Halaqah 02 ~ Penjelasan Kalimat هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم ِ ِبسْ ِـم Halaqah 03 ~ Penjelasan Kalimat أسأل هللا Halaqah 04 ~ Penjelasan Doa Pengarang Halaqah 05 ~ Makna Istighfar dan Ketaatan Halaqah 06 ~ Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia Halaqah 07 ~ Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan Tauhid Halaqah 08 ~ Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak Ibadah Halaqah 09 ~ Qa’idah Pertama Bagian 1 Halaqah 10 ~ Qa’idah Pertama Bagian 2 Halaqah 11 ~ Qa’idah Pertama Bagian 3 Halaqah 12 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 1 Halaqah 13 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 2 Halaqah 14 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 3 Halaqah 15 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 4 Halaqah 16 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 5 Halaqah 17 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 6 Halaqah 18 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 7 Halaqah 19 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 8 Halaqah 20 ~ Qa’idah Yang Kedua Bagian 9 Halaqah 21 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 1 Halaqah 22 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 2 Halaqah 23 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 3 Halaqah 24 ~ Qa’idah Yang Ketiga Bagian 4 Halaqah 25 ~ Qa’idah Yang Keempat Halaqah 1 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Pengantar dan Penjelasan
PENGANTAR DAN PENJELASAN
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang pertama Penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at Tamimi rahimahullah السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته, هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم ِ ِبسْ ِـم
Kita akan bersama-sama mempelajari tentang sebuah
kitab yang ringkas akan tetapi telah memberikan manfaat yang banyak kepada kaum muslimin yang dikarang oleh seorang Ulama yang lahir pada tahun 1115 H yaitu kurang lebih 300 tahun yang lalu dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 H.
Beliau adalah Al Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab at Tamimi dan Kitab yang akan kita pelajari adalah Al-Qawa’idul Arba’ yang artinya adalah qa’idah-qa’idah yang empat atau empat qa’idah.
Kitab ini adalah kitab yang ringkas, telah banyak diantara
Ulama dan para penuntut Ilmu yang telah mengambil pelajaran dan mengambil manfaat dari kitab yang mulia ini. Syaikh Muhammad at Tamimi seorang ulama jazirah Arab dan beliau lahir pada tahun 1115 H dan mulai menuntut Ilmu semenjak beliau kecil, dan beliau mengambil ilmu dari bapak beliau sendiri demikian pula dari ulama-ulama besar di zamannya, diantaranya adalah Syaikh Muhammad Hayyah as Sindi dan juga yang lain dan telah melakukan banyak perjalanan dalam rangka menuntut ilmu Agama pergi ke daerah-daerah yang ada di Hijaj ini ke kota Madinah ke kota Mekkah dan mengambil ilmu dari banyak ulama, demikian pula pergi ke Bashrah dan hampir-hampir beliau pergi ke Syam akan tetapi karena suatu halangan beliau tidak bisa kesana.
Di zaman beliau banyak kerusakan-kerusakan didalam
Agama, daerah beliau sendiri dan juga daerah-daerah tetangga tersebar yang dinamakan dengan kesyirikan, penyembahan terhadap selain Allah ‘Azza wa jalla diantaranya : 1. Ada diantara mereka yang mengagung-agungkan kuburan para Shahabat radhiyallahu ‘anhum. 2. Ada diantara mereka yang mengagung-agungkan pohon yang besar, meminta kepadanya, meminta manfaat dari pohon tersebut.
Oleh karena itu beliau rahimahullah selama hidupnya
menghabiskan waktunya untuk berdakwah dan mengajak orang-orang yang ada disekitar beliau, baik orang yang awam, anak kecil orang yang sudah besar bahkan para petinggi kerajaan tidak lepas dari dakwah beliau.
Dan diantara usaha beliau adalah mengarang beberapa
karangan (beberapa kitab) diantaranya adalah kitab yang akan kita pelajari, dan beliau rahimahullah memiliki banyak karangan yang sangat bermanfaat diantaranya adalah Kitabut Tauhid, Kasyfu Syubhat, Al Ushul Tsalasah, Fadhlul Islam, Ushulul Iman dan juga Kitab-kitab yang lain dan kaum muslimin telah banyak mengambil manfaat dari beliau.
Dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 H, semoga
Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenerima amal Ibadah beliau, ketaatan beliau, dan memberikan manfaat kepada kaum muslimin dari apa yang sudah beliau sampaikan.
Kitab ini yaitu Al-Qawa’idul Arba’ berisi tentang 4 Qa’idah,
supaya seseorang bisa memahami ” Apa itu Tauhid?”. Mungkin ada diantara kita atau banyak diantara kita sudah mendengar dan pernah mendengar apa itu Tauhid dan apa itu Asy-Syirk, didalam kitab ini beliau berusaha untuk memberikan pemahaman kepada kita tentang Tauhid dan juga Syirik dengan kalimat-kalimat yang ringkas dan beliau meringkasnya menjadi empat qa’idah.
ِ سْ ِـم السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-2 Penjelasan kitab Al-Qawa’idul Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at Tamimi rahimahullah Beliau mengatakan :
هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم
ِ ِبسْ ِـم
Mengawali kitab beliau dengan Basmallah, mengikuti apa
yang Allah lakukan didalam Al-Quran, karena Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmemulai Kitab-Nya yaitu Al-Quranul Karim dengan basmalah, demikian pula Rasulullah ﷺketika beliau mengirim risalah ke sebagian para penguasa yang ada di zaman beliau, beliau memulai risalahnya, memulai suratnya yang isinya adalah dakwah kepada Islam kepada Tauhid dengan basmallah, diantaranya ketika Beliau ﷺ mengirim surat kepada Hiraql, beliau memulai memulai surat nya dengan Basmalah. هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم ِ ِبسْ ِـمdisini Syaikh Muhammad At-Tamimi memulai risalah beliau memulai kitab beliau dengan Basmalah.
Basmallah (bi) disini adalah ( )بisti’anah yaitu ( )بyang
fungsinya adalah memohon pertolongan, orang yang mengatakan هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحيْـم ِ ِبسْ ِـمMaka maknanya, aku memohon pertolongan kepada Allah Ar-Rahman Ar-Rahim, orang yang mengucapkan basmalah maka pada hakikatnya dia telah memohon pertolongan kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى
Ism artinya adalah Nama, ( )بسم هللاartinya adalah Nama
Allah, dan sebuah kalimat yang mufrad apabila jika disandarkan maka ini maknanya adalah umum sehingga ِ ِبسْ ِـمadalah Seluruh Nama Allah, bukan hanya makna هللا satu Nama akan tetapi mencakup seluruh Nama Allah, ِبسْ ِـم هللا ِ dengan Nama Allah maksudnya dengan Nama-Nama Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى, karena Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmemiliki Al- Asmaul Husna, Lahul asmaa-ul husna. َۖ وهَّلِل ِ اَأْلسْ َما ُء ْالحُسْ َن ٰى َف ْادعُوهُ ِب َها “Dan Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmemiliki Nama-Nama yang Husna maka hendaklah kalian berdoa dengan-Nya Orang yang mengatakan هللا ِ ِبسْ ِـمberarti telah beristi’anah memohon pertolongan dengan seluruh Nama Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى
Allah adalah lafdzhul Jalalah diambil dari kata Al-Huluhah
yang artinya adalah Al-Ma’lub yaitu Al-Ma’bud yang disembah dan lafdzhul Jalalah adalah Nama Allah yang paling Agung disandarkan nama-nama yang lain kepada nama ini. Seorang mengatakan الرَّ حْ َم ِنadalah diantara nama Allah, الرَّ ِحيْـمadalah diantara nama Allah, العزيـزadalah diantara nama Allah, nama-nama yang lain kembalinya kepada Lafdzul Jalalah yang artinya adalah Al-Ma’bud Al-Ma’lub yang disembah, الرَّ حْ َم ِنadalah salah satu di antara nama- nama Allah yang berasal dari Ar-Rahmah yang artinya adalah Yang Maha Penyayang الرَّ ِحيْـمjuga demikian berasal dari Ar-Rahmah yang artinya adalah Maha Penyayang dan perbedaan antara الرَّ حْ َم ِنdengan الرَّ ِحيْـمdisebutkan oleh para ulama diantaranya : Bahwasanya الرحمنini adalah Allah Maha Penyayang, dan kasih sayang disini mencakup seluruh makhluk baik yang mukmin maupun yang kafir, baik yang taat kepada Allah maupun yang berbuat maksiat kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى semuanya mendapatkan rahmat dari Allah, orang kafir meskipun dia adalah orang yang kafir mendapatkan rezeki dari Allah ( ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmendapatkan makanan, mendapatkan minuman, diberikan kesempatan hidup) dan ini adalah bagian dari rahmat Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Adapun الرَّ ِحيْـمmaka rahmat-Nya disini adalah rahmat untuk orang-orang yang beriman tidak diberikan kepada orang- orang kafir dan diantara rahmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman adalah iman itu sendiri, hidayah kepada agama islam, dibuka hatinya untuk beriman dan percaya kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Malaikat-Malaikat, kepada Kitab-Kitab, kepada Takdir. Dan ini adalah bagian dari rahmat Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىyang Allah khususkan untuk orang-orang yang beriman. وكان بالمؤمنين رحيما “Dan Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىadalah Dzat Yang sangat Penyayang kepada orang-orang yang beriman” Halaqah 3 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Penjelasan Kalimat هللا أسأل 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 03 | Penjelasan Kalimat أسأل هللا
PENJELASAN KALIMAT أسأل هللا السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-3 Penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at Tamimi rahimahullah Beliau mengatakan أسأل هللا الكريم رب العرش العظيم أن يتوالك في الدنيا واآلخرة Beliau mengatakan, “Aku berdoa kepada Allah ( )الكريمYang Maha Pemurah, (رب )العرش العظيمRabb yang memiliki yang Menguasai Arsy yang besar, supaya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenjagamu di dunia dan juga di akhirat “. Setelah beliau mengucapkan Basmalah, beliau mendoakan untuk kita, setiap yang membaca kitab beliau dengan beberapa doa diantaranya adalah أن يتوالك في الدنيا واآلخرة “Supaya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenjagamu, menolongmu di dunia maupun di akhirat” Dan ini adalah adab yang sangat baik, seorang yang mengajari orang lain mendoakan muridnya dengan doa- doa yang baik. dan Rasulullah ﷺdidalam Al-Quran diperintahkan oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىuntuk mendoakan orang lain, mendoakan para shahabat radhiyallahu ‘anhum, sebagaimana firman Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى ..ك َس َكنٌ لهم َ صال َت َ َّعليه ْم إن ِ وص ِّل.. “Dan hendaklah engkau wahai Muhammad mendoakan mereka karena sesungguhnya doa yang engkau panjatkan, yang engkau tujukan, yang engkau berikan kepada mereka ini adalah (sakanullahum) memberikan ketenangan kepada mereka” Doanya Rasulullah ﷺdoa yang berupa kebaikan untuk para sahabat beliau menjadikan ketenangan di dalam hati para shahabat radhiyallahu ‘anhum. Oleh karena itu disini beliau rahimahullah mendoakan kepada setiap yang mendengar dan mendoakan kepada setiap yang membaca kitab beliau ini supaya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenolong, menjaga di dunia maupun di akhirat. Ini adalah doa yang agung, Seseorang – Di jaga di dunia baik agamanya maupun dunia-nya, – Di jaga dari musibah, – Di jaga dari kecelakaan demikian pula di dalam agamanya – Di jaga dari kesesatan dari kerancuan-kerancuan dari keraguan-keraguan dan – Di jaga dari akhirat semenjak seseorang meninggal dunia, – Di jaga dari adzab kubur, – Di jaga dari kegagalan didalam menjawab pertanyaan malaikat, – Di jaga ketika di bangkitkan oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى ketika manusia dalam keadaan takut, menghadapi dan melihat kejadian-kejadian besar pada hari kiamat, – Di jaga oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىdari ketakutan tersebut, dan seterusnya – Di jaga ketika melewati Ash-Shirath, – Di jaga dari neraka, Maka ini adalah doa yang sangat Agung, beliau mengatakan : أن يتوالك في الدنيا واآلخرة Halaqah 4 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Penjelasan Doa Pengarang 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 04 | Penjelasan Doa Pengarang
PENJELASAN DOA PENGARANG
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-4 penjelasan kitab Al-Qawa’idul Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullaah Beliau rahimahullah mengatakan : وأن يجعلك مباركا أينما كنت “Dan semoga Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenjadikan engkau wahai pembaca, wahai pendengar مباركاmenjadi orang yang berbarakah dimanapun engkau berada” Dan ini juga doa yang sangat agung, beliau mendoakan untuk kita supaya kita menjadi orang yang berbarakah, artinya berbarakah (Banyak kebaikan) bisa memberikan manfaat memiliki banyak kebaikan dan kebaikan tersebut langgeng dan terus menerus bersama kita. Dan orang yang berbarakah ini adalah orang yang banyak kebaikannya, memberikan kebaikan tersebut kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Ketika dia memiliki ilmu dan dia adalah orang yang berbarakah bermanfaat ilmu yang dimiliki baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Ketika Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmemberikan keluasan didalam masalah rizki, bermanfaat rizki tersebut untuk dirinya dan juga untuk orang lain yang ada di sekitarnya. Apabila dia seorang pengusaha atau penjabat bermanfaat kekuasaannya atau jabatannya untuk dirinya dan juga untuk orang lain yang ada di sekitarnya, dia memiliki kebaikan yang banyak dan kebaikan tersebut adalah kebaikan yang langgeng, beliau mengatakan: وأن يجعلك مباركا أينما كنت “Dan semoga Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenjadikan engkau berbarakah dimana pun engkau berada” Baik di dalam rumah, ketika keluar rumah, baik bersama keluarga maupun bersama orang lain, baik bersama bawahannya maupun dengan teman-temannya, menjadikan seseorang menjadi orang yang berbarakah., tidak ada orang yang duduk dengannya atau dekat dengannya kecuali dia mengambil faidah dari dirinya. وأن يجعلك مباركا أينما كنت Kemudian beliau mengatakan : وأن يجعلك ممن إذا أعطى شكر “Dan semoga Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenjadikan engkau termasuk orang yang apabila diberi maka dia bersyukur” وإذا ابتلي صبر ”Dan apabila diberikan ujian menjadikan orang yang bersabar” وإذا أذنب استغفر ”Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar” عنوان السعادة:فإن هذه الثالث ”Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah termasuk tanda-tanda kebahagiaan” Ini adalah doa yang lain yang beliau panjatkan kepada Allah untuk kita beliau berdoa supaya kita termasuk orang yang apabila diberi bersyukur kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى diberikan kenikmatan, diberikan karunia sekecil apapun kenikmatan tersebut, Beliau berdoa kepada Allah, supaya kita termasuk orang yang bersyukur apabila diberikan oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Dan beliau berdoa supaya apabila kita terkena musibah maka kita termasuk orang yang bersabar. Dan apabila kita berdosa atau melakukan maksiat kepada Allah (melakukan dosa) maka kita termasuk orang-orang yang beristighfar kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىbeliau menyebutkan tiga perkara dan tidak terlepas keadaan kita dari salah satu diantara tiga perkara ini. Seorang manusia didalam kehidupannya terkadang mendapatkan kenikmatan, maka kewajiban dia saat itu adalah bersyukur kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىseorang yang tidak bersyukur maka cepat atau lambat Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى akan mengambil kenikmatan tersebut. Tapi orang yang bersyukur kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmaka Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىakan menambah kenikmatan di atas kenikmatan. لَِئنْ َش َكرْ ُت ْم َأَل ِزي َد َّن ُك ْم َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابي لَ َشدِي ٌد “Apabila engkau bersyukur (mengakui bahwasanya kenikmatan ini dari Allah, bersyukur dengan lisannya, menggunakan kenikmatan ini di dalam perkara yang di ridhai oleh Allah ) ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmaka Allah menjanjikan akan menambah kenikmatan tersebut ditambah kenikmatan di atas kenikmatan” َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم ”Dan apabila engkau kufur kepada Allah mendapatkan kenikmatan akan tetapi mengingkari bahwasanya itu dari Allah ” ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Menganggap bahwasanya kenikmatan itu dari dirinya dari ilmu yang dia miliki dari usaha yang dia kerjakan, lupa bahwasanya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىyg telah memberikan kenikmatan tersebut dan memudahkan dia untuk mendapatkan kenikmatan tersebut َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم “Apabila engkau kufur kepada Allah ” ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Maka ketahuilah bahwasanya Adzab Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى adalah adzab yang sangat pedih. Ini adalah akibat dari orang yang kufur kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى, seorang ketika diberikan kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى kenikmatan maka kewajiban dia adalah bersyukur kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Dan Apabila mendapatkan musibah maka hendaklah ia bersabar kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىseseorang tidak lepas dalam kehidupannya terkadang mendapatkan kenikmatan dan terkadang dia mendapatkan musibah, maka kewajiban dia ketika mendapatkan musibah adalah bersabar. Beriman bahwasanya ini semua adalah takdir dari Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىsudah ditulis oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىbahkan sudah sejak lama 50.000 tahun sebelum diciptakan langit dan bumi. Langit dan bumi telah diciptakan oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى dalam waktu yang sudah cukup lama dan di tulisnya takdir sebelum diciptakan langit dan bumi 50.000 tahun Telah ditulis oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىkenikmatan yang akan diterima oleh seseorang, Umurnya, Rezekinya, termasuk diantaranya musibah,. dan tidak mungkin apa yang sudah ditulis oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىluput dari seseorang. Oleh karena itu seseorang ketika ditimpa musibah baik didalam dirinya, hartanya, keluarganya ataupun yg lain bahkan hendaklah dia ingat dan beriman bahwasanya ini semua sudah ditulis oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىdan harus terjadi Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, beriman kepada Takdir dan mengetahui bahwasanya ini adalah termasuk takdir Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىketika terjadi musibah, maka Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىakan memberikan hidayah, memberikan hidayah kepada hatinya, memberikan ketenangan didalam menghadapi musibah tersebut bagaimanapun besar musibah tersebut ومن يؤمن باهلل يهد قلبه “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah maka Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىakan memberikan hidayah atau memberikan petunjuk kepada hatinya”
Halaqah 5 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Makna Istighfar
dan Ketaatan 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 05 | Makna Istighfar dan Ketaatan
MAKNA ISTIGHFAR DAN KETAATAN
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-5 penjelasan kitab Al-Qawa’idul Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullaah Beliau mengatakan َ َوِإ َذا َأذ نب اسْ َت ْغ َفر “Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar ” Beristighfar kepada Allah, memohon ampun kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىatas dosa yang telah dilakukan. Makna Istighfar mengandung dua perkara : 1. Memohon kepada Allah supaya ditutupi dosa tersebut Karena اسْ َت ْغ َفرberasal dari kata َغ َف َرyang artinya menutupi Ketika seseorang mengatakan َأسْ َت ْغفِ ُر هّٰللاberarti dia telah memohon kepada Allah supaya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenutupi dosanya, ditutupi kemaksiatan yang dia lakukan dari mata manusia, sehingga tidak diketahui, sehingga tidak terbongkar kemaksiatan tersebut. Seorang yang mengatakan اسْ َت ْغ َف ُر هّٰللاmaka dia telah memohon kepada Allah supaya dosanya ditutupi oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى 2. Makna اسْ َت ْغ َفرadalah memohon supaya dosanya dihapus sehingga dosa yang sudah ditulis oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى meminta supaya catatan tersebut dihapus dari catatan amalnya. Sehingga kelak dihari kiamat tidak akan diadzab oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىdengan sebab dosanya الث ُع ْن َوانُ ال َّس َعادَة َّ َفِإنَّ َهُؤ ال ِء َ الث “Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah alamat atau ciri-ciri dari kebahagiaan” Orang yang bahagia adalah orang yang apabila diberi bersyukur dan apabila mendapatkan musibah dia bersabar dan apabila dia berdosa dia beristighfar kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Kemudian beliau mengatakan : َ اِعْ لَ ْم َأرْ َش َد َ ك هللاُ لِ َط اع ِت ِه “Ketahuilah semoga Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmemberikan petunjuk kepadamu kepada ketaatan“ Beliau (semoga Allah merahmati beliau) kembali mendoakan kepada kita, supaya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى memberikan petunjuk kepada kita kepada ketaatan, yaitu mengilmui kebenaran dan mengamalkan kebenaran tersebut. Halaqah 6 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 06 | Makna Al Hanifiah dan Tujuan
Diciptakannya Manusia MAKNA AL HANIFIAH DAN TUJUAN DICIPTAKANNYA MANUSIA السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-6 penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullaah Kemudian beliau mengatakan َ صا َل ُه ال ِّد ين ً ِ َأنْ َتعْ ُب َد هللاَ َوحْ َدهُ م ُْخل:َأنَّ ْال َحنِيفِ َّي َة ِملَّ ُة ِإب َْراهِي َم Ketahuilah kata beliau “wahai pembaca, wahai pendengar, bahwasanya Al Hanifiyyah agamanya Nabi Ibrahim, adalah engkau menyembah Allah semata, mengikhlashkan untuknya agama ini Beliau ingin memberikan pengertian kepada kita tentang makna Al Hanifiyyah yaitu Agamanya Nabi Ibrahim, Kenapa demikian, karena didalam Al-Quran Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmenyebutkan tentang Millahnya Nabi Ibrahim dan Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىtelah mewajibkan semua manusia baik orang yahudi, orang nasrani, kaum muslimin untuk mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim ‘alayhissallam mengikuti agamanya Nabi Ibrahim, karena Millah maknanya adalah agama. Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىberfirman َ ان م َِن ْال ُم ْش ِرك ِين َ ك َأ ِن ا َّت ِبعْ ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا ۖ َو َما َك َ ُث َّم َأ ْو َح ْي َنا ِإلَ ْي “Kemudian kami wahyukan kepadamuwahai Muhammad َأ ِن ا َّت ِبعْ ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا supaya engkau mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim yang hanif “. Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىtelah mewahyukan kepada Rasulullah ﷺ dan diantara wahyunya adalah supaya beliau mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim. Orang-orang yahudi dan nashrani mengatakan ارى َت ْه َتدُوا قُ ْل َب ْل ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا َ ص َ َو َقا ُل ُكو ُنوا هُو ًدا َأ ْو َن “Orang-orang yahudi mendakwahi orang lain supaya ikut masuk didalam agamanya” ارى َت ْه َتدُوا َ ص َ ُكو ُنوا هُو ًدا َأ ْو َن “Hendaklah kalian menjadi orang yahudi atau menjadi orang nasrani niscaya kalian mendapatkan petunjuk” Kemudian Allah mengatakan: قُ ْل َب ْل ِملَّ َة ِإب َْراهِي َم َحنِي ًفا ”Katakanlah wahai Muhammad justru atau bahkan kami mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim yang hanif”. Menunjukkan kepada kita bahwasanya kita diperintahkan untuk mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim, yang dinamakan dengan Al-Hanifiyyah. Al-Hanifiyah berasal dari Al-hanif yang artinya adalah Mustaqim yang artinya adalah Lurus. Artinya Agama Al Hanifiyyah adalah agama yang lurus hanya kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىberpaling dari selain Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Beliau mengatakan َ َأنْ َتعْ ُب َد هللاَ َوحْ َدهُ م ُْخلِصًا لَ ُه ال ِّد ين Yang dimaksud dengan Millahnya Ibrahim yang kita diperintahkan untuk Millah ini adalah : Engkau beribadah kepada Allah (ُ)وحْ َده َ hanya untuk Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىdan ين َ ِّ د ال هُ َ ل ا ً ص ل ِ ْ ُخ م mengikhlashkan agama ini hanya untuk Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Tidak ada yang lain, jadi kita diperintahkan untuk mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim artinya menjadi orang yang hanya mengikhlashkan ibadah kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىtidak menyerahkan setitik pun, sedikit pun dari ibadah-ibadah yang diridhai Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىkepada selain Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىSiapapun dia baik itu orang yang agung, orang yang rendah, seorang Nabi, seorang Malaikat, seorang wali, selain Allah adalah makhluk dan ibadah adalah hak istimewa hanya untuk Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Kemudian beliau mengatakan: َو َخلَ َقهُم لَ َها،اس ِ ِيع ال َّن َ ك َأ َم َر هللاُ َجم َ َِو ِب َذل Dan dengan hal ini pula Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىmemerintahkan manusia, dengan ibadah ini (yaitu dengan meng-Esa kan) Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىdidalam ibadah ini, Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى memerintahkan manusia Sebagaimana firman Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى َ َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ اعْ ُبدُوا َر َّب ُكم ُ الَّذِي َخلَ َق ُك ْم َوالَّذ َ ُِين مِنْ َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتق ون ”Wahai manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, supaya kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa” Ini adalah perintah pertama didalam Al-Quran yang disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, Perintah pertama didalam Al-Quran yang Allah sebutkan adalah perintah untuk bertauhid, menyembah Allah semata, menyerahkan ibadah hanya kepada Allah Semata. َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ اعْ ُبدُوا َر َّب ُكم “Wahai manusia hendaklah kalian menyembah kepada Rabb kalian” Siapa Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian, Dialah Rabb yang berhak untuk disembah. Kemudian beliau mengatakan : َو َخلَ َقهُم لَ َها Dan Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىtelah menciptakan mereka untuk ibadah ini manusia dan juga Jin diciptakan oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى dengan maksud bukan diciptakan begitu saja tanpa ada maksud, tanpa ada hikmah dan Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىtelah menyebutkan didalam Al-Quran tentang hikmah-Nya. ُون َ ت ْال ِجنَّ َواِإْل ِ نس إالَّ لِ َيعْ ُبد ُ َو َما َخلَ ْق:َك َما َقا َل َت َعالَى “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan juga Manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu“ (Adz-dzariyat : 56) Ini adalah hikmah diciptakannya jin dan juga manusia, tidak lain dan tidak bukan kecuali untuk beribadah kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Halaqah 7 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan Tauhid 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 07 | Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali
Dengan Tauhid TIDAK DINAMAKAN IBADAH KECUALI DENGAN TAUHID السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-7 penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah Kemudian beliau mengatakan ك ِل ِع َبا َد ِتهِ؛ َفاعْ لَ ْم َأنَّ ْال ِع َبا َد َة ال ُت َسمَّى عِ َبا َد ًة ِإال َم َع ال َّت ْوحِي ِد َ ََّفِإ َذا َع َر ْفتَ َأن َ هللا َخلَ َق Beliau mengatakan, “Apabila engkau wahai pembaca, wahai pendengar mengetahui bahwasanya Allah menciptakan dirimu untuk beribadah kepada-Nya, ( ) َفاعْ لَ ْمmaka ketahuilah bahwasanya ibadah tidak dinamakan ibadah kecuali dengan Tauhid” Seseorang tidak dinamakan beribadah kepada Allah, kecuali apabila dia men-Tauhid-kan Allah meng-Esa-kan Allah didalam ibadah tersebut. Apabila seseorang mengaku beribadah kepada Allah tetapi dia tidak meng-Esa-kan Allah dalam ibadah tersebut, artinya selain dia beribadah kepada Allah juga menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah ‘azza wa Jalla maka ini TIDAK DINAMAKAN dengan ibadah. Oleh karena itu beliau mengatakan : Ibadah dinamakan ibadah apabila kita ber Tauhid, hanya meng-Esa-kan Allah didalam beribadah Kemudian beliau mengatakan : ار ِة َ الط َهَّ صاَل ًة ِإال َم َع َ َك َما َأنَّ الصَّال َة ال ُت َسمَّى “Sebagaimana shalat, tidak dinamakan shalat kecuali apabila ada thaharah (ada bersuci)” Apabila seseorang, misalnya melakukan shalat, ruku’ sujud berdiri tetapi dia tidak melakukan thaharah, apakah ini dinamakan shalat? Secara dzhahir orang menyangkal bahwasanya dia shalat, tetapi karena tidak melakukan thaharah (tidak bersuci) melakukan shalat tersebut dalam keadaan tidak suci maka ini tidak dinamakan dengan shalat ضَأ َّ َث َح َّتى َي َت َو َ صال َة َأ َح ِد ُك ْم َإذا َأحْ د َ ُ ال َي ْق َب ُل هَّللا Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىtidak menerima shalat salah seorang dari kalian apabila dia berhadats sampai dia berwudhu Berthaharah adalah termasuk syarat sah nya shalat, orang yang shalat tanpa berthaharah maka tidak dinamakan melakukan shalat. Ini adalah perumpamaan yang beliau bawakan untuk kita supaya kita mudah untuk memahami ucapan beliau. Demikian pula ibadah, apabila seseorang tidak bertauhid didalam ibadah tersebut maka ini tidak dinamakan ibadah kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىsebagaimana shalat apabila tidak berthaharah (tidak bersuci) maka tidak dinamakan dengan shalat. Kemudian beliau mengatakan : َت ْ ك فِي ْال ِع َبا َد ِة َف َسد ُ َْفِإ َذا د ََخ َل ال ِّشر “Maka apabila kesyirikan masuk didalam sebuah ibadah, ibadah tersebut akan menjadi rusak” َّ ث ِإ َذا د ََخ َل فِي الط َها َ ِر ِة ِ َك ْال َح َد “Sebagaimana hadats kecil maupun besar apabila masuk didalam thaharah maka akan merusak thaharah tersebut’ Orang yang dalam keadaan suci apabila ada hadats baik yang kecil maupun yang besar maka kesucian dia menjadi rusak. Syirik apabila masuk didalam ibadah seseorang ibadah tersebut akan menjadi rusak, akan menjadi gugur, sebagaimana firman Allah Ta’ala : َ َِين َعلَ ٰى َأ ْنفُسِ ِه ْم ِب ْال ُك ْف ِر ۚ ُأو ٰل ْ ِئك َح ِب َط ت َ ِين َأنْ َيعْ ُمرُوا َم َسا ِج َـد هَّللا ِ َشا ِهد َ ان ل ِْل ُم ْش ِرك َ َما َك َأ َ ار ُه ْم َخالِد ُون ِ عْ َمالُ ُه ْم َوفِي ال َّن ”Tidaklah orang-orang musyirikin mereka memakmurkan masjid-masjid Allah dalam keadaan mereka bersaksi bahwasanya mereka adalah orang-orang yang kafir merekalah orang-orang yang gugur dan terhapus Amalan- amalan mereka dan mereka akan kekal didalam neraka” Orang-orang musyirikin Quraisy yang ada di zaman Nabi ﷺ, mereka mengaku bahwasanya mereka : 1. Memakmurkan masjidil Haram, 2. Memakmurkan Ka’bah, 3. Menghormati orang-orang yang datang kesana, 4. Memberikan minum kepada Jamaah Haji yang datang kesana. Ini adalah pengakuan orang-orang musyirikin. Allah mengatakan tidaklah orang-orang musyirikin mereka yang memakmurkan masjid-masjid Allah sedangkan mereka bersaksi atas diri mereka sendiri bahwasanya mereka adalah orang-orang yang kufur. Dan Allah mengabarkan bahwasanya amalan-amalan yang mereka lakukan adalah amalan-amalan yang batal yang terhapus َ ار ُه ْم َخالِد ُون ِ ت عْ َمالُ ُه ْم َوفِي ال َّن َ ُأو ٰلَِئ ك َح ِب َط ْ َأ ”Mereka adalah orang-orang yang batal amalan-amalan dan mereka kekal didalam neraka” Kenapa batal? Padahal mereka melakukan amalan yang besar, memberikan penghormatan kepada orang-orang yang datang untuk beribadah kesana, karena ibadah haji ini sudah ada semenjak zaman dahulu, bahkan sebelum datangnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ Ibadah Haji ini termasuk dalam peninggalan dari Nabi Ibrahim ‘alayhissalam yang merupakan nenek moyang dari orang-orang Quraisy itu sendiri, meskipun sudah dirubah caranya oleh orang-orang Quraisy Jadi mereka mengaku memakmurkan masjid-masjid Allah akan tetapi mereka adalah orang-orang yang kufur sehingga Allah batalkan amalan-amalan mereka, menunjukkan bahwasanya kesyirikan, kekufuran ini bisa membatalkan amalan sebagaimana hadats ini bisa membatalkan thaharah seseorang Halaqah 8 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak Ibadah 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 08 | Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak
Ibadah SYIRIK BERCAMPUR IBADAH AKAN MERUSAK IBADAH السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-8 penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah Beliau mengatakan وصار صاحبه من، وأحبط العمل،فإذا عرفت أن الشرك إذا خالط العبادة أفسدها الخالدين في النار عرفت أن أهم ما عليك معرفة ذلك “Kalau engkau sudah tahu bahwasanya syirik apabila bercampur dengan ibadah, maka akan merusak ibadah tersebut dan akan membatalkan amalan dan menjadikan pemiliknya termasuk orang-orang yang kekal didalam neraka” Beliau mengatakan “Maka engkau tahu sekarang bahwasanya perkara yang paling wajib engkau lakukan adalah mengetahui apa itu syirik” Kalau kita sudah tahu tentang bahaya syirik dan demikian bahayanya, sampai membatalkan amalan orang yang melakukan amalan sebesar apapun apabila dia melakukan kesyirikan (asy-syirkul akbar) yang besar, maka ini bisa membatalkan amalan dia dari awal sampai akhir Seandainya seseorang beribadah semenjak dia Baligh (shalat nya, puasanya, bershadaqah, ber-silaturrahim) kemudian ketika dia berumur 50 tahun melakukan sebuah syirik besar maka amalan yang sudah dia kumpulkan sedikit demi sedikit, meskipun sebesar gunung, seluas lautan maka akan dihapuskan oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى, menjadi debu yang berterbangan, tidak dianggap oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Sebagaimana firman Allah َك َ ُلَِئنْ َأ ْش َر ْكتَ لَ َيحْ َب َطنَّ َع َمل “Seandainya engkau berbuat syirik niscaya akan batal seluruh amalan” َ َولَ َت ُكو َننَّ م َِن ْال َخاسِ ِر ين ”Dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi ” Bagaimana selama puluhan tahun dengan capai yang sangat, dengan lelah yang sangat, kemudian dibatalkan amalan tersebut dengan sebuah syirik besar Dan ini adalah sebuah bahaya, bahaya yang besar bagi seorang muslim didalam Agamanya Kemudian beliau mengatakan وصار صاحبه من الخالدين في النار “Dan orang yang berbuat syirik bahayanya adalah apabila dia meninggal dunia maka dia termasuk orang yang kekal didalam neraka” Sekejap didalam neraka adalah musibah, bagaimana seseorang kekal didalam neraka dan tidak keluar dari neraka tersebut. Syirik ini adalah perkara yang sangat bahaya, oleh karena itu beliau mengatakan “Sekarang engkau tahu bahwasanya perkara yang paling penting yang hendaklah engkau pelajari adalah tentang mengetahui apa itu kesyirikan” وهي الشرك باهلل،لعل هللا أن يخلصك من هذه الشبكة ”Semoga Allah ( ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىkata beliau) melepaskan dirimu dari jaringan ini yaitu kesyirikan kepada Allah” ذكرها هللا تعالى في كتابه،وذلك بمعرفة أربع قواعد ”Dan untuk mengetahui apa itu kesyirikan maka caranya adalah dengan mengetahui empat qa’idah yang disebutkan oleh Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىdidalam Al-Quran” Kemudian setelah itu beliau menyebutkan empat Qa’idah yang insya Allah akan kita pelajari satu persatu. Halaqah 9 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Qa’idah Pertama Bagian 1 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 09 | Qa’idah Pertama Bagian 1
QA’IDAH PERTAMA BAGIAN 1 السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-9 penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah Beliau rahimahullah mengatakan ، أن هللا هو الخالق: أن تعلم أن الكفار الذين قاتلهم رسول هللا مقرون:القاعدة األولى المدبر لجميع األمور، المحيي المميت،الرازق Beliau mengatakan ”Qa’idah yang pertama adalah engkau mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah ﷺmereka menyatakan, mereka meyakini, mengakui bahwasanya Allah Dialah الخالقYang Maha Pencipta, ( )الرازقYang Maha Memberikan Rezeki, ( المحيي )المميتYang Menghidupkan dan Mematikan ( المدبر لجميع )األمورDialah Yang mengatur seluruh perkara” Ini adalah Qa’idah yang pertama yang beliau sampaikan kepada kita semua Apa itu? Hendaknya kita mengetahui sebagai seorang muslim bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah ﷺsiapa mereka? Yaitu orang-orang musyrikin di zaman beliau diantaranya orang-orang Quraisy (kaum beliau sendiri), engkau mengetahui bahwasanya mereka yang diperangi oleh Rasulullah ﷺbersama para shahabat Perlu diketahui bahwasanya mereka yaitu orang-orang musyrikin tersebut ( )مقرونmereka Menyatakan, mereka mengakui, mereka meyakini bahwasanya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Dialah Yang Menciptakan, ini diyakini oleh orang-orang Quraisy, orang-orang musyrikin, ( )الرازقdan bahwasanya Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَىDialah yang memberikan rezeki, kemudian beliau mengatakan ( )المحيي المميتmereka meyakini bahwasanya Menghidupkan dan Mematikan adalah Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى ( )المدبر لجميع األمورyang mengatur seluruh perkara ini, Orang- orang Quraisy juga meyakini dan mengakui bahwasanya yang mengatur alam semesta ini tidak ada selain Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Kemudian beliau mengatakan ولم يدخلهم ذلك في اإلسالم “Akan tetapi keyakinan dan aqidah orang-orang kaum musyrikin Quraisy yang mereka meyakini bahwasanya Allah yang mencipta, memberikan rezeki, mengatur alam semesta, menghidupkan dan mematikan, ternyata ini kata beliau tidak memasukkan kedalam Agama Islam, keyakinan tersebut tidak memasukkan kedalam Islam” Seandainya keyakinan ini memasukkan mereka ke dalam agama islam tentunya tidak akan diperangi oleh Rasulullah ﷺseandainya keyakinan bahwasanya Allah itu Pencipta, Memberikan rezeki, Mengatur alam semesta, Menghidupkan dan Mematikan ini memasukkan mereka ke dalam agama Islam, menjadikan mereka islam seperti diinginkan oleh Rasulullah ﷺtentunya tidak akan diperangi oleh Rasulullah ﷺdan juga para shahabat Namun ternyata Rasulullah ﷺdan para shahabat tetap memerangi mereka, bahwasanya keyakinan ini tidak memasukkan mereka ke dalam agama islam, dan ini pengetahuan yang tidak banyak diketahui banyak saudara- saudara kita Mereka mendengar dari gurunya, orangtuanya, bahwasanya orang-orang Quraisy mereka adalah orang yang menyembah berhala, menyembah ini dan itu seakan akan mereka tidak mengenal siapa Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Oleh karena itu disini beliau ingin memberikan nasihat memberikan pengetahuan kepada kita yang mungkin tidak kita ketahui. Ketahuilah bahwasanya orang-orang musyrikin ternyata mereka juga mengetahui bahwa Allah yang mencipta, seperti kita Dan bahwasanya Allah yang memberikan rezeki dan bahwasanya Allah yang mengatur alam semesta, namun yang demikian tidak memasukkan mereka ke dalam agama Islam, Berarti disana harus ada sesuatu yang memasukkan mereka ke dalam agama islam, ternyata keyakinan ini tidak cukup untuk memasukkan mereka ke dalam agama islam. Lalu apa yang diinginkan oleh Rasulullah ﷺdari mereka. nanti Insya Allah kita akan sebutkan
Halaqah 10 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Qa’idah Pertama
Bagian 2 26/06/2020Materi HSI
Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
Silsilah Qawaidul Arba
Halaqah 10 | Qa’idah Pertama Bagian 2
QA’IDAH PERTAMA BAGIAN 2 السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-10 penjelasan kitab Al-Qawa’idul
Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah Beliau mengatakan dan dalilnya adalah firman Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى قل من يرزقكم من السماء واألرض ”Katakanlah wahai Muhammad sebagai seorang Rasul katakan kepada mereka tanyakan kepada mereka (kaummu), من يرزقكم من السماء واألرض Wahai kaumku, wahai orang-orang Quraisy siapakah yang menciptakan, “Siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari bumi” Siapa yang memberikan rezeki kepada kalian menurunkan hujan, memberikan rezeki kepada kalian dengan perdagangan, ()واألرض dan juga memberikan rezeki kalian dari bumi, berupa tanam-tanaman, siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari bumi أمن يملك السمع واألبصار “Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan juga penglihatan” siapakah yang telah memberikan pendengaran dan penglihatan sehingga kalian bisa mendengar, sehingga kalian bisa melihat, ومن يخرج الحي من الميت “Dan siapakah yang bisa mengeluarkan dari yang hidup dari yang mati” ويخرج الميت من الحي “Dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup” tanyakan kepada kaummu siapakah yang menghidupkan mereka dan siapakah yang mematikan mereka, ومن يدبر األمر “Dan tanyakan kepada mereka siapakah yang mengatur alam semesta” yang menggerakkan matahari membuat siang, membuat malam, فسيقولون هللا “Niscaya mereka akan mengatakan Allah” Ini adalah jawaban dari orang-orang Quraisy, seandainya kaummu wahai Muhammad ditanya tentang beberapa pertanyaan ini niscaya mereka akan menjawab dengan satu jawaban dan tidak ada diantara mereka yang menjawab dengan jawaban lain, semuanya akan mengatakan “Allah” Allah yang telah memberikan rezeki kepada kami, Allah yang telah menciptakan kami, Allah yang telah menghidupkan kami dan menghidupkan orang yang sudah mati dan telah mengatur alam semesta ini Ini adalah jawaban orang-orang Quraisy Mereka tidak mengatakan yang menciptakan kami adalah Latta (salah satu sesembahan mereka) Atau mengatakan yang telah menciptakan kami adalah ‘Uzza (salah satu sesembahan mereka) Atau mengatakan yang telah memberikan rezeki kepada kami adalah Huubal. Mereka memiliki sesembahan- sesembahan yang banyak tetapi tidak ada diantara mereka yang meyakini bahwasanya yang menciptakan mereka adalah sesembahan-sesembahan tersebut Menunjukkan kepada kita kebenaran apa yang dikatakan oleh pengarang disini, Beliau mengatakan “engkau mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah ﷺ mereka meyakini bahwasanya Allah yang mencipta, yang memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta” Apa yang beliau ucapkan memiliki dasar, memiliki dalil didalam Al-Quran dan juga hadits-hadits Rasulullah ﷺ فقل أفال تتقون “Maka katakanlah wahai Muhammad apakah kalian tidak bertaqwa? ” Wahai kaumku Seandainya kalian mengakui ini semua Allah yang menciptakan, memberi rezeki, mengatur alam semesta, أفال تتقون ”Kenapa kalian tidak takut kepada Allah ” ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Kenapa kalian masih berbuat syirik kepada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Menunjukkan bahwasanya keyakinan mereka ini tidak menjaga dari adzab Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى karena disini Allah mengatakan فقل أفال تتقون Kenapa kalian tidak menjaga diri kalian dari azab Allah. Menunjukkan bahwasanya keyakinan mereka (bahwasanya Allah yang mencipta, memberikan rezeki, mengatur alam semesta) ini tidak bisa menjaga adzab Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Ini adalah qa’idah yang pertama yang beliau sampaikan dan ini adalah qa’idah yang sangat bermanfaat. Dengan qa’idah ini kita bisa memahami banyak perkara, banyak yang bisa kita pahami dari qa’idah ini. Karena sebagian kita meyakini bahwasanya orang-orang musyrikin yang ada di zaman nabi ﷺ itu mereka tidak mengenal Allah sama sekali, Seakan-akan mereka meyakini yang mencipta adalah berhala mereka, patung yang mereka sembah, pohon yang mereka sembah, Jin yang mereka sembah, TIDAK!! Ternyata didalam masalah ini masalah penciptaan, masalah pengaturan alam semesta, masalah rezeki keyakinan mereka sama dengan keyakinan kita yaitu Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى yang melakukan ini semua. Jadi ini kata beliau لم يدخلهم ذلك في اإلسالم “Tidak memasukkan mereka kedalam agama Islam” Oleh karena itu ketika kita melihat di zaman kita apabila kita melihat orang musyrik ternyata mereka juga mengenal Allah, maka ini bukan sesuatu yang menakjubkan dan bukan sesuatu yang mengherankan. kalau ada seorang musyrik ternyata dia juga mengenal Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى meyakini bahwasanya Allah yang telah menciptakan mereka Dan ini bisa kita buktikan ketika kita melihat orang-orang disekitar kita yang mereka mungkin adalah orang yang tidak menisbatkan dirinya kepada agama islam Tetapi ternyata dia ketika ditanya siapakah yang telah menciptakan dia, dia menjawab yang menciptakan adalah Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى atau terkadang memberikan isyarat “yang menciptakan saya adalah yang diatas” atau dengan kalimat-kalimat yang lain yang intinya dia mengakui bahwasanya yang menciptakan adalah Allah, Padahal dalam kehidupan sehari-hari dia banyak mengagungkan selain Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى bermuamalah dengan Jin, menyembah kepada Jin, meyakini selain Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى Tetapi ketika ditanya tentang siapa yang mengatur alam semesta, siapa yang memberikan rezeki ternyata mereka juga mengakui bahwasanya itu ada Allah ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى dan ini tidak memasukkan mereka ke dalam agama Islam.