diciptakannya Manusia
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 06 | Makna Al Hanifiah dan Tujuan


Diciptakannya Manusia
MAKNA AL HANIFIAH
DAN TUJUAN DICIPTAKANNYA MANUSIA
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

 Halaqah yang ke-6 penjelasan kitab Al-Qawa’idul


Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
At Tamimi rahimahullaah
Kemudian beliau mengatakan
َ ‫صا َل ُه ال ِّد‬
‫ين‬ ً ِ‫ َأنْ َتعْ ُب َد هللاَ َوحْ َدهُ م ُْخل‬:‫َأنَّ ْال َحنِيفِ َّي َة ِملَّ ُة ِإب َْراهِي َم‬
Ketahuilah kata beliau “wahai pembaca, wahai pendengar,
bahwasanya Al Hanifiyyah agamanya Nabi Ibrahim, adalah
engkau menyembah Allah semata, mengikhlashkan
untuknya agama ini
Beliau ingin memberikan pengertian kepada kita tentang
makna Al Hanifiyyah yaitu Agamanya Nabi Ibrahim,
Kenapa demikian, karena didalam Al-Quran Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬menyebutkan tentang Millahnya Nabi Ibrahim dan
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬telah mewajibkan semua manusia baik
orang yahudi, orang nasrani, kaum muslimin untuk
mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim ‘alayhissallam mengikuti
agamanya Nabi Ibrahim, karena Millah maknanya adalah
agama.
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman
َ ‫ان م َِن ْال ُم ْش ِرك‬
‫ِين‬ َ ‫ك َأ ِن ا َّت ِبعْ ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا ۖ َو َما َك‬
َ ‫ُث َّم َأ ْو َح ْي َنا ِإلَ ْي‬
“Kemudian kami wahyukan kepadamuwahai Muhammad
‫َأ ِن ا َّت ِبعْ ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا‬
supaya engkau mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim yang
hanif “.
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬telah mewahyukan kepada Rasulullah ‫ﷺ‬
dan diantara wahyunya adalah supaya beliau mengikuti
Millahnya Nabi Ibrahim.
Orang-orang yahudi dan nashrani mengatakan
‫ارى َت ْه َتدُوا قُ ْل َب ْل ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا‬ َ ‫ص‬ َ ‫َو َقا ُل ُكو ُنوا هُو ًدا َأ ْو َن‬
“Orang-orang yahudi mendakwahi orang lain supaya ikut
masuk didalam agamanya”
‫ارى َت ْه َتدُوا‬ َ ‫ص‬ َ ‫ُكو ُنوا هُو ًدا َأ ْو َن‬
“Hendaklah kalian menjadi orang yahudi atau menjadi
orang nasrani niscaya kalian mendapatkan petunjuk”
Kemudian Allah mengatakan:
‫قُ ْل َب ْل ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا‬
”Katakanlah wahai Muhammad justru atau bahkan kami
mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim yang hanif”.
Menunjukkan kepada kita bahwasanya kita diperintahkan
untuk mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim, yang dinamakan
dengan Al-Hanifiyyah.
Al-Hanifiyah berasal dari Al-hanif yang artinya adalah
Mustaqim yang artinya adalah Lurus.
Artinya Agama Al Hanifiyyah adalah agama yang lurus
hanya kepada Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berpaling dari selain Allah
‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Beliau mengatakan
َ ‫َأنْ َتعْ ُب َد هللاَ َوحْ َدهُ م ُْخلِصًا لَ ُه ال ِّد‬
‫ين‬
Yang dimaksud dengan Millahnya Ibrahim yang kita
diperintahkan untuk Millah ini adalah :
Engkau beribadah kepada Allah (ُ‫)وحْ َده‬ َ hanya untuk Allah
‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬dan ‫ين‬ َ ِّ
‫د‬ ‫ال‬ ‫ه‬ُ َ
‫ل‬ ‫ا‬ ً
‫ص‬ ‫ل‬
ِ ْ
‫ُخ‬ ‫م‬ mengikhlashkan agama ini
hanya untuk Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Tidak ada yang lain, jadi kita diperintahkan untuk mengikuti
Millahnya Nabi Ibrahim artinya menjadi orang yang hanya
mengikhlashkan ibadah kepada Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬tidak
menyerahkan setitik pun, sedikit pun dari ibadah-ibadah
yang diridhai Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬kepada selain Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬Siapapun dia baik itu orang yang agung, orang yang
rendah, seorang Nabi, seorang Malaikat, seorang wali,
selain Allah adalah makhluk dan ibadah adalah hak
istimewa hanya untuk Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Kemudian beliau mengatakan:
‫ َو َخلَ َقهُم لَ َها‬،‫اس‬ ِ ‫ِيع ال َّن‬ َ ‫ك َأ َم َر هللاُ َجم‬ َ ِ‫َو ِب َذل‬
Dan dengan hal ini pula Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬memerintahkan
manusia, dengan ibadah ini (yaitu dengan meng-Esa kan)
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬didalam ibadah ini, Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
memerintahkan manusia
Sebagaimana firman Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
َ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ اعْ ُبدُوا َر َّب ُكم ُ الَّذِي َخلَ َق ُك ْم َوالَّذ‬
َ ُ‫ِين مِنْ َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتق‬
‫ون‬
”Wahai manusia sembahlah Rabb kalian yang telah
menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian,
supaya kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”
Ini adalah perintah pertama didalam Al-Quran yang
disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, Perintah pertama
didalam Al-Quran yang Allah sebutkan adalah perintah
untuk bertauhid, menyembah Allah semata, menyerahkan
ibadah hanya kepada Allah Semata.
‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ اعْ ُبدُوا َر َّب ُكم‬
“Wahai manusia hendaklah kalian menyembah kepada
Rabb kalian”
Siapa Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan
menciptakan orang-orang sebelum kalian, Dialah Rabb
yang berhak untuk disembah.
Kemudian beliau mengatakan :
‫َو َخلَ َقهُم لَ َها‬
Dan Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬telah menciptakan mereka untuk
ibadah ini
manusia dan juga Jin diciptakan oleh Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
dengan maksud bukan diciptakan begitu saja tanpa ada
maksud, tanpa ada hikmah dan Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬telah
menyebutkan didalam Al-Quran tentang hikmah-Nya.
‫ُون‬ َ ‫ت ْال ِجنَّ َواِإْل‬
ِ ‫نس إالَّ لِ َيعْ ُبد‬ ُ ‫ َو َما َخلَ ْق‬:‫َك َما َقا َل َت َعالَى‬
“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan juga Manusia kecuali
untuk beribadah kepadaKu“ (Adz-dzariyat : 56)
Ini adalah hikmah diciptakannya jin dan juga manusia,
tidak lain dan tidak bukan kecuali untuk beribadah kepada
Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Halaqah 7 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Tidak Dinamakan
Ibadah Kecuali Dengan Tauhid
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 07 | Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali


Dengan Tauhid
TIDAK DINAMAKAN IBADAH
KECUALI DENGAN TAUHID
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

 Halaqah yang ke-7 penjelasan kitab Al-Qawa’idul


Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
At Tamimi rahimahullah
Kemudian beliau mengatakan
‫ك ِل ِع َبا َد ِتهِ؛ َفاعْ لَ ْم َأنَّ ْال ِع َبا َد َة ال ُت َسمَّى عِ َبا َد ًة ِإال َم َع ال َّت ْوحِي ِد‬ َ َّ‫َفِإ َذا َع َر ْفتَ َأن‬
َ ‫هللا َخلَ َق‬
Beliau mengatakan,
“Apabila engkau wahai pembaca, wahai pendengar
mengetahui bahwasanya Allah menciptakan dirimu untuk
beribadah kepada-Nya, (‫ ) َفاعْ لَ ْم‬maka ketahuilah
bahwasanya ibadah tidak dinamakan ibadah kecuali
dengan Tauhid”
Seseorang tidak dinamakan beribadah kepada Allah,
kecuali apabila dia men-Tauhid-kan Allah meng-Esa-kan
Allah didalam ibadah tersebut.
Apabila seseorang mengaku beribadah kepada Allah tetapi
dia tidak meng-Esa-kan Allah dalam ibadah tersebut,
artinya selain dia beribadah kepada Allah juga
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah ‘azza
wa Jalla maka ini TIDAK DINAMAKAN dengan ibadah.
Oleh karena itu beliau mengatakan :
Ibadah dinamakan ibadah apabila kita ber Tauhid, hanya
meng-Esa-kan Allah didalam beribadah
Kemudian beliau mengatakan :
‫ار ِة‬ َ ‫الط َه‬َّ ‫صاَل ًة ِإال َم َع‬ َ ‫َك َما َأنَّ الصَّال َة ال ُت َسمَّى‬
“Sebagaimana shalat, tidak dinamakan shalat kecuali
apabila ada thaharah (ada bersuci)”
Apabila seseorang, misalnya melakukan shalat, ruku’ sujud
berdiri tetapi dia tidak melakukan thaharah, apakah ini
dinamakan shalat? Secara dzhahir orang menyangkal
bahwasanya dia shalat, tetapi karena tidak melakukan
thaharah (tidak bersuci) melakukan shalat tersebut dalam
keadaan tidak suci maka ini tidak dinamakan dengan
shalat
‫ضَأ‬ َّ ‫َث َح َّتى َي َت َو‬ َ ‫صال َة َأ َح ِد ُك ْم َإذا َأحْ د‬
َ ُ ‫ال َي ْق َب ُل هَّللا‬
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬tidak menerima shalat salah seorang dari
kalian apabila dia berhadats sampai dia berwudhu
Berthaharah adalah termasuk syarat sah nya shalat, orang
yang shalat tanpa berthaharah maka tidak dinamakan
melakukan shalat.
Ini adalah perumpamaan yang beliau bawakan untuk kita
supaya kita mudah untuk memahami ucapan beliau.
Demikian pula ibadah, apabila seseorang tidak bertauhid
didalam ibadah tersebut maka ini tidak dinamakan ibadah
kepada Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬sebagaimana shalat apabila tidak
berthaharah (tidak bersuci) maka tidak dinamakan dengan
shalat.
Kemudian beliau mengatakan :
‫َت‬ ْ ‫ك فِي ْال ِع َبا َد ِة َف َسد‬ ُ ْ‫َفِإ َذا د ََخ َل ال ِّشر‬
“Maka apabila kesyirikan masuk didalam sebuah ibadah,
ibadah tersebut akan menjadi rusak”
َّ ‫ث ِإ َذا د ََخ َل فِي‬
‫الط َها َ ِر ِة‬ ِ ‫َك ْال َح َد‬
“Sebagaimana hadats kecil maupun besar apabila masuk
didalam thaharah maka akan merusak thaharah tersebut’
Orang yang dalam keadaan suci apabila ada hadats baik
yang kecil maupun yang besar maka kesucian dia menjadi
rusak. Syirik apabila masuk didalam ibadah seseorang
ibadah tersebut akan menjadi rusak, akan menjadi gugur,
sebagaimana firman Allah Ta’ala :
َ َ‫ِين َعلَ ٰى َأ ْنفُسِ ِه ْم ِب ْال ُك ْف ِر ۚ ُأو ٰل‬
ْ ‫ِئك َح ِب َط‬
‫ت‬ َ ‫ِين َأنْ َيعْ ُمرُوا َم َسا ِج َـد هَّللا ِ َشا ِهد‬
َ ‫ان ل ِْل ُم ْش ِرك‬
َ ‫َما َك‬
‫َأ‬
َ ‫ار ُه ْم َخالِد‬
‫ُون‬ ِ ‫عْ َمالُ ُه ْم َوفِي ال َّن‬
”Tidaklah orang-orang musyirikin mereka memakmurkan
masjid-masjid Allah dalam keadaan mereka bersaksi
bahwasanya mereka adalah orang-orang yang kafir
merekalah orang-orang yang gugur dan terhapus Amalan-
amalan mereka dan mereka akan kekal didalam neraka”
Orang-orang musyirikin Quraisy yang ada di zaman Nabi
‫ﷺ‬, mereka mengaku bahwasanya mereka :
1. Memakmurkan masjidil Haram,
2. Memakmurkan Ka’bah,
3. Menghormati orang-orang yang datang kesana,
4. Memberikan minum kepada Jamaah Haji yang datang
kesana.
Ini adalah pengakuan orang-orang musyirikin. Allah
mengatakan tidaklah orang-orang musyirikin mereka yang
memakmurkan masjid-masjid Allah sedangkan mereka
bersaksi atas diri mereka sendiri bahwasanya mereka
adalah orang-orang yang kufur.
Dan Allah mengabarkan bahwasanya amalan-amalan yang
mereka lakukan adalah amalan-amalan yang batal yang
terhapus
َ ‫ار ُه ْم َخالِد‬
‫ُون‬ ِ ‫ت عْ َمالُ ُه ْم َوفِي ال َّن‬ َ ‫ُأو ٰلَِئ‬
‫ك َح ِب َط ْ َأ‬
”Mereka adalah orang-orang yang batal amalan-amalan
dan mereka kekal didalam neraka”
Kenapa batal?
Padahal mereka melakukan amalan yang besar,
memberikan penghormatan kepada orang-orang yang
datang untuk beribadah kesana, karena ibadah haji ini
sudah ada semenjak zaman dahulu, bahkan sebelum
datangnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah ‫ﷺ‬
Ibadah Haji ini termasuk dalam peninggalan dari Nabi
Ibrahim ‘alayhissalam yang merupakan nenek moyang dari
orang-orang Quraisy itu sendiri, meskipun sudah dirubah
caranya oleh orang-orang Quraisy
Jadi mereka mengaku memakmurkan masjid-masjid Allah
akan tetapi mereka adalah orang-orang yang kufur
sehingga Allah batalkan amalan-amalan mereka,
menunjukkan bahwasanya kesyirikan, kekufuran ini bisa
membatalkan amalan sebagaimana hadats ini bisa
membatalkan thaharah seseorang
Halaqah 8 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Syirik Bercampur
Ibadah Akan Merusak Ibadah
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 08 | Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak


Ibadah
SYIRIK BERCAMPUR IBADAH
AKAN MERUSAK IBADAH
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

 Halaqah yang ke-8 penjelasan kitab Al-Qawa’idul


Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
At Tamimi rahimahullah
Beliau mengatakan
‫ وصار صاحبه من‬،‫ وأحبط العمل‬،‫فإذا عرفت أن الشرك إذا خالط العبادة أفسدها‬
‫الخالدين في النار عرفت أن أهم ما عليك معرفة ذلك‬
“Kalau engkau sudah tahu bahwasanya syirik apabila
bercampur dengan ibadah, maka akan merusak ibadah
tersebut dan akan membatalkan amalan dan menjadikan
pemiliknya termasuk orang-orang yang kekal didalam
neraka”
Beliau mengatakan
“Maka engkau tahu sekarang bahwasanya perkara yang
paling wajib engkau lakukan adalah mengetahui apa itu
syirik”
Kalau kita sudah tahu tentang bahaya syirik dan demikian
bahayanya, sampai membatalkan amalan orang yang
melakukan amalan sebesar apapun apabila dia melakukan
kesyirikan (asy-syirkul akbar) yang besar, maka ini bisa
membatalkan amalan dia dari awal sampai akhir
Seandainya seseorang beribadah semenjak dia Baligh
(shalat nya, puasanya, bershadaqah, ber-silaturrahim)
kemudian ketika dia berumur 50 tahun melakukan sebuah
syirik besar maka amalan yang sudah dia kumpulkan
sedikit demi sedikit, meskipun sebesar gunung, seluas
lautan maka akan dihapuskan oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬,
menjadi debu yang berterbangan, tidak dianggap oleh
Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Sebagaimana firman Allah
َ‫ك‬ َ ُ‫لَِئنْ َأ ْش َر ْكتَ لَ َيحْ َب َطنَّ َع َمل‬
“Seandainya engkau berbuat syirik niscaya akan batal
seluruh amalan”
َ ‫َولَ َت ُكو َننَّ م َِن ْال َخاسِ ِر‬
‫ين‬
”Dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi ”
Bagaimana selama puluhan tahun dengan capai yang
sangat, dengan lelah yang sangat, kemudian dibatalkan
amalan tersebut dengan sebuah syirik besar
Dan ini adalah sebuah bahaya, bahaya yang besar bagi
seorang muslim didalam Agamanya
Kemudian beliau mengatakan
‫وصار صاحبه من الخالدين في النار‬
“Dan orang yang berbuat syirik bahayanya adalah apabila
dia meninggal dunia maka dia termasuk orang yang kekal
didalam neraka”
Sekejap didalam neraka adalah musibah, bagaimana
seseorang kekal didalam neraka dan tidak keluar dari
neraka tersebut.
Syirik ini adalah perkara yang sangat bahaya, oleh karena
itu beliau mengatakan
“Sekarang engkau tahu bahwasanya perkara yang paling
penting yang hendaklah engkau pelajari adalah tentang
mengetahui apa itu kesyirikan”
‫ وهي الشرك باهلل‬،‫لعل هللا أن يخلصك من هذه الشبكة‬
”Semoga Allah ‫( ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬kata beliau) melepaskan dirimu
dari jaringan ini yaitu kesyirikan kepada Allah”
‫ ذكرها هللا تعالى في كتابه‬،‫وذلك بمعرفة أربع قواعد‬
”Dan untuk mengetahui apa itu kesyirikan maka caranya
adalah dengan mengetahui empat qa’idah yang disebutkan
oleh Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬didalam Al-Quran”
Kemudian setelah itu beliau menyebutkan empat Qa’idah
yang insya Allah akan kita pelajari satu persatu.
Halaqah 9 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Qa’idah Pertama
Bagian 1
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 09 | Qa’idah Pertama Bagian 1


QA’IDAH PERTAMA
BAGIAN 1
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

 Halaqah yang ke-9 penjelasan kitab Al-Qawa’idul


Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
At Tamimi rahimahullah
Beliau rahimahullah mengatakan
،‫ أن هللا هو الخالق‬:‫ أن تعلم أن الكفار الذين قاتلهم رسول هللا مقرون‬:‫القاعدة األولى‬
‫ المدبر لجميع األمور‬،‫ المحيي المميت‬،‫الرازق‬
Beliau mengatakan
”Qa’idah yang pertama adalah engkau mengetahui
bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh
Rasulullah ‫ ﷺ‬mereka menyatakan, mereka meyakini,
mengakui bahwasanya Allah Dialah ‫ الخالق‬Yang Maha
Pencipta, (‫ )الرازق‬Yang Maha Memberikan Rezeki, ( ‫المحيي‬
‫ )المميت‬Yang Menghidupkan dan Mematikan ( ‫المدبر لجميع‬
‫ )األمور‬Dialah Yang mengatur seluruh perkara”
Ini adalah Qa’idah yang pertama yang beliau sampaikan
kepada kita semua
Apa itu?
Hendaknya kita mengetahui sebagai seorang muslim
bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh
Rasulullah ‫ ﷺ‬siapa mereka? Yaitu orang-orang musyrikin
di zaman beliau diantaranya orang-orang Quraisy (kaum
beliau sendiri), engkau mengetahui bahwasanya mereka
yang diperangi oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬bersama para shahabat
Perlu diketahui bahwasanya mereka yaitu orang-orang
musyrikin tersebut (‫ )مقرون‬mereka Menyatakan, mereka
mengakui, mereka meyakini bahwasanya Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Dialah Yang Menciptakan, ini diyakini oleh orang-orang
Quraisy, orang-orang musyrikin, (‫ )الرازق‬dan bahwasanya
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬Dialah yang memberikan rezeki,
kemudian beliau mengatakan (‫ )المحيي المميت‬mereka
meyakini bahwasanya Menghidupkan dan Mematikan
adalah Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
(‫ )المدبر لجميع األمور‬yang mengatur seluruh perkara ini, Orang-
orang Quraisy juga meyakini dan mengakui bahwasanya
yang mengatur alam semesta ini tidak ada selain Allah
‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Kemudian beliau mengatakan
‫ولم يدخلهم ذلك في اإلسالم‬
“Akan tetapi keyakinan dan aqidah orang-orang kaum
musyrikin Quraisy yang mereka meyakini bahwasanya
Allah yang mencipta, memberikan rezeki, mengatur alam
semesta, menghidupkan dan mematikan, ternyata ini kata
beliau tidak memasukkan kedalam Agama Islam,
keyakinan tersebut tidak memasukkan kedalam Islam”
Seandainya keyakinan ini memasukkan mereka ke dalam
agama islam tentunya tidak akan diperangi oleh Rasulullah
‫ ﷺ‬seandainya keyakinan bahwasanya Allah itu Pencipta,
Memberikan rezeki, Mengatur alam semesta,
Menghidupkan dan Mematikan ini memasukkan mereka ke
dalam agama Islam, menjadikan mereka islam seperti
diinginkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬tentunya tidak akan
diperangi oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat
Namun ternyata Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para shahabat tetap
memerangi mereka, bahwasanya keyakinan ini tidak
memasukkan mereka ke dalam agama islam, dan ini
pengetahuan yang tidak banyak diketahui banyak saudara-
saudara kita
Mereka mendengar dari gurunya, orangtuanya,
bahwasanya orang-orang Quraisy mereka adalah orang
yang menyembah berhala, menyembah ini dan itu seakan
akan mereka tidak mengenal siapa Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Oleh karena itu disini beliau ingin memberikan nasihat
memberikan pengetahuan kepada kita yang mungkin tidak
kita ketahui.
Ketahuilah bahwasanya orang-orang musyrikin ternyata
mereka juga mengetahui bahwa Allah yang mencipta,
seperti kita
Dan bahwasanya Allah yang memberikan rezeki dan
bahwasanya Allah yang mengatur alam semesta, namun
yang demikian tidak memasukkan mereka ke dalam
agama Islam,
Berarti disana harus ada sesuatu yang memasukkan
mereka ke dalam agama islam, ternyata keyakinan ini tidak
cukup untuk memasukkan mereka ke dalam agama islam.
Lalu apa yang diinginkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dari mereka.
nanti Insya Allah kita akan sebutkan

Halaqah 10 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Qa’idah Pertama


Bagian 2
26/06/2020Materi HSI

 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA

 Silsilah Qawaidul Arba

 Halaqah 10 | Qa’idah Pertama Bagian 2


QA’IDAH PERTAMA
BAGIAN 2
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

 Halaqah yang ke-10 penjelasan kitab Al-Qawa’idul


Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
At Tamimi rahimahullah
Beliau mengatakan dan dalilnya adalah firman Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫َت َعالَى‬
‫قل من يرزقكم من السماء واألرض‬
”Katakanlah wahai Muhammad sebagai seorang Rasul
katakan kepada mereka tanyakan kepada mereka
(kaummu),
‫من يرزقكم من السماء واألرض‬
Wahai kaumku, wahai orang-orang Quraisy siapakah yang
menciptakan,
“Siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari
langit maupun dari bumi”
Siapa yang memberikan rezeki kepada kalian menurunkan
hujan, memberikan rezeki kepada kalian dengan
perdagangan, (‫)واألرض‬ dan juga memberikan rezeki kalian
dari bumi, berupa tanam-tanaman, siapakah yang
memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari
bumi
‫أمن يملك السمع واألبصار‬
“Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan juga
penglihatan”
siapakah yang telah memberikan pendengaran dan
penglihatan sehingga kalian bisa mendengar, sehingga
kalian bisa melihat,
‫ومن يخرج الحي من الميت‬
“Dan siapakah yang bisa mengeluarkan dari yang hidup
dari yang mati”
‫ويخرج الميت من الحي‬
“Dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup”
tanyakan kepada kaummu siapakah yang menghidupkan
mereka dan siapakah yang mematikan mereka,
‫ومن يدبر األمر‬
“Dan tanyakan kepada mereka siapakah yang mengatur
alam semesta”
yang menggerakkan matahari membuat siang, membuat
malam,
‫فسيقولون هللا‬
“Niscaya mereka akan mengatakan Allah”
Ini adalah jawaban dari orang-orang Quraisy, seandainya
kaummu wahai Muhammad ditanya tentang beberapa
pertanyaan ini niscaya mereka akan menjawab dengan
satu jawaban dan tidak ada diantara mereka yang
menjawab dengan jawaban lain, semuanya akan
mengatakan “Allah”
Allah yang telah memberikan rezeki kepada kami, Allah
yang telah menciptakan kami, Allah yang telah
menghidupkan kami dan menghidupkan orang yang sudah
mati dan telah mengatur alam semesta ini
Ini adalah jawaban orang-orang Quraisy
Mereka tidak mengatakan yang menciptakan kami adalah
Latta (salah satu sesembahan mereka)
Atau mengatakan yang telah menciptakan kami adalah
‘Uzza (salah satu sesembahan mereka)
Atau mengatakan yang telah memberikan rezeki kepada
kami adalah Huubal. Mereka memiliki sesembahan-
sesembahan yang banyak tetapi tidak ada diantara mereka
yang meyakini bahwasanya yang menciptakan mereka
adalah sesembahan-sesembahan tersebut
Menunjukkan kepada kita kebenaran apa yang dikatakan
oleh pengarang disini,
Beliau mengatakan
“engkau mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang
diperangi oleh Rasulullah ‫ﷺ‬ mereka meyakini
bahwasanya Allah yang mencipta, yang memberikan
rezeki dan juga mengatur alam semesta”
Apa yang beliau ucapkan memiliki dasar, memiliki dalil
didalam Al-Quran dan juga hadits-hadits Rasulullah ‫ﷺ‬
‫فقل أفال تتقون‬
“Maka katakanlah wahai Muhammad apakah kalian tidak
bertaqwa? ”
Wahai kaumku Seandainya kalian mengakui ini semua
Allah yang menciptakan, memberi rezeki, mengatur alam
semesta,
‫أفال تتقون‬
”Kenapa kalian tidak takut kepada Allah ‫” ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Kenapa kalian masih berbuat syirik kepada Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو‬
‫ َت َعالَى‬ Menunjukkan bahwasanya keyakinan mereka ini tidak
menjaga dari adzab Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬ karena disini Allah
mengatakan
‫فقل أفال تتقون‬
Kenapa kalian tidak menjaga diri kalian dari azab Allah.
Menunjukkan bahwasanya keyakinan mereka
(bahwasanya Allah yang mencipta, memberikan rezeki,
mengatur alam semesta) ini tidak bisa menjaga adzab
Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Ini adalah qa’idah yang pertama yang beliau sampaikan
dan ini adalah qa’idah yang sangat bermanfaat.
Dengan qa’idah ini kita bisa memahami banyak perkara,
banyak yang bisa kita pahami dari qa’idah ini.
Karena sebagian kita meyakini bahwasanya orang-orang
musyrikin yang ada di zaman nabi ‫ﷺ‬ itu mereka tidak
mengenal Allah sama sekali,
Seakan-akan mereka meyakini yang mencipta adalah
berhala mereka, patung yang mereka sembah, pohon yang
mereka sembah, Jin yang mereka sembah, TIDAK!!
Ternyata didalam masalah ini masalah penciptaan,
masalah pengaturan alam semesta, masalah rezeki
keyakinan mereka sama dengan keyakinan kita yaitu
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬ yang melakukan ini semua. Jadi ini kata
beliau
‫لم يدخلهم ذلك في اإلسالم‬
“Tidak memasukkan mereka kedalam agama Islam”
Oleh karena itu ketika kita melihat di zaman kita apabila
kita melihat orang musyrik ternyata mereka juga mengenal
Allah, maka ini bukan sesuatu yang menakjubkan dan
bukan sesuatu yang mengherankan.
kalau ada seorang musyrik ternyata dia juga mengenal
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬ meyakini bahwasanya Allah yang telah
menciptakan mereka
Dan ini bisa kita buktikan ketika kita melihat orang-orang
disekitar kita yang mereka mungkin adalah orang yang
tidak menisbatkan dirinya kepada agama islam
Tetapi ternyata dia ketika ditanya siapakah yang telah
menciptakan dia, dia menjawab yang menciptakan adalah
Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬ atau terkadang memberikan isyarat “yang
menciptakan saya adalah yang diatas” atau dengan
kalimat-kalimat yang lain yang intinya dia mengakui
bahwasanya yang menciptakan adalah Allah,
Padahal dalam kehidupan sehari-hari dia banyak
mengagungkan selain Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬ bermuamalah
dengan Jin, menyembah kepada Jin, meyakini selain
Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
Tetapi ketika ditanya tentang siapa yang mengatur alam
semesta, siapa yang memberikan rezeki ternyata mereka
juga mengakui bahwasanya itu ada Allah ‫ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬
dan ini tidak memasukkan mereka ke dalam agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai