Anda di halaman 1dari 2

Resensi Artikel Jurnal

Oleh Kelompok 4
(Rifqi Ali Al Sya’bana dan Muhammad Farid Mas’udi)
Judul Artikel Jurnal: Arabic Christian Literature
Penulis : Margaret D. Gibson
Halaman: 31-34 dan 230-233
Sumber: https://doi.org/10.1177/001452461402600107
https://doi.org/10.1177/001452461402600107

Sastra Kristen Arab


Bahasa Arab telah lama diasosiasikan dengan Islam, tetapi hanya sedikit orang
yang tahu bahwa bahasa arab juga merupakan bahasa yang penting untuk transmisi dan
penerjemahan teks-teks Kristen di Timur Tengah. Salah satu kajian mengenai hal tersebut
ialah Sastra Kristen Arab. Sastra Arab Kristen ialah kajian yang berfokus pada studi sastra
kristen yang ditulis dalam bahasa Arab, kajian mengenai hal ini tidak banyak ditemukan
karena kembali lagi bahwasanya bahasa arab selalu diasosiasikan sebagai islam. Salah satu
tokoh yang terkenal melakukan penelitian mengenai sastra kristen arab ialah Margaret D.
Gibson.
Margaret Dunlop Gibson (1843-1920) adalah seorang perempuan Orientalis asal
Inggris, dan juga salah seorang sarjanawan yang banyak membahas mengenai kajian timur
tengah. Ia mempunyai seorang saudara perempuan yang bernama Agnes Smith Lewis (1843-
1926), keduanya dilahirkan sebagai anak perempuan kembar dan mempunyai banyak andil
dalam menerbitkan tulisan-tulisan mengenai kajian timur tengah pada masa itu.
Salah satu tulisan dari Margaret adalah artikel yang berjudul Arabic Christian
Literature. Melalui ulasannya, Gibson menyoroti pentingnya bahasa Arab sebagai bahasa
untuk transmisi dan penerjemahan teks-teks Kristen di Timur Tengah. Karyanya menyoroti
keragaman dan kompleksitas sastra Kristen Arab, menantang persepsi umum tentang budaya
Islam monolitik yang mendominasi wilayah tersebut. Dia memberikan tinjauan komprehensif
tentang sastra Kristen Arab, menelusuri asal-usulnya kembali ke awal abad Kekristenan. Dia
menyoroti peran bahasa Arab sebagai bahasa budaya dan pembelajaran di era pra-Islam, dan
terus pentingnya di periode Islam.
Gibson mengeksplorasi berbagai terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Arab, yang
ditugaskan oleh komunitas Kristen di seluruh Timur Tengah. Menurut Gibson, terjemahan-
terjemahan atas kitab-kitab injil ke dalam bahasa arab sampai saat dia menerbitkan tulisannya
berjumlah 18 buah, yang tersimpan di Perpustakaan Keuskupan Agung yang berada di
Diarbekr. Kitab Injil yang telah diterjemahkan ini juga memainkan peran penting dalam
penyebaran ajaran Kristen dan pengembangan identitas Kristen Arab yang berbeda.
Pada tulisannya juga disebutkan para penyair-penyair kristen arab seperti al-Barak
bin Rouhan (470-525 M) yang berasal dari yaman, yang menulis puisi berbahasa arab dan
diterjemahkan oleh Gibson dengan judul “ the days of Ignorance” yang berkisah mengenai
kisah cintanya dengan seorang perempuan yang bernama Laila. Peristiwa tersebut terjadi
tatkala ia menjadi tahanan dari kerajaan persia, ia bertemu dengan laila, kemudia raja persia
juga tertarik pada laila, pada akhirnya ia kalah dari raja persia tersebut.
Penyair Kristen Arab yang lain ia sebutkan ialah Imra’u al-Qais (520-565) . Ia
adalah seorang anak dari raja yang bernama Hijr, ayahnya adalah seorang raja dari Bani Asad
dan Gathfan yang terletak di Nejd. Imra’u al-Qais adalah seorang penyair yang terkenal
mempunyai bahasa yang sangat tinggi, ia bahkan mempunyai mu’allaqat dari karyanya
tersebut. Mu’allaqat adalah karya sastra berupa puisi yang bernarasi cerita dengan bahasa yang
sangat tinggi, dikarenakan tingginya bahasa tersebut karyanya digantungkan (mu’allaq) pada
ka’bah sebagai penghargaan tertinggi atas karya sastranya tersebut. Pada masa pra islam,
mu’allaqat tersebut sangat banyak, akan tetapi hanya ada tujuh yang terbaik atas mu’allaqat
tersebut dan dikenal dengan nama al-Mu'allaqat al-Sab'ah.
Pada masa itu sastra adalah primadona seni di kalangan bangsa Arab dan karya-
karya terbaik akan digantungkan di ka’bah sebagai penghargaan atas karya tersebut
sebagaimana yang telah disebutkan. Menurut Gibson Mu’allaqat Imra’u al-Qais menempati
posisi pertama dalam kesusastraan arab pada masa pra-islam yang dimana ia menggubah
syair-syairnya tersebut menggunakan bahasa yang sangat tinggi dan bukan sembarang orang
bisa memahami dari syairnya tersebut. Mu’allaqat Imra’u al-Qais tersebut masih diajarkan
hingga saat ini di perguruan tinggi timur-tengah sebagai salah satu rujukan primer dalam
kegiatan perkuliahan dan bahan ajar, salah satunya ialah Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Penyair selanjutnya yang disebutkan oleh Gibson ialah ‘Aid al-Masih ibn Ishaq al
Kindi. Seorang filsuf kristen yang hidup pada masa kekhalifahan al Makmun sekitar tahun
830-an masehi. Ia bukan al Kindi sebagaimana yang terkenal sebagai Ilmuwan yang
memadukan filsafat dan Islam, akan tetapi ia seorang yang berbeda dan hidup pada zaman
yang berbeda. Kemudian ia menyebut beberapa nama-nama penyair kristen arab dari masa
setelah islam dan mengutip potongan syair dari karya-karya penyair tersebut dan menjelaskan
konteks dari puisi tersebut.
Secara keseluruhan Gibson memberikan pengantar untuk bidang sastra kristen
arab, dan akan menarik perhatian bagi para sarjana dan mahasiswa dari studi Kajian kristen
dan kajian timur tengah. Gibson menaruh perhatian yang cermat terhadap keterkaitan antara
konteks politik, sosial, budaya, agama dari penyair kristen yang telah disebutkan. Misalnya dia
mencatat bahwa banyak teks kristen arab ditulis sebagai tantangan yang ditimbulkan oleh
pemerintah islam, dan juga mereka sering mencerminkan negosiasi yang kompleks antara
norma-norma budaya kristen dan muslim. Oleh karena hal tersebut menjadikan kesusastraan
arab sangat luas, bisa menembus lintas sosial, ruang, waktu, dan agama,

Anda mungkin juga menyukai